RUANG LINGKUP BAHASAN Gambaran umum Konsep dasar Karakteristik Teknik Asesmen Penerapan
Gambaran umum
Asumsi dasar Perilaku itu dipelajari Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar yang keliru. Perilaku maladaptif dpt diubah melalui proses belajar. Tujuan utamanya menghilangkah tingkah laku yang salah suai dan menggantikannya dengan tingkah laku baru.
KONSEP DASAR
MODIFIKASI Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda / lebih baik. PERILAKU Aktivitas, aksi, kinerja, respons, atau reaksi Tindakan sederhana / simple action Dapat diobservasi / can be overt (observable) Dapat tersembunyi / can be covert (not directly observable) Perilaku tersembunyi harus disimpulkan dari responrespon terbuka / covert behavior must be inferred from overt responses.
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
Merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi:
Reaksi motorik:
Bicara, berjalan, belajar
Reaksi fisiologis
Aktifitas
Reaksi Kognitif
Bayangan, imaginasi, pikiran
Reaksi afektif
Perasaan: benci, kecewa, rasa sayang
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
Pandangan behaviorist: Klasik Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu atau mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dengan stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yang diharapkan. Operant Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat atau pengukuh diberikan berupa reward atau punishment. Behavior Analist
Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar.Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
PENDAPAT LAIN Eysenck : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori yang modern dalam prinsip psikologi belajar. Wolpe : Penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, dengan melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan
Respondent/classical conditioning
Ivan P Pavlov Percobaan anjing : makanan, lampu, air liur No stimulus, no respon Istilah : respondent dan operant behavior, generalisasi, diskriminasi, extinction, pemulihan spontan (spontaneous recovery), reconditioning.
Operant conditioning
BF Skinner Reinforcement dan punishment
Operant Conditioning
Faktor penyebab, perilaku, dan konsekuensi yang menegaskan situasi-situasi perilaku /antecedent, behavior, and
consequence define behavioral situations
Perangkat sebelumnya yang menjelaskan alasan terhadap perilaku / antecedents set the occasion for the behavior Perilaku adalah apa yang dilakukan organisme / behavior is
what organisms do
Konsekuensi mempengaruhi peristiwa yang akan datang dari sebuah perilaku / consequence influence the future occurrence
of the behavior
Catatan :
Konsekuensi juga dapat dianggap sebagai stimulus dari perilaku berikutnya.
Modeling
Modeling adalah belajar melalui observasi tehadap orang lain / modeling is learning through observation of others Juga disebut belajar sosial, observasional, vicarious (dialami orang lain), imitatif. / also called social,
observational, vicarious, and imitative learning
Modeling
Modeling dapat berupa / modeling can: Perilaku inisiatif / initiate behavior Mengajarkan tugas baru /teach new task Mempengaruhi kecepatan respon / influence
response rate
Ketepatan diri terlihat pada terjadinya korelasi positif dengan kemungkinan sukses / self-efficacy
appears to be positively correlated with the likelihood of success
Focus on behavior
Menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik / avoid interpretive labels and diagnostic
systems
Fokus pada perilaku yang berkekurangan atau yang berlebihan / focus on behavioral deficits or
behavioral excess
(Sugiarmin, 2006)
Istilah lain yg sering ditemukan : Shaping, chaining, promting, fading, ABA, Discrete trial Training DDT, thought stoping, respon cost, over control, self control, self management, RET, dsb.
ASERTIVITAS
Suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dituntut jujur thd dirinya & jujur pula dlm mengekspresikan perasaan, pendapat & kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan / merugikan pihak lainnya.
Asertive training
Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan, dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya.
AVERSI
Pemberian hukuman positif Diikuti sikap tegas Biasanya diikuti prompting Misal : anak marah coret-coret tembok diminta untuk menghapus. Disarankan sebagai opsi terakhir jika teknik behav modification lain tdk efektif.
Aversion therapy Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk., dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dengan stimulus yang merugikan dirinya. Misal: Homo sex lihat photo pria telanjang lantai aliri listrik gemetaran.
Jenis-jenis prosedur hukuman positif dalam aversif : Overcorrection Positive Practice Restitution ganti rugi Contingent Excersice Guided Compliance kepatuan terbimbing Physical Restraint (Pengekangan Fisik)
EXTINCTION
Pemadaman
Adalah hilangnya respons. Tingkah laku yang telah mengalami penguatan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti untuk muncul. Extinction terjadi saat: - Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat. - Tidak lagi mengakibatkan penguatan konsekuensi.
Extinction Burst
(ledakan ekstensi) ekstensi)
Adalah peningkatan frekuensi, durasi, atau intensitas dari tklk yg tidak diperkuat selama proses extinction. Dampak yg mungkin terjadi :
segera meningkatkan frekuensi, durasi, atau intensitas tklk. Tingkah laku baru mungkin terjadi. Respon yang emosional / tingkah laku agresif mungkin terjadi.
Spontaneous Recovery
Munculnya kembali tingkah laku ttt setelah beberapa waktu tidak muncul. kecenderungan alami perilaku untuk terjadi lagi di (dalam) situasi yang serupa dengan situasi dimana extinction belum terjadi
SATIATION
kejenuhan
Teknik menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki dengan menghilangkan alasannya. Alasan tersebut ada pada diri anak. Misalnya : memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian / segera mengalihkan kegiatan ke kegiatan lain sebelum bosan. Dpt juga dengan cara pembosanan. Misal, anak yang suka berteriak-teriak, justru diminta untuk berteriak terus sampai bosan.
Modeling
A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior (Sebuah prosedur yang menghadirkan contoh perilaku yang diberikan kepada individu untuk mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku yang serupa)
Modeling
AGAR EFEKTIF Gunakan model teman sebaya yang kompeten dalam hal yang akan dimodelkan Lebih dari 1 model akan lebih baik Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai sesuai dengan kemampuan klien Sertakan aturan-aturan lain Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement Buat model yang didesain dengan benar Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dengan kekompleksannya bertahap Model hendaknya serealistik mungkin
Self reinforcement
Karakteristik Modeling
Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dengan pengamat. Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model atau peran model. Standar model Jika model yang diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku nyata dari model tetapi juga standar performan yang ditunjukkan oleh model.
