Anda di halaman 1dari 26

Berat Badan Lahir Rendah Sesuai Masa Kehamilan

Mohamad Amirul Azwan B. Mohamed Yusof 102009270 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11470 amirul.yusof@yahoo.co.uk +6281808235709 _________________________________ Abstrak: Masalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Berat lahir rendah (BLR) dapat dibedakan atas bayi yang dilahirkan preterm, dan bayi yang mengalami pertumbuhan intrauterin terhambat. Negara-negara sedang berkembang sebagian besar bayi BLR di sebabkan oleh pertumbuhan intrauterin terhambat. Kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT) bervariasi antara 3 sampai 10%, tergantung pada populasi, geografi dan definisi yang digunakan. Sekitar duapertiga PJT berasal dari kelompok kehamilan risiko tinggi (seperti hipertensi, perdarahan antepartum, penderita penyakit jantung atau ginjal, kehamilan multiple, dsb); sedangkan sepertiga lainnya berasal dari kelompok kehamilan yang tidak diketahui mempunyai risiko. Kata Kunci: Berat badan lahir rendah Abstract: Problem of low birth weight (less than 2500 grams) is still a major cause of perinatal morbidity and mortality. Low birth weight (LBW) can be distinguished on infants born preterm and infants with intrauterine growth retarded. In developed countries, about two-thirds of low birth weight babies due to prematurity, while in developing countries most infants with LBW caused by intrauterine growth retardation. Incidence of stunted fetal growth (IUGR) varies between 3 to 10%, depending on population, geography and definitions used. Approximately two-thirds of IUGR pregnancies derived from high-risk groups (such as hypertension, Page | 1

antepartum hemorrhage, heart or kidney disease, multiple pregnancies, etc.), while another third comes from an unknown group of pregnancies at risk.. Keywords: Low birth weight infants

Pendahuluan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR) (Yushananta,2001). Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR), BBLR dibedakan atas Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram (Yushananta, 2001). Menurut Manuaba (1998), bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1. Prematuritas murni1 Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan (NKB- SMK). Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perIu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri Page | 2

dengan lingkungan hidup di Iuar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 2. Dismaturitas1 Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.

Anamnesa
Anamnesis atau wawancara seputar stroke biasanya dilakukan antara dokter dengan penderita dana atau keluarga penderita. Anamnesis ditujukan untuk mengetahui kondisi penderita baik secara umum atau seputar penyakitnya Antara pertanyaan yang dapat ditanyakan berupa seperti berikut Identitas pasien Keluhan utama Keluhan tambahan Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Page | 3 Adakah riwayat perdarahan? Adakah riwayat hipertensi?

Adakah riwayat diabetes mellitus

Obat-obatan Adakah pasien mempunyai alergi? Adakah pasien mengkosumsi obat

Riwayat keluarga dan social

Berkaitan dengan pertanyaan seputar penyakit ini, dapat ditanyakan beberapa hal: 1. Jika pernah hamil dan partus sebelum ini, adakah terdapat kondisi seperti ini sebelumnya. 2. Adakah terdapat sebarang komplikasi/ kelainan sepnajnag masa kehamilan. 3. Adakah ibu tersebut mendapat asupan gizi yang baik. 4. Adakah pasien mempunyai hipertensi gestational (pre-eklampsia) 5. Adakah pasien penderita Diabetes Mellitus

Pemeriksaan PEMERIKSAAN FISIK


Pada pemeriksaan fisik, dilakukan penilaian melalui criteria fisis dan neurologi neonatus. Biasanya dilakukan scoring melalui system Apgar 2 dan New Ballad Score System1,2.

