Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN I METODE SAMPLING

1.1.1

PENDAHULUAN

1.1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap metode-metode pengambilan sampel dan pengukuran parameterparameter lingkungan. 1.1.3 Latar Belakang Pengambilan contoh air merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengukuran kualitas air, yaitu untuk mendapatkan data kualitas air yang akurat dan valid (representatif). Untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang represetatif diperlukan: 1. Contoh air yang representatif 2. Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima. 3. Peralatan dan intrumentasi yang terkalibrasi 4. Sumber daya manusia (analisis atau laboran) yang dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. (Effendi,2003) Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu material. Maksud pengambilan sample air adalah mengumpulkan volume suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang sesedikit mungkin tapi masih mewakili, yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan air tersebut. (Sutrisno, 2006) Untuk mendapatkan contoh yang baik dan representatif diperlukan beberapa persyaratan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Pemilihan lokasi yang tepat Penetapan frekuensi pengambilan contoh Cara pengambilan contoh Perlakuan contoh di lapangan Transportasi dan Penyimpanan. (Effendi,2003)

I-2

1.2

DASAR TEORI Sistem pengambilan contoh memegang peranan sangat penting dalam pemantauan kualitas air. Ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan contoh akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan contoh, maka contoh yang diambil tidak representatif sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang percuma. Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil juga akan salah. Parameter temperatur air perlu diperiksa karena parameter temperatur merupakan parameter fisik air yang penting dalam menunjang kehidupan biota air. Jika terjadi peningkatan temperature yang tinggi, yang mungkin disebabkan oleh pembuangan limbah, yang menyebabkan terjadi perubahan reaksi biokimia di dalam kehidupan biota air, dan pada kondisi ekstrim dapat menimbulkan kematian pada biota air. Parameter yang diukur dalam metode pengambilan sampel yaitu temperatur, kecerahan, daya hantar listrik dan pH. Temperatur air harus diukur di lapangan, karena temperatur air akan berubah menyesuaikan dengan temperatur udara disekitarnya. Temperatur perairan dapat bervariasi tergantung faktor adanya pencemaran. Misalnya, pembuangan air limbah dapat menyebabkan kenaikan temperatur perairan, sehingga mengganggu kehidupan air (ikan, dan lain-lain). Parameter temperatur air perlu diperiksa karena parameter temperatur merupakan parameter fisik air yang penting dalam menunjang kehidupan biota air. Jika terjadi peningkatan temperature yang tinggi, yang mungkin disebabkan oleh pembuangan limbah, yang menyebabkan terjadi perubahan reaksi biokimia di dalam kehidupan biota air, dan pada kondisi ekstrim dapat menimbulkan kematian pada biota air. Pengukuran temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer air raksa dari celcius, bisa juga digunakan termometer elektronik yang bisa dipasang bersamaan dengan alat DO meter dan Conductivitymeter. Cara pengukurannya sangat tergantung pada termometer yang digunakan. Jika digunakan termometer gelas, maka termometer tersebut dicelupkan ke

I-3

dalam air dan dibiarkan sampai cairan dalam kolom termometer berhenti bergerak. Untuk termometer elektronik dengan probe yang panjang dapat digunakan untuk mengukur temperatur air pada berbagai kedalaman (Sutrisno, 2006). Parameter kecerahan (transparansi) adalah parameter fisik untuk menyatakan kemampuan sinar matahari menembus ke dalam air. Semakin tinggi kekeruhan dalam air maka kecerahannya semakin kecil. Alat yang digunakan untuk mengukur kecerahan adalah piringan secchi (secchi disc). Secchi adalah orang yang pertama kali yang menggunakan alat ini untuk mengukur kecerahan di laut Mediterania pada tahun 1865. (Fauzi, 2009) Kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan proses fermentasi yang terjadi di perairan. Kecerahan perairan dapat diukur dengan alat yang dinamakan keeping secchi (Seller & Morkland, 1987). Selanjutnya dikatakan bahwa kecerahan keeping secchi < 3 m adalah tipe perairan yang subur (eutropik), antara 3-6 m kesuburan sedang (mesotrofik) dan > 6 meter digolongkan pada tipe perairan kurang subur (oligotrofik). (Syukur, 2002) Daya hantar listrik (DHL) didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang terion dalam air. DHL juga dipengaruhi oleh jenis ion, valensi dan konsentrasi. Adanya CO2 dari udara yang terabsorpsi oleh air dapat menyebabkan bertambahnya harga DHL. DHL dapat dikatakan sebagai penetapan pendahuluan dalam pemeriksaan kualitas air. Dengan mengetahui besarnya DHL, secara garis besar jumlah mineral yang ada dalam air dapat diketahui. Jika DHL-nya tinggi, maka kadar mineralnya tinggi dan sebaliknya jika DHL-nya rendah, maka kadar mineral dalam air tersebut rendah pula. DHL / konduktivitas diukur dengan alat conductivity-meter digital, dimana satuan yang digunakan adalah micros/cm. Daya hantar listrik merupakan ukuran kemampuan suatu zat penghantar arus listrik dalam temperature tertentu yang dinyatakan dalam micro mohs per centimeter OC. satuan yang lebih umum digunakan adalah microsiemens (ms). Untuk mengantarkan arus

