Anda di halaman 1dari 9

BioSMART ISSN: 1411-321X

Volume 1, Nomor 1 April 1999


Halaman: 22-30

Pertumbuhan Coriolus versicolor dan Schizophyllum commune


Pada Media Yang Mengandung Oleum Caryophylli

NITA ETIKAWATI, SHANTI LISTYAWATI


Jurusan Biologi FMIPA UNS

ABSTRAK

The objectives of this experiment were to find out the ability of oleum caryophilli on inhibiting growth of wood deteriorated fungi,
Coriolus versicolor and Schizophyllum commune, and compare the inhibitory effect of crude extract of Scyzigium aromaticum
(cengkih) leave. This experiment was based on Sunarto’s experiment (Sunarto et al.,1998) that has proven the effect of crude extract
of the leave on inhibiting growth of the wood deteriorated fungi. Oleum caryophili was easily found in market, cheap and also
contains active substances that could inhibit fungi growth. The experiment was done using spread-plate method in vitro. The oleum
caryophilli was spread over the entire surface of agar medium, followed by inoculation of the fungi in the middle of the medium, and
then incubated in room temperature for 1 week. Measurement parameter was diameter of mycelium growth. The result indicated that
oleum caryophilli capable to inhibit growth of both fungi, and its inhibitory ability is much more than in crude extract of the leave
does.

Key words: Oleum caryophilli, Coriolus versicolor , Schizophyllum commune, Scyzigium aromaticum

PENDAHULUAN Cendawan Perusak Kayu


Cendawan C.versicolor dan S.commune bersifat
Mikroorganisme dapat merugikan atau saprofit. Menyerang batang tanaman yang ditebang
menguntung-kan. Mikroorganisme yang atau yang sudah diolah menjadi tiang rumah, kusen
menguntungkan contohnya sebagai penghasil jendela, meja, kursi dan sebagainya (Landecker,
antibiotik, dekomposer dan membantu fermentasi, 1982; Rayner dan Boddy, 1988). Kadang-kadang
sedangkan yang merugikan contohnya sebagai mampu menyerang batang tanaman yang masih
penghasil toksin dan perusak kayu, baik kayu hidup, terutama di bagian empulur kayu yang sel-
mentah maupun olahan. Kayu dapat dirusak oleh selnya sudah mati atau cabang yang patah
cendawan, bakteri, serangga penggerek, rayap, (Padlinurjaji, 1974; Campbell, 1985).
semut dan kumbang (Nicholas, 1988), tetapi
penyebab utama adalah cendawan (Campbell, 1985). Klasifikasi C.versicolor adalah (Burdsall, 1982):
Salah satu cendawan perusak kayu paling umum Divisi : Amastigomycota
adalah C.versicolor dan S.commune. Subdivisi : Basidiomycota
Untuk menghindari kerusakan kayu sering Kelas : Basidiomycetes
dipakai bahan pengawet yang biasanya berupa Subkelas : Holobasidiomycetes
senyawa kimia, misalnya pentaklorofenol (PCP), Golongan : Hymenomycetes
asam-asam ter, tembaga naftenat, creosote dan Ordo : Agaricales
Copper Chrome Arsenat (CCA) (Nicholas, 1988). Familia : Agaricaceae
Namun senyawa-senyawa tersebut dapat Genus : Coriolus
menimbulkan pencemaran, sehingga perlu dicari Spesies : Coriolus versicolor
senyawa lain misalnya bahan-bahan alami dalam Ciri-ciri cendawan ini adalah: lebar tubuh buah
ekstrak tumbuhan. Indonesia memiliki sekitar 2-8 cm, warna daging buah putih, tudung
beranekaragam tumbuhan yang potensial untuk licin seperti beludru, membentuk zona berwarna-
tujuan ini, misalnya cengkeh. warni yang tersusun roset melingkar (Burdsall,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1982). Termasuk dalam kelompok cendawan
pengaruh pemberian oleum caryophilli (minyak pembusuk putih (white rot fungi), yang mampu
daun cengkeh) terhadap pertumbuhan cendawan merombak lignin, selulosa dan hemiselulosa secara
C.versicolor dan S.commune, mengetahui serentak. Kelompok ini merupakan pendegradasi
konsentrasi penghambatan paling optimum dan lignin terpenting (Campbell, 1985).
mengetahui perbedaan kemampuan penghambatan Klasifikasi S.commune adalah (Burdsall, 1982):
antara ekstrak daun cengkeh dengan oleum Divisi : Amastigomycota
caryophilli. Subdivisi : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
© 1999 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
BioSMART Vol. 1, No. 1, April 1999, hal. 22-30 23

