PHBS Lissssss
PHBS Lissssss
DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli Agustus 2012
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2012
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli Agustus 2012
Penyusun:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini. Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Madya di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE JULI AGUSTUS 2012
Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu: 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf. 2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Pondok Salam, beserta seluruh staf Puskesmas. 3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas. 4. Rekan rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama penelitian ini. 5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya. 6. Teman teman dan pihak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat membangun. Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................iii DAFTAR TABEL................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..................................................................................1 1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................2 1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................5 1.4. Manfaat Penelitian............................................................................5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................5 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga ( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................7 2.1.1. Pengertian...............................................................................7 2.1.1.1. PHBS.........................................................................7 2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................7 2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................7 2.1.2. Sasaran...................................................................................7 2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan Rumah Tangga.......................................................................8 2.1.4. Indikator PHBS......................................................................8 2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........12 2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................12 2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................14 2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................18 2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................24 2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................27
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................30 3.2. Definisi Operasional.........................................................................30 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian.............................................................................41 4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................41 4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................41 4.4. Pengumpulan Data............................................................................41 4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................42 BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................43 5.2. Hasil Penelitian.................................................................................44 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan.......................................................................................61 6.2. Saran.................................................................................................61 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................63
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Keluarga Miskin di Kecamatan Curup Timur...................................2 Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................3 Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan Curup Timur.......................................................................................4 Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................9 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................44 Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................45 Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................45 Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................46 Tabel 5.5. Distribusi responden yang mempunyai anak terakhir bayi (0 59 bulan)/balita (1 5 tahun)....................................................46 Tabel 5.6. Distribusi responden yang sedang hamil / merupakan PUS (Pasangan Usia Subur : ibu berusia 15-45 tahun yang tidak hamil dan belum mempunyai anak)..................................................46 Tabel 5.7. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi terhadap pertanyaan Apakah saat persalinan terakhir ibu dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?...............................47 Tabel 5.8. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi terhadap pertanyaan Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan teratur sesuai jadwal imunisasi ? (TUNJUKKAN KMS !)..............47 Tabel 5.9. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap pertanyaan Apakah saat peralinan terakhir ibu dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?....................................................48 Tabel 5.10. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap pertanyaan Apakah balita ibu selalu ditimbang di POSYANDU setiap bulan ? (TUNJUKKAN KMS !)....................48 Tabel 5.11. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap
pertanyaan Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan ? ( minimal 4x )................................................48 Tabel 5.12. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap pertanyaan Apakah ibu sudah diimunisasi TT?............................49 Tabel 5.13. Distribusi jawaban responden Pasangan Usia Subur terhadap pertanyaan Apakah ibu sedang ber-KB saat ini?..........................49 Tabel 5.14. Distribusi jawaban responden yang sedang ber-KB saat ini terhadap pertanyaan Apakah jenis alat kontrasepsi / KB yang dipakai ?.................................................................................49 Tabel 5.15. Distribusi jawaban responden PUS terhadap pertanyaan Apakah ibu sudah diimunisasi TT?...............................................50 Tabel 5.16. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Dimana ibu buang air besar ? ( BILA DI JAMBAN, LIHAT JAMBAN ADA AIRNYA, BERSIH DAN TIDAK BERBAU, TERDAPAT KAKUS CEMPLUNG DENGAN / TANPA LEHER ANGSA + SEPTIPTANK, DAN TERDAPAT ALAT PEMBERSIH JAMBAN!)......................................................................................50 Tabel 5.17. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan menggunakan sabun?.....................................................................51 Tabel 5.18. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Darimana ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan berbau) untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci pakaian? (LIHAT PENAMPUNGAN AIR BERSIH YANG BEBAS LUMPUR, JENTIK DAN LUMUT !)...........................................51 Tabel 5.19. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ? (TERDAPAT TEMPAT SAMPAH TERTUTUP DI DALAM/ LUAR RUMAH DALAM KEADAAN BAIK, HALAMAN DALAM DAN LUAR RUMAH TIDAK ADA SAMPAH BERSERAKAN!).........................................................52
Tabel 5.20. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ?........52 Tabel 5.21. Distribusi responden terhadap pertanyaan Terbuat dari apakah lantai rumah ibu ?...............................................................52 Tabel 5.22. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku? (PERIKSA KUKU IBU, APAKAH PENDEK DAN BERSIH, TIDAK ADA KOTORAN DI SEKITAR KUKU !)..................................................................53 Tabel 5.23. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun ?.............................................................................................53 Tabel 5.24. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ?................................53 Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu tidak merokok ? (LIHAT APAKAH ADA ASBAK YANG TERPAKAI, ABU ROKOK, DAN BAU ASAP ROKOK !).............................54 Tabel 5.26. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?.......................................54 Tabel 5.27. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara penularan penyakit AIDS ?.....................................................54 Tabel 5.28. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara mencegah penyakit AIDS ?....................................................55 Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah keluarga ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM) ? (LIHAT KARTU KEANGGOTAAN JPKM/ DANA SEHAT DAN APAKAH KARTU TERISI TERATUR!)......................................55 Tabel 5.30 Distribusi responden yang memiliki PHBS baik atau kurang...........55 Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?......................................................................................56
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?........................................................................................56 Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?.................57 Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Menurut ibu penting atau tidak diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?.......................................................................................57 Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Menurut ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diadakan ?............................................................58 Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?..........................58 Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?.......................................................................................59 Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?..........................................................................................59 Tabel 5.39 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?.................60
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Kuesioner Peta Wilayah Puskesmas Perumnas
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan ( herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional. Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling ( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik. Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa tersebut.
