Anda di halaman 1dari 5

Hipersensitivitas dentin adalah rasa sakit (dentinalgia) terjadi pada dentin akar gigi yang terbuka karena adanya

rangsangan dan luar seperti taktil, panas, dingin, kimiawi serta osmotik (2,6) . Hipersensitivitas dentin dapat terjadi spontan bila akar gigi terbuka karena resesi gingiva dan dapat lebih parah setelah tindakan bedah periodontal tertentu A. Sifat Fisik Amalgam 1. Creep Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahapyang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekananmengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI ADA specification no.1menganjurkan agar creep kurang dari 3%.Amalgam yang rendah tembaga lebih rentanmengalami kerusakan di bagian tepi, dibandingkan dengan amalgam yang tinggi kandungantembaga. (Craig, 2000) Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauhlebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang menunjukkan bahwamengurangi nilai creep 1% akan dapat mempengaruhi kerusakan tepi. (Marek, 1992) Secara umum besarnya creep yang terjadi adalah sebagai berikut : Creep alloy konvensional> creep blonded alloy > creep alloy komposisi tunggal.(Com be, 1992) Kekurangan; Amalgam yang memiliki tingkat creep tinggi akan mengalami kerusakan marginal dan mengakibatkan menurunnya nilai estetik. (Williams, 1979) Solusi; 1.Meminimalkan fase gamma 2 saat setting 2.penambahan palladium dan indium (McCabe, 2008) 2. Stabilitas Dimensional Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada dimensinya dankemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensiawal pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang. 1) Perubahan dimensional Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara manipulasinyaidealnya

perubahan dimensi kecil saja. Kontraksi nya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro dan karies sekunder. Ekspansi yang berlebihan dapat menimbulkan tekananpada pulpa dan kepekaan paska operasi. Protrusi dari restorasi juga dapat diakibatkan olehekspansi yang berlebihan. Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak amalgamtertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA No.1menyebutkan bahwa amlgam dapa berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 m/cm, diukurpada 30c , 5 menit dan 24 jam sesudah dimulainya trituasi dengan alat yang keakuratannyatidak sampai 0,5m. (Anusavice, 2004) Amalgam dapat meregang dan berkontraksi tergantung saat manipulasinya. Idealnyaperubahan dimensi amalgam terjadi pada skala kecil. Beberapa kontraksi dapatmengakibatkan kebocoran mikro dan sekunder karies. (Phillips, 1981) Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi adalah : 1.komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka akan lebihbesar pula expansi yang terjadi. Semakin besar jumlah tin, maka kontraksi akan lebihbesar. 2.rasio mercuri/alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat expansinya 3.ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel menyusut, makatotal area permukaan alloy akan meningkat. Area permukaan yang lebih besar akanmenghasilkan mercury dengan kecepatan difusi ke partikel yang lebih tinggi, saattriturasi. Hal ini akan mengakibatkan kemungkinan kontraksi lebih tinggi saat tahappertengahan. 4.waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin lama waktu triturasi, maka expansi akan lebih kecil. 5.tekanan kondensasi : jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak terganggunya difusi mercury ke alloy. (Williams, 1979) Kekurangan;Dapat menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies Solusi;Menggunakan cavity varnish yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut yang menguap misalkan eter dan harus tahan air ( McCabe, 2008) 3. Difusi termal Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkan

koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies. Solusi; mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam (Koudi, 2007) 4. Abrasi Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuahsubstansi / zat, biasa disebutwear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan,yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam. (Marke, 1992) B. Sifat Mekanik Amalgam 1. Kekuatan Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan struktur tersebuttergantung dari sifat individu dan hubungannya antara satu struktur dengan struktur yanglainnya. Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgamlebih rendah dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik untukmempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesarkemungkinan terjadinya fraktur/retakan. Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam : 1.rasio mercury/alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit, maka partikel alloytidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akanbereaksi dengan mercury, menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuatamalgam menjadi lebih rapuh. 2.Komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan amalgam.Beberapa sumber mengatakan amalgam yang tinggi copper dengan tipe dispersi lebihkuat dibanding alloy dengan komposisi konvensional. 3.Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan ukuran partikel yang kecil, mendukung kecenderungan fine atau microfine particles. 4.Porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan mempengaruhi kekuatan.Porositas dapat dikurangi dengan triturasi yang tepat, dan yang lebih penting adalahteknik triturasi yang baik. (Williams, 1979) Faktor-faktor berikut ini dapat mendorong terbentuknya suatu restorasi amalgam yang tidak kuat: 1.Triturasi yang tidak sempurna (under-trituration) 2.Kandungan mercury yang terlalu besar 3.Terlalu kecil tekanan yang diberi sewaktu kondensasi 4.Kecepatan pengisian kavitet yang lamban

