Anda di halaman 1dari 2

Diversifikasi Internasional

Konsep diversifikasi berawal dari disertasi Harry Markowitz pada 1952. Dia menurunkan manfaat utama diversifikasi secara kuantitatif dengan menggunakan portofolio yang terdiri atas dua aset berisiko. Dengan matematika sederhana, Markowitz berhasil membuktikan kalau risiko portofolio dapat menjadi minimum jika kedua aset itu mempunyai koefisien korelasi negatif sempurna yaitu -1. Markowitz juga menemukan bahwa diversifikasi selalu dapat menurunkan risiko portofolio sepanjang koefisien korelasi tidak positif sempurna atau lebih kecil dari satu. Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi. Bukan menfokuskan terhadap pilihan saham dalam portofolio. Dari hasil studi, perbedaan performa lebih banyak dikarenakan oleh alokasi aset (asset allocation) bukannya pilihan investasi (investment selection). Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Menurut Rodoni (2008) faktor yang penting dalam diversifikasi ialah korelasi yang rendah antara keuntungan. Semakin rendah korelasi ini, maka semakin besar manfaat diversifikasi portofolio. Lessard (1973) telah menujukan bahwa koefisien determinasi berhubungan secara terbalik dengan keinginan menginvestasikan di satu negara. Dampak globalisasi yang terjadi pada abad 21 terhadap ekonomi menyebabkan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa kedalam sebuah sistim ekonomi global. Semangat globalisasi ini mendorong para investor di berbagai negara melakukan diversifikasi internasional yang menyebabkan adanya portofolio internasional. Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi investor dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi return melalui diversifikasi internasional yang diperoleh investor akan lebih tinggi dibanding investasi investasi yang hanya dilakukan pada pasar modal lokal. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh manfaat pengurangan resiko pada tingkat keuntungan tertentu. Besarnya manfaat yang akan diperoleh investor akan sangat tergantung dari koefisien korelasi, resiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut (Eduardus Tandelilin, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemodal asing untuk menanamkan modalnya di pasar modal (Rawley, 1987) dalam Rodoni (2008 antara lain: a. Nilai kapitalisasi sekuritas yang terdapat disuatu bursa. b. Likuiditas sekuritas yang terdapat di bursa. c. Peraturan yang melindungi pemodal dari kecurangan. d. Mutu dan penyebaran informasi.

Diversifikasi adalah membeli saham yang berbeda-beda dengan tujuan meningkatkan peluang mendapatkan keuntungan dan mengurangi risiko. Prinsip diversifikasi populer dengan istilah Dont put all your eggs in one basket atau Jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang. Disini Anda menyebar risiko, jika keranjang Anda jatuh, tidak semua telur Anda akan pecah. Misalnya Anda baru nyemplung di bursa saham. Nah, Anda bingung memilih saham blue chipatau second liner. Blue chip memiliki fundamental yang baik, perusahaan solid, dividen lumayan, laporan keungan baik. Saham blue chip juga tahan banting, saat pasar saham crashsaham jenis ini juga cepat rebound. Namun kelemahannya, saham blue chip diburu banyak investor sehingga harganya cenderung sudah tinggi. Contoh : untuk membeli TLKM, harganya di bulan juni 2008 Rp 8000 per saham. Untuk beli 1 lot saja Anda butuh 800x500 = 4 juta. Sedangkan untuk membeli saham lain di sektor yang sama misalnya BTEL, harga di juni 2008 Rp 250, untuk 1 lot Anda Cuma butuh 250x500 = Rp 125.000.

Saham second liner, apalagi third liner, walaupun terjangkau, seringkali ia menjadi saham gorengan. Kalau bandar sedang menggorengnya, harganya bisa melejit. Potensi keuntungannya bisa lebih tinggi dari blue chip Namun bisa jadi saham ini stagnan, tidak bergerak atau bahkan ter-delisting dari BEI. Anda bisa rugi besar. Namun, saham second linerjuga punya potensi untuk menjadi blue chip. Bayangkan kalu Anda dulu membeli BUMI di harga Rp 20-50 (saat baru pindah sector). Sekarang bisa Anda hitung sendiri keuntungan Anda saat BUMI mencapai puncaknya di harga Rp 8000. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tidak ada alasan yang benar-benar tepat 100% untuk memilih suatu saham.

Setiap saham ada kelebihan dan kekurangannya. Lalu, kenapa Anda tidak miliki semuanya saja. Blue chip punya, saham second liner juga punya. Strategi ini disebut DIVERSIFIKASI. Kemudian bagaimana Anda menerapkan diversifikasi ini dan seberapa jauh diversifikasi harus dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Diversifikasi Portofolio Saham Strategi diversifikasi akan efektif bila dilakukan dengan membeli saham dari sektor yang berbeda. Bila Anda membeli tiga saham berbeda di sektor pertambangan, akan sangat berisiko bila sektor tersebut sedang mengalami masa berarish. Saat itu semua saham pertambangan akan cenderung turun tanpa terkecuali. Strategi yang lebih baik misalnya Anda membeli saham di sektor perbankan, pertambangan, dan industri. Karena kita tidak tahu sektor mana yang akan naik berikutnya, dengan memiliki saham di beberapa sektor, akan membuat Anda mendapatkan keuntungan saat sektor tersebut sedang booming. Jadi, Anda tidak akan ketinggalan kereta. Anda juga bisa melengkapi portofolio Anda dengan memiliki porsi saham yang sifatnya defensif. Misalnya sektor konsumsi dan infrastruktur. Saham di sektor ini bisanya lebih tahan krisis. 2. Diversifikasi Instrumen Investasi Bila Anda membagi risiko ke dalam berbagai saham, bukan berarti uang Anda akan aman dan bukan berarti Anda bebas risiko. Pada saat bursa saham sedang berarish, hampir semua saham dipastikan akan turun. Jadi, sebaiknya Anda melakukan strategi diversifikasi ke berbagai instrumen investasi. Sebaiknya tidak semua uang nganggur Anda dicemplungkan ke saham. Anda bisa sebar ke obligasi, pasar uang, emas. properti, dan deposito

Anda mungkin juga menyukai