Anda di halaman 1dari 8

Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua Environment, Research and Development Agency Samosir Regency Government of North

Sumatera Province INDONESIA

Berikut merupakan kutipan ilmiah yang disusun dan dirangkum Penulis untuk digunakan sebagai referensi pribadi.

SEJARAH GUNUNG TOBA DANAU TOBA CIKAL BAKAL SEBAGAI GEOPARK DUNIA.

Beberapa asumsi para ahli, dikutip dari ragam literatur yang membahas tentang Sejarah Gunung Toba dan terbentuknya Danau Toba, sebagai berikut : 1. Dalam riset terkini ini peneliti mengambil sampel penelitian berupa lapisan bongkah marine core dari kedalaman dasar laut Teluk Benggali serta lapisan fosil pada 3 (tiga) lokasi terpisah di daratan anak benua India untuk kemudian melaksanakan analisis uji carbon isotopes : isotop karbon. Analisa isotop karbon hasilnya mencerminkan jenis vegetasi yang ada pada suatu tempat dan periode waktu tertentu. Kawasan berhutan lebat meninggalkan beda pada cirian sidik jari isotop karbon yang berbeda dari padang rumput atau hutan savana. 2. Pada lapis 5 - 7 cm di atas lapisan debu letusan Toba mengindikasikan terjadi perubahan dengan terdapatnya fosil vegetasi tanaman khas perdu dan pakis yang berbeda halnya dengan sedimentasi vegetasi tanaman keras layaknya pepohonan hutan belantara kawasan tropis.

3. Letusan luar biasa gunung Toba zaman purbakala ini diklasifikasikan kategori VEI : 8 hingga disebut mega-colossal yang antara lain dicirikan dari besaran volume lontaran material vulkanis letusan -/+ 1.000 km. 4. Danau Toba terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng Eurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda. 5. Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik, setiap tahunnya mereka bergeser atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu. 6. Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng benua selalu jadi sasaran. Lempeng IndoAustralia misalnya menumbuk lempeng Eurasia sejauh 7 cm per tahun. 7. Lempeng Pasifik yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Eurasia sejauh 11 cm per tahun. Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba. Jika ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan. Gunung hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba. 8. Sisa-sisa kedasahyatan letusannya masih tampak hingga saat ini. Danau Toba merupakan kaldera yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba mencapai luas 100 km x 30 km persegi yang kemudian membentuk kaldera. Di tengahnya kemudian muncul Pulau Samosir. 9. Kandungan materi-materi yang terdapat pada tanah sekarang ini merupakan gabungan yang terdiri dari batu apung peninggalan dari letusan, debu riolit (rhyolite), Tanah Deatomea, Kaolin, Kwarsa, Belerang, Guano dan batuan magma yang membeku berupa Tanah putih nan rapuh tersusun berlapis hingga dua meter. Beberapa lembar daun tercetak di dalamnya. Berserak di pinggir jalan Simbolon-Pangururan di Pulau Samosir, lapisan itu sesungguhnya endapan ganggang dan fosil dedaunan yang berumur puluhan ribu tahun. Fosil yang menjadi bukti penting denyut magma di bawah Danau Toba. 10. Fosil ganggang menguatkan bukti-bukti tentang pengangkatan Pulau Samosir dari dasar danau. 11. Keberadaan fosil ini ibarat jejak yang dipahatkan alam di masa silam bahwa permukaan tanah di Pulau Samosir itu dulunya pernah terendam air, karena ganggang hanya bisa

hidup di dalam air. Selama puluhan ribu tahun, dasar danau yang berkedalaman hingga 500 meter itu perlahan naik hingga membentuk Pulau Samosir di atas Pulau Sumatera. 12. Pengangkatan itu terjadi pascaletusan terakhir Gunung Toba (Youngest Toba Tuff/YTT) sekitar 74.000 tahun lalu. Sebelum itu Toba juga pernah meletus sekitar 501.000 tahun lalu (Middle Toba Tuff, MTT) dan sekitar 840.000 tahun lalu (Oldest Toba Tuff, OTT). CA Chesner, geolog dari Eastern Illinois University dan WI Rose, geolog dari Michigan Technology University pada 1991, yang meneliti usia rempah vulkanik di sekitar Toba melalui radioaktif Argon-argon (40Ar/39Ar) menemukan, material bebatuan Samosir berusia sekitar 74.000 tahun lalu, atau seusia letusan YTT 13. Bagi para ahli geologi lapisan tanah itu adalah subyek amatan sangat penting untuk memahami dinamika gunung api raksasa (supervolcano) yang bersemayam di bawah Danau Toba (baca:Kaldera Toba). Tak hanya di Simbolon-Pangururan, fosil ganggang juga ditemui nyaris di seluruh lapisan tanah di Samosir. 14. Magma ini diperkirakan memiliki volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi banyaknya magma yang pernah dikeluarkan gunung ini sebelumnya. 15. Aktivitas vulkanik dari dapur magma, Danau Toba (baca: Kaldera Toba) ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kegiatan tektonik yang mengimpitnya sehingga kalangan geolog menyebutnya sebagai vulkano-tektonik. 16. Kaldera Toba tidak berada persis di atas sesar lempeng Indo-Australia . 17. Tumbukan lempeng bumi yang sangat kuat dari lempeng Indo-Australia telah memicu terbentuknya sesar geser besar yang disebut sebagai Zona Sesar Besar Sumatera (Sumatera Fault Zone/SFZ). Sesar ini memanjang hingga 1.700 kilometer dari Teluk Lampung hingga Aceh. Hampir semua gunung berapi di Sumatera berdiri di atas sesar raksasa ini. 18. Kaldera Toba menyimpang beberapa kilometer ke sebelah timur laut sesar Sumatera. Di antara Sungai Barumun dan Sungai Wampu, Pegunungan Barisan (yang berdiri di atas sesar) tiba-tiba melebar dan terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi; panjangnya 275 km dan lebar 150 km yang disebut Batak Tumor, papar Van Bemmelen, geolog Belanda yang pada 1939 untuk pertama kali mengemukakan bahwa Toba adalah gunung api.

19. Pengangkatan Batak Tumor ini, disebut Bemmelen, menjadi fase awal pembentukan Gunung Toba. Saat pembubungan terjadi, sebagian magma keluar melalui retakan awal membentuk tubuh gunung. Jejak awal tubuh gunung ini masih terlihat di sekitar Haranggaol, Tongging, dan Silalahi. Sementara sebagian besar lainnya telah musnah saat terjadinya letusan Toba terbaru sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT). 20. Danau Toba jelas terpengaruh oleh gaya sesar yang menyimpang beberapa kilometer ke sebelah timur laut sesar Sumatera. Bentuk Danau Toba yang memanjang, bukan bulat sebagaimana lazimnya kaldera, menunjukkan dia terpengaruh dengan gaya sesar geser yang berimpit di kawasan ini. Sisi terpanjang danau, yang mencapai 90 km, sejajar dengan Zona Sesar Sumatera, yang merupakan salah satu patahan teraktif di dunia selain Patahan San Andreas di Amerika. Aktivitas gunung berapi di Sumatera, termasuk Toba, dikontrol oleh patahan ini. 21. Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus. Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir. 22. Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera. 23. Bukti-bukti riset mencakup debu sampel penelitian yang ditemukan di lokasi daratan India, Samudera Hindia, Teluk Benggali, dan laut China Selatan dari kejadian letusan yang diperkirakan melontarkan material dan debu vulkanis hingga sejumlah 800 km ke atmosfir bumi dan membuat gunung berapi zaman purbakala tersebut lenyap tinggal meninggalkan kawah di muka bumi yang kini menjadi danau Toba dengan dimensi panjang 100km dan lebar 35km menjadi bukti peninggalan danau vulkanis terbesar sejagat. 24. Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.

25. Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat. 26. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya. 27. CA Chesner, geolog dari Eastern Illiois University, menyebutkan, saat meletus pada 74.000 tahun lalu, Toba melontarkan 2.800 kilometer kubik magma, Inilah letusan berskala 8 dalam Volcano Explosivity Index (VEI), terkuat dalam 2 juta tahun terakhir. 28. Kantong magma Toba yang meraksasa disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen lempeng benua yang hiperaktif. Kolaborasi tiga peneliti dari German Center for Geosciences (GFZ) dengan Danny Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Fauzi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2010 menyimpulkan bahwa di bawah Kaldera Toba terdapat dua dapur magma yang terpisah. 29. Dapur magma ini diperkirakan memiliki volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi banyaknya magma yang pernah dikeluarkan gunung ini sebelumnya. 30. Luncuran awan panas letusan YTT mencapai area seluas 20.000 km2. Awan panas itu menimbun nyaris seluruh daratan Sumatera mulai dari Samudera Hindia di sebelah barat hingga Selat Malaka di sebelah timur dengan ketebalan material rata-rata 100 m dan di beberapa area mencapai 400 meter. 31. Geolog Belanda, Van Bemmelen (1939) yang untuk pertama kali menemukan limpahan material vulkanik yang menutupi seluruh kawasan sekitar Danau Toba. Bemmelen adalah orang yang pertama kali menyimpulkan bahwa danau ini terbentuk dari letusan gunung api. 32. Tinggi tebing yang tersusun dari batu apung di kawasan ini bisa mencapai lebih dari 50 meter. Tak adanya pelapisan, menunjukkan material ini dilontarkan seketika saat letusan. Padahal ini belum dasarnya, Indyo menggambarkan kedahsyatan letusan itu 33. Letusan itu membentuk awan panas, lalu runtuh dan menimbun kawasan sekitarnya. Kedalaman timbunan awan panas di sekitar Danau Toba, diperkirakan mencapai lebih dari 100 meter. Kombinasi kegiatan volkano-tektonik di kawasan Toba, juga memicu terjadinya runtuhan dan pengangkatan lapisan bumi, yang mengakibatkan tersingkapnya batuan dasar dari periode permo-karbon, yaitu sekitar 300 juta tahun yang lalu.

34. Para geolog menyebut bebatuan itu formasi bahorok, karena batu yang sama ditemukan di kawasan Bahorok. Asalnya sebenarnya dari Gondwana, benua raksasa di masa lalu yang berada di belahan bumi selatan. 35. Benua raksasa ini terpecah dan mengapung saat mencairnya zaman es dan terbawa hingga ke Sumatera. Batuan itu berwarna hitam, berbentuk pipih, dan berlapis-lapis, dengan noda-noda berwarna kuning. Batuan ini juga sering disebut sebagai batu sabak yang dipakai untuk buku tulis di masa lalu. Bentuknya pipih dan warnanya hitam. Batu sejenis bisa ditemukan di sekitar Pegunungan Himalaya. 36. Letusan Toba, sangat kuat dan unik. Di gunung-gunung lain tak pernah dilihat batuan dasar yang terbongkar akibat letusan. 37. Manusia purba yang tinggal di Asia saat letusan gunung Toba adalah Homo erectus. Mereka sudah tinggal di sana paling tidak sejuta tahun, seperti bukti dari fosil-fosil Sangiran dan lainnya di Jawa. 38. Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya. 39. Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba. 40. Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai

terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis. 41. Menurut Alan Robock, letusan Toba tidak memicu zaman es. Penelitiannya yang menganalisa emisi 6 miliar ton sulfur dioksida dalam simulasinya menunjukkan pendinginan global 35 C (5.49.0 F) maksimum sekitar 15 C, tiga tahun setelah letusan. Pada lapisan hemisphere di bagian utara mencapai suhu pendinginan hingga 10 C [18 F] ketika terjadi letusan. Ini berarti garis pepohonan dan salju sekitar 3000 meter lebih rendah dari sekarang. 42. Bila manusia modern bahkan telah ada di dalam perimeter letusan danau Toba di masa ini, seperti India misalnya, maka teknologi akan lebih berkembang lagi. Atau mungkin mereka punah dan digantikan oleh leluhur kita yang juga leluhur mereka, yang datang dalam gelombang kedua setelah letusan. Populasi manusia modern yang masih tersisa setelah bencana Toba dapat berbaur dengan pendatang baru mereka dan mengadopsi teknologi mereka. Atau mungkin leluhur dari gelombang kedua (H. sapiens) menghancurkan penduduk asli (H. sapiens) dan kemudian juga menghancurkan Homo erectus yang lebih asli lagi, seperti mereka yang tinggal di Jawa. Dan memulai kekuasaan besar manusia di Asia Selatan dan Tenggara, termasuk di Indonesia. 43. Masih banyak PR yang bisa dikerjakan para ilmuan mengenai jalur migrasi manusia modern sebelum dan sesudah bencana Toba. Apapun itu, bencana Toba jelas memberikan arti yang besar bagi sejarah evolusi kita. Bisa jadi ia lah penyebab keberadaan kita sekarang di Indonesia. Karenanya, fakta ilmiah asal usul danau Toba jauh lebih berharga daripada dongeng asal usul danau Toba. 44. Walau begitu, manusia modern tampaknya sudah ada di Israel pada 130 ribu tahun lalu dan kemudian di Arab pada 85 ribu tahun lalu, berdasarkan fosil dari Jebel Faya. Leluhur kita melewati dua jalur masuk, dari daratan di ujung utara Laut Merah dan di ujung selatan Laut Merah. Kedua daerah ini lebih dekat lagi ke parameter abu letusan Gunung Toba yang berbatasan darat di Pakistan. Sayangnya belum ada cukup bukti yang menunjukkan kalau manusia modern di daerah ini mengevolusikan teknologi untuk beradaptasi seperti leluhur kita di Afrika Timur dan Selatan.

45. Hembusan angin membawa hawa kering atau summer monsoon yang berasal dari laut Cina Selatan. 46. Jenis fauna dengan species zooplankton benthic. 47. Jenis flora terdiri dari jenis phytoplankton, macrophytes, macrophyta melayang, dan turunan jenis macrophytes 48. Tipe danau oligotrophic miskin hara (nutrient-poor), 49. Jenis ikan di Danau Toba endemics Rasbora tobana dan Neolissochilus thienemanni, yang dikenal dengan nama ikan batak atau Batak fish. 50. Jenis ikan yang berada di Danau Toba, terdiri dari species Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, Betta taeniata dan Monopterus albus. 51. Jenis ikan yang bukan asli berada di Danau Toba namun dimasukkan, terdiri dari jenis species Anabas testudineus, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Ctenopharyngodon idella, Cyprinus carpio, Osphronemus goramy, Trichogaster pectoralis, Trichopodus trichopterus, Poecilia reticulata dan Xiphophorus hellerii. Ragam respon ilmiah dari para ahli geolog tentang meletusnya Gunung Toba yang dikategorikan Gunung Berapi Raksasa hingga terbentuknya Danau Toba, yang sampai saat ini masih belum terkuak secara pasti. Untuk itulah sudah saatnya, Danau Toba ini sangat penting dan bermanfaat sekali diwujudkan menjadi pusat sekolah/penelitian alam dunia secara berkesinambungan, atau dunia sudah saatnya mendukung Danau Toba Go Geopark / Toba Lake Go Geopark.

Anda mungkin juga menyukai