Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUJUAN 1. Mampu membuat sediaan shampoo dengan benar, 2. Mampu menentukan formulasi sediaan shampoo kulit semangka dengan benar.
II.
REGULASI SEDIAAN Shampoo adalah sediaan kosmetik untuk mengeramas rambut, hingga kulit
kepala dan rambut bersih, sedapat mungkin rambut menjadi bersih, berkilau, indah dan mudah diatur. III. Zat aktif PREFORMULASI :
Ekstrak kulit semangka Kulit/pulp buah semangka juga kaya akan vitamin, mineral, enzim, dan
klorofil. Vitamin-vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka meliputi vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, dan vitamin C. Kandungan vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak pada kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut, dan membuat rambut tampak berkilau. Digunakan untuk pengobatan, seperti bengkak karena timbunan cairan pada penyakit ginjal, kencing manis (diabetes melitus), gatal karena tanaman berracun, sakit sewaktu bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover), migren, mencegah kerontokan rambut, menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah, kulit kasar, luka bakar, dan terbakar matahari. Zat tambahan : a) PG (propylenglikol) Propilen gilkol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental, dan hampir tidak berbau. Memiliki rasa manis sedikit tajam menyerupai gliserol. Dalam kondisi biasa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air, atau alkohol. Propilen glikol
banyak digunakan sebagai pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. b) HPMC HPMC merupakan turunan dari metilselulosa yang memiliki ciri-ciri serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera menggumpal dan membentuk koloid. HPMC digunakan sebagai agen pengemulsi, agen pengsuspensi, dan sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep. c) Dietanolamida (DEA) Dietanolamida merupakan bahan yang berbentuk cairan padat berwarna bening dan memiliki bau yang khas. Dalam sediaan surfaktan, bahan ini berfungsi sebagai zat pengental. d) Cocoamidopropil betain (CAB) Cocoamidopropil betain merupakan cairan dengan penampakan bening kekuningan dan memiliki bau yang khas. Bahan ini merupakan jenis surfaktan amfoterik dengan pH 6,0-7,5 yang umumnya digunakan untuk aplikais umum dalam sediaan surfaktan sebagai pembersih. e) Sodium Lauryl Eter Sulfat Sodium Lauril Eter Sulfat (SLES) merupakan surfaktan anionik yang paling banyak digunakan untuk kosmetika atau produk-produk perawatan diri. SLES memiliki pH 7-9, mudah mengental dengan garam dan menunjukan kelarutan yang baik dalam garam. Kompatibilasi SLES terhadap kulit dan mata dapat diterima pada kebanyakan aplikasi dan bisa ditingkatan melalui kombinasi dengan surfaktan sekunder yang tidak terlalu kuat (Williams and Schmitt, 2002). f) Metyl Paraben Metil paraben memiliki ciri-ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikiuti rasa tebal . Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi dan digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan antimikroba lain. Pada kosmetik, metil paraben adalah
pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Kemampuan pengawet metil paraben ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol.
g) Propyl Paraben Propyl paraben atau dengan nama lain nipagin memiliki rumus kimia C10H12O3. Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa (Anonim, 1979). h) Parfum Parfum atau bahan pewangi (fragrance) merupakan bahan yang sering ditambahkan agar sampo memiliki bau yang menarik. Parfum yang digunakan dapat berupa minyak wangi yang dibuat secara alami, campuran antara minyak wangi yang dibuat secara alami atau sintetis, atau minyak wangi yang dibuat secara sintetis. i) Aqua Destilata Aqua destilata atau air suling memiliki rumus kimia H2O, air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Kegunaan sebagai pelarut (Anonim, 1979). IV. TINJAUAN FARMAKOLOGI Kulit semangka memiliki khasiat untuk mencegah kerontokan rambut dan menyehatkan kulit kepala. V. FARMAKOKINETIK Kulit semangka memelembabkan kulit pada bagian epidermis dan endodermis. Sehingga mencegah kerontokan dan menguatkan akar rambut. VI. FARMAKODINAMIK Zat yang terkandung dalam kulit semangka diserap oleh pori- pori kulit kepala sehingga mencegah kerontokan dan menguatkan akar rambut. VII. VIII. FORMULASI UMUM SPESIALIT OBAT
IX.
FORMULASI UTAMA
Bahan Ekstrak Kulit Semangka PG (Propylenglikol) HPMC Dietanolamida Cocoamidopropyl Betain Sodium Lauryl Eter Sulfate Metyl Paraben Propyl Paraben Pewarna Parfum Aqua destilata ad
X.
PERTIMBANGAN FORMULASI
1. PG 2. HPMC
: Sebagai penstabil busa pada sediaan sampo. : Mampu menjaga penguapan air sehingga secara luas
banyak digunakan dalam aplikasi produk kosmetik dan aplikasi lainnya. Sebagai koloid pelindung yaitu dapat mencegah tetesan air dan partikel dari penggabungan atau aglomerasi, sehingga menghambat pembentukan sedimen. 3. Dietanolamida : Penambahan bahan ini dapat meningkatkan kekentalan sampo. 4. CAB : Kombinasi antara surfaktan amfoterik dan surfaktan
anionik dalam larutan akan memberikan efek sinergis yang sangat baik untuk perlindungan terhadap kulit dan dapat memperbaiki sifat produk. 5. SLES : Pembentukan busa (foaming) akan menjadi baik dari
XII.
PROSEDUR KERJA
Hingga mengembang Dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu < 40C
Pembuatan sediaan shampoo Bahan DEA dan CAB dipanaskan pada suhu 60C-70C
+ metyl paraben yang dilarutkan dengan aquadest
Homogen
pH menggunakan pH meter
Tabung reaksi
diputar
x 100 %
Masingmasing
Shampoo 1%
Perhitungan tegangan permukaan dengan mengtahui tinggi kenaikan dalam kapiler diketahui (hk) dan tinggi kenaikan dalam kapiler tidak diketahui (hu) serta kerapatan cairan diketahui (dk) dan kerapatan cairan tidak diketahui (du) menggunakan rumus sebagai berikut:
k= hk dk
hu du
Putih kehijauan Liquid Khas buah melon 5-9 400cP 4000cP 78 dyne/cm menjadi 40 dyne/cm
XV.
DESAIN KEMASAN
XVI. PEMBAHASAN
XVII. KESIMPULAN
XVIII. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departeman Kesehatan Indonesia, Jakarta. Ismayanti. 2002. Aplikasi Gelatin Tipe B sebagai Bahan Pengental (Thickening Agent) pada Shampoo. Skripsi. TIN. IPB. Bogor.