Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 2 Kesehatan Mental Dosen Pengampu : Ibu Winny Puspasari

Oleh : Eka Yunita Fitriyani 17511960 PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kesehatan Mental ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya sebagai penulis makalah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini masih banyak memiliki kesalahan dan kekurangan. Demi perbaikan dan penyusunan yang lebih tepat kedepannya, kritik dan saran akan saya terima dengan lapang dada dan ikhlas. Pada akhirnya semoga sumbang fikir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua. Amin. Wasslamualaikum Wr. Wb

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... B. Identifikasi Masalah ............................................................ C. Pembatasan Masalah .......................................................... D. Perumusan Masalah ............................................................. E. Tujuan dan Manfaat............................................................. 1 2 2 2 2 i ii

BAB II

PEMBAHASAN A. Mazhab-mazhab .................................................................. Behaviorisme .......................................................... Psikoanalisis ............................................................ Humanistik ............................................................. 3 4 5 5 6 6 9

B. Teori-teori dari beberapa tokoh........................................... Erich Fromm ............................................................ Abraham Maslow .....................................................

Carl Rogers ............................................................. 11

BAB III

PENUTUP Kesimpulan .......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi merupakan salah satu ilmu yang penting dalam mempelajari perilaku manusia serta kepribadian seseorang, psikologi lebih fokus dalam mempelajari keadaan jiwa. Perilaku meliputi sesuatu yang dilakukan oleh manusia, hewan yang dapat diamati dalam beberapa cara. Untuk mengetahui mengenai perilaku dengan melalui melihat, mendengar, mencatat apa yang dilakukan dan dibicarakan. Dengan mempelajari psikologi kita mampu memprediksikan dan

memproyeksikan sesuatu keadaan diri sendiri dan keadaan orang lain untuk dapat melakukan keseimbangan diri/jiwa sehingga kita mampu menempatkan diri secara psikis dimana pun berada. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhankebutuhan tersebut, perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan cara irasional.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat di identifikasi yaitu : a. Bagaimana setiap aliran psikologi memiliki ciri masing-masing ? b. Bagaimana para ahli memandang mengenai perkembangan kepribadian berdasarkan teorinya masing-masing ? c. Bagaimana mengaplikasikan dari setiap teori yang ada ?

C. Pembatasan Masalah a. Teori mengenai kepribadian yang terkait dengan kesehatan mental. b. Perkembangan kepribadian sesuai yang dikemukakan oleh tokoh dari psikologi kepribadian.

D. Perumusan Masalah Bagaimana setiap aliran memiliki cara pandang yang berbeda untuk mendeskripsikan setiap pribadi masing-masing individu. Dengan pedoman pada teori yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh kepribadian.

E. Tujuan dan Manfaat Untuk lebih mendalami keadaan seseorang, dan memberikan penjelasan tentang konsep kesehatan terhadap kepribadian. Memberikan gambaran mengenai kepribadian seseorang berdasarkan fenomena yang terjadi.

BAB II PEMBAHASAN A. Mazhab-Mazhab Sebelum kita membahas mengenai teori dari beberapa tokoh, disini kita bahas terlebih dahulu mengenai mazhab-mazhab yaitu : Aliran Behaviorisme Sekolah ini diprakarsai oleh John B. Watson (1879-1958) yang lama di universitas Johns Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diobservasi (atau yang secara potensial dapat diobservasi). Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting : Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan perilaku-perilaku bawaan. Ciri ketiga dari behaviorisme difokuskan pada perilaku binatang. Menurut Watson tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang dan bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Aktifitas psikis merupakan rangkaian refleks-refleks BEHAVIORISME TOKOH KONSEP Tingkah laku adalah rangkaian refleks berkondisi, I.P. Pavlov artinya refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisi. W. Mc Dougall J.B. Watson 7 kriteria yang dinamakan perilaku. Pentingnya mempelajari psikologi dengan metode

obyektif.

Pentingnya

pendidikan

dalam

perkembangan tingkah laku, dalam psikoterapi menggunakan teknik conditioning Tingkah laku mempunyai tujuan manusia dinamis E.B. Holt karena tujuan tingkah laku manusia berubah-ubah dari waktu ke waktu. E.C. Tolman Tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahuluinya. Tingkah laku (respon) sebagai reaksi terhadap stimulus (S-R).

B.F. Skinner

Aliran Psikoanalisis Psikoanalisis bukanlah sekolah psikologi, tapi punya dampak yang besar dalam pemikiran dan teori dari banyak ahli psikologi. Psikoanalisis ditemukan di Vienna, Austria, oleh psikiatris Sigmund freud (1856-1938). Freud mengembangkan suatu teori perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. Titik penting dari keinginan dan dorongan ini menurut teori psikoanalisa adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual, dengan kata lain mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah motivasi yang tidak disadari (unconscious motivation) menguraikan ide kunci psikoanalisa. Memandang manusia dari kumpulan Naluri PSIKOANALISA TOKOH F.A. Masmer KONSEP Teknik hipotesis (mesmerisme) sebagai teknik penyembuhan. Curretif power of magnetic iron (dalam dirinya terdapat daya penyembuhan magnetis).

J.M. Charcot

Teknik hipnose dan sugesti untuk menyembuhkan psikoneurosis. pasien-pasien

Pierre Janet

Teori strata kepribadian kecenderungan tersusun secara hirarchis, memiliki sumber fisiologis, psikis dan keturunan adalah tingkah laku.

Sigmund Freud

Skema gunung Es : Consciousness, preconsciousness dan uncounsciousnes.

C.G, Jung

Teori tipologi kepribadian berdasarkan fungsi, reaksi terhadap lingkungan.

Alfred Adler

Watak

seseorang

ditentukan

oleh

hubungannya dengan masyarakat. G.S. Hall Teori evolusi adalah perkembangan jiwa manusia secara perorangan yaitu miniature dari perkembangan jiwa

manusia sebagai makhluk. Gustave Le Bon Tingkah laku kelompok dengan teoriteori ketidaksadaran, dorongan-

dorongan irrasional.

Aliran Humanistik Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi humanistic. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan cirri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Maslow mengemukakan teorinya

tentang hirarki kebutuhan manusia, bahwa manusia akan mengalami tahapantahapan kebutuhan yang dilalui sesuai dengan keadaan dirinya. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu : Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia. Memberi tekanan pada kualitas-kulitas yang khas manusia, seperti kreatifitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Memandang manusia sebagai manusia sendiri yang mengalami dan menghayati HUMANISTIK TOKOH A.H. Maslow Carl R Rogers KONSEP Hirarkhi Kebutuhan Psikoterapi Non Direktif

B. Teori-Teori dari Beberapa Tokoh Erich Fromm 1. Manusia telah kehilangan koneksinya dengan alam dan manusia lainnya, perpisahan dengan alam terlihat dari : Kecemasan dasar yang ditandai dengan kesepian dan isolasi Harga dan kebebasan telah melebihi manfaat yang diberikan.

2. Konsep dasar fromm : Kepribadian hanya dapat dipahami dalam konsep budaya Manusia telah dibuang dari persatuan prasejarah dari alam

Dilema manusia, manusia telah memperoleh kemampuan untuk berpikir tentang kondisi mereka yang terisolasi. 3 dikotomi mendasar : Hidup dan mati Realisasi diri yang lengkap dan focus bahwa manusia tidak dapat meraih tujuannya karena hidup terlalu singkat. Manusia pada akhirnya hanya sendiri, namun manusia tidak bisa menerima pengucilan/isolasi.

3. Kebutuhan-kebutuhan Manusia Keterhubungan Dorongan untuk bersatu dengan orang lain, 3 cara dasar untuk keterhubungan dengan manusia : Kepasrahan Kekuasaan Cinta Keunggulan Dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan kebutuhan menuju alam penuh makna dan kebebasan. Manusia menggunakan malignant aggression (agresi keji) sebagai alasan untuk membunuh selain untuk mempertahankan diri. Keberakaran Kebutuhan untuk berakar atau untuk merasa pulang kembali ke dunia Dapat dicari lewat fiksasi. Kepekaan akan identitas Kapasitas manusia untuk menyadari dirinya sebagai wujud yang terpisah Kerangka orientasi Terpisah dari alam membuat manusia membutuhkan peta untuk mencari jalannya dalam dunia

Komponen positif (+) dan komponen negative (-) Positif (+) Cinta Hal-hal kreatif Keutuhan Individualitas Tujuan rasional Negative (-) Kepasrahan/dominasi Hal-hal destruktif Fiksasi Penyesuaian kelompok Tujuan irasional

Beban kebebasan Manusia berusaha untuk lari dari kebebasan dengan berbagai cara Mekanisme pelarian : Authoritarism Kecenderungan Desdructiveness Mencari jalan kebebasan dengan cara menghilangkan orang lain demi mendapat kekuasaan yang hilang. Conformity Mengikuti norma yang ada dalam kelompok, dapat merubah dirinya. untuk menyerahkan kemandirian untuk

menjadi satu dengan dunia.

Kebebasan positif Ekspresi lengkap dan spontan dari potensi rasional dan emosional Tercapai bila seseorang menjadi satu dengan yang lain dan dunia.

Contoh Kasus : Dani merupakan salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta, dia merupakan pendatang dari desa, dia lulusan dari salah satu SMA yang terdapat di desa terpencil, yang masih sulit untuk di akses. Dia merasa dirinya paling bodoh, paling kuper dan paling gaptek karena kurangnya pengetahuan yang kemudian dirinya merasa terisolasi oleh lingkungannya. Kemudian dia berusaha untuk dapat kembali dengan

kelompoknya, lingkungannya dan mencoba untuk mencari kebebasan dari kekuasaan yang telah hilang.