Sistem APGAR2,3 Page | 4

Skor Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.2,3

Figure 1: Skor APGAR

Figure 2: Penilaian APGAR

Page | 5

Namun, perlu diperhatikan juga bahawa skor Apgar mempunyai limitasi. Penting untuk mengetahui keterbatasan skor Apgar. 3 Skor Apgar adalah ekspresi dari kondisi fisiologis bayi, memiliki kerangka waktu yang terbatasdan mencakup komponen subyektif. Selain itu, gangguan biokimia harus signifikan sebelum skor dipengaruhi. Unsur-unsur nilai seperti tone, warna, dan iritabilitas refleks sebagian tergantung pada kematangan fisiologis bayi. Bayi prematur. yang sehat dengan tidak ada bukti asfiksia dapat menerima skor yang rendah hanya karena immaturity.4,5 Sejumlah faktor dapat mempengaruhi skor Apgar, termasuk namun tidak terbatas pada obat-obatan, trauma, kelainan kongenital, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan prematur. kelahiran Insiden skor Apgar rendah berbanding terbalik dengan berat lahir, dan skor rendah terbatas dalam memprediksi morbiditas atau mortalitas. Dengan demikian, tidaklah tepat untuk menggunakan skor Apgar sendiri untuk menetapkan diagnosis asfiksia.

Page | 6

Sistem NEW BALLAD SCORE2 Sistem ini digunapakai untuk menilai maturitas neuromuscular serta maturitas fisik. 1. Maturitas neuromuscular2,3 Page | 7

a. Postur b. Square window c. Arm recoil d. Sudut popliteal e. Tanda scarf f. Heel to ear 2. Maturitas fisik2,3 a. Kulit b. Lanugo c. Permukaan plantar d. Mata/telinga e. Alat kelamin (pria) f. Alat kelamin (wanita)

Page | 8

Figure 3: Skoring New Ballad (maturitas neuromuscular)

Page | 9

Figure 4: Skoring New Ballad (maturitas fisik)

Figure 5: Nilai penilaian New Ballad Score

2.1 Pemeriksaan Penunjang Page | 10

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah untuk mendeteksi sebarang kelainan yang dapat terkait dengan anak yang lahir dengan berat badan rendah. Antaranya, Tes Darah1,2 Complete blood count: anemia dan polisitemia Hitung WBC: kelainan neutrofil yang immature serta infeksi Tes Coombs: identifikasi antibody terhadap SDM fetal. Resiko jaundice dan kernicterus akan meningkat jika terdapat inkompatibilitas ini. Analisis Serum Elektrolit,1,2,3 Melalui analisis serum elektrolit, dapat ditentukan berbagai kelainan, seperti fungsi ginjal yang immature serta keupayaan respirasi anak yang terganggu akibat ketidakseimbangan elektrolit. Analisis konsentrasi glukosa3 Resiko hipoglikemia dan hiperglikemia meningkat pada bayi premature. Gambaran Radiologi2 Tes radiologi hanya diindikasikan pada organ yang spesifik pada anak tersebut.

Diagnosis
Page | 11

Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK) merupakan bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dengan berat yang sesuai dengan usia kehamilannya yaitu antara 1000-2500g. Cara menghitung usia kehamilan adalah menggunakan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan hitungan adalah berdasarkan hitungan lengkap, bukan dengan mendekatkan kepada minggu terdekat. Contoh, jika usia kehamilan adalah 36 minggu 6 hari, maka usia kehamilan adalah dikira 36 minggu, bukan 37 minggu.2,3 Menurut Pertubuhan Kesehatan Sedunia (WHO), bayi preterm digolongkan menurut usia kehamilan, namun boleh juga digunakan berat bayi saat lahir sebagai proksi penentu keadaan bayi dan untuk menilai usia bayi (preterm ringan, sedang atau berat), namun tidak mutlak. Ini karena perkembangan fungsi organ bayi tergantung pada usia kehamilan, bukan pada berat bayi. Namun berat bayi dapat digunakan untuk menilai keadaan kesehatan bayi seperti kecukupan gizi dan tahap perhatian yang perlu diberi kepada bayi. Bayi yang beratnya kurang dari 2500g perlu diberi perhatian khusus hingga lebih matang dan pertumbuhannya normal.4,5 Berdasarkan usia gestasi atau usia kehamilan dan berat saat lahir, bayi preterm dikategorikan menjadi preterm ringan, sedang dan berat. 3,5 Preterm ringan merujuk kepada bayi yang dilahirkan antara minggu ke-33 hingga ke-37 kehamilan atau dengan berat lahir antara 1500 2500g. Preterm sedang pula adalah bayi yang dilahirkan antara minggu ke-28 dan 32 usia kehamilan dengan berat badan lahir antara 1000-1500g. Preterm berat pula merujuk kepada yang dilahirkan sebelum 28 minggu usia kehamilan atau dengan berat badan lahir kurang dari 1000g. Umumnya, kesediaan bayi untuk hidup di dunia luar (luar rahim) tergantung dari usia kehamilan. Bayi preterm ringan biasanya tidak begitu Page | 12

memerlukan bantuan saat lahir. Namun bayi preterm yang berat, tanpa perhatian khusus, atau bahkan dengan perhatian khusus sekali pun, mereka tetap mungkin menghadapi kesukaran untuk mandiri dan beresiko menghadapi pelbagai masalah atau tidak mampu bertahan hidup sama sekali.

Differential diagnosis.
Tiada diagnosis banding yang khusus pada kasus ini. Namun sebagai dokter umum, harus pintar memilih/ mendiagnosis sama ada kasus tersebut termasuk dalam kasus berat badan lahir rendah sesuai masa kehamilan, kurang masa kehamilan atau besar masa kehamilan. Sebagai diagnosis banding bagi kasus ini, dipilih berat badan lahir sangat rendah (BBSLR) sebagai diagnosis banding karena komplikasi yang dapat timbul adalah sama kecuali insidens bagi komplikasi itu untuk timbul adalah lebih tinggi pada BBLSR.

Etiologi
Ada sejumlah alasan yang diketahui mengapa beberapa bayi lahir prematur. Ada yang berhubungan dengan kondisi ibu, yang lain dengan kondisi janin. Penyebab ibu, atau menyebabkan yang berkaitan dengan kondisi umum ibu, meliputi:3,4 Tekanan darah tinggi Infeksi Page | 13

penyalahgunaan zat trauma penyakit kronis Kelahiran prematur juga bisa datang sebagai akibat dari komplikasi dengan baik rahim atau plasenta. Ini termasuk:2,3 serviks tidak kompeten, atau pembukaan dini leher rahim malformasi uterus kelebihan cairan ketuban, yang dapat menyebabkan tekanan di dalam rahim, yang mengakibatkan kontraksi awal dan kelahiran malformasi atau detasemen awal plasenta Kelahiran prematur juga dapat merupakan hasil dari penyebab janin, yang meliputi:3,4,5 Infeksi malformasi janin kelainan kromosom Kelahiran prematur juga terjadi untuk alasan yang tidak diketahui. Sementara beberapa wanita tahu bahwa mereka mungkin berisiko untuk lahir prematur dan dapat membuat persiapan untuk itu, sebagian besar memiliki sebuah kelahiran prematur tak terduga dan tidak terencana.

Patofisiologi
Sebelum lahir, plasenta mempunyai 3 peran utama bagi janin: penyediaan semua nutrisi untuk pertumbuhan, penghapusan produkPage | 14

produk limbah janin, dan sintesis hormon yang mendorong pertumbuhan janin.2,3 Dengan pengecualian elektrolit besar, sirkulasi maternal berisi substrat lebih (misalnya, glukosa darah) dari sirkulasi janin. Selain itu, plasenta aktif secara metabolik dan mengkonsumsi glukosa. Limbah produk metabolisme janin (misalnya, panas, urea, bilirubin, karbon dioksida) yang ditransfer melalui plasenta dan dieliminasi oleh organorgan ekskretoris ibu (yaitu, hati, paru, ginjal, kulit).2-6 Selain itu, plasenta bertindak sebagai penghalang terhadap infeksi makrofag melalui mukosa dan dengan memungkinkan transfer imunoglobulin ibu (imunoglobulin seperti imunoglobulin G [IgG]) untuk awal janin pada usia kehamilan 32-34 minggu. Disfungsi plasenta yang terlibat dalam transfer IgG.3,6 Aktivitas antibakteri dari cairan ketuban meningkatkan kemajuan usia sebagai kehamilan. Setiap organ yang belum matang dari bayi prematur memiliki keterbatasan fungsional. Tugas perawat di unit perawatan intensif neonatal (NICUs) adalah untuk mengenali dan memantau kebutuhan bayi masing-masing dan untuk memberikan dukungan yang tepat hingga jatuh tempo fungsional dapat dicapai. Karakteristik BBLR Menurut Manuaba (1998), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:2 a. Berat kurang dari 2.500 gram b. Panjang badan kurang dari 45 cm c. Lingkar dada kurang dari 30 cm. Page | 15

d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu. f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik- lemah. h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per menit. i. Kepala tidak mampu tegak j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.

Epidemiologi
Lebih dari 1 dari 10 bayi yang dilahirkan prematur, mempengaruhi keluarga di seluruh dunia.3 Lebih dari 1 juta anak meninggal setiap tahun karena komplikasi kelahiran prematur. Banyak korban menghadapi seumur hidup kecacatan, termasuk ketidakmampuan belajar dan masalah pendengaran serta visual.5 Tingkat kelahiran prematur meningkat di hampir semua Negara dengan data yang dapat diandalkan. Prematuritas merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir (bayi dalam 4 minggu pertama kehidupan) dan sekarang yang kedua terkemuka menyebabkan kematian setelah pneumonia pada anak di bawah usia 5. 5 Selain itu, kemajuan global dlam kelansungan hidup dan kesehatan anak tidak dapat dicapai jika tidak diatasi masalah ini. Faktor predileksi:2

Page | 16

1. Ras:2 tiada faktor predileksi secara ras, karena bayi premature dapat lahir pada setiap wanita pad setiap ras. Secara umum, ia sering terjadi pada wanita dengan status sosioekonomi yang rendah 2. Kelamin:2 Pada satu kajian, diperlihatkan bahawan bayi laki-laki yang lahir secara premature mempunyai resiko lebih tinggi untuk menghidap penyakit sepsis, perdarahan intraventrikular disbanding bayi perempuan.

Faktor resiko2,3,5
1. Memiliki kelahiran prematur sebelumnya 2. Kehamilan dengan bayi kembar, kembar tiga atau kelipatan lain 3. Selang waktu kurang dari enam bulan antara kehamilan 4. Kehamilan melalui fertilisasi in vitro 5. Masalah dengan rahim, leher rahim atau plasenta 6. Merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang 7. Gizi yang buruk 8. Beberapa infeksi, terutama dari cairan ketuban dan saluran kelamin yang lebih rendah 9. Beberapa kondisi kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes 10. 11. Menjadi kurus atau kegemukan sebelum hamil Stres hidup peristiwa, seperti kematian orang yang dicintai

atau kekerasan dalam rumah tangga Page | 17

12. 13.

Multiple keguguran atau aborsi cedera Fisik atau trauma

Manifestasi klinis
Bayi preterm biasanya mempunyai masalah untuk bernapas dan untuk mengekalkan suhu tubuh normal. Gejala lain adalah:2,3,5 a) Ukuran yang lebih kecil dengan kepala besar (disproportion) b) Kulit tipis, transparen dan fragile c) Tubuh dipenuhi lanugo d) Suhu badan rendah terutamanya sejurus setelah kelahiran e) Kekurangan reflex tertentu seperti reflex menghisap dan menelan Berat, panjang dan ukuran lingkar kepala berdasarkan usia

kehamilan Usia Kehamilan Berat (g) Panjang (cm) Lingkar (cm) 40 minggu 35 minggu 32 minggu 28 minggu 24 minggu 3600 2500 1900 1150 650 51 46 43 38 32 35.5 32 30 26 22 kepala

Penatalaksanaan
NONMEDIKAMENTOSA Page | 18

Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka yang perlu diperhatikan adalah : 1. Penatalaksanaan respirasi pada anak neonatus:4 a. Pertahankan volume paru yang adekuat atau lebih baik, volume paru yang optimal. Ini dapat dilakukan dengan continous positive airway pressure dengan cara pemberian secara nasal, masker atau melalui tuba endotracheal b. Elakkan hiperoxia dan hipoksia c. Elakkan barotraumas dan volutrauma 2. Penatalaksanaan thermoregulasi: penting untuk mengurangkan stress dan mengoptimumkan tumbesaran bayi. Bayi kehilangan panas melalui 4 cara, yaitu:4 a. Evaporasi: Semasa ruang delivary. Penanganan dengan cara mengeringkan bayi secara lengkap dari cairan amnion. b. Konduksi: Direk transfer panas dari bayi ke permukaan yang dingin. Sebagai contoh pada timbangan yang dingin. Penanganan dengan cara melapik permukaan bayi c. Konveksi: Kehilangan panas ke peredaran udara. Penanganan dengan cara meletakkan bayi kedalam ruangan. Ie: ruangan khas bayi premature. d. Radiasi 3. Penatalakasanaan diet :4 Pada bayi prematur, refleks hisap, telan dan batil belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Disamping itu Page | 19

kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kg/kal/hari agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Oleh karena mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi BBLR maka hal-hal dibawah ini harus diperhatikan pada pemberian minum bayi tersebut. a. Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu

mengosongkan lambung atau dala posisi setengah duduk di pangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala dan bahu b. Sebelum susu diberikan, untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit-sedikit dengan perlahan-lahan dan hati-hati c. Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas pundak selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara di lambung dan kemudian di tidurkan pada sisi kanan atau tidur dalam posisi tengkurap d. Bila bayi biru atau mengalami kesukaran bernafas pada waktu minum, kepala bayi harus segera di rendahkan 30, cairan di mulut dan di faring di hisap. 4. Penatalaksanaan kulit bayi:4 Bayi premature mempunyai kulit yang immature, kurangnya stratum korneum, kurangnya perlekatan antara lapisan kulit peningkatan fiksasi air dan oedema. Ini dapat menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan pada kulit, peningkatan absorpsi material (obatan) melalui kulit serta peningkatan infeksi melalui jalan kulit. Berikut merupakan cara penanganannya: a. Mandi: Gunakan air sabun saja dan tidak untuk bayi yang beratnya kurang dari 1000 g. Mengurangi frekuensi

Page | 20

menggunakan pembersih. Hanya menggunakan netral-pH pembersih. b. Desinfektan Completely (misalnya povidone-iodine, agen setelah chlorhexidine): prosedur untuk

menghapus

mengurangi penyerapan transdermal. Penggunaan alkohol isopropil tidak disarankan karena relatif tidak efektif sebagai desinfektan dan pengeringan pada kulit. Alkohol luka bakar, dan kulit pecah-pecah dapat hasil. c. Perekat: Minimalkan penggunaannya. Gunakan ganda yang didukung pita sutra dibandingkan tape dengan sifat perekat yang kuat (Elastoplast). Gunakan elektroda hidrogel. Hindari pelarut atau agen ikatan. d. Hambatan pektin (misalnya, DuoDERM tipis ekstra, Restore tipis tambahan): Ini adalah dianjurkan. 5. Perawatan metode kanguru bagi BBLR5 Perawatan metode kanguru memiliki 3 komponen yaitu : a. Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju kanguru. Ibu merupakan sumber panas bagi bayi. Kontak kulit dengan kulit dimulai saat setelah lahir dan berlanjut siang dan malam. Bayi hanya memakai topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat dan bayi menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara terus menerus melalui konduksi dan radiasi. Pengganti ibu boleh ayah, tante, nenek, dll. b. ASI eksklusif adalah pemberian minum hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi menyusu segera setelah lahir. Kain Page | 21

yang membungkus di sekeliling ibu dan bayi di longgarkan untuk menyusui. Berikan informasi untuk membantu ibu bagaimana menyusui bayinya. c. Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi. Walaupun kebutuhan ibu atau bayi terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu membutuhkan banyak dukungan dari suami dan keluarga menerus. Selain dari penatalaksanaan diatas, perlu uga dirujuk kepada spesialis anak karena resiko perkembangan neurologis meningkat apabila umur gestasi dan berat badan lahir menurun. MEDIKAMENTOSA Penggunaan obatan dalam kasus ini adalah sesuai menurut penyakit spesifiknya. yang lain untuk menjaga kontak yang terus