Systematic Desentisization
suatu cara menghapus tingkah laku yang diperbuat secara negatif dengan menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan secara sistematik. Salah satu caranya adalah dengan melatih anak maladaptif untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yang dibayangkan atau dievaluasi. SD in vivo (real) / Imagination (SD-R / SD-I)
Systematic Desensitization
Time out
menyisihkan anak dari lingkungan atau kelompoknya. Penyisihan dapat dilakukan melalui observasi kontingen, penyisihan exclusion, dan penyisihan seclusion.
Token economy
suatu cara untuk menghapus perilaku maladaptif dengan cara memberikan pemerkuat-pemerkuat tertentu yang berupa benda atau penguat simbolik lain yang bernilai ekonomis sesuai dengan persetujuan bersama.
Respon cost
yaitu dengan cara memberikan denda dengan mengurangi atau memperkecil reinforcement yang akan diberikan bila prilaku yang ditampilkan ternyata tidak sesuai dengan harapan.
SELF CONTROL
dilakukan untuk meningkatkan perhatian pada anak tugas-tugas tertentu. dilakukan melalui prosedur self assessment, mencatat diri sendiri, menentukan tindakan diri sendiri, dan menyusun dorongan diri sendiri.
PUNISHMENT
POSITIVE PUNISHMENT PAINFUL STIMULUS NEGATIF PUNISHMENT MENGHILANGKAN PEMERKUAT TKLK (yang disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya), misal : dlm kasus anak yg suka melawan orang tua mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV, setiap kali anak memukuladiknya.
Reinforcement
Reinforcement positif Reinforcement negatif Ideosinkratik Specific reinforcer
TUJUAN
MENDORONG MUNCULNYA PERILAKU YANG TEPAT MELALUI BELAJAR
PENGKONDISIAN KLASIK
PENGKONDISIAN OPERAN
MODELING
TEKNIK
TEKNIK
PENGHUKUMAN
TEKNIK
BERTAHAP LAKUKAN
FLOODING
AVERSI
EKSTINGSI
OBSERVASI
DESENSITISASI SISTEMATIK
TOKEN EKONOMI
IDEN TARGET PRILAKU
LAKUKAN SENDIRI
KETENTUAN BERI TOKEN ATURAN PENUKARAN
IN-VIVO
IMAGINAL
Reciprocal inhibition: suatu prosedur untuk memperkuat hubungan respond baru dengan stimulus yang menimbulkan tingkah laku maladaptive. Extinction: prosedur untuk memperlemah hubungan respond dengan stimulus. (penghapusan) Systematic desensitization: prosedur eksperimental yang dilaksanakan dengan reciprocal inhibitation dan extinction.
2. Assertive Training Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan, dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya. 3. Sexual training Digunakan untuk menghilangkan kecemasan yang timbul akibat pergaulan dengan jenis kelamin. Misal untuk penderita impoten --- Bantu dengan wanita lain, atau istri yang cemas/takut diraba suaminya suruh membayangkan samapi kecemasannya hilang.
4.
Aversion therapy
Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk., dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dengan stimulus yang merugikan dirinya, mislanya muntah. Homo sex lihat photo pria telanjang lantai aliri listrik gemetaran.
5.
Cover desensitization
Digunakan untuk merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tetapi menyimpang, missal homo, alcoholic. Diminta membayangkan prilaku yang menyenangkan tersebut, tetapi pada saat bersamaan diminta pula untuk membayangkan sesuatu yang tidak menyenangkan. Alcoholic diminta membayangkan minum, saat gelas hampir di mulut bayangkan ingin muntah.
6.
Thought Stopping
Efektif digunakan untuk klien yang sangat cemas. Caranya, missal klien ditutup matanya sambil membayangkan dan mengatakan sesuatu yang mengganggu dirinya, missal berkata saya jahat pada saat itu klien memberi tanda, dan terapi kemudian berteriak atau berkata keras dan nyaring berkata berhenti. Jadi pikiran yang tadi digantikan dengan teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya sendiri yang bisa menghentikan.
ASESMEN
Behavioral assessment & Behavioral analysis Behavior assessment (murni deskriptif) Functional assessment mengenai penyebab perilaku bermasalah tersebut : apa yang memicu masalah dan apa konsekuensinya? (S - R C) --- A B C
Behavioral Assessment:
identifikasi perilaku yang akan diubah (target behaviors) Pengambilan data (anamnesis) wawancara, kuis Pengukuran data dasar (baseline measure), atau fase penilaian perilaku (assessment) obsrvasi, angket self report, self monitoring of target behavior, role play. Tiap sesi adalah suatu eksperimen, suatu studi kasus: pengukuran data dasar - prosedur terapi - pengukuran followup
Functional assessment
mengenai penyebab perilaku bermasalah
Functional Analysis:
mengidentifikasi penyebab perilaku bermasalah Social positive reinforcement (R - C) Internal sensory positive reinforcement External sensory positive reinforcement Social negative reinforcement Temukan masalah perilaku (S - R)
PENERAPAN
Prinsip dasar Perilaku yang akan dimodifikasi harus diidentifikasikan dalam bentuk perilaku yg teramati (behavior objective) dan terukur. Ukuran perilaku ini dijadikan indikator untuk menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan intervensi Prosedur dan teknik intervensi yang dipilih harus diarahkan untuk mengubah lingkungan.
PENERAPAN
Prinsip dasar -lanjutan Metode yang digunakan harus dapat dijelaskan secara logis dan dapat dipahami orang lain sedapat mungkin teknik yang digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan seharihari teknik dan prosedur yang digunakan selalu berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar secara umum serta prinsip respondent conditioning dan operant conditioning.
