Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan lapora tutorial skenario 2 pada Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II yang berjudul Gigi Tiruan Porselen. Berkat dukungan berbagai pihak kami bersyukur dapat menyusun laporan tutorial ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada drg. Agus, M.Kes. selaku tutor pembimbing kelompok tutorial 7 yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini di selasela kesibukan beliau. Kami juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan dalam menyediakan buku-buku referensi dan memberikan pinjaman, serta kakak tingkat dan juga teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2011 yang telah banyak membantu. Tiada gading yang tak retak, begitu pula kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mangharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat di kemudian hari, khususnya dalam bidang kedokteran gigi di kalangan Universitas Jember.

Jember, 8 Desember 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Rumusan Masalah ..4 1.3 Tujuan.5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keramik gigi... 6 2.2 Komposisi keramik gigi.. 8 2.3 Restorasi keramik-logam..10 2.4 Tipe Alloy..11 BAB III. PEMBAHASAN 3.1 Macam-macam keramik kedokteran gigi..............................................12 3.2 Komposisi dental porcelain...................................................................16 3.3 Sifat-sifat dental porcelain.....................................................................18 3.4 Perbedaan inlay dan facing porcelain....................................................19 3.5 Alloy yang digunakan untuk campuran dengan keramik......................20 3.6 Tahap manipulasi dental porcelain........................................................20 3.7 Perubahan warna pada restorasi keramik..............................................22 BAB IV.PENUTUP KESIMPULAN......................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keramik adalah bahan paling canggih dari zaman batu, lebih dari 10.000 tahun yang lalu, dan tetap mempertahankan peran pentingnya dalam komunitas manusia sejak diperkenalkan. Sebagian besar keramik ditandai oleh sifat refraktori, kekerasan, kerentanan terhadap fraktur karena rapuh, dan kelembaman kimianya. Untuk gigi, kekerasan keramik yang sama dengan email sangat diharapkan untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang dapat terjadi pada email karena adanya restorasi keramik. Kerentanan terhadap fraktur merupakan salah satu kekurangannya, terutama jika ada retakan dan tekanan tarik pada region restorasi keramik yang sama. Kelembamn kimia adalah kareakteristik yang penting karena memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan elemen-elemen yang berbahaya, selain mengurangi resiko dari kekasaran permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadapdhesi bakteri. Dua sifat lain yang penting dari keramik gigi adalah potensinya untuk meniru penampilan gigi asli, dan sifat insulatornya (penghantar panas yang rendah, difusi panas yang rendah, dan pengantar listrik yang rendah). Karena atomatom lofam memindahkan electron di permukaan luar ke atom yang nonlogam dan karena itu menstabilkan elektronnya yang sangat mobile, keramik adalah insulator panas dan listrik yang sangat baik. Porselen feldspathic dengan ikatan kimia yang dapat diandalakan sudah digunakan untuk restorasi logam-keramik selama lebih dari 35 tahun. Perkembangan mutakhirnya seperti opalesen, teknik pewarnaan internal yang khusus, porselen yang tahan perubahan warna, dan tebi bahu dari porselen secara bermakna meningkatkan penampilan keseluruhan dan vitalitas dari ahkota dan jembatan logam-keramik serta ketahanan klinis dari restorasi. Sayangnya, porseen ini terlalu lenah untuk dapat diandalkan pada pembuatan

mahkota keramik penuh tanpa inti logam cor atau coping lempeng ogam. Lebih jauh, penyusutan pembakarannya menyebabkan penyimpangan yang cukup besar pada ketepatan dan adaptasi tepi, kecuali dilakukan perbaikan sewaktu dibakar. Sejak diperkenalkannya mahkota jaket porselen alumina pada awal 1900-an, perkembangan mutakhir pada komposisi keramik dan metode pembentukan inti dari mahkota keramik penuh sangat meningkatkan kemampuan kita untuk mendapatkan mahkota jaket yang leih akurat dan tahan fraktur, yang terbuat seluruhnya dari bahan keramik. Teknologi keramik gigi adalah salh satu bidang yang paling cepat berkembang dari riset dan perkembangan bahan-bahan gigi. Dalam dua decade terakhir ini telah ada pengembangan dari porselen bahu untuk tepi porselen butt-joint pada mahkota porselen-logam (Porcelain Fused to Metal / PFM) dan inlai keramik penuh serta bahan-bahan mahkota, termasuk porselen tinggi leucite, keramik inti bebas penyusutan, keramik inti injeksi, keramik cor, desain computer, keramik yang diproses dengan mesin dan dibantu computer (CAD-CAM), serta keramik inti alumina yang diisi kaca berkekuatan tinggi. Sebagian besar dari bahan-bahan ini dapat dibentuk menjadi inlai, onlai, vinir, dan mahkota, serta dapat dibonding dengan resin ke struktur gigi. Keramik gigi masa depan umumnya berwarna terang karena meningkatnya keburuhan akan restorasi searna gigi telah meningkatkan keburuhan akan restorasi berbahan dasar keramik dan polimer serta berkurangnya penggunaan amalgam dan logam cor tradisional.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa sajakah macam-macam keramik kedokteran gigi ? 2. Apa sajakah komposisi dari dental porcelain ? 3. Bagamaina sifat-sifat dari dental porcelain ? 4. Apakah perbedaan inlay dengan facing porcelain ?

5. Apa sajakah macam-macam alloy yang digunakan untuk campuran keramik ? 6. Bagaimana tahap manipulasi dari dental porcelain ? 7. Bagaimanakah proses perubahan warna pada restorasi keramik ?

1.3 Tujuan 1. Mampu mengetahui dan memahami macam-macam keramik kedokteran gigi 2. Mampu mengetahui dan memahami komposisi dari dental porcelain 3. Mampu mengetahui dan memahami sifat-sifat dari dental porcelain 4. Mampu mengetahui dan memahami perbedaan inlay dengan facing porcelain 5. Mampu mengetahui dan memahami macam-macam alloy yang digunakan untuk campuran keramik 6. Mampu mengetahui dan memahami tahap manipulasi dari dental porcelain 7. Mampu mengetahui dan memahami proses perubahan warna pada restorasi keramik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keramik Gigi Kata keramik berasal dari kata keramikos yang berarti bahan yang terbakar (dalam Bahasa Yunani). Sifat keramik didapat melalui campuran kaolin, quartz, dan feldspar pada proses heat treatment tinggi (firing). Keramik gigi merupakan senyawa logam (seperti aluminium, kalsium, litium, magnesium, kalium, natrium, timah, titanium, dan zirconium) dan non-logam (seperti silicon, boron, fluorin dan oksigen) yang digunakan sebagai satu komponen structural, seperti yang dipakai pada inlai CAD-CAM, atau sebagai salah satu dari beberapa lapisan yang digunakan pada pembuatan protesa berbasis keramik. Keramik gigi dibuat untuk menghasilkan salah satu atau beberapa sifat berikut ini: dapat dicor, dapat dibentuk, dapat disuntikkan, warna, poasitas, translusensi, apat dibentuk dengan mesin, ketahanan terhadap abrasi, kekuatan dan kekerasan. (Phillips,Ed.10) Keramik gigi dapat diklasifikasikan menurut: Fusion temperature (temperature pembakaran) Dibagi menjadi: High fusing Medium fusing Low fusing Ultra low fusing 1300o C 1370o C 1090o C 1260o C 870o C 1065o C 870o C temperatur

a. High fusing digunakan untuk elemen gigi tiruan. High fusing membuat keramik gigi memiliki kekuatan (strength) terkuat, tidak dapat larut,

translusen, dan dapat menjaga keakuratan bentuk dalam proses firing yang berulang. b. Medium fusing dan low fusing digunakan untuk ceramic metal dan all ceramic fixed restorasi. Biasanya juga ditambahkan dengan boron oxide atau alkali carbonates untuk menciptakan homogenitas bubuk sehingga menguntungkan pada saat fusing. c. Ultra low fusing dan low fusing juga digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.

Fusion temperature dipengaruhi oleh 3 komposisi keramik: Quartz Feldspar Clay/kaolin (Craig, Ed.10)

Aplikasi 3 aplikasi utama keramik gigi: Keramik All keramik mahkota logam dan bridge mahkota, inlay, onlay, dan veneer

Ceramic denture teeth (Craig, Ed.10)

Teknik pembuatan (fabrication technic) Aplication All ceramic Fabrication Machine Crystalline phase Zirconia Alumina Feldspar Mica Leucite Slip-cast Alumina Spinel Zirconia Heat-pressed Leucite

Lithium disilicate Lithium phosphate Sintered Leucite Alumina Fluorapatite Ceramic-Metal Denture teeth (Phillips, Ed.10) Fase kristalin Setelah teknik pembuatan dan pembakaran, keramik gigi dibagi menjadi 2 fase: 1. Fase glassy (mengelilingi fase kristalin) 2. Fase kristalin (sama dengan leucite) Dengan meningkatnya fase glassy, maka ketahanan terhadap terjadinya crack akan menurun, namun translusensi akan meningkat. Pada all ceramic jumlah fase kristalinnya banyak. (Phillips, Ed.10) Sintered Manufactured Leucite Feldspar