Subkelas : Holobasidiomycetes Tanaman cengkeh berupa pohon dengan tajuk


Golongan : Hymenomycetes bangun kerucut, dapat mencapai tinggi 5-10 m.
Ordo : Agaricales Daun tunggal, bangun bulat telur atau memanjang,
Familia : Agaricaceae pangkal tajam, kaku, mengulit, luas daun 2½-5 X 6-
Genus : Schizophyllum 13 cm, warna hijau kekuning-kuningan, sisi atas
Spesies : Schizophillum commune mengkilap dan berbintik-bintik karena adanya
Cendawan ini memiliki ciri-ciri koloni biakan kelenjar minyak. Bunga 4, merah jambu, tersusun
sebagai berikut: miselium pada koloni muda dalam tandan atau malai rata yang keluar dari ketiak
berwarna putih sedang yang sudah tua jingga dan daun atau ujung cabang. Kelopak berbentuk
jika sudah membentuk tubuh buah abu-abu sampai mangkuk yang menyelubungi bakal buah, dengan
putih, tangkai tudung kecil atau tidak ada, lebar 1-3 taju bangun segi tiga atau bulat telur. Mahkota bulat,
cm (Cooke, 1961). Cendawan ini termasuk kemerah-merahan, lekas gugur. Buah bangun buni,
kelompok cendawan pembusuk coklat (brown rot memanjang atau bulat telur terbalik (Tjitrosoepomo,
fungi) yang mampu merombak selulosa dan 1994).
hemiselulosa tetapi tidak mampu merombak lignin. Tumbuhan cengkeh berasal dari Maluku, tetapi
Cendawan ini menghasilkan enzim banyak pula ditanam di Jawa, Srilanka, Zanzibar dan
polifenoloksidase yang mampu mengoksidasi unit- Madagaskar. Bagian yang bernilai ekonomi dari
unit catechol menjadi quinoid atau pigmen melanin tumbuhan ini adalah kuncup-kuncup bunga, yang
berwarna coklat. Aktivitas ekstra selulernya dipetik sebelum mekar (Tjitrosoepomo, 1994).
didominasi oleh enzim selulase (Campbell, 1985; Tanaman ini khas karena semua bagian pohon baik
Rayner dan Boddy, 1988). akar, batang, daun maupun bunganya mengandung
minyak atsiri. Kadar tertinggi terdapat pada bagian
Ekstrak Tanaman sebagai Bahan Antimikrobia bunga yaitu 20%, sedang bagian tangkai dan daun
Tumbuhan dapat menghasilkan bahan alami mengandung 4 – 6% minyak (Guenther, 1950).
seperti lilin, asam lemak, alkohol, steroid, lignin, Minyak atsiri dari bunga lebih baik mutunya.
resin, flavonoid, senyawa-senyawa karbon tinggi Minyak cengkeh mengandung bahan-bahan aktif
dan lain-lain (Rayner dan Boddy, 1988). Senyawa yaitu eugenol (80%-90%) eugenol asetat, alfa dan
tersebut dapat diekstrasi dengan pelarut organik beta kariofilen, metil n-amilketon, sesquiterpenol
misalnya etanol dan metanol (Markham, 1988). eugenol, asetil eugenol, eugenin, kariofilin, vanilin,
Pengujian aktivitas antifungal sudah banyak asam galotanin (13%) dan lain-lain (Guenther, 1950;
dilakukan. Pertumbuhan cendawan perusak kayu Suherdi dan Risfaheri, 1992; Tjitrosoepomo, 1994).
C.versicolor dan S.commune dapat dihambat dengan Eugenol, eugenol asetat dan karyofilen merupakan
tanaman beracun seperti Antiaris toxicaria, tiga senyawa utama pada cengkeh.
Semecarpus renghas, Semecarpus heterophylla, Eugenol menyebabkan aroma khas pada cengkeh.
Derris heterophylla (Subowo dan Kasim (1992), Bersifat mudah menguap, larut dalam alkohol,
prosentase penghambatannya berbeda-beda sesuai kloroform dan eter. Sukar larut dalam air, tidak
dengan jenis dan konsentrasi ekstrak (Solichatun, berwarna atau berwarna kekuningan, rasa getir.
1994). Ekstrak kasar daun dan bunga cengkeh dapat Mempunyai sifat fisik: titik didih 253-254oC, titik
menghambat pertumbuhan cendawan perusak kayu lebur –9,2oC, berat jenis 1,0644 dan indeks bias
C.versicolor dan S.commune. kemampuan 1,5410. Eugenol asetat terdapat dalam minyak daun
penghambatan ekstrak bunga cengkeh lebih tinggi dan tangkai, jumlahnya sangat kecil yaitu hanya 2-
dari pada ekstrak daunnya (Sunarto dkk., 1998) 3%, berat molekulnya 206. Kariofilen adalah
senyawa utama dalam minyak daun cengkeh,
Oleum Caryophilli merupakan sesquiterpen aktif dan menjadi bahan
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri hasil baku untuk sintesis senyawa yang lain. Kariofilen
penyulingan uap bunga atau daun cengkeh. merupakan komponen kimia yang memberi rasa
Klasifikasinya sebagai berikut (Tjitrosoepomo, getir dan pedas. Kadar karyofilen dalam minyak
1994): daun cengkeh hasil analisis kromatografi gas dan
Divisi : Spermatophyta metode SII adalah sebagai berikut (Murniana, 1988):
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae No. Asal minyak daun Karyofilen
cengkeh
Subkelas : Dialypetalae
1. Apotek Kimia Farma 18,0% 21,8%
Ordo : Myrtales 2. Toko Panca Karya 15,5% 23,0%
Familia : Myrtaceae 3. PT USFI Surabaya 17,7% 14,3%
Genus : Syzigium 4. Daerah Samigaluh 14,5% 11,8%
Spesies : Syzigium aromaticum L.
(sinonim: Eugenia aromatica O.K.)
24 ETIKAWATI dan LISTYAWATI - Pertumbuhan Coriolus versicolor dan Schizophyllum commune

BAHAN DAN METODE Pengumpulan dan Analisis Data


Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
Penelitian dilakukan di Sub-lab Biologi, ada tidaknya kontaminasi. Pengukuran diameter
Laboratorium MIPA Pusat Universitas Sebelas koloni cendawan dilakukan setelah biakan berumur
Maret Surakarta. Prosedur penelitian meliputi: 7 hari. Masing-masing konsentrasi perlakuan dibuat
penyiapan alat dan bahan, penyiapan inokulum ulangan sebanyak 3 buah. Data berupa data
cendawan, pengujian oleum caryophilli, kuantitatif yang menunjukkan diameter (cm) koloni
pengumpulan dan analisis data. biakan cendawan pada masing-masing tingkat
konsentrasi dan kontrol. Data dianalisis dengan
Penyiapan Alat dan Bahan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan Least
Alat yang diperlukan adalah: tabung reaksi, Significant Difference (LSD) pada tingkat
cawan petri, labu ukur, labu didih, magnetik stirer, kepercayaan 95%. Untuk mengetahui hubungan
cork borer, lup inokulasi, batang penyebar, laminar diameter koloni biakan (pertumbuhan miselium)
air-flow cabinet, lampu spiritus, hot plate dan dengan konsentrasi oleum caryophilli dilakukan
otoklaf. Alat-alat gelas dicuci bersih dan disterilkan analisis regresi korelasi.
dengan otoklaf pada temperatur 121oC, tekanan 15
psi selama 1 jam. Bahan kimia yang dipakai adalah:
etanol 96%, etanol 1%, NaOH 1N, HCl 1N, medium HASIL DAN PEMBAHASAN
taoge sukrosa agar, akuades dan oleum caryophilli
produksi PT. USFI Surabaya. Deskripsi Variabel
Variabel hasil pengamatan pertumbuhan koloni
Penyiapan Inokulum Cendawan cendawan perusak kayu C.versicolor dan
Cendawan yang digunakan adalah C.versicolor S.commune, berupa diameter koloni miselium biakan
dan S.commune yang biakan murninya diperoleh cendawan pada media taoge sukrosa agar dalam
dari Balitbang Mikrobiologi, Puslitbang Biologi- cawan petri berdiameter 9 cm yang diberi (1) oleum
LIPI Bogor. Biakan murni diremajakan dengan cara caryophilli dan (2) ekstrak daun cengkeh. Data
dibuat inokulum cendawan berbentuk lempengan kedua merupakan data sekunder yang diperoleh dari
setebal 1-2 mm dan diameter 0,5 cm, dengan cork laporan hasil penelitian Sunarto dkk. (1998) (tabel 1
borer steril, lalu diinokulasi tepat di tengah-tengah dan 2).
medium taoge sukrosa agar.
Medium dibuat dengan cara: 100 gram taoge
umur 5 hari direbus dalam 1 liter air selama 30 Tabel 1. Diameter koloni miselium (cm) cendawan C.versicolor
dan S.commune dalam media yang mengandung ekstrak daun
menit kemudian disaring. Lalu ditambah 30 gram dan bunga cengkeh pada berbagai tingkat konsentrasi (Sunarto
sukrosa, 10 gram agar dan akuades steril sampai dkk, 1998)
volumenya menjadi 1 liter. Selanjutnya ditambah
NaOH atau HCl agar pH-nya berkisaran 5-6. Ekstrak daun Ekstrak Bunga
Medium disterilkan dengan otoklaf pada temperatur
Perlakuan

S. commune

S. commune
Ulangan

versicolor

versicolor

121oC, tekanan 15 psi, selama 15 menit. Lalu


C.

C.

dituang ke dalam cawan petri steril berdiameter 9


cm secara aseptik di dalam laminar air-flow cabinet.
Medium ini dibiarkan sampai memadat dan siap 1 9,0 8,8 9,0 8,8
untuk pengujian. 0% 2 8,8 9,0 9,0 9,0
3 9,9 8,4 8,8 8,4,
1 1,8 3,0 2,7 2,0
25% 2 2,5 2,7 2,3 2,5
Pengujian Oleum Caryophilli 3 4, 1 2,9 2,4 3, 1
Oleum caryophilli diencerkan dengan etanol 1 2,7 3,4 3, 1 2,9
0,1% hingga berkonsentrasi 100%, 75%, 50% dan 50% 2 2,9 3,8 2,7 2,4
25%. Pengujian dilakukan dengan metode cawan 3 2,4 3, 1 2,7 2,9
sebar yaitu dengan memberikan 0,5 ml oleum 1 1,9 4,0 2,9 2,4
75% 2 2, 1 2,7 2,9 2,5
caryophilli di atas medium agar dan diratakan 3 2, 1 4,2 3,0 2,3
dengan batang penyebar ke seluruh permukaan 1 2,9 3,5 2,2 2,6
medium secara aseptik. Sedang pada kontrol, 100% 2 2,8 3,7 3, 1 2,3
medium ditambah pelarut etanol 0,1% tanpa oleum 3 2,8 3,5 1,6 2,6
caryophilli. Inokulum cendawan yang berbentuk
lempengan dengan diameter 0,5 cm dan ketebalan 1-
2 mm diinokulasikan tepat di tengah-tengah medium
dan diinkubasi pada suhu kamar.
BioSMART Vol. 1, No. 1, April 1999, hal. 22-30 25

Tabel 2. Diameter koloni cendawan (cm) cendawan


C.versicolor dan S.commune yang ditumbuhkan pada media 10 9,0 C, versicolor
9
yang mengandung oleum caryophilli pada berbagai konsentrasi.
8 S. commune
7

Diameter (cm)
6
Perlakuan Ulangan Cendawan 5
C. versicolor S. commune 4 2,8 2,8 2,8
1 9 9 3 1,9 1,9 1,9 2.4 1.8
0% 2 9 9 2
3 9 9 1
1 2.7 2.2 0
25% 2 2.8 1.6 0 25 50 75 100
3 2.9 1.8 Konsentrasi oleum caryophilli (%)
1 3.0 1.5
50% 2 2.8 2.1 Gambar 2. Rata-rata diameter pertumbuhan koloni cendawan
3 2.5 2.2 yang ditumbuhkan pada media yang mengandung oleum
1 3.0 1.7 caryophilli.
75% 2 2.7 2.3
3 2.8 1.7 Selanjutnya dibuat perbandingan prosentase
1 2.7 1.6 pengham-batan pertumbuhan miselium cendawan
100% 2 2.8 1.7 C.verseicolor dan S.commune (tabel 3 dan 4) dengan
3 2.8 1.7 rumus:

Analisis dan Interpretasi Data Diameter koloni kontrol – diameter koloni perlakuan
--------------------------------------------------------------------- x 100%
Pemberian oleum caryophilli dari berbagai Diameter koloni kontrol
tingkat konsentrasi pada media tempat tumbuh
cendawan C.versicolor dan S.commune
Tabel 3. Prosentase penghambatan pertumbuhan miselium
menunjukkan adanya pengaruh terhadap cendawan akibat ekstrak daun cengkeh (%)
pertumbuhan koloni miseliumnya. Hal ini dapat
dilihat dari perbedaan diameter koloni dengan Konsentrasi C.versicolor S.commune
kontrol. Pada tabel 5, 7, 9 dan tabel 11 dapat dilihat ekstrak (%)
0 0 0
bahwa F hitung lebih besar dari F tabel.
25 72 71
Diameter terkecil C.versicolor akibat pemberian 50 69 69
ekstrak daun cengkeh adalah 2,47 cm pada 70 67 68
konsentrasi 25% dan S.commune 2,30 cm pada 100 74 77
konsentrasi 100% (gambar 1). Diameter terkecil
pada C.versicolor akibat pemberian oleum Tabel 4. Prosentase penghambatan pertumbuhan miselium
caryophilli adalah 2,43 cm dan pada S.commune cendawan akibat oleum caryophilli (%)
1,81 cm. Keduanya pada konsentrasi 100% (gambar
2). Konsentrasi C.versicolor S.commune
ekstrak (%)
10 8,93 C. versicolor 0 0 0
9 8,73 25 69 71
8 S. commune
50 69 69
7
70 68 79
Diameter (cm)

6
5 100 73 80
4 2,53 2,73 2,78 2,93
3 2,47 2,40 2,50 2,30
2 Penghambatan pertumbuhan akibat pemberian
1 oleum caryophilli pada berbagai tingkat konsentrasi
0
0 25 50 75 100 terhadap S.commune antara 68%-80% dengan rata-
Konsentrasi ekstrak daun (%) rata 79%, dan pada C.versicolor sebesar 69%-73%
dengan rata-rata 70%. Sedang pada pemberian
Gambar 1. Rata-rata diameter koloni cendawan yang
ditumbuhkan pada media yang mengandung ekstrak daun ekstrak daun cengkeh memberi penghambatan pada
cengkeh C.versicolor berkisar 69%-74% dan rata-rata 70,5%
dan pada S.commune antara 68%-77% dengan rata-
Hal ini menunjukkan penghambatan pertumbuhan rata 69,15%.
miselium cendawan S.commune oleh oleum Rata-rata pertumbuhan koloni C.versicolor pada
caryophilli lebih besar daripada ekstrak daun media yang mengandung ekstrak daun cengkeh
cengkeh. Sebaliknya pada C.versicolor tingkat sebesar 2,62 cm, sedang pada media yang
penghambatan ekstrak daun cengkeh lebih besar dari mengandung oleum caryophilli sebesar 2,7 cm
pada S.commune. (gambar 3 dan 4).
26 ETIKAWATI dan LISTYAWATI - Pertumbuhan Coriolus versicolor dan Schizophyllum commune

koloni cendawan C.versicolor dengan pemberian


10 8,93 ekstrak daun ekstrak daun cengkeh pada konsentrasi 25% sampai
9 8,73
dengan 100% tidak menunjukkan adanya beda
8 oleum caryophilli
nyata. Beda nyata hanya djumpai pada kontrol.
7
6
Diameter (cm)

Tabel 6. Beda antara nilai tengah diameter koloni cendawan


5 C.versicolor pada media yang mengandung ekstrak daun
4 cengkeh.
3 2,53 2,73 2,78 2,93 2,50
2 2,47 2,40 2.30 8,93 2,93 2,78 2,47
1 2,30 6,63* 0,63 0,48 0, 17
0 2,47 6,46* 0,46 0,31
0 0,25 0,50 0,75 1,00 2,78 6, 15* 0, 15
Konsentrasi (%) 2,93 6,00*
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh tanda *
Gambar 3. Rata-rata diameter pertumbuhan koloni C.versicolor menunjukkan adanya beda nyata.
pada media yang mengandung ekstrak daun cengkeh dan oleum
caryophilli. Pemberian ekstrak daun cengkeh mempunyai
pengaruh nyata pada pertumbuhan koloni cendawan
Rata-rata pertumbuhan koloni S.commune pada S.commune (tabel 7). Namun peningkatan pemberian
media yang mengandung ekstrak daun cengkeh ekstrak daun cengkeh tidak mengakibatkan
sebesar 2,54 cm, sedangkan yang ditumbuhkan pada peningkatan penghambatan pertumbuhan koloni
media yang mengandung oleum caryophilli sebesar cendawan S.commu (tabel 8).
1,88 cm (gambar 3 dan 4).
10 9,00 ekstrak daun Tabel 7. Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak daun
9 8,73 terhadap pertumbuhan S.commune
8 oleum caryophilli
Diameter (cm)

7 Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit.


6 Keragaman Bebas Kuadrat tengah
5
Perlakuan 4 92, 18 23,04 177,23
4 2,53 2,73 2,50
3 1,87 1,93 2,40 1,90 1,81 Galat 8 1,04 0, 13
2
1 Selanjutnya dengan LSD (bnt) dengan tingkat
0 25 50 75 100 kepercayaan 95% didapatkan hasil bnt sebesar 0,59.
Konsentrasi %
Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai tengah
Gambar 4. Rata-rata diameter pertumbuhan koloni S.commune perlakuan lebih kecil dari pada nilai bnt. Hal ini
pada media yang mengandung Ekstrak daun cengkeh dan oleum menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni cendawan
caryophilli S.commune dengan pemberian ekstrak daun cengkeh
pada konsentrasi 25% sampai dengan 100% tidak
Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian
menunjukkan adanya beda nyata. Beda nyata juga
oleum caryophilli dan ekstrak daun cengkeh
hanya dijumpai pada kontrol.
terhadap pertumbuhan koloni cendawan, seluruhnya
menunjukkan bahwa F hitung lebih besar daripada F
tabel, berarti pemberian oleum caryophilli dan Tabel 8. Beda antara nilai tengah diameter koloni S.commune
ekstrak daun cengkeh menunjukkan pengaruh nyata pada media yang mengandung ekstrak daun cengkeh.
terhadap pertumbuhan koloni miselium cendawan. 8,73 2,73 2,53 2,5
Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 7, 9, 11 2,40 6,33* 0,33 0, 13 0, 1
dan 13. 2,50 6,23* 0,23 0,03
2,53 6,20* 0,20
Tabel 5. Hasil Analisis Sidik Ragam pengaruh ekstrak daun 2,73 6,00*
cengkeh terhadap pertumbuhan C.versicolor
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh tanda *
Sumber Derajad Jumlah Kuadrat Fhit. menunjukkan adanya beda nyata.
keragaman Bebas kuadrat Tengah
Perlakuan 4 97.4 24,34 143,23
Galat 8 1,34 0, 17 Tabel 9. Hasil Analisis Sidik Ragam pengaruh oleum
caryophilli terhadap pertumbuhan C.versicolor

Selanjutnya dengan LSD (bnt) tingkat Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit.
Keragaman Bebas Kuadrat tengah
kepercayaan 95% didapatkan bnt sebesar 0,59. Pada Perlakuan 4 95.31 23.83 35.57
tabel 6 terlihat bahwa nilai tengah perlakuan lebih Galat 8 5.40 0.67
kecil dari pada nilai bnt. Artinya pertumbuhan
BioSMART Vol. 1, No. 1, April 1999, hal. 22-30 27

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa F hitung lebih Tabel 13. Hasil Analisis Sidik Ragam pengaruh pemberian
besar daripada F tabel, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun dan oleum caryophilli cengkeh terhadap
pertumbuhan C.versicolor
pemberian oleum caryophilli pada media
pertumbuhan cendawan C.versicolor memiliki Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit.
pengaruh nyata. Selanjutnya dengan LSD tingkat Keragaman Bebas Kuadrat tengah
kepercayaan 95% diperoleh nilai bnt sebesar 1,34. Perlakuan 1 0.95 0.95 11.87
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa hanya kontrol Galat 6 0.48 0.08
yang mempunyai nilai beda lebih besar dari nilai
Dari Tabel F diketahui bahwa nilai F tabel
bnt. Dengan demikian perlakuan pemberian oleum
sebesar 5,99. Dengan LSD didapatkan nilai bnt
caryophilli dengan berbagai konsentrasi pada media
sebesar 0,49. Dari hasil tersebut dapat diketahui
pertumbuhan C.versicolor tidak menunjukkan ada
bahwa ada beda nyata antara pengaruh ekstrak daun
beda nyata.
cengkeh dan oleum caryophilli terhadap cendawan
C.versicolor.
Tabel 10. Beda antara nilai tengah diameter koloni C.versicolor
pada media yang mengandung oleum caryophilli. Tabel 14. Hasil Analisis Sidik Ragam pengaruh pemberian
ekstrak daun dan oleum caryophilli cengkeh terhadap
9,00 2,83 2,80 2,77 pertumbuhan S.commune
2,43 6,57* 0,40 0,37 0,34
2,77 6,23* 0,06 0,03 Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit.
2,80 6.20* 0,03 Keragaman Bebas Kuadrat tengah
2,83 6, 17* Perlakuan 1 1.01 1.01 14.43
Galat 6 0.44 0.07
Keterangan: Angka-angka yang diikuti tanda * tidak
menunjukkan ada beda nyata. F hitung lebih besar dari F tabel dan dari dengan
LSD diperoleh nilai bnt sebesar 0,46. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa ada beda nyata antara
Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa oleum pengaruh pemberian ekstrak daun cengkeh dengan
caryophilli juga mempunyai pengaruh nyata oleum caryophilli terhadap cendawan S.commune
terhadap pertumbuhan S.commune. Uji LSD Hasil analisis regresi antara pertumbuhan koloni
selanjutnya dapat diketahui bahwa semua nilai beda cendawan dengan ekstrak daun cengkeh dan oleum
pada perlakuan lebih kecil dari nilai bnt yaitu caryophollin dapat dilihat pada Tabel 15.
sebesar 0,49. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
oleum caryophilli pada berbagai konsentrasi yang Tabel 15. Hasil Analisis regresi antara konsentrasi ekstrak daun
diujikan tidak menunjukkan adanya beda nyata dan oleum caryophilli terhadap pertumbuhan miselium
(tabel 12). cendawan