I-4

listrik, ion-ion bergerak dalam larutan memindahkan muatan listriknya yang bergantung pada ukuran interaksi anatar ion dalam larutan. (Saeni, 1989) Nilai konduktivitas merupakan fungsi antara temperatur jenis, ionion terlarut dan konsentrasi ion terlarut. Peningkatan ion-ion yang terlarut menyebabkan nilai konduktivitas air juga meningkat. Sehingga dapat dikatakan nilai konduktivitas yang terukur merefleksikan konsentrasi ion terlarut dalam air. pH suatu larutan menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/p) pada suhu tertentu. Metode pengukuran pH dapat dilakukan dengan elektroda potensiometri. Dimana prinsip dari metode ini adalah mengukur konsentrasi H+ dalam air secara potensiometri. Reaksi : pH = -log (H+) Metode lain yaitu dengan menggunakan pH meter. Metode ini berfungsi untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan tanah yang tersuspensi dalam air. pH air yang bersifat asam yaitu kecil dari 7 (< 7) yakni pada daerah vulkanik. pH air yang bersifat basa adalah besar dari 7 (> 7) (Asdak, 2002). Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat menaikkan kebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman (Effendi, 2003). Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. (Mutthaqim, 2010)

I-5

1.3

METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Bahan 1.3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah termometer, indikator pH universal, konduktivity meter, gelas piala, dan gelas ukur. 1.3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air sumur, air gambut, limbah cair tahu, larutan standar KCl 0,01 M, aquades. 1.3.2 Prosedur Kerja

1.3.2.1 Metode Sampling 1. Mendengarkan penjelasan asisten laboratorium kimia 2. Mencatat apa yang dijelaskan 1.3.2.2 Temperatur 1. Mengambil 100 mL sampel air sumur, air gambut, dan limbah cair tahu 2. Memasukkan termometer ke sampel air dan mendiamkannya selama 1 menit 3. Mengangkat termometer dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer 4. Mebilas termometer dengan aquades 5. Mengulangi langkah sampai 3 kali pada setiap sampel 1.3.2.3 Transparasi 1. Mendengarkan penjelasan asisten laboratorium kimia. 2. Mengamati sampel air 3. Mencatat bagaimana transparansi sampel air (dapat dilihat dari warna dan kekeruhan) 1.3.2.4 Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) 1. Mencelupkan elektroda ke dalam larutan standar KCl 0,01 M 2. Membilas elektroda dengan akuades 3. Mencelupkan elektroda pada larutan sampel 4. Mencatat nilai yang ditujukan di layar 5. Membilas elektroda dengan akuades

I-6

1.3.2.5 pH 1. Mengambil indikator pH universal 2. Mencelupkan indikator pH universal ke dalam sampel selama 3 detik 3. Melihat perubahan warna pada indikator pH universal 4. Mencocokkan warna dengan tabel warna yang ada dikotak 5. Mengulangi langkah sampai 3 kali pada setiap sampel 1.4 1.4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan

1.4.1.1 Hasil 1. Hasil Pengamatan a. Metode Sampling Sampling adalah proses pengumpulan beberapa bagian dari suatu material. Maksud pengambilan sampel air adalah mengumpulkan volume suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang sedikit mungkin tapi maih mewakili, yaitu masih mempunyai sifat yang sama dengan air tersebut. b. Temperatur Tabel 1.1 Hasil pengamatan temperatur No. 1. 2. 3. Jenis Sampel Air Sumur Limbah Cair Tahu Air Gambut V air (ml) 100 100 100 P1 (0c) 29 28 27 P2 (0c) 28 27 28 P3 (0c) 28 28 28 T (0c) 28 27 27

c. Transparansi Tabel 1.2 Hasil pengamatan transparansi No 1. 2. 3. Jenis Sampel Air Sumur Limbah Cair Tahu Air Gambut Keteragan Bening, Tidak berbau Keruh, Berbau Kuning kecoklatan, tidak berbau

I-7

d. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) Tabel 1.3 Hasil pengamatan konduktivitas No. Jenis Sampel 1 1. 2. 3. Air Sumur Limbah Cair Tahu Air Gambut 0,16 3,32 0,18 Pengukuran 2 0,16 3,31 0,18 3 0,16 3,32 0,18 0,16 3,32 0,18 Rata-rata

e. pH Tabel 1.4 Hasil pengamatan pH No. 1. 2. 3. Jenis Sampel Air Sumur Limbah Cair Tahu Air Gambut V Sampel (ml) 100 100 100 pH 6 4 5

1.4.1.2 Pembahasan Dalam percobaan ini, yang akan dianalisis meliputi temperatur, transparansi, konduktivitas dan pH dari sampel air sumur, air gambut dan limbah cair tahu. 1. Metode Sampling Dari percobaan metode sampling, diketahui alat dan cara menggunakan water sampler. Penggunaan alat water sampler bukanlah untuk di laboratorium, melainkan di lapangan langsung karena alat ini merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sampel air dari suatu badan air yang akan diteliti. Water sampler ini dilengkapi dengan termometer yang berada di dalam tabungnya, yang mana tujuannya adalah untuk mengukur suhu dari suatu badan air tersebut. Selain itu dengan menggunakan water sampler, pengambilan sampel air diharapkan dapat mewakili keseluruhan air yang akan diteliti. 2. Temperatur Analisis kemudian pada percobaan temperatur dari sampel air yang ada, diperoleh data untuk suhu sampel air sumur yaitu 28OC, sampel air

I-8

gambut 27OC dan limbah cair tahu 27OC. Jika dibandingkan dengan suhu air normal berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

907/MENKES/SK/VII/2002 dengan suhu standar yang diperbolehkan adalah sesuai dengan suhu kamar dengan kadar suhu udara maksimum yang diperbolehkan adalah 30OC. Maka dari data yang didapat, suhu semua sampel air yang diteliti masih dalam batas aman. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel air yang akan diteliti tersebut. Selain itu untuk temperatur, seharusnya pengukurannya langsung dilaksanakan pada tempat pengambilan sampel, hal ini disebabkan karena suhu atau temperatur dari suatu badan air yang di teliti akan selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu pengambilannya. Oleh karena itu pengukuran temperatur yang lebih akurat adalah temperatur pada saat pengambilan sampel dilaksanakan. 3. Transparansi Parameter kecerahan (transparansi) adalah parameter fisik untuk menyatakan kemampuan sinar matahari menembus ke dalam air. Semakin tinggi kekeruhan dalam air maka kecerahannya semakin kecil. Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan hanya mendapat penjelasan tentang cara penggunaan piringan secchi dari asisten yang bersangkutan, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu praktikum, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran lansung di lapangan, dan juga minimnya jumlah alat praktikum yang akan digunakan. 4. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) Pada percobaan konduktivitas atau daya hantar listrik, yang merupakan gambaran dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik. Semakin banyak garam mineral yang terlarut dan berbentuk ion, maka semakin tinggi pula nilai DHL. Dari hasil perhitungan TDS untuk air sumur di dapat nilai sebesar 0,16 /cm , untuk air gambut sebesar 0,18 /cm dan sampel limbah cair tahu sebesar 3,32 /cm. Jika kita lihat dari nilai TDS yang ada, nilai konduktivitas yang paling tinggi berada pada sampel air limbah tahu, hal ini sudah jelas karena limbah tahu memiliki

I-9

banyak sekali zat terlarut yang dapat meneruskan aliran listrik. Sedangkan untuk nilai konduktivitas terendah terdapat pada air sumur. 5. pH Keasaman atau pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. Dari hasil pengukuran pH menggunakan kertas pH universal, maka diperoleh hasil untuk air sumur sebesar 7, air sungai 7 dan limbah cair tahu 6. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/ MENKES/ SK/ VII/ 2002, range pH yang diterapkan pada standar kualitas air bersih/air minum dan pH pada pengolahan air bekas (industri) adalah berkisar antara 6,5 8,5. pH dengan nilai kurang dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan dapat pula menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun atau bersifat toksik, sehingga dapat menggangu kesehatan. Dilihat dari hasil percobaan untuk sampel air sumur didapat pH 6, Limbah Cair Tahu didapat pH 4, Air gambut didapat pH 5 1.5 1.5.1 PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah : 1. Hasil yang diperoleh untuk temperatur sampel air sumur sebesar 280c sedangkan air gambut dan limbah cair tahu adalah sama yaitu 270C. 2. Pengukuran transparansi dilakukan dengan melihat warna dan kekeruhan sampel air. Air sumur berwarna bening, air gambut berwarna

I-10

kuning kecokelatan, dan limbah cair tahu berwarna keruh. Semakin tinggi kekeruhan maka semakin rendah pula tingkat kecerahannya. 3. Dari hasil pengukuran nilai konduktivitas, air sumur memiliki nilai TDS sebesar 0,1 mg/L, air gambut sebesar 2,075 mg/L, dan limbah tahu sebesar 0,1125 mg/L sehingga air gambut memiliki kemampuan lebih besar untuk menghantarkan arus lisrik. 4. Dari hasil pengukuran pH menggunakan pH universal, didapat data untuk air sumur sebesar 6. Air Gambut sebesar 5 dan Limbah cair tahu sebesar 4.

Anda mungkin juga menyukai