Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN PANCASILA DIDALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta:paca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPRGR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisahpisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara. Oleh karena itu kita sebagai selaku rakyat indonesia hendaknya mengamalkan nilai nilai pancasila didalam kehidupan kita. Jika kita selaku rakyat indonesia sudah tidak berpedoman dengan pancasila yang merupakan dasar dari negara kita maka negara ini tidak akan mempunyai tujuan. Berikut ini adalah cara pengamalan pancasila didalam kehidupan kita selaku mahasiswa sebagai tonggak penerus dari bangsa Indonesia :

1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)


Sila ini menghendakai setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha Esa.Dengan sila ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karennya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yang berkewajiban menjlankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila pertama ini mengandung nilai religius antara lain contohnya seperti Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

Didalam kehidupan

masyarakat

indonesia

ditumbuhkembangkan

sikap saling

menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama yang berbeda beda sehingga dapat selalu dibina kerukunan hidup beragama antar pemeluk agama, serta tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain. Dalam rangka menjalankan kehidupan berbangsa dan beragama dan percaya kepada Tuhan yang maha esa, terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negra yaitu: a. Percaya dan takwa kepada tuhan yang maha esa sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaannya b. Pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa c. Keselarasan pemanfaatan IPTEK dengan pengalaman sila pertama Bangsa indonesia percaya dan takwa kepada tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing masing menurut kemanusiaan yang beradab. Hormat

menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda beda. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Bangsa indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing masing dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya, agar tidak terjadi pertentangan antar pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikat hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing masing dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama yang lain. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak hak asasi manusia,sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk tuhan. Manusia selain merupakan mahluk ciptaan tuhan juga merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Dan kita selaku mahasiswa untuk mengamalkan dengan cara rajin ibadah sesuai dengan ajaran agama kita masing masing dan menjauhi segala laranganNya, membina kerukunan hidup dengan pemeluk agama lain dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.

2. Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab)


Dalam sila kedua ini terkadung nilai nilai perikemanusiaan yang diperhatikan dalam kehidupan sehari hari antara lain, pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya, perlakuan yang adil terhadap sesama manusia terhadap diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan, manusia sebagai mahluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta,rasa,karsa dan keyakinan. Tujuan dari sila kedua ini adalah untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk tuhan yang maha esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan

sebagainya. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. Mengembangkan sikap tidak semena mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lainnya.

Dan pengamalan dari sila kedua ini sendiri dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Menyanyangi dan menghormati sesama manusia. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.

3. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)


Dengan sila persatuan indonesia, manusia indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar bhineka tunggal ika dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa agar bangsa kita tidak ketinggalan dengan bangsa lain yang sudah berkembang dan maju. Dan juga sila ini benar benar menggambarkan pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda beda tetapi tetap satu. Indonesia dari sabang sampai merauke, bermacam macam adat dan budaya, berjuta juta penduduk. Oleh karena itu kita harus bersatu jika ada yang berniat untuk menghancurkan indonesia. Kita harus berani untuk membela mengorbankan untuk kepentingan negara apabila diperlukan. Mungkin untuk jaman sekarang kita tidak perlu berperang dengan menggunakan senjata tapi dengan wawasan kita, kita bisa melawan negara lain. Mengharumkan nama bangsa indonesia di dunia.

Penerapan dari sila ketiga ini sendiri adalah dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui

pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Memelihara ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan rasa kebanggan berkebangsaan dan bertanah air indonesia. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Serta mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.

4. Sila Keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan) Manusia indonesia menghayati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimanya dan melaksanakannya dengan itikat baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan diatas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai nilai kebenaran dan keadilan itu harus diterapkan secara benar sesuai apa yang sudah dimusyawarahkan. Dan dalam sila ini sendiri memaknai bahwa kekuasaan ada ditangan rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaanya dengan sistem perwakilan. Setiap warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Memberikan kepercayaan kepada wakil wakilnya yang dipercayai untuk melaksanakan

pemusyawaratan.

Dan penerapan dari sila ini sendiri yaitu dengan cara mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah untuk mengambil keputusan. Menerima hasil musyawarah dengan itikat baik. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai nilai keadilan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ini memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama yang adil dalam mata hukum, politik, ekonomi, budaya, dan kebutuhan spirtual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

Cara kita selaku mahasiswa dalam mengaplikasinnya adalah dengan suka bekerja keras, suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahtraan bersama, suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, tidak menggunakan hak milik untuk hal hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

Anda mungkin juga menyukai