Anda di halaman 1dari 6

PAMERAN WAYANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMPERKENALKAN KEBUDAYAAN KHAS INDONESIA KEPADA GENERASI MUDA BANGSA INDONESIA

Paper ini digunakan sebagai tugas pengganti Ujian Tengah Semester Mata Kuliah MPK Seni Wayang yang dibina oleh Bapak Darmoko dan Bapak Priyanto

Oleh : SALMA ANNISA RAHMADEWI 1206277041

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT., serta tidak lupa shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, karena atas segala nikmat, karunia dan hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper mengenai kegiatan terkait Wayang Goes to Campus 2013 ini penulis sampaikan kepada dosen pembina mata kuliah MPK Seni Wayang, Bapak Darmoko sebagai tugas pengganti Ujian Tengah Semester tahun ajaran 2012/2013. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Darmoko dan Bapak Priyanto, yang telah berjasa dalam mencurahkan seluruh ilmu yang dimiliki kepada penulis melalui mata kuliah MPK Seni Wayang. Penulis memohon maaf kepada para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya kepada Bapak Darmoko dan Bapak Priyanto selaku dosen mata kuliah MPK Seni Wayang, serta umumnya kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Depok, 06 April 2013 Penulis

PEMBAHASAN

Sebagai penyemarak dalam acara Wayang Goes to Campus 2013 yang dilaksanakan di Balairung UI, diselenggarakan pula pameran wayang, batik, benda-benda kuno, serta bazar di sekitar tempat diselenggarakannya pagelaran wayang. Bazar tersebut diramaikan dengan hadirnya stand-stand yang menjual berbagai macam pakaian, pernakpernak asesoris, serta bazar aneka makanan kering dan basah. Pameran dalam acara Wayang Goes to Campus 2013 diselenggarakan di Balairung UI lantai 2. Dalam pameran tersebut dipajang beberapa macam koleksi wayang, koleksi keris, koleksi benda-benda kuno dan koleksi batik kuno. Beberapa kain batik kuno yang dipamerkan dalam acara tersebut ternyata merupakan koleksi batik kuno dari keluarga Krisma Chrimss. Kegiatan merawat batik bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dikerjakan, karena diperlukan ketelatenan serta beberapa perlakuan khusus agar batik yang kita koleksi bisa awet, bertahan lama dan tidak mudah rusak. Beberapa cara dalam perawatan kain batik diantaranya adalah dengan menjaga agar kain batik tersebut tidak terkena cahaya terlalu berlebihan, dengantujuan agar warnanya tidak cepat pudar. Oleh karenanya diperlukan kain katun untuk melapisi kain batik dengan tujuan untuk melindunginya, utamanya pada kain-kain batik kuno. Suhu dan kelembaban dalam menyimpan batik pun juga harus diperhatikan, idealnya suhu yang digunakan untuk batik adalah 22 derajat-25 derajat celcius.

Selain itu, kain batik juga harus dijaga agar tidak terkena debu dan kotoran. Salah satu caranya adalah dengan membersihkannya, misal dengan mencucinya. Namun

mencucinya tidak boleh sembarangan dan harus menggunakan teknik-teknik khusus. Selain batik-batik kuno, di pameran tersebut juga dipamerkan berbagai jenis koleksi wayang. Mulai dari wayang Cina, wayang kulit, bahkan disana juga ada wayang yang disebut-sebut sebagai wayang kontemporer Jokowi-Ahok yang dulu pernah digunakan pada saat masa kampanye Jokowi-Ahok, sebelum pada akhirnya mereka menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekarang ini.

Salah satu lembaga yang memiliki peranan besar dalam penyelenggaraan pameran ini adalah Lembaga Fadli Zon Library. Dalam pameran ini Lembaga Fadli Zon Library memamerkan berbagai macam koleksi wayang dan keris, dari koleksinya

