Anda di halaman 1dari 9

DISKUSI KASUS

I. IDENTIFIKASI Nama Usia Jenis Kelamin Status Agama Pekerjaan Bangsa Alamat : Ny. S : 45 tahun : Perempuan : Sudah menikah : Islam : Pembantu Rumah Tangga : Indonesia : Jl.Kemuning No 02 RT 01 Rw 05

No. Rekam Medik : 656288 / 12165729 Kunjungan pertama ke Poliklinik IKKK RSUP Dr. Moh. Husein Palembang, tanggal 10 September 2012 II. ANAMNESIS (autoanamnesis) Keluhan utama: Timbul bercak merah yang disertai bintil berisi cairan jernih di kedua tangan dan lengan sejak 2 pekan yang lalu. Keluhan tambahan : Gatal dan nyeri di sekitar bercak Riwayat perjalanan penyakit : Kisaran 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bercak merah di kedua telapak tangan. Bercak merah disertai bintil sebesar ujung jarum pentul yang berisi cairan berwarna jernih, pasien mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar bercak, lalu pasien menggaruknya menggunakan kuku hingga bintil pecah dan menjadi luka koreng.Pasien lalu berobat ke puskesmas dan diberi obat oral

cetirizine 2 x I hari dan obat salep hidrokortison dioleskan 2 x 1 hari, keluhan gatal hilang, bercak merah memudar. Kisaran 1 bulan yang lalu pasien mengeluh bercak merah yang disertai bintil berisi cairan bertambah banyak, menyebar hingga ke punggung tangan, pasien juga mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar bercak. Pasien lalu menggaruknya kembali hingga bintil pecah dan menjadi luka koreng yang menyebar ke punggung tangan. Lalu pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat yang sama. Gatal hilang, namun bercak masih ada. Kisaran 2 pekan yang lalu bercak merah disertai bintil sebesar jarum pentul yang berisi cairan bertambah banyak dan menyebar hingga ke kedua lengan pasien, pasien mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar bercak. Keluhan gatal dan nyeri semakin hebat pada saat cuaca panas dan saat pasien berkeringat. Pasien mengaku menggunakan sarung tangan saat kontak dengan diterjen selama 2 pekan ini. Lalu pasien datang berobat ke poliklinik IKKK RSMH Palembang. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat timbul gatal dan bercak merah sebelumnya disangkal Riwayat timbul bercak merah di tangan bila mencuci ada.

- Riwayat alergi makanan laut ada - Riwayat sesak napas disertai mengi disangkal. - Riwayat sering bersin pagi hari dan pilek disangkal. Riwayat penyakit dalam keluarga : - Anak ketiga pasien memiliki riwayat timbul bercak merah bila mengkonsumsi ikan laut. - Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama pada keluarga pasien disangkal. Riwayat higiene : - Pasien mandi dua kali sehari dengan air sumur dan menggunakan sabun. - Pasien mengganti pakaian setiap hari.

- Pasien menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tidak bercampur dengan orang lain. - Pasien sehari-hari tidak mengenakan sepatu tertutup Kesan: status higiene baik Riwayat sosial ekonomi : Pasien adalah pembantu rumah tangga yang bekerja di sebuah rumah keluarga milik Tn S. Sehari-hari pasien mencuci baju dan mencuci piring, serta memasak untuk kebutuhan keluarga tersebut. Pasien tinggal bersama majikannya yang terdiri dari sepasang suami istri, dan tiga orang anak. Penghasiln pasien di bawah UMR. Kesan : Tingkat Sosioekonomi Rendah. III.PEMERIKSAAN FISIK Status Generalikus Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran Tekanan Darah Nadi Suhu Pernapasan Tinggi Badan Berat Badan IMT Keadaan Spesifik Kepala Wajah Mata : pucat dan eritem tidak ada. : konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada edema palpebra. : kompos mentis : 120/80 mmHg : 74 x/menit : 36,5 C : 22 x/menit : 158 cm : 62 kg : 21,63 (normoweight)

Hidung

: bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulangtulang dalam perabaan baik. Selaput lendir dalam batas normal.

Telinga Mulut

: nyeri tekan processus mastoideus tidak ada, selaput pendengaran tidak ada kelainan, pendengaran baik. : tidak ada stomatitis, tidak ada rhagaden, lidah tidak pucat, tidak ada atrofi papil, gigi tidak karies, gusi tidak berdarah.

Tenggorokan Leher

: faring tidak hiperemis, tonsil tidak ada pembesaran : tekanan vena jugularis (5-2) cmH2O, kelenjar tiroid pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran, kaku kuduk tidak ada.

Thoraks Jantung Paru-paru Abdomen Ekstremitas atas

: bentuk dada simetris, sela iga tidak melebar, retraksi dinding dada tidak ada. : HR=74x/menit, murmur tidak ada, gallop tidak ada. : vesikuler (+) normal, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada. : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tak teraba, bising usus dalam batas normal. : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5, nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, refleks fisiologis normal, turgor normal.

Ekstremitas bawah

: eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5, nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, varises tidak ada, refleks fisiologis normal, turgor normal.

Kulit Kelenjar Getah Bening

: Lihat status dermatologikus. : pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar getah bening submandibula, leher, axilla, dan inguinal, tidak ada nyeri tekan.

Status Dermatologikus:

Regio dorsum pedis dekstra et sinistra: Patch eritematosa, dua buah, ukuran 13 cm x 6 cm dan 15 cm x 6 cm, bentuk tidak teratur, tepi tidak tegas, tampak papul-papul milier, multipel, diskret, permukaan sebagian ditutupi skuama sedang selapis, sebagian erosi dan ekskoriasi, tampak adanya likenifikasi V. PEMERIKSAAN PENUNJANG -Scratch test: tampak ada skuama -Pemeriksaan kerokan kulit pada lesi di regio dorsum pedis dextra et sinistra dengan KOH 10%, hasil: tidak ditemukan hifa panjang. VI. RESUME Seorang wanita, 45 tahun, alamat dalam kota, datang ke Poli IKKK RSMH pada tanggal 10 September 2012 dengan keluhan bercak merah disertai bintil berukuran sebesar jarum pentul yang berisi cairan jernih di kedua telapak tangan sejak 2 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui terdapat plak likenifikasi, soliter pada regio palmar dekstra et sinistra disertai gatal dan nyeri.Penderita berobat ke puskesmas dan mendapat obat oral cetirizine 2x1 hari dan salep hidrokortison dioleskan 2x1 hari.Gatal hilang dan bercak merah berkurang Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh lesi eritematosa melebar, ukuran berkisar plakat, disertai bintil-bintil berisi air. Keluhan gatal bertambah, pasien menggaruknya hingga keluar cairan bening. Pasien lalu berobat ke puskesmas dan

diberi obat yang sama. Gatal hilang, namun bercak merah masih ada.. Sejak 2 pekan lalu pasien mengeluh lesi eritematosa yang disertai bintil-bintil kecil semakin melebar kira-kira seluas telapak tangan, muncul sisik-sisik putih, kulit terasa menebal dan bertambah gatal sehingga pasien makin sering menggaruk. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap diterjen dan alergi tehadap makanan laut. Terdapat riwayat atopi pada anak-anak pasien. Status higiene pasien baik, sosioekonomi rendah. Pada pemeriksaan status generalikus tidak ada kelainan. Pada status dermatologikus di regio palmar dextra et sinistra didapatkan patch eritematosa, bentuk tidak teratur, tepi tidak tegas, tampak papul-papul milier, multipel, diskret, permukaan sebagian ditutupi skuama tebal selapis sebagian erosi dan ekskoriasi, tampak adanya likenifikasi Pada pemeriksaan penunjang scratch test tampak ada skuama. Pada region dorso manus dextra et sinistra didapatkan patch eritematosa, batas tidak tegas, irregular dan pada region digitalis 4, 5 dextra tampak plak likenifikasi, visura linier sebagian erosi eksoriasi pada bagian permukaan ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan, sulit dilepaskan. Pada region ante brachii dextra et sinistra didapatkan macula sampai patch eritamasus, berbatas tegas pada permukaan tampak paplu eritema, multiple, millier dan ditutupi skuama halus sedang, diskret. VII. DIAGNOSIS BANDING Dermatitis kontak alergi ec susp deterjen Dermatitis kontak alergi ec sarung tangan Dermatitis kontak irritan ec susp deterjen Dermatitid kontak irritant ec sarung tangan

VIII. DIAGNOSIS KERJA Dermatitis kontak alergi ec susp Deterjen

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN Tes tempel X. PENATALAKSANAAN Umum : Memberikan informasi kepada pasien bahwa penyakitnya disebabkan oleh proses imunologis dan bukan penyakit menular. Mengingatkan pasien untuk tidak mengenakan perhiasan, aksesoris, pakaian, sepatu dan sandal yang bersifat alergik. Mengingatkan pasien untuk tidak melakukan pekerjaan yang bersentuhan dengan alergen atau menggunakan pelindung tangan dan kaki. Menasehati pasien untuk tidak menggaruk lesi. Khusus : Sistemik o Topikal o o XI. PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam : Cetirizine tablet 1x10mg/hari/peroral : Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari Krim asam fusidat 2%, 2 kali sehari

Hasil Diskusi tanggal 16 April 2010 Pertanyaan dari Dobi Saputra Burni, S. Ked

1. Mengapa pada riwayat penyakit dahulu ditanyakan kemungkinan atopi? Apa hubungan antara atopi dengan dermatitis kontak alergi (DKA)? Atopi merupakan salah satu faktor endogen/faktor individu yang berpengaruh dalam timbulnya DKA. Penderita atopik berisiko tinggi menderita dermatitis kontak. Sebagai contoh, salah satu penelitian pada 1094 anak di Italia menunjukkan bahwa sensitisasi lebih sering terjadi pada anak yang atopik dibandingkan dengan yang non-atopik. Penelitian lain mengindikasikan bahwa penderita atopik tampaknya memiliki peningkatan frekuensi alergi terhadap nikel. 2. Mengenai penatalaksanaan umum, bagaimana menjelaskan pada pasien mengenai barang-barang yang bersifat alergik? Pasien harus dijelaskan bahwa kulitnya hipersensitif karena itu tidak boleh sembarangan dalam menggunakan barang-barang. Terdapat 3700 bahan kimia eksogen yang terbukti memprovokasi reaksi alergi dan sangat sulit menghindari semuanya tetapi harus ditekankan pada pasien agar lebih berhati-hati. Mulai dari hal-hal kecil misalnya pakaian baru sebaiknya dicuci dahulu sebelum dipakai untuk membersihkan formaldehid atau bila selesai berenang segera mandi untuk membilas klorin. Sebelum memakai kosmetik hendaknya membaca label tentang komposisi zat-zat kimia di dalamnya. Barang-barang yang sudah terbukti menyebabkan alergi pada pasien (perhiasan, jam tangan, deterjen) harus selalu diingat dan usahakan meminimalkan kontak dengan barang-barang tersebut. 3. Mengapa diberikan kortikosteroid potensi tinggi? Kortikosteroid masih merupakan baku emas untuk meredakan gejala dan mempercepat perbaikan DKA. Untuk kasus-kasus DKA akut sedang sampai berat dan kasus DKA yang refrakter terapi dengan kortikosteroid oral cukup efektif, dimulai dari 40-60 mg/hari prednisone dalam dosis tunggal kemudian diturunkan perlahan. Jika lesi terbatas baik dalam luasnya maupun dalam tingkat keparahannya dipilih kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal potensi sedang biasanya sudah cukup untuk mengatasi DKA. Pada pasien ini diberikan desoximethasone (kortikosteroid potensi tinggi) karena penyakitnya sudah mengarah ke kronis ditinjau dari perjalanan waktunya yang sudah 1 bulan dan dari

efloresensinya yaitu daerah eritem yang batasnya tidak jelas, berskuama, serta terdapat papul dan likenifikasi. 4. Mengapa diberikan krim asam fusidat? Pasien ini diberikan krim antibiotik karena terdapat erosi dan ekskoriasi pada lesinya akibat garukan sehingga dikhawatirkan akan terjadi infeksi sekunder. Untuk abrasi superfisial seperti ini cukup diberikan antibiotik topikal. Asam fusidat dipilih karena ampuh untuk mengatasi bakteri Gram positif dengan menghambat sintesis protein bakteri dengan mengganggu proses elongasi faktor G. Jika dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal, asam fusidat berguna untuk mengobati dermatitis dengan infeksi sekunder oleh Stafilokokkus. Asam fusidat memiliki efek samping yang sedikit dan harganya lebih murah. Sumber : - Fitzpatrick 7th ed, chapter 13: Allergic Contact Dermatitis, page 135-146 - Bolognia: Dermatology 2nd ed, chapter 127: Antimicrobial Drug

Anda mungkin juga menyukai