Anda di halaman 1dari 16

Suhu dan Kalor

11. SUHU DAN KALOR


11.1 Kalorimeter
11.1.1 Skala Suhu Termometer
Dalam pengalaman hidup sehari-hari maka cara yang paling sederhana untuk
mengetahui apakah sesuatu itu panas atau dingin adalah dengan menyentuhnya, akan
tetapi dengan cara ini kita tidak dapat memberikan ukuran bagi sesuatu benda akan
panasnya. Sebagai gambaran sederhana bayangkanlah kita mempunyai tiga bejana yang
masing-masing berisi air yang bercampur dengan es yang sedang mencair, yang berikut
berisi air biasa dan yang terakhir berisi air panas. Bila tangan kiri kita masuk kedalam
air berisi es dan tangan kanan masuk kedalam air panas, kemudian kedua tangan kita
itudicelupkan kedalam bejana yang berisi air biasa, maka kita akan terasa bahwa tangan
kiri menjadi lebih panas sedang tangan kanan terasa lebih dingin. Dari sini kiranya dapat
disimpulkan bahwa rasa melalui sentuhan tak dapat dijadikan sebagai alat ukur panas
yang menghasilkan hasil yang universal, untuk itu diperlukan alat ukur suhu.Hal lain
yang patut kita catat mengenai gejala panas, bahwa suatu benda yang panas sedang
bersinggungan dengan benda lain yang kurang panas (lebih dingin) akan ternyata benda
yang lebih panas itu, panasnya turun sedang benda yang lebih dingin panasnya akan
naik., sampai pada akhirnya terjadi kesetimbangan antara keduanya dan panas mereka
menjadi suatu besaran fisis skalar yang menjadi ukuran panas itu, yang selanjutnya kita
namakan suhu (temperatur): dimana suatu sistem yang telah mencapai kesetimbangan
panasnya makan haruslah mempunyai suhu yang sama diseluruh bagiannya. Asas ini
dinamakan Hukum kenol Termodinamika (zeroth low of thermodynamics).
Selanjutnya untuk memberi ukuran pada suhu itu maka terlebih dahulu harus ditetapkan
skala alat pengukur yang kita namakan skal termometer.Dalam hubungan ini dari
pengamatan gejala pemanasan terhadap benda menunjukkan bahwa pada umumnya
setiap benda mengalami perubahan akibat pemanasan. Dengan demik,ian setiap benda
dapt dijadikan sebagai alat pengukur suhu dengan mengalami kaitan antara perubahan
keadaan benda dengan kepanasan benda.Akan tetapi dengan demikian setiap pilihan
benda yang beda akan memberikan skala suhu yang berbeda-beda.Ini berakibat
penunjukkan termometer dengan termometer yang lain memakai skala suhu lain atas
Fisika Dasar XI-1
Suhu dan Kalor
suhu bahan tertentu akan memberikan hasil pengukuran suhu yang berbeda-beda
terhadap suatu benda dengan panas yang sama. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka
harus diperjanjikan adanya bahan tertentu yang dijadikan sebagai standar penetapan
skala suhu terhadap semua termometer ditera.
Dalam hubungan tersebut sebagai skala suhu yang pertama oleh Celcius mendefinisikan
skala suhu berdasarkan perubahan wujud air murni dimana pada tekanan I atmosfer
angka nol termometer diletakkan pada titik beku air dan pada titik didihnya diletakkan
angka 100 dengan skala suhu 1/100 bagian antara titik beku dan titik didih
air.Selanjutnya Reamur mendefinisikan skala suhu termometer pada tekanan 1 atmosfer
titik beku air pada angka 0 sedang pada titik didih air pada angka 80, dimana antara titik
beku dan titik didih air dibagi atas 80 skala yang sama.Skala termometer reamur ini
jarang dipakai. Skala termometer lain yang banyak dipakai pula ialah skala farenheit
.Dalam hal ini titik beku air diletakkan pada angka 32 sedang titik didih pada angka 212
dimana skala suhunya merupakan 1/180 bagian antara kedua titik tersebut. Berdasarkan
pembagian skala ketiga macam skala termometer yang disebutkan diatas maka apabila
penunjukan suhu Celcius kita tandai dengan t
c
, suhu Reamur dengan t
R
, dan suhu
farenheit dengan t
F
, maka dinyatakan dalam suhu Celcius kita dapat menulis
sangkutannya dengan kedua skala suhu yang disebut terakhir sebagai :
t
R
= 4t
C
/5 (11.1)
t
F
= 32
o
F + 9t
C
/5 (11.2)
Berikutnya, dari banyak fakta penelitian dibidang termodinamika menunjukan bahwa
dialam ini terdapat adanya suhu mutlak terkecil. Atas dasar itu suatu skala yang
berdasarkan skala suhu yang berdasarkan skala suhu Celcius ialah yang dinamakan
skala suhu kelvin yang biasa juga disebut skala suhu mutlak.Dalam hal ini suhu
terkecil itu diambil sebagai titik 0 mutlak yang terletak pada angka 273,16
o
C (dalam
perhitungan praktis dibulatkan menjadi 273,16
o
C). Jadi antara suhu Celcius dengan
suhu Kelvin terdapat sangkutan :
T = t + 273,16
o
C (11.3)
Dimana T menyatakan suhu Kelvin dan t sebagai celcius. Akhirnya patut dicatat disini
bahwa dalam fisika skala suhu yang lazim digunakan adalah skala suhu Celcius
dinyatakan dalam suhu Kelvin. Dalam uraian-uraian kita, selanjutnya kita hanya
menggunakan suhu Celcius dan suhu Kelvin.
Fisika Dasar XI-2
Suhu dan Kalor
Contoh 1 :
Temperatur tubuh n normal adalah 98,6
o
F. Berapakah temperatur normal tubuh jika
dinyatakan dalam Celcius ?
Jawab :
T (
o
C) = (5/9){T(
o
F)-32}
= (5/9)(98,6-32) = 37,0
o
C
11.2 Kalor dan Wujud Suatu Benda
Sebagaimana kita mengetahui bahwa suatu benda bisa berada dalam wujud pada, cair
dan gas, malah sekarang telah diketahui pula bahwa suatu benda bisa berada dalam
wujud plasma yaitu suatu keadaan dimana benda gas atom-atomnya sudah terionisasi
semua dalam keadaan bebas.Dalam uraian kita ini wujud plasma itu tidak akan diuraikan
disini karena seluk-beluknya cukup luas dan merupakan salah satu cabang ilmu fisika
tersendiri yang cukup berkembang dan menarik disini.
Selanjutnya kita mendefinisikan suatu besaran yang kita namakan kalor yang
merupakan suatu kuantitas panas dinyatakan dalam satuan kalori. Dalam hal ini satu
kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu
gram air murni (H
2
o) dari 19,5
o
C.Selanjutnya menurut penyelidikan yang dilakukan oleh
Joule bila tenaga mekanik yang diberikan pada suatu sistem dapat diisolir sedemikian
rupa sehingga tak ada tenaga yng hilang, maka dari hasil eksperimen itu tenaga mekanik
4,2 joule setara dengan 1 kalori.Jadi kalau kita mengubah satuan tenaga kedalam satuan
kalori maka perbandingannya adalah 4,2 joule = 1 kalori.
Setelah definisi satuan panas kita definisikan maka segera kita dapat merumuskan
sangkkutan antara kuantitas kalor dengan perubahan suhu.Dalam hal ini andaikan kalor
yang diperlukan untuk menaikan suhu m gram suatu benda dari t
o
ke t
1
= t
o
+ t, kita
lambangkan dengan Q, maka
Q m (t
1
t
o
) = c m t
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan
0
lim

t
c
dt
dQ
m t
Q
m
1 1


Fisika Dasar XI-3
Suhu dan Kalor
Sebagai kalor jenis suatu benda.Jadi nyatalah bahwa besarnya klor yang diserap
suatu benda jika suhunya dinaikan sebesar t adalah
Q = m c t .. (11.4)
Perlu kita catat disini bahwa besaran mc pada persamaan (11.4) sering dinamakan
harga air kalorimeter yang mempunyai satuan.

( )
1
]
1

derajat
kalori
mc





Gambar 11.1 Grafik Perubahan Wujud Air
Sekarang kalau kita tinjau grafik perubahan wujud air (H
2
O) dalam bidang ( t , Q ) maka
diagramnya akan tampak seperti Gambar 11.1. Pada diagram tersebut tampak dengan
jelas bahwa pada daerah penelitian antara dua wujud maka tampak bahwa suhu benda
tidak berubah namun terjadi perubahan kalor. Pada peralihan tersebut Q sebanding
dengan massa benda (Q m) dengan demikian menurut grafik diatas.
Q
o
Q
c
= Q ( penguapan air )= u m (11.5)
Dimana u = panas penguapan / pengembunan air, dan
Q
1
Q
o
= Q ( peleburan es ) = L m
Dimana L = panas peleburan / pembekuan air.
Perlu dicatat disini bahwa dalam praktek untuk keperluan perhitungan yang tidak teliti
biasanya diambil u = 540 kalori/gram dan L = 80 kalori/gram. Patut dicatat disini bahwa
dalam proses perubahan benda dari fasa yang satu kefasa lain ditandai dengan jumlah
kalor tertentu. Hal ini perlu diperingatkan bahwa dalam suatu proses yang berlangsung
secara sinambung (seperti pada proses pembuatan garam) perubahan wujud itu
sebenarnya tidak mesti dikaitkan dengan suhu tertentu. Yang penting jumlah kalor yang
Fisika Dasar XI-4
Fase transisi es ke air
Fase uap
Suhu (
o
C)
Q
-25
0
A
100
C
D
Suhu dan Kalor
telah diserap dalam proses yang bersangkutan sesuai dengan keperluan perubahan wujud
tersebut.
Selain itu seperti telah disinggung pada uraian lalu bahwa dua buah sistem yang
mempunyai kalor yang berbeda, maka apabila kedua sistem dalam keadaan berkontakan
satu sama lain akan ternyata bahwa keadaan setimbang kedua sistem tersebut akan
mempunyai kalori yang sama. Menurut pernyataan ini suatu sistem yang kalornya besar
akan memberikan kalornya kepada sistem yang lain yang lebih rendah kalornya bila
keduanya berkontakan. Perpindahan kalor tersebut akan berlangsung terus kepihak yang
rendah kalornya sampai pada akhirnya kedua sistem sudah sama kalornya. Azaz ini
penting sekali artinya dalam kalorimetri. Tentu saja dalam proses kontakan antara kedua
sistem yang berkontakan itu haruslah terisolir terhadap sistem lainnya sedemikian tidak
ada proses perpindahan kalor kecuali antara kedua sistem yang bersangkutan.
Contoh 2 :
Sepotong aluminium ( C = 0,21 kal/gr
o
C) dengan massa 20 gram bersuhu 90
o
C
dijatuhkan pada balok es besar bersuhu 0
o
C. Berapakah es dapat dilebur oleh potongan
aluminium itu?
Jawab :
Kalor lebur es = 80 kal/gr
Kalor yang dilepaskan aluminium :
Q
1
= (m C t)
Al
= ( 20 gr )(0,21 kal/gr
o
C)(90
o
C) = 378 kalori
Kalor yang diterima es :
Q
2
= L m = ( 80 kal/gr)(m)
Azaz Black :
Q
1
= Q
2
378 kal = 80 m kal
m = 378/80 4,7 gram
11.3 Pemuaian Benda Padat dan Benda Cair karena Perubahan Suhu
Fisika Dasar XI-5
Suhu dan Kalor
Kita telah mengetahui dari pengamatan bahwa suatu benda ternyata pada umumnya akan
mengalami pemuaian karena pemanasan.sifat ini hampir berlaku umum untuk semua
benda dengan pengecualian untuk beberapa zat, misalnya air adalah merupakan zat yang
beranomali (menyimpang) dari sifat tersebut untuk daerah suhu tertentu. Dalam hal ini
bila air membeku maka volumenya akan bertambah besar, akibatnya massa jenisnya
menjadi kecil (
cs
0,5 gram/cm
3
), sehingga apabila dipanaskan maka ia akan menyusut
sampai suatu suhu tertentu. Selanjutnya bila dipanaskan terus barulah ia memuai.
Tentang cara pemuaian suatu benda kita dapat bagi atas pemuaian panjang, luas dan
volume.
11.3 .1 Pemuaian Panjang
Dari hasil pengamatan ternyata bahwa perubahan panjang akibat pemanasan sebanding
dengan panjang sebelum diberi tambahan panas dan sebanding pula dengan perubahan
suhu sebagai akibat pemanasan . Jadi menurut uraian kita ini perubahan panjang itu.
l l
o
t atau l = l
o
t
dimana : l
o
= panjang mula-mula, t = perubahan suhu
l = perubahan panjang akibat pemanasan, = koefisien muai panjang
Dengan demikian panjang l setelah pemanasan akan diberikan oleh :
l = l
o
+ l
= l
o
+ l
o
t
= l
o
( l
o
+ t ) (11.6a)
Misalkan suhu mula-mula t
o
dan suhu akhir t maka t = t t
o
. Jadi akhirnya rumus 11.6a
dapat ditulis menjadi :
L = l
o
{l + ( t-t
o
) } (11.6b)
Contoh 3 :
Sebuah skala meter terbuat dari baja diusahakan agar pada jelajah tertentu memiliki
akurasi 5 x 10
-5
mm. Hitunglah perubahan / variasi maksimum temperatur selama
pengukuran berlangsung.
Jawab :
Fisika Dasar XI-6
Suhu dan Kalor
l = L T
5 x 10
-5
mm = (11 x 10
-6
/
o
C)(1,0 mm) T
T 5
o
C
Contoh 4 :
Sebuah balok baja mempunyai panjang 200 meter pada temperatur 20
o
C. kalau
temperatur ekstrimnya (temperatur yang dimungkinkan berekspansi ) adalah 30
o
C
hingga +40
o
C
,
berapakah panjang ekspansi maupun kontraksinya.
Jawab :
Berdasarkan tabel 11.1, koefisien muai panjang baja adalah 12 x 10
-6
/
o
C.
Panjang ekspansi :
L = (12 x 10
-6
/
o
C)(200m)(40
o
C 20
o
C) = 4,8 x 10
-2
m
( bertambah sepanjang 4,8 cm)
Panjang Kontraksi ;
L = (12 x 10
-6
/
o
C)(200m)(-30
o
C 20
o
C) = -12,0 x 10
-2
m
( bertambah panjang 12 cm)
11.3.2 Pemuaian Luas
Sekarang tinjaulah suatu keping empat persegi panjang (misalnya dari suatu bahan
logam),pada suhu t
o
, sisi-sisinya adalah a
o
. selanjutnya kita panaskan hingga suhunya
menjai t, maka panjang sisi-sisinya sekarang akan menjadi a dan b.
Gambar 11.3 Pemuaian Luas
Menurut sifat muai panjang maka :
a = a
o
(l + (t-t
o
) ) dan b = b
o
(l + (t-t
o
))
Sehingga luasnya sekarang menjadi :
a = a
o
b
o
{ l + (t-t
o
)}{ l + (t-t
o
)} = A
o
{l+2(t-t
o
)+
2
(t-t
o
)
2
}
berhubungan karena kecil sekali, maka
2
<< sehingga kita dapat mendekati
A = A
o
{l +2(t-t
o
)} = A
o
{l + (t-t
o
)} (11.7)
Dimana = 2 merupakan koefisien muai luasan
11.3.3. Pemuaian Volume
Fisika Dasar XI-7
Suhu dan Kalor
Untuk mudahnya analisa disini kita tinjau pararel epipedium siku-siku, yang pada suhu t
o
misalkan panjang rusuk-rusuknya adalah a
o
,b
o
dan c
o
. Berikutnya kita panaskan hingga
suhu t, maka rusuk-rusuknya sekarang menjadi a,b dan c.



Gambar 11.4 Pemuaian Volume
Akibatnya volumenya akan menjadi
V = a
o
b
o
c
o
{ l + (t t
o
)}
= V
o
{ l + 3 (t t
o
)}+3
2
(t t
o
)
2
+
3
(t t
o
)
3
}
Yang karena

maka kita dapat dekati menjadi
V = V
o
{ l + 3 (t t
o
)} = V
o
{l + (t-t
o
)} (11.8)
Dimana = 3 menyatakan koefisien muai volume
Selanjutnya dengan mudah dapat kita pahami bahwa akibat pemanasan tersebut massa
benda dapat dianggap tidak berubah. Jadi disini dipenuhi sifat invariansi massa benda
terhadap pemanasan. Dengan demikian dipenuhi

o
V
o
= V = V
o
(l + t)
Sehingga diperoleh

( ) ( ) { }
o
o o
t t t +

1 1
(11.9)
Dimana
o
= massa jenis benda pada suhu to dan

= massa jenis benda pada suhu t.
Dari rumus (11.9) dengan jelas tampak bahwa massa jenis benda akan makin kecil bila
suhunya dinaikkan.
Tabel 11.1 koefisien Muai Beberapa Material pada 20
o
C
Fisika Dasar XI-8
a a
0
b
c
c
0
Suhu dan Kalor
Material Koefisien Muai Panjang
(
o
C)
-1
x 10
-6
Koefisien Muai Volume
(
o
C)
-1
x 10
-6
Padat
Aluminium
Kuningan
Besi atau Baja
Timah
Gelas (pirex)
Gelas (biasa)
quarts
Beton atau batu bata
Marmer
Cair
Bensin
Mercuri
Etil Alkohol
Glycerin
Air
Gas
Udara (dan gas-gas lain
pada tekanan atmosfer)
25
19
12
29
3
9
0,4
12
1,4-3,5
75
56
35
87
9
27
1
36
4-10
950
180
1100
500
210
3400
Contoh 5 :
Suatu kubus metal dipanaskan hingga volumenya bertambah sebesar 0,1 volume mula-
mula. Bila suhu mula-mula T
o
dan koefisien muai panjang metal adalah a, maka
hitunglah suhu akhirnya.
Jawab :
V
T
= V
o
( l + T)
Misalkan suhu akhir T, = 3a dan V = 0,1V
o
V
T
V
o
= V
o
(3a)(T-T
o
),
Atau V = V
o
(3a)(T-T
o
)
0,1V
o
= V
o
(3a)(T-T
o
)
T T
o
= 1/ 30 a atau T = T
o
+ 1/30a
12. PERPINDAHAN DAN DAYA HANTAR KALOR
Fisika Dasar XI-9
Suhu dan Kalor
Kualitas kalor dapat mengalami proses perpindahan melalui tiga cara , yaitu secara
konveksi radiasi dan konduksi (hantaran). Dalam hal ini perpindahan secara konveksi
disebabkan oleh aliran fluida dari daerah panas kedaerah yang dingin.Sedangkan
perpindahan secara radiasi disebabkan oleh pancaran kuanta materi yang membawa
tenaga dari suatu sumber radiator kedaerah sekitarnya.Adapun konduksi adalah proses
perpindahan panas karena gerak kacau atom-atom/molekul-molekul atau elektron-
elektron bebas dari suatu benda akibat pemanasan.Dalam hal ini makin panas suatu
benda maka makin tinggi pula tingkat-tingkat kekacauan itu. Akibatnya kebolehjadian
zarrah-zarrah tersebut makin bertumbukan makin besar,menyebabkan pelepasan tenaga
dari suatu bagian sistem ke bagian lain makin besar.Selanjutnya gejala ini menjalar
keseluruh sistem. Akibat lanjutannya adalah terjadinya aliran tenaga (kalor) dari daerah
yang kalornya tinggi kedaerah yang kalornya rendah.
Tiga mekanisme perpindahan panas adalah konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi,
terjadi pada suatu benda atau dua bendayang disentuhkan. Konveksi tergantung pada
gerakan massa dari suatu daerah ruang ke daerah lain. Radaisi adalah perpindahan panas
melalui radiasi elktromagnetik, seperti sinar matahari, tanpa memperlukan media
apapun pada ruang diantaranya.
12.1 Konduksi
Jika ujung sebatang tembaga dipegang dan menyentuhkan ujung lainnya ke api, ujung
lainnya yang dipegang akan terasa makin panas, walaupun tidak ada kontas langsung
dengan api. Panas mencapai ujung yang lebih dingin dengan konduksi melalui bahan.
Pada tingkat, atom pada daerah panas memiliki energi kinetik lebih besar daripada
daerah dingin. Atom-atom pada daerah panas menambrak atom terdekat, memberikan
sebagaian energinya. Atom terdekat kembali menabrak atom yang lainnya dan begitu
seterusnya. Atom-atom itu sendiri tidak bergerak dari daerah, tetapi energinya
berpindah.
Kebanyakan logam banyak menggunakan mekanisme lain yang lebih effektive untuk
mengkonduksikan panas. Di dalam logam, sejumlah elektron dapat meninggalkan atom
Fisika Dasar XI-10
Suhu dan Kalor
asalnya dan memenbus susunan kristal. Eleketron bebas ini dapat membawa energi
dengan cepat dari daerah panas ke dingin dari logam, sehingga hampir semua logam
merupakan konduktor yang baik. Sebuah batang 20
o
C terasa lebih dingin daripada
sepotong kayu pada 20
o
C karena panas dapat mengalir lebih mudah dari tangan ke
logam. Kehadiran elekteron bebas juga menyebabkan kebanyak konduktor lisrik yang
baik.
Perpindahan hanya terjadi pada daerah yang berbeda suhunya dan arah aliran panas
selalu terjadi dari suhu yang lebih tinggi ke rendah. Gambar di bawah ini menunjukkan
panjang sebatang bahan konduktor dengan luas penampang A dan panjang L.
Selanjutnya dalam uraian ini hanya akan
membahas konduksi T
2
.Sekarang tinjaulah suatu
lempeng konduktor panas yang tebalnya l dan
luas penampangannya A dengan selisih suhu
antara kedua belah permukaannya adalah : t =
t
2
t
1
.
Secara empris kita dapat menyadari besarnya kalor persatuan waktu yang mengalir
melewati luasan A sebagai akibat perbedaan suhu kedua belah permukaannya adalah :

( )
l
A
t t
t
Q
H
1 2

atau
( )
l
A
t t K H
1 2

(12.1)
dimana H menyatakan tenaga (kalor) persatuan waktu yang mengalir dari daerah yang
suhunya tinggi kedaerah yang suhunya rendah, sedangkan tanda negatif pada (12.1)
melukiskan pelepasan kalor yang menyebabkan berkurangnya kalor dari daerah yang
suhunya tinggi.Berikutnya , untuk kalor yang tidak homogen (tidak merata) disetiap
lapisan, maka rumus (12.2) dapat ditulis sebagai berikut:
dl
dt
KA H
(12.2)
dengan K = Koefisien daya hantar yang satuannya adalah
[K] = [ kalori/det.cm
o
C]
Akhirnya perlu dicatat disini bahwa apabila sistem sudah dalam setimbang maka aliran
kalor secara nantaran itu akan terhenti. Ini berarti menurut (12.2) suhu kedua belah
permukaan sudah sama,atau dengan kata lain H = 0.
Fisika Dasar XI-11
Suhu dan Kalor
Sebagai contoh pemakaian tinjaulah suatu sistem penghantar
yang berbentuk huruf Y yang ketiga cabangnya sama besar
penampang nya serta sama pula panjangnya.Dalam hal ini kalau
t
2
> t
1
,maka suhu pada titik cabang penghantar dapat dihitung
sebagai berikut.
Andaikan suhu pada titik cabang kita tandai dengan t, dan mengingat bahwa diandaikan
pulatak ada kalor yang hilang, maka menurut (9.10) kita akan dapatkan persamaan :
( ) ( ) ( )
l
A
t t
l
A
t t K
l
A
t t K
x x x 1 1 2
+
Yang dalam hal ini koefisien K ketiga cabang sama karena bahannya yang sama
pula.Dari sangkutan ini segera kita peroleh :
3
2
1 2
t t
t
x
+

Contoh 1.
Sebuah kotak Styrofoam dipakai untuk menyimpang minuman dingin luas dinding total,
(termasuk tutupnya). 0,80 cm
2
dan tebal dingin 2,0 cm
2
kotak diisi air, es, kaleng
Cocacola pada 0
0
C. Berapa laju aliran panas ke dalam kotak jika suhu luar dindingnya
adalah 30
o
C?. Berapa banyak es yang mencair dalam sehari?
Jawab :
( )
l
A
t t K H
1 2
( ) s J W
m
m
C / 12 12
020 , 0
80 , 0
0 30 010 , 0
2
0

Aliran total panas Q dalam sehari (86,400 sekon) adalah,
Q = Ht = 12 J/s (86,400s) = 1,04 x 10
6
J
Panas peleburan dari es adalah; 3,34 x 10
5
J/kg, maka kuantitas es yang mencair oleh
tersebut adalah;
kg
kg J x
J x
L
Q
m
f
1 , 3
/ 10 34 , 3
10 04 , 1
6


Contoh 2 :
Tinjaulah sebuah lempeng gabungan yang terdiri dari dua bahan yang ketebalannya
berbeda.l
1
dan l
2
, dengan konduktivitas yang berbeda k
1
dan k
2
.Jika temperatur pada
permukaan-permukaan luar adalah t
2
dan t
1
, carilah banyaknya perpindahan kalor
persatuan waktu yang melalui lempeng gabungan didalam keadaan lunak.
Jawab :
Fisika Dasar XI-12
Gambar 12.1
Suhu dan Kalor

Misalkan T
x
adalah temperature persambungan
( )
1
1 1
1
L
T T A k
H
x

;
( )
2
2 2
2
L
T T A k
H
x

Dalam keadaan tunak, H


1
= H
2
= H, sehingga
( )
1
1 1
L
T T A k
x

=
( )
2
2 2
L
T T A k
x

= H
Jika diadakan manipulasi matematik dengan menjumlahkan masing-masing luas
diperoleh :
( )

,
_

,
_

2
2
1
1
1 2
k
L
k
L
T T A
H
Contoh 3 :
Sebuah batang baja sepanjang 10,0 cm disambungkan dengan sebatang tembaga
sepanjang 20,0 cm. Masing-masing memiliki luas penampang bujur sangkar dengan sisi
2,0 cm. Ujung bebas dari baja dijaga tetap 100
o
C dengan memberikan kontak pada uap.
Dan ujung bebas dari tembaga tetap pada 0
o
C dengan memberikan kontak pada es.
Tentukan suhu sambungan ke dua batang tersebut.
Jawab:
( )
baja
baja baja
L
A
T K H 100
dan
( )
tembaga
tembaga
L
A
T K H 0
Luas A adalah sama dan dapat dibagi, dengan mensubsitusikan harga panjang tembaga
dan baja dan harga k
baja
= 50,2 W/m.K, panjang 0,10 m dan k
tembaga
= 385 W/m.K,
panjang 0,20 m maka diperoleh,
( )
20 , 0
) 0 ( 385
10 , 0
100 2 , 50
A
T
A
T
12.2 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas oleh gerakan massa pada fluida dari daerah ruang
ke daerah ruang yang lainnya. Contoh umum meliputi sistem pemanas udara panas dan
Fisika Dasar XI-13
Suhu dan Kalor
air panas, sistem pendingin pada mobil, dan sistem aliran darah pada tubuh manusia.
Jika fluida terserkulasi oleh blower atau pompa, proses disebut konveksi paksa, jika
aliran disebabkan karena perbedaan densitas akibat ekspansi termal, seperti udara panas
yang naik, maka proses disebut konveksi alami atau konveksi bebas.
Konveksi bebas pada atmosfer memiliki peran dominan dalam menentukan cuaca
harian, dan konveksi pada lautan adalah mekanisme perpindahan panas global yang
penting. Pada skala kecil, elang dan pilot pesawat layang memanfaatkan arus naik termal
dari bumi yang lebih hangat. Terkadang arus naik cukup kuat untuk membentuk badai.
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang sangat kompleks, dan tidak
persamaan yang sederhana untuk mendiskripsikannya berikut ini sedikit fakta hasil
percobaan :
1. Arus panas karena konveksi berbanding lurus dengan luas permukaan, ini adalah
alasan mengapa luas permukaan radiator dan kipas pendingin harrus besar.
2. Kekentalan fluida memungkinkan konveksi alami berjalan lambat di dekat
permukaan stasioner, emghasilkan lapisan permukaan yang pada permukaan vertikal
umumnya memiliki harga isolasi yang sebanding dengan 1,3 cm. Konveksi paksa
mengurangi ketebalan lapisan ini, dan meningkatkan laju perpindahan panas. Ini
menyelaskan faktor angin dingin : kita merasa cepat dingin oleh angin dingin bila
dibandingkan dengan udara diam pada suhu yang sama.
3. Arus panas akibat konveksi dapat dianggap sebanding dengan 5/4 daya dari
perbedaan suhu antara permukaan dan bagian utama fluida.
12.3 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas oleh elektromagnetik seperti cahaya tampak,
inframerah, oleh radiasi ultra ungu. Setiap orang merasa kehangatan oleh cahaya
matahari dan panas yang intens dari pembakaran kayu yang membara dalam perapian.
Kebanyakan panas yang sangat panas tersebut mencapai tubuh tidak dengan cara
konduksi maupun konveksi tetapi dengan cara radiasi. Perpindahan panas ini bisa terjadi
bahkan tidak ada media (hampa udara) di antara tubuh manusia dan sumber panas
Laju radiasi energi dari permukaan berbanding lurus dengan luas penampang. Laju
sangat cepat seiring kenaikan suhu, tetapi bergantung pada pangkat empat dari suhu
Fisika Dasar XI-14
Suhu dan Kalor
mutlak kalvin (K), laju juga bergantung sifat fisis dari permukaan benda.
Ketergantungan ini dideskripsikan dengan Kuantitas e yang sering disebut emisivitas. Ini
adalah angka tak berdemensi 0 dan 1, yang menggambarkan laju radiasi dari permukaan
tertentu terhadap laju radiasi dari permukaan radiasi ideal dengan luas yang sama dan
suhu yang sama emisivitas juga tergantung pada suhu, laju aliran panas pada prose
konduksi H = dQ/dt akibat radiasi dari luas permukaan A dengan emisitivitas e pada
suhu mutlak T dapat dinyatakan sebagai,

4
T Ae H (12.3)
Dimana adalah konstanta Stefan-Boltzman. Hubungan ini disebut hokum Stefan-
Boltzman. Angka ini berharga 5,6705 x 10
-8
W/m
2
.K
4
. Emisivitas dari permukaan
tembaga halus sekitar 0,3 tetapi emisivitas benda hitam pekat hampir mencapai satu.
Contoh 4.
Sebuah pelat baja berbentuk bujur sangkar tipis, dengan sisi-sisi 10 cm, dipanaskan pada
tungku panadi besi hingga suhu 800
o
C, jika emisivitas adalah 0,60, berapa laju radiasi?
Jawab :
Luas permuakaan total = 0,020 m
2
, suhu harus dikonversi ke dalam skala kalvin dari
800
o
C menjadi 1073 K, dengan menggunakan pesamaan 12.1 didapatkan,
H = (0,020 m
2
)(0,60)(5,67 x 10
-8
W/m.K)(1073.K)
4
= 900 W.
Contoh 5.
Apabila luas permukaan total dari tubuh manusia adalah 1,2 m
2
dan suhu permukaan
total 303 K, Jika lingkungan berada pada 20
o
C dan emisivitas pada tubuh manusia
bernilai 1 (satu). Tentukan laju radiasi tubuh manusia dan laju kehilangan panas pada
tubuh manusia.
Jawab :
Laju radiasi per satuan luas diperoleh dengan menggunakan persamaan 12.1 sehingga
didapat,
H = (1,2 m
2
)(1)(5,67 x 10
-8
W/m
2
.K
4
)(303.K)
4
= 574 W
Kehilangan panas diimbangi dengan penyerapan sebagai akibat dari radiasi, hal ini
bergantung pada suhu lingkungan. Laju perpindahan panas akibat radiasi adalah,
(Persamaan matematis yang digunakan sama seperti contoh soal 1).
Fisika Dasar XI-15
Suhu dan Kalor
H = (1,2 m
2
)(1)(5,67 x 10
-8
W/m
2
.K
4
)[(303.K)
4
-(293.K)
4
] = 72 W
Soal-soal Latihan :
1. Keping Logam tebal 4 mm beda suhu 32
o
C antara permukaannya. Keping itu dilalui
200 kkal/jam pada setiap 5 cm
2
luas penampangnya. Hitung Konduktivitas termal
logam dalam satuan W/m.K. (Kunci : 58,5 W/m.K)
2. Dua keping logam dipatri menjadi satu bila diketahui A = 80 cm
2
, L
1
=L
2
= 3,0 mm ;
T
1
= 100
o
C dan T
2
= 0
o
C, keping kiri K
1
= 48,1 W/m.K dan K
2
= 68,2 W/m.K.
Tentukan aliran kalor per satuan waktu yang terjadi dan hitung pula suhu
sambungan. (Kunci : T
sambunga
= 41,1
o
C dan H = 7,5 kJ/s)
3. Pendingin minimunan berbentuk kubus 45 cm pada sisi dindingnya dengan tebal 3,0
cm terbuat dari plastik ( K = 0,05 W/m.K). Bila temperatur luar 20
o
C . Berapa air
yang akan mencair di dalam alat pendingin setiap jamnya?. (Kunci : m = 379 gr)
4. Sekeping aluminium bermassa 10 gram dipanaskan hingga bersuhu 80
o
C. Keping ini
lalu dibenamkan ke dalam air bermassa 100 gram bersuhu 20
o
C, jika tak ada kalor
yang masuk dan keluar dari sistem ini (C
air
= 0,21 Kal/gr
o
C) maka tentukan suhu
akhir sistem?( Kunci : 21,23
o
C).
5. Bejana terbuat dari aluminium dengan massa 500 gram berisi 100 gram air yang
suhunya 50
o
C ke dalam bejana itu dimasukkan 200 gram zat padat yang suhunya
20
0
C. Bila suhu akhir campuran itu menjadi 40
o
C maka tentukanlah kalor jenis zat
padat?. ( C
al
= 0,21 kal/gr
o
C), (Kunci : C
cp
= 0,5125 kal/gr
o
C).
Fisika Dasar XI-16

Anda mungkin juga menyukai