Disusun Oleh : Kelompok C 1. Kunthi Kencana Makayasa P. 2. Oktavia Kusuma Dewi 3. Nyoman Defriana Suwandi 4. Galih Putri W. 5. Zuliyatul Masnunah 6. Geraldi Kusuma 7. Kiki Andari 8. Lucky Puspitasari 9. Raditya Rangga 10. Brenda Desy R (122010101002) (122010101010) (122010101012) (122010101014) (122010101016) (122010101019) (122010101021) (122010101028) (122010101033) (122010101036)
I.
tubuh. Obat bekerja melalui beberapa mekanisme. Sebagian kecil obat bekerja dengan menggunakan sifat fisikokimianya yang disebut dengan obat non-spesifik. Sedangkan sebagian besar obat bekerja secara spesifik melalui system transpor, enzim, atau bekerja pada reseptor. Respon maksimal yang dihasilkan obat disebut efikasi. Sedangkan Potensi obat adalah ukuran dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan respon tertentu. Biasanya potensisering di ekspresikan sebagai dosisobat yang di butuhkan untuk mencapai efekterapi pada 50% populasi atau yang di kenal dengan ED50 (effective dose 50), sedangkan lethal dose adalah dosis yang di butuhkan untuk membunuh 50% populasi hewan coba. Efek dariobat yang dapat di timbulkan antara lain efek obat dapat menurun dengan cepat (dalam beberapa menit) seiring dengan waktu disebut takifilaksis atau desensitasi. Sedangkan toleransi adalah sebaliknya yaitu penurunan respon yang lebih lambat (dalam beberapa hari atau minggu), akan tetapi efek dari obat kemoterapi itu bisa hilang atau biasa disebut dengan resistensi obat.
II.
Tujuan 1. 2. 3. 4. Menjelaskan prinsip kerja obat dalam menghasilkan efek Menjelaskan hubungan antara dosis obat dengan efek Menjelaskan hubungan antara waktu dengan efek Menjelaskan perbedaan individual dalam respon terapi
III.
Alat dan Bahan 1. Probandus (subyek yang diamati) semua anggota kelompok 2. Obat:NSAID sesuai dengan yang disediakan 3. Bak plastic besar
IV.
Metode Kerja 1) Tetapkan pemimpin kelompok sebelum memulai bekerja 2) Buatlah informed concent untuk probandus a. Pemimpin kelompok membagikan tugas dalam kelompok b. Setiap kelompok dipilih satu orang sebagai timer yang memegang stopwatch dan satu orang yang melakukan pencatatan c. Anggota kelompok yang lain menjadi probandus 3) Dua jam sebelum praktikum dimulai, setiap probandus minum obat yang telah disediakan 4) Percobaan dengan es a. Siapkan bak plastik besar yang diisi es, tambahkan air secukupnya sehingga dapat merendam tangan b. Satu per satu probandus memasukkan tangan kiri sedalam pergelangan tangan ke dalam bak yang berisi es. Pada saat bersamaan stopwatch dijalankan c. Tahan tangan yang berada dalam rendaman es sampai probandus tidak tahan d. Bila probandus sudah tidak tahan, dapat diakhiri dan waktu dicatat untuk setiap orang yang melakukannya e. Percobaan diulangi di hari lain tetapi tidak menggunakan obat (langkah 4, tanpa melakukan langkah 3) 5) Percobaan dengan manset a. Lakukan pengukuran tekanan darah untuk masing-masing probandus dan di catat.
b. Probandus
dipasang
manset
dan
dipompa,
tekanan
sphygmomanometer dipertahankan antara tekanan darah sistolik dan diastolic, aktifkan stopwatch. c. Pertahankan manset sampai probandus tidak tahan baru lepas, catat waktunya. d. Lakukan hal ini pada seluruh anggota kelompok. e. Percobaan diulangi di hari lain tetapi tidak menggunakan obat.
V.
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Oktavia Kusuma D Zuliyatul Masnunah Brenda Desy R Raditya Rangga Geraldi Kusuma Defriana Suwandi Kunthi Kencana Kiki Andari Galih Putri Lucky Puspitasari
Tanpa Obat 3 menit 21 detik 33 detik 17 detik 1 menit 40 detik 1 menit 50 detik 2 menit 11 detik 35 detik 3 menit 46 detik 15 detik 43 detik
Setelah Minum NSAID 2 menit 48 detik 40 detik 22 detik 2 menit 3 detik 2 menit 22 detik 1 menit 28 detik 41 detik 10 menit 2 detik 18 detik 50 detik
Percobaan Dengan Manset No Nama 1 2 3 4 5 6 Oktavia Kusuma D Zuliyatul Masnunah Brenda Desy R Raditya Rangga Geraldi Kusuma Defriana Suwandi Tanpa Obat 1 menit 12 detik 2 menit 34 detik 1 menit 10 detik 1 menit 30 detik 2 menit 26 detik 1 menit 52 detik Setelah Minum NSAID 1 menit 59 detik 2 menit 59 detik 1 menit 35 detik 2 menit 16 detik 3 menit 2 detik 3 menit 6 detik
7 8 9 10
VI.
Pembahasan Dari data praktikum yang diperoleh, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu yang dapat dicapai sebelum dengan sesudah mengonsumsi obat NSAID. Data
menunjukkan bahwa setelah mengonsumsi obat NSAID, waktu yang dapat dicapai probandus untuk menahan nyeri selama mungkin lebih lama daripada waktu yang dapat dicapai probandus sebelum mengonsumsi obat NSAID. Hal ini disebabkan oleh kinerja obat NSAID dimana obat ini menghambat produksi lebih lanjut dari mediator-mediator kimiawi dari nyeri, contoh: prostaglandin, substansi P, serotonin, bradikinin, enzim proteolitik, dll. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk mediator kimia ini mencapai nilai ambang untuk bisa mengekspresikan rasa nyeri menjadi lebih lama. Dari situ, maka akan menurunkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri. Dari data praktikum yang diperoleh, dapat dianalisis juga bahwa waktu yang dapat dicapai probadus dalam percobaan manset tekanan darah, relatif lebih lama dibandikan praktikum nyeri pada es. Hal ini mungkin disebabkan oleh laju nilai ambang nyeri masingmasing mediator kimia pada praktikum es dan manset berbeda. Pada praktikum es, mediator kimiawi yang berperan merangsang serabut nyeri adalah bradikinin,serotonin,histamin. Nilai laju untuk mencapai ambang batas nyeri, lebih cepat daripada mediator kimia pada praktikum manset. Dengan lebih cepatnya mediator kimia ini terakumulasi, maka serabut nyeri akan segera terangasang dan rasa nyeri akan cepat timbul.
Lain halnya dengan praktikum manset, Bila aliran darah terhambat, maka rasa nyeri akan timbul seiring berjalannya waktu. Nilai ambang batas nyeri pada mediator kimianya juga lebih lambat sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memunculkan rasa nyeri dibandingkan praktikum nyeri es. Ketika metabolisme jaringan semakin cepat, maka akan semakin cepat pula rasa nyeri yang timbul. Diduga, salah satu penyebab timbulnya rasa nyeri ini adalah terkumpulnya sejumlah besar asam laktat dalam jaringan, yang terbentuk akibat metabolisme anaerobik. Mungkin juga ada bahanbahan kimiawi lainnya, seperti bradikinin dan enzim proteolitik yang terbentuk di jaringan akibat kerusakan sel. Mediator tersebut butuh lebih banyak waktu untuk terakumulasi pada tubuh sehingga butuh waktu lebih lama untuk merangsang serabut saraf nyeri.
VII.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa: 1. Setelah minum obat NSAID, probandus dapat menahan nyeri relatif lebih lama dibandingkan sebelum minum obat NSAID. 2. Waktu yang dapat dicapai probadus dalam percobaan manset tekanan darah, relatif lebih lama dibandingkan probandus dalam percobaan nyeri pada es. 3. Presepsi nyeri setiap orang berbeda-beda sehingga ketahanan terhadap nyeri pun berbeda-beda namun secara umum setelah meminum obat NSAID ketahanan setiap orang terhadap nyeri bertambah dibanding saat tidak meminum obat. Saran Temperatur air es, seharusnya disamakan tiap probandus. Artinya, semua probandus saat memasukkan tangannya ke dalam bak air es harus bersama-sama, agar hasil percobaan lebih akurat.
VIII. Kepustakaan Guyton & Hall.2008.Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC. Dr. Amir Syarif, SKM., SpFK.2007.Farmakologi danTerapi.Jakarta Balai Penerbit FKUI. IX. Lampiran 1. lembar informed consent 2. Foto-foto
Lampiran 2
Percobaan dengan es
Perbedaan warna pada telapak tangan setelah dilakukan percobaan dengan manset