2.2 Komposisi Keramik Gigi Komposisi keramik gigi konvensional adalah sebagai berikut: Silica (SiO2) Bahan ini sejenis pasir (silika) yang berfungsi memberi kekerasan dan kekuatan pada porselen. Susunan butir-butirnya bertindak sebagai kerangka yang tahan panas. Sifatnya keras, stabil, merupakan bahan campuran terbesar dalam kaca (glass) dan porselen kedokteran gigi. Quartz dengan struktur heksagonal adalah bentuk silika yang paling stabil. Bentuk struktur kristal silika: Quartz dipanaskan pada suhu 867oC akan mengalami recontructive transformation menjadi tridymite (rhombohedral) Tridymite dipanaskan pada suhu 1470oC berubah menjadi cristobalite (kubik)

Cristobalite dipanaskan pada suhu lebih dari 1700oC melebur dan terjadi fused quartz yang amorphous. Silica ditambahkan dengan fluks untuk menurunkan titik leleh dan mencegah deformasi pada saat proses sintering. Sintering merupakan proses pemanasan dari partikel-partikel untuk mendapatkan ikatan antar partikel dan menaikkan kepadatan struktur. (Phillips, Ed.10) Feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2) Feldspar soda (K2O.Al2O3.6SiO2) Feldspar merupakan mineral yang mengandung unsur-unsur kalium, natrium, potasium, sodium, alumunium dan silikat dengan perbandingan tertentu untuk menentukan suhu peleburan. Feldspar dapat diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar juga dapat digunakan sebagai bahan fluks. Feldspar yang digunakan relative murni dan tidak berwarna sehingga harus ditambahkan pigmen untuk mendapatkan warna sesuai gigi asli atau gigi tetangganya. Pigmen Oksida pimentasi ditambahkan untuk mendapat berbagai warna yang diperlukan guna mendekati warna gigi. Pigmen warna ini diproduksi dengan mencampur oksida logam dengan kaca halus dan feldspar kemudian menggerusnya ulang menjadi bubuk. Bubuk ini dicampur dengan bubuk yang tidak mempunyai pigmen untuk mendapatkan corak dan kroma yang tepat. Contoh dari oksida logam dan kontribusi warnanya pada porselen mencakup oksida besi atau oksida nikel (coklat); oksida tembaga (hijau); oksida titanium (coklat kekuningan); oksida mangan (lavender); oksida kobalt (biru). Opasitas

diperoleh dengn menambahkan oksida cerium, oksida zirconium, oksida titanium, atau oksida timah. (Phillips, Ed.10)

2.3 Restorasi keramik-logam Persyaratan utama demi kesuksesan restorasi logam-keramik adalah dibentuknya ikatan yang kuat antara porselen dengan logam campur. Begiru ikatan diperoleh, ada kesempatan untuk memberikan tekanan pembengkokan pada sistem biomaterial selama prosedur pembakaran porselen. Penyebaran tekanan yang tidak menguntungkan selama proses pendinginan dapat menyebabkan porselen retak-retak dan juga dapat terjadi fraktur yang tertunda. Jadi, kesuksesan restorasi logam-keramik, baik ikatan antarmuka yang kuat maupun kecocokan termal sangat diperlukan. Teori ikatan logam-keramik dibagi menjadi 2 kelompok: Penguncian mekanis antara porselen dan logam Ikatan kimia melalui antarmuka logam-porselen Walaupun ikatan kimia umumnya dianggap berperan untuk perlekatan logam-porselen, bukti yang ada menunjukkan bahwa untuk sebagian kecil sistem, penguncian mekanis memberikan ikatan utama. Sifat oksidasi dari logam campur ini sangat menentukan ootensinya untk berikatan dengan porselen. Riset tentang sifat perlekatan selama siklus degassing juga membentuk ikatan yang baik dengan porselen, sementara logam campur dengan perlekatan oksida yang buruk membentuk ikatan yang buruk. Beberapa logam campur palladium-perak tidak membentuk oksida eksternal sama sekali tetapi membentuk oksida secara internal. Untuk logam campur ini, ikatan mekanis diperlukan.(Phillips, Ed.10) Persyaratan keramik untuk restorasi keramik-logam menurut craig: Dapat tetap memberikan penampilan natural dari gigi Low fuse temperature Koefisien ekspansi termal yang sesuai dengan metal Adaptasi yang baik dengan keadaan di dalam mulut

10

Tidak abrasive terhadap gigi antagonisnya (Craig, Ed.12)

2.4 Tipe Alloy Untuk Restorasi Keramik-Logam Tipe 1 : tahan korosi, mudah dicasting dan dibentuk, mudah berubah bentuk selama proses firing, kepadatan tinggi, berwarna kuning harga mahal. Tipe 2 : sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, tahan korosi, mudah dicasting dan dibentuk. Tipe 3: sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, mudah dicasting dan dibentuk, tahan terhadap perubahan bentuk saat firing, kepadatan rendah, harga terjangkau. Tipe 4: sifat mirip tipe 3, tidak mengandung emas, kepadatan rendah, harga murah. Tipe 5: kekuatan tinggi, ekspansi besar, mudah dicasting dan dibentuk, harga murah, berwarna abu-abu kehitaman, tidak tahan terhadap perubahan bentuk saat firing. Tipe 6: memiliki sifat mekanis mirip tipe 4, namun memiliki ekspansi yang lebih tinggi, tahan terhadap perubahan bentuk saat firing, namun seperti tipe 5 dapat menimbulkan oksida yang membuat warna abu-abu kehitaman yang sulit untuk ditutupi.

