Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Salah satu senyawa organik golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lemak. Lemak pada tubuh manusia terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal, yang mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak sekitar 75% sampai 70%. Lemak pada suhu kamar berbentuk cair, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair pada suhu ruang. Contoh lemak seperti lemak kambing yang digunakan pada pembuatan sate. Contoh minyak seperti minyak goreng. Ditempat yang bersuhu di bawah 20 C, minyak berbentuk setengah padat pada suhu ruang. Senyawa yang termasuk lipid tidak memiliki rumus struktur yang serupa atau mirip, selain itu sifat kimia dan fisikanya pun berbeda-beda. Karena itu, senyawa yang memiliki sifat fisika seperti lemak dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid dibagi menjadi yaitu asam lemak, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Apa itu lipid dan bagaimanakah klasifikasinya ? 2. Bagaimanakah terjadinya metabolisme lemak? 3. Dari mana sumber lemak diperoleh? 4. Apa akibat dari kekurangan dan kelebihan lemak bagi kesehatan?

C. Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa itu lipid dan bagaimanakah klasifikasinya ? 2. Untuk mengetahui metabolisme lemak? 3. Untuk mengetahui darimana sumber lemak diperoleh? 4. Untuk mengetahui akibat dari kekurangan dan kelebihan lemak bagi kesehatan?

BAB II PEMBAHASAN Lipid terdiri dari lemak dan minyak. Lemak dan minyak merupakan senyawa organic yang penting bagi kehidupan makhluk hidup. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah daya larutnya dalam pelarut organic (misalnya ether, benzene, chloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air. A. PENGERTIAN LIPID DAN KLASIFIKASI LIPID Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umum dikenal di dalam makanan, fosfolipida, sterol dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida mempunyai sifat larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform dan benzana. Secara umum lipida dapat dibagi dalam beberapa kelompk yaitu: a) Lipid Sederhana a. Trigliserida Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan kelompok lipida yang paling banyak dalam jaringan hewan dan tumbuhan. Trigliserida dalam tubuh manusia bervariasi jumlahnya tergantung dari tingkat kegemukan seseorang dan dapat mencapai beberapa kilogram. Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap, yaitu: 1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel. 2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.

3. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol 4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron. 5. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringanjaringan. 6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak dan gliserol. 7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target. 8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adiposa (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol. Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah energi simpanan. Asam lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan ditransport ke myocyte oleh serum albumin untuk didegradasi menghasilkan energi.

b) Lipid Kompleks Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Jika melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi: 1) Fosfolid Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Glisero fosfolipid a) Asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol Penting sebagai perantara dalam sintesis triasilgliserol dan fosfolipid, ditemukan sedikit dalam jaringan. b) Fosfatidilkolin (lesitin) Lesitin mengandung asam lemak, gliserol, asam fosfat dan kolin. Lesitin tersebar luas dalam sel-sel tubuh dan mempunyai tugas metabolik dan struktur misal dalam membran. Dipalmitil lesitin adalah zat yang sangat efektif untuk mencegah perlengketan permukaan dalam paru-paru yang disebabkan tegangan permukaan. Tidak adanya dipalmitil lesitin pada paru-paru bayi prematur menyebabkan gangguan pernafasan. c) Fosfatidiletanolamin (sefalin) Sefalin berbeda dari lesitin hanya pada penggantian kolin oleh etanolamin. d) Fosfatidilinositol e) Fosfatidilserin Fosfatidilserin mengandung asam amino serin, sebagai pengganti etanolamin. f) Lisofosfolipid Adalah fosfoasilgliserol yang mengandung hanya satu radikal asil, misalnya lisolesitin.

g) Plasmalogen Senyawa ini merupakan 10% fosfolipid otak dan otot. Secara struktural plasmalogen menyamai fosfatidiletanolamin tetapi mempunyai ikatan eter pada posisi karbon C1 sebagai pengganti ikatan ester. Radikal alkil merupakan alkohol tidak jenuh. Sfingofosfolipid a) Sfingomielin Sfingomielin ditemukan dalam jumlah besar dalam otak dan jaringan syaraf. Pada hidrolisis sfingomielin menghasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin dan amino alkohol kompleks yaitu sfingosin.Tidak terdapat gliserol. Kombinasi sfingosin dan asam lemak disebut seramida, struktur yang juga ditemukan pada glikolipid.

