Anda di halaman 1dari 37

II.

TEORI DASAR
A. Surge Tower
Surge tower adalah sebuah tangki yang dihubungkan dengan katup.
Pada keadaan standar/normal, tangki terisi zat cair sampai batas tertentu. Jika
pada suatu saat di dalam pipa terjadi water hammer maka sebagian zat cair
akan masuk ke dalam tangki. Dengan demikian akan dapat dibatasi atau
ditekan/redam. Setelah tekanan dalam pipa menjadi normal lagi, zat alir akan
tertekan kembali masuk pipa. Sebaliknya tekanan jatuh dengan tiba-tiba, air
dari tangki akan keluar mengisi pipa sehingga penurunan tekanan akibat
perubahan katup secara tiba-tiba dapat diatasi.
Jenis-jenis Surge Tower, antara lain:
1. Simple surge tower
Memiliki ujung yang tidak tertutup dan harus cukup besar agar fluida
tidak meluap keluar. Simple surge tower memiliki osilasi yang cukup
besar.

Gambar 1: Simple Surge Tower.

2. Orifice Surge tower
Memiliki sebuah katup orifice antara pipa. Berikut gambar oriice surge
tower.

Gambar 2: Orifice Surge Tower.
3. Diferensial Surge tower
Merupakan kombinasi dari simple surge tower dan orifice surge tower
pada penampang yang lebih besar dalam penahanan katup secara tiba-
tiba.

Gambar 3: Deferensial Surge Tower.

B. Reservoir
Reservoir adalah suatu instalasi penampungan air yang mengalirkan air
dari atas kebawah ataupun dari bawah keatas (mengalir sendiri atau dengan
pompa).
Jenis-jenis reservoir:
1. Reservoir alami
Penampungan air yang terbentuk dengan sendirinya oleh proses alam,
misalnya danau.

Gambar 4: Danau
2. Reservoir buatan
Penampungan air yang dirancang/dibuat oleh hasil rekayasa manusia
dalam berbagai bentuk ukuran seperti waduk, menara air, dan
sebagainya.




Gambar 5: Waduk

Gambar 6: Menara Air.
C. Major Losses dan Minor Losses
1. Kerugian Gesekan Dalam Pipa Atau Mayor Losses
Kerugian gesekan dalam pipa atau Mayor losses merupakan
kerugian yang disebabkan oleh gesekan aliran dengan pipa sepanjang
litasan. Kerugian gesekan untuk perhitungan aliran didalam pipa pada
umumnya dipakai persamaan Darcy-Weisbach :


Keterangan :
h
L
: kerugian gesekan dalam pipa/mayor losses (m)
f : koefisien gesek
L : panjang pipa (m)
D : diameter dalam pipa (m)
V : kecepatan aliran fluida (m/s)
g : percepatan gravitasi (m/s
2
)
2. Kerugian Akibat Perubahan Geometri/Luas Penampang (Minor Losses)
Minor losses merupakan kerugian yang disebabkan oleh gesekan
aliran dalam pipa akibat perubahan luas penampang/geometri. Misalnya
terjadi penyempitan luas penampang. Merupakan kerugian head pada
fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem perpipaan. Dapat dicari
dengan menggunakan Rumus :



Keterangan:
hlf : Minor losses
n : jumlah fitting/valve untuk diameter yang sama
k : koefisien gesekan
V : kecepatan rata-rata aliran
g : percepatan gravitasi
D. Pressure Vessel
Pressure vessel adalah bejana bertekanan yang tahan bocor (leak proof)
yang berfungsi sebagai tempat menampung ataupun memisahkan senyawa
hidrokarbon menjadi gas dan liquid Bagian utama dari pressure vessel adalah
cylindrical shell dan head yang ditumpu oleh saddle support. Dalam
operasinya, pressure vessel ini mendapatkan bermacam-macam beban antara
lain beban berupa tekanan dalam serta beban karena beratnya sendiri dan
berat jluida. Beban-beban tersebut akan menimbulkan tegangan yang
bervariasi pada dinding vessel.
Klasifikasi Pressure vessel:
1. Pressure vessel berdasarkan fungsi:
a. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menukar
panas antara dua fluida yang berbeda temperatur tanpa mencampur
kedua zat tersebut.

Gambar 7: Heat Exchanger.
b. Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya
suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan
secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke
bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan
alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi
seperti panas (contoh energi yang paling umum). Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan
bukan fasa misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi
fisika.


Gambar 8: Reaktor Nuklir.
c. Separator
Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk
memisahkan fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan
dan gas (dua fasa), dimana pemisahannya dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu :
1. Prinsip penurunan tekanan.
2. Gravity setlink
3. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran
4. Pemecahan atau tumbukan fluida

Gambar 9: Separator
d. Absorber
Absorber adalah Alat yang digunakan untuk proses Absorbsi,
yaitu proses penyerapan fluida gas oleh seluruh bagian zat cair
sebagai absorben. Proses Absorbsi digunakan untuk memisahkan
suatu komponen gas dari campuran gas dengan menggunakan zat
cair sebagai penyerap/ absorben. Absorben yang digunakan
ditentukan dari daya larut gas pada zat cair tertentu. Adapun Contoh
dari proses absorbsi adalah pemisahan oksigen dari campuran gas
dengan menggunakan air sebagai absorben.

Gambar 10: Absorber.
e. Stripper
Stripper adalah suatu alat untuk operasi pemisahan solute dari
fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi
solute dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak larut ke dalam
cairan.

Gambar 11: Stripper.
f. Destilator
Destilator adalah suatu alat yang berfungsi menghasilkan
cairan yang disebut alkohol dengan proses destilasi. Distilasi
dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah
air dan etanol).

Gambar 12: Destilator.
2. Pressure vessel berdasarkan posisi
a. Posisi vertical
Yaitu posisi tegak lurus terhadap sumbu netral axis, dimana
posisi ini banyak digunakan didalam installasi anjungan minyak
lepas pantai (offshore). Yang tidak mempunyai tempat yang tidak
begitu luas. Jenis vertical ini banyak di fungsikan sebagai jenis 2-
Phase, yaitu pemisahan antara minyak mentah dan gas saja yang
mana pada penggunaannya hasil utama yang akan di proses adalah
gas dan cair.





Gambar 13: Pressure Vessel Posisi Vertikal.
b. Posisi Horisontal
Pada posisi horizontal banyak di temukan dan digunakan pada
ladang sumur minyak didaratan karena mempunyai kapasitas
produksi yang lebih besar. Jenis ini biasanya berfungsi sebagai
separator 3-phase, yaitu pemisah antara minyak mentah (crude oil),
air (water), dan gas.

Gambar 14: Pressure Vessel Posisi Vertikal.
3. Pressure vessel berdasarkan material
a. Pressure Vessel Metalic
Pressure vessel metallic adalah pressure vessel yang terbuat dari
bahan metallic seperti besi, baja dll.






Gambar 15: Pressure Vessel Dari Bahan Metallic.
b. Pressure Vessel Non Metallic
Pressure vessel non metallic adalah pressure vessel yang terbuat dari
bahan non metallic seperti semen, fiber glass dll.

Gambar 16: Pressure Vessel Dari Bahan Non Metallic.

E. Aksesoris Perpipaan
1. Sambungan Pipa
Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh penyambungan pipa
dengan pipa yang menggunakan alat penyambung, untuk mengubah arah
aliran atau memperkecil jalur pipa. Jenis-jenis sambungan antara lain :
a. Siku (Elbow)
Siku dalam system perpipaan digunakan untuk mengubah arah
aliran fluida dengan menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang
lain. Siku adalah pipa fitting dipasang antara dua batang pipa atau
tabung untuk memungkinkan perubahan arah, biasanya 90 atau 45 .

Gambar 17: Sambungan Siku (Elbow)
b. Pemerkecil (Reducer)
Reducer adalah komponen dalam pipa yang mengurangi pipa
ukuran dari yang lebih besar untuk menanggung yang lebih kecil
(dalam diameter). Panjang pengurangan biasanya sama dengan rata-
rata diameter pipa yang lebih besar dan lebih kecil. Ada dua jenis
utama dari consentric reducer dan eccentric reducer. Reducer dapat
digunakan baik sebagai nozzle atau diffuser tergantung pada jumlah
mach aliran.

Gambar 18: Sambungan Reducer
c. Fitting Tee
Sambungan T (fitting tee) merupakan jenis sambungan yang
paling umum digunakan. Jenios fitting T yaitu tee equal dan fitting tee
non equal. Digunakan untuk menggabungkan dua aliran fluida (split)
dari arah yang berlawanan.