Abraham Maslow Teori kepribadian maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama, Maslow (1970) mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi (holistic approach to motivation). Yaitu, keseluruhan dari seseorang bukan hanya pada satu bagian atau fungsi termotivasi. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex) yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Ketiga, bahwa orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan (people are continually motivated one need or another) artinya, ketika sebuah kebutuhan terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut berkurang kekuatan untuk memotivasinya dan digantikan oleh kebutuhan lain. Keempat, semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama (all people everywhere are motivated by the same basic needs) artinya, bagaimana cara orang-orang di kultur yang berbeda-beda memperoleh makanan, membangun tempat tinggal, mengekspresikan pertemanan. Kelima, motivasi adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hirarkhi (needs can be arranged on a hierarchy). Hierarki Kebutuhan : Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan paling dasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologis, termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar dari semua kebutuhan. Kebutuhan akan Keamanan Yang termasuk di dalamnya adalah fisik, stabilitas, ketergantungan perlindunagn, mengancam, dan seperti kebebasan perang, dari kekuatan-kekuatan rasa takut, yang

terorisme,

penyakit,

kecemasan, bahaya, kerusuhan, bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman dan keteraturan juga termasuk bagian dari kebutuhan akan keamanan. Cinta dan Keberadaan Keinginan untuk berteman, memiliki pasangan dan memiliki anak, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakar atau Negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow 1970). Penghargaan Mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow

mengidentifikasikan dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan reputasi dan harga diri. Reputasi, adalah persepsi akan gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang. Harga diri, didasari oleh lebih dari sekedar reputasi maupun gengsi. Aktualisasi Diri Mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Maslow, 1970). Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. Contoh Kasus : Putri adalah seorang anak dari keluarga yang kurang harmonis, orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk disekolah dasar, dia merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Ibunya menikah lagi dan begitupun dengan ayahnya menikah lagi, kakak yang pertama telah memiliki keluarga dan kakak kedua

telah bekerja dan jarang pulang. Putri tinggal hanya dengan neneknya, sesekali ibunya datang sekedar melihat pertumbuhan anak bungsunya, tidak terkecuali dengan ayahnya yang juga sering menemuinya di saat putri libur sekolah, namun bagi putri kedatangan orang tuanya tidak akan merubah keadaan yang putri alami sekarang, dia merasa tidak memiliki orang tua, hidupnya hanya bersama dengan nenek yang sudah tua, jarang sekali putrid mendapat perhatian apalagi orang tuanya telah memiliki keluarga masingmasing yang menurutnya orang tuanya lebih memilih keluarga barunya dibanding kembali pada putri. Putri tumbuh menjadi gadis yang nakal, tingkahnya seperti laki-laki, badanya sangat tidak terurus, sekolahnya pun terbengkalai karena kurangnya perhatian, kasih sayang dan dukungan materi dari orang tuanya. Konsep teori Maslow dilihat dari contoh diatas adalah, sangat berkaitan dengan hierarki kebutuhan yaitu ketika putri hanya tinggal dengan neneknya yang mungkin kesehatannya kurang diperhatikan, hingga menjadi kurus dan ketika putri mengetahui orang tuanya bercerai dan menikah lagi disitu kurangnya kasih sayang orang tua dan keberadaanya sebagai seorang anak dan penghargaan dari lingkungan yang sangat kurang karena keadaan yang membuatnya putus sekolah dan kemudian menjadi pribadi yang nakal yang kemudian orang tidak menghargainya dan dia tidak mampu

mengaktualisasikan dirinya.

Carl Rogers Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana aku merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan apa dan siapa aku sebenarnya dan apa yang seharusnya saya perbuat. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan

konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu: Incongruence Incongruence adalah ketidak cocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Congruence Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati. Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan

tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus. Contoh kasus : Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restoran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah

layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya. Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

BAB III KESIMPULAN

Sebagai organisme yang hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mendorong semua organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia. Setiap masing-masing aliran memiliki cara pandang yang berbeda-beda namun sebenarnya setiap dimensi memiliki tujuan yang sama hanya saja dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa tokoh mengenai gambaran perkembangan kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda dari setiap masing-masing tokoh, namun tujuan dan maksudnya adalah sama yaitu perkembangan dari usia 0-dewasa bahkan menuju kematian yaitu menggambarkan bagaimana kondisi dari kepribadian masing-masing individu yang memiliki karakteristik yang relatif berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Feist, J & Feist G. (2010). Teori Kepribadian. Edisi 7 buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

Iska, Zikri Neni. (2008). Psikologi : pengantar pemahaman diri dan lingkungan. Jakarta : Kizi Brothers Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma Riyanti, B.P Dwi,dkk. (1996). Spikologi umum 1. Jakarta : Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai