Anda di halaman 1dari 4

HASIL 1.

Pemeriksaan Lapang Pandang Hasil pemeriksaan lapang pandang metode perimetri pada perobandus adalah sebagai berikut: No. 1 2 3 4 Cakupan Superior Inferior Medial Lateral Dekstra x (cm) 26 50 50 50 Sinistra x (cm) 32,5 50 38 50

Tabel. Hasil Pemeriksaan Lapang Pandang

PEMBAHASAN 1. Pemeriksaan Lapang Pandang Jalur penglihatan merupakan saluran saraf dari terina ke pusat penglihatan pada daerah oksipital otak. Gangguan pada jalur penglihatan akan mengakibatkan gangguan fungsinya. Terdapat beberapa dasar jalur penglihatan dan lapang pandangan mata, seperti (Ilyas, 2012): a. Retina bagian nasal dari makula diproyeksikan ke arah temporal lapang pandangan b. Serabut saraf bagian nasal retina menyilang kiasma optik c. Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada kiasma optik d. Lapang pandangan normal pada satu mata terletak 90 derajat temporal, 60 derajat medial, 60 derajat atas, dan 75 derajat bawah. Lapang pandangan adalah bagian ruangan yang terlihat oleh satu mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan. Pemeriksaan lapang pandangan diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit tertentu ataupun untuk menilai progresivitas penyakit (Ilyas, 2012). Pemeriksaan lapang pandang bisa dilakukan dengan tes konfrontasi, yaitu pemeriksaan dengan melakukan perbandingan lapang pandangan pasien dengan si pemeriksa sendiri, pemeriksaan perimeter, dan pemeriksaan tangent screen. Kampimeter dan perimeter merupakan alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau parasentral. Lapang pandangan, bagian

ruangan yang terlihat oleh satu mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan (Ilyas, 2012). a. Uji Konfrontasi Mata kiri pasien dan mata kanan pemeriksa dibebat. Penderita diperiksa dengan duduk berhadapan terhadap pemeriksa pada jarak kira-kira 1 meter. Mata kanan pasien dengan mata kiri pemeriksa pada jarak yang sama digeser perlahan-lahan dari perifer lapang pandangan ke tengah. Bila pasien sudah melihatnya ia diminta memberi tahu. Pada keadaan ini bila pasien melihat pada saat yang bersamaan dengan pemeriksa berarti lapang pandangan pasien adalah normal. Syarat pada pemeriksaan ini adalah lapang pandangan pemeriksa adalah normal (Ilyas, 2012). b. Kampimeter Alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau parasentral. Disebut juga uji tangent screen. Pasien duduk 2 meter dari layar tangent screen Bjerrum. Pasien duduk 2 meter dari sebuah tabir kain berwarna hitam layar (Bjerrum screen) dengan berfiksasi dengan satu mata pada titik tengahnya . obyek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah. Dicari batas-batas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat. Pada akhirnya didapatkan pemetaan daripada lapang pandangan pasien. Dengan cara ini dapat ditemukan defek lapang pandangan dan adanya skotoma. c. Perimeter Pemeriksaan kampimetri dapat dilakukan dengan perimeter. Perimeter aalat ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm, dan pada pusat parabola ini mata penderita diletakkan untuk diperiksa. Mata berfiksaasi pada bagan sentrak parabola perimeter. Obyek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah. Dicari batasbatas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat (Ilyas,2012). Batas lapang pandangan perifer 90 derajat temporal, 70 derajat inferior, 50 derajat nasal, dan 60 derajat superior. Dikenal perimetri: 1) Perimetri kinetik yang disebut juga perimeter isoptik dan topografik, dimana pemeriksaan dilakukan dengan objek digerakkan dari daerah tidak terlihat menjadi terlihat oleh pasien. 2) Perimeter statik atau perimeter profil dan perimeter curve differential threshold, dimana pemeriksaan dengan tidak menggerakkan objek akan tetapi dengan menaikkan intensitas objek sehingga terlihat oleh pasien.

Pemeriksaan lapang pandangan merupakan pemeriksaan yang penting bagi seorang ahli neurooftalmologi. Bentuk yang sederhana daripada kelainan lapang pandangan adalah bila terdapat kelainan pada prekiasma, kiasma, dan retrokiasma. Pada defek monokular prekiasma maka akan terlihat kelainan pada kedua mata. Kelainan kiasma akan memberikan kelainan nonhomonim sedang pada retrokiasma bersifat homonim (Ilyas, 2012). Pemeriksaan lapang pandangan sentral dan perifer berguna untuk (Ilyas, 2004): 1) Membantu diagnosis pada keluhan penglihatan 2) Melihat progresivitas turunnya lapang pandangan 3) Merupakan pemeriksaan rutin pada kelainan susunan saraf pusat 4) Memeriksa adanya histeria atau malingering

Penghitungan cakupan lapang pandang adalah sebagai berikut:

[ ]

Keterangan:

X x y

: sudut penglihatan (0) : jarak titik pusat dengan titik henti kapur : konstanta (35)

Hasil No. Cakupan x (cm) X (dalam0) (dibandingkan cakupan normal) 1 2 3 4 Superior Inferior Medial Lateral 26 50 50 50 36,6 55 55 55

Tabel. Cakupan Lapang Pandang Mata Kanan Probandus, = menurun X (dalam0)

No.

Cakupan

x (cm)

Hasil

(dibandingkan cakupan normal) 1 2 3 4 Superior Inferior Medial Lateral 32,5 50 38 50 42,9 55 47,4 55

Tabel. Cakupan Lapang Pandang Mata Kiri Probandus, = menurun

Hasil yang diperoleh dari praktikum untuk keseluruhan diperoleh nilai yang lebih rendah daripada standar normal. Hasil yang didapat di atas tidak dapat digunakan sebagai media penegakkan diagnosis, karena tingkat validitasnya rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat validitas hasil pengukuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil di atas antara lain sebagai berikut: a. Alat yang digunakan tidak sesuai dengan standar pemeriksaan. b. Ketelitian dalam mengukur panjang dengan menggunakan alat bantu mistar penggaris

Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai