Tebal slab lantai jembatan Tebal lapisan aspal Tebal genangan air hujan Jarak antara girder baja Lebar jalur lalu lintas Lebar trotoar Lebar total jembatan Panjang bentang jembatan
(h) = (ta) =
0,20 m 0,05 m m
(Dari Gambar) (RSNI T-02-2005) (RSNI T-02-2005) (Dari Gambar) (Dari Gambar) (Dari Gambar) (Dari Gambar) (Dari Gambar)
MPa
56
(fs = fy / 1,5)
= 166,67 MPa
(Es) = 210000 MPa (RSNI T-03-2005) K 300 (fc) = 25 ) = MPa 23500 MPa (SNI 03-2002)
Spesific Gravity Berat baja Berat beton bertulang Berat lapisan aspal Berat air hujan (ws) = 77 (wc) = 25 (wa) = 22 (wh) = 9,8 WF 900.300.16.28 (wprofil) = 2,38 kN/m (243 x 0,0098) mm mm mm mm (Tabel Profil Baja) (Tabel Profil Baja) (Tabel Profil Baja) (Tabel Profil Baja) kN/m3 (RSNI T-02-2005) kN/m3 (RSNI T-02-2005) kN/m3 (RSNI T-02-2005) kN/m3 (RSNI T-02-2005)
Profil Baja Berat profil baja Tinggi Lebar Tebal badan Tebal sayap Luas penampang Tahanan momen Momen inersia Panjang bentang girder Tebal slab beton Jarak antara girder
(A) = 30980 mm2 (Tabel Profil Baja) (W x) =9133333 mm3 ( Ix : y ) (Ix) = 41,1 x 108mm4 (Tabel Profil Baja) (L) = 20000 mm (h) = 200 mm (Dari Gambar) (Dari Gambar) (Dari Gambar)
(s) = 1050 mm
57
58
( Ok )
Compact section ( Ok )
IV.2.2. Tegangan Izin KIP Pada girder baja diberi pengaku samping yang berupa balok diafragma yang berfungsi sebagai pengaku samping yang
59
( ( karena nilai,
) ( )
( (
) ( ) maka :
= = ( = = = =
((
(( )) (( (
) ( (
)) )
) )
))
60
IV.3.1. Lebar Efektif Slab Beton Lebar efektif slab beton ditentukan dari nilai terkecil berikut ini:
Diambil lebar efektif slab beton, IV.3.2. Section Properties Compossit Girder Rasio perbandingan modulus elastisitas,
< d maka garis netral di bawah slab beton Jarak sisi atas profil baja terhadap garis netral,
61
)2
)2
)2
)2
Icom dapat dicari dengan cara menjumlahkan hasil hitungan diatas yaitu =
62
ts
com :
ts
=
3
bs = Icom :
ybs =
3
No
Jenis beban
1 Berat sendiri profil baja WF900.300.16.28 2 Berat diafragma (asumsi) 3 Perancah dan bekisting dari kayu 4 Slab beton Be = 1,05 h = 0,2
63
Beban hidup sebelum komposit, merupakan beban hidup pekerja pada saat pelaksanaan konstruksi, dan diambil
L 2
IV.4.2. Tegangan Pada Baja Sebelum Komposit Panjang bentang girder, Momen maksimum akibat beban mati,
9
/128
= 9/128
skip
Aman
64
(5/384 (5/384
)
4
( ) (
x)
( Aman )
IV.5. Beban Pada Girder Komposit IV.5.1. Berat Sendiri (MS) Berat sendiri (self weight) adalah berat beban dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dianggap tetap. (RSNI T-02-2005, pasal.5.1.5)
Tabel 4.2. Berat Sendiri (MS)
No
Jenis Konstruksi 1 Girder baja WF900.300.16.28 2 Diafragma (asumsi) 3 Slab lantai h = 0,2 Be = 1,05 wc = 25 QMS =
65
Panjang bentang girder, Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri,
MS = 1
/8
MS
/8
Ms
Ms
IV.5.2. Beban Mati Tambahan (MA) Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural dan besarnya dapat berubah selama umur jembatan (RSNI T-02-2005, pasal 5.3.1). Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa : Aspal setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudian hari (overlay). Genangan air hujan setinggi 50 mm yang direncanakan apabila saluran drainase tidak berfungsi dengan baik.
Tabel 4.3. Beban Mati Tambahan (MA)
NO
Jenis Konstruksi
Beban (kN/m)
ta = 0,05 th = 0,05
Be = 1,05 Be = 1,05
wa = 22 wh = 9,8 Q MA =
66
Panjang bentang girder, Momen dan gaya geser maksimum akibat beban mati tambahan,
MA 1
/8
MA
/8
Ma
Ma
IV.5.3. Beban Lajur D Beban lajur D terdiri dari beban terbagi rata - UDL (Uniformly Distributed Load) yang digabung dengan beban garis - KEL (Knife Edge Load) seperti terlihat digambar di bawah ini. (RSNI T-02-2005, pasal 6.3.1.1). UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang bentang yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (RSNI T-02-2005, pasal 6.3.1.2) : q = 9,0 q = 9,0 x ( kPa ) kPa untuk L 30m untuk L > 30m
67
KEL mempunyai intensitas, Faktor beban dinamis DLA (dynamic load allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Faktor beban Dinamis Untuk KEL Pada Pembebanan D (RSNI T-02-2005 Gambar 8)
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut : untuk L 50 m ( ) untuk 50 < L < 90 m untuk L 90 m
68
Beban lajur D,
TD
TD
(1/8
TD 2
( (
TD
) )
(1/8
TD
TD
) )
( (
TD)
69
IV.5.4. Gaya Rem (TB) Pengaruh pengeraman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada jarak 1,8 m dari permukaan lantai jembatan. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Dan Jalan Raya SKBI 1.3.28.1987, Pasal 2.4). Besarnya gaya rem tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
125 kN
untuk Lt 80 m
Gaya rem, TTB = 250 + 2,5 x (Lt 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m Gaya rem, TTB = 500 kN Panjang bentang girder, Jumlah girder, Besarnya gaya rem,
TB
untuk Lt 180 m
70
TB
TB
TB
IV.5.5. Beban Angin (EW) Beban garis merata tambahan arah horizontal pada
permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus (RSNI T-02-2005, pasal 7.6.4): TEW
w
( koefesien seret
)2 kN
/det
EW
Bidang vertical beban hidup ditetapkan sebagai suatu permukaan bidang vertical yang mempunyai tinggi menerus sebesar 2 (dua) meter di atas lantai kendaraan. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Dan Jalan Raya SKBI 1.3.28.1987, Pasal 2.1) 2 m di atas lantai kendaraan Jarak antara roda kendaraan
71
EW
Panjang bentang girder, Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban angin,
EW 1
/8
EW
/8
EW
EW
IV.5.6. Beban Gempa (EQ) Gaya gempa vertikal pada balok dihitung dengan
menggunakan percepatan vertikal kebawah sebesar 0,1 x g dengan g = percepatan grafitasi. Gaya gempa vertikal rencana,
EW t
Wt = Berat total stuktur yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan.
72
MS
MA)
Panjang bentang girder, Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban gempa,
EQ 1
/8
EQ
/8
EQ
EQ
73
Tegangan pada sisi atas beton, Tegangan pada sisi atas baja, Tegangan pada sisi bawah baja,
tc
( ( (
) ) )
( ( (
ts
tc
ts
) )
bs
bs
Tegangan yang terjadi pada sisi No Jenis Beban Momen M (kNm) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
74
Kombinasi 1 Tegangan ijin beton : Tegangan ijin baja : 100% x Fc = 100% x 10 = 10 MPa 100% x Fs = 100% x 133,34 = 133,34 MPa
Tabel 4.6. Tegangan tegangan yang terjadi Pada Kombinasi 1
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Aman
Aman
75
Kombinasi 2 Tegangan ijin beton : Tegangan ijin baja : 100% x Fc = 125% x 10 = 12,5 MPa 100% x Fs = 125% x 133,34 = 166,67 MPa
Tabel 4.7. Tegangan tegangan yang terjadi Pada Kombinasi 2
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Aman
Aman
76
Kombinasi 3 Tegangan ijin beton : Tegangan ijin baja : 100% x Fc = 140% x 10 = 14 MPa 100% x Fs = 140% x 133,336 = 186,67 MPa
Tabel 4.8. Tegangan tegangan yang terjadi Pada Kombinasi 3
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Aman
Aman
77
Kombinasi 4 Tegangan ijin beton : Tegangan ijin baja : 100% x Fc = 150% x 10 = 15 MPa 100% x Fs = 150% x 133,34 = 200 MPa
Tabel 4.9. Tegangan tegangan yang terjadi Pada Kombinasi 4
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Aman
Aman
78
IV.7. Lendutan Pada Girder Komposit Lendutan maksimum pada girder akibat : 1. Beban merata Q :
) (
com)
2. Beban terpusat P :
com)
3. Beban momen M :
))
com)
com
No
Jenis Beban
Q (kN/m)
P (kN)
M (kNm)
Lendutan
max
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa
79
Kom -1 Lendutan
Kom -2 Lendutan
Kom -3 Lendutan
Kom -4 Lendutan
max
1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa Lendutan total = < L/240 ( Ok )
max
max
max
< L/240 ( Ok )
< L/240 ( Ok )
< L/240 ( Ok )
80
IV.8. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Tabel 4.12. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit No Jenis Beban Gaya geser V (kN) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa
Tabel 4.13. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi 1 Kombinasi 1 No Jenis Beban 100% Gaya geser V (kN) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa Vmax =
81
Tabel 4.14. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi 2 Kombinasi 2 No Jenis Beban 125% Gaya geser V (kN) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa Vmax =
Tabel 4.15. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi 3 Kombinasi 3 No Jenis Beban 140% Gaya geser V (kN) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa Vmax =
82
Tabel 4.16. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit Kombinasi 4 Kombinasi 4 No Jenis Beban 150% Gaya geser V (kN) 1 2 3 4 5 6 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur D Gaya rem (TB) Beban angin Beban gempa Vmax =
Tabel 4.17. Gaya Geser maksimum Pada Girder Komposit yang Akan direncanakan No Kombinasi Beban Persen Tegangan Ijin 1 2 3 4 Kombinasi 1 Kombinasi 2 Kombinasi 3 Kombinasi 4 100% 125% 140% 150% Vmax (rencana) Vmax (kN) 100% Vmax (kN)
83
tc
(( ((
tc
)) ( ))
3
84
Untuk shear connector digunakan besi beton bentuk U, D = 12 Luas penampang geser,
sv
( / 4)
(22 / 7)
=x
/8
max
sv
/8
85
IV.10. Review Design IV.10.1. Review Design Sebelum Komposit IV.10.1.1. Kontrol Penampang
( Ok )
Aman IV.10.2. Review Design Setelah Komposit IV.10.2.1. Lebar Efektif Slab Beton
IV.10.2.2.
86
ts
bs
IV.10.2.3.
Keterangan
Aman
87
Tegangan pada kombinasi 2 Tegangan yang terjadi Pada beton Pada baja Tegangan ijin Pada beton Pada baja Aman Tegangan pada kombinasi 3 Tegangan yang terjadi Pada beton Pada baja Tegangan ijin Pada beton Pada baja Aman Tegangan pada kombinasi 4 Tegangan yang terjadi Pada beton Pada baja Tegangan ijin Pada beton Pada baja Aman Keterangan Keterangan Keterangan
IV.10.2.4.
( Ok )
88
rencana
89
P.4
AB.2
2.30
1.00 0.50
2.30
1.00 0.50
2.30
1.00 0.50
8.84
11.36
10.35
10.95
1.60 10.36
9.20
13.24
1.00 0.50
1.60
1.20 3.70
6.00
0.30
0.30 1.50
1.50
0.30
1.50
8.90 8.90
2.30 2.30
JLN EXISTING
10.00
8.90
ELV +700.00
4+700
4+750
4+800
4+850
10.00
0.30
1.50
5.00
90
IV.11.1.
Data Teknis Panjang total bentang jembatan : 170 m Karena dibagi menjadi 5 section, maka panjang rata rata bentang jembatan : 34 m Lebar jembatan : 10,5 m Tebal slab lantai jembatan : 0,2 m
Terdapat 5 balok prategang dengan ukuran sebagai berikut : Panjang balok prategang : 0,7 m Lebar balok prategang : 0,7 m Tinggi balok prategang : 1,7 m
91
Terdapat 6 pier dengan ukuran sebagai berikut : a. Kepala pier dengan ukuran : Panjang kepala pier : 10,5 m Lebar kepala pier : 2,3 m Tinggi kepala pier : 1,5 m b. Badan pier dengan ukuran : Panjang badan pier : 5,6 m Lebar badan pier : 1,6 m Tinggi badan pier : 9,35 m c. Kaki pier dengan ukuran : Panjang kaki pier : 8,9 m Lebar kaki pier : 8,9 m Tinggi kaki pier : 2 m IV.11.2. Perhitungan Jembatan
slab lantai
Kebutuhan
Bahan
untuk
Slab
Lantai
IV.11.3.
IV.11.4.
Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Pier a. Kepala pier Karena kepala pier mempunyai 2 ukuran yaitu persegi panjang dan trapesium maka,
kepala pier 1
( (( )
) )
kepala pier 2
92
Jadi
kepala pier 3
kepala pier 1 3
kepala pier 2 3
b. Badan pier
badan pier
c. Kaki pier Karena kaki pier terdapat 2 ukuran yaitu persegi panjang dan trapesium maka,
kaki pier 1
( ((
3
) ) )
3
kaki pier 2
Jadi
kaki pier
kepala pier 3
badan pier 3
IV.11.5.
Volume Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit Volume kebutuhan bahan sebelum girder komposit ( beton )
slab lantai 3 balok prategang 3 pier 3 3
93
19.94
P.6
19.99 19.99 16.39 16.00 16.00 19.69
P.7
16.99
P.8
15.00
P.9
15.72 1
AB.2
10.35
10.95
1.60
9.20 9.20
1.60
9.20
8.54
1.00 0.50
1.60
1.20 3.70
1.60
6.00
0.30 1.50
0.30 1.50
0.30
1.50
0.30 1.50
2.30 2.30
8.90
JLN EXISTING
10.00
8.90
8.90
8.90
ELV +700.00
4+700
4+750
4+800
4+850
10.00
5.00
2.30
1.00 0.50
2.30
1.00 0.50
2.30
1.00 0.50
2.30
1.00 0.50
94
IV.12.1.
Data Teknis Panjang total bentang jembatan : 170 m Karena dibagi menjadi 10 section, maka panjang rata rata bentang jembatan : 17 m Lebar jembatan : 10,5 m Tebal slab lantai jembatan : 0,2 m
Terdapat 10 balok girder dengan ukuran sebagai berikut : Lebar balok girder : 0,3 m Tinggi balok girder : 0,9 m Tebal badan balok girder : 0,016 m Tebal sayap balok girder : 0,028 m
Terdapat 11 pier dengan ukuran sebagai berikut : a. Kepala pier dengan ukuran : Panjang kepala pier : 10,5 m Lebar kepala pier : 2,3 m Tinggi kepala pier : 1,5 m b. Badan pier dengan ukuran : Panjang badan pier : 5,6 m Lebar badan pier : 1,6 m Tinggi badan pier : 9,35 m c. Kaki pier dengan ukuran : Panjang kaki pier : 8,9 m
95
Lebar kaki pier : 8,9 m Tinggi kaki pier : 2 m IV.12.2. Perhitungan Jembatan
slab lantai
Kebutuhan
Bahan
untuk
Slab
Lantai
IV.12.3.
( ( (
3
) ) )
balok girder 2
Jadi IV.12.4.
balok girder
Perhitungan Kebutuhan Bahan untuk Pier a. Kepala pier Karena kepala pier mempunyai 2 ukuran yaitu persegi panjang dan trapesium maka,
kepala pier 1
( ((
kepala pier 1 3
) ) )
kepala pier 2
Jadi
kepala pier 3
kepala pier 2 3
b. Badan pier
badan pier
c. Kaki pier Karena kaki pier terdapat 2 ukuran yaitu persegi panjang dan trapesium maka,
kaki pier 1
( (( )
) )
kaki pier 2
96
Jadi
kaki pier
kepala pier 3
badan pier 3
IV.12.5.
Volume Kebutuhan Bahan Setelah Girder Komposit Volume kebutuhan bahan setelah girder komposit ( beton )
slab lantai pier 3 3 3
IV.13. Perbandingan Volume Antara Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit dengan Kebutuhan Bahan Setelah Girder Komposit Dari pehitungan diatas berikut ini adalah hasil perbandingan volume antara kebutuhan bahan sebelum komposit dengan kebutuhan bahan setelah komposit yang saya tabelkan dibawah ini. ( dengan asumsi tidak ada perubahan pada dimensi pier pada jembatan )
Tabel 4.18. Perbandingan Volume Antara Kebutuhan Bahan Sebelum Girder Komposit dengan Kebtuhan Bahan Setelah Girder Komposit
V (beton)
3
V (baja)