pribadinya, misalnya seperti wayang kulit cirebon, wayang suket, wayang klithik, dan wayang golek tengul. Keikutsertaan Lembaga Fadli Zon Library dalam kegiatan ini tentu saja semakin memeriahkan dan meramaikan pameran tersebut. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa Fadli Zon adalah seorang budayawan yang sekaligus juga merupakan alumnus, pengajar dan juga Ketua ILUNI FIB UI (Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI). Beliau memang memiliki Rumah Budaya yang dinamakan Rumah Budaya Fadli Zon, Aie Angek, di Jl. Raya Padangpanjang-Bukittinggi, km 6, Tanah Datar, Sumatra Barat. Dimana pada rumah budaya tersebut terdapat begitu banyak koleksi barang-barang antic, termasuk pula berbagai macam koleksi wayang, keris, topeng, dan masih banyak lagi. Semuanya itu merupakan koleksi pribadi dari Fadli Zon. Semua koleksi yang dipamerkan oleh Fadli Zon dalam Wayang Goes to Campus 2013 tersebut punya kekhasan masing-masing. Misalnya saja wayang kulit Cirebon, merupakan wayang kulit dengan 10 tokoh punakawan yang merupakan cucu Semar. Kemudian juga ada wayang suket, yang merupakan media sosialisasi anak-anak di pedesaan, sering dimainkan sambil menggembala kerbau. Sedangkan wayang klithik dan wayang golek tengul, menjadi media penyebaran Islam di Jawa oleh Wali Sanga dengan mengambil cerita Panji atau Menak karya Ki Yosodipuro. Diantara sekian banyak benda-benda yang dipamerkan dalam pameran Wayang Goes to Campus 2013, saya cenderung lebih tertarik dengan wayang. Karena menurut saya wayang itu unik dan khas. Selain itu, keanekaragaman wayang juga sangat banyak. Selain wayang kulit, di Indonesia dikenal pula wayang golek, wayang orang, dan lain sebagainya. Begitu banyaknya kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, maka sudah sewajarnya jika kita memiliki kewajiban untuk melestarikannya dengan sebaikbaiknya. Salah satu tidakan nyata untuk mewujudkan hal ini adalah seperti yang dilakukan oleh Wayang Goes to Campus 2013 ini. Adanya pameran wayang seperti ini tentunya juga akan semakin menambah khazanah pewayangan baik di kalangan mahasiswa UI maupun di kalangan masyarakat umum.

KESIMPULAN

Wayang adalah warisan budaya yang sudah diakui UNESCO dan telah dikenal oleh masyarakat Nusantara sejak ribuan tahun lalu. Keberadaan wayang itu sendiri memiliki banyak fungsi, selain sebagai media komunikasi dan hiburan, wayang juga berfungsi sebagai alat yang dapat digunakan sebagai penuntun sosial kehidupan masyarakat yang tetap relevan hingga saat ini. Keberadaan dan eksistensi wayang harus selalu dipertahankan dan terus dilestarikan. Terutama di zaman seperti sekarang ini dimana segala sesuatunya serba modern, sehingga keberadaan wayang pun mulai terlupakan. Oleh karena itu, wayang harus terus dipekernalkan dan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat umum agar masyarakat selalu mengenal dan selalu bangga dengan kebudayaan asli bangsanya tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tetap lestarinya wayang di tengah-tengah masyarakat adalah seperti yang telah dilakukan oleh Wayang Goes to Campus 2013 ini. Acara-acara yang semacam ini dapat meningkatkan rasa kebanggaan masyarakat akan agungnya kekayaan budaya yang ada di negaranya. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang merasa memiliki wayang sebagai salah satu bagian dari kebudayaan asli bangsanya. Sehingga hal ini akan mendorong masyarakat untuk selalu melestarikan wayang dan mencegah agar wayang tidak sampai dikuasai oleh pihak asing. Hal yang paling penting dari itu semua adalah Wayang Goes to Campus ini dapat digunakan sebagai salah satu ajang untuk mendobrak kembali eksistensi wayang di tengah-tengah masyarakat, yang dalam beberapa dekade akhir ini mulai meredup dan hampir terlupakan. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah para generasi muda. Hal ini dilakukan juga sebagi upaya untuk meluruskan bahwa wayang tidak hanya sekedar tontonan kuno orang tua yang tidak cocok bagi kaum muda. Tetapi, wayang itu merupakan salah satu bentuk kesenian yang diperuntukkan bagi semua kalangan termasuk para generasi muda. Apalagi sebagai penerus bangsa nantinya, generasi muda harus harus mampu mempertahankan dan turut serta dalam melestarikan keberadaan wayang, agar wayang tetap dikenal sepanjang masa.

DAFTAR PUSTAKA

Sucipta, Mahendra. 2009. Ensiklopedia Tokoh-Tokoh Wayang dan Silsilahnya. Yogyakarta : Penerbit Narasi. http://www.perpustakaan.org/perpustakaan-pribadi-fadli-zon-apa-dan-bagaimana.html ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 18.00 WIB ) http://jakarta.okezone.com/read/2013/02/07/408/758283/koleksi-unik-di-museum-pribadi ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 18.15 WIB ) http://m.lensaindonesia.com/2013/04/06/fadli-zon-waspadai-sikap-sengkuni-penghasutyang-ingin-bangsa-hancur.html ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 18.44 WIB ) http://sumbaronline.com/berita-13018-benda-purbakala-melayu-dipamerkan-di-rumahbudaya-fadli-zon.html ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 19.00 WIB ) http://lifestyle.pelitaonline.com/news/2013/04/05/koleksi-batik-kuno-karena-cinta ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 19.05 WIB ) http://kabarkampus.com/2013/04/wayang-jokowi-ahok/ ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 19.10 WIB ) http://www.inioke.com/Berita/1350-Koleksi-Keris-Minangkabau-Rumah-Budaya-FadliZon-Diresmikan.html ( Diakses pada hari Minggu, 6 April 2013, pukul 19.18 WIB )

Anda mungkin juga menyukai