Anda di halaman 1dari 8

SELF COMPACTING CONCRETE

I. PENDAHULUAN Keandalan beton sebagai material konstruksi yang paling banyak digunakan tidak diragukan lagi. Sampai saat ini secara material beton masih lebih jauh lebih murah dari pada baja. Tidak hanya faktor ekonomis saja, para peneliti dibidang energi juga telah memperhatikan faktor energi dalam memberikan penilaian material beton yang lebih ramah lingkungan. Pada proses pemadatan beton, diperlukan bantuan getaran dan tumbukan. Tetapi dapat menyulitkan ketika pengerjaan pada daerahdaerah atau tempat yang sempit yang tidak bisa dijangkau oleh alat pemadat beton. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam era globalisasi kita dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Hal ini disebabkan kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Seiring dengan perkembangan zaman, kreativitas manusia semakin maju. Banyak ide kreatif dan unik yang diaplikasikan pada desain konstruksi, khususnya pada konstruksi beton bertulang. Konstruksi unik ini memunculkan masalah karena pengerjaannya lebih sulit dibandingkan konstruksi biasa. Bentuk kontruksi yang kompleks dan tulangan rapat menimbulkan pekerjaan beton yang tidak semestinya, diantaranya yang berkaitan dengan masalah penuangan/ pengecoran beton pada bekisting. Pengecoran yang tidak baik akan menghasilkan beton jadi yang berkualitas jelek, seperti beton keropos/porous, permeabilitas tinggi, atau beton mengalami pemisahan material. Beton yang berkualitas baik adalah beton yang memiliki kuat tekan tinggi, kedap air dan tidak keropos/porous. Tingkat porousitas dan permeabilitas yang tinggi menyebabkan keawetan beton menjadi rendah sehingga beton tidak dapat digunakan sesuai dengan masa layannya. Beton yang porous rentan akan tempat yang agresif, zat-zat mudah masuk ke dalam beton dan mengkorosi tulangan-tulangan yang ada di dalam beton. Tulangan yang terkorosi dapat mengakibatkan lemahnya tulangan sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal dan merusak beton di sekelilingnya (spalling). Oleh sebab itu diperlukan teknologi dan metode baru yang memungkinkan pengecoran dapat dilakukan dengan merata dan terjaga homogenitas campuran beton. Dan salah satu solusinya adalah dengan penggunaan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete-SCC).

II. PENGERTIAN SECARA UMUM Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding. Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat

manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton. Sebaliknya dengan beton SCC, struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat. Secara umum Self Compacting Concrete merupakan varian beton yang memiliki tingkat derajat pengerjaan (workability) tinggi dan juga memiliki kekuatan awal yang besar, sehingga membutuhkan faktor air semen yang rendah. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar campuran beton bisa dikatagorikan sebagai Self Compacting Concrete (SCC) antara lain : 1. Pemilihan material yang sesuai 2. Mix Design yang mampu memenuhi kriteria filling ability, passing ability dan Segregation resistance. - Filling ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh bagian cetakan melalui berat sendirinya. - Passing ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau blocking. - Segregation resistance, adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.

III. KELEBIHAN SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) Kelebihan dari SCC diantaranya : - Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump tinggi dalam jangka waktu lama (slump keeping admixture). - Tidak memerlukan pemadatan manual. - Lebih homogen dan stabil. - Kuat tekan beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi. - Lebih kedap, porositas lebih kecil. - Susut lebih rendah. - Dalam jangka panjang struktur lebih awet (durable). - Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya biasanya berukuran kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi lebih tinggi. Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi suara saat

pelaksanaan pengecoran. - Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat mengalir dengan sendirinya sehingga dapat menghemat biaya sekitar 50 % dari upah buruh.

IV. PENGGUNAAN BETON SCC SCC cocok untuk struktur-struktur yang sangat sulit untuk dilakukan pemadatan manual misalnya karena tulangan yang sangat rapat ataupun karena bentuk bekisting tidak memungkinkan, sehingga dikhawatirkan akan terjadi keropos apabila dipadatkan secara manual. Selain itu bisa juga diaplikasikan untuk lantai, dinding, tunel, beton precast dan lain-lain.
3

V. METODE TEST Metode test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan karakteristik beton SCC dan sampai saat ini belum ada satu jenis metode test yang bisa mewakili ketiga syarat karakteristik beton SCC seperti tersebut di atas. Dari beberapa metode test yang telah dikembangkan akan dibahas hanya tiga macam metode yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut di atas. SLUMP-FLOW Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan filling ability baik di laboratorium maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workability beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm 75 cm. Kebutuhan nilai slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workability beton SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut :

Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm sampai 70 cm.

Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow antara 60 cm sampai 65 cm.

L-SHAPE-BOX Dipakai untuk mengetahui kriteria passing ability dari beton SCC. Dengan menggunakan L-

Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar yang bersangkutan. Selanjutnya dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai blocking ratio yaitu nilai yang didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking ratio, semakin baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu. Untuk test ini kriteria yang umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal maupun untuk konstruksi horisontal disarankan mencapai nilai blocking ratio antara 0.8 sampai 1.0.

V - FUNNEL

Dipakai untuk mengukur viskositas beton SCC dan sekaligus mengetahui segregation resistance. Kemampuan beton segar untuk segera mengalir melalui mulut di ujung bawah alat ukur V-funnel diukur dengan besaran waktu antara 6 detik sampai maksimal 12 detik.

VI. KESIMPULAN Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah campuran beton segar yang sangat plastis yang mampu mengalir karena berat sendirinya, mengisi ke seluruh cetakan walaupun pada tulangan yang sangat rapat, memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding. VII. SARAN Agar campuran beton dapat dikatagorikan sebagai Self Compacting Concrete perlu diperhatikan pemilihan material yang sesuai yang disyaratkan dan Water Binder Ratio dijaga pada level kurang lebih 0.3 serta mix design yang mampu memenuhi kriteria filling ability, passing ability dan ketahanan terhadap segregasi.

VIII. REFERENSI TEXT BOOK : Perancangan beton Self Compacting Concrete (beton memadat sendiri), Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Sugiharto, Handoko, et.al 2001, Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self Compacting Concrete, Jurnal Dimensi Teknik Sipil Vol.8, UK Petra.

Soetjipto, Ismoyo; 1978; Konstruksi Beton 1; PT.Gaya Tunggal G.T; Jakarta.

WEBSITE : http://www.theconcreteportal.com/scc.html

http://www.infobangunan.com/component/content/article/59-material/251-self-compactingconcrete-scc.html?directory=88

http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=203&Itemid=86

Anda mungkin juga menyukai