Anda di halaman 1dari 12

Hematopoiesis, Pembentukan Sel Darah

Posted on Juni 22, 2010 by drdjebrut

Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode : 1. Mesoblastik Dari embrio umur 2 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland. 2. Hepatik Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb. 3. Mieloid Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik. Di bawah ini saya menemukan video dari Youtube.com tentang hematopoiesis yang menarik untuk dilihat.

Biologi Darah Definisi

Darah merupakan gabungan dari cairan (plasma), sel-sel darah dan partikel-partikel yang menyerupai sel, yang mengalir di dalam pembuluh darah arteri, kapiler dan vena. Darah mengirim oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil metabolisme lainnya. KOMPONEN CAIRAN Lebih dari separuh bagian darah merupakan cairan (plasma) yang mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama di dalam plasma adalah albumin. Protein lain yang juga terkandung di dalam plasma adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin. Selain berfungsi menyalurkan sel-sel darah, plasma juga: - merupakan cadangan air untuk tubuh - mencegah pembuluh darah mengkerut dan tersumbat - membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh - mengandung antibodi yang berfungsi untuk melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker) - mengandung protein pembekuan untuk mengendalikan perdarahan - mengatur dan menyalurkan hormon - mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan

Sumber : http://www.jamesdisabilitylaw.com KOMPONEN SEL. 1. Sel darah merah (eritrosit). Merupakan sel yang paling banyak terdapat di dalam darah. Dalam keadaan normal, sel darah merah mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi di dalam sel-sel menghasilkan hasil akhir berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan kembali ke paru-paru. 2. Sel darah putih (leukosit). Jumlah sel darah putih lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. - Neutrofil, disebut juga granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul. Leukosit jenis ini jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda-benda asing sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk batang (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang). - Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberi perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan serta merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma). - Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi. - Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi. - Basofil juga berperan dalam respon alergi.

3. Platelet (trombosit). Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Trombosit bekerja sebagai bagian dari mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan. Trombosit akan berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan, melekat satu sama lain, menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding pembuluh darah untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang mengalami infeksi atau gangguan lainnya, mereka akan melepaskan bahan-bahan yang akan menarik sel darah putih lebih banyak lagi. Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar ke seluruh tubuh, tetapi siap untuk dikumpulkan untuk melawan berbagai organisme yang masuk ke dalam tubuh. PEMBENTUKAN SEL DARAH Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum tulang. Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa; dan limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel induk (stem cell). Jika sebuah sel induk membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel-sel yang belum matang (imatur). Kemudian sel imatur membelah, menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.

Sumber : http://www.uchospitals.edu

Kecepatan pembentukan sel darah diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Jika jumlah sel darah merah atau kandungan oksigen dalam jaringan tubuh berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak trombosit sebagai respon terhadap perdarahan. PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK DARAH Pemeriksaan laboratorium untuk darah dilakukan sebagai tindakan penunjang dalam mendiagnosis dan memantau penyakit. Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mengukur jumlah komponen dalam darah atau menilai bahan-bahan dalam darah untuk menentukan fungsi organ tertentu. Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (CBC, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Sebuah mesin otomatis akan melakukan pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit terhadap setetes darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, pemeriksaan hitung darah lengkap juga dapat mengukur persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin. Pemeriksaan sel darah merah juga dilakukan dengan menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Sel darah merah yang abnormal bisa pecah atau berbentuk seperti tetesan air mata, bulan sabit atau jarum. Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu mendiagnosis suatu penyakit. Sebagai contoh sel darah merah yang berbentuk bulan sabit adalah khas untuk penyakit sel sabit. Sel darah merah yang kecil dapat merupakan pertanda dari stadium awal kekurangan zat besi. Sel darah merah berbentuk oval besar menunjukkan kekurangan asam folat atau vitamin B12 (anemia pernisiosa).

Sumber : www.mayoclinic.com Pemeriksaan darah lainnya dapat memberikan keterangan tambahan tentang sel darah, misalnya hitung retikulosit. Retikulosit adalah jumlah sel darah merah muda (retikulosit) yang terdapat dalam volume darah tertentu. Dalam keadaan normal, retikulosit mencapai jumlah sekitar 1% dari jumlah total sel darah merah. Jika tubuh memerlukan lebih banyak darah merah (seperti