Gambar 19: Sambungan Tee

d. Sambungan Silang (Cross)
Biasa juga disebut dengan sambungan empat arah (4-way fittings).
Sambungan silang memiliki satu masukan (inlet) dan tiga keluaran (outlet)
atau sebaliknya. Sambungan silang dapat menghasilkan tegangan yang
besar pada pipa dan perubahan temperature, karena fitting silang
merupakan titik pertemuan empat koneksi saluran.

Gambar 20: Sambungan Silang (Cross)
e. Tutup (Cup)
Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan untuk menutup
aliran aliran fluida cair atau gas pada ujung saluran pipa. Sambungan ini
dapat berupa sambungan dengan las, ulir maupun solder.



Gambar 21: Sambungan Tutup (Cup)
f. Kopling (Coupling)
Sebuah kopling menghubungkan dua pipa untuk satu sama lain. Jika
ukuran pipa tidak sama, pas dapat disebut kopling mengurangi atau
Reducer, atau Full. Dengan konvensi, istilah "ekspander" umumnya tidak
digunakan untuk coupler yang meningkatkan ukuran pipa, melainkan
istilah "Reducer" digunakan.




Gambar 22: Sambungan Coupling
g. Union
Sambungan union hamper mirip dengan sambungan kopling, kecuali
designnya dibuat untuk memungkinkan kecepatan aliran fluida dan
mempermudah dalam hal maintenance system perpipaan.



Gambar 23: Sambungan Union

h. Sambungan Khusus menggunakan Olet
Dari segi kekuatan dan teknis, sambungan pipa cabang yang
menggunakan olet lebih kuat dan lebih baik dari sambungan yang
menggunakan penguat seperti pelana (saddle) dan reinforcement, tetapi
dari segi ekonomi sambungan olet lebih mahal. Berikut jenis-jenis
sambungan olet.
a. Weldolet
Weldolet adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat
cabang dengan ukuran lebih kecil dari pipa utamanya. Weldolet
biasanya dipakai pada perpipaan dengan tekanan dan temperature
tinggi dimana sambungan las dengan tipe buttweld.




Gambar 24: Weldolet
b. Elbolet
Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu
elbow.






Gambar 25: Elbolet

c. Latrolet
Sambungan latrolet dengan pengelasan dan membuat sudut yang
umumnya 45.




Gambar 26: Latrolet
d. Swepolet
Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya
dipakai pada pipa transmisi dan distribusi (pipe line. system).





Gambar 27: Swepolet


2. Valve
Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur
aliran suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat
sebagian dari jalannya aliran. Contoh yang mudah adalah keran air.
Adalah kewajiban bagi seorang insinyur pipa untuk mengetahui
setidaknya dasar-dasar dari valve ini. Diatas kapal valve sangat
memegang peranan penting dalam instalasi pipa, baik itu instalasi pipa
bahan baka, ballast, bilge, sanitary, dan lainnya.
Jenis-jenis valve yang sering di gunakan yaitu gate valve, globe
valve, butterfly valve, ball valve, plug valve, dan check valve atau non-
return valve.
a. Gate Valve (Katup Pintu)
Jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau
sering disebut wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka
dan menutup. Biasa digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna
dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.
1) Valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur
penutupan disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate
bertindak seperti sebuah rana yang memisahkan bagian dalam
rumah dari luar atau pintu yang memisahkan dua kamar.
2) Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide gerbang atas
dan bawah pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup
atau membuka katup. Arus diblokir dengan menggunakan efek
wedge-lock disc katup/valve itu.

Gambar 28: Gate Valve saat menutup

Gambar 29: Gate Valve Saat Mmbuka

Gambar 30: Komponen Gate Valve

b. Globe Valve
Jenis valve globe valve/katup biasanya Digunakan untuk
mengaturbanyaknya aliran fluida.
1) Katup globe dinamai sesuai bentuknya. bentuk globe valve
memiliki partisi interior, dan katup inlet dan pusat-pusat outlet
yang inline. Konfigurasi ini memaksa perubahan arah aliran dalam
bentuk S.
2) Disk menghambat aliran cairan dengan menekan terhadap seat di
partisi. Konsep: force againts.
3) dengan mengubah posisi disc valve globe, globe valves dapat di
gunakan untuk both throttling dan untuk full-on, full-off flow
control.

