Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Pendahuluan
Fungsi utama paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dari darah dan
mengganti oksigen. Dinding dada dan diafragma berfungsi sebagai pengembus
untuk menggerakkan udara masuk-keluar paru sehingga dapat terjadi pertukaran
gas di sepanjang membran alveolokapiler. Jelaslah, kesempatan timbulnya
penyakit di sistem organ penting ini banyak sekali.
a. Saluran napas
b. Intersitium
c. Sistem vaskuler
Yang akan dibahas dalam tulisan singkat ini adalah dua buah penyakit yang
secara langsung mengenai struktur parenkim paru yakni ateletaksis dan emfisema.
2. Ateletaksis
b. Sumbatan bronki besar oleh mucus yang besar pula atau benda
pada seperti kanker.
Ini merupakan efek yang paling sering terjadi bila seluruh paru
mengalami ateletaksis, suatu keadaan yang disebut kolaps massif dari
paru, karena kepadatan dinding dada dan mediastinum memungkinkan
ukuran paru berkurang hanya kira – kira separuh dari normal, dan tidak
mengalami kolaps sempurna.
Kolaps jaringan paru tidak hanya menyumbat alveoli tapi hampir
selalu juga meningkatkan tahanan aliran darah yang melalui pembuluh
darah paru. Peningkatan tahanan ini sebagian terjadi karena kolaps itu
sendiri, yang menekan dan melipat pembuluh darah sehingga volume paru
berkurang. Selain itu, hipoksia pada alveoli yang kolaps menyebabkan
vasokonstriksi bertambah.
3. Emfisema
Emfisema tidak saja didasarkan pada sifat anatomic lesi tetapi juga oleh
distribusinya di lobulus dan asinus. Asinus adalah bagian paru yang
terletak distal dari bronkiolus terminal dan mencakup bronkiolus
respiratorik, duktus alveolaris dan alveolus.
Insiden. Emfisema adalah penyakit yang umum. Tetapi
insidensipastinya sulit diperkirakan karena diagnosis pasti, yang
didasarkan pada morfologi, hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
paru saat autopsy. Secara umum disepakati bahwa emfisema terdapat pada
50% orang dewasa yang diautopsi. Emfisema jauh lebih sering ditemukan
dan lebih parah pada laki – laki. Terdapat keterkaitan yang jelas antara
merokok dalam jumlah besar dengan emfisema. Meskipun emfisema tidak
menyebabkan disabilitas sampai usia sekitar lima puluh hingga delapan
puluh tahun, deficit ventilasi sudah dapat bermanifestasi klinik beberapa
decade sebelumnya.
Patogenesis. Pendapat yang berlaku saat ini mengenai emfisema adalah itu
terjadi akibat ketidakseimbangan penting-yakni ketidakseimbangan
protease-antiprotease dan oksidan-antioksidan. Ketidakseimbangan ini
hampir selalu terjadi bersamaan. Emfisema dipandang sebagai akibat efek
destruktif peningkatan aktivitas protease pada orang dengan aktivitas
antitrypsin yang rendah. Hipotesis ini didukung oleh penelitian pada
hewan percobaan yang mengalami degradasi elastin yang disertai dengan
timbulnya emfisema.
Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9: Insufesiensi
Pernapasan. Jakarta: EGC
Kumar dkk. 2006. Buku Ajar Patologi Jilid 2 Edisi 7: Paru dan Saluran Napas
Atas. Jakarta: EGC
Tugas Tambahan
EMFISEMA PULMONUM
DAN
ATELETAKSIS
OLEH:
Syukri La Ranti
C 111 07 180
Kelompok A-5
Nama Asisten: A. Inggi Maesatana
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008