t
c
dt
dQ
m t
Q
m
1 1
Fisika Dasar XI-3
Suhu dan Kalor
Sebagai kalor jenis suatu benda.Jadi nyatalah bahwa besarnya klor yang diserap
suatu benda jika suhunya dinaikan sebesar t adalah
Q = m c t .. (11.4)
Perlu kita catat disini bahwa besaran mc pada persamaan (11.4) sering dinamakan
harga air kalorimeter yang mempunyai satuan.
( )
1
]
1
derajat
kalori
mc
Gambar 11.1 Grafik Perubahan Wujud Air
Sekarang kalau kita tinjau grafik perubahan wujud air (H
2
O) dalam bidang ( t , Q ) maka
diagramnya akan tampak seperti Gambar 11.1. Pada diagram tersebut tampak dengan
jelas bahwa pada daerah penelitian antara dua wujud maka tampak bahwa suhu benda
tidak berubah namun terjadi perubahan kalor. Pada peralihan tersebut Q sebanding
dengan massa benda (Q m) dengan demikian menurut grafik diatas.
Q
o
Q
c
= Q ( penguapan air )= u m (11.5)
Dimana u = panas penguapan / pengembunan air, dan
Q
1
Q
o
= Q ( peleburan es ) = L m
Dimana L = panas peleburan / pembekuan air.
Perlu dicatat disini bahwa dalam praktek untuk keperluan perhitungan yang tidak teliti
biasanya diambil u = 540 kalori/gram dan L = 80 kalori/gram. Patut dicatat disini bahwa
dalam proses perubahan benda dari fasa yang satu kefasa lain ditandai dengan jumlah
kalor tertentu. Hal ini perlu diperingatkan bahwa dalam suatu proses yang berlangsung
secara sinambung (seperti pada proses pembuatan garam) perubahan wujud itu
sebenarnya tidak mesti dikaitkan dengan suhu tertentu. Yang penting jumlah kalor yang
Fisika Dasar XI-4
Fase transisi es ke air
Fase uap
Suhu (
o
C)
Q
-25
0
A
100
C
D
Suhu dan Kalor
telah diserap dalam proses yang bersangkutan sesuai dengan keperluan perubahan wujud
tersebut.
Selain itu seperti telah disinggung pada uraian lalu bahwa dua buah sistem yang
mempunyai kalor yang berbeda, maka apabila kedua sistem dalam keadaan berkontakan
satu sama lain akan ternyata bahwa keadaan setimbang kedua sistem tersebut akan
mempunyai kalori yang sama. Menurut pernyataan ini suatu sistem yang kalornya besar
akan memberikan kalornya kepada sistem yang lain yang lebih rendah kalornya bila
keduanya berkontakan. Perpindahan kalor tersebut akan berlangsung terus kepihak yang
rendah kalornya sampai pada akhirnya kedua sistem sudah sama kalornya. Azaz ini
penting sekali artinya dalam kalorimetri. Tentu saja dalam proses kontakan antara kedua
sistem yang berkontakan itu haruslah terisolir terhadap sistem lainnya sedemikian tidak
ada proses perpindahan kalor kecuali antara kedua sistem yang bersangkutan.
Contoh 2 :
Sepotong aluminium ( C = 0,21 kal/gr
o
C) dengan massa 20 gram bersuhu 90
o
C
dijatuhkan pada balok es besar bersuhu 0
o
C. Berapakah es dapat dilebur oleh potongan
aluminium itu?
Jawab :
Kalor lebur es = 80 kal/gr
Kalor yang dilepaskan aluminium :
Q
1
= (m C t)
Al
= ( 20 gr )(0,21 kal/gr
o
C)(90
o
C) = 378 kalori
Kalor yang diterima es :
Q
2
= L m = ( 80 kal/gr)(m)
Azaz Black :
Q
1
= Q
2
378 kal = 80 m kal
m = 378/80 4,7 gram
11.3 Pemuaian Benda Padat dan Benda Cair karena Perubahan Suhu
Fisika Dasar XI-5
Suhu dan Kalor
Kita telah mengetahui dari pengamatan bahwa suatu benda ternyata pada umumnya akan
mengalami pemuaian karena pemanasan.sifat ini hampir berlaku umum untuk semua
benda dengan pengecualian untuk beberapa zat, misalnya air adalah merupakan zat yang
beranomali (menyimpang) dari sifat tersebut untuk daerah suhu tertentu. Dalam hal ini
bila air membeku maka volumenya akan bertambah besar, akibatnya massa jenisnya
menjadi kecil (
cs
0,5 gram/cm
3
), sehingga apabila dipanaskan maka ia akan menyusut
sampai suatu suhu tertentu. Selanjutnya bila dipanaskan terus barulah ia memuai.
Tentang cara pemuaian suatu benda kita dapat bagi atas pemuaian panjang, luas dan
volume.
11.3 .1 Pemuaian Panjang
Dari hasil pengamatan ternyata bahwa perubahan panjang akibat pemanasan sebanding
dengan panjang sebelum diberi tambahan panas dan sebanding pula dengan perubahan
suhu sebagai akibat pemanasan . Jadi menurut uraian kita ini perubahan panjang itu.
l l
o
t atau l = l
o
t
dimana : l
o
= panjang mula-mula, t = perubahan suhu
l = perubahan panjang akibat pemanasan, = koefisien muai panjang
Dengan demikian panjang l setelah pemanasan akan diberikan oleh :
l = l
o
+ l
= l
o
+ l
o
t
= l
o
( l
o
+ t ) (11.6a)
Misalkan suhu mula-mula t
o
dan suhu akhir t maka t = t t
o
. Jadi akhirnya rumus 11.6a
dapat ditulis menjadi :
L = l
o
{l + ( t-t
o
) } (11.6b)
Contoh 3 :
Sebuah skala meter terbuat dari baja diusahakan agar pada jelajah tertentu memiliki
akurasi 5 x 10
-5
mm. Hitunglah perubahan / variasi maksimum temperatur selama
pengukuran berlangsung.
Jawab :
Fisika Dasar XI-6
Suhu dan Kalor
l = L T
5 x 10
-5
mm = (11 x 10
-6
/
o
C)(1,0 mm) T
T 5
o
C
Contoh 4 :
Sebuah balok baja mempunyai panjang 200 meter pada temperatur 20
o
C. kalau
temperatur ekstrimnya (temperatur yang dimungkinkan berekspansi ) adalah 30
o
C
hingga +40
o
C
,
berapakah panjang ekspansi maupun kontraksinya.
Jawab :
Berdasarkan tabel 11.1, koefisien muai panjang baja adalah 12 x 10
-6
/
o
C.
Panjang ekspansi :
L = (12 x 10
-6
/
o
C)(200m)(40
o
C 20
o
C) = 4,8 x 10
-2
m
( bertambah sepanjang 4,8 cm)
Panjang Kontraksi ;
L = (12 x 10
-6
/
o
C)(200m)(-30
o
C 20
o
C) = -12,0 x 10
-2
m
( bertambah panjang 12 cm)
11.3.2 Pemuaian Luas
Sekarang tinjaulah suatu keping empat persegi panjang (misalnya dari suatu bahan
logam),pada suhu t
o
, sisi-sisinya adalah a
o
. selanjutnya kita panaskan hingga suhunya
menjai t, maka panjang sisi-sisinya sekarang akan menjadi a dan b.
Gambar 11.3 Pemuaian Luas
Menurut sifat muai panjang maka :
a = a
o
(l + (t-t
o
) ) dan b = b
o
(l + (t-t
o
))
Sehingga luasnya sekarang menjadi :
a = a
o
b
o
{ l + (t-t
o
)}{ l + (t-t
o
)} = A
o
{l+2(t-t
o
)+
2
(t-t
o
)
2
}
berhubungan karena kecil sekali, maka
2
<< sehingga kita dapat mendekati
A = A
o
{l +2(t-t
o
)} = A
o
{l + (t-t
o
)} (11.7)
Dimana = 2 merupakan koefisien muai luasan
11.3.3. Pemuaian Volume
Fisika Dasar XI-7
Suhu dan Kalor
Untuk mudahnya analisa disini kita tinjau pararel epipedium siku-siku, yang pada suhu t
o
misalkan panjang rusuk-rusuknya adalah a
o
,b
o
dan c
o
. Berikutnya kita panaskan hingga
suhu t, maka rusuk-rusuknya sekarang menjadi a,b dan c.
Gambar 11.4 Pemuaian Volume
Akibatnya volumenya akan menjadi
V = a
o
b
o
c
o
{ l + (t t
o
)}
= V
o
{ l + 3 (t t
o
)}+3
2
(t t
o
)
2
+
3
(t t
o
)
3
}
Yang karena
maka kita dapat dekati menjadi
V = V
o
{ l + 3 (t t
o
)} = V
o
{l + (t-t
o
)} (11.8)
Dimana = 3 menyatakan koefisien muai volume
Selanjutnya dengan mudah dapat kita pahami bahwa akibat pemanasan tersebut massa
benda dapat dianggap tidak berubah. Jadi disini dipenuhi sifat invariansi massa benda
terhadap pemanasan. Dengan demikian dipenuhi
o
V
o
= V = V
o
(l + t)
Sehingga diperoleh
( ) ( ) { }
o
o o
t t t +
1 1
(11.9)
Dimana
o
= massa jenis benda pada suhu to dan
= massa jenis benda pada suhu t.
Dari rumus (11.9) dengan jelas tampak bahwa massa jenis benda akan makin kecil bila
suhunya dinaikkan.
Tabel 11.1 koefisien Muai Beberapa Material pada 20
o
C
Fisika Dasar XI-8
a a
0
b
c
c
0
Suhu dan Kalor
Material Koefisien Muai Panjang
(
o
C)
-1
x 10
-6
Koefisien Muai Volume
(
o
C)
-1
x 10
-6
Padat
Aluminium
Kuningan
Besi atau Baja
Timah
Gelas (pirex)
Gelas (biasa)
quarts
Beton atau batu bata
Marmer
Cair
Bensin
Mercuri
Etil Alkohol
Glycerin
Air
Gas
Udara (dan gas-gas lain
pada tekanan atmosfer)
25
19
12
29
3
9
0,4
12
1,4-3,5
75
56
35
87
9
27
1
36
4-10
950
180
1100
500
210
3400
Contoh 5 :
Suatu kubus metal dipanaskan hingga volumenya bertambah sebesar 0,1 volume mula-
mula. Bila suhu mula-mula T
o
dan koefisien muai panjang metal adalah a, maka
hitunglah suhu akhirnya.
Jawab :
V
T
= V
o
( l + T)
Misalkan suhu akhir T, = 3a dan V = 0,1V
o
V
T
V
o
= V
o
(3a)(T-T
o
),
Atau V = V
o
(3a)(T-T
o
)
0,1V
o
= V
o
(3a)(T-T
o
)
T T
o
= 1/ 30 a atau T = T
o
+ 1/30a
12. PERPINDAHAN DAN DAYA HANTAR KALOR
Fisika Dasar XI-9
Suhu dan Kalor
Kualitas kalor dapat mengalami proses perpindahan melalui tiga cara , yaitu secara
konveksi radiasi dan konduksi (hantaran). Dalam hal ini perpindahan secara konveksi
disebabkan oleh aliran fluida dari daerah panas kedaerah yang dingin.Sedangkan
perpindahan secara radiasi disebabkan oleh pancaran kuanta materi yang membawa
tenaga dari suatu sumber radiator kedaerah sekitarnya.Adapun konduksi adalah proses
perpindahan panas karena gerak kacau atom-atom/molekul-molekul atau elektron-
elektron bebas dari suatu benda akibat pemanasan.Dalam hal ini makin panas suatu
benda maka makin tinggi pula tingkat-tingkat kekacauan itu. Akibatnya kebolehjadian
zarrah-zarrah tersebut makin bertumbukan makin besar,menyebabkan pelepasan tenaga
dari suatu bagian sistem ke bagian lain makin besar.Selanjutnya gejala ini menjalar
keseluruh sistem. Akibat lanjutannya adalah terjadinya aliran tenaga (kalor) dari daerah
yang kalornya tinggi kedaerah yang kalornya rendah.
Tiga mekanisme perpindahan panas adalah konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi,
terjadi pada suatu benda atau dua bendayang disentuhkan. Konveksi tergantung pada
gerakan massa dari suatu daerah ruang ke daerah lain. Radaisi adalah perpindahan panas
melalui radiasi elktromagnetik, seperti sinar matahari, tanpa memperlukan media
apapun pada ruang diantaranya.
12.1 Konduksi
Jika ujung sebatang tembaga dipegang dan menyentuhkan ujung lainnya ke api, ujung
lainnya yang dipegang akan terasa makin panas, walaupun tidak ada kontas langsung
dengan api. Panas mencapai ujung yang lebih dingin dengan konduksi melalui bahan.
Pada tingkat, atom pada daerah panas memiliki energi kinetik lebih besar daripada
daerah dingin. Atom-atom pada daerah panas menambrak atom terdekat, memberikan
sebagaian energinya. Atom terdekat kembali menabrak atom yang lainnya dan begitu
seterusnya. Atom-atom itu sendiri tidak bergerak dari daerah, tetapi energinya
berpindah.
Kebanyakan logam banyak menggunakan mekanisme lain yang lebih effektive untuk
mengkonduksikan panas. Di dalam logam, sejumlah elektron dapat meninggalkan atom
Fisika Dasar XI-10
Suhu dan Kalor
asalnya dan memenbus susunan kristal. Eleketron bebas ini dapat membawa energi
dengan cepat dari daerah panas ke dingin dari logam, sehingga hampir semua logam
merupakan konduktor yang baik. Sebuah batang 20
o
C terasa lebih dingin daripada
sepotong kayu pada 20
o
C karena panas dapat mengalir lebih mudah dari tangan ke
logam. Kehadiran elekteron bebas juga menyebabkan kebanyak konduktor lisrik yang
baik.
Perpindahan hanya terjadi pada daerah yang berbeda suhunya dan arah aliran panas
selalu terjadi dari suhu yang lebih tinggi ke rendah. Gambar di bawah ini menunjukkan
panjang sebatang bahan konduktor dengan luas penampang A dan panjang L.
Selanjutnya dalam uraian ini hanya akan
membahas konduksi T
2
.Sekarang tinjaulah suatu
lempeng konduktor panas yang tebalnya l dan
luas penampangannya A dengan selisih suhu
antara kedua belah permukaannya adalah : t =
t
2
t
1
.
Secara empris kita dapat menyadari besarnya kalor persatuan waktu yang mengalir
melewati luasan A sebagai akibat perbedaan suhu kedua belah permukaannya adalah :
( )
l
A
t t
t
Q
H
1 2
atau
( )
l
A
t t K H
1 2
(12.1)
dimana H menyatakan tenaga (kalor) persatuan waktu yang mengalir dari daerah yang
suhunya tinggi kedaerah yang suhunya rendah, sedangkan tanda negatif pada (12.1)
melukiskan pelepasan kalor yang menyebabkan berkurangnya kalor dari daerah yang
suhunya tinggi.Berikutnya , untuk kalor yang tidak homogen (tidak merata) disetiap
lapisan, maka rumus (12.2) dapat ditulis sebagai berikut:
dl
dt
KA H
(12.2)
dengan K = Koefisien daya hantar yang satuannya adalah
[K] = [ kalori/det.cm
o
C]
Akhirnya perlu dicatat disini bahwa apabila sistem sudah dalam setimbang maka aliran
kalor secara nantaran itu akan terhenti. Ini berarti menurut (12.2) suhu kedua belah
permukaan sudah sama,atau dengan kata lain H = 0.
Fisika Dasar XI-11
Suhu dan Kalor
Sebagai contoh pemakaian tinjaulah suatu sistem penghantar
yang berbentuk huruf Y yang ketiga cabangnya sama besar
penampang nya serta sama pula panjangnya.Dalam hal ini kalau
t
2
> t
1
,maka suhu pada titik cabang penghantar dapat dihitung
sebagai berikut.
Andaikan suhu pada titik cabang kita tandai dengan t, dan mengingat bahwa diandaikan
pulatak ada kalor yang hilang, maka menurut (9.10) kita akan dapatkan persamaan :
( ) ( ) ( )
l
A
t t
l
A
t t K
l
A
t t K
x x x 1 1 2
+
Yang dalam hal ini koefisien K ketiga cabang sama karena bahannya yang sama
pula.Dari sangkutan ini segera kita peroleh :
3
2
1 2
t t
t
x
+
Contoh 1.
Sebuah kotak Styrofoam dipakai untuk menyimpang minuman dingin luas dinding total,
(termasuk tutupnya). 0,80 cm
2
dan tebal dingin 2,0 cm
2
kotak diisi air, es, kaleng
Cocacola pada 0
0
C. Berapa laju aliran panas ke dalam kotak jika suhu luar dindingnya
adalah 30
o
C?. Berapa banyak es yang mencair dalam sehari?
Jawab :
( )
l
A
t t K H
1 2
( ) s J W
m
m
C / 12 12
020 , 0
80 , 0
0 30 010 , 0
2
0
Aliran total panas Q dalam sehari (86,400 sekon) adalah,
Q = Ht = 12 J/s (86,400s) = 1,04 x 10
6
J
Panas peleburan dari es adalah; 3,34 x 10
5
J/kg, maka kuantitas es yang mencair oleh
tersebut adalah;
kg
kg J x
J x
L
Q
m
f
1 , 3
/ 10 34 , 3
10 04 , 1
6
Contoh 2 :
Tinjaulah sebuah lempeng gabungan yang terdiri dari dua bahan yang ketebalannya
berbeda.l
1
dan l
2
, dengan konduktivitas yang berbeda k
1
dan k
2
.Jika temperatur pada
permukaan-permukaan luar adalah t
2
dan t
1
, carilah banyaknya perpindahan kalor
persatuan waktu yang melalui lempeng gabungan didalam keadaan lunak.
Jawab :
Fisika Dasar XI-12
Gambar 12.1
Suhu dan Kalor
Misalkan T
x
adalah temperature persambungan
( )
1
1 1
1
L
T T A k
H
x
;
( )
2
2 2
2
L
T T A k
H
x
,
_
,
_
2
2
1
1
1 2
k
L
k
L
T T A
H
Contoh 3 :
Sebuah batang baja sepanjang 10,0 cm disambungkan dengan sebatang tembaga
sepanjang 20,0 cm. Masing-masing memiliki luas penampang bujur sangkar dengan sisi
2,0 cm. Ujung bebas dari baja dijaga tetap 100
o
C dengan memberikan kontak pada uap.
Dan ujung bebas dari tembaga tetap pada 0
o
C dengan memberikan kontak pada es.
Tentukan suhu sambungan ke dua batang tersebut.
Jawab:
( )
baja
baja baja
L
A
T K H 100
dan
( )
tembaga
tembaga
L
A
T K H 0
Luas A adalah sama dan dapat dibagi, dengan mensubsitusikan harga panjang tembaga
dan baja dan harga k
baja
= 50,2 W/m.K, panjang 0,10 m dan k
tembaga
= 385 W/m.K,
panjang 0,20 m maka diperoleh,
( )
20 , 0
) 0 ( 385
10 , 0
100 2 , 50
A
T
A
T
12.2 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas oleh gerakan massa pada fluida dari daerah ruang
ke daerah ruang yang lainnya. Contoh umum meliputi sistem pemanas udara panas dan
Fisika Dasar XI-13
Suhu dan Kalor
air panas, sistem pendingin pada mobil, dan sistem aliran darah pada tubuh manusia.
Jika fluida terserkulasi oleh blower atau pompa, proses disebut konveksi paksa, jika
aliran disebabkan karena perbedaan densitas akibat ekspansi termal, seperti udara panas
yang naik, maka proses disebut konveksi alami atau konveksi bebas.
Konveksi bebas pada atmosfer memiliki peran dominan dalam menentukan cuaca
harian, dan konveksi pada lautan adalah mekanisme perpindahan panas global yang
penting. Pada skala kecil, elang dan pilot pesawat layang memanfaatkan arus naik termal
dari bumi yang lebih hangat. Terkadang arus naik cukup kuat untuk membentuk badai.
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang sangat kompleks, dan tidak
persamaan yang sederhana untuk mendiskripsikannya berikut ini sedikit fakta hasil
percobaan :
1. Arus panas karena konveksi berbanding lurus dengan luas permukaan, ini adalah
alasan mengapa luas permukaan radiator dan kipas pendingin harrus besar.
2. Kekentalan fluida memungkinkan konveksi alami berjalan lambat di dekat
permukaan stasioner, emghasilkan lapisan permukaan yang pada permukaan vertikal
umumnya memiliki harga isolasi yang sebanding dengan 1,3 cm. Konveksi paksa
mengurangi ketebalan lapisan ini, dan meningkatkan laju perpindahan panas. Ini
menyelaskan faktor angin dingin : kita merasa cepat dingin oleh angin dingin bila
dibandingkan dengan udara diam pada suhu yang sama.
3. Arus panas akibat konveksi dapat dianggap sebanding dengan 5/4 daya dari
perbedaan suhu antara permukaan dan bagian utama fluida.
12.3 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas oleh elektromagnetik seperti cahaya tampak,
inframerah, oleh radiasi ultra ungu. Setiap orang merasa kehangatan oleh cahaya
matahari dan panas yang intens dari pembakaran kayu yang membara dalam perapian.
Kebanyakan panas yang sangat panas tersebut mencapai tubuh tidak dengan cara
konduksi maupun konveksi tetapi dengan cara radiasi. Perpindahan panas ini bisa terjadi
bahkan tidak ada media (hampa udara) di antara tubuh manusia dan sumber panas
Laju radiasi energi dari permukaan berbanding lurus dengan luas penampang. Laju
sangat cepat seiring kenaikan suhu, tetapi bergantung pada pangkat empat dari suhu
Fisika Dasar XI-14
Suhu dan Kalor
mutlak kalvin (K), laju juga bergantung sifat fisis dari permukaan benda.
Ketergantungan ini dideskripsikan dengan Kuantitas e yang sering disebut emisivitas. Ini
adalah angka tak berdemensi 0 dan 1, yang menggambarkan laju radiasi dari permukaan
tertentu terhadap laju radiasi dari permukaan radiasi ideal dengan luas yang sama dan
suhu yang sama emisivitas juga tergantung pada suhu, laju aliran panas pada prose
konduksi H = dQ/dt akibat radiasi dari luas permukaan A dengan emisitivitas e pada
suhu mutlak T dapat dinyatakan sebagai,
4
T Ae H (12.3)
Dimana adalah konstanta Stefan-Boltzman. Hubungan ini disebut hokum Stefan-
Boltzman. Angka ini berharga 5,6705 x 10
-8
W/m
2
.K
4
. Emisivitas dari permukaan
tembaga halus sekitar 0,3 tetapi emisivitas benda hitam pekat hampir mencapai satu.
Contoh 4.
Sebuah pelat baja berbentuk bujur sangkar tipis, dengan sisi-sisi 10 cm, dipanaskan pada
tungku panadi besi hingga suhu 800
o
C, jika emisivitas adalah 0,60, berapa laju radiasi?
Jawab :
Luas permuakaan total = 0,020 m
2
, suhu harus dikonversi ke dalam skala kalvin dari
800
o
C menjadi 1073 K, dengan menggunakan pesamaan 12.1 didapatkan,
H = (0,020 m
2
)(0,60)(5,67 x 10
-8
W/m.K)(1073.K)
4
= 900 W.
Contoh 5.
Apabila luas permukaan total dari tubuh manusia adalah 1,2 m
2
dan suhu permukaan
total 303 K, Jika lingkungan berada pada 20
o
C dan emisivitas pada tubuh manusia
bernilai 1 (satu). Tentukan laju radiasi tubuh manusia dan laju kehilangan panas pada
tubuh manusia.
Jawab :
Laju radiasi per satuan luas diperoleh dengan menggunakan persamaan 12.1 sehingga
didapat,
H = (1,2 m
2
)(1)(5,67 x 10
-8
W/m
2
.K
4
)(303.K)
4
= 574 W
Kehilangan panas diimbangi dengan penyerapan sebagai akibat dari radiasi, hal ini
bergantung pada suhu lingkungan. Laju perpindahan panas akibat radiasi adalah,
(Persamaan matematis yang digunakan sama seperti contoh soal 1).
Fisika Dasar XI-15
Suhu dan Kalor
H = (1,2 m
2
)(1)(5,67 x 10
-8
W/m
2
.K
4
)[(303.K)
4
-(293.K)
4
] = 72 W
Soal-soal Latihan :
1. Keping Logam tebal 4 mm beda suhu 32
o
C antara permukaannya. Keping itu dilalui
200 kkal/jam pada setiap 5 cm
2
luas penampangnya. Hitung Konduktivitas termal
logam dalam satuan W/m.K. (Kunci : 58,5 W/m.K)
2. Dua keping logam dipatri menjadi satu bila diketahui A = 80 cm
2
, L
1
=L
2
= 3,0 mm ;
T
1
= 100
o
C dan T
2
= 0
o
C, keping kiri K
1
= 48,1 W/m.K dan K
2
= 68,2 W/m.K.
Tentukan aliran kalor per satuan waktu yang terjadi dan hitung pula suhu
sambungan. (Kunci : T
sambunga
= 41,1
o
C dan H = 7,5 kJ/s)
3. Pendingin minimunan berbentuk kubus 45 cm pada sisi dindingnya dengan tebal 3,0
cm terbuat dari plastik ( K = 0,05 W/m.K). Bila temperatur luar 20
o
C . Berapa air
yang akan mencair di dalam alat pendingin setiap jamnya?. (Kunci : m = 379 gr)
4. Sekeping aluminium bermassa 10 gram dipanaskan hingga bersuhu 80
o
C. Keping ini
lalu dibenamkan ke dalam air bermassa 100 gram bersuhu 20
o
C, jika tak ada kalor
yang masuk dan keluar dari sistem ini (C
air
= 0,21 Kal/gr
o
C) maka tentukan suhu
akhir sistem?( Kunci : 21,23
o
C).
5. Bejana terbuat dari aluminium dengan massa 500 gram berisi 100 gram air yang
suhunya 50
o
C ke dalam bejana itu dimasukkan 200 gram zat padat yang suhunya
20
0
C. Bila suhu akhir campuran itu menjadi 40
o
C maka tentukanlah kalor jenis zat
padat?. ( C
al
= 0,21 kal/gr
o
C), (Kunci : C
cp
= 0,5125 kal/gr
o
C).
Fisika Dasar XI-16