Anda di halaman 1dari 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pemahaman Dasar Komunikasi Bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak dapat dilepaskan dari dunia komunikasi, mulai dari bangun tidur hingga akan tidur kembali.Sebelum berangkat kerja atau sekolah,berbagai kegiatan komunikasi mereka lakukan, seperti mendengarkan musik atau radio, menonton acara televisi, membaca koran, majalah atau tabloid,atau bercengkerama dengan anggota keluarga.

Kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi nonelektronik / konvensional (penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat / bahasa tubuh, surat menyurat, surat kabar majalah dan tabloid), maupun media komunikasi elektronik ( media audio visual, interkom, internet, telepon seluler dan telepon biasa ).

Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah maupun besar, para pelaku bisnis tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting demi pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan suatu organisasi bisnis, pada dasarnya dapat memberikan perintah kerja kepada bawahannya secara lisan ( penyampaian pesan

Makalah Komunikasi Bisnis

bisnis melalui telepon, interkom, rapat-rapat, dan pengarahan ) dan secara tertulis ( memo, surat tugas kerja, surat perjanjian kerja, surat pengumuman, surat edaran umum dan lain lain ).pembuatan pesan-pesan bisnis tersebut merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dalam dunia bisnis.

Sebagai awal, akan dibahas dasar-dasar komunikasi bisnis yang mencakup pengertian dasar komunikasi bisnis, komunikasi antarpribadi ( interpersonal communications ), komunikasi lintas budaya ( intercultural / cross cultural communications ), bentuk dasar komunikasi ( komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal ), proses-proses komunikasi, permasalahan dan kesalahpahaman yang timbul dalam komunikasi serta cara-cara memperbaiki atau meningkatkan komunikasi.

1.2 Pengertian Komunikasi Bisnis

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications : Principles and Methods, komunikasi adalah suatu pertukaran informasi antara individu melalui suatu sistem yang biasa ( lazim ), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. Pada umumnya, pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui lisan,

Makalah Komunikasi Bisnis

tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal. Sedangkan komunikasi bisnis secara sederhana dapat dikemukakan sebagai komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik disamping harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, juga harus mampu menggunakan berbagai macam alat atau media komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif dan efisien sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai. Para komunikator harus memahami dengan baik bagaimana menyusun kata-kata yang mampu membentuk suatu arti dan makna, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik dan menyenangkan ( menghidupkan suasana ), mampu mengatur serta memilih media komunikasi secara tepat, dan juga mampu menggunakan gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh untuk memperkuat penyampaian pesan-pesan bisnis.

1.3 Komponen - Komponen dalam Proses Komunikasi

Dalam komunikasi sehari-hari, ada beberapa komponen yang menjadi dasar pembentuk terciptanya proses komunikasi, antara lain :

Makalah Komunikasi Bisnis

1. Komunikator Yaitu subyek / pihak yang mengirim ide, pesan, gagasan kepada pihak lain ( penerima / receiver / komunikan ) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

2. Ide, Pesan atau Gagasan ( Message ) Yaitu informasi berupa huruf, angka, gambar, yang disampaikan oleh pihak komunikator ( pengirim ) kepada pihak komunikan ( penerima ) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu ( untuk menarik minat, mempromosikan, mempresentasikan sesuatu hal, barang ataupun jasa kepada pihak penerima ide, pesan atau gagasan tersebut / komunikan ).

3. Komunikan Yaitu pihak yang menerima ide, pesan atau gagasan dari komunikator ( pengirim ).

4. Feedback ( Respon / Umpan Balik ) Yaitu tanggapan atas ide, pesan atau gagasan yang diterima ( perbedaan reaksi atau respon antara suatu pesan ).

Makalah Komunikasi Bisnis

5. Channel ( Media ) Yaitu alat atau sarana yang dipergunakan dalam menyampaikan informasi.Pada dasarnya ada dua bentuk, yaitu : a. Media cetak ( surat kabar, majalah ) b. Media elektronik ( telepon, radio, televisi, dan lainnya ) Dimana dalam penyampaian suatu ide, pesan atau gagasan, perlu diperhatikan kompleksitas ( kerumitan ) dari ide, pesan atau gagasan yang akan disampaikan. Apabila ide, pesan atau gagasan yang akan disampaikan bersifat sederhana dan dari pribadi ke pribadi ( personal ), maka media yang digunakan dapat berupa telephon, handphone, surat ( pos ), maupun text. Namun apabila ide, pesan atau gagasan yang akan disampaikan bersifat kompleks dan kepada banyak orang ( umum ), maka media yang digunakan dapat berupa telavisi, radio, suratkabar, majalah, dan lain sebagainya.

6. Effect ( Pengaruh ) Yaitu perbedaan antara yang dirasakan dengan apa yang dipikirkan.

7. Lingkungan Yaitu pengaruh lingkup sosial budaya yang meliputi kepribadian, tingkah laku, pendidikan, adat istiadat, pergaulan, usia, kebiasaan ( tradisi ) dan lainnya.