2) Glikolipid Glikolipid ialah molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida. 3) Lipoprotein Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol dan fosfolipid) yang terbentuk di dalam usus halus dikemas untuk diabsorpsi secara aktif dan

ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini bergabung dengan protein-protein khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.

Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein yaitu : 1 Kilomikron. Kilomikoron adalah lipoprotein paling besar dan mempunyai densitas paling rendah kilomikron mengangkut lipida berasal makanan dari saluran cerna ke seluruh tumbuh. Lipida yang diangkut terutama trigliserida. Hasil pencemaran lipid Griserol Asam lemak rantai pendek darah Asam lemak rantai menengah Asam lemak rantai panjang Monogliserida Trigliserial Kolestrol Fosfolipida Diubah menjadi trisgliserida di dalam sel-sel usus halus Membentuk kilomikron, masuk ke dalam limfe, kemudian ke dalam aliran darah Absorsi Diserap langsung ke dalam

Kilomikron merupakan tetesan besar lipida berupa trigliserida, dan fosfolipida dengan sedikit protein (terutama berupa apolipoprotein A dan B) yang membentuk selaput pada permukaannya. Kilomikron pada dasarnya

mengemulsi lemak sebelum masuk ke dalam aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak dalam usus halus dalam upaya mengemulasi lemak makanan selama pencernaan. Perbedaannya adalah bahwa dalam pencernaan yang mengelilingi tetesan lemak adalah air, sedangkan pada kilomikron, lemak dikelilingi oleh protein, kolesterol, dan fosfolipida. Dalam aliran darah trigliserida yang ada pada kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein. Sebagian besar asam lemak yang terbentuk di dalam tubuh diabsorpsi oleh sel-sel otot, lemak dan sel - sel lain. Asam lemak ini dapat langsung digunakan sebagai zat energy atau diubah kembali menjadi trigliserida. Sel-sel otot cenderung menggunakannya sebagai zat energy, sedangkan sel lemak menyimpannya sebagai trigliserida. 2 Very low density lipoprotein (VLDL). Di dalam hati lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut melalui aliran darah. Lipoprotein yang dibentuk dalam hati ini adalah VLDL, yaitu lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida yang ada pada VLDL. VLDL kemudian mengangkat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. Dengan berkurangnya trigliserida, VLDL bertambah berat dan menjadi LDL (Low Density Lipoprotein), yaitu lipoprotein dengan densitas rendah. 3 Low Density Lipoprotein (LDL). LDL yang terutama terdiri atas kolesterol bersilkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak, dan sel-sel lainya. Trigliserida akan diperlakukan sama dengan yang trjadi pada kilomikron dan VLDL. Kolesterol dan fosfolipida akan digunaka untuk membuat membrane sel, hormone-hormon atau ikatan lain, atau disimpan. Reseptor LDL yang ada di dalam hati akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh reseptor LDL ini penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Disamping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel .perusak yang dapat merusak LDL.

Melalui jalur sel-sel perusak ini (scavenger pathway) molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk pada sel-sel perusak. Bila hal ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutup oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi aterosklerosis. Pengatur utama kadar kolesterol dalam darah adalah hati, karena sebagian besar (50-70 %) reseptor LDL terdapat didalam hati. 4 High Density Lipoprotein (HDL). Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipid akan dikembalikan pula kedalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL (lipoprotein dengan densitas tinggi) yang masuk kedalam aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali kehati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang tinggi dikaitkan denga resiko tinggi terhadap serangan jantung. Sebaliknya HDL tinggi dikaitakan dengan resiko rendah. Oleh sebab itu, LDL dikatakan sebagai kolesterol jahat sedangkan HDL dikatakan kolesterol baik. Bagian dalam dari lipoprotein terdiri dari trigliseridan dan kolesterol yang diselubungi fosfolipida. Protein berada didekat ujung luar fosfolipida menutupi struktur lipoprotein. Penyusunan molekul yang bersifat hidrofobik dibagian dalam dan molekul hodrofilik dibagian luar memungkinkan lipida diangkut melalui cairan darah.