Prosedur pelaksanaan
Menetapkan target behavior Asesmen melalui pendkatan ABC menetapkan teknik intervensi yang dipilih melakukan intervensi merekam kegiatan pelaksanaan intervensi Mencatat hasilnya melaporkan hasil
Teknik pelaksanaan
SSR
Scientific Orientation
Menggunakan teknik-teknik terapy yang secara empirik tervalidasi / use empirically validated therapy techniques Hasil-hasil terapy dievaluasi secara objektif / therapy outcomes evaluated objectively
KEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN MODIFIKASI PERILAKU Emergence and Growth of behavior Modification
1950s: modifikasi perilaku memperoleh penerimaan / behavior modification gains acceptance 1960s: penerbitan Journal of Applied behavior Analysis / the establishment of the Journal of Applied behavior Analysis 1970s: modifikasi perilaku diperluas pada cakupan kognisi / behavior modification expands to include cognition
Fixed
Reinforcment
Interval
Variabel
Intermitted reinforcment
Fixed
Ratio
Variabel
This multimedia product and its contents are protected under copyright law. The following are prohibited by law: any public performance or display, including transmission of an image over a network; preparation of any derivative work, including the extraction, in whole or part, of any images; any rental, lease, or lending of the program.
Behavioral Approaches
Development of Behavioral Approaches
John Locke: Blank Slate
John Watson: Learned Neuroses B. F. Skinner: Operant Conditioning Ivan Pavlov: Classical Conditioning
Behavioral Approaches
Basic Principles
Reinforcement: Rewards and Punishments. Shaping: Working with small, incremental changes. Measurement: Objective, measurable outcomes. Action: Dwells more on behaviors than thoughts.
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT)
Theoretical Constructs and Techniques Focuses on dysfunctional, irrational, unrealistic and distorted thoughts. Feelings and behavior are also addressed. Unconditional acceptance is important. Ellis also believed in authenticity. Clients are encouraged to think rationally.
Copyright Allyn & Bacon 2004
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT)
Philosophy and Beliefs Understanding belief systems is important. Belief systems are organized ways of thinking about reality. Belief systems affect ones self-view. The language a client uses, will speak to their philosophy and belief system.
Copyright Allyn & Bacon 2004
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Philosophy and Beliefs (continued)
Clients create their own emotional disturbances by believing in absolute and irrational beliefs. Clients can choose their belief system. Counselors can help clients by identifying irrational beliefs and helping the client find meaning in their lives.
Beliefs
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Identifying Irrational Thinking
Helpless thinking is the result of irrational thinking. It usually includes all or nothing statements. It usually includes the words should, ought, never and must.
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Identifying Irrational Thinking (continued)
Five common irrational or dysfunctional ideas: Life isnt fair. Its awful. I cant stand it. I must get what I want. Im incompetent.
Copyright Allyn & Bacon 2004
Behavioral Approaches
Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT)
A-B-C-D-E-F A = The activating event. B = The irrational belief about the event. C = The emotional consequence. D = Disputing the irrational beliefs. E = The emotional effect of disputing the belief. F = New feelings and behavior.
Copyright Allyn & Bacon 2004
Behavioral Approaches
Rational-Emotive Behavior Therapy and Multiculturalism
The therapy fails to address contextual-situational factors that adversely impact clients lives. REBT uses the ethnocentric approach to mental health care. Does not focus on the phenomenological experience of the client. Does not address the different ways irrational beliefs are manifested by the culturally different.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
The Basics Instead of seeking to change behavior, Reality Therapy works on changing awareness of responsibility. Once responsibility is acknowledged by the client, it is then possible to work on behavior change. The locus of the decision is placed on the client.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
The Basics The Reality therapist might borrow skills, techniques or ideas from other theories if it benefits the client. The Reality therapist will be himself or herself, use humor, sarcasm and confrontation in personal ways to assist the client in greater understanding. Role-playing, systematic planning, and teaching intentional living are all important in Reality Therapy.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
The Basics The client has control over his or her life, choices and personhood. There is no need to explore a clients past because the past is over and the clients problems occur in the present. Reality therapy puts the power into the clients hands and shows the client how he or she can help himself or herself.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
The Basics The client and counselor explores the clients wants and needs. It focuses on conscious, planned behavior. The therapy focuses on responsibility and choice. Trust and the relationship between client and counselor are critical.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
The Basics Since it is often used in institutions, the counselors communication of trust, warmth, respect and caring is especially important. Reality therapy helps clients look at the consequences of their own actions. This therapy is often used in settings other than the counseling office (e.g. playground or detention center) and is practiced by those other than counselors (e.g. teacher and prison guard).
ThoughtsBehavioral
Approaches
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
Cognitive Aspects of Reality Therapy There are negative additions (e.g. drugs, stealing) and positive addictions (e.g. walking, meditation). We choose our addictions and therefore our fate. Reality therapy helps clients to: Explore their wants and how that relates to their needs; look at what they are doing to meet those needs; evaluate behaviors in relationship to those needs and helps the client plan to change behavior to more effectively meet needs.
Behavioral Approaches
William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory
Cognitive Aspects of Reality Therapy There are negative additions (e.g. drugs, stealing) and positive addictions (e.g. walking, meditation). We choose our addictions and therefore our fate. Reality therapy helps clients to: Explore their wants and how that relates to their needs; look at what they are doing to meet those needs; evaluate behaviors in relationship to those needs and helps the client plan to change behavior to more effectively meet needs.
Behavioral Approaches
Reality Therapy and Multiculturalism
Many of the tenets of Reality therapy fits well with other cultures. Helping the client explore wants and needs keeps the focus on the clients values and concerns within the clients cultural context. Reality therapy challenges the client to see the self in relationship to his or her context. This includes the clients cultural context.
Behavioral Approaches
Donald Meichenbaums Ten Central Tenets of Cognitive Behavioral Therapy Behavior is reciprocal between a clients thoughts, feelings, psychological processes and resultant consequences. Cognitions do not cause emotional difficulty. Counselors help clients understand how they construct and construe reality. CBT therapists dissuade from the rationalist or objectivist position. There is an emphasis on collaboration with the client.
