Anda di halaman 1dari 12

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

SOLUSI KEBERLANJUTAN INDUSTRI TPT NASIONAL MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015: PELUANG DAN TANTANGAN

Seminar Tekstil 2013 Bandung, 15 April 2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Posisi Indonesia Dibanding Beberapa Eksportir Tekstil di Dunia

Pada tahun 2011, total ekspor tekstil di dunia mencapai USD 756,34 Milyar. Ekspor tekstil Indonesia pada tahun 2011 sebesar USD 13,26 Milyar atau sekitar 1,75% dari total ekspor dunia (berada di peringkat 16 berdasarkan negara pengekspor tekstil terbesar di dunia atau berada di peringkat 11, apabila Uni Eropa sebagai suatu region).
Sumber: Trademap, diolah Kemenperin (2011)

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding 20 Negara Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia
No Negara 2007 2008 2009 2010 2011 Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) 166,1 1 179,7 1 161,3 1 199,5 1 240,5 1 34,6 4 37,3 4 31,6 3 34,4 2 39,4 2 38,9 3 40,2 2 30,7 4 32,0 4 36,6 3 40,8 2 38,8 3 31,9 2 34,3 3 34,6 4 21,0 7 22,7 6 21,9 5 27,1 5 29,6 5 22,0 6 22,6 7 18,3 7 23,6 6 28,7 6 22,9 10,7 5 15 23,1 14,1 5 10 19,3 14,6 6 9 21,8 17,1 7 8 25,0 22,0 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

China Germany Italy Hong Kong, China India United States of America (USA) Turkey Bangladesh

9
10 11 12 13 14 15 17 18 19 20

Viet Nam
France Belgium Republic of Korea Netherlands Spain Pakistan Chinese Taipei United Kingdom Japan Thailand

8,6
17,9 17,0 13,3 12,9 10,2 10,7

18
8 9 10 11 16 14

10,2
18,4 18,0 13,1 14,1 11,6 10,6

17
8 9 12 11 13 16

10,4
15,1 14,6 11,4 12,2 10,9 9,6

14
8 10 12 11 13 15

13,8
15,1 14,5 13,7 13,3 10,8 11,6

11
9 10 12 13 17 14

17,3
16,5 16,2 15,7 15,7 13,9 13,6

9
10 11 12 13 14 15

16 Indonesia

9,8
11,6 11,5 8,4 7,0

17
12 13 19 21

10,1
10,9 11,0 8,7 7,2

18
15 14 19 20

9,3
9,4 9,3 7,4 6,5

18
16 17 19 20

11,2
11,3 10,1 8,6 7,8

16
15 18 19 20

13,3
12,7 11,7 9,9 8,4

16
17 18 19 20

Sumber: Trademap, diolah Kemenperin (2011)

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia (termasuk Uni Eropa)
No 2007 Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) UE (27) 189,8 1 China 166,1 2 Hong Kong, China 40,8 3 India 21,0 6 United States of 22,0 5 America Turkey 22,9 4 Bangladesh 10,7 10 Viet Nam 8,6 12 Negara 2008 2009 2010 2011 Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking Nilai Ekspor Ranking (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) (Milyar USD) 199,7 1 164,1 1 172,2 2 198,8 2 179,7 2 161,3 2 199,5 1 240,5 1 38,8 3 31,9 3 34,3 3 34,6 3 22,7 5 21,9 4 27,1 4 29,6 4 22,6 6 18,3 6 23,6 5 28,7 5 23,1 14,1 10,2 4 7 11 19,3 14,6 10,4 5 7 9 21,8 17,1 13,8 6 7 8 25,0 22,0 17,3 6 7 8

1 2 3 4 5
6 7 8

9
10

Republic of Korea
Pakistan

13,3
10,7

7
9

13,1
10,6

8
10

11,4
9,6

8
10

13,7
11,6

9
10

15,7
13,6

9
10

11 Indonesia
12 13 14 15 16 17 18 19 20 Chinese Taipei Japan Thailand Mexico Australia Cambodia Tunisia Sri Lanka Morocco

9,8
11,6 8,4 7,0 7,3 3,3 2,7 4,1 3,4 3,8

11
8 13 15 14 21 25 16 20 18

10,1
10,9 8,7 7,2 6,9 2,8 3,0 4,2 3,5 3,7

12
9 13 14 15 23 22 16 19 17

9,3
9,4 7,4 6,5 5,7 2,3 2,5 3,5 3,3 3,4

12
11 13 14 15 24 22 16 18 17

11,2
11,3 8,6 7,8 6,3 3,4 3,1 3,5 3,6 3,3

12
11 13 14 15 18 20 17 16 19

13,3
12,7 9,9 8,4 6,8 6,2 5,4 4,3 4,3 4,1

11
12 13 14 15 16 17 18 19 20

Sumber: Trademap, diolah Kemenperin (2011)

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Ekspor-Impor Tekstil 2012 dibanding 2011 (USD Milyar)


Ekspor Menurun
14,00

Impor Meningkat
6,90

13,50

6,85

13,00

5,96%

6,80

1,04%

12,50

6,75

12,00

6,70

11,50

6,65

2011

2012

2011

2012

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Kontribusi Ekspor Tekstil Terhadap Total Ekspor Produk Industri Indonesia


13,00% 12,50% 12,00% 11,50% 11,00% 10,50% 10,00% 9,50% 2007
Nilai (US$ Juta)
Ekspor Industri Ekspor Tekstil 76.430 9.790 88.352 10.116 73.436 9.245 98.015 11.206 122.189 13.234 116.145 12.446

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Negara Asal Impor Tekstil Indonesia


LAINNYA, 28.69 REP RAKYAT CINA; 29,45

THAILAND, 4.09

KOREA SELATAN, 17.06

TAIWAN; 7,87
BRASILIA; 4,45
Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

HONGKONG, 8.40

Impor tekstil Indonesia didominasi oleh produk tekstil asal China yang mencapai 29,45% dari total impor produk tekstil, kemudian Korea Selatan sekitar 17% dan Hongkong lebih dari 8%. Impor tekstil Indonesia dari ASEAN sekitar 9,57%

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

TINGGINYA JUMLAH PENDUDUK ASEAN


Negara Brunai Darussalam Burma Kamboja Laos Malaysia Jumlah Penduduk (orang) 401.890 58.840.000 13.388.910 6.477.211 27.565.821 Persentase 0,07 9,75 2,22 1,07 4,57

Indonesia menjadi

pasar terbesar di ASEAN, dengan


jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 39% dari total ASEAN

Pilipina Singapura Thailand


Vietnam

101.833.938 5.076.700 66.720.153


85.846.997

16,87 0,84 11,05


14,22

Indonesia
Total

237.556.363
603.707.983

39,35
100,00

Sumber: ASEAN Sekretariat dan Wikipedia, diolah Kemenperin(2011)

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Perdagangan Intra ASEAN Tahun 2011


Country Trade with World Exports Imports Exports Trade with ASEANN Share to World Imports Share to World

Brunei Darussalam
Cambodia

12362.3
6710.6

2460.0
6133.6

1721.1
833.7

13.92%
12.42%

1191.1
2170.1

48.42%
35.38%

Indonesia
Lao DPR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam

203496.7
1746.5 228179.1 8119.2 48042.2 409443.5 228820.7 95365.6

177435.6
2209.4 187542.8 6805.9 63079.4 365709.1 230083.6 104216.5

42098.9
959.8 56049.7 3957.4 8635.3 127544.5 72226.6 13504.8

20.69%
54.96% 24.56% 48.74% 17.97% 31.15% 31.56% 14.16%

57254.3
1570.5 52090.0 3250.3 15040.3 78126.4 39224.2 20793.2

32.27%
71.08% 27.77% 47.7% 23.61% 21.36% 17.05% 19.95%

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Negara Tujuan Ekspor Tekstil Indonesia Tahun 2012

LAINNYA; 37,66

AMERIKA SERIKAT; 32,89

JEPANG; 8,58

UNI EMIRAT ARAB; 3,29 REP RAKYAT CINA; KOREA TURKI; 4,53 3,60 SELATAN; 4,45

Amerika Serikat merupakan pangsa pasar utama produk tekstil Indonesia, disusul dengan Jepang dan Jerman. Ekspor tekstil ke ASEAN hanya sekitar 6,34%.

JERMAN; 5,00

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

10

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Pangsa Pasar Produk Garmen di Amerika

Lainnya; 22,94

China; 40,16 Italy; 2,49 India; 5,06

Indonesia; 5,78 Mexico; 6,69 Bangladesh; 9,06 Viet Nam; 7,82

Amerika Serikat merupakan pangsa pasar utama produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Namun saat ini, pasar garmen di Amerika Serikat dikuasai oleh China Bahkan, Indonesia sudah sulit bersaing dengan Bangladesh, Vietnam dan Meksiko.

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

11

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Pangsa Pasar Produk Garmen di Jepang


Indonesia; 2,05 Bangladesh; 1,69India, 1.58 Myanmar; 2,39

Italy; 3,45

Viet Nam; 8,03

China; 73,94

Jepang merupakan pangsa pasar terbesar kedua produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Saat ini, pasar garmen di Jepang juga dikuasai oleh China yang mencapai lebih dari 70% Indonesia kalah bersaing dengan Vietnam dan Myanmar.

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

12

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Pangsa Pasar Produk Garmen di Jerman


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Negara China Bangladesh Netherlands Turkey Poland Italy Romania India Viet Nam Denmark France Bulgaria United Kingdom Belgium % Penguasaan Pasar 26.35 7.04 6.43 6.35 5.71 5.22 3.54 2.94 2.79 2.74 2.60 2.24 2.19 2.13

Jerman merupakan pangsa pasar terbesar ketiga produk tekstil Indonesia, termasuk garmen. Saat ini, pasar garmen di Jerman juga dikuasai oleh China yang mencapai lebih dari 25% Indonesia hanya mampu menguasai pasar garmen Jerman sekitar 1,97%, atau hanya berada di peringkat ke15.

15

Indonesia
Lainnya

1.97
19.77

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2013)

13

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa Negara Eksportir Tekstil Utama Dunia

Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibanding produsen tekstil utama dunia untuk produk serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan (HS 54). Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih sulit bersaing dengan produsen tekstil utama dunia, kecuali untuk produk pakaian dan aksesori pakaian bukan rajutan atau kaitan (HS 62).

Berdasarkan analisis RCA pda tahun 2011, untuk 14 kelompok produk tekstil (HS 2 digit), Indonesia masih memiliki daya saing yang relatif cukup tinggi, meski masih di bawah 4 produsen tekstil utama dunia (China, Italy, Hongkong, dan India).

14

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa Eksportir Tekstil di ASEAN (ASEAN 6)
Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibanding produsen tekstil ASEAN 6 untuk produk serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan (HS 54). Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih bisa bersaing dengan produsen tekstil di ASEAN. Semakin pesatnya kemajuan industri tekstil Vietnam, menjadi ancaman yang serius untuk industri tekstil dalam negeri.

Berdasarkan analisis RCA pada tahun 2011, untuk 14 kelompok produk tekstil (HS 2 digit = TPT), Indonesia memiliki daya saing tertinggi kedua di ASEAN, di bawah Vietnam.

15

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Kinerja Logistik Indonesia


No. Negara 2007 Peringkat 2010 2012 Customs Peringkat Subindexes 2012 Infrastructure International Logistics Tracking and shipments quality and tracing competence 2 2 6 6 7 1 5 5 9 14 9 9 22 12 22 22 26 23 28 31 27 26 30 28 44 35 49 45 56 54 38 54 62 56 39 39 72 39 82 47 Timeliness

1 2 3 4 5
6 7 8 9 10

Singapura Hong Kong Jepang Korea Selatan China


Malaysia Thailand India Pilipina Vietnam

1 8 6 25 30 27 31 39 65 53

2 13 7 23 27 29 35 47 44 53

1 2 8 21 26 29 38 46 52 53

1 3 11 23 30 29 42 52 67 63

1 4 6 21 30 28 39 44 69 38

11
12 13 14

Indonesia
Kamboja Laos Burma

43
81 117 147

75
129 118 133

59
101 109 129

75
108 93 122

85
128 106 133

57
101 123 116

62
103 104 110

52
78 111 129

42
104 118 140

Sumber: The Logistics Performance Index and Its Indicators, World Bank (2012)

Kinerja logistik Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandinng tahun sebelumnya, yakni dari peringkat ke-75menjadi peringkat ke-59dari 155 negara. Infrastruktur merupakan kendala terbesar, karena mendapatkan penilaian terburuk diantara komponen penilaian lainnya untuk Indonesia. Penilaian infrastruktur yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 155 negara di dunia.
16

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil


Program ini bertujuan untuk memodernisasi permesinan ITPT yang kebanyakan telah tua, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas kualitas, termasuk kualitas lingkungan. Program restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT telah dilaksanakan sejak tahun 2007 -2011, dimana program ini terbagi dalam 2 skema yaitu: 1. Pemberian Memberikan potongan harga sebesar 10% dari nilai investasi (2007-2011). 2. Memberikan kredit dengan suku bunga rendah (7%/tahun) dengan sistim modal padanan yaitu 70% Kemenperin, 10% LPP & 20% dunia usaha dengan masa pinjaman maks 5 tahun dengan nilai kredit Rp. 100 juta s/d Rp. 5 M/perusahaan/Tahun Anggaran (2007-2009)

17

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Tahun 2007-2011
Investasi Rp 7,87 Triliun

Anggaran : Rp 1,101 Triliun Penyerapan : Rp 781,216 Miliar Peserta : 322 Perusahaan

Penyerapan Tenaga Kerja 61.000 Orang Peningkatan Produksi 15 % - 28 % Penurunan Konsumsi Energi 10% - 22%

Peningkatan Produktivitas 7% - 17%


18

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
1. Pengembangan Teknologi Produksi ITPT melalui kerjasama dengan negara berteknologi maju, sebagaimana telah diimplementasikan dalam pilot project NEDO di bidang dyeing & finishing yang hemat energi (52%), air (38%) dan bahan kimia (20-25%) di PT. Daliatex Bandung 2. Audit teknologi untuk beberapa industri tahun 2009-2010 atas bantuan NEDO 3. Memfasilitasi industri TPT untuk memperoleh fasilitas BMDTP bagi importasi bahan baku/bahan penolong yang belum diproduksi di dalam negeri, (2009-sekarang) polipropilene untuk industri karpet) 4. Mengembangkan standard produk tekstil (SNI) untuk mendorong pencapaian tingkat mutu yang unggul serta keamanan dan keselamatan, serta pengembangan standard kompetensi tenaga kerja industri tekstil (SKKNI) 5. Mengembangkan lembaga penelitian yang kegiatannya sinergi dengan kebutuhan ITPT serta pendirian pusat-pusat pelatihan operator garmen, seperti di Semarang, Jakarta dan lainnya.
19

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
6. Mengembangkan lembaga pendidikan Tekstil yang mampu menghasilkan tamatan yang memenuhi harapan dunia kerja 7. Mengkolaborasikan antara Produsen Tekstil dengan para Designer dalam rangka meningkatkan daya saing produk TPT Nasional baik di pasar dalam negeri maupun ekspor 8. Pelaksanaan Program Audit Energi dan Bimbingan Konservasi Energi (tahun 2006-tahun 2009) 9. Promosi produk TPT melalui Pameran baik di dalam maupun di luar Negeri 10. Pengembangan Industri TPT melalui Pendekatan Klaster dengan meningkatkan kerjasama antara industri hulu, industri antara dan industri hilir untuk memperpanjang rantai nilai dalam rangka meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan membentuk forum-forum, working group dan pertemuan antar anggota klaster 11. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam rangka menyelesaikan masalah yang menghambat pengembangan klaster ITPT (misal: masalah banjir, sarana jalan, transportasi, perizinan dll.
20

10

4/16/2013

Badan PengkajianKebijakan, Iklim dan MutuIndustri (BPKIMI) Lt. 19 Gedung KementerianPerindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 www.kemenperin.go.id

Negara Industri Tangguh Dunia Tahun 2025

TERIMA KASIH
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Keterangan HS
HS Keterangan 50 Sutra Silk Wol, buluhewanhalus ataukasar; benang bulukuda dankain 51 Wool, animal hair, horsehair yarn and fabric thereof tenunan 52 Kapas Cotton Serat tekstil nabati lainnya; benang kertas dan kaintenunan 53 Vegetable textile fibres nes, paper yarn, woven fabric dari benang kertas 54 Filamen buatan; strip dansejenisnya dari bahantekstil buatan Manmade filaments 55 Serat stapel buatan Manmade staple fibres Gumpalan, kainkempa danbukan tenunan; benang khusus; 56 benang pintal, tali, tambang dan kabel serta barang Wadding, felt, nonwovens, yarns, twine, cordage, etc daripadanya 57 Karpet dan tekstil penutup lantai lainnya Carpets and other textile floor coverings Kain tenunan khusus; kain tekstilberjumbai; renda; permadani 58 Special woven or tufted fabric, lace, tapestry etc dinding; hiasan; sulaman 59 60 61 62 Kain tekstil diresapi, dilapisi, ditutupi atau dilaminasi; barang tekstil dari jenis yang cocok untuk keperluanindustry Kain rajutan atau kain kaitan Pakaian dan aksesori pakaian, barang rajutan atau kaitan Pakaian dan aksesori pakaian, bukan rajutan atau kaitan Barang tekstil sudah jadi lainnya; set; pakaianbekas dan barang tekstil bekas; gombal Impregnated, coated or laminated textile fabric Knitted or crocheted fabric Articles of apparel, accessories, knit or crochet Articles of apparel, accessories, not knit or crochet Other made textile articles, sets, worn clothing etc

63

22

11

4/16/2013

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)


Analisis RCA adalah indikator yang bisa menunjukkan perubahan keunggulan komparatif atau perubahan tingkat daya saing industri komoditi suatu negara relatif daya saing dunia. Indeks RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dan impor dari suatu negara dalam suatu komoditas terhadap daya saing komoditi yang sama secara global. Secara matematis, Indeks RCA dapat dirumuskan sebagai berikut:
X ik RCA Xk Xi X

Keterangan: Xik = nilai ekspor komoditas k dari negara i Xi = nilai ekspor total (produk k dan lainnya) dari negara i Xjk = nilai ekspor komoditas k dunia Xj = nilai ekspor total dunia j Jika nilai nilai RCA suatu negara untuk komoditas tertentu adalah lebih besar dari satu (1), maka negara bersangkutan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata negara lain untuk komoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu (1), berarti keunggulan komparatif untuk komoditis tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata negara lain. Semakin besar nilai indeks, semakin tinggi pula tingkat keunggulan komparatifnya.

23

12

Anda mungkin juga menyukai