Anda di halaman 1dari 12

Abses Periodontal Definisi Suatu inflamasi purulent yang telokalisir pada jaringan periodonsium.

Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi local pus dan terletak dalam saku periodontal. Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingivapada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar. Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan periodontitis yang tidak dirawat dan berhubungan dengan saku periodontal yang sedang dan dalam, biasanya terletak diluar daerah mukogingiva. Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya lunak karena adanya eksudat purulen dan meningkatnya kedalaman probing, gigi menjadi sensitif bila diperkusi dan mungkin menjadi mobiliti serta kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat dapat terjadi. Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari saku periodontal yang ada sebelumnya terutama terkait pada ketidak sempurnaan dalam menghilangkan kalkulus dan tindakan medis seperti pada pasien setelah perawatan bedah periodontal, setelah pemeliharaan preventif, setelah terapi antibiotik sistemik dan akibat dari penyakit rekuren.

Abses periodontal yang tidak berhubungan dengan inflamasi penyakit periodontal termasuk perforasi gigi, fraktur dan impaksi benda asing. Kurangnya kontrol terhadap diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi dari

pembentukan abses periodontal. Pembentukan abses periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi. Namun, dengan perawatan yang tepat dan perawatan preventif yang konsisten, gigi dengan kehilangan tulang yang signifikan dapat dipertahankan selama bertahun-tahun.

Gambar Abses Periodontal

2. Berdasarkan jalannya lesi a. Abses periodontal akut Suatu abses periodontal akut mengakibatkan rasa sakit dan bengkak. Abses ini sering keliru dengan abses alveolar akut . Meskipun abses alveolar akut timbul baik dengan pulpa vital maupun pulpa nekrotik , sumbernya biasanya adalah eksaserbasi infeksi dengan pembentukan nanah di dalam poket infraboni yang dalam . Bila tes pulpa menunjukan vitalitas pulpa dalam jangkauan normal, maka perawatan darurat terdiri atas kuretase, debridement dan pembuatan drainase poket infraboni melalui krevis sulkular. Kadang-kadang diperlukan insisi jaringan lunak.

Bila pulpa terpengaruh maka harus juga di ekstirpasi . Bila pulpa abnormal dan vital, gigi dirawat sebagai pada pulpitis ireversibel akut. Bila pulpa nekrotik, gigi hendaknya dirawat sebagai pada abses alveolar akut. Pada setiap kasus perawatan periodontal darurat harus dikerjakan secara serempak ; kalau tidak , pasien tidak akan terbebas dari rasa sakit dan bengkak. Abses periodontal akut biasanya menunjukkan gejala seperti sakit, edematous,lunak, pembengkakan, dengan penekanan yang lembut di jumpai adanya pus, peka terhadap perkusi gigi dan terasa nyeri pada saku, sensitifitas terhadap palpasi dan kadang disertai demam dan limfadenopati.

Gambar Abses Periodontal Akut

Gambar Abses Periodontal Akut, pada pemeriksaan klinisnya tanda-tanda dan gejala sangat jelas terlihat( S. schward.Periodontal Disease, a different diagnostic.Periodontics.1986:1:76)

b. Abses periodontal kronis Abses periodontal kronis biasanya berhubungan dengan saluran sinus danc asimtomatik, walaupun pada pasien didapatkan gejala-gejala ringan.2 Abses inicterbentuk setelah penyebaran infeksi yang disebabkan oleh drainase spontan, respon host atau terapi. Setelah hemeostatis antara host dan infeksi tercapai, pada pasienchanya sedikit atau tidak terlihat gejalanya. Namun rasa nyeri yang tumpul akan timbul dengan adanya saku periodontal, inflamasi dan saluran fistula

Abses Periodontal Kronis

Etiologi abses periodontal dibagi atas 2, yaitu: a. Abses periodontal berhubungan dengan periodontitis Hal- hal yang menyebabkan abses periodontal yang berhubungan dengan periodontitis adalah: 1. Adanya saku periodontal yang dalam dan berliku. 2. Penutupan marginal saku periodontal yang dapat mengakibatkan perluasan infeksi ke jaringan periodontal sekitarnya karena tekanan pus di dalam saku tertutup. 3. Perubahan dalam komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam pertahanan host bisa juga membuat lumen saku tidak efisien dalam meningkatkan

pengeluaran suppurasi. 4. Pengobatan dengan antibiotik sistemik tanpa debridemen subgingiva padapasien dengan periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan pembentukan abses.

b. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis Hal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang tidak berhubungan dengan periodontitis adalah: 1. Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn, potongan tusuk gigi, tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui. 2. Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik. 3. Infeksi lateral kista. 4. Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi morfologi akar dapat menjadi predisposisi pembentukan abses periodontal. Adanya cervical cemental tears dapat memicu pekembangan yang cepat dari periodontitis dan perkembangan abses.

Keadaan Darurat Pada Waktu Perawatan Keadaan darurat endodontic dapat terjadi pada waktu melakukan perawatan endodontic . Biasanya disebabkan karena instrumensasi yang melebihi apeks akar, yang mengakibatkan trauma pada jaringan periapikal, atau bila debris dan mikroorganisme didorong melalui foramen apical kedalam jaringan periapikal dan menyebabkan suatu hal yang dapat menular.

Penyebab ini dapat berupa iritasi kimiawi , seperti larutan irigasi atau medikamen intra kanal , penetrasi jaringan periapikal , debridement semua saluran akar yang tidak sempurna atau tidak cukup, penutup lubang kavitas yang hilang atau tertekan yang dapat menyebabkan rekontaminasi saluran akar, atau saluran akar yang telah diisi berlebih sehingga menyebabkan saluran inflamasi periapikal. Semua keadaan darurat ini dapat dihindari bila alat-alat larutan irigasi, obat-obatan, bahan semen dan bahan tumpatan dibatasi pada saluran akar saja dan gigi yang dirawat dilakukan dengan baik diantara dua kunjungan dan dikontur seperti semula untuk mencegah trauma. Bila terjadi periodontitis gawat, rasa nyeri pasien dapat dikurangi dengan membuka kembali gigi dengan pemasangan isolator karet, mengambil obat-obat yang digunakan sebagai penutup, dengan hati-hati menyeka kering saluran akar dengan poin absorben steril, dan menutup kembali saluran akar dengan gulungan kecil kapas yang telah diberi obat obtunden (menghilangkan rasa sakit ringan) seperti eugenol (kresatin), dan jika perlu oklusi hendaknya disesuaikan. Bila timbul rasa sakit atau bengkak, obat yang digunakan sebagai penutup diambil dan gigi dibuka untuk drainase. Sebaiknya diberi analgesika opioid dan non opioid, tergantung parahnya reaksi. Bila diindikasikan dapat juga diberi antibiotic. Insisi dan drainase pembengkakan yang lunak dan berfluktuasi hendaknya dipertimbangkan jika drainase tidak mencukupi jika rasa sakit berat bertahan. Jika saluran akar sudah diisi dan timbul rasa tidak enak, oklusi sebaiknya di cek dan perawatan serta pengisian saluran akar yang telah dikerjakan dievaluasi kembali. Pengisian saluran akar yang agak berlebih baik dengan care maupun

semen sering menyebabkan rasa mengganggu yang bersifat sementara, tetapi hal ini mungkin timbul pada beberapa kasus.

PERIKORONITIS

Perikoronitis adalah peradangan dari jaringan lunak di sekitar mahkota gigi yang erupsi sebagian atau impaksi. Umumnya hal ini berkaitan dengan molar ketiga bawah yang sedang bererupsi tetapi dibatasi oleh ruang yang tidak cukup. Perikoronitis berawal dari keradangan follicle dan selanjutnya dapat meluas ke jaringan lunak di sekitarnya.

ETIOLOGI Perikoronitis merupakan infeksi bakteri pada gingiva, meskipun organisme penyebab yang spesifik tidak diketahui secara pasti. Penyebab infeksi ini dapat berupa flora normal rongga mulut yaitu kuman streptokokkus dan beberapa jenis kuman anaerob serta dapat terjadi akibat trauma gigitan dari gigi molar ketiga rahang atas. Operkulum dari mahkota gigi molar ketiga rahang bawah dapat menjadi bengkak karena tergigit dari gigi molar ketiga rahang atas.

Faktor penyebab tersering pada perikoronitis adalah karena gigi molar 3 tidak dapat erupsi dengan baik dikarenakan tidak cukup ruang untuk pertumbuhannya, sehingga sulit untuk erupsi dinamakan impaksi . Impaksi bertendensi menimbulkan infeksi ( perikoronitis ), dikarenakan adanya karies pada gigi geraham depannya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar 2

dikarenakan gigi molar 3 mengalami impaksiAda sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang kesempitan dikarenakan pertumbuhan tulang rahang yang kurang sempurna. Teori lain mengatakan Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya. Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar 3, dan terjadilah impaksi. Sempitnya ruang erupsi gigi molar 3, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendisendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang

yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi bungsu yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Ada yang tumbuh dengan posisi miring, atau bahkan tidur di dalam karena tidak ada tempat untuk nongol. Ada 3 sumber utama infeksi gigi, yaitu : 1. Dari periapikal ( ujung akar gigi ) sebagai akibat kerusakan pulpa dan masuknya kuman ke jaringan periapikal 2. Dari jaringan periodontal ( jaringan pengikat akar gigi ) sebagai akibat saku gusi semakin dalam karena penumpukan karang gigi sehingga penetrasi kuman semakin mudah. 3. Dari Perikoroner akibat akumulasi kuman di sekeliling mahkota gigi saat erupsi / tumbuh. Impaksi gigi molar kadang kadang tampak pada waktu dilakukan pemeriksaan roentgen rutin seputar daerah tidak bergigi pada rahang bawah. Penekanan selaput lender antara mahkota molar 3 dan prothesa menyebabkan rasa sakit. Tekanan pada gusi yang menutupi menyebabkan kematian sel dan dapat menimbulkan penyebaran infeksi.

MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis perikoronitis dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu perikoronitis akut, sub akut, dan kronis.

Perikoronitis Akut Pasien mengeluh tentang rasa sakit spontan berdenyut terlokalisasi di daerah radang. Gerakan rahang bawah seperti pengunyahan, membuat nyeri semakin bertambah. Nyeri tidak dipengaruhi oleh rangsangan suhu panas atau dingin. Berdasarkan hasil pengamatan visual dan palpasi didapatkan

pembengkakan, peradangan dan terdapat segmen jaringan lunak yang menutupi satu atau lebih permukaan koronal termasuk permukaan oklusal. Pada ekstraoral terdapat suatu pembengkakan edematous ringan di daerah pipi, ventral dari perlekatan otot masseter yang melintasi pinggir rahang bawah ke daerah submandibular. Hampir selalu terdapat trismus ringan dan besarnya trismus tergantung luas pembengkakan. Kelenjar limfe submandibular dapat diraba dan nyeri pada tekanan. Selain itu, nyeri dapat menyebar di daerah wajah, telinga atau angulus mandibula.

Perikoronitis Subakut dan Kronik Keluhan subyektif pada perikoronitis subakut adalah lebih ringan daripada yang berbentuk akut. Terdapat keluhan nyeri ringan di daerah geraham sulung bawah, yang dapat bertambah keras pada gerakan pengunyahan dan menjalar ke telinga. Tidak terdapat pembengkakan pipi dan trismus, namun rasa kaku yang tidak menyenangkan pada gerakan rahang bawah. Bila menyedot di daerah tersebut, pus dapat sampai di mulut dan terdapat fetor oris. Kelenjar limfa submandibular dapat diraba dengan jelas dan seringkali nyeri ringan pada tekanan.

Jaringan perikoronal dan operkulum membengkak, nyeri pada tekanan dan dapat menunjukkan ulserasi karena traumatik oklusi dengan gigi antagonis. Bila ditekan, pus muncul dari bawah operkulum atau dari dalam pseudopocket. Pada perikoronitis kronik, gejala intra oral ini terdapat hanya sedikit atau tidak sama sekali. Kadang-kadang perikoronitis kronik menunjukkan eksaserbasi.

GAMBARAN RADIOLOGI Radiograf dari daerah tersebut menggambarkan radiolusen di sekeliling giginya, dengan batas kortikal pada sisi distal dari lusensi menghilang atau sangat menebal karena deposisi tulang yang sangat reaktif.

KOMPLIKASI Perikoronitis dapat menyebabkan terjadinya abses perikoronal. Penjalaran infeksi pada rahang bawah dapat membentuk abses sublingual, abses submental, abses submandibular, abses submaseter, dan angina Ludwig. Ujung akar molar kedua dan ketiga terletak di belakang bawah linea mylohyoidea yang terletak di aspek dalam mandibula, sehingga jika molar kedua dan ketiga terinfeksi dan membentuk abses, pusnya dapat menyebar ke ruang submandibula dan dapat meluas ke ruang parafaringal. Selain itu, juga ditemukan sebuah selulitis dari pipi atau jaringan submandibular, dengan trismus kuat merupakan suatu gambaran penyakit yang banyak ditemui.

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan awal yang harus dilakukan adalah penangan secara simptomatik dengan menghilangkan gejala radang akut dengan pemberian analgesik dan antibiotik. Pada perikoronitis akut mutlak diberikan terapi antibiotik untuk mengurangi infeksi yang ada, mengurangi komplikasi infeksi yang serius dan mempercepat perawatan perikoronitis yang ada. Di samping perawatan umum di atas, perlu disertai pula perawatan lokal pada daerah perikorona, yaitu: 1. Irigasi pocket dengan H2O2 3% untuk foaming action. Irigasi juga dapat digunakan dengan larutan chlorhexidine 0.05%. 2. Bila terdapat trauma dari gigi molar rahang atas, dilakukan pemendekan tontol oklusal gigi tersebut dan bila memungkinkan dapat dilakuakan pencabutan gigi tersebut. 3. Bila terbentuk abses pada jaringan perikoronal, perlu dilakuakn insisi.

Penanganan perikoronitis terdiri dari debridemen dan drainase pada pocket perikoronal dengan kuretase gentle dan eksternal pressure. Setelah peradangan hilang, penanganan selanjutnya dapat dilakukan perawatan dengan cara operkuloktomy atau ekstraksi/odontektomi.

Anda mungkin juga menyukai