LUBRICATION SYSTEM
FUNGSI OLI PELUMAS 1. Pendingin (cooling), membuang panas dari piston, liner, dll. 2. Pelumas (lubrication), mengurangi gesekan (anti wear). 3. Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh
senyawa sulfur dan oksidasi.
5. Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur. Diagram sistem pelumasan pada engine
Dasar oli terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan kedalam hydrocarbon paraffinic, hydrocarbon naphthenic, dan hydrocarbon aromatic. Karena hydrocarbon paraffinic memiliki karakteristik kekentalan yang terbaik, oli dasar paraffinic-rich biasanya digunakan oli pelumas.
CH CH2
CH2
CH3 CH3
CH2
CH3
KOMPOSISI ADDITIVE
Oli pelumas engine, pelumas roda gigi dan oli hidrolik diproduksi dengan menambahkan paket-paket additive berlainan kedalam oli dasar. Tipe additive ditunjukan dalam tabel berikut. Para supplier (pabrik) oli mengembangkan oli-oli aslinya dengan perpaduan tipe-tipe additive yang berlainan atau dengan pengambilan bermacam-macam metode penyulingan oli dasar. Sehingga ada beberapa perbedaan performance untuk setiap merek oli.
ENGINE OIL
Detergents, dispersants, ZnDTP, viscosity index improver
GEAR OIL
EP additives
HYDRAULIC OIL
Oxidation inhibitors, Rust inhibitors, dan EP inhibitors
Detergent: Calcium sulphonanate, Magnesium Sulphonate, Calcium phenate, Magnesium phenate, etc.
Detergency
Acid neutralization
Oxidization inhibittor
Antiwear Dispersant, succinimide VI Improver : OCP ( Olefin Copolymer ) Silicon oil: Antifoam agent Dispersancy Improvement of viscosity index Antifoam
Load-carrying capacity
VISCOSITY(cP) at TEMP. (0C), MAX CRANKING 3250 pada -30 3500 pada -25 3500 pada -20 3500 pada -15 4500 pada -10 6500 pada - 5 --PUMPING 30.000 at -35 30.000 at -30 30.000 at -25 30.000 at -20 30.000 at -15 30.000 at -10
VISCOSITY(cSt) at 1000C MIN. 3.8 3.8 4.1 5.6 5.6 9.3 5.6 9.3 12.5 MAX.. < 9.5 <12.5 <16.3
KLASIFIKASI VISKOSITAS Klasifikasi terlihat dalam tabel. Huruf W artinya winter dan menjamin oil pada
temperaturre rendah, mudah mengalir. Sebagai contoh, dalam Multigrade SAE 15W40, oil ini mempunyai mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai 150C, dan memiliki viskositas sama seperti oli SAE 40 pada temperatu 1000C.
CA
SAE/API
Classification
NOT TO BE USED
TO BE USED
TO BE USED WHEN CHANGING OIL IN HALF INTER VAL Note: Uraian klasifikasi oli Lihat halaman 7.
180 - 270 55 - 9 8 - 12 9 - 15 12 - 18 8 - 16 10 - 20
Titik nyala minyak diesel (fuel) kira-kira 700C., dan untuk oli engine adalah 1800C2700C. Jadi, jika fuel masuk bercampur dengan oli engine, titik nyala akan turun. Oleh karena itu, kita dapat mendeteksi pencairan bahan bakar (fuel dilution) dengan pengukuran flash point. Jika jumlah fuel didalam oli 4%, titik nyala turun kiri-kira 15%,dan viskositas juga turunkira-kira 20%. Fuel bisa masuk bercampur dengan oli disebabkan karena injection timing kurang tepat, kebocoran saluran fuel, atau kegagalan yang berulang-ulang saat engine start. Jika kandungan fuel menjadi tinggi akan menyebabkan piston scuffing dan juga akan mengakibatkan keausan bearing atau macet.
KINEMATIC VISCOSITY
Viscosity dinyatakan sebagai Absolut Viscosity (P: Poise atau cP:centi-Poise) dan Kinematic Viscosity (cSt: Centistoke) Hubungannya adalah: 1cP = 0.01 P 1cSt = 1 cP/100 Penurunan viscosity disebabkan karena pengenceran fuel (fuel dilution) atau karena pencampuran dengan oli lain. Kenaikan viscosity disebabkan karena oksidasi oli, atau karena kontaminasi jelaga (soot), pasir, atau karena pencampuran dengan viscosity oli yang lain. Viscosity oli terlalu tinggi atau terlalu rendah, keduanya sama-sama mempunyai effect yang merugikan pada engine.
n - PENTANE INSOLUBLE
Nilai n-pentane insoluble terutama berhubungan dengan jumlah jelaga (soot) didalam oil engine. Jika dengan meningkatnya jelaga dalam oli, kondsi oli memburuk,dan nilai TAN naik. Jika nilai n-pentane insoluble melebihi batas, akan timbul kerusakan bearing-bearing, piston dan liner rusak(aus) atau filter buntu. Banyaknya jelaga diakibatkan karena kualitas fuel yang rendah, atau pembakaran tidak sempurna karena kerusakan pompa injeksi dan nozle/injector, atau karena air system buntu.
MOISTURE
Air masuk kedakam oli dengan berbagai cara: Bila temperatur didalam crankcase turun, maka uap air yang ada didalam crankcase akan menjadi embum (moisture)/butiran air dan mengkontaminasi oli didalam crankcase. Uap air berasal dari kelembaban (hummidity) udara dan dari gas hasil pembakaran yang masuk ke-crankcase lewat ring piston (blow-by) Kebocoran seal silinder liner, dari cooling system. Jika air yang mengkontaminasi oli bertambah, maka terjadi bermacam-macam problem..Contohnya, air (moisture) yang terbawa oli kesistim pelumasan pada bearing connecting rod akan menguap lagi, sehingga menyebabkan pitting, bunyi , atau bearing macet. Batas kandungan air didalam oli engine (didalam crankcase) harus dibawah 2.0%.
CE
CF-4
FAKTOR
Hasil pembakaran sempurna,asam sul fat, air Hasil pembakaran tidak sempurna, soot,asam organik Gagal pembakaran Fuel, fuel dilution Penurunan flash point,penurunan viskositas Peningkatan n-pentane insoluble,kenaikan viskositas Penurunan TBN, peningkatan TAN, penaikan embun
PRODUK
EFEK PD.ENGINE
Korosi pd.liner dan valve exhaust, aus abnormal tau metal metal macet Peningkatansludge filter buntu,ring jam, aus abnormal pada cam ,tapetl Valve exhaust jam, bearing aus abnrm
PENYEBAB
FUEL
Kerusakan injector, fuel pump, problem saat start,fuel dgn.cetan number rendah. Sludge,kororsi,beaRing rusak/macet
OPERASI ENGINE
BENDA ASING
AIR
Penggantian oli tidak benar,kebocorAir dari seal liner,gasket head,kebocoran oli,atau liner berlubang karena kavitasi
10
UDARA
(21%O2,78%N2,1% OTHERS)
Sulfur yang terkandung didalam fuel pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S 2SO2 SO3 + O2 + O2 + H2O(embun) SO2 (gas) (1) 2SO3 (gas) (2) H2SO4(cair) (3)
Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.
11
MULTIGRADE OIL
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi. Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, film oli pada oli multigrade lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang luas dan dapat digunakan sepanjang tahun. 2. Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel. 3. Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas tinggi seperti SAE30 atau SAE40.
(SAE 30)
12
Oli multigrade dapat digunakan juga untuk sistim hidrolik. Jangan menggunakan oli multigrade untuk transmisi dan penggerak akhir! Alasannya adalah bahwa dengan kopling (clutch) yang menggunakan friction (gesekan) dengan kecepatan putaran tinggi dan temperatur tinggi, atau pada roda gigi yang mendapat tekanan permukaan (beban) sangat tinggi, additive-additive yang biasanya memperbaiki viscosity index secara mekanikal hilang fungsinya dalam waktu yang singkat. Akibatnya, viskositas menurun dan hal ini mungkin menyebabkan problem seperti clutch cepat aus, atau lecet (scuffing), atau keausan abnormal pada roda gigi-rodagigi.
CATATAN: Klasifikasi oli dinyatakan oleh API (American Petroleum Institute) Contoh klas CD,CE dst. Viskositas oli dinyatakan oleh SAE (Society of American Engineers). Klasifikasi Fuel dinyatakan oleh ASTM (American Society of Testing and Material. Untuk rekomendasi oli yang harus digunakan dan jadwal penggantian untuk jelasnya ikuti Maintenance Manual.
Gunakan fuel yang tepat. Ganti oli secara periodik. Hindari overheat yang terus menerus. Hindari temperatur gas buang yang terlalu tinggi.
13
SEBAB GEJALA
14
CONTOH KERUSAKAN