11

BAB III PEMBAHASAN 3.1 MACAM MACAM KERAMIK KEDOKTERAN GIGI Keramik kedokteran gigi menurut temperature pembakarannya 1. High Fusing 1300 0 C (2372 0 F ) dan porselen jenis ini memerlukan waktu 5 menit atau lebih untuk melelebur pada temperature tersebut. jenis high fusing ini biasanya digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan serta sebagai bahan jendela (facing ) dalam pembuatan bridge atau veneer crown. Keramik jenis ini memiliki strength yang kuat, tidak dapat larut, translusen dan dapat menjaga kekuatan dan bentuk dalam proses firing yang berulang. Porcelen ini mengandung 4 % kaolin, silica 15 %, dan feldspar 18 % . 2. Medium Fusing 1101
0

C - 1300 0 C (2013 - 2072

C ), jenis medium

fusing ini juga digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan serta sebagai bahan jendela (facing ) dalam pembuatan bridge atau veneer crown. Keramik jenis ini biasanya ditambahkan boron oxide atau alkali karbonat sehingga memiliki homogenitas bubuk yang leih menguntungkan pada saat fusing. Porselen ini mengandung silica 29 %, sodium karbonat 2 %, boraks 1 %, kalsium karbonat 5 %, dan potassium karbonat 2 %. 3. Low Fusing 850
0 0

C - 1300

C ( 1562 - 2012 0 F ), jenis low fusing ini

digunakan untuk membuat mahkota dan jembatan . Low fusing porselen ini mengandung silica 12 %, feldspar 60 % dan sisanya 28 % adalah fluks. 4. Ultra Low Fusing < 850
0 0

C (1562

F ), jenis ultra low fusing ini

digunakan untuk membuat mahkota, jembatan dan untuk logam campur titanium.

Keramik kedokteran gigi berdasarkan aplikasinya 1. Porselen inti , digunakan untuk lapisan gigi paling dalam. Ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan jaket crown sehingga harus memilki sifat mekanis yang baik.

12

2. Porselen dentin : warnanya lebih translusen dimana pada bagian ini sangat menentukan bentuk dan restorasi 3. Porselen email : warnanya lebih translusen daripada dentin dimana tingkat translusen maksimal karena yang membentuk bagian luar mahkota. Tipe tipe porselen dalam kedokteran gigi 1. Feldplastik Porselen Feldplastik porselen dibuat pada suhu 1050
0 0

C - 1200

.Perbandingan jumlah feldspar dengan quartz adalah 85 % dan 15 %. Dengan adanya quartz yang rendah menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga feldplastik porselen mudah pecah karena adanya thermal shocks. Koefisien thermal dari feldplastiki ini ialah 5,5 X 10-6/ 0 C dan flexre strengthnya ialah berkisar 65 75 MPa2. 2. Aluminus Porselen Keramik ini memilki Kristal alumina sebesar 50 % denga koefisien muai panasnya lebih tinggi dan kekuatannya lebihn besar dua kali

daripda feldplastik porselen. Keramik aluminus porselen ini lebih di indikasikan untuk porselen karena kekuatannya yang sangat tinggi dan warnanya sangat opaque. Adanya Al2O3 sehingga lebih efektif dalam mencegah keretakan. Flexure strength yang dimiliki sebesar 138 MPa2. 3. Metal Bonding Porselen Metal bonding porselen merupkan porselen yang dikombinasikan dengan logam yang mempunyai kandungan K2O sebesar 11 15 %. Suhu pembakarannya sebesar 700 0 C -1200 0 C. Peningkatan jumlah K2O yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan muai panas yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan loagam. Pemakaian metal bonding porselen ini cukup efektif digunakan untuk anterior dan posterior karena selain memiliki kekuatan yang baik, metal bonding porselen juga memiliki penampilan yang baik yang sesuai dengan warna gigi. keramik ini mampu berikatan dnegan 3 cara yaitu : Porselen dan

13

Mekanik yakni dengan cara mengkasari permukaan sehingga porselen masuk kedalam celah mikromekanikal dari metal. Jadi, retensi mekanis yang erat terjadi akibat penetrasi dari porselen pada permukaan oksida logam dengan porselen. Kompresi, pada saat pendinginan porselen, maka dapat timbul kontraksi antara metal dan porselen sehingga menimbulkan tegangan yang akhirnya menyebabkan terjadinya ikatan antara metal denga porselen. Stress kompresif terbentuk sewaktu proses pengerasan dari vener dari porselen, dimana system logam keramik dirancang khusus dengan derajat perbedaan temperature yang sangat kecil untuk mendapatkan porselen dalam tahap kompresi. Kimia yakni pada saat metal dipanaskan maka akan timbul oksida pada permukaan logam. Dan pada saat dilakukan pembakaran maka porselen akan mengalir dan bersatu dengan metal membentuk ikatan. Proses terbentuknya ikatan kimia ini melibatkan proses migrasi dari indium atau timah terhadap permukaan alloy untuk membentuk oksida yang berkombinasi dengan porseln sewaktu proses pembakaran. 4. In Ceram atau keramik inti alumina yang diinfiltrasi kaca In Ceram ini merupakan keramik untuk mahkota anterior tunggal dan posterior serta untuk jembatan anterior tiga unit. Inti porselen yang alumina yang sedikit disintering diinfiltrasi dengan kaca pada temperatr 1100
0

Cselama 4 jam untuk menghilangkan porositas dan memperkuat

inti slip cast. Indikasi utama dari mahkota jaket porselen alumina ini ialah untuk merestorasi mahkota anterior atas jika estetik merupakan factor yang sangat penting, untuk pasien yang laergi logam dan jika estetik dari porcelen Fused to Metal kurang memuaskan. Keramik in ceram ini memiliki 3 jenis inti keramik yang akan diteangkan pada table di bawah ini :

14

Komposisi In Ceram Spinel In Ceram Alumina In Ceram Zirconia Al2O3 ZrO2 Al2O3 MgO Al2O3

Kekuatan kelenturan 350

Indikasi

Inlay, onlay, veneer, crown anterior.

500

Crown

anterior

posterior dan jembatan anterior. 700 Crown dan posterior jembatan

Keuntungan dari keramik yang diinfiltrasi kaca ini adalah kurangnya lapisan logam kekuatan lentingnya sangat tinggi dan ketepatannya sangat baik. Sedangkan kekurangnnya ialah mencakup inti yang opaq, tidak cocok untuk etsa asam konvensional, dan perlunya peralatan khusus.

TAMBAHAN : Keramik ini juga dapat digunakan pada gigi posterior karena memiliki kekuatan lenting yang cukup tinggi yang mampu menahan beban yang biasanya terjadi pada gigi posterior.

5. Keramik kaca injeksi ( IPS Empress ) Merupakan feldplastic porselen yang mengandung Kristal leucite K2O.AL2O3.4SiO2 dalam konsentrasi tinggi ( 35 vol % - 70 vol % ) untuk meningkatkan kekuatan lentur pada porselen sehingga dapat meningkatakan ketahanan terhadap fraktur. Keramik feldplastik type glass ini dipanasakan dalam rangka silinder dan disuntikkan dibawah tekanan dan temperatur yang tinggi kedalam mould ( 45 menit ) dan menghasilkan substruktur keramik. Bentuk mahkota ii dapat diberi glazing atau dibentu dengan menggunakan tekhnik pelapisan

konvensional.

15

Keuntungan dari keramik ini ialah lapisan logamnya kecil atau ada inti ketamik yang opaq, kekuatan lentingnya yang sedang, ketepatannya yang sangat baik dan estetikanya yang sangat bagus. Kekurangannya adalah potensinya untuk mengalami fraktur bila dipasang didaerah posterior dan perlunya peralatan laboratorium khusus.

3.2 KOMPOSISI DARI DENTAL PORCELAIN 1. Feldspar Feldspar kalium dan natrium adalah mineral yang terajdi secara alami dan terdiri atas potas K2O, soda ( Na2O), alumina Al2O3, dan silica SiO2. Sifat penting dalam feldspar ini ialah kecenderungannya untuk membentuk leucite mineral krisatalin ketika meleleh. Dimana leucite ini sendiri mineral kalium alumunium silikat dengan koefisien ekspansi thermal yang besar dibandng feldspat kaca. Feldspar ini digunakan untuk memebri kejernihan pada porcelain. Feldpar ini akan mencair selama pembakaran porcelain dan mengikat bahan bahan lain secara bersamaan. Feldspar ini secara perlahan akan melebur pada temperature 1100 o C (2000 o F ) dan akan menjadi liquid pada 1300
o o

C (2300

F ) dengan kekentalan yang tinggi. Feldspar yang

relative murni biasanya tidak berwarna sehingga ditambahkan pigmen untuk menghasilkan warna yang serupa dengan gigi.

2. Silica ( SiO2) Silica terdiri dari quatz, trydimite atau cristobalite. Silica yang dipakai dalam dental porcelain berguna untuk menambha kekuatan. Silica bereaksi dengan feldspar untuk menghasilkan suatu ikatan . Selain itu, silica ini merupakan bahan dasar utama dan mempengaruhi warna dari porcelain. Silica ini pada pembakaran normal tidak mengalami perubahan struktur dan akan mencapai keseimbangan pada temperature tinggi.

16

3. Fluks Fluks dicampurkan pada porcelain dalam pembuatannya pada temperature yang rendah . Fluks yang dicampurakan pada porcelain ini terdiri atas sodium, kalsium, natrium, potassium karbonat, boraks dimana bahan bahan ini merupakan low fusing material yang berguna untuk memperendah fusion temperature .

4. Kaolin Merupakan pengikat untuk mempertahankan kepadatan an kekuatan agar porselen dapat dibentuk sebelum dibakar. Akan tetapi semakin banyak kaolin , maka akan semakin gelap porcelainnya karena kaolin bersifat member warna gelap pada porcelain.

5. Bahan pewarna Oksida pigemntasi ditambahkan untuk mendapat berbagai wana yang diperlukan guna mendekati warna gigi. Pigmen warna ini diproduksi dengan mencampur oksida logam dengan kaca halus dan feldspar dan kemudian menggerusnya ulang menjadi bubuk. Bubuk ini dicampur dengan bubuk yang tidak mempunyai pigmen untuk mendapatkan corak dan kroma yang tepat. Contoh dari oksida logam dan kontribusi warnanya pada porselen mencakup oksida besi atau oksida nikel ( coklat ), oksida tembaga ( hijau ), oksida titanium ( coklat kekuningan ), oksida mangan ( lavender ) oksida kobalt ( biru ). Opasitas diperoleh dengan menambah oksida cerium, oksida zirconium, oksida titanium, atau oksida timah.

6. Bahan glaze dan bahan noda Bahan ini dapat dipakai untuk mendapat hasil estetis yang baik yang dikehendaki. 7. Gua dan starch Bahan ini biasanya dapat digunakan sebagai bahan pengikat.

17

3.3 SIFAT SIFAT DENTAL PORCELAIN 1. Sifat sifat fisis Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi tegangan tariknya rendah. Thermal ekspansi dari dental porcelain sama dengan thermal ekspansi substansi gigi yaitu sekitar 4,1 X 10-6 mm / mmoC3. Selain itu sifat insulatornya juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas yang rendah, dan penghantar listrik yang rendah .

2. Sifat kimia Suatu porselen memilki sifat kelembapan kimia dimana kelembapan kimia ini merupakan karakteristik yang penting karema memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan elemen elemen yang

berbahaya, selain mengurangi resiko dari kekerasan permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadap adhesi bakteri. Selainitu sifat kimia yang penting ini ialah porselen merupakan bahan yang biokompatibel dengan ligkungan rongga mulut dan juga tidak dapat dirusak oleh lingkungan.

3. Sifat Mekanis Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu perkembangan porselen lebih mengarah pada perbaikan sifat mekanik, antara lain dengan penambhan alumina yang dapat memperkuat bahan. Selain itu sebgian besar keramik memiliki sifat refraktori, kekerasan dan kerentanan terhadaoa fraktur karena rapuh. Untuk kekeraasan keramik disini saat sebelum diaplikasikan menjadi suatu bahan restorasi memang mamilki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan tetapi pada saat telah diaplikasikan kekerasannya sangat diharapkan sama dengan email untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang terjadi pada enamel karena adanya restorasi keramik.

18

4. Sifat Estetik Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting karena keramik mampu meniru penampilan dan meyamai gigi asli.

5. Sifat porus Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung gelembung udara yangb tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga diantara partikel porselen. Hal ini yang menyebabkan porselen ini mudah pecah karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang.

6. Sifat thermal Konduktifitas thermal dan koefisien ekspansi thermal mirip jaringan enamel dan dentin.

3.4 PERBEDAAN INLAY DAN FACING PORCELAIN Inlay Merupakan restorasi yang dipakai untuk melubang yang terdapat diantara cusp gigi dengan ukuran biasanya tidak terlalu luas atau biasanya hanya satu cusp yang mengalami kerusakan. Inlay pada porselen biasanya pilihan yang paling baik untuk menambal lesi yang mengenai bagian servikal gigi premolar dan gigi anterior, kavitas kelas V, kavitas pada permukaan proksimal anterior, pada insisal ang;e dan insisal edge. Hal ini dilakukan karena inlay menggunakan porselen tidak dapat diaplikasikan pada bagian yang menyangga beban sebab porselen itu sendiri memilki sifat mudah rapuh dan retak ( britlle ).

Mahkota Pigura Facing Porcelen Merupakan mahkota pada bagian luar penuh yang menyelubungi seluruh permukaan klinis biasanya pada bagian bukal atau labial yang dilapisi dengan bahan yang sewarna dengan gigi berupa porselen.

19

3.5 ALLOY YANG DIGUNAKAN UNTUK CAMPURAN DENGAN KERAMIK Alloy yang biasa digunakan ialah tipe III dan tipe IV akan tetap tipe IV lebih sering digunakan. Tipe III memiliki sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, mudah dicasting dan dibentuk, tahan terhadap perubahan bentuk selama proses firing,dan harga terjangkau. Sedangkan tipe IV memiliki sifat yang mirip dengan tipe III, namun tidak mengandung emas sehingga tidak mengganggu estetik. Logam mulia yang dikembangkan untuk pengikatan dengan porselen mempunyai kisaran leleh yang lebih tinggi daripada logam mulia tipe III yang tipikal; kisaran leleh yang lebih tinggi diperlukan untuk mencegah kempis, rembesan, atau melelehnya koping selama proses pembakaran. Alloy yang dicampur dengan porselen harus memiliki ciri ciri dibawah ini: 1. Berpotensi mengikat porselen gigi 2. Mempunyai koefisien kontraksi thermal yang cocok dengan porselen gigi, Logam yang digunakan biasanya mempunyai koefisien kontraksi thermal yang lebih tinggi dari porselen untuk menghindari tekanan tarik residual yang tidak diinginkan pada porselen. Karena jika koefisien kontraksinya tidak sebanding, tekanan dapat terbentuk dan dapat memperlemah baik logam maupu ikatannya. 3. Titik padatnya cukup tinggi sehigga aplikasi porselen bersuhu

penggabungan rendah dapat dimungkinkan.

3.6 TAHAP MANIPULASI DENTAL PORCELAIN 1. Tahap compaction Apad tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen yang digunakan a. Opaque shade ( alpisan opaq ) Untuk menutupi warna jaringan dibawahnya yang buram. b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body )

20

Lebih translusen daripada opaq shade, menentukan warna dan bentuk restorasi. c. Enamel shade Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna dapat disesuaikan dengan gigi asli. Pada tahap ini dapat dilakukan degan 3 cara yakni 1. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk menampatkan bubuk yang basah secara padat pada rangka dibawahnya. Air yang berlebih diserap degan tissue bersih dan kondensasi akan terjadi kea rah yang diserap. 2. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan dan menghaluskan porselen yang masih basah. Aksi pengahalusan akan membawa air naik ke permukaan sehingga bisa dibuang. 3. Metode ketiga menggunakan penambhan bubuk porselen kering yang diletakkan degnan bantuan sikat disisi yang berlawanan dari adonan porselen yang basah. Sewaktu air tertarik ke bubuk yang kering, partikel yang basah akan terdorong dan saling melekat Apapun metode yang digunakan yang penting adala bahwa tegangan permukaan dari air merupakan gaya penggerak pada kondensasi dan bahwa porselen tidak boleh dibiarkan mongering sampai kondensasi selesai dilakukan 2. Firing ( Pembakaran ) Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan yang terlihat pada kandungan leucite dari porselen yang didesain untuk membuat restorasi logam keramik. Leucite ini merupakan fase Kristal yang mempunyai pemuaian yang tinggi atau kontraksi tinggi , dimana fraksi volume pada matriks kacanya dapat sangat mempengaruhi koefisien kontraksi termal dari porselen. Perubahan pada kandungan leucite dapat menyebabkan

terbentuknya koefisien kontraksi termal yang tidak sama antara porselen

21

dengan loam sehingga menimbulkan tekanan selama pendinginan yang cukup untuk terjadinya pembentukan retak pada porselen. Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni : a. Pemanasan rendah atau low bisque stage Tujuannya adalah untuk menghilangkan air pada bahan shrinkage. Penyatuan partikel keramik hanya pada titik kontaknya, sehigga hasil yang didapat masih cukup porus. b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage Pada tahap ini shrinkage masih terjadi, kohesi lebih besar antar partikel ( partikel menyatu ). Air lebih banyak dihilagkan dari bahan agar pengkerutan lebih kecil. Porusitas berkurang dan terjadi pengkerutan. c. Pemanasan tinggi atau High bisque Pada tahap ini shrinkage berlanjut sebanyak 30 40 % sampai benar benar tidak terjaid shrinkage sama sekali.

3. Tahap Glazing Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna. Tujuan pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau mengimbangi pengkerutan selama proses pembakaran dan menutupi porus pada bahan porselen.

3.7 PERUBAHAN WARNA PADA RESTORASI KERAMIK Perubahan warna yang terjadi bisa disebabkan karena semen seperti contoh bahan semen opaq seperti semen seng fosfat, dapat mengubah warna mahkota yang translusen dan menyerap cahaya. Jadi silikofosfat yang lebih translusen dan akhir akhir ini semen ionomer kaca lebih banyak digunakan. Banyak semen yang dirancng khusus untuk penyemenan mahkota keramik penuh secara khusus diberi warna untuk membantu mendapatkan kemiripan warna yang paling tepat dengan gigi gigi tetangganya.

22

Selain itu, diskolorisasi pada restorasi keramik ini juga dapat terjadi pada penderita yang memakai fluor topical secara rutin karena fluor topical ini dapat mengetsa kaca kemungkinan melalui pelepasan ion natrium yang selektif, sehingga mengganggu anyaman kaca.hal ini dapat mengarah kepada kerusakan atau degradasi yang hebat pada permukaan porselen, sehigga pada saatpasien mengkonsumsi makanan atau minuman yang berwaran maka makanan atupun minuman tersebut akan masuk kedalam celah celah. Dan akhirnya terjadilah diskolorisasi. Selain itu dengan adanya degrade tersebut menyebabkan terjadinya kekasaran yang dapat menjadi tempat bagi akumulasi plak.

23

BAB IV KESIMPULAN

24

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J. 2003. Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10. Jakarta: EGC. Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Materials Ed.10. St.Louis Mosby. Craig, R.G.,dkk. 2006. Craig's Restorative Dental Materials Ed.12. Mosby Elsevier.

25

Anda mungkin juga menyukai

  • Ameloblastoma
    Ameloblastoma
    Dokumen24 halaman
    Ameloblastoma
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Mitra Bab 1
    Proposal Mitra Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Proposal Mitra Bab 1
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Mitra Bab 1
    Proposal Mitra Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Proposal Mitra Bab 1
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Rev Proposal
    Bab 1 Rev Proposal
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Rev Proposal
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • BAB II Konsep
    BAB II Konsep
    Dokumen1 halaman
    BAB II Konsep
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Kirim Berty1
    Kirim Berty1
    Dokumen3 halaman
    Kirim Berty1
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Revisi 2
    Bab 1 Revisi 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 1 Revisi 2
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Kirim Berty1
    Kirim Berty1
    Dokumen3 halaman
    Kirim Berty1
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • ETIOLOGI MALOK Dan Faktor Umum 2009
    ETIOLOGI MALOK Dan Faktor Umum 2009
    Dokumen21 halaman
    ETIOLOGI MALOK Dan Faktor Umum 2009
    Gita Putri Kencana
    Belum ada peringkat
  • Macam Analgesik
    Macam Analgesik
    Dokumen4 halaman
    Macam Analgesik
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Rev Proposal
    Bab 1 Rev Proposal
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Rev Proposal
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Isi Lap Prof Sken 1
    Isi Lap Prof Sken 1
    Dokumen20 halaman
    Isi Lap Prof Sken 1
    Rusell Setya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Holistik dan Komprehensif
    Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Holistik dan Komprehensif
    Dokumen3 halaman
    Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Holistik dan Komprehensif
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Makanan Pantangan Kanker Mamae
    Makanan Pantangan Kanker Mamae
    Dokumen3 halaman
    Makanan Pantangan Kanker Mamae
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Odont DRG - Hengky
    Odont DRG - Hengky
    Dokumen10 halaman
    Odont DRG - Hengky
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • ETIKA KEDOKTERAN
    ETIKA KEDOKTERAN
    Dokumen11 halaman
    ETIKA KEDOKTERAN
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    100% (4)
  • Laporan Tutorial
    Laporan Tutorial
    Dokumen2 halaman
    Laporan Tutorial
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Kirim Berty1
    Kirim Berty1
    Dokumen3 halaman
    Kirim Berty1
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen8 halaman
    Laporan Kasus
    WahyuHidayat
    Belum ada peringkat
  • Malpraktik
    Malpraktik
    Dokumen3 halaman
    Malpraktik
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Malpraktik
    Malpraktik
    Dokumen3 halaman
    Malpraktik
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Persyaratan Preparasi
    Persyaratan Preparasi
    Dokumen11 halaman
    Persyaratan Preparasi
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial
    Laporan Tutorial
    Dokumen2 halaman
    Laporan Tutorial
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • ETIKA KEDOKTERAN
    ETIKA KEDOKTERAN
    Dokumen11 halaman
    ETIKA KEDOKTERAN
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    100% (4)
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen9 halaman
    Informed Consent
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Kode Etik Kedoktran
    Kode Etik Kedoktran
    Dokumen20 halaman
    Kode Etik Kedoktran
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Malpraktik
    Malpraktik
    Dokumen3 halaman
    Malpraktik
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen9 halaman
    Informed Consent
    Riskyana Dwi HA Rachmadani
    Belum ada peringkat