Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
SOLUSI KEBERLANJUTAN INDUSTRI TPT NASIONAL MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015: PELUANG DAN TANTANGAN
Pada tahun 2011, total ekspor tekstil di dunia mencapai USD 756,34 Milyar. Ekspor tekstil Indonesia pada tahun 2011 sebesar USD 13,26 Milyar atau sekitar 1,75% dari total ekspor dunia (berada di peringkat 16 berdasarkan negara pengekspor tekstil terbesar di dunia atau berada di peringkat 11, apabila Uni Eropa sebagai suatu region).
Sumber: Trademap, diolah Kemenperin (2011)
4/16/2013
Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding 20 Negara Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia
No Negara 2007 2008 2009 2010 2011 Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) 166,1 1 179,7 1 161,3 1 199,5 1 240,5 1 34,6 4 37,3 4 31,6 3 34,4 2 39,4 2 38,9 3 40,2 2 30,7 4 32,0 4 36,6 3 40,8 2 38,8 3 31,9 2 34,3 3 34,6 4 21,0 7 22,7 6 21,9 5 27,1 5 29,6 5 22,0 6 22,6 7 18,3 7 23,6 6 28,7 6 22,9 10,7 5 15 23,1 14,1 5 10 19,3 14,6 6 9 21,8 17,1 7 8 25,0 22,0 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
China Germany Italy Hong Kong, China India United States of America (USA) Turkey Bangladesh
9
10 11 12 13 14 15 17 18 19 20
Viet Nam
France Belgium Republic of Korea Netherlands Spain Pakistan Chinese Taipei United Kingdom Japan Thailand
8,6
17,9 17,0 13,3 12,9 10,2 10,7
18
8 9 10 11 16 14
10,2
18,4 18,0 13,1 14,1 11,6 10,6
17
8 9 12 11 13 16
10,4
15,1 14,6 11,4 12,2 10,9 9,6
14
8 10 12 11 13 15
13,8
15,1 14,5 13,7 13,3 10,8 11,6
11
9 10 12 13 17 14
17,3
16,5 16,2 15,7 15,7 13,9 13,6
9
10 11 12 13 14 15
16 Indonesia
9,8
11,6 11,5 8,4 7,0
17
12 13 19 21
10,1
10,9 11,0 8,7 7,2
18
15 14 19 20
9,3
9,4 9,3 7,4 6,5
18
16 17 19 20
11,2
11,3 10,1 8,6 7,8
16
15 18 19 20
13,3
12,7 11,7 9,9 8,4
16
17 18 19 20
Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia (termasuk Uni Eropa)
No 2007 Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) UE (27) 189,8 1 China 166,1 2 Hong Kong, China 40,8 3 India 21,0 6 United States of 22,0 5 America Turkey 22,9 4 Bangladesh 10,7 10 Viet Nam 8,6 12 Negara 2008 2009 2010 2011 Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) 199,7 1 164,1 1 172,2 2 198,8 2 179,7 2 161,3 2 199,5 1 240,5 1 38,8 3 31,9 3 34,3 3 34,6 3 22,7 5 21,9 4 27,1 4 29,6 4 22,6 6 18,3 6 23,6 5 28,7 5 23,1 14,1 10,2 4 7 11 19,3 14,6 10,4 5 7 9 21,8 17,1 13,8 6 7 8 25,0 22,0 17,3 6 7 8
1 2 3 4 5
6 7 8
9
10
Republic of Korea
Pakistan
13,3
10,7
7
9
13,1
10,6
8
10
11,4
9,6
8
10
13,7
11,6
9
10
15,7
13,6
9
10
11 Indonesia
12 13 14 15 16 17 18 19 20 Chinese Taipei Japan Thailand Mexico Australia Cambodia Tunisia Sri Lanka Morocco
9,8
11,6 8,4 7,0 7,3 3,3 2,7 4,1 3,4 3,8
11
8 13 15 14 21 25 16 20 18
10,1
10,9 8,7 7,2 6,9 2,8 3,0 4,2 3,5 3,7
12
9 13 14 15 23 22 16 19 17
9,3
9,4 7,4 6,5 5,7 2,3 2,5 3,5 3,3 3,4
12
11 13 14 15 24 22 16 18 17
11,2
11,3 8,6 7,8 6,3 3,4 3,1 3,5 3,6 3,3
12
11 13 14 15 18 20 17 16 19
13,3
12,7 9,9 8,4 6,8 6,2 5,4 4,3 4,3 4,1
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20
4/16/2013
Impor Meningkat
6,90
13,50
6,85
13,00
5,96%
6,80
1,04%
12,50
6,75
12,00
6,70
11,50
6,65
2011
2012
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
4/16/2013
THAILAND, 4.09
TAIWAN; 7,87
BRASILIA; 4,45
Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)
HONGKONG, 8.40
Impor tekstil Indonesia didominasi oleh produk tekstil asal China yang mencapai 29,45% dari total impor produk tekstil, kemudian Korea Selatan sekitar 17% dan Hongkong lebih dari 8%. Impor tekstil Indonesia dari ASEAN sekitar 9,57%
Indonesia menjadi
Indonesia
Total
237.556.363
603.707.983
39,35
100,00
4/16/2013
Brunei Darussalam
Cambodia
12362.3
6710.6
2460.0
6133.6
1721.1
833.7
13.92%
12.42%
1191.1
2170.1
48.42%
35.38%
Indonesia
Lao DPR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam
203496.7
1746.5 228179.1 8119.2 48042.2 409443.5 228820.7 95365.6
177435.6
2209.4 187542.8 6805.9 63079.4 365709.1 230083.6 104216.5
42098.9
959.8 56049.7 3957.4 8635.3 127544.5 72226.6 13504.8
20.69%
54.96% 24.56% 48.74% 17.97% 31.15% 31.56% 14.16%
57254.3
1570.5 52090.0 3250.3 15040.3 78126.4 39224.2 20793.2
32.27%
71.08% 27.77% 47.7% 23.61% 21.36% 17.05% 19.95%
LAINNYA; 37,66
JEPANG; 8,58
UNI EMIRAT ARAB; 3,29 REP RAKYAT CINA; KOREA TURKI; 4,53 3,60 SELATAN; 4,45
Amerika Serikat merupakan pangsa pasar utama produk tekstil Indonesia, disusul dengan Jepang dan Jerman. Ekspor tekstil ke ASEAN hanya sekitar 6,34%.
JERMAN; 5,00
10
4/16/2013
Lainnya; 22,94
Amerika Serikat merupakan pangsa pasar utama produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Namun saat ini, pasar garmen di Amerika Serikat dikuasai oleh China Bahkan, Indonesia sudah sulit bersaing dengan Bangladesh, Vietnam dan Meksiko.
11
Italy; 3,45
China; 73,94
Jepang merupakan pangsa pasar terbesar kedua produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Saat ini, pasar garmen di Jepang juga dikuasai oleh China yang mencapai lebih dari 70% Indonesia kalah bersaing dengan Vietnam dan Myanmar.
12
4/16/2013
Jerman merupakan pangsa pasar terbesar ketiga produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Saat ini, pasar garmen di Jerman juga dikuasai oleh China yang mencapai lebih dari 25% Indonesia hanya mampu menguasai pasar garmen Jerman sekitar 1,97%, atau hanya berada di peringkat ke15.
15
Indonesia
Lainnya
1.97
19.77
13
Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa Negara Eksportir Tekstil Utama Dunia
Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibanding produsen tekstil utama dunia untuk produk serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan (HS 54). Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih sulit bersaing dengan produsen tekstil utama dunia, kecuali untuk produk pakaian dan aksesori pakaian bukan rajutan atau kaitan (HS 62).
Berdasarkan analisis RCA pda tahun 2011, untuk 14 kelompok produk tekstil (HS 2 digit), Indonesia masih memiliki daya saing yang relatif cukup tinggi, meski masih di bawah 4 produsen tekstil utama dunia (China, Italy, Hongkong, dan India).
14
4/16/2013
Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa Eksportir Tekstil di ASEAN (ASEAN 6)
Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibanding produsen tekstil ASEAN 6 untuk produk serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan (HS 54). Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih bisa bersaing dengan produsen tekstil di ASEAN. Semakin pesatnya kemajuan industri tekstil Vietnam, menjadi ancaman yang serius untuk industri tekstil dalam negeri.
Berdasarkan analisis RCA pada tahun 2011, untuk 14 kelompok produk tekstil (HS 2 digit = TPT), Indonesia memiliki daya saing tertinggi kedua di ASEAN, di bawah Vietnam.
15
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
1 8 6 25 30 27 31 39 65 53
2 13 7 23 27 29 35 47 44 53
1 2 8 21 26 29 38 46 52 53
1 3 11 23 30 29 42 52 67 63
1 4 6 21 30 28 39 44 69 38
11
12 13 14
Indonesia
Kamboja Laos Burma
43
81 117 147
75
129 118 133
59
101 109 129
75
108 93 122
85
128 106 133
57
101 123 116
62
103 104 110
52
78 111 129
42
104 118 140
Sumber: The Logistics Performance Index and Its Indicators, World Bank (2012)
Kinerja logistik Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandinng tahun sebelumnya, yakni dari peringkat ke-75menjadi peringkat ke-59dari 155 negara. Infrastruktur merupakan kendala terbesar, karena mendapatkan penilaian terburuk diantara komponen penilaian lainnya untuk Indonesia. Penilaian infrastruktur yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 155 negara di dunia.
16
4/16/2013
17
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Tahun 2007-2011
Investasi Rp 7,87 Triliun
Penyerapan Tenaga Kerja 61.000 Orang Peningkatan Produksi 15 % - 28 % Penurunan Konsumsi Energi 10% - 22%
4/16/2013
Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
1. Pengembangan Teknologi Produksi ITPT melalui kerjasama dengan negara berteknologi maju, sebagaimana telah diimplementasikan dalam pilot project NEDO di bidang dyeing & finishing yang hemat energi (52%), air (38%) dan bahan kimia (20-25%) di PT. Daliatex Bandung 2. Audit teknologi untuk beberapa industri tahun 2009-2010 atas bantuan NEDO 3. Memfasilitasi industri TPT untuk memperoleh fasilitas BMDTP bagi importasi bahan baku/bahan penolong yang belum diproduksi di dalam negeri, (2009-sekarang) polipropilene untuk industri karpet) 4. Mengembangkan standard produk tekstil (SNI) untuk mendorong pencapaian tingkat mutu yang unggul serta keamanan dan keselamatan, serta pengembangan standard kompetensi tenaga kerja industri tekstil (SKKNI) 5. Mengembangkan lembaga penelitian yang kegiatannya sinergi dengan kebutuhan ITPT serta pendirian pusat-pusat pelatihan operator garmen, seperti di Semarang, Jakarta dan lainnya.
19
Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
6. Mengembangkan lembaga pendidikan Tekstil yang mampu menghasilkan tamatan yang memenuhi harapan dunia kerja 7. Mengkolaborasikan antara Produsen Tekstil dengan para Designer dalam rangka meningkatkan daya saing produk TPT Nasional baik di pasar dalam negeri maupun ekspor 8. Pelaksanaan Program Audit Energi dan Bimbingan Konservasi Energi (tahun 2006-tahun 2009) 9. Promosi produk TPT melalui Pameran baik di dalam maupun di luar Negeri 10. Pengembangan Industri TPT melalui Pendekatan Klaster dengan meningkatkan kerjasama antara industri hulu, industri antara dan industri hilir untuk memperpanjang rantai nilai dalam rangka meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan membentuk forum-forum, working group dan pertemuan antar anggota klaster 11. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam rangka menyelesaikan masalah yang menghambat pengembangan klaster ITPT (misal: masalah banjir, sarana jalan, transportasi, perizinan dll.
20
10
4/16/2013
Badan PengkajianKebijakan, Iklim dan MutuIndustri (BPKIMI) Lt. 19 Gedung KementerianPerindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 www.kemenperin.go.id
TERIMA KASIH
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)
Keterangan HS
HS Keterangan 50 Sutra Silk Wol, buluhewanhalus ataukasar; benang bulukuda dankain 51 Wool, animal hair, horsehair yarn and fabric thereof tenunan 52 Kapas Cotton Serat tekstil nabati lainnya; benang kertas dan kaintenunan 53 Vegetable textile fibres nes, paper yarn, woven fabric dari benang kertas 54 Filamen buatan; strip dansejenisnya dari bahantekstil buatan Manmade filaments 55 Serat stapel buatan Manmade staple fibres Gumpalan, kainkempa danbukan tenunan; benang khusus; 56 benang pintal, tali, tambang dan kabel serta barang Wadding, felt, nonwovens, yarns, twine, cordage, etc daripadanya 57 Karpet dan tekstil penutup lantai lainnya Carpets and other textile floor coverings Kain tenunan khusus; kain tekstilberjumbai; renda; permadani 58 Special woven or tufted fabric, lace, tapestry etc dinding; hiasan; sulaman 59 60 61 62 Kain tekstil diresapi, dilapisi, ditutupi atau dilaminasi; barang tekstil dari jenis yang cocok untuk keperluanindustry Kain rajutan atau kain kaitan Pakaian dan aksesori pakaian, barang rajutan atau kaitan Pakaian dan aksesori pakaian, bukan rajutan atau kaitan Barang tekstil sudah jadi lainnya; set; pakaianbekas dan barang tekstil bekas; gombal Impregnated, coated or laminated textile fabric Knitted or crocheted fabric Articles of apparel, accessories, knit or crochet Articles of apparel, accessories, not knit or crochet Other made textile articles, sets, worn clothing etc
63
22
11
4/16/2013
Keterangan: Xik = nilai ekspor komoditas k dari negara i Xi = nilai ekspor total (produk k dan lainnya) dari negara i Xjk = nilai ekspor komoditas k dunia Xj = nilai ekspor total dunia j Jika nilai nilai RCA suatu negara untuk komoditas tertentu adalah lebih besar dari satu (1), maka negara bersangkutan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata negara lain untuk komoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu (1), berarti keunggulan komparatif untuk komoditis tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata negara lain. Semakin besar nilai indeks, semakin tinggi pula tingkat keunggulan komparatifnya.
23
12