Pendahuluan
Kabupaten Sumbawa menyimpan potensi sumber daya kelautan, baik hayati ataupun
non-hayati yang cukup menjanjikan untuk di kelola. Potensi ini bukan hanya menjadi
aset lokal namun juga dapat dirasakan manfaatnya secara nasional jika dikelola dan
dimanfaatkan dengan arif dan bijaksana. Salah satu komoditas marikultuer yang saat ini
sedang dikembangkan dan merupakan salah satu program pengembangan ekonomi
pesisir kabupaten Sumbawa saat ini adalah rumput laut (seaweed). Yang mana produk
utamanya adalah berupa alginat, karagenan, agar dan fluseran. Bahkan saat ini rumput
laut menjadi salah satu komuditas primer kabupaten ini. Diharapkan melalui program
ini dapat merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah akibat meningkatnya
pendapatan masyarakat setempat.
Rumput laut telah dikenal sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di
Indonesia maupun di mancanegara. Pada umumnya rumput laut digunakan sebagai
bahan makanan dan minuman, namun seiring dengan berkembangnya IPTEK dewasa
ini rumput laut dapat di kembangkan dan manfaatkan dalam berbagai macam industri
misalnya tekstil, kosmetik, dan industri kefarmasian.
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Rumput laut dari jenis algae merah lebih banyak dibudidayakan dibandingkan rumput
laut dari jenis algae hijau dan coklat. Untuk algae coklat baru Sargasum yang
mendapatkan perhatian, itupun masih sebatas penelitian, sedangkan untuk usaha
budidaya sampai saat ini belum dikembangkan. Algae coklat menghasilkan Alginat.
Sementara itu rumput laut merah khususnya jenis Eucheuma menghasilkan polisakarida
dalam bentuk Agar dan Karagenan. Kedua polisakarida ini banyak dimanfaatkan di
berbagai bidang industri. Oleh karena itu mereka mempunyai nilai secara ekonomis
cukup tinggi. Dan permintaan pasar dunia akan kedua polisakarida tersebut dari tahun
ketahun mengalami peningkatan.
Secara umum ketiga hasil metabolit sekunder tiga jenis rumput laut di atas memiliki
fungsi yang sama dalam dunia industri yaitu digunakan sebagai bahan pengental,
pensuspensi, penstabil dan pengemulsi.
Agar.
Pemanfaatan utama dari agar adalah "melting point "nya yang tinggi. Dalam dunia
farmasi agar digunakan sebagai laxative untuk constipation yang kronis, sering dengan
penambahan obat-obatan anthraquinone, sebagai motor obat serta sebagai substrat
untuk kultur bakteri agar juga memainkan peranan yang penting. Agar juga bekerja
sebagai stabiliser untuk emulsi, constituent of ointment, lotion, dll. Hawkins dan
O'Neill melaporkan bahwa granuloma akan muncul setelah diinjeksi dengan agar.
Menurut Gerber dkk, agar dan juga karagenan melindungi embrio ayam melawan
infeksi yang disebabkan virus influense B dan mump-virus. Agar juga dimanfaatkan
dalam dunia Kedokteran Gigi. Dalam pratikum di laboratorium agar dimanfaatkan
secara optimal untuk beberapa penelitian. Agar juga dimanfaatkan dalam dunia
tehnologi pangan dan industri.
Agarose.
Penggunaan agarose dalam Immunologi adalah yang sangat menarik sekali. Agarose
gel telah membuktikan lebih banyak digunakan daripada agar gel yang tidak
terfraksionasi, karena kandungan sulfat yang rendah dan sebab memberikan gel yang
jernih. Guiseley melaporkan tentang viscometric determination dari agarose. Ahli
Virologi dan Bakteriologi memerlukan produk agar dengan titik didih yang rendah.
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Karagenan.
Karagenan adalah ekstrak yang tidak berubah dari karagenofit. Carrageenate adalah
garam tertentu dari asam karagenik. Karagenan adalah hidrokoloid yang mengandung
sulfat tinggi. Karagenan sering kali digunakan dalam industri farmasi sebagai
pengemulsi (sebagai contoh dalam emulsi minyak hati), sebagai larutan granulation dan
pengikat (sebagai contoh tablet, elexier, sirup, dll).
Karagenan digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser, suspensi dan
pelarut. Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion, pasta
gigi, tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dll.
Selain itu ada beberapa kemungkinan dari aplikasi karagenan dalam industri teknologi
pangan dan telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
masalah ini. Selain tehnik ynag berkualitas, karagenan itu juga digunakan dalam
industri kulit, kertas, tekstil, dll.
Klorofil
Klorofil dibentuk melalui proses fotosintesis di dalam tanaman disimpan pada bagian
daun tanaman. Klorofil kaya akan sumber mineral alami, vitamin, protein, elemen dan
mikro-nutrien. Semua zat-zat tersebut penting untuk menjaga kesehatan, terutama
menyeimbangkan kandungan asam dan basa di dalam tubuh. Membersihkan dan
mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara sangat alami dan tanpa efek samping.
Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa dalam tubuh yang
memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia guna memaksimalkan kondisi tubuh
yang sehat dan prima, mengandung banyak serat. memberikan pemeliharaan nutrisi
dalam pembentukan darah untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah
merah dalam tubuh manusia.
Informasi terbaru saat ini adalah bahwa struktur kimia dari senyawa klorofil memiliki
bentuk yang hampir sama atau memiliki kemiripan dengan struktur kimia hemoglobin.
Artinya informasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut bila melihat kemiripan sacara
struktural senyawanya ada kemungkinan klorofil juga dapat menggantikan peran dari
hemoglobin dengan kata lain subsitusi darah menggunakan klorofil mungkin dapat
terjadi. Dengan demikian kita tidak akan kehabisan stok darah.
Energi Alternatif
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Keberadaan rumput laut sebagai sumber alternatif energi merupakan hal baru yang
harus didukung dan dikembangkan. Rumput laut sebagai biodisel dinilai lebih
kompetitif dibandingkan komoditas lainnya. Dimana, 1 ha lahan rumput laut dapat
menghasilkan 58.700 liter (30% minyak) pertahunnya atau jauh lebih besar
dibandingkan jagung (172 liter/tahun) dan kelapa sawit (5.900 liter/tahun). Selain itu,
rumput laut juga tidak dihadapkan pada masalah baru pada saat didorong sebagai
sumber energi karena rumput laut tidak dikonsumsi setiap hari, dan budidayanya tidak
memerlukan waktu yang lama.
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan, kosmetika dan obatobatan tradisional
sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sedangkan pemanfaatannya sebagai bahan
industri yang memungkinkan untuk diekspor atau bahkan sebagai bahan energi
alternatif (blue ocean energy) baru berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini,
sehingga merangsang pengembangan untuk budidaya rumput laut.
Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu daerah dari sembilan kabupaten/kota yang
berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak di ujung barat Pulau
Sumbawa, pada posisi 116" 42' sampai dengan 118" 22' Bujur Timur dan 8” 8' sampai
dengan 9” 7' Lintang Selatan serta memiliki luas wilayah 6.643,98 Km2 dengan
panjang pantai ± 900 km. Dengan wilayah perairan yang luas dan strategis serta
memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup besar, maka perairan Kabupaten
Sumbawa perlu dikelola dan dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan.
Menurut sumber data yang dikeluarkan Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten
Sumbawa (2007), bahwa pada tahun 2006 lalu daerah ini mampu menghasilkan produk
rumput laut kering sebanyak ± 8.049 ton dengan luas lahan pemanfaatan sebesar 4.846
Ha dan dilakukan oleh kurang lebih 849 pembudidaya. Sementara potensi lahan
pengembangannya mencapai ± 14.000 Ha dengan potensi pemanfaatan sebesar 48.775
ton. Artinya potensi budidaya rumput laut yang baru dimanfaatkan baru sekitar 10%
dari jumlah potensi yang ada. Pada tahun 2007 kemaren hasil produksi rumput laut
sedikit mengalami peningkatan yaitu menyentuh angka 10.000 ton atau bertambah ±
2000 ton dari jumlah produksi tahun 2006.
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Jika kita mengacu pada data di atas dan dengan ansumsi harga rumput laut kering
13.000 per kilogramnya, maka pada tahun 2007 lalu Kabupaten Sumbawa mampu
menghasilkan 13 Miliar rupiah dari sektor ini. Untuk itu jika potensi daerah yang ada
sebesar 48.775 ton tersebut mampu diberdayakan dengan optimal maka diperkirakan
sektor budidaya rumput laut ini akan menghasilkan ± 63,5 Miliar pertahunnya.
Dari sudut pandang lain budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam
proses budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang
besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu
rumah tangga dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat
jika dibandingkan dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, udang dan
kerang. Pangsa pasar rumput laut juga sangat luas baik dalam ataupun luar negeri.
Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokalpun para pembudidaya masih
kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian
hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas.
Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya
dapat dilakukan dihampir seluruh perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis
dan metode budidayanya serta jenis rumput laut yang akan di budidayakan. Dari sisi
penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga jauh lebih mudah, efisien serta
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Aspek biologis, rumput laut memiliki klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis
di perairan. Sehingga tumbuhan ini memegang peranan sebagai produsen primer
penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan.
Prospek Budidaya Rumput Laut Dalam Mendukung Pembangunan Ekonimi Berbasis Kelautan Di Kabupaten Sumbawa
Kesimpulan
Saran
1. Perlu adanya koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dalam hal ini Dinas
Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten. Sumbawa, perbankkan, investor,
akademisi dan juga masyarakat setempat untuk menciptakan dan menjaga iklim
usaha yang kondusif.
2. Usaha budidaya rumput laut ini layak dibiayai oleh bank dalam bentuk
pemberian kredit.
3. Perlu dikembangkan penggunaan bioteknologi mutakhir agar dapat diperoleh
kualitas rumput laut hasil budidaya yang ungul dan mengurangi risiko
kegagalan panen.
Penutup :
Tulisan ini didukung dan dilengkapi oleh beberapa sumber pustaka yang didapatkan
melalui penulusuran media internet dan juga tex book. Penulis menyadari bahwa tulisan
ini masih belum sempurna, oleh karena itu bila ada kritik dan masukan yang
membangun akan dengan senang hati penulis menerimanya. Semoga tulisan ini berguna
bagi yang membutuhkannya.