5. Korosi (Combe, 1992) Kekuatan tarik dari amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi tidak jauhberbeda dengan amalgam yang memiliki kandungan tembaga yang rendah. Faktor-faktoryang mempengaruhi kekuatan diantaranya. 1.Efek Triturasi. efek triturasi terhadap kekuatan tergantung pada jenis logam campur amalgam, waktu triturasi, dan kecepatan amalgamator. Baik triturasi yang kurangmaupun yang berlebih akan dapat menurunkuan kekuatan dari amalgam tradisionaldan amalgam dengan tembaga yang tinggi 2.Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting dalam mengontrol kekuatan adalah kandungan merkuri dari restorasi tersebut. Merkuri dalam jumlah yang cukup harusdicampur dengan logam campur untuk menutupi partikel-partikel logam campur danmemungkinkan terjadinya amalgamasi yang menyeluruh. Masing-masing partikellogam campur harus dibasahi oleh merkuri: bila tidak, akan terbentuk adonan yangkering dan berbutir-butir. Adonan semacam itu menghasilkan permukaan yang kasar dan berlubang-lubang yang dapat menimbulkan korosi. Setiap kelebihan merkuri yangtertinggal pada restorasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlahyang cukup besar. 3.Efek kondensasi. Tekanan kondensasi, dan bentuk partikel logam campur, semuanya mempengaruhi sifat amalgam. Jika digunakan teknik kondensasi tipikal dan logamcampurlathe- cut, makin besar tekanan kondensasi, makin tinggi kekuatankompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya pada 1 jam). Teknik kondensasi yangbaik akan memeras keluar merkuri dan menghasilkan fraksi volume dari fase matriksyang lebih kecil. Tekanan kondensasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangiporositas dan mengeluarkan merkuri dari amalgamlathe- cut. Sebaliknya, amalgamsferis yang dimampatkan dengan tekanan ringan akan mempunyai kekuatan yang baik. 4.Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah faktorfaktor yang mempengaruhi kekuatan kompresi dari amalgam yang sudah mengeras. 5.Efek Laju Pengerasan Amalgam. Laju pengerasan amalgam penting diperhatikan oleh dokter gigi. Karena pasien pada umumnya diperbolehkan pulang dari praktik gigidalam waktu 20 menit setelah triturasi amalgam,pertanyaan yang penting diperhatikandi sini adalah apakah amalgam sudah mempunyai kekuatan yang cukup untukmenjalankan fungsinya. Ada

kemungkinan bahwa persentase patahnya restorasiamalgam yang tinggi. Amalgam tidak memperoleh kekuatan secepat yang kitainginkan. Spesifikasi ADA menyebutkan kekuatan kompresi minimal adalah 80 MPapada 1 jam. Kekuatan kompresi 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yangkandungan tembaganya tinggi sangatlah besar. (Anusavice, 2004) Kelebihan; Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang padaumumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yangsaling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. C. Sifat Kimia Amalgam 1. Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau alloyberkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah air ludah . Besarnya arus galvanisdipengaruhi oleh lama / usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dandaerah permukaan. Jarak yang cukup lebar / besar dihasilkan dan kontak elektrik dari beberapa restorasisecara in vivo . Untuk restorasi amalgam amalgam , perbedaan potensial korosi sebelumberkontak mungkin akan berguna dalam memprediksi besarnya arus galvanis, yang manapaling tidak perbedaan keluarnya adalah 24 mV Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanic berbanding terbalik .artinyasemakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanicyang dihasilkan. (Sutouw, 2004) Kekurangan; mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain Solusi; melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam. 2) Korosi Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi struktur danproperti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pits dan cervical. Korosi dapatmengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan . (Marke, 1992) Solusi; 1.memoles tumpatan amalgam (McCabe, 2008) 2.meminimalkan timbulnya arus galvanis 3.tidak memakan makanan mengandung asam secara terus menerus

3) Tarnish Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film yang terlihat dapatmenyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling terkenal adalah campuran silverdan copper sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan dan minuman. (Marke, 1992) Kekurangan; gigi terlihat lebih hitam Solusi; tidak memakan makanan mengandung sulfur berlebih D. Sifat Biologi Amalgam 1. Alergi Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandaidengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala lain.Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili efek sampingfisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi oleh kurangdari 1 % dari populasi yang di rawat..(Anusavice, 2004) Solusi; tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan jenis lain yang dipakai) 2. Toksisitas Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa sudah mulaidipertanyakan. Kadangkadang masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalangigi adalah penyebab dari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelasdan adabahaya bagi dokter gigi atau asistennya. Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukanpenempatan dan pembuangan. Tidak diragukan bahwa air raksa merembes ke dalam struktur gigi. Suatu analisispada dentin dibawah tambalan amalgam mengungkapkan adanya air raksa yang turutberperan dalam perubahan warna gigi. Sejumlah air raksa dilepaskan pada saat pengunyahan tetepi kemungkinan keracunandari air raksa yang menembus gigi atau sensititasi terhadap garam-garam air raksa yang larutdari permukaan amalgam sangat jarang terjadi . kemungkinan pyang paling menonjol bagiasimilasi air raksa dari amalgam gigi adalah melalui tahap uapnya. (Anusavice, 2004) Kekurangan; Merkuri adalah elemen yang beracun, baik sebagai logam bebas maupun unsur darisenyawa kimia. Raksa larut dalam lemak dan sewaktu-waktu dapat terhirup oleh paru-paruyang mana akan teroksidasi menjasi Hg2+. Kemudian ia akan ditransportasikan dari paru-paru oleh sel darah merah ke jaringan lain termasuk sistem saraf pusat. Merkuri denganmudah menjadi senyawa metil merkuri,

melewati barrier darah-otak dan juga plasenta kepadajanin. Konsekuensinya, metilmerkuri dapat nerakumulasi di otak dan berefek kepada bayiyang akan dilahirkan . (Nicholson, 2002) Debu merkuri bisa dikeluarkan ke udara selama triturasi, kondensasi ataupembuangan tunpatan amalgam yang telah lama. Tumpatan merkuri dalam prosespembedahan dapat mengakibatkan kontaminasi udara dalam jangka panjang (McCabe, 2008) Solusi; 1.Material yang mengandung raksa harus disimpan jauh dari sumber panas. 2.menjamin adanya ventilasi yang baik pada pembedahan 3.pemiliha tipe lantai yang cocok 4.penyimpanan amalgam di bawah air atau larutan fiksatif kimia 5.jangan disentuh denga tangan (McCabe, 2008) 6. menggunakan masker 7.memakai teknik hand condensor 8.ruang tidak berkarpet

menghasilkan partikel alloy selainmemotong dengan lathe adalah pembuatan partikel spheris. Perbedaaan antaralathe cut dan spheris adalah bentuk partikelnya, lathe cut cenderung berbentuk batang atau jarum tidak seragam, sedangkan spheris berbentuk bulat-bulatseragam dan kecil. Perbedaan tersebut dikarenakan proses pembuatannya yangjuga berbeda. Beberapa alloy mengandung campuran partikel yang dipotongdengan lathe dan partikel spheris

8 Lathe Cut (batang, tidak seragam) Spheris (bulat,seragam) Alloy konvensional mengandung konstitusi dasar sebagai berikut :Ag = 67-74 %Sn = 2 52 7 %Cu = 0-6 %Zn = 02 %Selain itu juga mengandung beberapa persen logam Hg sebagai bahan untuk proses amalgamisasi.Amalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan partikellogam campur Ag-Sn. Jika bubuk di triturasi, dibagian luar partikel akan larutmenjadi merkuri. Pada saat bersamaan, merkuri berdifusi ke partikel logamcampur. Merkuri mempunyai daya larut yang terbatas untuk perak (0,035%wt)dan timah (0,6%wt).Jika daya larut ini terlampaui, Kristal-kristal dari dua senyawa logambiner akan berpresipitasi menjadi merkuri. Kedua senyawa ini adalah senyawaAg 2 Hg 3 berbentuk kubik dengan pusat dibagian tengah (fase gamm a) dansenyawa Sn 7-8 Hg heksagonal yang tersusun rapat (fase gamma 2 ). Karenakelarutan perak dalam merkuri lebih rendah daripada timah, fase gamma 1berpresipitasi terlebih dahulu sementara fase gamma 2 berpresipitasi kemudian.Segera sesudah triturasi, bubuk logam campur bercampur dengan cairanmerkuri, menghasilkan adonan yang mempunyai konsistensi plastis. Sewaktu 9

7 BAB IIIPEMBAHASAN 3.2. Klasifikasi, Manipulasi, dan Setting Amalgam Alloy untuk pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapatdiklasifikasikan ke dalam dua tipe: pertama, alloy konvensional, mengandungkurang dari 6% kuprum, formula kimia bahan ini mengalami hanya sedikitperubahan sejak bertahun-tahun; kedua, alloy kaya kuprum, yang mulai banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang-kadang disebut sebagaihigh copper alloy). Dengan semakin majunya penelitian di bidang Ilmu BahanKedokretan Gigi, Untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya kariessekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida denganmaksud menambah efek anti kariogenik Amalgam+Fluoride.3.1.1. Amalgam Konvensional Perbedaan utama antara berbagai aloy konvensional terletak pada bentuk dan ukuran partikelnya. Alloy yang dipotong dengan mesin bubut/ lathesin bubutbisa berbentuk coarse atau grain halus; dari keduanya yang lebih disenangi adalahpartikel grain halus. Alternative lain untuk

merkuri yang tersisa melarutkan partikel logam campur, Kristal-kristal gamma 1dan gamma 2 akan bertumbuh. Saat merkuri menghilang amalgam sudah menjadimengeras. Sementara saat partikel tertutup dengan kristal yang baru terbentuk,sebagian besar gamma 1, kecepatan reaksi menurun. Logam campur biasanyadicampur dengan merkuri pada rasio 1:1. Dengan rasio ini jumlah merkuri tidak mencukupi untuk bereaksi dengan seluruh partikel logam campur asli; akibatnya,partikel yang tidak bereaksi akan tetap ada pada amalgam yang mengeras. Partikellogam campur (sekarang lebih kecil, karena permukaannnya sudah dilarutkan olehmerkuri), dikelilingi dan diikat bersama-sama dengan Kristal-kristal gamma 1 dangamma 2 yang padat.Jadi, amalgam rendah kandungan tembaga yang tipikal adalah suatugabungan dimana partikel-partikel yang tidak dikonsumsi tertanam dalam fasegamma 1 dan gamma 2 .Sifat fisik dari amalgam yang sudah mengeras tergantung padapersentase relative dari masing-masing fase struktur mikro. Partikel Ag-Sn yangtidak dikonsumsi mempunyai efek yang kuat.. makin banyak fase ini yangteetinggal dalam sruktur akhir, makin kuat amalgamnya. Komponen paling lemahadalah fase gamma 2 . Kekerasan fasse gamma 2 kira-kira 10% dari kekerasangamma 1, sementara kekerasan gamma sedikit lebih tinggi daripada gamma 1.Fase gamma 2 juga merupakan fase yang paling kurang stabil dalamlingkungan yang korosif dan dapat mengalami erosi, terutama pada leher restorasi.Secara umum, fase gamma (Ag3 Sn) dan gamma 1 murni (Ag 2 Hg3) adalah stabildalam lingkungan rongga mulut. Meskipun demikian gamma 1 dalam ronggadalam amalgam mengandung sejumlah kecil timah, yang dapat hilang dalamlingkungan yang korosif.3.1. 2 . Amalgam Kaya Kuprum Sifat mekanisnya yang baik, juga ketahanan terhadap korosi danintegritas bagian tepi serta kinerjanya dalam perobaan klinis yang lebih baik, biladibandingkan dengan logam campur konevensional yang rendah kandungantembaga. Ada 2 macam komposisi logam campurkandunagn tembaga tinggi, yang pertama adalah bubuk logam campur gabungan, dan ynag kedua adalah bubuk logam campur berkomposisi tunggal.a.

Logam Campur Gabungan.Merupakan campuran dari setidaknya dua jenis partikel. Bubuk gabunganmenunjukan partikel lathe-cut rendah kandungan tembaga dan partikel