yang terjadi pada anemia), secara normal sumsum tulang akan memberikan jawaban dengan membentuk lebih banyak retikulosit. Karena itu penghitungan retikulosit bisa digunakan sebagai penilaian terhadap fungsi sumsum tulang. Pemeriksaan yang menentukan kerapuhan dan karakteristik selaput sel darah merah, membantu dalam menilai penyebab anemia. Sel darah putih dapat dihitung sebagai suatu kelompok (hitung sel darah putih). Jika diperlukan keterangan yang lebih terperinci, bisa dilakukan penghitungan jenis-jenis tertentu dari sel darah putih (differential white blood cell count). Trombosit juga dapat dihitung secara terpisah. Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan pada plasma adalah analisis elektrolit. Dilakukan pengukuran terhadap natrium, klorida, kalium, bikarbonat, kalsium, magnesium dan fosfat. Pemeriksaan lainnya mengukur jumlah protein (biasanya albumin), gula darah (glukosa) dan bahan sisa yang secara normal disaring oleh ginjal (kretinin dan urea-nitrogen darah). Karena darah membawa sekian banyak bahan yang penting untuk fungsi tubuh, pemeriksaan darah bisa digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh. Pemeriksaan darah juga relatif mudah dilakukan. Beberapa pemeriksaan darah dapat membantu untuk memantau fungsi organ. Misalnya fungsi tiroid bisa dinilai secara lebih mudah dengan mengukur kadar hormon tiroid dalam darah dibandingkan dengan secara langsung mengambil contoh tiroid. Demikian juga halnya dengan pengukuran enzim-enzim hati dan protein dalam darah lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengambil contoh hati. Hitung jenis sel darah lengkap. Pemeriksan Hemoglobin Hematokrit Hitung sel darah putih Yang diukur Jumlah protein pengangkut oksigen dalam sel darah merah Perbandingan sel darah merah terhadap volume darah total Jumlah sel darah putih dalam volume darah tertentu Nilai Normal Pria:14-16gr/dL Wanita:12,5-15 gr/dL Pria:42-50% Wanita:38-47% 4.500-10.500/mikroL Neutrofil segmen: 34-75% Neutrofil batang: 08% Limfosit:12-50% Monosit:15%

Hitung sel darah putih diferensiasi

Persentase jenis sel darah putih tertentu

Eosinofil:0-5% Basofil:0-3% Hitung trombosit Jumlah trombosit dalam volume darah tertentu 140.000450.000/mikroL

PEMERIKSAAN SUMSUM TULANG Kadang-kadang contoh sumsum tulang harus diperiksa untuk mengetahui penyebab ketidaknormalan sel darah. Contoh sumsum tulang bisa diperoleh melalui 2 cara, yaitu melalui aspirasi sumsum tulang atau biopsi pusat sumsum tulang. Kedua cara tersebut biasanya dilakukan pada tulang tulang panggul (krista iliaka), walaupun aspirasi kadang bisa diambil dari tulang dada (sternum). Pada anak kecil, contoh sumsum tulang diambil dari tulang punggung (vertebra) atau tulang tungkai bawah (tibia). Tindakan dilakukan setelah diberikan obat bius lokal pada kulit dan jaringan diatas tulang, yaitu dengan memasukkan sebuah jarum ke dalam tulang.

Sumber : www.webmd.com

Contoh sumsum tulang yang telah dihisap melalui jarum tersebut kemudian diperiksa, seperti pembiakan bakteri, jamur atau virus dan analisis kromosom. Walaupun hasil aspirasi dapat memberikan informasi yang cukup untuk menentukan suatu diagnosis, tetapi proses penarikan sumsum tulang ke dalam alat suntik bisa merusak sumsum tulang yang rapuh. Akibatnya sulit untuk menentukan susunan asli dari sel darah. Jika hubungan anatomis yang pasti dari sel-sel harus ditentukan dan struktur dari jaringan harus dinilai, maka dilakukan biopsi pusat sumsum tulang. Sebagian kecil dari sumsum tulang yang utuh diangkat dengan alat khusus pada sebuah jarum. Bagian ini lalu diawetkan dan dipotong tipis-tipis lalu diperiksa dibawah mikroskop.

Pengambilan contoh sumsum tulang biasanya hanya menyebabkan nyeri yang ringan dan sedikit rasa tidak nyaman. Prosedur ini biasanya hanya memerlukan waktu beberapa menit.

WELCOME

KOMPONEN PENYUSUN DARAH KOMPONEN PENYUSUN DARAH


Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Berikut ini adalah penjelasan dari Kortiskula (sel-sel darah)

Sel darah merah / eritrosit. (sekitar 99% dari korpuskula) - berbentuk bulat gepeng, cekung (bikonkaf) - tidak punya inti sel - mengandung hemoglobin yang membuat darah berwarna merah - diproduksi di sumsum tulang pipih dan pipa

Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Dalam keadaan normal, jumlah eritrosit mencapai hampir separuh dari volume darah.

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.

Eritrosit dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.Eritrosit mengandung banyak hemoglobin. Darah berwarna merah karena hemoglobin berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.

Sel darah putih / leukosit. (0,2% dari korpuskula)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit. Jumlah leukosit lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.

Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi, yaitu :

1. Neutrofil,juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).

2. Limfosit,memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit t (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit b (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).

3. Monosit,mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.

4. Eosinofil,membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.

5. Basofil,juga berperan dalam respon alergi.

bentuknya berubah-ubah memiliki inti tidak berwarna diproduksi di sumsum merah tulang, kelenjar limfa, dan limpa berfungsi melindungi tubuh dari bibit penyakit dengan cara memakan kuman dan menghasilkan zat antibodi Keping darah / Platelet / trombosit. (0,6 - 1,0% dari korpuskula)

Trombosit merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Bentuk trombosit tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Trombosit diproduksi di sumsum merah, dan berperan penting pada proses pembekuan darah. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.

Plasma darah

Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Sebagian besar plasma darah mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin. Di dalam plasma darah terkandung salah satu faktor pembeku darah, yaitu protombin dan fibrinogen. Plasma darah tanpa fibrinogen disebut serum. Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

* albumin * bahan pembeku darah * immunoglobin (antibodi) * hormon * berbagai jenis protein

* berbagai jenis garam

Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:

* merupakan cadangan air untuk tubuh * mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah * membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh. * dan yang lebih penting, plasma menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.

Antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker) ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai