Anda di halaman 1dari 12

Gangguan Psikotik Signifikansi Klinis Prevalensi seumur hidup dari gangguan psikotik pada penduduk Amerika Serikat adalah

sekitar 3%. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 1000 penduduk perkotaan dan pasien academic centered primary care, secara kasar dilaporkan 20% dari beberapa tipe gejala psikotik, yang paling umum adalah halusinasi auditorik. Orang-orang dengan gejala psikotik lebih mungkin mengalami depresi, anxietas, keinginan bunuh diri, dan penyalahgunaan alkohol. Kemampuan untuk mendiagnosa dengan akurat dan secara efektif mengobati gangguan psikotik telah menjadi semakin relevan bagi penyedia layanan kesehatan primer untuk beberapa alasan. Pertama, pasien dengan gejala psikotik yang menyulitkan kondisi medis umum (contohnya delusional yang terkait dengan systemis lupus erythematosus), sering muncul dalam pengaturan perawatan primer.Kedua, pengobatan antipsikotik yang biasa digunakan untuk mengobati psikosis memiliki potensi efek samping metabolik yang signifikan (contohnya obesitas, hiperglikemia, dan hiperlipidemia). Sebagai akibatnya, semakin banyak pasien yang mengkonsumsi anti psikotik dalam jangka waktu lama dan pasien yang secara tradisional dirawat dalam program kesehatan mental membutuhkan perawatan medis primer. Ketiga, langkah-langkah memperpanjang kehidupan bagi berbagai kondisi medis seperti penyakit parkinson telah melampaui pengobatan dari gangguan psikiatri yang mereka alami. Peningkatan hasil pada kondisi psikotik sekunder telah menyebabkan peningkatan pada penggunaan obat-obatan anti psikotik, khususnya pada beberapa dekade terakhir. Diagnosis Gangguan Psikotik Primer Gangguan psikotik primer adalah suatu kondisi dimana psikosis sebagai gejala utama dan tidak secara langsung disebabkan oleh gangguan lainnya. Saat ini, terdapat tujuh gangguan yang telah ditetapkan: skizofrenia,gangguan skizofreniform, gangguan skizoafektif, gangguan psikotik singkat, gangguan delusional, gangguan psikotik terbagi, dan gangguan psikotik yang tidak terspesifikasi. Gangguan psikotik sekunder adalah kondisi klinis dimana psikosis sebagai gejala yang memperburuk kondisi medis umum atau pengobatan (contohnya pada ensefalitis atau penggunaan steroid dosis tinggi), penyalahgunaan zat tertentu (contohnya amfetamin atau psikosis terinduksi kokain) atau gangguan mood (contohnya depresi berat dengan gejala psikotik). Pasien dengan psikosis kambuh dan berulang biasanya memiliki gangguan psikotik kronik, mewakili suatu gangguan psikotik primer. Dalam kasus ini, gejala memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berulang. Pasien dengan gangguan psikotik yang tidak terobati memiliki hubungan dengan disfungsi kognitif yang menyebabkan disabilitas, termasuk ketidakmampuan untuk bekerja, fungsi sosial yang buruk, kebersihan yang buruk, malnutrisi, dan kematian dini. Ketujuh gangguan akan tersebut di atas akan dibahas dibawah ini.

Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan psikotik primer yang paling umum di Amerika Serikat, mempengaruhi sekitar 1% dari populasi.Dampak ekonomi yang ada sebanding dengan mood dan gangguan kecemasan, meskipun tiap-tiap dari kedua keadaan tersebut 10 kali lebih lazim daripada skizofrenia. Mortalitas pada orang dengan skizofrenia adalah 3 kali lebih besar daripada populasi umum. Sekitar sepertiga dari kematian adalah karena bunuh diri, sementara presentasi yang lebih kecil namun signifikan dari kematian berhubungan dengan aksi kekerasan. Kurang lebih 30% dari orang dengan skizofrenia berusaha bunuh diri dan 10% diantaranya berhasil dalam usahanya tersebut. Banyak pasien dengan skizofrenia meninggal akibat komplikasi dari gaya hidup yang buruk dan tidak patuh pada pengobatan medis. Sebagian dari orang dengan skizofrenia menderita obesitas dan sindroma metabolik, dengan akibat peningkatan kematian yang berhubungan dengan jantung. Puncak onset gejala pada remaja akhir atau dewasa muda, meskipun gejala non spesifik mungkin timbul lebih awal. Skizofrenia memiliki 3 fase: (1) fase prodromal non spesifik, biasanya dikenali dalam retrospektif dan ditandai dengan perubahan perilaku yang halus, penarikan diri dari lingkungan sosial, dan penurunan fungsional; (2) Fase aktif, dimana gejala psikotik menonjol; dan (3) fase residual, yang biasanya sama dengan fase prodromal tapi terjadi belakangan pada proses penyakitnya. Gejala fase aktif berulang kembali dalam fase residual.Sebuah diagnosa pasti secara umum dibuat dalam fase aktif. Kriteria diagnosis untuk skizofrenia tercantum dalam tabel 5.1. Pasien dengan skizofrenia biasanya tidak (dan sering tidak) didapatkan halusinasi klasik atau delusi. Alih-alih, mereka memiliki gangguan pikiran yang ekstrem atau perilaku yang kacau. Sedangkan pasien yang mungkin memiliki berbagai waham bizar, waham paranoid ( seperti merasa diamati, diikuti, disekongkoli dan dibahayakan) adalah yang selalu muncul. Dalam rangka memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia, beberapa tanda gangguan yang kontinyu setidaknya harus muncul selama 6 bulan. 1. Kriteria Diagnostik untuk skizofrenia Dua gejala positif atau negatif Gejala positif: halusinasi, waham, perilaku kacau, dan bicara kacau Gejala negatif: afek datar, kemiskinan pikiran, penarikan diri dari sosial, dan kurang motivasi Kriteria tersebut dapat dipenuhi hanya dengan satu gejala dalam 3 kasus spesial: a. Delusi/gagasan yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata b. Dua halusinasi auditorik, dimana kedua suara tersebut saling membicarakan sesuatu tentang pasien c. Sebuah halusianasi auditorik, dimana suara tersebut terus mengomentari perilaku dan pikiran pasien Bukti dari gejala setidaknya 6 bulan Bukan akibat komplikasi dari gangguan sistem medis atau gangguan psikiatrik lainnya Penurunan yang signifikan dari fungsi level sebelumnya Diadaptasi dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed, text revision. Washington, DC: American Psychiatric Publishing, Inc; 2004.

2. 3. 4.

Gangguan Skizofreniform Gangguan skizofreniform sering dipikir sebagai skizofrenia awal dan bukan akibat dari gangguan psikiatrik maupun gangguan medis umum lainnya. Jika kriteria diagnosis skizofrenia ditemukan dan gejala muncul selama kurang dari 6 bulan tapi lebih dari 1 bulan, maka dapat diindikasikan diagnosis gangguan skizofreniform. Semua pasien dengan gangguan skizofreniform seharusnya langsung dirujuk ke psikiatris secepatnya dengan pertimbangan onset psikosis baru. Gangguan Psikotik Singkat Gangguan psikotik singkat juga dapat diartikan sebagai skizofrenia waktu terbatas. Jika kriteria untuk skizofrenia ditemukan lebih dari 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan, diikuti okeh perbaikan klinis secara penuh, pasien tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan psikotik singkat. Diagnosis ini memiliki prognosis yang cukup baik dan biasanya bersamaan dengan stresor psikososial yang signifikan Gangguan Skizoafektif Gangguan skizoafektif adalah skizofrenia dengan gangguan mood yang menetap. Pada seseorang dengan gangguan skizoafektif akan secara bersamaan ditemukan kriteria diagnostik dari skizofrenia dan antara gangguan bipolar atau gangguan depresi berat.Agar kriteria diagnostik skizoafektif dapat terpenuhi, harus terdapat bukti bahwa gejala psikotik muncul saat gangguan mood mereda selama paling tidak 2 minggu. Secara umum, gangguan skizoafektif membawa prognosis jangka panjang yang buruk yang mirip atau lebih buruk daripada skizofrenia. Gangguan Waham Bagi mereka yang memiliki gangguan waham terdapat waham non bizar yang muncul setidaknya selama 1 bulan.Waham non bizar mengacu pada suatu keadaan yang masuk akal tapi tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Contohnya, seseorang mungkin percaya bahwa pasangan hidupnya telah meracuni makanannya untuk alasan yang tidak jelas. Mereka yang memiliki satu atau lebih waham non bizar hanya dapat didiagnosa sebagai gangguan waham bila terdapat disfungsi hubungan sosial dan pekerjaan karena semata-mata waham tersebut. Gangguan Waham Terbagi Gangguan waham terbagi (atau dikenal juga folie a deux) adalah ganguan yang jarang dan terjadi saat dua individu yang sangat dekat berbagi waham. Pasien dengan gangguan waham terbagi harus diskrining untuk mencari stressor yang baru terjadi juga kecemasan, mood, dan gangguan yang berhubungan dengan penyalahgunaan zat.

Gangguan Psikotik yang Tidak Terspesifikasi Pasien dengan gangguan psikotik yang tidak terspesifikasi memiliki gejala klinis yang penting yang tidak memenuhi kriteria gangguan psikotik yang spesifik. Contohnya, pasien mungkin memiliki halusinasi auditorik yang terisolasi, psikotik post partum dengan tidak adanya gangguan mood, atau psikosis terinduksi stres sementara. Gangguan psikotik yang tidak terspesifikasi sering dijadikan diagnosa kerja yang mungkin digunakan selama menyelidiki penyebab dari gejala psikotik. Agar dapat didiagnosa sebagai gangguan psikotik yang tidak terspesifikasi, gejala yang ada harus menimbulkan penderitaan klinis yang penting dan bukan karena disebabkan oleh kondisi medis umum atau penyakit psikiatrik lainnnya. Contohnya, sebuah halusinasi visual yang terisolasi, nondistres saat terjaga (halusinasi hipnopompik) yang tidak cocok sebagai diagnosis psikiatrik.

Asesmen Pasien Pasien dengan psikosis dapat muncul dengan berbagai cara, halusinasi yang menyulitkan atau waham paranoid. Lebih sering pasien datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan perilaku aneh, insomnia, atau ketidakpedulian pada kebersihan dan penampilan. Anggota keluarga mungkin khawatir dengan penurunan aktivitas dasar kehidupan sehari-hari (ADL) atau pasien gagal untuk mengikuti kewajiban sosial rutin. Banyak pasien tidak mengetahui tentang keadaan psikosis yang mereka derita namun mereka lebih sering mengakui bahwa pikiran mereka melemah. Provider harus dapat menilai bagaimana psikosis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien, hubungan interpersonal, sekolah atau performa pekerjaan, dan kesejanteraan finansial. Menanyakan tentang pendidikan, pekerjaan, dan latar belakang sosial dapat membantu menempatkan fungsi level saat ini dalam perspektif. Tabel 5.2 mencakup proses evaluasi pasien yang muncul dengan gejala psikotik menggunakan psikosis mnemonic. Asesmen bagi Pasien dengan Gejala Psikotik: Psikotik Mnemonic Psikotropik : tanyakan pada pasien tentang riwayat penggunaan antipsikotik dan pengobatan psikiatrik lainnya; termasuk pertanyaan mengenai keberhasilan dan efek samping. Keselamatan utama: Saat berada dalam ruangan, perlu diingat tentang pemilihan kerangka dan pernyataan pikiran pasien. Pasien mungkin takut, paranoid, tidak nyaman, berpotensi kekerasan, marah atau bingung. Bersiap untuk mengubah pendekatan anda bila keadaan berubah saat wawancara. Jika pasien tampak marah, panggilah staff untuk menemani anda di dalam ruangan, biarkan pintu terbuka dan laporkan sekuriti. Gejala: Biarkan pasien tahu bahwa banyak orang lain yang mengalami gejala yang sama dan bahwa tersedia pengobatan. Seorang klinisi dapat menggunakan pernyataan di bawah ini utntuk meyakinkan dan menenangkan pasien dengan psikosis: banyak pasien dalam praktek saya telah mengalami suatu gejala. Apakah hal tersebut jugalah yang anda alami? atau Saya tahu hal ini baru dan mungkin menakutkan, tapi saya ingin anda tahu bahwa kita dapat bekerja sebagai tim untuk membuat keadaan lebih baik Peduli : memperoleh gejala dengan kepedulian, pendirian netral dimana anda tidak

menantang maupun berkolusi dengan gejala pasien. Sering, berempati dengan kesulitan disekitar gejala tanpa meyakinkan gejala lebih menenangkan. Contohnya, anda dapat berkata pasti sangat menakutkan untuk mempercayai bahwa FBI mengawasi anda. Beri tahu saya bagaimana agar saya dapat mengurangi kegelisahan anda tentang hal ini. Rumah : menyelidiki tentang kehidupan dan situasi keuangan, karena pasien dengan gangguan psikotik sering memperjuangkan keamanan penyimpanan dan perumahan yang layak dan makanan yang konsisten. Kondisi lain : mengevaluasi dan mengobati kondisi medis, psikiatrik dan kondisi penyalahgunaan zat yang mendampingi. Sedangkan untuk kondisi medis lainnya, menilai onset gejala, durasi, fluktuasi, faktor eksaserbasi/memperingan dan gejala yang berhubungan. Bunuh diri : penilaian untuk bunuh diri dan kondisi kritis lainnnya, seperti pikiran membunuh atau mengabaikan dan ketidakmampuan merawat diri yang ekstrem. Membedakan antara pikiran kematian (diri sendiri ataupun orang lain), rencana untuk membahayakan (diri sendiri ataupun orang lain), dan derajat perkembangan dari renca tersebut. Semua pasien yang mengungkapkan keinginan bunuh diri atau membunuh harus ditanyakan mengenai akses ke senjata api. Bila ada indikasi, konsultasi pada tim intervensi krisis kesehatan mental atau departemen emergensi lokal. Kecacatan: Seberapa jauh pasien cacat akibat dari gejala tersebut? Bagaimana mereka telah mempengaruhi keluarga pasien, pekerjaan, pendidikan, dan hubungan personal? Penyalahgunaan zat : Orang dengan skizofrenia sering memiliki komorbiditas penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Bahkan, penggunaan alkohol berlebihan dan obat terlarang secara dramatis memperburuk prognosis dari skizofrenia. Semua pasien yang memilki gangguan psikotik harus secara reguler dimonitor mengenai gangguan penyalahgunaan zat tersebut. Diagnosa Banding Psikosis adalah gejala yang seperti nyeri dada memiliki diagnosa banding yang luas. Tidak semua gejala psikotik diakibatkan oleh psikosi primer (contohnya skizofrenia), kondisi medis umum, penyakit psikiatrik lainnya, atau kondisi penyalahgunaan zat. Gambar 5.1 menggambarkan sebuah pendekatan terhadap pasien yang memiliki gejala psikotik. Secara umum, akut, gejala psikotik terisolasi, diakibatkan oleh penggunaan zat, efek samping pengobatan, atau kondisi medis umum karena psikosis primer dan psikosis sekunder akibat gangguan psikiatrik lainnya (contohnya gangguan bipolar) lebih cenderung memiliki perjalanan subakut sampai kronik dengan progresivitas yang memburuk. Saat membentuk diagnosis banding, kami merekomendasikan mengikuti 9 langkah pendekatan (9).

Waham, Halusinasi, Perilaku kacau, Bicara kacau

Akibat zat atau obat-obatan

Gangguan Jiwa akibat zat atau obat-obatan

Akibat Langsung dari penyakit yang diderita

Psikosis akibat penyakit yang mendasari

Psikosis dengan durasi manik, depresi atau keduanya

Bipolar (atau Major Depresif Disorder) dengan ciri psikotik

Menentukan lama simptom

Lebih dari 1 hari tetapi < 1 bulan

Psikotik singkat

Lebih dari 1 bulan tetapi < 6 bulan

Skizofreniform

Lebih dari > 6 bulan

Skizofrenia

Gangguan Mood dan Skizofrenia muncul selama 2 minggu ketika episode mood hilang

Skizofrenia

Psikosis berakibat pada fungsi sosial namun tidak memenuhi kriteria diatas

Gangguan psikotik tidak terklasifikasi

Bagan. Algoritma Diagnostik Psikosis (American Psychiatric Association)

Langkah 1 : Memperoleh Gejala Provider sebaiknya memperoleh latihan dan gejala fluktuasi dan akibat pada fungsi sosial. Gejala positif psikotik berhubungan dengan manifestasi gejala psikotik: halusinasi, waham, perilaku kacau dan bicara kacau. Gejala negatif psikotik adalah gejala penurunan fungsi: afek tumpul, sedikit ide, penarikan diri dari sosial, apatis dan kurang motivasi. Table 5.3 Mendefinisikan gejala psikotik secara umum. Untuk pasien psikotik akut, cara terbaik untuk memperoleh gejala adalah peduli, bersikap netral. Sering kali, rasa empati didapatkan tanpa harus menantang atau mengkonfirmasi gejala. Contohnya, bisa dikatakan, Itu pasti menakutkan dan frustasi untuk mempercayai teman kerjamu mengawasi setiap apa yang kau lakukan saat bekerja dan dirumah. Sumber informasi lain sebaiknya didapatkan untuk memperkuat riwayat jika mungkin. Definisi Gejala Psikotik Gejala Positif Halusinasi Definisi Sering disalah artikan dengan

Persepsi sensoris tanpa diikuti Gangguan persepsi atau ilusi; stimulasi sensoris (Visual, salah persepsi terhadap auditorik, olfaktori, kulit) stimulasi (cth; melihat kursi sebagai orang) Pengalaman Spiritual, kadang bagian dari kepercayaan agama Akibat kondisi medik tertentu (Kejang lobus temporal, Aura migrain, uremia, hepatik ensefalopati)

Waham

Keyakinan yang dengan realita

bertentangan Kepercayaan karena latar belakang lingkungan, sosial, budaya atau agama (Cth; Tuhan berkuasa atas kesehatan dan takdir, transfer jiwa melalui transfusi darah, memecahkan kaca membawa bencana)

Waham Bizzare

Secara fisik tidak mungkin (Cth; Waham non-bizzare namun berjalan menembus dinding atau tidak nyata seperti para artis kembali dari perjalanan waktu) mencintai aku Gangguan dalam proses pikir atau Delirium, bagaimana berpikir. Pasien mania mungkin kesulitan dalam menyusun pemikiran yang logis (tangensial, word salad, flight of ideas, asosiasi longgar, neologism dll) atau mengungkapkan pemikiran dengan cara yang tidak dimengerti) demensia, afasia,

Gangguan proses pikir

Perilaku kacau

Tidak bisa memakai baju, Tren sosial (konflik bertindak atau berinteraksi sosial. intergenerational), fashion yang Perilaku kasar (makian, cemas) tidak biasa, mode, atau grup sosial dengan kebiasaan tidak Berpakaian tidak bersih, memakai sesuai aturan make up berlebihan, tidak bisa memakai kancing Berkemih atau BAB tidak pada tempatnya walau kamar mandi dekat dengannya

Langkah 2 : Evaluasi untuk kondisi medik sistemik Psikosis dapat disebabkan oleh obat-obatan terlarang atau obat yang diresepkan, infeksi, vaskulitis, kelainan autoimun (SLE), keracunan (Logam berat), stroke atau demensia. Tabel 5.4 menunjukkan kondisi medik umum berkaitan dengan psikosis dan penanganannya. Kecurigaan klinis sebaiknya memandu tes diagnostik untuk menghindari positif palsu, gangguan dan biaya. Kondisi medik dengan manifestasi sistemik (Delirium) sering menyebabkan perubahan mental disertai dengan gejala psikotik akut. Kondisi medik umum penyebab psikosis Kondisi Kelainan Neurologik (kronis) (Kejang, Parkinson, Multiple Sklerosis, Stroke, Huntington disease, Cedera Otak akibat trauma) Presentasi Perkembangan akut atau progresif dari waham, halusinasi, perilaku kacau, agitasi dan rasa malu Assesment Brain imaging untuk mendeteksi kelainan neurologi yang mendasari Komentar Pasien dengan kondisi neurologi primer dan psikosis lebih baik didiagnosis dengan psikosis akibat kondisi medik umum, daripada dengan skizofrenia

Hubungan sementara antara Pungsi lumbal kelainan neurologis untuk multiple Farmakoterapi mungkin sama dengan skizofrenia dan gejala psikotik sklerosis tetapi antipsikotik Gejala psikiatri berhubungan dengan EPS mungkin hanya mungkin lebih sama pada presentasi dari lesi populasi pasien ini neurologi yang terisolasi (Stroke, Multiple sklerosis tersembunyi)

Kelainan Neurologik (Akut) (Infeksi SSP atau inflamasi, cth; Sifilis, ensefalitis

Akut ke subakut onset dari halusinasi, RPR/VDRL waham, agitasi, mania, depresi dan HIV

Tes RPR/VDRL dan HIV sebaiknya termasuk dalam pemantauan psikosis dengan faktor resiko (Cth;

herpes, HIV, lupus, perilaku kacau vaskulitis) Kecuali infeksi atau inflamasi melibatkan organ lain, gejala sistemik minimal mungkin muncul pada fase awal Gangguan elektrolit (Hiperkalsemia, Hiponatremia atau uremia)

ANA ESR/CRP CBC Lumbal Pungsi

Penggunaan obat-obatan intravena mengakibatkan sex dengan banyak partner atau riwayat berhubungan dengan PSK

Uji Kalsium Perjalanan akut ke dan subakut letargi, Magnesium agitasi, disorganisasi, delirium atau halusinasi Onset akut Urine halusinasi, waham, screen disorganisasi dan defisit kognitif diikuti penggunaan obat drug

Gejala sistemik muncul

sering

Dalam hal ini, psikosis bagian dari delirium

Medication-induced psikosis

Opioid, steroid, stimulan, antikolinergik, agonis dopamin dll Lithium

Pasien dengan delirium sering mengalami gangguan kesadaran, seperti disorientasi dan gangguan dalam pemusatan perhatian. Demensia sebaiknya dianggap sebagai faktor penyebab gejala psikotik dan 30% pasien dengan demensia mempunyai psikosis komorbid. Tabel 5.5 memperlihatkan perbedaan antara delirium, demensia dan psikosis primer. Langkah 3 : Menunjukkan penggunaan zat atau obat yang menginduksi psikosis Psikosis diinduksi oleh obat merupakan penyebab lain dari gangguan pikir dan persepsi. Muncul pada pasien tua, walapun juga muncul pada pasien dengan gangguan hepar dan ginjal dengan penurunan bersihan obat. Polifarmasi juga merupakan faktor resiko karena interkasi obat-obatan tersebut. Kesalahan termasuk pada antikolinergik, hipnotik sedatif, analgesik opiod, antikonvulsan, teofilin, digoxin, dan beberapa antidepresan. Petunjuk utama dalam beberapa kasus adalah riwayat penyakit dahulu dan waktu munculnya gejala pada pasien yang rentan. Gejala psikotik dapat muncul pada keadaan intoksikasi obat dan witdrawal. Zat psikoaktif dari phencyclidine (PCP), lysergic acid (LSD), kokain, metamfetamin, alkohol dan marijuana. Pasien dengan riwayat penggunaan alkohol berhubungan dengan defisiensi tiamin dan perkembangan psikosis korsakoff dengan hasil gangguan bicara, memori dan ADL. Kokain dan metamfetamin berhubungan dengan skizofrenia tipe paranoid. Beberapa zat yang menginduksi psikosis memiliki periode yang singkat (3 jam sampai 3 hari untuk detoksifikasi) dan tidak membutuhkan waktu pengobatan yang lama terhdapa zat tersebut. Bagaimanapun, beberapa zar seperti ekstasi dan metilendioksimetamfetamin (MDMA) mungkin menyebabkan psikosis persisten. Beberapa pasien dengan psikosis yang kronik memiliki resiko tinggi pada komorbidnya dan membutuhkan pengawasan yang tepat.

Langkah 4 : Menilai kondisi psikiatri yang lain Psikiatri penyebab gejala psikotik diringkas dalam Tabel 5.6. Gangguan mood, seperti gannguan depresi mayor dan gangguan bipolar I, biasanya berkaitan episodik atau temporal psikosis. Pasien dengan depresi berat mengalami waham non-bizzare yang berhubungan dengan kontaminasi, rasa bersalah, pikiran paranoid atau halusinasi auditorik yang menyuruh untuk menyakiti diri sendiri. Pasien dengan psikosis yang berhubungan langsung dengan depresi selalu akan memburuk jika depresi memburuk. Sebaliknya, jika gejala depresi reda, gejala psikotik berkurang atau menghilang sepenuhnya. Psikosis dalam konteks manik bipolar atau episode gabungan sering muncul dengan luas, waham kebesaran tentang kekayaan atau kekuatan spesial. Kita menyarankan pasien dengan psikosis halus sepenuhnya dinilai gangguan komorbid pskiatri menggunakan AMPS screening tool (Lihat chapter 1). Perbedaan Delirium, Demensia dan Psikosis primer Deskripsi Delirium Status mental naik-turun dengan penurunan keasadaran, fokus dan kognitif Penyebab Psikopatologi Disfungsi global SSP yang sering diakibatkan oleh kondisi medik umum atau efek samping obat Penyakit prototypic Faktor yang membedakan

Infeksi (UTI, Atensi yang naik-turun, Pneumonia) disorientasi, Kelainan SSP bingung (Stroke, Gejala demensia) memburuk pada Sering pada usia Obat terlarang malam hari tua atau pasien (Kokain, Kondisi selalu dengan penyakit metamfetamin, sembuh saat obat alkohol) serius dihentikan atau Penyakit serius penyakit yang lain (End- ditangani stage liver disease, Gagal ginjal) Kortikal : Alzheimer, Frontotemporal disease, Lewy body disease Penurunan fungsi kognitif dan memori yang kronik

Demensia

Progresif, Kemunduran kronik kortikal atau penurunan subkortikal kognitif dan akibat berbagai fungsional penyebab Jarang reversible Demensia vaskular diakibatkan oleh banyaknya kondisi yang dihubungkan dengan kecelakaan vaskular otak

Pada tahap Subcortical : belum lanjut, uji Parkinson, realita biasanya Huntingtom awalnya utuh disease, Wilson disease Infeksi (kadang reversible) : HIV berhubungan dengan demensia,

neurosifilis Lain : Kekurangan Thiamine, niasin dan asam folate, demensia vaskular

Psikosis Primer

Gangguan pemahaman terhadap realita dan sering disertai dengan waham, halusinasi, gangguan mood, perilaku aneh, bicara kacau, afek datar dan tidak ada motivasi

Walaupun Skizofrenia penyebab Skizoafektif skizofrenia belum diketahui, gejala positif berhubungan dengan kelebihan dopamin di sistem mesolimbik di otak

Atensi dan orientasi umumnya masih baik kecuali jika psikosis muncul saat delirium Waham halusinasi auditorik visual mungkin kesulitan penalaran atau atau dan

Waham, halusinasi atau gejala negatif yang berat mungkin mengganggu kemampuan dalam fungsi sosial Jika gejala muncul akut atau muncul setelah umur 40 tahun, pertimbangkan kondisi medik penyebabnya

Perbedaan Penyebab psikosis Penyebab Psikotik Skizofrenia Presentasi (Gejala dan status mental yang ditemukan) Psikosis aktif satu bulan dengan bukti sekurangnya 6 bulan gejala psikotik yang intermiten dan

Gangguan psikotik akut Skizofreniform Psikotik tidak terklasifikasi Skizoafektif

Psikosis singkat langsung kejadian dalam kehidupannya

dihubungkan

dengan

Kriteria aktif skizofrenia muncul <6 bulan Sementara, secara klinis signifikan gejala psikotik dan tidak memenuhi kriteria diagnosis psikotik yang lain Gejala psikotik dan gangguan mood muncul bersamaan mungkin sulit dibedakan dari mood, psikotik, disosiatif, somatik, atau gangguan kepribadian Gejala psikotik muncul saat mood normal Dikategorikan tipe depresi atau bipolar

Gangguan waham Gangguan bipolar

Waham non-bizzare Episode gangguan mood selalu karakterisitik dengan gejala depresi dan manik Geajala psikotik mungkin muncul baik saat episode depresif maupun manik

Major Depresif Disorder

Episode periodik depresi dan kadang terkait dengan gejala psikotik Gejala psikotik mungkin muncul saat episode depresi dan biasanya muncul saat pengobatan gangguan mood

Posttraumatic Stress Disorder

PTSD sering berhubungan dengan hipervigilance, bisa disalahartikan dengan paranoid, dan gejala mengalami
kembali kejadian dalam bentuk yang parah mungkin termasuk dalam gangguan persepsi langsung (halusinasi auditorik atau visual)

Gangguan kepribadian borderline

Gangguan kepribadian dicirikan sebagai disregulasi afek dan kecenderungan terhadap gejala psikotik singkat saat kesulitan Gangguan dicirikan sebagai kekacauan dalam mengartikan diri sendiri termasuk episode amnesia atau perubahan kebiasaan dan ekspresi Obat-obatan terlarang seperti kokain, metamfetamin, heroin, bahkan alkohol menyebabkan gejala psikotik baik saat intoksikasi dan withdrawal Sengaja membuat gejala-gejala untuk keuntungan sendiri (untuk asuransi atau menghindari tuntutan)

Gangguan disosiatif

Intoksikasi zat atau withdrawal

Malingering

Anda mungkin juga menyukai