Behavioral Approaches
Donald Meichenbaums Ten Central Tenets of Cognitive Behavioral Therapy (continued) Relapse prevention is central to cognitive behavioral therapy. The client/therapist relationship is critical for change to occur. Emotions play a critical role in cognitive-behavioral therapy. CBT is used with couples and families. CBT can be used in a variety of setting with a variety of issues.
Behavioral Approaches
Applied Behavioral Analysis: Central Constructs
Client-counselor relationship is imperative and counselors exhibit high levels of empathy, self-congruence and interpersonal contact. The relationship is collaborative and relationship variables differ according to client and culture. Operationalization of Behavior: Focuses on the concreteness and specifics of behavior. Vagueness is transformed into objective, observable actions. Functional Analysis: The ABCs of behavior. An individual's behavior is directly related to events and stimuli in the environment.
Copyright Allyn & Bacon 2004
Behavioral Approaches
Applied Behavioral Analysis: Central Constructs
Reinforcement: Behavior develops and maintains itself through a system of punishments and rewards. Goals: These are designed to make specific behavioral changes. Goals are concrete, specific, observable and measurable.
Resources
Ivey, A. E., DAndrea, M., Ivey, M. B. and Morgan, L. S. (2002). Theories of counseling and psychotherapy: A multicultural perspective, 5th ed. Boston, MA.: Allyn & Bacon. James, R. K. & Gilliland, B. E. (2003). Theories and strategies in counseling and psychotherapy, 5th ed. Boston, MA: Allyn & Bacon. Kottler, J. A. (2002). Theories in counseling and therapy: An experiential approach. Boston, MA: Allyn & Bacon.
Trishs Behavior
Read Vignette II: This is the third time in two weeks Trish has been sent to the office for fighting on the playground!
302 FBA
97
Experience tells us
Behaviors occur in context of a childs interaction with his or her environment. Changing inappropriate behaviors requires identifying and changing the environment. Challenging behaviors are meaningful and serve a purpose or function.
TP: Share something that youve done today, its context, and the reinforcer you received. 302 FBA 98
Many teachers tend to focus on the form of student behaviors. This has some drawbacks.
302 FBA 99
302 FBA
100
302 FBA
101
The FBA process tries to help teachers discover Are there events that consistently precede a behavior that occurs in the classroom? Are there events that consistently follow these behaviors? What are the setting events for the antecedents, behavior, and consequences? (These tend to be more remote in tme.) Can another behavior be taught/acquired that will serve the same function of the challenging behavior?
302 FBA
103
Scatter Plot grids - based on direct observations ABCs - based on direct observations
Data from these sources allow those involved in FBA to create an hypothesiswhy the student is behaving in a certain way. Now to test it. See next slide.
302 FBA 105
Two ProgressProgress-Monitoring Designs To test the hypothesis and to develop an intervention data are gathered using a Reversal (ABAB) Design Changing Conditions or Alternating Treatment Designs
302 FBA
107
This picture indicates that aggression increases when hard tasks are introduced.
302 FBA 108
IDEAs Positive Behavior Intervention Plan Plan attempts to link the management of behaviors that impede instruction with positive intervention strategies to reduce the occurrence of inappropriate behavior
302 FBA
109
at time of development, review, or revision of an IEP an occurrence of behavior subjects a student to disciplinary action
302 FBA 110
302 FBA
111
Chapter 6
Developing a Hypothesis for Behavior Change: Functional Assessment and Functional Analysis
Chapter 6
113
Maurices Behavior
Read page 170: At Whitier Middle School, the certain consequences for fighting is 2 days inschool suspension
Chapter 6
114
Behaviors occur in context of a childs interaction with his or her environment. Changing inappropriate behaviors requires identifying and changing the environment. Challenging behaviors are meaningful and serve a purpose or function.
Chapter 6
115
Chapter 6
116
Chapter 6
117
Chapter 6
118
Antecedent
Behavior Consequence
Chapter 6
119
Chapter 6
120
The hypothesis generating process tries to determine Are there events that consistently precede behaviors? What are the setting events for the antecedents, behavior, and consequences? Are there events that consistently follow behaviors? Can another behavior be taught/acquired that will serve the same function of the challenging behavior?
Chapter 6
121
Chapter 6
123
your behavior change project, what is the form of the behavior? Hypothesize what function you think the behavior is serving? (Be specific in terms of R+ or R-.) What made you conclude that this is the function?
Chapter 6
124
Indirect Methods
(see p. 187) Anecdotal Records (pp. 59-62) See comparison to ABC on p. 61)
Chapter 6
125
determining the function of a behavior by systematic manipulation of environmental variables, antecedents and consequences and documentation of their effect on the occurrence of the target behavior (p. 191) is a strategy of manipulating the students environment and observing the effect on behavior (p. 178)
Chapter 6
126
The behavior is getting attention The behavior results in escaping a demand The behavior occurs when student is alone (e.g., self-stimulation) (see pages 192)
Chapter 6
127
Functional Analysis: Two ABA Designs To test the hypothesis and to develop an intervention data are gathered using a Reversal (ABAB) Design (See page 193) Changing Conditions Design (See page 193)
Chapter 6
128
Chapter 6
129
Chapter 6
130
IDEA & the Behavior Intervention Plan attempts to link the management of behaviors that impede instruction with positive intervention strategies to reduce the occurrence of inappropriate behavior (p. 51)
Chapter 6
131
at time of development, review, or revision of an IEP an occurrence of behavior subjects a student to disciplinary action(p. 51)
Chapter 6 132
Chapter 6
133
http://cecp.air.org/fba/
Read Trish vignette ABC Scatterplots Interview Rating scale
Chapter 6
134
Behavior Management Methods for Students with Emotional and Behavioral Disorders:
A Comparative Study
Research Questions
How do behavior management strategies for Emotional/ Behavior Disorder students used in public inclusive classrooms compare or contrast to the methods used within special education classrooms in private settings? What factors influence any differences between methods used in the two different settings?
Background Information
NCLB the movement from mainstreaming and resource rooms to all inclusive classrooms. Hartford has been planning for several years and just began implementing this recently. Teachers and students alike are being forced to adapt. Really severe cases are referred to private special school settings.
Significance
Student with EBD have higher drop out rates than other disability groups* Students with EBD are also less likely to attend postsecondary schooling than other disability groups.* Left untreated, children's behavior problems typically multiply, intensify, and diversify over time, thus putting the child at increased risk for academic failure, social isolation, and peer rejection. These, in turn, accelerate the likelihood of school avoidance, alcoholism and drug abuse, and lifespan antisocial behavior (p. 363) **
* Nelson, Benner, Lane & Smith, 2004. Academic Achievement of K-12 Students with Emotional and Behavior Disorders, Exceptional Children, v. 71, n.1, 59-73 ** - Hester, Baltodano, Gable, & Tonelson, 2003. Early intervention with children at risk of emotional/behavioral disorders: a critical examination of research methodology and practices, Education & Treatment of Children, v. 26, n. 4, 362-382.
Methodology
Classroom observation
At least 3 hours a week for a month in each school
Informal Conversations
with multiple teachers and paraprofessionals
Formal Interviews
Greenwell 1 Special Education teacher, 2 Paraprofessionals Rodriguez 4 Regular Education Teachers, 1 Special Education teacher
Thesis Statement
Without a school-wide commitment to behavior management plans, classroom structure relies too much on the individual classroom teachers initiative. Private, special school settings provide well structured, cohesive behavior management systems in which all classrooms are required to implement while public schools are lax in terms of ensuring each classroom has a plan.
Mr. James : Not really. I mean there are the general rules, like no running in the Rodriguez hallway. But I tend to do my own thing. I mean, every kid is different and then my student could go into another classroom and be completely different Only required to provide their classroom with a list of general rules, decided upon by the teacher.
Ms. Stuart : Oh yes, theres the level system, the point system, positive Greenwell motivators, reinforcements, and a lot of earning Required to follow these systems and fill out intense paperwork regarding the implementation of this.
Teacher Training
Rodriguez
Felt that she was not prepared enough to have EBD students in her classroom. She only had one special ed. undergraduate course, years ago. So she decided to just go with the flow Mrs. Little When asked what she wished she could change about the system she claimed school support as the number one thing she wishes she had. She asked that they spend more time on development of those skills. They can help you find ways to teach reading or math but not what to do when your class is being disrupted
Greenwell
Everybody who is hired here has experience in special ed. Ms. Stuart Mandatory training on behavior management and Therapeutic Crisis Intervention lasts 24 hours in total. Provided with manual including proper steps to take in response to most behaviors. Also include structures forms to record behavior such as points sheets and intervention reports.
Variations in Rodriguez
Behavior Charts Rewards Punishment
Intrasubject Research
the purpose of research will determine the appropriate research design intrasubject or single-subject designs are commonly used to evaluate treatment effects for an individual combinations of consecutive letters of the alphabet are used to label different designs each letter refers to a phase of treatment with A typically referring to baseline
AB Designs
in AB designs, baseline (A) is followed by an intervention (B) comparisons (typically on a graph) can be made to see if changes occur from baseline to treatment conditions not an ideal method to isolate the cause of change
Reversal Designs
300 Baseline Intervention (Time-out + DRO) Reversal Intervention (Time-out + DRO)
Number of vocalizations
200
Drug 100
15
10 Facial Posturing
0 15 Diaphragmatic Breathing 10
10
12 14 Trial series
16
18
20
22
24
26
Dimensions of Evaluation
effectiveness of treatments must be evaluated from several different perspectives: did behavior change generalize to the individual's natural environment? was the behavior change significant to the individual's functioning and change it enough to have a practical impact? do long-term savings and advantages warrant costs of the treatment?
Composing a Report
after intervention is complete, a report should describe: target behaviors intervention techniques treatment outcomes follow-up results
Introduction
Phases of Behavior Modification Program:
Screening phase
Clarifying the problem and determining who should treat it
Baseline phase
Determining the initial level of the behavior
Treatment phase
Intervention strategy is initiated
Follow-up phase
Evaluating the persistence of desirable behavioral changes after the termination of the program
A behavior modification research project attempts to demonstrate convincingly that it is the treatment, rather than some uncontrolled variables, that was responsible for the change in the behavior in question.
Limitations
Withdrawal of treatment may not lead to return to baseline Withdrawal may be undesirable or unethical
Across subjects
Applying the same treatment to the same behavior problems of two or more individuals
Across situations
Baselining one type of behavior for a single individual in more than one setting
Does not require reversal Several treatments can be evaluated at the same time Disadvantage: treatment effects interaction
Practical
Changes to client, other significant individuals in clients life, and society in general
Tocen Economies
Modifikasi Perilaku
Pengertian
Token: tanda A program in which
a group of individuals can earn tokens for a variety of desirable behaviors Dapat ditukar dengan barang atau benda
Token Ekonomi
Advantages:
Dapat langsung diberikan sesudah suatu perilaku terjadi dan ditukarkan dengan benda bila waktu dan tempat memungkinkan Lebih mudah diberikan pada saat individu berada dalam kelompok
Penerapan
pasien normal: menurunkan absen, anak nakal RSJ: disable person Narkoba Meningkatkan kesadaran masyarakat
Taking Baseline Selecting Backup Reinforcers Selecting the Type of Tokens to Use:
Attractiveness, lighweight, portable, durable, easy to handle
Identifying Available Help Choosing the Locations & Equipment Decide on Specific Implementation Procedures Prepare Token Economy Manual for the Clients and the Staff
Reinforcement administration:
How it will be adminstered and for what behavior
Punishment?
Only for clearly defined behaviors Only when ethically justified
Kartu diberikan bila muncul perilaku yang diharapkan dan perilaku lain yang mendukung
Diharapkan: tidak ngompol Pendukung: mau kencing sebelum tidur, bangun untuk kencing di kamar mandi
Identified five plausable goals for a tocen economy Define precisely the target behavior related to each of the five goals Describe a number of things you might do to identify backup reinforcers for the group of individuals you chose
Self Control
1.
2.
WHY?
Problems on Self Control
I just cant resist having an extra dessert My term paper is due; I have a big midterm; and I have to finish writing up that lab assignement. What am I doing here at this bar? Why arent home studying?
Problem Specification
Write out the GOAL: rinci, kongkrit, dan wajar Make a list of things that you take as evidence that your goal has been achieved? Given a number of people with the same goal, how would you decide who had met the goal and who had not??? If your goal is an outcome, such as achieving a certain weight then make a list of specific behaviors that will help you to achieve that outcome
Incompatible behavior
Perilaku bermasalah diganti dengan perilaku yang lebih tepat
Shaping
Membentuk perilaku target secara bertahap
Self Instruction
Increase exercise and study behavior (Cohen, DeJames, Nocera, & Ramberger, 1980) Reduce fear (Arrick,Voss, & Rimm, 1981) Reduce nail-bitting (Haris & McReynold, 1977) Improve a variety of other behavior
Willpower
If you had more willpower you could get rid of that bad habits If you had more willpower you could improve yourself and get some better habits
Fading
The gradual change, on successive trials, of a stimulus that controls a response, so that the response eventually occurs to a partially changed or completely new stimulus
Deitz&Malone, 1985
modifikasi perilaku
223
Modelling
A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior
modifikasi perilaku
226
Physical Guidance
Application of physical contact to induce an individual to go through the motions of the desired behavior
modifikasi perilaku
228
EXTINCTION
Salah satu teknik yang digunakan untuk menurunkan frekuensi dilakukan suatu perilaku tertentu
Fading
The gradual change, on successive trials, of a stimulus that controls a response, so that the response eventually occurs to a partially changed or completely new stimulus
Deitz&Malone, 1985
modifikasi perilaku
235
Modelling
A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior
modifikasi perilaku
238
Physical Guidance
Application of physical contact to induce an individual to go through the motions of the desired behavior
modifikasi perilaku
240
Belajar Behaviouristik
Kelompok 1
Behaviourisme
Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi
Reaksi motorik:
Bicara, berjalan, belajar
Reaksi fisiologis
Aktifitas
Reaksi Kognitif
Bayangan, imaginasi, pikiran
Reaksi afektif
Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson no stimulus, no respon. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme
Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Reinforcment
Interval
Fixed
Ratio
Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku
Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar
Modifikasi Perilaku
operant conditioning classical conditioning Modelling
SD
Discriminating Stimuli
R (O)
Respons
SR
Environmental reaction on this respons
Assertive Training
Neila Ramdhani
Asertif
Lange & Jakubowski:
Memperoleh hak-hak personal Pengekspresian pikiran, perasaan, dan keyakinan kita secara langsung dan terus terang dengan jujur, langsung, dan tepat
Kelley:
Sikap seseorang dalam mengekspresikan dirinya dengan landasan hak pribadinya sendiri tanpa menyakiti atau menyinggung hak pribadi orang lain
Taubman:
Kemampuan untuk menyatakan perasaan, keinginan, dan kebutuhan individu pada orang lain serta penghargaan
Kanfer & Goldstein:
Orang yang asertif dapat membela diri ketika diperlakukan tidak adil Mampu memberi tanggapan terhadap masalahnya Mampu menyatakan cintanya
Komunikasi secara terbuka; langsung; terus terang; sebagaimana mestinya Pandangan aktif terhadap kehidupan Menerima keterbatasan dirinya dan tidak merasa malu dalam suatu pertemuan Selalu berusaha mencapai cita-cita
Pelatihan Asertif
Goldstein (1986) Rangkuman yang sistematis dari ketrampilan, peraturan, konsep atau sikap yang dapat mengembangkan dan melatih kemampuan individu untuk menyampaikan dengan terus terang pikiran, perasaan, keinginan dan kebutuhannya dengan penuh percaya diri sehingga dapat berhubungan dengan lingkungan sosialnya dengan baik Rees & Graham (1991) Penanaman kepercayaan bahwa asertif dapat dilatihkan & dikembangkan Memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan yang mereka inginkan Saling mendukung Pengulangan perilaku asertif dalam berbagai situasi Umpan balik bagi setiap peserta dari trainer maupun peserta
Asserting Yourself
Bower & Bower
Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan verbal & non verbal untuk mengatasi situasi-situasi yang tidak nyaman Reaksi dari ketidak nyamanan:
Menyalahkan diri sendiri Pasif atau Agresif
Tugas peserta:
Analisis problem Develop a reasonable negotiation position Assert themselves effectively
Perilaku:
Modelling video (Ramdhani, 1993) Role play Umpan balik
Modifikasi Perilaku
oleh: M. Sugiarmin
Modifikasi Perilaku
Konsep dasar modifikasi perilaku Perilaku segala sesuatu yang dikatakan atau dilakukan seseorang perilaku overt dan perilaku covert Modifikasi perilaku berbagai upaya untuk mengubah perilaku penerapan prinsip-prinsip belajar yang teruji untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif
- bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo) - sosial (mengganggap orang sbg benda) - sensasi (disangka tuli,buta) - bermain (putar-putar roda mobil-mobilan) - emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa tidak pada tempatnya) - dll
Evaluasi
hal yang perlu diperhatikan -ketelitian respon -kecepatan respon -kekuatan respon -kemungkinan muncul respon lain -usaha-usaha subjek untuk berespon Pelaporan -grafik -frekuensi -durasi
PSIKOLOGI BELAJAR
PENDAHULUAN
Secara historis studi ilmiah tentang belajar dilakukan oleh psikolog. Dipelopori oleh ahli-ahli seperti Ebbinghaus (1885), Bryan dan Harter (1897, 1899) dan Thorndike (1898). Banyak Psikolog membuat pengakuan eksplisit bahwa belajar merupakan hal sentral dalam mempelajari tingkah laku (Hilgard, 1956), didukung oleh Tollman, Guthrie dan Hull.
Edwin Guthrie: contiguity antara S-R ada dalam proses belajar.Reinforcement merubah kondisi stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah respon lain yang tidak diharapkan. Clark Hull: teori deduktif-matematis, menjelaskan kecenderungan munculnya respon berdasarkan dalil yang formal dan umum (deduktif) dan diformulasi dalam bentuk matematis. sEr = sHr x V x D x K (Ir + sIr)
Edward Tolman: teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. B.F Skinner: operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement. Donald Hebb: physiological learning, bahwa didalam belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps, yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. Jean Piaget: teori belajar kognitif, menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisikdan perkembangan intelektual organisma.
PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, asalkan ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Hal-hal pokok berkenaan dengan belajar: a. membawa perubahan b. adanya kecakapan baru c. adanya usaha
Terjadi secara sadar Bersifat kontinu dan fungsional Bersifat positif dan aktif Bukan bersifat sementara Bertujuan atau terarah Mencakup seluruh aspek perilaku individu
Definisi Belajar Bukan Sumber Utama Ketidaksamaan Diantara TeoriTeori-teori yang Ada
Definisi belajar sangat sulit untuk diformulasikan secara utuh atau memuaskan, karena melibatkan semua aktifitas dan proses yang diharapkan untuk dimasukkan ataupun dihapus. Kontroversi itu terdapat pada fakta dan interpretasi, tetapi bukan pada definisi. Alasan untuk mempelajari belajar yang berbedabeda menyebabkan pemberian tekanan kepada aspek yang berbeda-beda sehingga tampil seolah-olah ada pertentangan teori.
Metode Penelitian
Metode Eksperimen Observasi Naturalis Studi Kausal-Komparatif Studi Korelasi Tes Psikologi dan Survai Sejarah Kasus Klinikal
Etika Penelitian
Peneliti harus melindungi hak-hak subyek dan toidak menempatkan subyek dalam bahaya psikis maupun fisik. Peneliti harus menjelaskan detail prosedur penelitian dan meminta persetujuan dari subjek
PENGKONDISIAN KLASIKAL
Ivan P. Pavlov (1849-1936) Paradigma pengkondisian klasikal: - stimulus benar-benar netral dengan stimulus alami yang menghasilkan respon dipasangkan - setelah satu atau dua kali pemasangan stimulus netral diharapkan menghasilkan respon tertentu. Bila kondisi tersebut terjadi maka telah terjadi pengkondisian klasikal.
Pada kasus-kasus tertentu CR dan UCR tidak sama : anticipatory respon CS dapat menghasilkan respon tidak dibawah penelitian : orienting respon
Respon alpha Habituasi Sensitisasi Pengkondisian palsu Hambatan laten Sensory preconditioning
CR lebih tahan dari pemadaman, dibandingkan dengan CR berdasarkan dari penguatan terus menerus.
PENGKONDISIAN INSTRUMENTAL
B. F Skinner Proses belajar yang meliputi manipulasi akibat-akibat dari suatu respon dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan probabilitas munculnya respon tersebut
a.
b. Identifikasi stimulus Classical : hubungan antara CS-UCS atau CS-CR Instrumental : hubungan antara respon dan penguatan
Shaping
Shaping: pembentukan respon a. External shaping: pembentukan respon dengan cara mengontrol lingkungan dimana organisme berada b. Internal Shaping : pembentukan respon dimana kontrol yang konstan datangnya dari dalam organisma dukan dari lingkungannya
Penjadwalan Penguatan
Fixed ratio (FR) Variable ratio (VR) Fixed interval (FI) Variable interval (VI) - dalam pengkondisian instrumental ini respon yang diberi penguatan sebagian juga lebih tahan terhadap pemadaman dibandingkan respon dari penguatan yang terus menerus
MODELING
Merupakan beberapa bentuk perilaku (model) yang kemudian diikuti oleh performance atau perilkau yang sama oleh organisma
Pengertian Modeling
Terdapat beberapa cara pandang yang berbeda dalam mengartikan modeling: Belajar imitasi Belajar observasi Belajar sosial Belajar pengalaman
Self reinforcement
Karakteristik Modeling
Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dengan pengamat. Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model atau peran model. Standar model Jika model yang diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku nyata dari model tetapi juga standar performan yang ditunjukkan oleh model.
BELAJAR VERBAL
Belajar verbal adalah proses pemerolehan perilaku verbal baru dalam seting sedang melakukan proses belajar
Munculnya tiga hukum asosiasi yaitu asosiasi, contiguity dan law of contrast. Aristoteles: pikiran manusia adalah organizing agent Penelitian Ebbinghaus : nonsense syllabels, yang menyimpulkan bahwa kemampuan mengingat akan menurun dengan bertambahnya waktu.
Belajar Berseri
Subjek diberi stimulus berseri dan kemudian diminta untuk mengulangi (menyatakan) kembali apa yang telah diterimanya. Terdapat 4 metode belajar berseri,yaitu: Metode antisipasi Metode serial recall Metode presentasi lengkap Metode free recall
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Ada 3 tipe asosiasi untuk menganalisis belajar berseri: Immediate forward association Immediate backward association Remote association
Kurva Posisi Berseri Materi awal dan akhir mudah diingat, dibanding materi tengah pelajaran:
N Jumlah kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1 Posisi berseri N
Manipulasi materi yang diberikan kepada subjek. Misal: 36 materi belajar berseri yang dikelompokkan dalam 3 kelompok:
N Jumlah kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1 Posisi berseri N
Modifikasi Kurva Posisi Berseri Manipulasi materi yang diberikan kepada subjek. Misal: Mengingat materi yang telah dikenal umum mudah diingat, dan yang tidak dikenal umum sulit diingat (efek Von Restorff).
N Prosentasi kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1 2 3 4 5 6 N Posisi berseri Materi: 1. FOH, 2. ZOD, 3. XED, 4. KAH, 5. CAT, 6. MUQ.
Hasil belajar berseri dipengaruhi oleh urutan belajar atau pengalaman belajar.
Serial list: 1
Karakteristik Materi
Sangat berarti: diukur dari jumlah asosiasi rata-rata suatu perolehan unit verbal. Misal: kata mama sangat berarti bagi anak dibandingkan kata komputer Nilai asosiasi: presentasi responden tentang beberapa asosiasi dari unit verbal. Memiliki kesamaan dengan karakteristik materi sangat berarti. Familiaritas: materi yang sudah dikebal oleh subjek. Penilaiannya dibuat dalam skala 1 sampai 7 (tidak familiar sampai sangat familiar). Kemampuan pengucapan: penilaian kemudahan pengucapan unit verbal. Penilaiannya dibuat dalam skala 1 sampai 7 (tidak mudah sampai sangat mudah diucapkan).
Karakteristik Materi
Imagery: mudah tidaknya subjek membuat gambaran mental tentang materi belajar di dalam dirinya. Ketergantungan rangkaian: didasarkan atas pengetahuan bahwa fonim, huruf dan kata tergantung pada rangkaiannya. Asosiasi simetri: pasangan R-S (responstimulus) dipelajari sama kuat dengan pasangan SR.
Sebagian besar aspek psikologi belajar mempelajari penguatan-penguatan yang berfungsi meningkatkan atau memelihara kekuatan suatu respon.
Respon diperkuat
Bila latihan dihentikan Terjadi pemadaman respon yang memperoleh penguat (pemulihan spontan mungkin terjadi)
Penguatan primer adalah stimulus yang dapat meningkatkan atau memelihara kekuatan respon organisme secara otomatis. Penguatan sekunder adalah stimulus yang dapat meningkatkan atau memelihara kekuatan respon organisme bila organisme telah mempelajarinya. 3. Penguatan di Pengkondisian Klasikal, Instrumental dan Modeling UCS (unconditioned stimulus) sebgai penguatan di pengkondisian klasikal. Stimulus yang menyertai respon organisme sebagai penguatan di pengkondisian instrumental dan modeling 4. Prinsip Premack Beberapa keadaan performan dari perilkau yang tidak diharapkan akan dikuatkan oleh perilaku yang diharapkan
Penguatan Sekunder
Penguatan yang dipelajari, yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam periode waktu antara membuat respon dan identifikasi informasi beberapa penguatan yang lain yang terdapat didalam jalur penguatan sekunder.
Penilaian Penguatan
Tiga teknik untuk menilai apakah stimulus sebagai penguatan atau bukan penguatan: 1. Apakah stimulus dapat meningkatkan atau memelihara respon? 2. Apakah stimulus dapat memperpanjang tidak terjadinya pemadaman? 3. Apakah stimulus dapat sebagai penguat untuk beberapa respon lainnya? Apabila stimulus dapat memenuhi teknik no 3 maka dapat dikategorikan sebagai penguatan yang cukup kuat.
Penundaan Penguatan
Terjadi bila respon tidak langsung diikuti dengan pemberian penguatan, dan cenderung memunculkan penurunan performan organisma.
Sifat Penguatan
Efektifitas stimulus yang berfungsi sebagai penguatan tergantung pada: 1. Kualitas penguatan 2. Kuantitas penguatan 3. Jumlah usaha organisme untuk memperoleh penguatan Penguatan Kontras: digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan kuantitas atau tingkatan penguatan Penguatan Primer dan Sekunder
Penjadwalan Penguatan
Penjadwalan sederhana: fixed ratio, fixed interval, variable ratio, variable interval. Penjadwalan lanjutan: penjadwalan jamak, penjadwalan gabungan, dan penjadwalan konkuren
Pertimbangan Lain dari Penjadwalan Penguatan Autoshaping, adalah pembentukan sendiri yang merupakan pemberian penguatan pada saat stimulus khusus muncul pada organisma. Automaintenance, adalah pemeliharaan sendiri yang akan terjadi bila organisma membuat respon terus-menerus yang seolah-olah organisme nampak mencegah penguatan yang diberikan kepadanya.
Punishment (Hukuman)
Stimulus yang bilamana ditampilkan akan melemahkan kekuatan respon atau menurunkan frekuensi munculnya respon. Hukuman Positif Hukuman Negatif Hukuman Negatif vs Pemadaman
Melemahnya respon Terjadi munculnya kembali respon yang memperoleh hukuman (kecuali bila diberikan tekanan)
Belajar Behaviouristik
Kelompok 1
Behaviourisme
Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi
Reaksi motorik:
Bicara, berjalan, belajar
Reaksi fisiologis
Aktifitas
Reaksi Kognitif
Bayangan, imaginasi, pikiran
Reaksi afektif
Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson no stimulus, no respon. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme
Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Reinforcment
Interval
Fixed
Ratio
Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku
Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar
Modifikasi Perilaku
operant conditioning classical conditioning Modelling
Belajar Behaviouristik
Kelompok 1
Behaviourisme
Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi
Reaksi motorik:
Bicara, berjalan, belajar
Reaksi fisiologis
Aktifitas
Reaksi Kognitif
Bayangan, imaginasi, pikiran
Reaksi afektif
Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson no stimulus, no respon. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme
Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Reinforcment
Interval
Fixed
Ratio
Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku
Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar
Modifikasi Perilaku
operant conditioning classical conditioning Modelling
PUNISHMENT
POSITIVE PUNISHMENT PAINFUL STIMULUS NEGATIF PUNISHMENT MENGHILANGKAN PEMERKUAT TKLK (yang disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya), misal : dlm kasus anak yg suka melawan orang tua mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV, setiap kali anak memukuladiknya.