Peubah Persamaan
No Konsentrasi Diameter A B r regresi linier
Tabel 11. Hasil Analisis sidik ragam pengaruh oleum 1 Ekstrak - Coriolus 6,4 -5, 1 0,70 Y = 6,4-5, 1x
caryophilli terhadap pertumbuhan S.commune 2 Ekstrak - Schizophyllum 6,3 -5,0 0,72 Y = 6,3-5x
3 Kariofilen - Coriolus 6,6 -5,2 0,73 Y = 6,6-5,2x
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit. 4 Kariofilen - Schizophyllum 6,2 -5,7 0,71 Y = 6,2-5,7x
Keragaman Bebas Kuadrat tengah
Perlakuan 4 123.11 30.78 342 Analisis regresi pengaruh pemberian ekstrak daun
Galat 8 0.72 0.09 cengkeh terhadap pertumbuhan koloni C.versicolor
menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,70 dan
terhadap S.commune sebesar 0,72. Pemberian oleum
Tabel 12. Beda antara nilai tengah koloni cendawan S.commune caryophilli menunjukkan koefisien regresi sebesar
pada media yang mengandung oleum caryophilli. 0,73 terhadap C.versicolor dan 0,71 terhadap
9,00 1,93 1,90 1,87
S.commune. Dari persamaan regresi linier (tabel 15)
1,81 7, 19* 0, 12 0,09 0,06 dapat dilihat bahwa koefisien x bernilai negatif hal
1,87 7, 13* 0,06 0,03 ini berarti pemberian ekstrak daun cengkeh dan
1,90 7, 10* 0,03 oleum caryophilli akan menghambat pertumbuhan
1,93 7,07* koloni miselium cendawan.
Keterangan: Angka-angka yang diikuti tanda bintang
Dari data yang diperoleh secara umum terlihat
menunjukkan ada beda nyata. bahwa ekstrak daun Cengkeh dan oleum caryophilli
memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
Pengaruh pemberian ekstrak daun cengkeh dan miselium kedua macam cendawan. Semua tingkat
oleum caryophilli dapat dilihat pada tabel di bawah konsentrasi ekstrak daun cengkeh maupun oleum
ini. caryophilli mampu menghambat pertumbuhan
miselium cendawan. Rata-rata penghambatan
28 ETIKAWATI dan LISTYAWATI - Pertumbuhan Coriolus versicolor dan Schizophyllum commune