Makalah Komunikasi Bisnis

BAB II PERAN KOMUNIKASI BISNIS DALAM PENJUALAN PUPUK PT. PUSRI

PT PUPUK SRIWIDJAJA
UREA)

(INDUSTRI AMONIAK &

PROFIL : PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Suryawan (BUMS) dengan pemegang saham tunggal adalah Suryawan

Pancakusuma. Pusri didirikan tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama memproduksi pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton. Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per tahun (Tahun 1992 kapasitasnya dioptimalisasikan menjadi 570.000 ton urea per tahun) Tahun 1976/1977 didirikanlah Pusri III dan IV, dengan kapasitas masingmasing 570.000 ton urea per tahun.

Makalah Komunikasi Bisnis

Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri I-B sebagai pengganti Pusri I yang tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri I-B ini merupakan pabrik pertama yang dikerjakan oleh ahli-ahli dari dalam negeri dengan konsep hemat energi.

PABRIK AMONIAK

Pabrik amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai hasil utama dan Carbon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan bahan baku pabrik urea.

PABRIK UREA

Pabrik urea ialah pabrik yang menghasilkan pupuk urea baik yang ada di Pusri II, Pusri III, Pusri IV dan Pusri I-B. Dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.280.0000 ton urea per tahun

2.1 Sekilas tentang PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Mengiringi pembangunan pabrik-pabrik baru dan bersamaan dengan munculnya sejumlah pabrik pupuk lain di Indonesia, PT Pusri mulai mengubah orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan bantuan pinjaman Bank Dunia, PT Pusri membangun jaringan distribusi dan pemasaran - berikut sarana dan prasarana pendukungnya hingga menjangkau segenap pelosok Nusantara. Sejak tahun 1979 pemerintah menugaskan PT Pusri untuk melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah Indonesia hingga dibebaskannya Makalah Komunikasi Bisnis 7

tata niaga pupuk, serta saat ini pemerintah memutuskan dibentuknya rayonisasi wilayah pemasaran dan distribusi pupuk bersubsidi mulai tahun 2003.

Di samping membangun kompetensi di bidang distribusi dan pemasaran, perusahaan juga memberikan perhatian khusus kepada pembinaan SDM dalam proses alih teknologi untuk menangani pemeliharaan dan pembangunan pabrik pupuk secara swakelola.

Sebagai cikal bakal industri pupuk nasional, PT Pusri merupakan pemasok tenaga-tenaga ahli perpupukan yang handal bagi perusahaan-perusahaan pupuk Indonesia yang didirikan kemudian. Banyak tenaga ahli PT Pusri yang dipercaya memberikan bantuan konsultasi dalam berbagai masalah di pabrik-pabrik pupuk di dalam negeri maupun mancanegara.

PT Pusri juga mengembangkan usaha-usaha bernilai tambah tinggi, yaitu jasa-jasa teknologi yang terkait dengan bisnis ini. Misalnya, teknologi proses produksi ACES 21 yang dikenal efisien dan hemat energi - hasil riset dan pengembangan PT Pusri bekerjasama dengan Toyo Engineering Corporation (TEC) dari Jepang. ACES 21 merupakan sebuah inovasi dengan visi berjangkauan jauh ke depan yang menjadikan PT Pusri sebagai produsen pupuk yang memiliki

Makalah Komunikasi Bisnis

technical know-how dalam pengelolaan dan pemeliharaan pabrik pupuk secara efisien.

Kombinasi keunggulan di bidang produksi, distribusi dan pemasaran, SDM dan teknologi menjadikan PT Pusri sebagai pemain terdepan dalam industri pupuk nasional.

Perahu Kajang Melintasi Sungai Musi dengan Latar Belakang Pabrik Pusri I dan II (th. 1974)

Sekilas Bentuk Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT Pusri, yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi berkedudukan di Makalah Komunikasi Bisnis 9

Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.

PT Pusri telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).

Dari aspek permodalan, PT Pusri juga mengalami perubahan seiring perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh saham Pemerintah pada industri pupuk PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk., dan PT Petrokimia Gresik sebesar Rp. 1.829.290 juta dialihkan kepemilikannya kepada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Struktur modal PT Pusri diperkuat lagi dengan adanya pengalihan saham Pemerintah sebesar Rp. 6 milyar di PT Mega Eltra kepada PT Pusri serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta dari hasil rekapitalisasi laba ditahan PT Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian keseluruhan modal disetor

Makalah Komunikasi Bisnis

10

dan ditempatkan PT Pusri per 31 Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.

Sekilas Profil dalam Waktu

Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dengan pemegang saham tunggal adalah Pemerintah Republik Indonesia.

Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang, dengan kegiatan usaha memproduksi pupuk urea.

Pada tahun 1963 beroperasi pabrik pupuk urea pertama yaitu : PUSRI I dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun.

Tahun 1974 dibangun pabrik pupuk Urea kedua yaitu PUSRI II dengan kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton pertahun ( sejak tahun 1992 kapasitasnya ditingkatkan / optimasi menjadi 570.000 ton / tahun ).

Tahun 1976 dibangun pabrik pupuk Urea ketiga, yaitu PUSRI III dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.

Tahun 1977 dibangun pabrik pupuk Urea keempat, yaitu PUSRI IV dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.

Tahun 1990 dibangun pabrik pupuk Urea, yaitu PUSRI I B dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun sebagai pengganti pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena usia teknis dan sudah tidak efisien lagi.

Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1994, merupakan pabrik pertama yang dikerjakan sebagian besar oleh ahli-ahli bangsa Indonesia, yang

Makalah Komunikasi Bisnis

11

dibangun dengan konsep hemat energi dan menggunakan sistem kendali komputer Distributed Control System

Tahun 1979, pemerintah menetapkan PT.Pusri sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang berskala dari produksi dalam negeri maupun import untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi pertanian (Bimas dan Inmas).

Tahun 1997 dibentuk Holding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT. Pusri ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan.

Tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapus subsidi dan tata niaga seluruh jenis pupuk, baik pupuk yang diproduksi dalam negeri maupun pupuk import

Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh Pemerintah melalui Kepmen Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, tanggal 14 Maret 2001, dimana unit niaga Pusri dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III (kabupaten) sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor (BUMN, Swasta, Koperasi)

Pada tahun 2003 keluar Kepmen Perindag No.70/MPP/2003 tanggal 11 Februari 2003 tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi dan berarti PT Pusri tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk secara nasional tetapi dibagi dalam beberapa rayon.

Makalah Komunikasi Bisnis

12

Latar Belakang Pendirian PT. PUSRI

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber alam yang kaya dan tenaga kerja yang melimpah, sehingga sektor pertanian merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian dari Pemerintah

Di sisi lain laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membawa korelasi meningkatnya kebutuhan pangan yang harus diikuti dengan usaha peningkatan produksi melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor pertanian serta pembangunan pabrik kimia.

Perencanaan pembangunan pabrik pupuk kimia dipercayakan kepada Biro Perancang Negara (BPN), yang berada langsung di bawah Perdana Menteri Ir. Juanda dengan Mr. Ali Budiarjo dan Prof. Otong Kosasih, masing-masing sebagai Dirjen dan Wakil Dirjen BPN untuk membuat rancangan proyek pupuk urea yang kemudian dimasukkan dalam Rancangan Pembanguna Lima Tahun Pertama (1956-1960).

Dalam REPELITA Pertama 1956-1960, Badan Perancang Nasional merencanakan 3 proyek istimewa yaitu :

1. Proyek Pupuk Urea I

Makalah Komunikasi Bisnis

13

2. Proyek Besi Baja 3. Proyek Rayon

Dari ketiga proyek tersebut diputuskan akan dilaksanakan terlebih dahulu proyek pupuk urea I.

Pada saat kehidupan perekonomian Indonesia mengalami masa sulit di awal tahun enampuluhan, dengan tingkat inflasi yang tinggi terutama disebabkan rendahnya suplai bahan pangan di dalam negeri dan terbatasnya sumber dana untuk mengimpor barang-barang kebutuhan masyarakat, di samping pemerintah kian membatasi impor beras untuk mencegah krisis neraca pembayaran, maka Pusri mulai mencatat kehadirannya di tengah masyarakat.

Nama Perusahaan

Konsep pendirian perusahaan yang akan menangani proyek pupuk urea I telah disiapkan oleh Prof. Ir. Otong Kosasih dan Ir. Rachman Subandi di tahun 1985. Pada waktu akan merealisasikannya dalam bentuk Badan Hukum timbul persoalan pemilihan nama yang tepat bagi perusahaan yang baru ini. Prof. Ir. Otong Kosasih mengusulkan agar perusahaan diberi nama PT Pupuk Indonesia, sedangkan usul dari Bank Industri Negara (BIN) adalah PT Sriwidjaja. Hasil kesepakatan akhirnya diputuskan untuk menggabung kedua nama yang diusulkan itu menjadi PT PUPUK SRIWIDJAJA.

Makalah Komunikasi Bisnis

14

Nama Sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh ini, untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama yang telah termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu penggunaan nama Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam.

Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan keluhuran "Sriwidjaja" memounyai relevansi bagi kebesaran cita-cita khususnya dalam kesatuan dan ketahanan wawasan Nusantara.

Modal Raksasa

Untuk membangun pabrik raksasa ini sudah barang tentu juga diperlukan modal raksasa. Untuk keperluan tersebut, melalui Bank Bumi Daya, Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan pinjaman yang bersifat jangka panjang dan sebagian lainnya diperoleh dari beberapa lembaga keuangan Internasional, termasuk pinjaman dari beberapa negara sahabat.

Bahan Baku yang melimpah

Makalah Komunikasi Bisnis

15

Sebagai negara penghasil minyak dan gas bumi, maka masalah penyediaan bahan baku bagi keperluan pabrik ini sudah terpecahkan dengan sendirinya; bahkan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.

Berjuta-juta cubic feet gas alam disalurkan setiap hari ke pabrik-pabrik ini yang berasal dari berbagai lapangan minyak yang terdapat di Sumatera Selatan, seperti Pendopo dan Prabumulih, Semuanya itu merupakan jaminan bagi kesinambungan berproduksinya pabrik ini untuk jangka waktu yang lama.

Kedengarannya amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara. Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya bagi Indonesia bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk buatan bagi kepentingan pertaniannya.

Berdasar feasibility study dari Gass, Bell & Associates Amerika pada tahun 1957 direncanakan pembangunan pabrik pupuk Urea di Palembang dengan kapasitas 100.000 ton setahun dengan bahan baku gas alam. Untuk keperluan tersebut dilakukan kontrak pendahuluan dengan Stanvac untuk penyediaan gas alam selama 20 tahun.

Makalah Komunikasi Bisnis

16

Pada bulan Desember 1959 diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No.46 tanggal 7 Juni 1960 berdirilah PT Pupuk Sriwidjaja sebagai pelaksana Proyek Pupuk Urea I dengan Presiden Direkturnya Ir. Ibrahim Zahier. Karena jasanya yang besar, almarhum Ir. Ibrahim Zahier dianugerahi Satya Lencana Pembangunan oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1964.

Tahun 1963 pabrik pupuk ini mulai berproduksi. Proyek tersebut dikenal sebagai pabrik pupuk pertama di Indonesia, Pusri I. Setelah itu, proyek-proyek selanjutnya susul-menyusul dibangun untuk memperbesar daya produksi Pusri.

2.2. Aspek Keuangan PT PUSRI

Untuk menghasilkan kinerja keuangan yang optimal, Perusahaan menerapkan pola pengelolaan dana sinergi yang kuat di antara seluruh anak perusahaan, maupun antar unsur karyawan.

Hasil dari kebijakan sinergi ini adalah peningkatan efisiensi biaya melalui program pinjam-meminjam suku cadang bernilai tinggi, pengembangan usaha secara bersama serta penerapan least cost distribution.

Makalah Komunikasi Bisnis

17

Cost Reduction Program (CRP) juga menjadi salah satu contoh komitmen bersama antara manajemen, karyawan dan serikat pekerja, dalam meningkatkan kendali keuangan bagi profitabilitas Perusahaan yang lebih tinggi.

Berikut Laporan Kinerja Keuangan PT Pupuk Sriwidjaja - Unit Usaha dan juga Laporan Kinerja Keuangan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) - PP NO.28/1997 :

Perkembangan Laba PT PUPUK (dalam jutaan rupiah) URAIAN Penjualan Pendapatan subsidi 2008

Rugi SRIWIDJAJA 2006 2005

KONSOLIDASI (Persero) 2004

2007

21.402.633 16.607.577 12.037.815 13.244.764 11.472.837 14.634.110 5.611.208 3.433.076 2.443.747 1.587.302

Jumlah Penjualan 36.036.743 22.218.785 15.470.891 15.688.511 13.060.139 Beban Pokok 26.348.754 15.682.053 11.120.473 11.498.045 9.524.555 Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Beban Penjualan 1.567.374 Beban Bunga 1.163.458 Biaya Adm. & 2.177.631 Umum Jumlah Usaha Laba / Usaha Beban (Rugi) 4.908.463 4.779.526 1.217.680 1.177.567 849.475 517.937 502.727 372.138 656.467 347.424 9.687.989 6.536.732 4.350.418 4.190.466 3.535.584

2.048.977 1.649.861 1.601.759 1.532.987 3.784.594 3.330.155 2.823.372 2.536.878 2.752.138 1.020.263 1.367.094 998.706 1.337.411 1.301.145 653.613 1.675.663 999.315 706.622 775.606 620.706

Pendapatan Lain2.134.832 lain Beban Lain-lain 3.793.803

Jumlah Pendapatan dan (Beban) lain-lain (1.658.971) (338.252) 301.830

(53.009)

154.900

Makalah Komunikasi Bisnis

18

Laba Sebelum 3.120.555 Pajak Beban Pajak 1.034.336 Penghasilan Beban Pajak 44.302 Tangguhan Jumlah Pajak 990.034 Penghasilan Laba sebelum 2.130.521 Hak Minoritas Hak Minoritas atas Laba Bersih 17.883 Anak Perusahaan Laba Bersih 2.112.638

2.413.886 1.322.093 1.314.085 1.153.606 819.494 2.769 816.725 450.554 450.554 455.065 455.065 859.020 10.321 858.699 381.362 381.362 772.244 10.252 761.992

1.597.161 871.539 12.545 8.966

1.584.616 862.573

Perkembangan Nilai Penjualan PT Pupuk (dalam jutaan rupiah) URAIAN Laba Kotor Laba Bersih 2008 9.687.989 2.112.638 2007 6.536.732 1.584.616

dan Laba Sriwidjaja 2006 4.350.418 862.573

KONSOLIDASI (Persero) 2004 3.535.584 761.991

2005 4.190.466 848.699

Penjualan Bersih 36.036.743 22.218.785 15.470.891 15.688.511 13.060.139

Perkembangan Neraca PT PUPUK (dalam jutaan rupiah) URAIAN Aktiva Aktiva Lancar Investasi Panjang Jangka 2008 2007

SRIWIDJAJA 2006 2005

KONSOLIDASI (Persero) 2004 6.184.035 175.164

17.904.619 10.109.237 7.608.476 329.120 307.184 276.610

6.632.122 210.535

Aktiva Tetap

18.347.375 13.863.938 13.588.543 10.899.015 10.469.592 359.610 3.988.250 147.724 4.105.523 6.865.358 6.426.716

Aktiva Sewa Guna Usaha Aktiva dalam 761.209 Pelaksanaan

Makalah Komunikasi Bisnis

19

Akumulasi Penyusutan Jumlah Tetap Total Aktiva Aktiva

(7.486.701) (6.694.688) (6.033.822) (5.411.045) (4.909.185) 11.621.883 11.517.110 11.807.968 12.353.328 11.987.123 1.179.856 855.487 868.220 677.171 484.678

Aktiva lain-lain

31.035.479 22.789.017 20.561.274 19.873.156 18.831.000 4.934.770 6.755.111 90.045 3,989.024 3.522.704 470.323 (63.275) 862.573 4.144.881 7.419.989 86.486 3.719.768 3.309.659 406.950 (63.275) 848.699 8.308.287 3.543.320 7.664.104 75.652 3.719.768 2.794.324 335.114 (63.275) 761.992 7.623.576

Kewajiban dan Modal Kewajiban Lancar 10.692.369 5.476.447 Kewajiban Lancar Tidak 8.237.551 6.858.235 97.425 4.289.007 4.324.955 470.323 (63.275) (248.716) 1.584.616

Hak Saham 111.820 Minoritas Modal Cadangan Umum Cadangan Bertujuan 4.289.006 5.548.067 470.324

Laba / (Rugi) yang (41.451) belum dibagi Akum. Rugi yg tdk dpt dikompensasi (384.845) dgn cad. Laba Berjalan Tahun 2.112.638

Jumlah Ekuitas

12.105.559 10.454.335 8.871.393

Total Kewajiban & 31.035.479 22.789.018 20.561.274 19.873.156 18.831.000 Modal

Perkembangan PT per 31 Desember URAIAN Rasio Lancar Rasio Hutang Sendiri Rasio Modal (DER)

Rasio Pupuk 2008

Keuangan Sriwidjaja 2007 1,81 : 1 54 : 46 35 : 65 2006 1,54 : 1 58 : 42 35 : 65

KONSOLIDASI (Persero) 2005 1,60 : 1 58 : 42 37 : 63 2004 1,75 : 1 60 : 40 37 : 63

1,67 : 1 thd thd Modal Aktiva 61 : 39 38 : 62

Makalah Komunikasi Bisnis

20

R O I (%) R O E (%) Net Profit Ratio (%)

6,81 17,61 5,86

6,20 13,58 6,37

4,20 9,95 5,58

4,27 10,22 5,41

4,05 10,10 5,83

Proses Pembuatan Pupuk Urea Kedengaran amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara. Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya bagi Indonesia bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk buatan bagi kepentingan pertaniannya. Namun tidaklah sesederhana itu proses pembuatan pupuk Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal sebagai jenis pupuk tunggal berkadar Nitrogen 46%.

Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih yang diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah dikirim melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di Palembang. Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak diusahakan orang dan dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju pemusatan gas alam di pabrik pupuk di Palembang. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan belerang.

Makalah Komunikasi Bisnis

21

Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas), unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2) bersamasama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang berbentuk jarum dan sangat menyerap air.

Makalah Komunikasi Bisnis

22

Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir, dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka. Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan berat 50 Kilogram.

Proses Kimia Pembuatan Amoniak dan Urea

Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan ammonium hydroxide.

Pupuk urea yang dibuat PT Pusri merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia (NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan.

Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (150 atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :

Makalah Komunikasi Bisnis

23

Tingkat Pertama :

Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Cn H2n CH4

+ nH2O + H2O

---> --->

NCO + (2n+1)H2 CO + 3H2

panas panas

Tingkat Kedua :

Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)

2 CH4 2 CO

+ 3 O2 + 4 H2O

---> --->

12 N2 12 N2

lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2

CO

+ H2O

--->

CO2

+ H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3 K2 CO3 + CO2 + H2O ---> KHCO3

larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea.

Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali

Makalah Komunikasi Bisnis

24

CO CO2

+ 3H2 + 4H2

---> --->

CH4 CH4

+ H2O + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.

N2

+ 3H2

--->

2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.

2NH3 amoniak

+ CO2 karbon dioksida

--->

NH2COONH4

--->

NH2COONH4 ammonium karbamat NH2 CONH2

+ Q

+ H2O - Q

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.

Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara:

1. Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal. 2. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge 3. Penyaringan kristal dengan udara panas

Makalah Komunikasi Bisnis

25

Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas menara pembutir (prilling tower).

Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.

