Anda di halaman 1dari 31

BLOK 6 NEUROSCIENCE-1

SERING LUPA
Tutor: Dr.Melda.Suryana

Nama: Michaela Vania Tanujaya NIM: 10.2010.175 Kelompok: B1 Email: Michaela_Tan@windowslive.com

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain adalah sistem endokrin. Secara umum, sistem saraf mengkoordinasikan respons-respons cepat, sementara sistem saraf endokrin mengatur aktifitas yang lebih memerlukan durasi dari pada kecepatan. Sistem saraf terdiri dari susunan / sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi aferen) SSP. Terdapat tiga kelas neuron: neuronneuron aferen, neuron aferen, dan antar neuron. Yang membentuk sel dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP mengenai kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron aferen membawa intruksi dari SSP ke organ efektor , yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi aferen dan memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan dengan pikiran. Terdapat 2 jenis ingatan: Ingatan jangka pendek dengan kapasitas terbatas dan retensi yang singkat, yang dikode,paling tidak sebagian oleh modifikasi sementara pengeluaran neurotransmiter. Ingatan jangka panjang dengan kapasitas yang besar dan memiliki jejak-jejak ingatan yang tahan lama. Ingatan ini diperkirakan melibatkan perubahan struktural atau fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada.1

ISI STRUKTUR OTAK Daerah otak yang berperan dalam memori (ingatan) adalah Lobus temporalis, korteks prafrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebellum.1 I. LOBUS TEMPORALIS Bagian lobus temporalis dari hemispherium cerebri terletak di bawah fissura lateralis cerebri (sylvii) dan berjalan ke belakang sampai fissura parieto-occipitalis. Sulcus temporalis superior berjalan sepanjang lobus temporalis sejajar dengan fissura lateralis cerebri. Sulcus temporalis medialis terletak di bawah sejajar dengan sulcus

temporalis superior, sedikit di bawahnya. Gyrus temporalis medius terdapat diantara sulcus temporalis superior dan medius.Gyrus temporalis inferior berada dibawah sulcus temporalis medius dan berjalan menuju ke posterior untuk berhubungan dengan gyrus occipitalis inferior. Gyrus temporalis tranversalis (gyrus Heschl) menempati bagian posterior dari bagian temporalis superior (batas inferior fissura lateralis cerebri). Sulcus temporalis inferior berjalan sepanjang permukaan inferior lobus temporalis, dari polus temporalis di sebelah depan sampai pada polus occipital di belakang. Gyrus fusiformis atau occipitotemporalis berada di sebelah medial dan gyrus temporalis inferior disebelah lateral terhadap sulcus temporalis inferior. Fissura hippocampalis berjalan di sepanjang permukaan inferomedial lobus temporalis, dari daerah splenium corpus callosum sampai pada uncus. Gyrus parahippocampalis terletak di antara fissura hippocampalis dan bagian anterior fissura collateralis. Bagian anteriornya melengkung berbentuk kaitan dan dikenal sebagai uncus.2-3

Gambar 1. Hemisferium cerebri sinistra, pandangan lateral

Gambar 2. Hemisferium cerebri dextra, pandangan medial

II.

KORTEKS PRAFRONTALIS Korteks prefrontal (PFC) adalah bagian anterior dari lobus frontalis dalam otak, terletak di depan daerah motor dan premotor. Orbitofrontal cortex (OFC) : OFC termasuk bagian dari prefrontal cortex yang menerima proyeksi dari magnocellular, nukleus medial (tengah tengah) dari mediodorsal thalamus. OFC merupakan bagian yang berperan pada proses kogntif decision-making dengan peran alaminya sebagai pengekalkulasi untung-rugi dari suatu tindakan berdasarkan konstruk konstruk dari reward dan punishment yang sudah dapat dipelajari.

Gambar 3. Orbitofrontal cortex Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) : Korteks prefrontal dorsolateral penting untuk "kognitif" dan fungsi eksekutif seperti working memory,pembentukan niat tindakan yang goal-directed, penalaran abstrak, dan pengendalian attensi (perhatian). Selain itu, daerah ini otak diyakini penting untuk pengaturan mempengaruhi negatif. Penting untuk penilaian kembali dan penekanan dari pengaruh perasaan negatif. Perannya dalam pengendalian bukan hanya pada perasaan negatif, melainkan hingga pada pengendalian diri, dimana pada akhirnya berperan besar dalam proses pengambilan keputusan.

Gambar 4. Dorsolateral prefrontal cortex Ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC) Ventrolateral PFC (VLPFC) diduga terlibat dalam tugas-tugas yang relative sederhana, seperti pemeliharaan informasi jangka pendek yang sementara tidak dapat dilakukan dalam working memory (misalnya, mengingat nomor telepon yang baru saja dikatakan sebelum diketik pada telepon).2

Gambar 5, ventrolateral prefrontal cortex

III.

KORTEKS SEREBRUM

Gambar 6. Struktur otak

Komponen Otak Korteks serebrum

Fungsi Utama 1. Persepsi sensorik 2. Kontrol gerak volunter 3. Bahasa 4. Sifat pribadi 5. Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan, kreativitas, dan kesadaran diri.

Nukleus basalis (lateral terhadap hipotalamus)

1. Inhibisi tonus otot 2. Koordinasi gerakan yang lambat dan menetap 3. Penekanan pola-pola gerakan yang tidak berguna.

Thalamus

1. Stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps 2. Kesadaran kasar terhadap sensasi 3. Beberapa tingkat kesadaran 4. Berperan dalam kontrol motorik

Hipothalamus

1. Mengatur banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan makanan

2. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin 3. Sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar Serebellum 1. Memelihara keseimbangan 2. Peningkatan tonus otot 3. Koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yang terlatih Batang otak (otak tengah, pons, dan medula) 1. Asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer 2. Pusat pengaturan kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan 3. Pengaturan refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur 4. Penerimaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda spinali; keadaan terjaga dan mengakifkan korteks serebrum 5. Pusat tidur Tabel 1. Fungsi komponen komponen utama otak 1-3

IV.

SISTEM LIMBIK(RHINENCEPHALON) Rhinencephalon, yang secara phylogenetika merupakan bagian tua dari hemispherium cerebri, mencakup bagian-bagian yang berhubungan dengan persepsi sensasi olfaktorius. Bulbus olfaktorius, suatu bangunan berbentuk oval, terletak pada lamina cribriformis os etmoidales dan menerima serabut-serabut saraf olfaktorius yang berjalan ke bawah, melalui lamina cribriformis, dari zona olfaktorius dalam cavum nasi. Tractus olfaktorius terletak di dalam sulcus olfaktorius pada pars orbitalis lobus frontalis. Ke arah posterior, tractus ini terbagi menjadi stria olfaktorius lateralis, yang berjalan ke lateral, lalu ke medial memasuki uncus, dan stria olfactorius medialis, yang berjalan ke medial atas menuju gyrus subcallosum di dekat permukaan inferior

corpus callosum. Trigonum olfaktorius merupakan organ kecil berbentuk segitiga dan terdapat di antara stria olfaktorius medialis dan lateralis. Tepat di depan substansia perforata anterior. Substansia perforata anterior, suatu daerah substansia grisea yang melekuk, meluas dari striaolfaktorius ke tractus opticus. Area piriformis meliputi bagian anterior gyrus parahippocampalis, uncus, dan gyrus olfaktorius lateralis.

Gambar 7. Sistem limbik Gyrus paraternalis merupakan bagian substansia grisea yang menutupi permukaan inferior dari rostrum corpus callosum dan lanjut sebagai gyrus supracallosum kira-kira pada genu corpus callosum. Gyrus supracallosum (indusium griseum) adalah lapisan substansia grisea yang tipis dan melebar dari gyrus subcallosum menutupi permukaan atas corpus callosum. Striae longitudinalis medialis dan lateralis merupakan seratserat longitudinal yang halus dan berjalan sepanjang permukaan atas corpus callosum. Corpus paraterminalis atau area septalis merupakan daerah segitiga dari cortex yang terletak tepat di sebelah anterior lamina terminalis. Fornix merupakan kumpulan serabut putih dan melengkung, berjalan dari hippocampus. Alveus adalah lapisan putih pada permukaan ventricular hippocampus yang mengandung serabut-serabut dari fascia dentatus dan hippocampus. Dari alveus, serabut-serabut menuju ke sisi medial hippocampus dan membentuk fimbria, suatu pita pipi yang terdiri atas serabut-serabut putih yang berjalan dibawah splenium corpus callosum dan melengkung ke depan di atas thalamus membentuk crus dari fornix. Commisura hippocampalis atau commisura fornicis, merupakan sekumpulan serabut tranversal yang menghubungkan kedua crura fornices. Kedua crura tersebut

terletak di dekat permukaan bawah corpus callosum dan bersatu disebelah anterior membentuk corpus fornicis. Kedua collum fornices melengkung ke arah inferior dan posterior, berjalan dari corpus fornicis memasuki bagian anterior dari dinding lateral dari ventriculus ketiga (ventriculus tertius) dan berakhir pada corpus mamilaris hipothalamus. Commisura anterior merupakan sebuah pita terdiri dari serabut-serabut putih yang menyilang garis tengah untuk mempersatukan kedua hemispherium cerebri. Kedua commisura ini diperkirakan terdiri atas dua bagian; bagian rostal yang menyatukan kedua bulbus olfaktorius dan bagian lainnya yang menghubungkan daerah piriformis kedua hemispher cerebri. Septum pellucidum, suatu bangunan berdinding tipis yang memisahkan ventriculus lateralis, terdapat di antara fornix dan corpus callosum. Bagian ini tersusun dari dua helai jaringan ventrikel yang tipis, yang kadang-kadang dipisahkan oleh suatu ruangan yaitu rongga septum pellucidum (cavum septi pellucidi).2-3

V.

SEREBELLUM Permukaan: permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan alur, yang memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas oleh beberapa fissura yang dalam yang membagi cerebellum menjadi beberapa lobus. Sejumlah besar sulcus yang lebih dangkal pada masing-masing lobus memisahkan setiap folia yang satu dengan yang lain.

Gambar 8. cerebellum Lobus: cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak berpasangan yaitu vermis; ada 2 massa lateral yang besar, yaitu hemispherium

cerebelli. Lobus flocculonodularis mencakup nodulus vermis posterior serta flocculi yang melekat padanya, dan kadang-kadang disebut sebagai archicerebellum. tubuh cerebellum, atau corpus cerebelli, terletak disebelah anterior lobus flocculonodularis dan dipisahkan dari lobus tersebut oleh fissura posterolateralis. Corpus cerebelli dapat dibagi lagi menjadi lobus anterior dan lobus posterior, yang dipisahkan oleh suatu fissura paling dalam, yaitu fissura prima. Lobus anterior, yang terdiri atas lingula, lobus centralis, dan culmen monticuli, merupakan paleocerebellum. Lobus posterior membentuk bagian cerebellum yang besar. Bagian ini dianggap sebagai neocerebellum. Neocerebellum meliputi lobus medialis, yang tersusun dari tuber dan folium vermis; serta lobulus ansiformis yang mencakup sisanya dari hemispherium cerebellum dan tonsil. Struktur interna: struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan cortex dan massa interna substansia alba yang didalamnya terdapat sekelompok nucleus. Nucleus dentatus berada agak medial terhadap pusat substansia alba dari masingmasing hemispherium cerebellum. Nucleus ini merupakan lamina yang bergerigi, seperti kantong dengan sebua hilus yang terbuka, disebelah anteromedial. Nucleus dentatus menerima serabut-serabut dari bagian neocerebellum lobus posterior dan sebagian lagi dari lobus anterior. Ia mengirimkan serabut-serabutnya melalui pedunculus cerebellaris superior ke nucleus ruber dan nucleus ventrolateralis thalami. Nucleus emboliformis merupakan massa yang memanjang dan berada tepat disebelah anteromedial terhadap hilus dari nucleus dentatus. Nucleus emboliformis ini menerima serabut-serabut dari paleocerebellum dan mengirimkan serabut-serabutnya ke nucleus ruber melalui pedunculus cerebellaris superior. Nucleus globosus tersusun dari kelompok-kelompok kecil sel di antara nuclei emboliformis dan fastigius. Hubungannya sama seperti hubungan nucleus emboliformis, dan kedua nuclei ini bersama-sama disebut nucleus interpositus. Nucleus fastigius terletak dekat dengan garis tengah tepat diatas atap ventriculus quartus pada bagian anterior vermis. Nucleus vastigius lebih besar dari pada nuclei globosus atau emboliformis. Ia menerima serabut-serabut dari lobus flocculonodularis dan mengirimkan serabut-serabutnya ke nuclei vestibularis dan reticularis melalui fasciculus uncinatus (berkas seperti kaitan dari Russell).2-3

STRUKTUR SARAF OTAK ( NERVUS CRANIAL)

Gambar 9. Nervus-nervus cranial A. Nervus Cranialis I (N.Olfaktorius): Istilah ini umumnya ditunjukan kepada tractus olfactorius, yang muncul dari bulbus olfaktorius pada bagian ventral lobus frontalis dan dilanjutkan ke posterior untuk berakhir tepat di sebelah lateral chiasma opticum, tepat dimana jaras serabut tersebut menembus cerebrum. B. Nervus Cranialis II (N.Opticus): Nervus opticus berisi serabut-serabut saraf yang timbul dari permukaan dalam retina dan diteruskan ke posterior memasuki rongga cranium melalui foramen opticum. Sebagian serabutnya menyilang ke sisi yang lain melalui chiasma opticum. C. Nervus Cranialis III (N.oculomotorius): Nervus oculomotorius meninggalkan otak pada sisi medial pedunculus cerebri dimana serabut saraf ini terletak disebelah posterior arteri cerebri posterior, disebelah anterior arteri cerebellaris superior dan di sebelah lateral arteri basilaris. Kemudian nervus oculomotorius berjalan ke anterior, disebelah lateral arteri carotis interna, dalam sinus cavernosus, dan meninggalkan rongga tengkorak melalui fissura orbitalis superior. D. Nervus Cranialis IV (N. Trochlearis): Nervus trochlearis mempunyai tempat asal superficial pada permukaan dorsal batang otak, lalu melengkung ke ventral di antara arteri cerebri posterior dan arteri cerebellaris superior (di sebelah lateral nervus occulomotorius). Nervus ini terus berjalan ke anterior di dalam dinding lateral sinus cavernosus, di antara nervus

oculomotorius dan cbanag opthalamica nervus trigeminus dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior. E. Nervus Cranialis V (N.Trigeminus): Nervus trigeminus berisi radix sensorik yang besar dan radix motorik yang lebih kecil. Bagian sensorik, atau bagian utamanya timbul dari sel-sel pada ganglion semilunaris (gasseri) yang besar di bagian lateral sinus cavernosus, berjalan ke posterior di antara sinus petrosus superior dan tentorium, serta menembus pedunculus cerebellaris medius untuk memasuki pons. Serabut-serabut bagian opthalmica masuk ke dalam tengkorak melalui fissura orbitalis superior. Serabut-serabut sensorik bagian mandibularis bersatu dengan bagian motorik atau masticator ( yang meninggalkan pons di sebalah ventromedial sensory rootlets), dan meninggalkan rongga cranium melalui foramen ovale. F. Nervus Cranialis VI (N.Abduscens): Nervus abduscens keluar dari permukaan ventral batang otak di dalam alur antara pyramis medulla dan ujung caudal pons, serta kemudian berjalan sepanjang sinus cavernosus untuk keluar dari rongga cranium melalui fissura orbitalis superior. G. Nervus Cranialis VII (N.Facialis): Radix motorik nervus facialis muncul dari batas posterior pons tepat disebelah lateral oliva inferior sepanjang sisi medial sudut cerebellopontinus dan meninggalkan cranium melalui meatus acousticus internus. Radix sensorik berasal dari sel-sel pada ganglion geniculatum dan berjalan sepanjang meatus acousticus internus untuk menembus medulla oblongata melalui bagian yang berada di sebelah dorsal (nervus dari wrisberg). H. Nervus Cranialis VIII (N.Acousticus): nervus acousticus, atau statoacousticus, memasuki rongga cranium melalui meatus acousticus internus dan masuk ke dalam batang otak di belakang tepi posterior pedunculus cerebellaris medius. Bagian vestibular timbul dari sel-sel dalam ganglion vestibularis (ganglion dari scarpa) yang terletak di dalam bagian dorsal meatus auditorius internus. Bagian cochlear timbul dari gangliom spiralis. I. Nervus Cranialis IX (N.Glossopharyngeus): Nervus glossopharyngeus berisi serabut-serabut saraf sensorik yang berasal dari selsel dalam ganglion superior dan petrosus, lalu berjalan melewati foramen jugulare dan memasuki medula oblogata pada sisi lateral oliva inferior tepat di belakang nervus facialis. Bagian motorik muncul pada nucleus ambiguus dan meninggalkan lateral

medula oblongata untuk bersatu dengan bagian sensorik saraf glossopharyngeus tersebut. J. Nervus Cranial X (N.Vagus): Nervus vagus berisi serabut-serabut afferent yang berasal dari sel-sel dalam ganglion jugularis dan ganglion nodosum tepat di bawah foramen jugulare, dan berjalan melewati foramen jugulare untuk memasuki medulla tepat di belakang nervus glossopharyngeus. Serabut-serabut motoriknya mninggalkan medulla oblongata dan bersatu dengan bagian sensorik dari saraf tersebut. K. Nervus Cranial XI (N.Accessorius): Nervus accessorius timbul superficial dari suatu rangkaian filamen yang berada di belakang filamen-filamen radix nervus vagus, dari permukaan lateral medulla oblongata dan medulla spinalis cervical atas, serta meninggalkan rongga cranium melalui foramen jugulare. L. Nervus Cranial XII (N.Hypoglossus): Nervus hypoglossus berjalan dari tempat asal superficial melalui beberapa filamen di dalam sulcus ventrolateralis medulla oblongata di antara oliva inferior dan pyramis; filamen-filamen ini kemudian menyatu dan meninggalkan fossa posterior tulang tengkorak melalui canalis hypoglossus.2-3

Nomor I

Nama Olfaktori

Jenis Sensori

Fungsi Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual

II III IV

Optik Okulomotor Troklear

Sensori

Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata Motorik Menggerakkan beberapa otot mata Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses

Trigeminal

Gabungan di otak sebagai sentuhan Motorik: Menggerakkan rahang

VI

Abdusen

Motorik Abduksi mata

Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah VII Fasial Gabungan untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan VIII Vestibulokoklear Sensori Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah IX Glosofaringeal Gabungan untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam X XI XII Vagus Aksesori Hipoglosal Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

Motorik Mengendalikan pergerakan kepala Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

MIKROSKOPIS STRUKTUR OTAK KORTEKS CEREBRI Cortex cerebri secara mudah dapat dianggap terdiri atas dua tipe: allocortex dan isocortex. Allocortex ditemukan predominan pada rhinencephalon atau pada bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi pembau. Isocortex (neocortex) merupakan tipe yang lebih sering dijumpai pada sebagian besar hemispherium cerebri. Tipe ini tersusun dari enam lapisan sel yang mempunyai asal embriologi sendirisendiri di dalam massa substansia grisea yang mengelilingi ventriculus: 1. Lamina molecularis Lapisan terluar yang mengandung serabut-serabut yang datang dari dalam cortex. 2. Lamina granularis externa Lapisan yang agak padat dan tersusun dari sel-sel kecil.

3. Lamina pyramidalis externa Berisi sel-sel piramid yang kerapkali tersusun berbaris. 4. Lamina granularis interna Biasanya merupakan lapisan tipis yang mempunyai sel-sel serupa dengan sel di dalam lamina granularis externa (2). 5. Lamina ganglionaris Pada sebagian besar daerah, mengandung sel-sel piramid yang lebih besar (meskipun jumlahnya lebih sedikit) dari pada sel-sel piramid di dalam lamina pyramidalis externa (3). 6. Lamina fusiformis Tersusun dari sel-sel fusiformis yang tidak teratur dan axonnya memasuki substansia alba didekatnya.2,4

Gambar 10. 6 lapisan korteks cerebri Lapisan serabut saraf bermielin, yang terdapat di antara lapisan-lapisan cortex, memberikan gambaran garis-garis yang putih. Garis gennari di dalam area striata lobus occipitalis cukup menyolok, dapat terlihat oleh mata dan membentuk bagian

sebelah luar dari lamina granularis interna (4). Garis yang sama di tempat-tempat lain pada korteks ternyata lebih tipis dikenal sebagai garis externa dari baillarger. Garis interna dari baillarger dibentuk oleh bagian sebelah dalam dari lamina ganglionaris (5). Pembagian dan klasifikasi cortex cerebri telah diusahakan oleh banyak peneliti berdasarkan arsitektur sel (cytoarchitecture), dan kesimpulan mengenai struktur serta fungsi cortex cerebri diperoleh sebagian besar dari penyelidikan pada binatang, khususnya kera dan chimpanzee. Sistem yang paling sering dipergunakan ialah sistem dari von economo dan brodmann. Von economo membedakan 5 tipe isocortex yang utama berdasarkan ciri-ciri lapisannya. Dengan memakai angka-angka, brodmann memberikan label pada masing-masing daerah yang dianggapnya berbeda dengan yang lain. Daerah-daerah telah dipergunakan sebagai dasar referensi bagi penetapan lokalisasi proses-proses fisiologis dan patologis. Ablatio dan stimulasi, baik dengan memakai arus listrik maupun dengan berbagai bahan kimia, sudah menghasilkan penetapan lokalisasi fungsional. Berikut ini beberapa daerah yang penting: 1) Lobus frontalis: area 4 merupakan daerah motorik yang utama. Area 6 merupakan bagian sirkuit traktus extrapiramidalis. Area 8 berhubungan dengan pergerakan mata dan perubahan pupil. Area 9,10,11, dan 12 adalah asosiasi frontalis. 2) Lobus parietalis: area 3,1 dan 2 merupakan daerah sensorik postcentralis yang utama. Area 5 dan 7 ialah daerah asosiasi sensorik. 3) Lobus temporalis: area 41 adalah daerah auditorius primer. Area 42 merupakan corteks auditorius sekunder atau asosiatif. Area 38,40,20,21,dan 22 adalah daerah asosiasi. 4) Lobus occipital: area 17 yaitu cortex striata, cortex visual yang utama. Area 18 dan 19 merupakan daerah asosiasi visual.2

Gambar 11. Area Broadmann Flechsig menggunakan metode myelogenetika untuk membuat pembagian cortex cerebri yang lebih terperinci yang lebih terperinci dengan mempelajari waktu dan pola myelinisasi serabut-serabut didalam substansia alba yang berada tepat dibawah cortex. Pada mulanya, flechsig membuat 40 buah lapangan cortical; angka ini kemudian bertambah. Bailey dan von Bonin telah mencoba membuat sebuah gambaran sektoral dari cortex cerebri manusia; mereka menganggap pembagian menjadi sektor-sektor lebih masuk di akal dibandingkan dengan pembagian yang lama menjadi lobus-lobus. Gambaran tersebut terutama didasarkan pada distribusi serabut afferent corticothalamicus. Batas sektor-sektornya hanya dikira-kira secara kasar, dan kepadatan penyebaran serabut saraf tidak merata di seluruh sektor. Para penyelidik menganggao bahwa gambaran mikroskopik potongan cortex dari daerah parietalis, temporalis dan bagian cortex frontalis yang luas, tidak dapat dibedakan satu sama lain. Gambaran yang berwarna dan hidup dari cortex cerebri manusia, yang disusun berdasarkan sitoasitektur cortex cerebri, menyokong pernyataan mereka bahwa

isocortex manusia lebih luar biasa di dalam keseragamannya dari pada di dalam perbedaannya yang beranekaragam

CEREBELLUM Cortex cerebellum memiliki gambaran yang agak khas. Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan suatu lapisan molecular yang paling luar dan lapisan granular yang paling dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan melintang, terlihat gambaran punctata yang halus. Sel-selnya kecil dan tersusun dalam bagian luar dan bagian dalam. Sel-sel keranjang (basket cells) pada bagian dalam berjalan melewati lapisan molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan mengeluarkan banyak collateral dengan arborizasi di sekitar sel-sel purkinje. Sel-sel stellata serupa dengan sel-sel keranjang, tetapi letaknya superficial. Sel-sel purkinje membentuk sehelai lapisan sel-sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular. Serabut-serabut pemanjat (climbing fibers) merupakan serabut saraf afferent dari nuclei olivarius inferior yang berakhir pada lapisan molecular di dekat sel-sel purkinje. Lapisan granular mempunyai ciri khas dengan banyaknya sel-sel granula yang kecil. Setiap sel granula mengirimkan sebuah akson ke lapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk huruf T yang kedua lengannya (serabut paralel)berjalan lurus serta memanjang, membuat hubungan synaptik dengan pohon-pohon dendrit sel purkinje.2,4

Gambar 12. Mikroskopis cerebellum

Sel-sel golgi dalam lapisan sel granula memprojeksikan dendrit-dendritnya ke dalam lapisan molecular, jadi menerima input dari serabut-serabut parallel sememntara tubuh sel golgi menerima input dari collateral serabut-serabut pemanjat dan sel-sel purkinje. Akson-aksonnya diroyeksikan ke dendrit sel-sel granula. Serabut-serabut mossy merupakan serabut afferent dari nuclei batang otak dan medulla spinalis dengan tambahan (appendages) yang mirip sejenis lumut (moss) dan berakhir secara profuse dalam lapisan granular. Serabut mossy berakhir pada dendrit sel-sel granula dengan hubungan sinaps yang rumit dan disebut glomeruli, yang juga menerima ujung serabut inhibisi dari sel-sel golgi. Serabut-serabut pemanjat menimbulkan pengaruh eksitasi yang kuat pada selsel purkinje saja, sedangkan serabut mossy menerbitkan pengaruh eksitasi yang lemah pada banyak sel purkinje melalui sel-sel granula. Sel-sel keranjang dan sel-sel stellata dirangsang oleh serabut-serabut paralel sel granula dan menghambat implus dari sel purkinje. Sel-sel golgi dieksitasikan oleh colateral sel purkinje dan serabut-serabut paralel, serta menghambat transmissi dari mossy fibers ke sel-sel granula. Nuclei cerebellaris yang dalam mengalami inhibisi oleh sel-sel purkinje dan eksitasi oleh collateral dari serabut mossy, climbing fibers dan lintasan lainnya.

Struktur mikroskopis Struktur dan Fungsi Badan sel ( soma atau perikarion) Bentuk dan besar sangat beragam 4-135 mikrometer. Bentuknya pula dapat pyramid, lonjong atau bulat. Nukleus umum besar, bulat atau lonjong. Ditengahnya seperti mata burung hantu. Manakala sitoplasma terdapat badan nissl (RE kasar), RE licin, kompleks golgi, mitokondria, neurofibril, neurofilamen. Pada satu sel saraf terdapat dua processus ( juluran):

Akson

Aksoplasma pula tidak mengandung bahan nissl. Pangkal akson disebut akson hillock. Bagian akson hillock dan segmen awal disebut sebagai zona pemicu yang membangkitkan potensial aksi. Akson membawa respon dari neuron yaitu dalam bentuk potensial aksi. Sebagian besar bagian akson adalah bermielin. Ujungnya pula bercabang-cabang seperti ranting disebut telodendria. Pada ujung ranting aksonal terhadap pembengkakan yang disebut boutons terminaux. Dendrit Ia adalah bagian terbesar penerima sinyal dari neuron lain, selain badan sel dan segmen awal akson. Denrit relative tebal, berangsur meruncing di hujungnya. Ia dapat bercabang primer, sekunder tersier dan seterusnya. Organel yang terdapat pada dendrit adalah perikarion.

Neuron dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya yaitu : 1. Unipolar: Jarang pada vetebrata kecuali embrional dini 2. Bipolar : Di ganglia vestibular dan koklear, dalam epitel olfaktori hidung 3. Pseudounipolar : Ganglia kraniospinal 4. Multipolar : Kebanyakan neuron, SSP Manakala berdasarkan fungsi pula dapat dibagikan menjadi: 1. 2. 3. Neuron motoric: mengawasi organ efektor seperti otot dan kalenjar Neuron sensorik : menerima rangsang sensoris eksteroseptif dan introseptif Neuron interneuron : menghubungkan neuron-neuron lain1,4

NEUROTRANSMITER Neurotransmitter merupakan substansia dari gelembung sipnatik yang akan dilepaskan dalam celah sinpatik. Dimana kebanyakan neurotransmitter di sintesis di badan sel dan di salurkan melalui akson ke terminal. Karena neuron di lepaskan dari neuron prasinaps ke pascasinaps. Neurotransmiter bekerja dengan cepat untuk mempengaruhi neuron pascasinaps. Agar berespon dengan neurotransmitter tertentu, sel pascasinaps harus memiliki reseptor spesifikasi untuk neuro transmitter tersebut di membran selnya. Substansia sinyal yang sebagai neurotransmitter harus memenuhi kriteria berikut ini, yaitu merupakan produk neuron, di simpan dalam sinaps, di sekresikan ke dalam celah sinaptik bila ada rangsangan, terikat pada suatu neuron lain atau sel otot dan memepengaruhi aktivitasnya melalui pengaturan aliran ion-ion. Saraf akan mengeluarkan suatu transmitter kimia pada pengantar implus antara dua sel saraf atau antara suatu sel saraf dengan sel otot. Senyawa ini akan berdifusi melintasi sambungan bercelah antarsel dan terikat pada reseptor yangg ada pada sel berikut. Hasilnya, sel yang terakhir ini akan menjadi permeable seperti ion Na. Hal ini menyebabkan hantaran implus tadi sepanjang sel. Bila sel menerima implus tadi juga sel saraf, maka ia akan mengeluarkan suatu neurotransmitter. Jika yang menerima sel otot, maka akan terjadi kontraksi. Ketika sudah terikat ke reseptor, transmiter tadi pecah sehingga permeabilitas membran kembali seperti semula, dan siap menerima implus berikut. Terdapat struktur kimia neurotransmitter, yaitu: Asetilkolin merupakan suatu neurotransmiter terkenal. Berperan sebagai

neurotansmitter saraf simpatik dan antara saraf dan otot. Senyawa ini di sintesis dari asetil KoA dan kolin. Setelah dibebaskan dari ujung saraf, asetilkolin berdifusi ke sel sasaran dan bekerja pada reseptornya. Kemudian senyawa ini dengan cepat dipecah oleh ensim asetilkolinsterase. Terdapat inhibitor inaktivasi pada asetilkolinestarase, yaitu fisostigmin, neostigmin, dan perationn. Katekolamin bekerja sebagai neuron transmiter pada saraf simpatik. Disintesis oleh sel-sel saraf dan oleh medula kelenjar adrenal. Jalur biosintesis katekolamin dimulai dari tirosin lalu dioksidasi oleh enzim tirosin hidroksilase dalam suatu reaksi yang sama dengan rekasi pembentukan tirosin dan fenilalanin. Hasilnya membentuk dopa atau dihidroksifenilanalnin. Dopa mengalami dekarbosilasi menjadi dopamin lalu

dioksidai lagi untuk menghasilkan noradrenalin atau norepinefrin. Senyawa ini sebagai neurotrasnmitter antara saraf simpatik dengan otot polos. Lalu metilasi dengan senyawa S-adenosil metionin menghasilkan adrenalin atau epinefrin. Jika kekurangan tirosin hidroksilase maka akan terjadi penyakit parkinson. GABA (-aminobutyric acid) adalah transmitter yang bersifat menghambat, yang meningkatkan permeabilitas membran sel saraf akan kalium. Disintesis dari glutamat dengan cara dekarboksilasi. Serotonin bersifat vasokonstriktor dan neurotransmitter bagi otot polos, terutama di saluran cerna. Reaksi sama dengan pembentukan tirosin dari fenilalanin serta rekasi pembentukan dopa dari tirosin. Kemudian menghasilkan 5-hidroksitriptamin atau serotonin.5-6

PROSES PENYIMPANAN & KLASIFIKASI MEMORI Memori disusun dalam tahapan-tahapan. Memori adalah simpanan pengetahuan yang di dapat untuk sewaktu-waktu di panggil kembali. Belajar dan ingatan membentuk dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka pada keadaan lingkungan tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan menghindari secara sengaja keadaan-keadaan yang diperkirakan tidak menyenangkan. Perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan di kenal sebagai memory trace (jejak ingatan). Yang biasanya disimpan adalah konsep-konsep, bukan infromasi kata demi kata (secara harfiah). Ketika membaca , anda menyimpan konsep yang dibahas bukan kata-kata spesifik. Di waktu mendatang, ketika anda menggali kembali konsep dari ingatan, anda akan mengubahnya ke dalam kata-kata anda sendiri. Namun, mungkin saja kita dapat mengingat serpihan informasi kata demi kata. Penyimpanan informasi yang didapat diyakini dilaksanakan paling sedikit dalam dua tahap: ingatan jangka pendek & jangka panjang.

KARAKTERISTIK

INGATAN PENDEK

JANGKA INGATAN PANJANG Kemudian; dipindahkan

JANGKA

Waktu penyimpanan setelah Segera memperoleh informasi baru

harus dari ingatan

jangka pendek ke jangka panjang melalui konsolidasi; ditingkatkan oleh latihan atau daur ulang informasi malalui cara jangka pendek Kapasitas penyimpanan Terbatas Sangat besar Lebih lambat, kecuali untuk ingatan yang sudah mendarah daging, yang cepat di gali kembali Ketidak mampuan menggali Dilakukan secara permanen; Ketidakmampuan mengakses kembali (lupa) ingat kecuali dikonsolidasikan cepat menghilang biasanya hanya sesaat; jejak apabila ingtan yang relatif stabik ke dalam panjang Mekanisme penyimpanan Melibatkan sementara sinaps modifikasi Melibatkan fungsi sinaps- fungsional perubahan atau ingatan jangka

waktu penggalian kembali Cepat (mengingat)

yang

sudah

ada, strukturalyang relatif lebih anatara yang neuronad,

misalnya mengubah jumlah permanen neuron transmiter yang neuron mislanya

sudah

dikeluarkan.

pembentukan

sinapsbaru, sintesis protein baru memiliki peran penting. Tabel 2. Perbandingan ingatan jangka pendek & jangka panjang

Informasi yang baru diperoleh

Biasanya lenyap secara permanen Simpanan ingatan jangka-pendek (Latihan) Ketidakmampuan menggali kembali lupa Konsolidasi

Penggalian kembali secara cepat

mengingat

Mencari dan membaca

Simpanan ingatan jangka-panjang Biasanya hanya sementara waktu Tidak mampu mengaskses simpanan penggalian kembali yang lebih lambat, kecuali ingatan Yang sepenuhnya telah mendarah Daging yang cepat diperoleh Kembali.

Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam, sementara ingatan jangka panjang tersimpan berhari-hari sampai bertahun-tahun. proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang di kenal sebagai konsolodasi. Simpanan pengetahuan tidak akan bermanfaat kecuali apabila pengetahuan tersebut dapat di gali kembali dan digunakan untuk mempengaruhi perilaku saat sekarang atau masa mendatang. Terdapat suatu konsep yang baru di kembangkan yaitu: working memory atau yang telah disebut sebagai papan tulis pikiran. Working memory meliputi pembandingan data sensorik yang sedang berjalan dengan simpanan pengetahuan yang relevan dan menipulasi informasi tersebut. Seperti kemampuan meneruskan percakapan atau pengetahuan untuk memakai baju hangat apabila anda melihat ada salju di luar. Working

memory memungkinkan orang merangkai banyak pikiran sambung menyambung dalam suatu urutan yang logis dan merencanakan tondakan yang akan diambil. Informasi yang baru diperoleh mula-mula diendapkan di dalam ingatan jangka pendek, yang memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami salah satu dari dua nasib pada akhirnya ingatan tersebut mungkin segera dilupakan sebagai contoh: melupakan nomor telepon setelah mencari dan selesai memutarnya. Atau dikirim ke ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau latihan ulangan. Pendauran ulang informasi yang baru diperoleh melalui ingatan jangka pendek meningkatkan kemungkinan terjadinya kosolidasi ingatan jangka panjang. (dengan demikian, jika anda belajar tergesa-gesa untuk ujian, penyimpanan informasi jangka panjang anda buruk). Hubungan ini dapat diibaratkan mencuci film fotografi. Citra yang semula terbentuk (ingatan jangka pendek) akan cepet menghilang kecuali jika difiksasi secara kimiawi (konsolidasi) untuk menghasilkan citra yang lebih tahan lama (ingatan jangka panjang). Kadang-kadang hanya sebagian ingatan tetap tersimpan sementara yang lain menghilang. Informasi yang menarik atau penting bagi individu lebih besar kemungkinannya akan di daur ulang dan difiksasi untuk simpanan jangka panjang, sedangkan informasi yang kurang penting dengan cepat dihapus. Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas ingatan jangka pendek. Berbagai aspek informasi mengenai jejak-jejak ingatan jangka panjang tampaknya diolah dan dikodifikasi, kemudian disimpan bersama ingatan lain dari jenis yang sama; sebagai contoh, ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan auditorik. Organisasi ini mempermudah pencarian simpanan ingatan di masa mendatang untuk menggali kembali informasi yang diinginkan. Sebagai contoh, dalam mengingat seorang wanita yang pernah sekali anda temui, anda mungkin menggunakan berbagai petunjuk dari bermacam-macam gudang ingatan, seperti namanya, penampakannya, parfum yang digunakannya, lagu yang dimainkan sebagai latar belakang, dan sebaginya. Karena kapasitas ingatan jangka panjang lebih besar, diperlukan waktu lebih lama untuk memperoleh kembali informasi dari ingatan jangka panjang dari pada dari ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses memperoleh kembali informasi spesifik dari gudang ingatan; lupa adalahketidakmampuan memperoleh kembali informasi yang telah disimpan. Informasi yang hilang dari ingatan jangka pendek secara permanen dilupakan, tetapi informasi disimpan jangka panjang sering dilupakan hanya dalam waktu singkat. Anda sering

hanya secara temporer tidak dapat mengakses informasi misalnya tidak mampu mengingat nama seorang kenalan, namun kemudian nama nama tersebut tiba-tiba muncul. Sebagian bentuk ingatan jangka panjang yang melibatkan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari pada dasarnya tidak pernah dilupakan dan cepat di akses kembali. Misalnya mengetahui nama anda sendiri atau kemampuan menulis. Walaupun ingatan jangka panjang relatif stabil, informasi yang disimpan dapat secara bertahap hilang atau mengalamai modifikasi seiring dengan waktu kecuali apabila ingatan tersebut telah mendarah daging akibat latihan bertahun-tahun. Jejak-jejak ingatan terdapat di banyak tempat di otak. Neuron yang terlibat dalam jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah korteks dan subkorteks otak. Karena sebagian jejak ingatan akan tetap ada walaupun terjadi kerusakan luas di otak. Namun, terdapat bukti bahwa kemampuan belajar tertentu sangat dipengaruhi oleh kerusakan daerah tertentu di otak. Daerah otak yang dikirakan berperan dalam ingatan adalah lobus temporalis, korteks prafrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebelum. Lobus temporalis dan sistem limbik sangat penting untuk memindahkan ingatan baru ke simpanan jangka panjang. Hippokampus, bagian medial yang memanjang di lobus temporalis dan merupakan bagian dari sistem limbik, berperan penting dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai rangsangan terkait dan juga penting untuk konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Hipokampus diyakini hanya sesaat menyimpan ingatan jangaka panjang yang baru dan kemudian mengirim ingatan tersebut ke daerahdaerah korteks untuk disimpan secara lebih permanen. Pengaksesan dan manipulasi simpanan jangka panjang ini melalui operasi working memory tampaknya di laksanakan oleh daerah prafrontalis korteks serebrum. Selain itu hipokampus dan daerah sekitarnya berperan penting dalam ingatan deklaratif ingatan mengenai fakta-fakta yang sering terbentuk setelah hanya sekali pengalaman dan dapat dinyatakan dalam pernyataan seperti saya melihat patung liberty tahun lalu. yang menarik, kerusakan ekstensif di daerah hipokampus jelas terlihat pada pasien penyakit alzheimer selama otopsi. Berbeda dengan peran hippokampus daerah sekitar lobus temporalis, dan sistem limbik, serebelum tampaknya berperan penting dalam ingatan prosedural melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang, misalnya mengigat gerakan dansa tertentu. Perbedaan lokalisasi kedua jenis ingatan ini tampak jelas pada individu yang mengalami lesi di lobus temporalis/daerah limbik. Mereka

mampu melaksanakan suatu keterampulan, misalnya bermain piano. Tetapi keesokan harinya mereka tidak mengingat bahwa mereka pernah memainkannya. Ingatan jangka pendek dan jangka panjang melibatkan mekanisme molekular yang berlainan. Suatu perubahan harus terjadi di dalam sirkuit saraf otak untuk menerangkan terjadinya perubahan perilaku setelah proses belajar. Suatu ingatan tunggal tersimpan dalam perubahan pola sinyal yang disalurkan melalui sinaps-sinaps dalam jaringan saraf yang luas, bukan di dalam sebuah neuron. Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang tampaknya disebabkan oleh mekanisme yang berbeda. Bukti yang ada mengisyaratkan bahwa ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi sementara pada fungsi sinaps yang sudah ada, misalnya perubahan sesaat jumlah neurotransmiter yang dikeluarkan sebagai respons terhadap stimulasi di dalan jalur-jalur saraf yang bersangkutan. Sebaliknya ingatan jangka panjang diperkirakan melibatkan perubahan struktural atau fungsional yang lebih permanen diantara neuron-neuron yang ada di otak. Ingatan jangka pendek , eksperimen-eksperimen cerdik pada siput laut, aplysia, telah memperlihatkan bahwa dua bentuk ingatan jangka pendek habituasi dan sensitisasidisebabkan oleh modifikasi protein-protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron afferen tertentu. Modifikasi ini kemudian menyebabkan perubahan pengeluaran transmiter. Habituasi adalah penurunan ketanggapan (responsivitas) terhadap pemberian stimulus indiferen (yaitu tidak memberi penghargaan / penghukuman yang berulang-ulang). Sensitisasi mengacu kepada peningkatan ketanggapan terhadap rangsangan ringan setelah sebuah rangsangan yang kuat atau menggangu. Aplysia secara refleks menarik insangnya apabila siphonnya (suatu organ terletak di atas insangnya disentuh). Neuron aferen yang berespons terhadap sentuhan pada siphon (neuron prasinpas) secara langsung bersinaps dengan neuron motorik eferen (neuron pascasinaps) yang mengontrol penarikan insang. Siput tersebut mengalami habituasi apabila siphonnya di sentuh berulang-ulang, siput belajar untuk mengabaikan rangsangan dan tidak lagi menarik insangnya sebagai respons. Sensitisasi, suatu bentuk belajar yang lebih kompleks, terjadi pada aplysia apabila mendapat pukulan keras pada siphonnya. Kemudian hewan tersebut akan menarik insangnya secara lebih kuat sebagai respons, bahkan terhadap sentuhan ringan. Yang menarik kedua bentuk belajar yang berbeda ini mempengaruhi tempat yang sama. Sinaps antara neuron aferen siphon dan neuron aferen insang dengan cara yang berlawanan. Habituasi menekan aktifitas sinpas tersebut , sedangkan sensitisasi meningkatkanya.1

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEMORI 1. Senyawa-senyawa yang menghambat atau mengaktifkan neurotransmiter/ kegiatan neuron. a. Nikotin: mengaktivasi reseptor asetilkolin . b. Physostigmin: meningkatkan kerja asetilkolin pada monyet meningkatkan memori visual. c. Antidepresan (misalnya: prozac): meningkatkan kerja serotonin d. Skopolamin : menghambat kerja Ach -> menggangu memori e. Striknin: pemberian pada tikus Segera setelah latihan meningkatkan penyimpanan memori Beberapa jam setelah latihan tidak meningkatkan memori. f. Kokain: fasilitasi kerja dopamin g. Amfetamin (stimulan): fasilitasi memori Menggiatkan NE tubuh & sistem dopamin h. Antipsikotik: antagonis katekolamin Mencegah ikatan dopamin dengan reseptornya. i. Monyet tua: Defisit dopamin & NE pada korteks prefrontal memori memori kerja menurun. Suntikan neurotransmiter yang sesuai mengembalikan fungsi otak. (NE tidak dapat menembus abar darah otak) j. Obat-obat yang menghambat aktivitas neuronal/ sintesis protein Dapat menimbulkan amnesia retrograd

2. Faktor usia Bayi : memori deklaratif belum terbentuk (berpikir) Anak sampai usia 2 th: Memori deklaratif belum berkembang. Proses memori: masih refleksif (periode sensorimotor) Setelah dewasa: hampir tidak ingat peristiwa masa tersebut Usia lanjut : Mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisien Gangguan pemanggilan memori kata.

Hipokampus rentan terhadap proses penuaan Sebagian besar tikus tua: gangguan memori spasial. Hasil penelitian petersen dkk: Usia 62-100 thn: gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang 3. Faktor lingkungan Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk: Lapisan kortikal otak >tebal Struktur neuronal > rumit Situasi lingkungan: distraksi menggangu memori jangka pendek. Geger otak, stroke amnesia retrograd Kehilangan kesadaran setelah terpukul isi memori jangka pendek terhapus Hilang memori peristiwa yang terjadi 1/2 jam sebelumnya. Trauma hebat: menggangu akses ke memori jangka panjang. Terapi kejutan listrik kehilangan memori jangka pendek (amnesia) Namun tidak menggangu memori jangka panjang. 5. Lesi dalam struktur otak Lesi bagian medial lobus temporalis: = regio kritis untuk konsolidasi memori amnesia anterograd: Tidak dapat membentuk memori jangka panjang baru Memori sebelum onset penyakit : tidak terganggu Pada binatang: Kerusakan hippokampus tidak dapat mempelajari hal baru. Tidak mampu membentuk memori baru. Kerusakan amigdala: lambat belajar asosiasi gangguan memori deklaratif Kerusakan hipokampus dan amigdala amnesia global Pada manusia: kerusakan hippokampus amnesia global Degenerasi bagian medial dekat garis tengah otak sindrom korsakof Ditandai: amnesia global (akoholisme kronik). Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor) amnesia. Pola gangguan memori = pada pengangkatan hipokampus dan amigdala. 6. Faktor penyakit: Penderita alzheimer: banyak serat kolinergik mengalami deplesi

4. Trauma

Gejala utama: kehilangan memori.

KESIMPULAN: Seorang laki-laki , umur 62 tahun mengeluh sering lupa dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: faktor usia, lingkungan, trauma, lesi pada struktur otak / ada senyawa-syawa yang menghambat kegiatan neuron.

DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem 2ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.128-134. Chusud JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional.Yogyakarta; 2006.h. 3-149. Winami W. Buku ajar Neurosains.Jakarta; 2008.h.7-47. Geneser F. Atlas berwarna histologi.Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.h.55-65. Schumm DE. Essentials of biochemistry. Jakarta: Binarupa Aksara; 1993. h. 353-58. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 89-97.

Anda mungkin juga menyukai