Komposisi Lipoprotein No. Lipoprotein 1. 2. 3. 4. c) Kilomikron VLDL LDL HDL Trigliserida % 80-90 55-65 10 5 Kolesterol % 2-7 10-15 45 20 Fosfolipida % 3-6 15-20 22 30 Protein % 1-2 5-10 25 45-50

Turunan Lipid (Derivat Lipid) Derivat lipid adalah seemua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisis lipid

sederhana dan lipid kompleks yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak. Sehingga derivat lipid dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Asam lemak Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C > 6). Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang dikandungnya yaitu asam lemak rantai pendek (C < 6), asam lemak rantai sedang (8-12), asam lemak rantai panjang (14-18) dan rantai sangat panjang (C > 20). Adapun rumus umum dari asam lemak adalah: CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hydrogen yang dapat diikatnya dinamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dimana mengikat atom hydrogen disebut dengan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut dengan asam lemak tak jenuh tunggal. Asam lemak tak jenuh yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap disebut dengan asam lemak tak jenuh ganda.

10

11

2. Gliserida netral (lemak netral) Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.

3. Terpen Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Senyawa dasar terpen merupakan satuan C5 disebut isoprene.

12

Tabel Turunan lipid Jumlah Atom Karbon 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Trivial Asam asetat Asam butirat Asam kaproat Asam kaprilat Asam kaprat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam arakidat Rumus umum/molekul CH3(CH2)COOH CH3(CH2)2COOH CH3(CH2)4COOH CH3(CH2)6COOH CH3(CH2)8COOH CH3(CH2)10COOH CH3(CH2)12COOH CH3(CH2)14COOH CH3(CH2)16COOH CH3(CH2)18COOH

Nama Sistematik Asam binoat Asam tetranoat Asam hekdanoat Asam oktanoat Asam dekanoat Asam dodekanoat Asam tetradekanoat Asam heksadekanoat Asam oktadekanoat Asam eiokosnoat

4. Steroid Suatu steroid adalah senyawa yang mengandung system cincin dengan tiga cincin 6 dan 1 cincin 5. Steroid yang banyak terdapat dalam kehidupan adalah sterol, suatu alkohol yang berintikan perhidroksisiklopentano fenantren. Contohnya adalah kolesterol yang banyak terdapat dalam otak, system saraf, membrane dan lain-lain. Dalam tanaman terdapat fitosterol, misalnya stigmasterol dan sitostrol. Mikosterol adalah sterol yang terdapat dalam jamur dan ragimisalnya elgosterol yang merupakan bahan baku vitamin D.

B. METABOLISME LEMAK 1. Katabolisme Asam Lemak Degradasi Asam Lemak: -Oksidasi 13

Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap: Tahap 1: aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan menggunakan satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A menghasilkan asam lemak-CoA, AMP, dan pirofosfat inorganic.

Gambar: Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-CoA.

Tahap 2: Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan bantuan molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran mitokondria.

14

Gambar: Masuknya asam lemak ke mitokondria melalui transport acylcarnitine/carnitine. Tahap 3: Reaksi -oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu: 1. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di dalam mitokondrion oleh enzim acyl-CoA dehidrogenase, mengha-silkan senyawa enoyl-CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul ATP. 2. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoyl-CoA dihidratasi menjadi 3hidroxyacyl-CoA oleh enzim enoyl-CoA hidratase.
3. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoA oleh enzim -

hidroxyacyl-CoA dehidrogenase dengan NAD sebagai koenzimnya menjadi


+

-ketoacyl-CoA. NADH yang terbentuk dari NAD dapat dioksidasi kembali


+

melalui mekanisme fosforilasi oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan 3 molekul ATP. 4. Pemecahan molekul dengan enzim -ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari semula.

15

Gambar: Urutan tahapan reaksi dalam -oksidasi asam lemak. Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme -oksidasi secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul acetyl-CoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul acetyl-CoA (C2) dengan melalui 6 kali oksidasi.

16

Tiap satu siklus -oksidasi dihasilkan energi sebesar: 1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1) 1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2) 1 Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP. Jadi jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus -oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP = 17 ATP Jalur Minor Degradasi Asam Lemak Jalur utama degradasi asam lemak adalah -oksidasi, yaitu untuk asam lemak jenuh beratom C genap. Akan tetapi ada juga jalur-jalur khusus yang lain yaitu untuk degradasi asam lemak tak jenuh, degradasi asam lemak dengan atom C ganjil, serta - dan -oksidasi. -Oksidasi asam lemak tak jenuh Adapun mekanisme oksidasi asam lemak tak jenuh berlangsung sama seperti -oksidasi untuk asam lemak jenuh. Karena terdapat satu ikatan tak jenuh, maka dalam proses degradasinya, asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme reaksi tambahan yaitu reaksi isomerisasi bentuk cis ke trans yang dikatalisis oleh enzim enoyl-CoA isomerase. Pada asam lemak tak jenuh, ada siklus -oksidasi yang tidak melalui reaksi dehidrogenasi I yang menghasilkan FADH2, yaitu pada pmotongan 2 C yang

17

mengandung ikatan rangkap. Dengan demikian jumlah ATP yang dihasilkan pada -oksidasi asam lemak tak jenuh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleh -oksidasi asam lemak jenuh dengan jumlah atom C yang sama.

Gambar: Urutan reaksi dalam oksidasi asam lemak tak jenuh (Contoh: asam linoleat dalam bentuk linoleoyl-CoA) -Oksidasi Asam Lemak dengan atom C ganjil Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan acetyl-CoA (2C) sisanya adalah residu propionyl-CoA (3C). Propionyl-CoA ini masuk ke siklus Krebs lewat Succinyl-CoA. Dalam hal ini propionyl-CoA

18

dikarboksilasi

menjadi

D-metylmalonyl-CoA,

kemudian

diubah

menjadi

Succinyl-CoA melalui intermediet L- metylmalonyl-CoA. Jumlah energi yang dihasilkan dalam 1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya sebesar 6 ATP. Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA maka degradasi asam lemak dengan atom C ganjil lebih cepat dibandingkan dengan degradasi asam lemak dengan atom C genap.

Gambar: Oksidasi asam lemak dengan atom C ganjil (contoh: asam propionat dalam bentuk Propionyl-CoA) Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B, kerja enzim methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-MethylmalonylCoA tidak bisa diubah menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan L-methylmalonyl-CoA maupun propionyl-CoA dalam jumlah yang besar. - dan -oksidasi oksidasi adalah degradasi senyawa asam karboksilat dengan melepaskan 1 atom karbon pada ujung karboksilnya. Asam lemak yang bagian ujungnya

19

mempunyai cabang metil tidak bisa langsung didegradasi melalui mekanisme oksidasi, melainkan harus dioksidasi terlebih dahulu melalui mekanisme oksidasi. Dalam mekanisme oksidasi, gugus karboksilat dilepaskan sebagai CO2 dan atom karbon- dioksidasi oleh hidrogen peroksida menjadi gugus aldehida. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim peroksidase asam lemak, tidak membutuhkan CoA-SH dan tidak menghasilkan ATP. Gugus aldehid yang terbentuk selanjutnya dioksidasi dengan menggunakan NAD+ menjadi asam karboksilat. Dengan demikian asam lemak yang dihasilkan dalam satu kali reaksi oksidasi telah berkurang dengan 1 atom C. Selain itu gugus aldehid tersebut dapat dioksidasi menjadi gugus alkohol, membentuk senyawa alkohol asam lemak. -oksidasi adalah oksidasi atom C pada ujung asam lemak. Reaksi ini dimulai dengan hidroksilasi gugus CH3 yang dikatalisis oleh monooksigenase membentuk CH OH dan dilanjutkan dengan oksidasi membentuk gugus
2

karboksilat -COOH. Hasilnya adalah asam lemak dikarboksilat yang dapat mengalami -oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh asam dikarboksilat C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat) yang dapat diekskresi dalam urin. Kedua asam ini dijumpai pada urin penderita ketotik dikarboksilat asiduria. -oksidasi dilakukan oleh enzim-enzim hidroksilasi yang memerlukan sitokrom P-450 dalam mikrosom. -oksidasi di Peroksisom Bentuk modifikasi -oksidasi terjadi di peroksisom hati, yang dikhususkan untuk degradasi asam lemak berantai panjang (n > 20). Dua perbedaan pokok oksidasi di mitokondria dan di peroxisome adalah:
1. Pada tahap reduksi 1, flavoprotein acyl-CoA oxidase di peroxisome

memasukkan elektron secara langsung ke O2 menghasilkan H2O2, yang segera diubah menjadi H2O dan O2 oleh katalase. Energi yang dihasilkan tidak disimpan sebagai ATP tetapi dibuang dalam bentuk panas. Dalam mitokondria elektron yang dihasilkan pada tahap reduksi 1 dimasukkan ke O2

20

menghasilkan H2O melalui rantai respirasi yang digabungkan dengan pembentukan ATP. 2. Dalam sistem perosisomal, -oksidasi lebih aktif dilakukan terhadap asam lemak berntai panjang, seperti asam hexakosanoat (26:0), dan asam lemak bercabang, seperti asam fitanat dan asam pristanat. Pada mamalia konsentrasi lemak yang tinggi dalam diet akan menaikkan sintesis enzim -oksidasi peroxisomal hati. Karena peroxisome hati tidak mempunyai enzim-enzim untuk siklus TCA dan tidak dapat mengkatalisa oksidasi acetyl-CoA menjadi CO2, maka asam lemak berantai panjang atau bercabang tersebut dikatabolisme menjadi produk asam lemak yang lebih pendek, selanjutnya dieksport ke mitokondria untuk dioksidasi secara sempurna.

Gambar: Perbandingan -oksidasi di mitokondria dan di peroxisome dan glyoxysome

21

2. Anabolisme Lipid Hati adalah tempat penting untuk pembentukan asam lemak, lemak, keton bodi, dan kolesterol. Meskipun jaringan adiposa juga mensintesis lemak, tetapi fungsi utamanya adalah menyimpan lipid. Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat dan asam amino. Dalam keadaan absorpsi, hati mengubah glukosa menjadi asam lemak melalui asetyl-CoA. Hati dapat juga mendapatkan kembali asam lemak dari suplai lipid dengan kilomikron dari usus. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian dikonversi menjadi lemak netral dan fosfolipid. Biosintesis Keton Bodies Tujuan pembentukan keton bodies adalah: 1. untuk mengalihkan sebagian acetyl-CoA yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya, 2. untuk mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam tubuh) Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi membentuk acetoacetyl-CoA, penambahan satu gugus acetyl selanjutnya menghasilkan 3-hydroxy--methylglutyryl-CoA (HMG-CoA), dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan acetoacetate. Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3, yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy--methylglutyrylCoA, dan acetoacetate disebut sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone. Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar, keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam lemak digunakan sebagai sumber energy untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak. Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru. Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan

22

diekskresikan bersama urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).

Gambar: Reaksi-reaksi pembentukan keton bodies. Reaksi 1: pembentukan acetoacetyl-CoA. Reaksi 2: pembentukan HMG-CoA. Reaksi 3: pembentukan acetoacetate. Reaksi 4. Pengubahan acetoacetate menjadi acetone dan d--hydroxybutirate. Biosintesis Asam Lemak Biosintesis asam lemak sangat penting, khususnya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.

23

Biosintesis Asam Lemak Jenuh Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari -oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH+ dan H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat).

Gambar: Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma. Pyruvate hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem pyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondria. 24

Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut homodimer. Masing-masing dari 2 rantai peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah. Keuntungan tersebut antara lain: 1. reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, 2. reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, 3. lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah. Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus SH. Ada dua gugus SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada -ketoacyl-ACPSynthase dan 4-phosphopantetheine (Pan-SH). Pan-SH, yang mirip dengan Koenzim A (CoA-SH), diikat dalam suatu domain enzim yang disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan yang panjang yang melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya.

Gambar: Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk dimer.

25

Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase dilokasikan dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada katalisis reaksi 2a, 2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acylCoA dan malonyl-CoA yang diikuti dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2 mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam lemak, dehidratase, dan reduksi kedua. Sedangkan domain 3 atau domain tiolase mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).

26

Reaksi Biosintesis asam lemak Jenuh (Asam Palmitat) Biosintesis asam lemak jenuh, dalam hal ini sebagai pokok bahasan adalah biosintesis asam palmitat, karena proses metabolisme sudah banyak diketahui. Reaksi ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap aktivasi, tahap elongasi, dan tahap tiolasi atau pelepasan produk akhir. 1. Tahap aktivasi Reaksi 1: Asetil-CoA + oksaloasetat sitrat + KoA-SH Acetyl-CoA dibawa masuk dari mitokondria ke sitoplasma dengan mengubahnya menjadi sitrat oleh aktivitas enzim Sitrat sintetase. Reaksi 2: Sitrat + ATP + KoASH Asetil-KoA +Oksaloasetat + ADP + Pi Acetyl-CoA dibentuk kembali dari sitrat dalam sitoplasma dengan enzim ATPsitrat liase. Reaksi 3: Acetyl-CoA + CO2 + ATP malonyl-CoA +ADP + Pi karboksilasi acetyl-CoA menjadi malonyl-CoA sebagai molekul yang menambahkan 2 atom C pada pemanjangan asam lemak dengan melepaskan CO2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim acetyl-CoA karboksilase dengan bantuan Biotin. CO2 yang digabungkan dengan acetyl-CoA berasal dari HCO3- dari buffer darah.

Gambar: Reaksi pembentukan malonyl-CoA dari acetyl-CoA yang dikatalisis oleh enzim acetyl-CoA karboksilase dengan bantuan Biotin. Enzim acetyl-CoA karboksilase mempunyai 3 daerah fungsional, yaitu: (1) biotin carrier protein, (2) biotin carboxylase, dan (3) transcarboxylase. 27

2. Tahap elongasi Merupakan reaksi pemanjangan rantai secara kontinyu. Berikut merupakan reaksi-reaksi yang terjadi pada tahan elongasi. Reaksi 1: Pembentukan acetyl-ACP sebagai starter atau molekul pemula. Transfer residu acetyl dari Acetyl-CoA ke gugus SH dari molekul ACP pada sistem enzim kompleks asam lemak synthase merupakan reaksi pemula dalam mekanisme biosintesis asam lemak. Kedua atom karbon ini akan menjadi atom karbon ujung (atom karbon nomor 15 dan 16) dari asam palmitat yang terbentuk. Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam enzim kompleks asam lemak synthase, Acetyl-CoA- ACP transacylase. Reaksi 2: Transfer residu acetyl ke Cys-SH dari enzim & residu malonyl ke PanSH dari ACP. Residu acetyl dari molekul ACP kemudian ditransfer (translokasi) ke gugus SH dari residu cystein pada -ketoacyl-ACP-Synthase. Secara bersamaan gugus malonyl dari malonyl-CoA dipindah ke Pan-SH dari ACP membentuk malonyl-ACP oleh enzim malonyl-CoA- ACPtransferase. Reaksi 3: Reaksi kondensasi pembentukan acetoacetyl-S-ACP Gugus acetyl yang diesterkan pada enzim -ketoacyl-ACP-Synthase ditransfer ke atom C nomer 2 pada malonyl-ACP dengan pelepasan CO2 yang berasal dari HCO3 oleh enzim -ketoacyl-ACP-Synthase membentuk acetoacetyl-S-ACP. Dengan demikian dalam reaksi karboksilasi acetyl-CoA, CO2 dari HCO3- tersebut memegang peran katalitik karena dilepaskan kembali sebagai CO2. Reaksi 4: Reaksi reduksi pertama Acetoacetyl-S-ACP direduksi oleh NADPH membentuk
D--

hydroxybutyryl-ACP, yang dikatalis oleh -ketoacyl-ACP reductase.

28

Reaksi 5: Reaksi dehidratasi


D--hydroxybutyryl-ACP

selanjutnya didehidratasi oleh enoyl-ACP


2

hidratase menjadi ,-trans-butenoyl-ACP atau trans- - butenoyl-ACP atau disebut crotonyl-S-ACP. Reaksi 6: Reaksi reduksi kedua Trans-2-butenoyl-ACP direduksi oleh enoyl ACP reductase menghasilkan butyryl-ACP. 3. Tahap tiolasi. Reaksi 7: Pelepasan asam palmitat Palmitoyl-ACP dapat dilepaskan menjadi asam palmitat bebas oleh kerja enzim palmitoyl thioesterase (Domain 3) atau ditransfer dari ACP ke CoA atau digabungkan secara langsung ke asam fosfatidat dalam jalur yang menuju fosfolipid dan triasilgliserol.

29

30

Reaksi keseluruhan dari reaksi biosintesa asam palmitat yang dimulai dari asetilCoA adalah:

Biosintesis Asam Lemak Jenuh dengan jumlah atom C ganjil Dari uraian tentang jalur -oksidasi asam lemak (katabolisme) dan biosintesis asam lemak (anabolisme) terdapat lima perbedaan yang dapat diamati yaitu: 1. Lokasi intraseluler: -oksidasi terjadi di mitokondrion, biosintesis di sitoplasma 2. Tipe pembawa gugus acyl: dalam -oksidasi adalah CoA, dalam biosintesis adalah ACP 3. Dalam -oksidasi asam lemak sebagai akseptor elektron (oksidator) adalah FAD, sedangkan dalam biosintesis asam lemak NADPH sebagai donor elektron (reduktor) 4. Senyawa intermediet yang terbentuk pada reaksi hidratasi mempunyai konfigurasi L, pada reaksi dehidrasi dalam biosintesis asam lemak senyawa intermedietnya mempunyai konfigurasi D 5. Malonyl-CoA berperan sebagai prekursor penambahan unit C2 dalam biosintesis asam lemak, sedangkan dalam oksodasi pengurangan unit C2 dalam bentuk acetyl-CoA. Selain kelima perbedaan di atas, pada -oksidasi dihasilkan energi sedangkan pada biosintesis asam lemak diperlukan energi.

31

C. SUMBER LEMAK Sumber lemak dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan. Di bawah ini merupakan daftar beberapa sumber lemak yang berasal dari hewan dan tumbuhan.

32

D. AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN LEMAK 1. Obesitas Obesitas yaitu suatu kondisi yang dicirikan oleh kelebihan lemak tubuh. Kelebihan lemak pada laki-laki didefinisikan sebagai level lemak tubuh lebih dari 20% dari berat total dan untuk wanita lebih dari 25% dari total berat badan. Penyebab obesitas dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pertama, suatu asupan makanan berlebih. Dua, rendahnya pengeluaran energi basal, dan ketiga, kurangnya aktivitas fisik. Terjadinya obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktivitas. 2. Kolesterol Kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

33

Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit jantung koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dl) bisa menyebabkan pankreatitis (gangguan pada organ pankreas). Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard).

34

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK). 3. Hiperlipidemia Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu: a. Hiperlipidemia Primer Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit). b. Hiperlipidemia Sekunder Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti : Betablocker, diuretik, kontrasepsi oral (Estrogen, Gestagen). Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Yang paling sering adalah resiko terkena penyakit jantung.

35

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Lipid adalah Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umum dikenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. 2. Metabolisme lemak terdiri dari katabolisme asam lemak dan anabolisme lipid. 3. Sumber lemak dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan. 4. Akibat dari kekurangan dan kelebuhan lemak dapat berpengaruh terhadap kesehatan, seperti: Obesitas, Kolesterol, dan hiperlipidemia

36

Anda mungkin juga menyukai