Komplikasi2,3
Walaupun kebanyakan bayi preterm membesar sehat jika diberi perhatian secukupnya, namun turut ada sejumlah masalah terkait preterm. Oleh karena lahir preterm, organ fetus belum sempat berkembang sempurna dan bersedia untuk perubahan keadaan antara di dalam rahim dan di luar rahim ibu hingga timbul masalah seperti masalah paru dan pernapasan, jantung, traktus gastrointestinal (GI tract), ginjal dan pelbagai lagi. Sehingga bayi lebih matang, diperlukan bantuan jagaan khusus terhadap bayi tersebut. Komplikasi bayi preterm terjadi karena system organ yang belum imatur hingga tidak siap untuk menyokong Page | 22

kehidupan bayi di luar rahim. Komplikasi ini tergantung pada usia kehamilan, penyebab kelahiran preterm, factor resiko ibu dan keluarga dan persekitaran luar rahim termasuk rumah, neonatal intensive care unit (NICU) dan masyarakat. Selain itu, bayi preterm juga lebih rentan terhadap kecederaan. Ini karena bayi preterm lebih fragile berbanding bayi cukup bulan. Antara komplikasi bayi preterm adalah: f) Respiratory distress syndrome g) Chronic lung disease h) Bronchopulmonary dysplasia i) Apnea j) Masalah pencernaan k) Nekrosis enterocolitis (NEC) l) Refluks gastroesofagus (GER) m) Infeksi virus, fungus Dan pelbagai lagi kelainan melibatkan penurunan fungsi organ tubuh.

Manakala, gejala jangka panjang yang mungkin berlaku adalah: a) Bronchopulmonary dysplasia (BPD) b) Delayed growth and development Page | 23

c) Mental or physical disability or delay d) Retinopathy of prematurity, vision loss, or blindness

Pencegahan7,8
a) Menjaga kesehatan diri sebelum dan semasa hamil b) Dapatkan prenatal care seawall mungkin setelah mengetahui kehamilan c) Dapatkan prenatal care sejak dini hingga bayi dilahirkan secara teratur d) Penggunaan betametason dosis 12 mg/hari selama 2 hari berturutturut, diberikan 48 72 jam sebelum partus pada kehamilan 32 minggu untuk mengurangkan komplikasi kelahiran preterm terhadap bayi

Prognosis
Kematian pada BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Prognosis BBLR ini tergantung dari berat atau ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan dijumpai intraventrikuler, kerusakan pada displasia syaraf bronkopulmonal akan terjadi retrorental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik. Bila bayi ini selamat kadang-kadang Page | 24 dan gangguan bicara, IQ yang rendah, dll. Prognosis ini juga tergantung dari

keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post natal. Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya maka perlu diamati selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat, dll.

Kesimpulan

Kasus ini merupakan kasus berat badan lahir rendah sesuai masa kehamilan dimana ini merupakan premature sejati. Penanganan bagi kasus ini walaupun mudah namun perlu diberi perhatian karena seringkali mortalitas pada bayi baru lahir adalah karena bblr.

Page | 25

Daftar Pustaka
1. C.Edwards, I. Boucher. Davidsons principle and practice of medicine. Edisi 16. ELBS; 1992. hlm 708-710 2. J. L. Harper, E. C. Besa; 2012. Prematurity. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/202333-workup#aw2aab6b5b4 , 14 April 2012 3. J. E. Maakaron, E. C. Besa; 2011. Preterm birth. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview , 14 April 2012 4. B.G. Katzung 1992. Basic & clinical pharmacology. Edisi 5 : Appleton & Lange Inc.;1992. hlm 495-496 5. S. J. Mcphee, M. A. Papadakis. Current medical diagnosis and treatment. 5h ed. California: McGraw-Hill Companies, Inc; 2011.chapter 13 6. World Health Organization. Iron deficiency anemia assessment prevention and control : World Health Organization; 2001 7. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. Control of iron deficiency anemia in south-east asia. New Delhi: World Health Organization; 1996

Page | 26

Anda mungkin juga menyukai