pertumbuhan ekstrak daun terhadap C.versicolor sekitar 40% pertumbuhan miseliumnya masih dapat
adalah 70,5% dan terhadap S.commune 69,15%, dipertahankan. Sedangkan S.commune hanya
sedangkan rata-rata penghambatan oleum caryophilli mampu mempertahankan 30%-nya. Setiap jenis
terhadap pertumbuhan cendawan C.versicolor cendawan mempunyai kerentanan yang berbeda
sebesar 70% dan terhadap S.commune sebesar 79%. terhadap senyawa antifungal (Nicholas 1988).
Rata-rata penghambatan oleum caryophilli terhadap Supriyati dkk. (1994) mengemukakan bahwa apabila
S.commune dan C.versicolor relatif lebih tinggi dibandingkan dengan S.commune, maka
dibanding dengan ekstrak daun cengkeh C.versicolor cenderung lebih tahan terhadap
Oleum caryophilli dan bahan aktif yang pemberian ekstrak daun Antiaris toxicaria dan
terkandung di dalam ekstrak daun cengkeh ekstrak daun Semecarpus heterophylla. Sesuai
kemungkinan besar mengganggu proses dengan hasil penelitian Sunarto dkk. (1988) dan
metabolisme cendawan. Sehingga terjadi perubahan penelitian ini.
pertumbuhan miselium, morfologi miselium,
sporulasi, perkecambahan spora, permeabilitas Tabel 17. Rata-rata diameter koloni cendawan (cm)
membran sel, respirasi dan pigmentasi (Horsfall, Schizophillum commune yang ditumbuhkan pada media yang
mengandung ekstrak daun dan oleum caryophilli cengkeh
1956).
Perubahan pertumbuhan miselium dapat dilihat Kelompok Ekstrak daun oleum caryophilli
dari diameter koloninya. Diameter koloni kedua perlakuan (%)
cendawan yang ditumbuhkan pada media yang 25 2.80 a 1,93 b
mengandung ekstra daun cengkeh dan oleum 50 2,67 a 1,90 b
75 2,03 a 1,87 b
caryophilli sangat pendek. Diameter koloni Coriolus 100 2,85 a 1,81 b
commune pada media yang mengandung oleum
caryophilli rata-rata hanya 2,6 cm, sedang pada Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak
media yang mengandung ekstrak daun cengkeh 2,5 menun-jukkan beda nyata dengan LSD pada tingkat
kepercayaan 95%.
cm. Diameter koloni S.commune pada media yang
mengandung oleum caryophilli 1,9 cm dan pada
media yang mengandung ekstrak daun cengkeh 2,65 Uji lanjut dengan LSD pada tingkat kepercayaan
cm. Apabila dibandingkan dengan kontrol tampak 95% menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata
sangat jauh berbeda. Pada kontrol pertumbuhan antara perlakuan pada konsentrasi terendah
koloni kedua cendawan dapat mencapai 9 cm. Selain perlakuan yaitu pada konsentrasi 25% ekstrak daun
itu kelebatan dan miseliumnya tebil lebat. cengkeh maupun oleum caryophilli masih dapat
Pengamatan secara mikroskopis juga menghambat pertumbuhan kedua cendawan dan
menunjukkan perubahan morfologi miselium kedua kemampuan penghambatannya tidak berbeda dengan
cendawan yang ditumbuhkan pada media yang konsentrasi yang lebih tinggi.
mengandung ekstrak daun cengkeh dan oleum Hasil penelitian Suhandi (1992) menunjukkan
caryophilli dengan kontrol, dimana miseliumnya bahwa ekstrak daun cengkeh dengan pelarut alkohol
lebih kecil dan lebih pendek. Perubahan-perubahan 96% pada konsentrasi 0,25%, 0,50% dan 1% mampu
ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian lingkungan menghambat pertumbuhan miselium cendawan
bagi kehidupan kedua cendawan. patogen tanaman yaitu Rhizoctonia solani, Erysiphe
polygoni, Sclerotium oryzae, Scleretium rolfsii,
Tabel 16. Rata-rata diameter koloni cendawan (cm)
C.versicolor yang ditumbuhkan pada media yang mengandung Cochiobolus miyabeanus dan Pyricularia oryzae.
ekstrak daun dan oleum caryophilli cengkeh Dimana peningkatan konsentrasi ekstrak akan
meningkatkan prosentase penghambatan
Kelompok Ekstrak daun oleum caryophilli pertumbuahan miselium cendawan meskipun
perlakuan (%)
25 2,88 a 2,43 b
responnya tidak selalu linear.
50 3,45 a 2,83 b Perbedaan hasil tersebut dimungkinkan karena
75 3,65 a 2,80 b konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang diujikan
100 3,60 a 2,77 b pada penelitian Sunarto dkk (1998) dan konsentrasi
oleum caryophilli yang diujikan pada penelitian ini
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak
menun-jukkan beda nyata dengan LSD pada tingkat
masih terlalu tinggi, sehingga belum dapat diketahui
kepercayaan 95%. sampai konsentrasi berapakah ekstrak daun cengkeh
dan oleum caryophilli tersebut masih mempunyai
Pemberian ekstrak daun cengkeh pada semua daya penghambatan terhadap kedua cendawan.
tingkat konsentrasi dalam media pertumbuhan Pada penelitian ini parameter lingkungan yang
cendawan, tampak bahwa C.versicolor lebih mampu diukur hanya pH medium yakni berkisar antara 5-6,
mempertahankan pertumbuhannya dibandingkan jadi masih bersifat asam. Aktivitas dari bahan yang
S.commune. C.versicolor (Sunarto dkk., 1998), dapat anti fungal juga ditentukan oleh faktor
BioSMART Vol. 1, No. 1, April 1999, hal. 22-30 29

