Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT ISPA DI KABUPATEN DEMAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Lingkungan Pengampu : Eram Tunggul Pawenang SKM., M.Kes

Disusun oleh : RENDRA KUKUH P. 6411410075

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

I. Latar Belakang ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2001). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Demak, ISPA selalu menduduki peringkat pertama dalam jajaran sepuluh besar penyakit di Demak. Pada tahun 2009 terjadi 91.733 kasus, pada tahun 2010 meningkat menjadi 106.942 kasus, dan mengalami penurunan di tahun 2011 menjadi 89.546 kasus. Banyaknya kejadian ISPA di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko diantaranya faktor lingkungan dan faktor perilaku. Faktor resiko yang lain dipengaruhi oleh faktor individu anak itu sendiri, seperti umur anak, berat badan lahir, status gizi, pemberian vitamin A dan status imunisasi (Depkes, 2001). Ruang lingkup kesehatan lingkungan yang berpengaruh antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007 ). Dari segi lingkungan rumah, bahaya yang ditimbulkan berupa pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah dan juga kepadatan rumah (Depkes, 2001). Kondisi lingkungan yang secara langsung bisa mempengaruhi terjadinya ISPA yaitu perumahan yang padat dan sempit, lembab, kotor dan tidak mempunyai sarana air bersih

menyebabkan anak sering berhubungan dengan kuman yang berasal dari tempat kotor tersebut (Depkes RI, 2004). Di Kabupaten Demak sendiri, faktor lingkungan rumah merupakan faktor yang paling utama karena sebagian besar keadaan rumah belum memenuhi syarat rumah sehat sesuai dengan Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

829/Menkes/SK/VII/1999. Hal itu ditunjukkan dengan letak rumah mereka yang berdekatan dengan kandang ternak, tempat membuang sampah yang masih dekat dengan tempat tinggal, ventilasi yang kurang sehingga pertukaran udara tidak dapat berlangsung dengan baik yang berakibat asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam rumah. Selain itu sinar matahari sukar masuk kedalam rumah dan kondisi rumah yang lembab dan basah juga dapat memudahkan seseorang terserang ISPA. Untuk itu, saya tertarik untuk menganalis faktor-faktor lingkungan, khususnya faktor lingkungan rumah yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Kabupaten Demak. II. Faktor-faktor Lingkungan yang berhubungan dengan kejadian ISPA (1) Pencahayaan Alami Pencahayaan alami ruangan dalam rumah, baik kamar maupun ruang keluarga yang tidak memenuhi syarat (< 60 Lux), yang disebabkan kebiasaan penghuni rumah yang tidak membuka jendela kamar dan dibiarkan tertutup sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar mengakibatkan ruangan menjadi lembab, dan merupakan media yang baik bagi

pertumbuhan bakteri penyakit sehingga akan mempengaruhi terjadinya penularan ISPA. (2) Luas Ventilasi Luas ventilasi penting untuk suatu rumah karena berfungsi sebagai sarana untuk menjamin kualitas dan sirkulasi masuk keluarnya udara dalam ruangan, menjaga agar aliran udara di dalam ruangan tetap segar, bersih dan untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Luas ventilasi yang kurang menyebabkan suplai udara segar masuk ke dalam ruangan tidak mencukupi, sementara pengeluaran udara kotor dalam ruangan juga tidak maksimal. Dengan demikian akan menyebabkan kualitas udara dalam rumah menjadi buruk. Kurangnya luas ventilasi juga dapat menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri penyebab penyakit (Retno Widyaningtias, 2004). Luas penghawaan atau ventilasi minimal yaitu 10% dari luas lantai (Kemenkes RI, 1999). (3) Kepadatan Penghuni Rumah Untuk ketetapan luas rumah, jumlah dan ukuran ruangan harus disesuaikan dengan jumlah orang yang akan menempati rumah tersebut agar tidak terjadi kelebihan jumlah penghuni

rumah. Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas banguan yang tidak sebanding dengan penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan serta menyebabkan kurangnya konsumsi O2 sehingga berpotensi terhadap penularan penyakit infeksi, artinya jika penghuni terlalu padat bila ada penghuni yang sakit maka dapat mempercepat penularan penyakit tersebut. Seperti penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan. (4) Kepadatan Penghuni Kamar Tidur Menurut Tupasi, menyatakan bahwa kepadatan hunian yang banyak berperan pada kejadian penyakit ISPA ialah kepadatan hunian kamar tidur (sleepingdensity) yang umumnya sangat rawan di negara yang sedang berkembang. Jika kepadatan hunian kamar tidur lebih dari 2 orang dalam satu kamar kecuali anak balita tidak ikut terhitung. III. Hipotesis Sementara Ada Hubungan antara Faktor-faktor lingkungan dengan kejadian ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan Dinkes Kabupaten Demak Tahun 2009, 2010, 2011. Demak: Dinkes Kabupaten Demak. Eram T.P. & Yunita R.P., 2010. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian Ispa pada Balita di Keluarga Pembuat Gula Aren Desa Pandanarum dan Desa Beji Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara. Volume 5 / No. 2, hal. 114-116 Mansyur Hidayat. 2010. Hubungan antara Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) pada Balita di Desa Grogol Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. Universitas Muhammadiyah Semarang

Anda mungkin juga menyukai