Produksi Urea dan Amoniak PT PUPUK SRIWIDJAJA Unit Usaha (2004 - 2008) Produk Urea 2008 1.950.130 2007 1.381.150 2.020.760 2006 1.349.970 2.051.250 2005 Amoniak 1.301.990

dalam 2004 1.440.150 2.187.550

ton

1.332.050 2.045.860

Ikhtisar Produksi Pupuk PT Pusri (Persero) Periode 2004-2008 Produk Pupuk Non Pupuk Amonia Asam Sulfat Asam Phospat Cement Retarder Aluminium Flouride Lain-Lain TOTAL Non Pupuk 2008

dan

Non 2006

Pupuk 2005

(Ton) 2004

2007

8.598.846 7.944.649 7.444.927 7.656.582 7.216.208 4.169.987 4.070.194 3.984.246 4.012.421 4.120.640 567.733 190.188 480.769 7.012 152.461 492.544 194.456 404.002 7.681 125.260 517.165 186.304 441.591 6.267 125.081 492.308 204.534 441.384 7.194 132.668 519.803 198.509 361.012 6.412 131.185

5.568.150 5.294.136 5.260.654 5.290.509 5.337.561

Makalah Komunikasi Bisnis

26

Pemerintah menugaskan produsen pupuk untuk menjamin pengadaan dan penyaluran pupuk sampai ke tangan petani dalam rangka pembangunan sektor pertanian.

Surat Keputusan (SK) Menperindag No 70/MPP/Kep/2/2003 tanggal 11 Februari 2003 telah mengatur kembali pola Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian, yaitu dengan pola rayonisasi distribusi pupuk bagi produsen pupuk.

Dalam hal ini, Menperindag menetapkan PT Pupuk Sriwidjaja (Unit Usaha) bertanggung jawab atas distribusi pupuk ke Propinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan Kalimantan Barat.

Pelaksanaan Pasal 3 Peraturan Presiden RI No.77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang Dalam Pengawasan, serta untuk menjamin terciptanya kelancaran pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor.03/M-DAG/PER/2/2006 tanggal 16 Februari 2006 mengenai Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang menegaskan tanggung jawab Produsen, Distributor, Pengecer dan pengawasan terhadap pelaksanaan di lapangan dan revisi wilayah kerja rayonisasi produsen yaitu wilayah Propinsi Sumatera Utara menjadi tanggung jawab PT. Pusri dan sebagian Jawa Tengah menjadi tanggung jawab PT. Pupuk Kaltim

Makalah Komunikasi Bisnis

27

Perubahan selanjutnya adalah penyesuaian wilayah-wilayah pemasaran pupuk bersubsidi sesuai perkembangan yang ada di Indonesia, yaitu :

Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag

No. No. No. No. No.

27/M-DAG/PER/7/2006 34/M-DAG/PER/10/2006 11/M-DAG/PER/3/2007 33/M-DAG/PER/8/2007 21/M-DAG/PER/6/2008

Permendag No. 07/M-DAG/PER/2/2009 berlaku sejak 9 Februari 2009 Daftar Wilayah Penyaluran (Permendag No. 07/M-DAG/PER/2/2009) PIM NAD PUSRI Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten DIY, Kalbar, Jateng I : Cilacap, Banyumas, Purbalinga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Makalah Komunikasi Bisnis & DKI, PKC Pupuk PKT Urea Bersubsidi PKG Jatim I : Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Magetan, Ponorogo, Pacitan (6 Kab/Kota)

Jabar II : Jatim II : (20 Kab/Kota), Sisa kabupaten Jateng II : dari PKG (31 Brebes, Tegal Kab /Kota) dan Kota Tegal NTB, NTT, (3 Kab/Kota), Bali, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Maluku, Maluku Utara, Papua,

28

Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Kudus, Pati, Jepara, Demak, Surakarta, Kendal, Salatiga, Semarang, Kota Semarang, Batang, Pekalongan, Pemalang, Kota Pekalongan (32 Kab/Kota) Jabar I : Tasikmalaya, Ciamis Kuningan, Majalengka Kota Tasikmalaya, Kota Banjar (6 Kab/Kota)

Papua Barat

PROSES PEMBUATAN AMONIAK Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %.

Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility.

Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara. Makalah Komunikasi Bisnis 29

Secara garis besar Proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut : 1. Feed Treating Unit 2. Reforming Unit 3. Purification & Methanasi

Compression Synloop & Refrigeration Unit

1. Feed Treating Unit Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit.

Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.

Makalah Komunikasi Bisnis

30

Reaktor desulfurisasi ini termasuk jenis Packed Bed Reactor. Biasanya reactor desulfurizer terdiri dari 2 pertama bed catalyst , yaitu bed

untuk chloride guard dan bed kedua untuk zinc oxide .Untuk

kemudahan operasi, biasanya terdapat 2 unit desulfurizer yang beropreasi secara lead-leg atau secara seri.

Keuntungan operasi secara lead-leg adalah jika terjadi breakthrough senyawa sulfur dari unit desulfurizer lead, maka masih dapat di absorbsi di unit desulfurizer leg, sehingga senyawa sulfur tetap tidak meracuni katalis steam reformer. Jika sudah terjadi breakthrough senyawa sulfur pada unit desulfurizer lead, maka unit desulfurizer leg dapat di by pass untuk melakukan penggantian absorbent zinc oxide tanpa menghentikan operasi HPU karena unit desulfurizer leg dapat tetap di operasikan. Setelah selesai penggantian absorbent zinc oxide tersebut maka unit desulfurizer lead tersebut kemudian dioperasikan sebagai unit desulfurizer leg. Saat proses desulfurizer, zinc oxide diubah menjadi zinc sulfide. ZnO + H2S ZnS + H2O

Absorbent zinc oxide dapat digunakan pada temperature ambient hingga 454 oC, namun operasi paling efektif adalah pada temperature 340 oC. Absorbent zinc oxide dapat digunakan pada tekanan atmosfer hingga >50 kg/cm2. Dengan persamaan yang biasa digunakan adalah :

Makalah Komunikasi Bisnis

31

..bentuk diferensial persamaan PBR ..bentuk integral persamaan PBR

2. Reforming Unit Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :

Hidrogen Nitrogen Karbon Dioksida

Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.

Secondary Reformer adalah reaktor yang terintegrasi pada reforming unit yang fungsinya memproduksi gas sintesa dari reaksi steam dan Metana yang bersifat endotermis. Suplai panas untuk reaksi ini berasal dari pembakaran udara dengan oksigen dari udara. Sebagai penghasil bahan baku pembuatan Ammonia yaitu gas sintesa, kinerja Secondary Reformer sangat mempengaruhi jumlah produk Ammonia yang dihasilkan di Ammonia Plant. Salah satu cara menentukan kinerja Secondary Reformer adalah dengan menghitung konversi Metana aktual

Makalah Komunikasi Bisnis

32

dan membandingkannya dengan desain. Reaksi reformasi yang digunakan umumnya adalah steam reforming (reformasi kukus). Rasio H2O:CH4 yang biasanya digunakan adalah 2 6[1, 4]. Konversi untuk menghasilkan H2 yang relatif tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan rasio H2O:CH4 pada temperature tinggi. Namun penggunaan rasio yang tinggi akan meningkatkan kebutuhan H2O. Menurut hukum termodinamika untuk reaksi steam reforming, semakin tinggi temperatur dan semakin rendah tekanan akan mengakibatkan peningkatan konversi CH4. Pada nyatanya, penggunaan tekanan tinggi tetap dilakukan dengan pertimbangan bahwa gas alam tersedia pada tekanan tinggi.Selain itu, penggunaan tekanan tinggi dapat meningkatkan jumlah umpan gas. Tekanan umpan yang biasanya digunakan adalah 5 - 30 atm.Temperatur umpan yang digunakan sangat bervariasi, diantaranya adalah 454 650 C. Sedangkan temperature reaksi yang digunakan adalah 727 927 oC. Simulasi yang dilakukan bertujuan melihat pengaruh variabel-variabel di atas terhadap konversi CH4, profil temperatur reaktor, dan komposisi campuran gas dengan menggunakan model one dimensional pseudo homogeneous yang relatif sederhana dan diturunkan dari neraca massa dan energi rektor unggun tetap bertekanan konstan. Reaksi steam reforming ini melibatkan reaksi:

Makalah Komunikasi Bisnis

33

Dari reaksi yang ada dapat kita pastikan bahwa dalam reformer terjadi reaksi yang sangat kompleks. Untuk itu komposisi keluaran proses reformer akan bervariasi tergantung dari komposisi umpan, temperatur, tekanan operasi, dan katalis yang digunakan. Katalis yang digunakan untuk reaksi steam reforming umumnya memiliki pusat aktif yang menggunakan logam nikel. Dan reactor untuk reformer ini termasuk dalam jenis fixed bed reactor dengan reaksi endothermis. Dengan gambaran proses sebagai berikut :

Gambar 2. Reactor reforming unit dengan flame area.

3. Purification & Methanasi Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.

Makalah Komunikasi Bisnis

34

Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator. Pada unit ini dibagi dalam dua bagian proses yaitu :

1.) CO2 Absorber dan CO2 Stripper

Pada unit ini menggunakan reaktor yang berjenis Packed Bed Reactor. Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan vertical serta dioperasikan secara adiabatis. Gas yang keluar dari Low temperature shift converter dimasukkan melalui CO2 absorber dengan menggunakan sparger dibagian menara . Kondisi absorbsi adalah 47oC hingga 80oC dan tekanan sekitar 32,2 kg/cm2 . Sistem pengambilan CO2 menggunakan aMDea ( activated methyldiethanolamine ) dengan konsentrasi 40 % berat. Gas yang keluar dari bagian atas absorber masuk ke CO2 absorber overhead KO drum untuk memisahkan cairan yang terbawa . Kelebihan gas sintesis dikirim ke fuel gas preheater. Pada

absorbsi CO2, mula-mula gas CO2 bereaksi dengan H2O .

Reaksi absorbsi CO2 dengan menggunakan aMDEA adalah sebagai berikut : a + MDEA + H2O(l) + CO2(g) MDEAH+ + HCO3

Rich solution dari absorber bagian bawah dialirkan melalui hydraulic turbine kemudian akan memompa larutan tersebut dari bawah Makalah Komunikasi Bisnis 35

LP flash section melalui lean/semi lean solution exchanger ke bagian atas stripper section . Larutan yang meninggalkan stripper section kemudian akan dipanaskan hingga 124oC di CO2 stripper reboiler dan dengan uap bertekanan rendah di CO2 stripper steam reboiler . CO2 dan steam dari LP flash section didinginkan menjadi 38oC di contact cooler section. CO2 yang diperoleh memiliki kemurnian minimal 99 % volum dan kemudian dikirim ke pabrik urea . Reaksi yang terjadi adalah kebalikan dari absorbsi CO2 yaitu :

MDEAH+ + HCO3 -

a+ MDEA + H2O(l) + CO2 (g)

2.) Pembentukkan methane (Methanator)

Pada unit ini menggunakan reaktor yang berjenis ThroughwallCooled Fixed Bed Reactor . Pada reaktor jenis ini konversinya secara isothermal dan dalam prosesnya ada pendinginan. Gas keluaran metanator dibatasi kadar CO dan CO2 maksimum 5 ppmv . Reaksi yang terjadi adalah kebalikan dari shift converter dan reforming , reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:

CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g) CO2(g) + 4H2(g) CH4(g) + 2H2O(g)

Gas proses dari CO2 absorber overhead knock out drum dengan suhu 47oC akan dipanaskan di methanator feed/effluent exchanger hingga temperatur 310oC dan di methanator preheater hingga 316oC. Untuk aliran

Makalah Komunikasi Bisnis

36

bypass dipasang methanator effluent cooler sebagai kontrol temperatur . Gas kemudian melewati methanator yang berisi katalis nikel sebanyak 19,8 m3 , reaksi akan berlangsung eksotermis dengan kondisi temperatur operasi reaktor 316-345 oC . Keluaran metanator akan didinginkan hingga 82 oC dan dengan air pendingin hingga 38oC . Air yang terkondensasi dipisahkan di syn gas compressor suction drum kemudian sejumlah kecil gas sintesis akan direcycle ke feed gas compressor sebagai penyedia hidrogen untuk desulfurisasi .

4. Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea. Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea. Tahap-tahap proses Synthesa Loop dan Amoniak Refrigerant adalah:

Synthesis Loop
Synthesis Loop disebut juga Haber Bosch process. Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan perbandingan H2/N2 yaitu 2,5 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan tekanannya menjadi

Makalah Komunikasi Bisnis

37

sekitar 177.5 kg/cm2 atau dari 60 hingga 180 bar tergantung dari design yang digunakan, tekanan gas synthesa dinaikkan oleh syn gas kompresor dan dipisahkan kandungan airnya melalui sejumlah K.O. drum dan diumpankan ke ammonia converter dengan katalis promoted iron. Persamaan reaksi: 3H2 + N2 2NH3 Kandungan amoniak yang keluar dari amoniak converter adalah sebesar 12.05 - 17.2 % mol

Amoniak RefrigerantY
Amoniak cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung sejumlah gas terlarut. Gas inert ini akan dipisahkan di seksi Amoniak Refrigerant yang berfungsi untuk mem-flash amoniak cair berulang-ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk melepaskan gas terlarut, sebagai bagian yang integral dari refrigeration, chiller mengambil panas dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan produksi amoniak dari Loop Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang berbeda di setiap tingkatan refrigeration.

Makalah Komunikasi Bisnis

38

Berikut ini disajikan Blok Diagram sederhana proses pembuatan ammonia :

Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan amoniak di PT PUSRI.

Makalah Komunikasi Bisnis

39

Makalah Komunikasi Bisnis

40

BAB III KESIMPULAN

1. Industri Amoniak milik PT Pupuk Sriwidjaja menggunakan reactor jenis PBR (Packed Bed Reactor) dengan jenis katalis padat yang digunakan pada Desulfurisasi unit adalah zinc oxide dan chloride guard dan pada reformer menggunakan katalis yang memiliki inti yang mengandung nikel. Sedangkan pada tahap ke-3 dibagi menjadi dua bagian yaitu absorber CO2 dengan absorbent MDEA dan proses methanasi menggunakan

Throughwall-Cooled Fixed Bed Reactor dengan katalis nikel. Kemudian pada tahap terakhir adalah system refrigerasi yang menghasilkan amoniak cair. Amoniak cair inilah yang kemudian digunakan sebagai bahan pembuat pupuk urea.

2. Berdasarkan analisa kami, wetland dapat di analogikan atau dimodelkan sebagai PFR (Plug Flow Reactor) dan dapat pula dianalogikan sebagai CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor), tergantung kondisi lahannya. Jika wetland terjadi aliran (flow) secara aksial, dan terjadi secara kontinue (terus menerus) serta dalam keadaan steady state maka wetland dianalogikan sebagai PFR. Dan jika kondisi lahannya dalam seperti danau, maka dianalogikan sebagai CSTR. Model CSTR lebih cocok dengan kondisi rawa dengan kedalaman cukup besar. Karena rawa-rawa di Indonesia cukup dalam sehingga model CSTR lebih tepat digunakan.

Makalah Komunikasi Bisnis

41

Anda mungkin juga menyukai