lingkungan. Beberapa bahan tahan terhadap spesies lain, sehingga diketahui spektrum kerjanya.
temperatur tinggi dan keasaman ekstrim (Bisset, Disamping pengujian ekstrak langsung pada balok-
1955; Watt dan Brandwijk, 1962). Penelitian ini balok kayu (test-block). Penelitian ini perlu
dilakukan pada suhu kamar. Variasi parameter dilakukan agar penerapan di lapangan nantinya
diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor dapat memberikan hasil yang memuaskan.
penghambat pertumbuhan cendawan perusak kayu di Oleum caryophilli memiliki potensi yang cukup
samping karena bahan aktif yang terkandung dalam baik untuk dijadikan sebagai bahan antifungal yang
bahan yang diujicobakan. Di samping itu untuk baku. Penelitian lebih lanjut bagi pengembangan
mengetahui sampai seberapa jauh ketahanan bahan oleum caryo-philli untuk dijadikan sebagai bahan
(aktivitas antifungalnya) yang diujicobakan terhadap antifungal sangat diperlukan. Hal ini sangat
perubahan-perubahan lingkungan dan untuk mendukung pengembangan sumber daya hayati
mengetahui faktor-faktor yang mendukung aktivitas terutama dalam memperoleh suatu bahan antifungal
bahan aktif tersebut. Dengan demikian dapat yang aman bagi lingkungan.
diketahui lingkungan yang cocok untuk bagi bahan
aktif namun menghambat pertumbuhan cendawan
perusak kayu. KESIMPULAN
Salah satu kelemahan penggunaan ekstrak alami
adalah adanya ketidak konsistenan efek yang Oleum caryophilli pada berbagai tingkat
ditimbulkannya. Karena jumlah dan macam konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan
kandungan bahan aktif untuk setiap kali ekstraksi cendawan Coriolus versicolor dan Schizophyllum
tidak selalu sama, karena walaupun pengambilan commune. Konsentrasi efektif penghambatan
sampel daun atau bunga yang akan diektrasi keduanya adalah 100%. Oleum caryophilli
dilakukan secara acak, tetapi sulit memperoleh mempunyai kemampuan penghambatan lebih besar
bahan yang umurnya sama. dari pada ekstrak daun cengkeh.
Keseragaman komposisi merupakan salah satu
syarat bahan antifungal. Untuk itu diperlukan
keseragaman jenis metode dan bahan yang DAFTAR PUSTAKA
digunakan (umur dan organ tanaman). Perlu dicari
suatu toleransi karena setiap kali ekstrasi, hasil yang Bisset, N.G. 1955. Cardiac Glycosides. Penyunting: The Staff of
didapatkan tidak selalu sama komposisinya, Treub Laboratory. Annales Bogorienses. 2: 211 – 217
Burdsall, H.H. 1982. A Field Guide to Mushroom and Their
terutama secara kuantitatif. Seperti disebutkan di Relatives. New York: Van Nostrand Reinhold.
atas umur dan jenis bahan yang digunakan sangat Campbell, R. 1985. Plant Microbiology. Bristol: Edward Arnold.
mempengaruhi hasil ekstrasi (kandungan bahan Cooke, W.B. 1961. The Genus Schizophyllum. Journal of
aktifnya). Seperti diketahui bahwa kandungan Mycologia 53: 575- 599.
Guenther, 1950: The Essential Oils, Vol IV. Second edition.
eugenol pada bunga cengkeh lebih tinggi New York: D. Van Nostrand Co. Inc.
dibandingkan dengan bagian-bagian yang lain, Horsfall, J.G. 1956. Principles of Fungicidal Action. Waltham-
sedangkan kandungan kariofilen yang terbanyak ada Mass.: The Chronica Botanical Comp.
pada daun cengkeh. Mutu minyak cengkeh Landdecker, E.M. 1982. Fundamental of The Fungi. New
dipengaruhi oleh kadar eugenol yang ditentukan Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid.
kondisi bunga atau daun, cara pengolahan dan Bandung: Penerbit ITB.
adanya percampuran dalam perdagangan. Murniana, 1983. Penetapan Kadar Eugenol dan Karyofilen
Salah satu sifat yang mendukung oleum dalam Berbagai Macam Minyak Daun Cengkeh
caryophilli untuk dijadikan bahan pengawet kayu Perdagangan dengan Metode Kromatografi Gas.
Yogyakarta: FMIPA UGM.
adalah karena tidak berwarna. Sehingga apabila Nicholas, D.D., 1988. Kemunduran (Deteriorasi) Kayu dan
dioleskan di permukaan kayu tidak akan merubah Pencegahannya dengan Perlakuan Pengawetan. Surabaya:
warna asli kayu tersebut, terlebih untuk furniture. Airlangga University Press.
Sedang salah satu sifat yang kurang mendukung Padlinurjaji, I.D. 1979. Pelapukan kayu oleh Jamur (Wood
adalah adanya bau menyengat, sehingga Decay). Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB.
Rayner, A.D.M. and L. Boddy. 1988. Fungal decomposition of
mengganggu penciuman. Untuk itu perlu dilakukan Wood, Its Biology and Ecology. New York: John Wiley and
penelitian lebih lanjut untuk mengurangi bau atau Sons.
bahkan menghilangkannya tanpa mengurangi Solichatun. 1994. Pengujian Aktifitas Antifungal Ekstrak
kemampuan menghambat pertumbuhan cendawan Tanaman Beracun terhadap Pertumbuhan Miselium
Cendawan Perusak Kayu Secara In Vitro di Balai Penelitian
perusak kayu. Uji laboratorium terhadap bahan- dan Pengembangan Mikrobiologi Bogor. Laporan Praktek
bahan yang dicobakan sangat perlu. Lapangan. Bogor: Jurusan Biologi FMIPA IPB.
Agar dapat dikembangkan menjadi bahan Suhandi, 1992. Pengujian Tiga Ekstrak Tanaman Obat Tropis Terhadap
antifungal berkualitas, perlu diteliti kemampuan Pertumbuhan Enam Kapang Patogen Tanaman. Laporan
antifungalnya terhadap cendawan perusak kayu Masalah Khusus. Bogor: Jurusan Biologi FMIPA IPB.
30 ETIKAWATI dan LISTYAWATI - Pertumbuhan Coriolus versicolor dan Schizophyllum commune

Suherdi dan Risfaheri. 1992, Karakteristik Bunga dan Minyak Jamur Perusak Kayu. Proseding Seminar Hasil Penelitian
Cengkeh pada Tiga Tingkat Kematangan. Buletin Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Hayati 14 Juni 1993,
Tanaman Industri No. 4, Bogor: Balitbang Puslitbang Penyunting: A.S. Adhikerana, E.B. Waluyo dan H.Yulistiyo.
Tanaman Industri. Bogor: Proyek Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Sunarto, Solichatun, S.Listyawati, N.Ekawati dan A. Susilowati. Hayati Puslitbang Biologi-LIPI.
1998. Pengujian Aktivitas Antifungal Ekastrak kasar daun Tjitrosoepomo,G.1994. Taksonomi Tanaman Obat-obatan.
dan Bunga Cengkeh (Syzigium aromaticum L.) Terhadap Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pertumbuhan Cendawan Perusak Kayu. Laporan Penelitian. Watt, J.M. and M.G.B. Brandwijk. 1962. The Medicinal and
Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA UNS. Poisonus Plants of Southern and Eastern Africa. London: E
Supriyati, D., K.S. Ernawati, dan G. Kartina. 1993. Pengujian In & S Livingstone Ltd.
Vitro Ekstrak Daun Tanaman Beracun Terhadap Dua Jenis

Anda mungkin juga menyukai