Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN FISIK

I. Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien Menilai keadaan sakit pasien dari hasil inspeksi : o Pasien tampak sakit berat o Pasien tampak sakit sedang o Pasien tampak sakit ringan o Pasien tampak tidak sakit II. Kesadaran Penilaian Kualitatif : Compos mentis (GCS 15 12) Apatis Letargi Somnolen (GCS 12 8) Sopor/stupor (GCS < 8) Koma (GCS < 3) III. Status Gizi Rumus IMT = BB TB2 ` Klasifikasi IMT dan diagnosis banding : IMT <20 20-25 26-30 >30 Klasifikasi Gizi kurang (underweight) Gizi cukup (normoweight) Gizi lebih (overweight) Obesitas (obese) Diagnosis Banding Skizofrenia

DM, Hiperlipidemia, sindrom koroner akut

Penilaian kuantitatif : Glasgow koma scale (GCS) IV. Tanda vital / Vital sign a. Tekanan darah (TD)

M.A.P (Mean Arterial Pressure) : M.A.P = sistole + 2 diastole 3 Kesimpulan : o M.A.P untuk menentukan penilaian perfusi ginjal o Perfusi ginjal memadai M.A.P = 70 mmHg

8. Neurologi b. Nadi (Heart Rate) < 60 Bradikardi 60 100 Normal >100 Takikardi Komponen yang harus diperhatikan saat pemeriksaan nadi : o o o Frekuensi Teratur / tidaknya Isinya

1. Pemeriksaan Kulit, rambut & kuku - Kulit Tujuan : o mengetahui turgor & tekstur kulit o mengetahui adanya lesi/bekas luka Tindakan : o Inspeksi : lihat ada/tidaknya lesi, hiperpigmentasi,edema dan distribusi rambut kulit o Palpasi : raba dan tentukan turgor kulit elastis / tidak, kasar / halus, suhu : akral dingin / hangat, bisa juga dilakukan ibu jari pada kulit dahi ditemukan finger print/tidak. - Rambut Tujuan : o Mengetahui warna, tekstur rambut o Mengetahui mudah rontok & kotor

c. Frekuensi pernafasan (RR) < 14 apnea 14 20 eupnea >20 takipnea d. Suhu / Temperatur 35 C hipotermi 35 - 37 C normal 37 C demam

Pemeriksaan Sistemik
Pemeriksaan fisik dari kepala s.d ujung kaki (head to toe). Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontak dengan pasien. Yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang diperlukan dan terminasi. Tahap pemeriksaan fisik harus dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh dan di mulai dari bagian tubuh sbb : 1. Kulit, rambut dan kuku 2. Kepala : mata, hidung, telinga & mulut 3. Leher : posisi & gerakan trachea, JVP 4. Dada : jantung & paru 5. Abdomen 6. Genetalia 7. Kekuatan otot / musculoskeletal

Tindakan : o Inspeksi : distribusi rambut merata / tidak, kotor / tidak, bercabang. o Palpasi : mudah rontok/tidak, tekstur kasar / halus. - Kuku Tujuan : o Mengetahui keadaan kuku, warna dan panjang. o Mengetahui kapiler refil. Tindakan : Inspeksi : warna (biru, sianosis, merah), peningkatan visibilitas Hb ; bentuk (clubbing hipoxia pada kanker paru), Beaus lines (penyakit defisiensi : Fe / anemia Fe)

Palpasi : adanya nyeri tekan dan hitung berapa detik kapiler refil (pada Hypoxia lambat s/d 5-15 detik) 2. Pemeriksaan Kepala Tujuan : o Mengetahui bentuk & fungsi kepala o Mengetahui luka & kelainan pada kepala Tindakan : Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah Palpasi : cari adanya luka, tonjolan patologik & respon nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan.

Inspeksi gerakan mata : Berdirilah di depan pasien Kaji ke dua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak diperiksa Beritahu pasien untuk melihat lurus kedapan dan memfokuskan pada satu titik pandang misal : pasien disuruh memandang hidung pemeriksa. Ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik/jauhkan kesamping kanan-kiri pasien, suruh pasien katakan kapan dan di bilik mata benda mulai tidak terlihat (pasien tidak boleh melirik agar hasil akurat)

a. Mata Tujuan : o mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan penglihatan, visus, dan otot otot mata) o mengetahui adanya kelainan / peradangan pada mata Tindakan: o Inspeksi Kelopak mata radang/tidak, simetris kanan kiri/tidak, refleks kedip baik/tidak. Konjungtiva & sklera : merah,ikterik Pupil : isokor kanan kiri (normal), miosis, pin point/sangat kecil (suspek SOL), midriasis, dilatasi

Pemeriksaan visus mata: Siapkan kartu Snellen (dewasa: huruf, anak: gambar) Atur kursi pasien, tentukan jarak antara kursi & kartu, misal 5 m (sesuai kebijakan, bisa 6 m & 7 m) Atur penerangan yg memadai Tutup mata yang tidak diperiksa (bergantian ki-ka) Lakukan pemeriksaan dgn meminta pasien membaca dari huruf paling besar s/d terkecil yg dapat dibaca jelas o/ pasien Catat dan tentukan hasil pemeriksaan

b.Hidung Tujuan: Mengetahui bentuk & fungsi hidung Mengetahui adanya inflamasi / sinusitis

Tindakan: Inspeksi: Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret?

Palpasi: Apakah ada nyeri tekan, massa?

Misal hasil visus yang didapat: o OD (optik dextra/ka): 5/5 Berarti: pd jarak 5 m, mata masih bisa membaca huruf yang seharusnya dpt dibaca pd jarak 5m o OS (optik sinistra/ki): 5/2 Berarti: pd jarak 5 m, mata masih bisa membaca huruf yang seharusnya dpt dibaca pd jarak 2m Palpasi: Tekan secara ringan untuk mengetahui TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan discus opticus) kaji adanya nyeri tekan

c. Telinga Tujuan: Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga Mengetahui fungsi pendengaran

Pemeriksaan pendengaran: 1. Pemeriksaan dengan bisikan Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa dengan jarak 4-6 m. Menginstruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yg tidak diperiksa Membisikkan suatu bilangan misal 6 atau 5 Menyuruh pasien mengulang apa yang didengar Melakukan pemeriksaan telinga yang satunya Bandingkan kemampuan mendengar telinga ka-ki

Tindakan: Telinga luar: Inspeksi: daun telinga simteris/ tidak, warna, ukuran, bentuk, kebersihan, adanya lesi. Palpasi: tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago

Telinga dalam: Pada dewasa: daun telinga ditarik ke atas agar mudah dilihat. Pada anak: daun telinga ditarik ke bawah

2. Pemeriksaan dengan arloji Mengatur suasana tenang Menyuruh klien mengatakan apakah mendengar suara detak arloji Memindahkan arloji secara perlahanlahan menjauhi telinga & suruh pasien mengatakan tak terdengar lagi Normal pada jarak 30 cm masih dapat didengar

Inspeksi: Menggunakan otoskop. Perhatikan membran timpani (warna, bentuk, refleks cahaya), adanya serumen, peradangan, benda asing dan darah.

3. Pemeriksaan dengan garpu tala a) Tes Rinne: positif/negatif (proc. mastoid) b) Tes Weber: lateralisasi ke ki/ka atau tidak ada lateralisasi (dahi) c) Tes Schwabach: memendek/ sama dengan pemeriksa (proc.mastoid)

Inspeksi mulut dalam dan faring: Meminta pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi Amati lidah kelembaban, lesi tekstur, warna,

Utk melihat faring gunakan tounge spatel yg sudah dibungkus kasa steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata AH amati uvula/epiglotis simteris tidak terhadap faring, amati meradang / tidak (tonsilitis/amandel)

d. Mulut dan faring Tujuan: Mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut Mengetahui kebersihan mulut Tindakan: Inspeksi: Amati bibir apa ada kelainan kongenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan, kelembaban, lesi, pembengkakan. Amati jumlah dan bentuk gigi berlubang, warna, plak, dan kebersihan gigi (carries, adanya sisa makanan, abses)

Palpasi: Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/tumor, pembengkakan dan nyeri, lakukan palpasi dasar mulut dgn menggunakan jari telunjuk dengan menggunakan handscoen, lalu minta pasien mengatakan EL sambil menjulurkan lidah dgn jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu, catat apakah ada respon nyeri pada tindakan tsb.

Tonsil: Tonsila palatina berada diantara kedua pilar plica tonsilaris, ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan: T0: bila sdh dioperasi T1: ukuran normal T2: pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah

T3: pembesaran mencapai garis tengah T4: pembesaran melewati garis tengah

Palpasi: Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, minta pasien menelan & rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya) Palpasi trachea apakah kedudukan trachea simetris/tidak.

Auskultasi tiroid: Bila ditemukan adanya bruit carotid mungkin ini suatu keganasan krn aliran darah dan pembuluh darah bertambah banyak (neovascularisasi)

3. Pemeriksaan leher Tujuan: Menentukan struktur integritas leher Mengetahui bentuk leher & organ yg berkaitan Memeriksa sistem limfatik

Inspeksi: Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, amati adanya pembengkakan kelenjar tiroid/gondok dan adanya massa. Amati kesimetrisan leher dari depan, belakang & samping Mintalah pasien utk menggerakkan leher (fleksi, ekstensi, ka-ki) & merotasi leher, amati apakah bisa dengan mudah & apa ada respon nyeri

Anda mungkin juga menyukai