Gambar 31: Komponen Valve Globe (Silahkan Klik Gambar Untuk
Melihat Ukuran Besar)

c. Butterfly Valve (Katup kupu-kupu)
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu
putar di tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi
menjadi concentric dan eccentric. Eccentric memiliki disain yang
lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari concentric.
Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve
lainnya.

Gambar 32: Komponen Butterfly Valve

d. Ball valve
Ball Valve (Katup Bola) adalah katup dengan bola disk, bagian
dari katup yang mengontrol aliran melalui itu. Bola memiliki lubang,
atau port, melalui tengah sehingga ketika port ini sejalan dengan
kedua ujung katup, aliran akan terjadi. Ketika katup tertutup, lubang
tegak lurus ke ujung katup, dan aliran diblokir. Katup bola biasa
digunakan untuk gas-gas. Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang
mempunyai lubang menerobos ditengahnya.

Gambar 33: Komponen Ball Valve

e. Plug Valve
Plug valve (katup plug) Seperti ball valve, tetapi bagian
dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder. Karena tidak ada
ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang
berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur. Biasa dipakai
untuk minyak dan pelumas kental.

Gambar 34: Plug Valve

f. Check Valve (Katup Cek)
Check valve (katup cek) Sebuah katup, katup klak, non-kembali
katup atau katup satu arah. Jenis valve ini mempunyai fungsi untuk
mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah
sebaliknya. Mempunyai beberapa tipe lagi berdasarkan bagian
dalamnya seperti double-plate, swing, tilting, dan axial.

Gambar 35: Komponen Check Valve

g. Diafraghma Valve
Untuk menggerakkan valve ini sendiri, seperti kebanyakan
valve-valve lainnya, digunakan aktuator baik itu motor aktuator,
diafragma, piston, ataupun aktuator lainnya. Namun ketika sistem
mekanis aktuator membutuhkan daya yang cukup besar dan butuh
waktu yang cepat, kebanyakan menggunakan diafragma, atau piston
yang keduanya merupakan pneumatic actuator.

Gambar 36: Diafragma Valve

3. Nossel
Nossel merupakan alat yang biasanya digunakan dalam sistem perpipaan
atau aliran yang berfungsi untuk mengubah kecepatan dan tekanan pada
aliran tersebut.
Macam-macam nossel antara lain:



a. Nossel konvergen,
Yaitu nossel dengan penampang mula-mula yang besar yang
kemudian mengecil pada bagian keluarnya sehingga kecepatan aliran
menjadi tinggi dan tekanannya turun.

Gambar 37: Nossel Konvergen
b. Nossel divergen adalah nossel dengan penampang mula-mula yang
kecil kemudian membesar pada bagian keluarnya sehingga
kecepatannya turun dan tekanannya naik

Gambar 38: Nossel Divergen

c. Nossel konvergen-divergen, yaitu merupakan gabungan dari nossel
konvergen dan nossel divergen.

Gambar 39: Nossel Konvergen-Divergen

F. Efek Water Hammer
Efek water hammer adalah benturan air yang terjadi karena adanya
kenaikan tekanan yang timbul di dalam pipa sebagai akibat dari penurunan
kecepatan dan jarak fluida pada saat sebuah katup ditutup secara tiba-tiba. Di
dalam membahas proses terjadinya water hammer berarti harus membahas
mengenai perjalanan gelombang tekanan melalui medium air di dalam saluran
pipa. Pada gambar akan dijelaskan proses penjalaran gelombang tekanan
tersebut untuk kasus penutupan katup secara tiba-tiba.

Gambar 40: Water Hammer.

a. Gambar (a)
Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam keadaan
sempurna dimana kecepatan aliran konstan karena tidak ada perlakuan
b. Gambar(b)
Terjadi penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama
dengan nol di daerah dekat katup. Tekanan juga akan bertambah serta
gelombang akan dapat menuju reservoir
c. Gambar(c)
Tekanan balik yang terjadi akan terus bertambah memenuhi seluruh pipa
sehingga gelombang awal yang terjadi pada pipa bertambah sampai
memenuhi pipa dan kecepatan dalam pipa menjadi sama dengan nol
d. Gambar(d)
Gelombang yang memenuhi pipa akan bertambah dan kecepatan aliran
gelombang tertentu menuju kearah sumbu penutupan dan berakhir pada
waktut =21/c dan gerakan gelombang balik mengakibatkan adanya aliran
yang ditekan menuju reservoir dengan kecepatan Vs
e. Gambar(e)
Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai batas
waktu tertentu sehingga menekan air untuk kembali ke reservoir dengan
kecepatan Vo menuju keadaan stabil
f . Gambar( f )
Gelombang yang telah sampai ke sumber penutupan akan mengalami
osilasi kebawah, dimana V = Vo ,V = O. Terjadi kembali kearah sekitar
sumber penutupan. Hal ini akan berlangsung sampai tekanan air akan
mencapai keadaan stabil.
Cara mencegah terjadinya efek water hammer antara lain :
1. Mencegah penutupan katup secara tiba-tiba sehingga tidak terjadi tekanan
yang berlebihan pada sekitar pipa.
2. Memasang surge tower sehingga diharapkan kemungkinan kerusakan yang
terjadi pada instalasi pipa itu sendiri dapat diminimalkan.