12
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalahmasalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan preventif dalam bidang kesehatan. Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian: GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE JULI AGUSTUS 2012
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 ) Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas, rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:
13
Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase No. 1. Upaya Kesehatan KIA Indikator Pelayanan Kunjungan K-1 Kunjungan K-2 Linakes Kunjungan N-2 Resti Peserta KB aktif Tablet Fe 1 Tablet Fe 3 TT 1 TT 2 2. Imunisasi DPT 1 DPT 2 DPT 3 POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 BCG HEP B 1 HEP B 2 HEP B 3 CAMPAK TT 1 TT 2 D/S N/S K/S VIT A Rumah sehat Jamban SPAL Jumlah 75 75 72 72 72 462 75 75 75 75 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 75 75 217 217 217 291 583 583 583 Cakupan saat ini 71 72 67 67 14 8 71 72 71 72 66 64 64 64 66 66 66 64 66 64 64 77 71 72 153 73 206 222 380 483 392 % 94,7 96,0 93,1 93,1 94,7 96,0 94,7 96,0 97,1 94,1 94,1 94,1 97,1 97,1 97,1 94,1 97,1 94,1 94,1 113,2 94,7 96 63,8 94,9
3.
Gizi
4.
Kesling
14
Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air Meles Bawah. Tujuan khusus Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki Balita ) di Desa Air Meles Bawah 1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong periode Juli Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada puskesmas mengenai : Pendataan jumlah keluarga miskin di desa. Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada. Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada. Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau memiliki Balita.
15
1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012
16
17
2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah. Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan PKK. 3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di rumah tangga. Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll. 1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI
TATANAN RUMAH TANGGA Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut: 1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota. 2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian 3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan, pengembangan media, dll 4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS 5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga 1.4 INDIKATOR PHBS Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokur perhatian. Sehingga dalam kegiatan penilaian nanti kita dapt membandingkan antara hasil pengkajian dengan hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk
18
melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan. Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga. No VARIABEL INPUT 1.
Pertolongan persalinan Tersediannya Sarana Kesehatan
INDIKATOR Definisi
RS, Puskesmas, Polindes, (pemerintah / swasta)
PROSES
Pencarian pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan
Definisi
Dokter, bidan, perawat, dukun terlatih dampingi petugas kesehatan Jenis imunisasi diberikan sesuai dengan umur anak di-
OUTPUT
Persalinan ditolong tugas hatan pekese-
Definisi
Ditolong oleh bidan, dokter dan perawat, dukun terlatih (didampingi petugas kesehatan) Imunisasi lengkap terdiri BCG, Polio, Hepatitis, dan Campak dari: DPT,
2.
Imunisasi
Penimbangan Balita
anak KMS: Kartu yang untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan Balita Jamban meliputi kakus cemplung tanpa dengan her ngan atau leangsa pe-
Balita ditimbang secara teratur sesuai jadwal (dapat dilihat KMS) pada
3.
Jamban
lengkap denampungan
19
kotoran/
4.
Air bersih
Tempat penampung an air bersih bebas lumpur jentik dan lumut Tempat sampah dalam dan kediberseadaan baik sihkan
Air (yang
bersih sudah
untuk minum dimasak) masak, mandi, dan mencuci pakaian Sampah ditampung dan dibuang buangan di tempat pem-
warna, dan
5.
Sampah
dalam dan di
cara teratur
6.
Kebersihan kuku
Minimal kuku anggota keluarga dipotong 1 kali dan dibersihkan setiap hari Memilih, mencuci, dan memasak yang sedia bahan termakanan
ke-
artidak dikuku
luarga pendek
ada kotoran /
dan kuku terMengkonsum -si makanan rayang bergizi/ beraneka gam sebut pendek Semua anggota keluarga mengkonsum -si makanan yang bergizi dan beraneka ragam
7.
Gizi keluarga
bohidrat, protein, lemak, tamin, mineral yang dapat diperoleh di halaman rumah dan pasar terdekat Tidak ditemukan rokok, puntung, dan vidan
ngan benar
ada keyang
rokok. Tidak
membeli ro-
merokok dan
20
abu rokok di dalam dan halaman rumah. Tidak ditemukan bahan penyalahgu-
menyalahgunakan Napza
bahan Napza
9.
Informasi tersebut dapat oleh sumber yaitu: dio, TV, CeraKoran, Ramah, dll. diperdari
men2 dan
cara penu-
pencegahan
liputi penucegahan, & penyebab AIDS/ PMS yang diperoleh berbagai dari
berbagai
10 .
dana As.Kes
media Penyelenggaraan Pemeliharaan kesehatan yang pembiayaan -nya dilaksanakan secara upaya azaskan saha sama an pra beruberdan
Peserta Dana Sehat, JPKM, dan Askes lainnya adalah peserta yang mendapat kartu anggota
dibayarkan
kekeluarga-
2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 ) 1.1 BATASAN PERILAKU Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk
21
hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner membedakan adanya 2 respons: 1. Respondent response atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan Respondent response mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan tertawa. 2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya ( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi
22
dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respon dibedakan menjadi dua. 1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. 2. Perilaku terbuka ( overt behaviour ) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya. Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
23
penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk. b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponenkomponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut. d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. 1.2 PERILAKU KESEHATAN Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance ) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
24
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan ( health seeking behaviour ). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment ) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan. Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya. Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan
25
perilaku kesehatan ini. a. Perilaku hidup sehat. Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meingkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: 1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna. 2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas ( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan. 3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolaholah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita. 4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum miras ini.
26
5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan. 6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatankegiatan yang positif. 7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya. b. Perilaku sakit ( ilness behaviour ) Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya. c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour ) Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain ( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi: 1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan
27
2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/ penyembuhan penyakit yang layak 3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban orang sakit ( memberitahukan penyakinya kepada orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya ). 1.3 DOMAIN PERILAKU Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom ( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif,
28
c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: 1. Pengetahuan ( Knowledge ) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour ). a.Proses Adopsi Perilaku. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers perilaku yang ( 1974 ) didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. 2. 3. lagi. 4. 5. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
29
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, sebagainya. 2. Memahami ( comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara paham benar terhadap tentang objek objek atau yang diketahui, harus dapat dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah materi menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi ( aplication ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
30
4. Analisis ( analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis ( syntesis ) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada. c.Sikap ( attitude ) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut. An individuals social attidude is a syndrome of response consistency with regard to social object ( Campbell,1950 ). A mental and neural state of rediness, organized through expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the individuals response to all objects and situation with which it is related ( Allport, 1954 ). Attitude entails an existing predisposition to response to social objecs which in interaction with situational and other dispositional variables, guides and direct the overt behavior of the individual
31
( Cardno, 1955 ). Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi Proses Stimulus
Stimulus Rangsangan
Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok. 1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (
32
total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. b. Berbagai Tingkatan Sikap. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan. 1. Menerima ( receiving ) Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ). 2. Merespon ( responding ) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai ( valuing ) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab ( responsible ) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. c. Praktek atau Tindakan ( practise ) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di
33
samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan: 1. Persepsi ( perception ) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak Balitanya. 2. Respons terpimpin ( guided response ) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme ( mechanism ) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adopsi ( adoption ) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. 1.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui dengan baik. tanpa Artinya mengurangi tindakan itu sudah tindakan dimodifikasikannya kebenaran
34
3 tahap. 1. Pengetahuan Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi: a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi: - penyebab penyakit - gejala atau tanda-tanda penyakit - bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan - bagaimana cara penularannya - bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya. b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi: - jenis-jenis makanan yang bergizi - manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya - pentingnya olahraga bagi kesehatan - penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya - pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi kesehatan, dan sebagainya c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan - manfaat air bersih - cara-cara kotoran yang sehat, dan sampah - manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat - akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan sebagainya pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan
35
2. Sikap Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni: a. Sikap terhadap sakit dan penyakit. Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya. b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. 3. Praktek atau Tindakan ( practice ) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan ( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal tersebut di atas, yakni: a.Tindakan sehubungan dengan penyakit Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , Penyembuhan penyakit. b.
36
b.
Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.
c.Tindakan kesehatan lingkungan Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk madi, cuci, masak, dsb. 1.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan. Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses
37
pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan. Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktekpraktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu. Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan. Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus. Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian prosesproses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau golongan objek-objek. Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah, mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa
38
sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan normanorma hidup sehat. Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan. Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini: Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial Interaksi perilaku kesehatan
Keterangan: Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan
39
Lingkungan sebagainya.
umum:
kebijakan-kebijakan
pemerintah
di
bidang
kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN 1. Pertolongan persalinan 2. Imunisasi 3. Jamban 4. Air bersih 5. Sampah 6. Kebersihan kuku 7. Gizi keluarga 8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza 9. Informasi PMS/ AIDS 10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain ( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 ) 3.2 DEFINISI OPERASIONAL 1. Keluarga miskin Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) : Frekuensi makan < 2 kali sehari Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir Sebagian besar lantai rumah dari tanah Anak usia 7 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan kesehatan dasar PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi PHBS di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin
40
2. Pasangan usia subur Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang hamil dan belum mempunyai anak 3. Umur ibu Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian Cara ukur Alat ukur Skala : Survey : Kuesioner : Interval
4. Pendidikan ibu Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu Cara ukur Alat ukur Skala 5. Pekerjaan ibu Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari Cara ukur Alat ukur Skala : Survey : Kuesioner : Ordinal : Survey : Kuesioner : Ordinal
6. Pendapatan per kapita per bulan Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin Cara ukur Alat ukur Skala : Survey : Kuesioner : Ordinal
41
7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain : 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Pencarian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan, dukun terlatih didampingi petugas kesehatan ) Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban Dokter , mendapat jawaban dengan nilai (10) Bidan , mendapat jawaban dengan nilai (5) Paraji, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
Pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan Pemeriksaan selama kehamilan oleh minimal 4x Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner petugas kesehatan dilakukan
Terdapat 3 kategori jawaban Lebih sama dengan 4 kali, mendapat jawaban dengan nilai (10) Satu sampai tiga kali, mendapat jawaban dengan nilai (5) Tidak pernah, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
42
KB Akseptor KB lama maupun baru yang saat ini aktif menggunakan kontrasepsi. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala Alat kontrasepsi. Suatu alat dalam program KB yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner : Ordinal
Terdapat 4 kategori jawaban IUD, mendapat jawaban dengan nilai (10) Suntik/pil/susuk, mendapat jawaban dengan nilai (5) Kondom/kalender, mendapat jawaban dengan nilai (1) Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala 2. Imunisasi bayi Membawa bayi untuk diimunisasi lengkap ( BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak ), dilihat di KMS . Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner : Ordinal
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala : Ordinal
43
Penimbangan Balita Membawa Balita untuk ditimbang ( 1 bulan sekali, minimal 8 x / tahun ), dilihat di KMS. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala Imunisasi ibu Mendapat imunisasi TT sebelum hamil atau saat sedang hamil. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner : Ordinal
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala 3. Jamban Memanfaatkan jamban yang ada airnya, bersih, dan tidak berbau ( kakus cemplung dengan/ tanpa leher angsa lengkap dengan septitank ) dan memelihara jamban dengan alat pembersih ( sikat jamban, sapu lidi, dan karbol ). Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner : Ordinal
Terdapat 4 kategori jawaban Jamban keluarga, mendapat jawaban dengan nilai (10) Kakus, mendapat jawaban dengan nilai (10) Sungai/kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1)
44
Kebersihan tangan setelah buang air besar. Selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan menggunakan sabun. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala 4. Air bersih Memanfaatkan air bersih ( tidak berwarna, berasa, berbau ), dan dipeliharanya tempat penampungan air bersih ( bebas lumpur, jentik, dan lumut ) untuk minum ( sudah dimasak ), masak, mandi, dan mencuci pakaian. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner : Ordinal
Terdapat 4 kategori jawaban PAM, mendapat jawaban dengan nilai (10) Sumur , mendapat jawaban dengan nilai (5) Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1) Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala 5. Sampah Digunakan dan dipeliharanya tempat sampah yang tertutup ( terbuat dari seng, plastik, semen ) baik di dalam maupun di luar rumah, tempat sampah dalam keadaan baik dan dibersihkan teratur dan sampah : Ordinal
45
dibuang di tempat pembuangan. Halaman dan rumah dalam keadaan bersih dan bebas sampah. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala : Ordinal
Tempat pembuangan sampah. Suatu tempat pembuangan semua sampah yang berasal dari rumah tangga. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 5 kategori jawaban TPS/TPA, mendapat jawaban dengan nilai (10) Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1) Kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1) Dibakar, mendapat jawaban dengan nilai (5) Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
Kondisi lantai rumah. Kondisi lantai tidak terbuat dari tanah. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban Keramik/ubin, mendapat jawaban dengan nilai (10) Tanah, mendapat jawaban dengan nilai (1) Semen, mendapat jawaban dengan nilai (10) Skala : Ordinal
46
6. Kebersihan kuku Menggunting kuku ( dengan gunting atau lainnya ) minimal satu kali seminggu dan membersihkan kuku secara teratur. Kuku dalam keadaan pendek dan bersih ( tidak ada kotoran/ hitam disekitar kuku ). Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban Seminggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (10) Dua minggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (5) Sebulan sekali/lebih dari sebulan, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
Kebersihan tangan sebelum makan. Selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala 7. Gizi keluarga Memilih, mencuci, memasak, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi ( karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral ) diperoleh dari halaman rumah atau kebun atau pasar terdekat. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner yang : Ordinal
Terdapat 4 kategori jawaban Nasi+lauk pauk+sayur+buah ( 4 sehat ), mendapat jawaban dengan nilai (10)
47
Nasi+lauk pauk, mendapat jawaban dengan nilai (5) Nasi+sayur, mendapat jawaban dengan nilai (3) Lainnya , mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza Tidak merokok, menyimpan serta menggunakan secara tidak sah bahan-bahan Napza. Di rumah tidak ada asbak, abu rokok, bebas asap rokok. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala : Ordinal
9. Informasi PMS/ AIDS Mengetahui informasi tentang AIDS/ PMS dari berbagai sumber informasi ( TV, koran, radio, ceramah, dll. ) dan dapat menjelaskan 2 cara penularan AIDS/ PMS. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban Melalui jarum suntik/hubungan seksual, mendapat jawaban dengan nilai (10) Melalui ciuman, mendapat jawaban dengan nilai (1) Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
48
: Survey : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, mendapat jawaban dengan nilai (10) Menggunakan jarum suntik yang steril, mendapat jawaban dengan nilai (10) Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Skala : Ordinal
10. JPKM, dana sehat, Asuransi Kesehatan lainnya. Menjadi peserta JPKM/ dana sehat/ Askes lainnya ( pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya/ dibayar di muka ) dan membayar iuran/ premi secara teratur. Cara ukur Alat ukur : Survey : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1) Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0) Skala 8. Klasifikasi PHBS Seluruh pertanyaan PHBS berjumlah 20 pertanyaan. Setelah dijumlahkan; maka dikelompokan ke dalam 2 kategori yaitu : 1. PHBS baik, bila responden memperoleh nilai antara 54 97 2. PHBS kurang, bila responden memperoleh nilai antara 10 53 Skala Alat ukur 9. Penyuluhan Di dalam kuesioner terdapat 9 pertanyaan mengenai penyuluhan yang : Ordinal : Kuesioner : Ordinal
49
bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhanpenyuluhan kesehatan yang akan datang.
50
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu: a. Data primer Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun. b. Data sekunder Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan kecamatan di wilayah setempat. 4.5. CARA PENGOLAHAN DATA Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke dalam tabel sesuai dengan penelitian
51
Luas wilayah kerja Puskesmas Pondok Salam adalah : 4.408 km2 , dengan jumlah penduduk pria :10.021 jiwa , penduduk wanita: 11.993 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga: 6.617 KK yang tersebar di 11 desa dengan mata pencaharian sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan sebagian kecil adalah dagang. Dan seluruh penduduknya beragama Islam. 4.7. HASIL PENELITIAN USIA RESPONDEN Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu Usia ibu (tahun) 14-17 18-21 22-25 26-29 30-33 34-37 38-41 42-45 Jumlah 4 37 69 6 18 2 7 3 Persentase 2,74 25,34 47,26 4,11 12,33 1,37 4,79 2,05
52
JUMLAH
146
100
Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 22-25 tahun, diikuti kelompok usia 18-21 tahun. Berarti di Desa Sukajadi banyak terdapat ibu usia produktif.
TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA Tamat PT/ Akademi JUMLAH Jumlah 42 68 29 3 3 1 0 0 146 Persentase 28,77 46,58 19,86 2,05 2,05 0,68 0 0 100
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden masih rendah, hal ini terlihat bahwa 97,26 % ( 142 responden ) berpendidikan rendah, yaitu 28,77 % tidak sekolah, 46,58 % tidak tamat SD, 19,86 % tamat SD, 2,05 % tidak tamat SMP. PEKERJAAN RESPONDEN
53
Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Buruh Petani Pedagang PNS TNI / POLRI Lain-lain JUMLAH Jumlah 87 28 22 9 0 0 0 146 Persentase 59,59 19,18 15,07 6,16 0 0 0 100
Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 59,59 %. PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita Pendapatan / kapita/ bulan < Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan JUMLAH Jumlah 146 0 146 Persentase 100 0 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden adalah benar keluarga miskin. PHBS RESPONDEN Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang PHBS Kategori Pernah Tidak JUMLAH Jumlah 15 4 99 Persentase 34,34 65,66 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 34,34% responden mempunyai bayi, dan 65,66% responden mempunyai Balita. Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS
54
Kategori Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera
Jumlah 18 1
Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera 0 JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS Kategori KIA Gizi Kesehatan Lingkungan Gaya Hidup Jumlah 5 6 18 3 Persentase 65,96 34,04
Peran serta dalam Upaya Kesehatan 5 JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat Kategori Berventilasi Berventilasi, Pencahayaan yang cukup Berventilasi,Pencahayaan yang cukup, halaman rumah bersih Berventilasi, Pencahayaan yang cukup, halaman yang bersih, tersedianya jamban keluarga JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. 19 Jumlah 1 1 0 Persentase 65,96 34,04
55
Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI Kategori Sampai usia 2 tahun Sampai usia 6 bulan Sampai usia 10 bulan Jumlah 6 13 0 Persentase 65,96 34,04
Sampai usia 8 bulan JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu hamil Kategori Membangun kekebalan sebagai upaya mencegah infeksi tetanus dan melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum Mencegah infeksi pada luka 1 34,04 Jumlah 18 Persentase 65,96
Lain - lain 0 JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang persalinan Kategori Jamkesmas Jampersal Jamkesda Jamsostek Jumlah 18 1 0 Persentase 65,96 34,04
56
Lain - lain JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban dengan sumber air Kategori Jumlah Persentase > 10 meter 18 65,96 < 10 meter 1 34,04 JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah Kategori Jumlah Persentase Setuju 18 65,96 Tidak setuju 1 34,04 JUMLAH 19 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah membahayakan anggota keluarga yang lain Kategori Ya Tidak Jumlah 10 9 Persentase 45,45 43,82
Abstain 13 13,73 JUMLAH 23 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak bersih dapat mengakibatkan diare Kategori Ya Jumlah 330 Persentase 56,61
57
Tidak 253 43,39 JUMLAH 583 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang sampah Kategori TPS/TPA Sungai Dibakar Lainnya Jumlah 304 0 76 178 Persentase 52,14 0 13,04 30,53
Abstain 25 4,25 JUMLAH 583 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa Kategori Keramik/ ubin Tanah Jumlah 93 467 Persentase 15,96 80,10
Semen 23 3,94 JUMLAH 583 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden sedang hamil, dan 34,04 % responden merupakan pasangan usia subur. Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan persalinan Jawaban Bidan Dokter Paraji JUMLAH Jumlah 558 0 25 583 Persentase 95,71 4,35 100
58
Dari tabel di atas didapatkan 88,24 % responden menjawab Tidak Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya Jawaban Nasi, sayur, lauk pauk, buah (4 sehat) Nasi, sayur dan lauk pauk Nasi dan sayur atau nasi dan lauk pauk Nasi saja Lain - laink JUMLAH 583 0 3,6 100 Jumlah 9 25 Persentase 42,85 10,70 42,85
Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM) Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 7 58 65 Persentase 26,09 60,87 13,04 100
59
Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan Jawaban Ya Tidak JUMLAH Jumlah 34 31 65 Persentase 95,45 4,55 100
Dari tabel di atas didapatkan 52,31 % responden menjawab Ya. Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari dibersihkan Jawaban Ya tidak Abstain JUMLAH Jumlah 1 3 Persentase 90,91 0 9,09 10
31
setiap ruangan mempunyai jendela Dari tabel di atas didapatkan 87,0% responden menjawab Tidak pernah. Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan mempunyai jendela Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 34 31 65 Persentase 91,30 0 8,70 100
Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden membersihkan jamban di rumah
60
Jumlah 4 27
31
Dari tabel di atas didapatkan 87,10% responden menjawab Tidak. Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan aktifitas fisik setiap hari Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 7 9 16 Persentase 81,82 13,64 4.54 100
Dari tabel di atas didapatkan 43,75% responden menjawab Tidak. Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga Jawaban TPS/TPA Sungai Dibakar Lainnya JUMLAH Jumlah 1 6 0 0 7 Persentase 63,64 4,54 27,28 4,54 100
Dari tabel di atas di dapatkan 85,71 % responden yang ber-KB memakai Suntik/Pil/Susuk.
Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu
61
Jumlah 4 3
Dari tabel di atas didapatkan 57,14% responden menjawab Ya. Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku Jawaban Seminggu sekali 2 minggu sekali Sebulan sekali /> sebulan Abstain JUMLAH Jumlah 1 6 0 7 Persentase 81,83 9,09 4,54 4,54 100
PENYULUHAN Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ? Jawaban Pernah Tidak pernah Abstain JUMLAH Jumlah 18 127 146 Persentase 81,82 13,64 4,54 100
Dari tabel di atas didapatkan 87,67% responden menjawab tidak pernah mendapat penyuluhan. Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
62
Jumlah 18 0 0 18
Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden pernah mendapat penyuluhan PHBS sebanyak 1x. Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban < 3 bulan y.l 3-6 bulan y.l 6-9 bulan y.l 9-12 bulan y.l > 1 tahun y.l JUMLAH Jumlah 0 12 6 0 0 18 Persentase 64,71 11,76 0 0 5,88 17,65 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa 66,67 % responden pernah mendapat penyuluhan 3-6 bulan y.l, 33,33 % responden pernah mendapat penyuluhan 6-9 bulan y.l. Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan apakah penyuluhan tersebut bermanfaat ?
Jumlah 79 48 127
63
Dari tabel di atas didapatkan bahwa 62,20 % responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting, 37,80 % responden menjawab tidak penting. Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban Puskesmas Posyandu Balai desa Lainnya: Abstain JUMLAH Jumlah 20 37 2 87 146 Persentase 4,17 37,4 50 4,17 4,17 100
Dari tabel-tabel di atas didapatkan bahwa responden memilih penyuluhan PHBS sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali, oleh dokter, waktu pada saat setelah pengajian, dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, dan bertempat di majelis taklim. Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban Minggu Miggoen desa Jam kerja Puskesmas Saat Posyandu Lainnya Abstain JUMLAH Jumlah 0 20 39 87 146 Persentase 21,74 13,04 60,87 0 4,35 100
Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ? Jawaban Jumlah Persentase
64
Dokter Bidan Kader kesehatan Tokoh agama dan Masyarakat Lainnya Abstain JUMLAH
135 9 2 0 0 146
Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ? Jawaban Ceramah Ceramah + tanya jawab Ceramah + gambar-gambar Wawancara Lainnya Abstain JUMLAH Jumlah 6 116 24 0 0 146 Persentase 3,70 59,25 25,95 7,40 0 3,70 100
65
66
67
DAFTAR PUSTAKA
1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999/2000. 2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, 2003. 3. Buku P2KT Kecamatan Pondok Salam, Purwakarta, 2005
68
69
b. Balita (1 tahun 5 tahun ) 2. Apakah ibu : a. Sedang hamil b. Merupakan Pasangan Usia Subur ( berusia 15-45 tahun tidak sedang hamil, belum mempunyai anak ) 3. A. Untuk ibu yang mempunyai bayi, apakah ibu saat persalinan terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ? a. Ya jadwal imunisasi ? a.Ya b. Tidak 4. A. Untuk ibu yang mempunyai balita, apakah ibu saat persalinan terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ? a. Ya bulan ? a.Ya kehamilan ke petugas kesehatan ? a. 4 kali b. 1 - 3 kali c. Tidak pernah B. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ? a.Ya sedang ber-KB saat ini ? a. Ya dipakai ? a. IUD b. Suntik/pil/susuk b. Tidak B. Untuk jawaban Ya, apakah jenis alat kontrasepsi / KB yang b. Tidak 6. A. Untuk ibu yang merupakan pasangan usia subur, apakah ibu b. Tidak 5. A. Untuk ibu yang sedang hamil, berapa kali ibu memeriksakan b. Tidak B. Apakah balita ibu selalu ditimbang di POSYANDU setiap b. Tidak B. Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan teratur sesuai
70
c. Kondom/kalender d. Lainnya : _________ C. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ? a.Ya 7. Dimana ibu buang air besar ? a. Jamban keluarga b. Kakus c. Sungai/kebon d. Lainnya : __________ 8. Apakah ibu selalu mencuci tangan sesudah buang air besar dengan menggunakan sabun ? a. Ya b. Tidak 9. Darimana ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan berbau) untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci pakaian? a. PAM b. Sumur c. Sungai d. Lainnya : __________ 10. Apakah rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ? a. Ya a. TPS/TPA b. Sungai c. Kebon d. Dibakar e. Lainnya : __________ 12. Terbuat dari apakah lantai rumah ibu ? a. Keramik/Ubin b. Tanah c. Semen b. Tidak 11. Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ? b. Tidak
71
13. Berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku ? a. Seminggu sekali b. 2 minggu sekali c. sebulan sekali/ > sebulan 14. Apakah ibu selalu mencuci tangan sebelum makan dengan sabun ? a. Ya b. Tidak 15. Apakah makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ? a. Nasi + lauk pauk + sayur + buah (4 sehat ) b. Nasi + lauk pauk c. Nasi + sayur d. Lainnya : __________ 16. Apakah ibu tidak merokok ? a. Ya a. Ya Jawaban Ya dilanjutkan ke no 17 dan 18. 18. Bagaimana cara penularan penyakit AIDS ? a. Melalui jarum suntik/ hubungan seksual b. Melalui ciuman c. Lainnya : _________ 19. Bagaimana cara mencegah penyakit AIDS ? a. Tidak berganti-ganti pasangan seksual b. Menggunakan jarum suntik yang steril c. Lainnya ; _________ 20. Apakah ibu menjadi anggota dana sehat ( JPKM ) ? a. Ya C. Pertanyaan penyuluhan 1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ? b. Tidak b. Tidak b. Tidak 17. Apakah ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?
72
b. Tidak pernah
2. Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? a. Satu kali b. Dua kali c. 3 kali 3. Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? a. < 3 bulan yang lalu b. 3 6 bulan yang lalu c. 6 9 bulan yang lalu d. 9 12 bulan yang lalu e. > 1 tahun yang lalu 4. Menurut ibu penting atau tidak diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? a. Penting Hidup Bersih dan Sehat diadakan ? a. 1 minggu sekali b. 1 bulan sekali c. 3 bulan sekali d. 6 bulan sekali e. 1 tahun sekali 6. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ? a. Dokter b. Bidan c. Kader kesehatan d. Tokoh agama dan masyarakat e. Lainnya : ________ b. Tidak 5. Menurut ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku
73
7. Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? a. Hari Minggu b. Jam kerja Puskesmas c. Saat kegiatan posyandu d. Lainnya : _________ 8. Bagaimana cara yang diinginkan untuk menyampaikan penyuluhan tersebut ? a. Ceramah b. Ceramah dan tanya jawab c. Ceramah dan gambar-gambar d. Wawancara e. Lainnya : _________ 9. Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? a. Puskesmas b. Posyandu c. Balai desa d. Lainnya : _________
74