logamcapur Ag-Cu sferis. Bahan ini lebih kuat dariapda amalgam yang dibuat daribubuk lathe-cut yang kandungan tembaga nya rendah, karena dengan adanyakandungan Ag-Cu bekerja sebagai bahan pengisi yang membuat lebih kuat.Bubuk logam campur gabungan biasanya mengandung bubuk tinggitembaga berbentuk sferis sebanyak 30%wt samapai 55%wt. Total kandunganlopam campur gabungan berkisar antara 9%wt sampai 2 0%wt.Reaksi bubuk logam campur gabungan dengan merkuri adalah sebagai berikut :Partrikel logam AgCu eutetik+Hg + + partikellogam campur dari kedua tipe yang tidak digunakan.b. Logam Campur Komposisi TunggalBerbeda dengan logam campur gabungan,setiap partikel pada bubuk inimempunyai komposisi kimia yang sama. Komponen utama dari partikel-partikelini adalah perak, tembaga , dan timah. Logam campur ini mengandung perak 60%wt, timah 2 7%wt, tembaga 13%wt. Kandungan tembaga dalam berbagailogam campur komposisi tunggal berkisar 13wt30%wt.Reaksi bubuk logam campur dengan komposisi tunggal terhadap merkuriadalah sebagai berikut :Partikel logam campur Ag-Sn-Cu+ Hg + + Partikel logam campur yangtidak terkonsumsi. 2 yang tidak diinginkan dapat juga terbentuk pada amlagam komposisitunggal. Ini berlaku jika bubuk yang diatomisasi masih belum menjalnipemanasan atau jika bubuk dipanaskan terlalu lama pada temperatur terlalu tinggi.Jika tidak, pada sebagian besar amalgam komposisi tunggal, 2 hanyasedikit atau bahkan tidak terbentuk sama sekali.

7%Tembaga (Cu) 4,5%Seng (Zn) 1,5%.Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF 2 .Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapatmeningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan denganbahan restorasi ini. Menurut Phillips, fluorida dalam amalgam cukup dapatmengurangi kelarutan permukaan enamel dari pengaruh asam, meskipun fluoridayang terlepas terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi cukup efektif untuk mencegah terjadinya karies.Mekanisme fluorida yang utama adalah meningkatkan daya tahan enamelkarena adanya remineralisasi, bersifat bakterisid dan menurunkan kemampuanbakteri memproduksi asam. Karena amalgam yang mengandung fluoride inimempunyai daya untuk mencegah karies sekunder maka dapat digunakan jugapada anak-anak dan dapat digunakan pada orang dewasa.Selain amalgam yang berflouride ini pada gigi decidui juga dipergunakanrestorasi kuprum amalgam karena sifat kuprum amalgam ini antibakteri darikuprum itu sendiri. Bahan ini tersedia dalam bentuk pil mengandung 60 - 70%mercury dan 30% kuprum. Dalam penggunaannya bahan dipanaskan sampaitetesan mercury muncul lalu ditrituasi seperti pada bahan amalgam lain dankemudian dikondensasi didalam kavitas 12Karena itulah bahan ini tidak dianjurkan untuk tambalan tetap karenaterjadi mercury hygiene yang buruk. Jadi dapat disimpulkan bahwa amalgam tipeini tidak cocok digunakan oleh orang dewasa, tetapi tipe amalgam konvensionalbiasanya yang dipakai untuk orang dewasa

biokompatibel, daya larut rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri.

Komposisi semen ionomer kaca (SIK) terdiri atas bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut asam dan cairannya merupakan larutan asam poliakrilik. Reaksi pengerasan dimulai ketika bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilik dicampur, kemudian menghasilkan reaksi asam-basa dimana bubuk kaca fluoroaluminosilikat sebagai basanya.

Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut. (1) Dissolution Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol). (2) Gelation/ hardening Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat. * 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water). * 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble). (3) Hydration of salts Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca. Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang

Kontraindikasi Semen glass ionomer bersifat brittlesehingga tidak digunakan untuk tambalansehingga tidak digunakan untuk tambalandi bagian oklusal yang menahan dayadi bagian oklusal yang menahan dayakunyah besar atau berkontak dengan gigikunyah besar atau berkontak dengan gigilawan.lawan. Semen glass ionomer memilikicompressive strength dan hardness lebihcompressive strength dan hardness lebihkecil dari semen silikat sehingga mudahkecil dari semen silikat sehingga mudahpecahpecah SEMEN IONOMER KACA Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara khemis, melepas fluor dalam jangka panjang, estetis,

Amalgam Plus Fluoride Dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang ilmu bahankedokteran gigi, untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya kariessekunder telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida denganmaksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yangmengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam konvensionaltipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria -France) :Stanus Fluorida (SnF) 1%,Perak (Ag) 68%Timah (Sn) 2

berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca. Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara semen ionomer kaca dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis. Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi. Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan. Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadangkadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara

glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik. Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung air. Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan. Kelebihan Semen Ionomer Kaca: 1. Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain 2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh)

3. Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal. Kekurangan Semen Ionomer Kaca: 1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham) 2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli 3. Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

Anda mungkin juga menyukai