G. Contoh Perhitungan
1. Sistem aliran air dari tandon 1 ke tandon 2 yang terbuka ke atmosfer
adalah seperti skema dibawah. Panjang total dari pipa penampang seragam
adalah 50 m diameternya, 0,05 m. Koefisien minor lossesnya, K adalah
sebagai berikut :
saringan : 8
belokan : 0,5
sambungan T : 0,7
pengukur aliran ( flowmeter ) : 6
katup pembuka. : 1
Jika kecepatan air dalam pipa rata-rata adalah 1,5 m/dt, tentukan
perbedaan ketinggian kedua tandon tersebut.




Penyelesaian :
Ditentukan : Sistem aliran air seperti skema dengan jumlah belokan 5,
sebuah saringan, sebuah sambungan T, sebuah pengukur aliran dan
sebuah katup pembuka.
Ditanya : perbedaan ketinggian tandon, h
Jawab :
Persamaan dasar
2
2
lm
h dan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
V
K
V
D
L
f
l
h
lm
h
l
h
lt
h
V
gz
p V
gz
p
= =
+ = = + + + +
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|


asumsi :
aliran tunak
aliran tak mampu mampat
headloss karena kondisi masukan diabaikan
Tandon semua terbuka ke atmosfer, berarti p
1
= p
2
, V
1
~ 0, krn
penampang tandon jauh lebih besar dari penampang pipa, z
1
-z
2
= h maka
persamaan di atas menjadi :
( )
|
.
|

\
|
+
=
1
2
2
2
= h
2
2
2
2
2
2
+
2
2
2
2
z -
1
z
K
D
L
f
g
V
V V
K
V
D
L
f g

Menentukan nilai f dari diagram Moody dengan menghitung angka
Reynold dan menentukan kekasaran relatif pipa.

Re
, /
, = = =

VD x m dt x
x
999 15
4 5 10
4
kg / m 0,05 m
1 x 10 kg / m.dt

3
-3


Dari grafik pada gmb.1.3, diameter pipa ~ 2 inchi dan bahan pipa
diasumsikan beton dengan kekasaran, e=0,003, maka kekasaran relatif, e/D
~0,02. Dari diagram Moody nilai f ~ 0,05.
Sedangkan besarnya K adalah jumlah dari K untuk semua komponen, jadi
K = K
saringan
+ 5xK
belokan
+ K
sambungan T
+ K
katup
+ K
flowmeter

= 8 + 5 x 0,5 + 0.7 + 1 + 3
= 14,7

( )
h
m dt
x
x =
|
\

|
.
|
+

(
15
2 9 8
0 05
30
0 05
2
2 2
, /
,
,
, m/ dt
14,7 -1
= 5 m
2


2. Selang siphon dengan lengkungan 1 m diatas permukaan air tandon dan
keluaran selang ke atmosfer berjarak 7 m dibawah permukaan air.
Tentukan kecepatan air keluar selang dan tentukan tekanan absolut air
pada lengkungan selang tersebut !
Penyelesaian :
Dik :

Ditanya : kecepatan air, V
2

tekanan di A, p
A
Jawab:

Persamaan dasar :

2 2
2
2
2
2
2
1
1
1
V
gz
p V
gz
p
+ + = + +


m
1
= m
2
V
1
A
1
= V
2
A
2

Dari permasalahan bahwa penampang tandon A
1
>>>> A
2
maka V
1
~ 0, p
1

= p
2
= p
atm
maka
( )
( ) dt m m x
dt
m
x z z V
z z g
gz
V
gz
/ 7 , 11 7 8 , 9 2 2g =
2 V
2
2
2 1 2
2 1
2
2
2
2
2
1
= =
=
+ =

Untuk menentukan tekanan di A

2 2
2 2
1
1
1
A
A
A
V
gz
P V
gz
P
+ + = + +


Sedangkan V
1
~0, V
A
=V
2
maka

( )
( )
( )
kPa 22,8 =
m kg.
.dt
7 , 11 999
2
1
-
.
.
m 1 81 , 9 999 1,01x10 =
2
2
2
2
3
2
2 3 2
5
2
2
2 1 1
N
x
dt
m
x
m
kg
x
m kg
dt N
x x
dt
m
x
m
kg
x
m
N
V
z z g P P
A

+ =

3. Untuk pembacaan di titik A adalah -2.5 psi. Tentukanlah ketinggian cairan
di tabung piezometer E, F, dan G






Jawab :
Untuk Tabung E
pK = pL
pH + h = 0
-2,5 x 144 + (0,7 x 62,4)h = 0
h = 8,24 ft
Maka tingginya titik L adalah :
49,00 8,24 = 40,76 ft
Untuk Tabung F
Tekanan di ketinggian 38,00 = Tekanan di ketinggian 49,00 + Tekanan di
fluida kedua
= -2.5+(0,7 x 62,4)(49-38) /144
= 0,837 psi
karena sama dengan tekanan di titik M.
Maka tekanan di titik M = 0,837x144/62,4 = 1,93 ft
Sehingga pada tabung F fluida akan naik sejauh 1,93 ft (39,93).
Untuk Tabung G
Tekanan di ketinggian 26 = Tekanan di ketinggian 38 + tekanan di fluida
air
pO = 0,837 + 62,4x12/144 = 6,04 psi
karena sama dengan tekanan di titik R.
Maka tekanan di titik R adalah 6,04x144/1600x62,4 = 8,71 ft
Sehingga fluida di tabung G akan naik sejauh 8,71ft (34,71ft)
4. Suatu pipa mengalirkan air dari suatu tandon (reservoir) ke tandon lain
yang diletakkan lebih rendah. Selisih tinggi permukaan air antara dua
tandon tersebut adalah 10 m. Apabila debit aliran Q=0,50 m3/det,
tentukan besarnya kehilangan tenaga dalam Newton meter per kilogram
dan dalam kilowatt.
Penyelesaian:








5. Air dipompa melalui pipa diameter 0,25 m sepanjang 5 km dari
discharge pompa menuju tandon terbuka. Apabila ketinggian air di
tandon 7 m di atas discharge pompa dan kecepatan air rata-rata di
dalam pipa adalah 3 m/dt maka tentukanlah tekanan pada discharge
pompa tersebut.



Penyelesaian :
Ditentukan :

Ditanya : Tekanan pada discharge pompa, p
1

Jawab :
Persamaan dasar :
2
2
lm
h dan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
V
K
V
D
L
f
l
h
lm
h
l
h
lt
h
V
gz
p V
gz
p
= =
+ = = + + + +
|
|
|
.
|

\
|
|
|
|
.
|

\
|


Dengan kondisi head loss minor diabaikan dan V
2
~0 maka persamaan
menjadi

( )
( )
(
(

|
.
|

\
|
+ + =
+ =

1
2
2
1
1 2
g
2 1
2
2
1
2
2
1
1 2
2 1
D
L
f
V
z z p p
V V
D
L
f z z g
p p


Nilai f dapat ditentukan dengan mengacu kepada diagram Moody dan
diagram kekasaran relatif. Dari gmb 1.3. dengan asumsi pipa baja
komersial diameter sekitar 10 inchi, maka kekasaran relatif, e/D adalah
0,00018. Angka Reynold dihitung dengan viskositas air, = 1 x 10
-3

kg/m.dt, massa jenis air, = 999 kg/m
3
maka angka Reynold, Re ~ 7,5 x
10
5
maka nilai f adalah sekitar 0,015. Sedangkan tandon terbuka berarti p
2

= 1 atm dan z
2
- z
1
=7 m serta
air
= 999 kg/m
3
maka
MPa 1,42
1
1
3
10
25 , 0
5
015 , 0
2
2 2
3
2
1
7
2
8 , 9
3
999
atm 1
1
=
+ + =
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
p
km
m
x
m
km
x x
dt
m
m x
dt
m
x
m
kg
p

Anda mungkin juga menyukai