Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yang terkopel dengan rotor generator, sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik arus bolak-balik ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar. Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkrondapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasatergantung dari kebutuhan. Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja pararel dari dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang khusus sering dynamo dikerrjakan pararel dengan aki, sehingga secara teratur dapat mengisi aki tesebut. Tujuan kerja pararel dari generator adalah untuk membantu mengatasi beban untuk manjaga jangan sampai mesin dibebani lebih, jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada mesin lain yang meueruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari penyediaan tenaga listrik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara umum permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana cara memparalelkan generator sinkron? 2. Bagaimana cara kerja parallel generator sinkron?
1
3. Bagaimana system pembangkitan tegangan pada generator parallel? 4. Apa yang dimaksud kurva V motor sinkron?
1.3
Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui cara memparalelkan generator siknron. 2. Mengetahui cara kerja parallel generator sinkron. 3. Mengetahui system pembangkitan tegangan pada generator parallel. 4. Mengetahui kurva V motor sinkron.
BAB II ISI
Metode Paralel Generator Sinkron Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.
Cara Memparalel Generator Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih ialah: Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu sama lainnya. Nilai efektif tegangan harus sama. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama. Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama. Urutan fasa dari kedua generator harus sama.
Kerja Paralel Generator Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator dengan mengacu pada syarat-syarat diatas, yaitu : a. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter b. Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope. c. Cara Otomatis
Lampu Cahaya Berputar dan Volt-meter Dengan rangkaian pada gambar 1, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menurut urutan L1 - L2 - L3 - L1 - L2 - L3.
Gambar 1. Rangkaian Paralel Generator. Perhatikan Gambar 2a, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3 redup. Perhatikan Gambar 2b, pada keadaan ini: L2 paling terang L1 terang L3 terang
Perhatikan gambar 2c, pada keadaan ini, L1 dan L2 sama terang L3 Gelap dan Voltmeter=0 V
Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain).
Voltmeter, Frekuensi Meter dan Synchroscope Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator banyak yang menggunakan alat Synchroscope, gambar 3. Penggunaan alat ini dilengkapi dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter untuk kesamaan frekuensi. Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan fasa jala-jala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala.
Paralel Otomatis Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.
Gambar 3. Synchroscope.
PEMBANGKITAN TEGANGAN PADA GENERATOR PARALEL Tegangan yang dibangkitkan oleh generator jenis ini tergantung dari keberadan fluks
sisa (residual fluks) pada kutub-kutubnya. Ketika generator pertama kali di asut (start), tegangan internal akan dibangkitkan sebesar : EA= Kf sisaw . Tegangan ini muncul pada terminal generator (kira-kira 1 atau 2 vol). Tetapi ketika tegangan timbul di terminal tersebut, hal ini menyebabkan arus mengalir pada kumparan medang generator, dimana V+f = VT, maka dari persamaan (3) diatas jika VT-, akan menyebabkan If-. Arus medan ini menghasilkan ggm pada kutub-kutubnya, yang akan meninggalkan fluksnya. Peningkatan fluks ini juga meningkatkan ggl nya = EA- (dari persamaan EA= Kf sisaw ), yang juga meningkatkan esarnya tegangan terminal VT-, ketika VT- menyebabkan If-, juga meningkatkan fluksnya. Proses ini terjadi berulang-ulang hingga keadaan mantap (steady state) terpenuhi, dan digambarkan seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 : Proses pembentukan tegangan pada generator parallel Bagaimana jika ketika generator paralel distart tegangan tidak terbangkitkan pada terminalnya? Ada beberapa penyebab, di antaranya adalah : 1. Mungkin tidak ada fluks residu pada kutub medannya; f res = 0, sehingga Ea = 0, dan tegangan tidak akan terjadi. Untuk mengatasinya, lepaskan rangkaian medan penguat dari jangkar, lalu hubungkan secara langsung dengan suatu sumber tegangan dc, misalnya batere. Arus yang mengalir dari batere akan meninggalkan fluks residu pada medan. Selanjutnya dilakukan proses start seperti biasa. Cara ini disebut flashing. 2. Arah putaran rotor atau sambungan medan mungkin terbalik. Pada kedua kasus ini fluks residu menimbulkan tegangan dalam Ea yang memiliki polaritas negatip. Akibatnya arus
7
medan yang mengalir pada rangkaian medan akan menimbulkan fluks yang berlawanan arah dengan fluks residu sehingga malah meniadakan fluks residu, dan tegangan tidak dapat dibangkitkan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan salah satu langkah berikut ini : membalik putaran rotor membali sambungan rangkaian medan mem-flashing rangkaian medan dengan arah terbalik
3. Resistansi medan diset lebih besar dari resistansi kritisnya. Pada gambar berikut ini dapat dilihat bahwa jika Rf lebih besar dari resistansi kritisnya (Rf2), maka tegangan tidak dapat dibangkitkan.
KARAKTERISTIK TERMINAL Pada saat beban generator meningkat Ib-, maka dari persamaan (1) IA-. Peningkatan IA, menyebabkan jatuh tegangan IA.RA- dari persamaan (2) VT. Hal ini seperti yang terjadi pada generator berpenguatan terpisah. Namun ketika VT, If, hal ini menyebabkan fluks mesin juga menurun, sehingga EA. Penurunan EA menyebabkan VT lebih jauh lagi. Karakteristik ini diperlihatkan pada gambar 4. Kurva karakteristik terminal generator paralel ini sama dengan generator penguat terpisah namun lebih curam. Dengan demikian maka pengaturan tegangan generator paralel lebih buruk dari generator penguat terpisah.
8
ANALISA GRAFIS GENERATOR PARALEL Analisa grafis generator paralel didasarkan pada persamaan tegangannya, yaitu : Vt = Ea IaRa atau Ea Vt = IaRa Perbedaan antara tegangan dalam Ea dan tegangan terminal Vt adalah tegangan drop pada belitan jangkar IaRa. Posisi yang mungkin bagi nilai-nilai Ea adalah kurva magnetisasi, dan bagi nilai Vt adalah kurva . Dengan demikian untuk mendapatkan nilai Vt untuk beban tertentu, mulamula tentukan nilai IaRa, lalu tempatkan nilai tegangan IaRa tersebut pada kurva pembankitan tegangan sehingga persis menghubungkan kurva magnetisasi dengan garis tahanan Rf. Hal ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
Apabila generator tidak dilengkapi dengan belitan pengkompensasi, maka akan terjadi reaksi jangkar pada generator yang berefek pada menurunnya tegangan generator. Karena itu efek demagnetisasi ini harus diperhitungkan pada analisa grafis generator shunt. Persamaan GGM mesin dengan adanya reaksi jangkar adalah : F TOT= F - FRJ FRJ = NfIf-RJ, maka If-RJ = FRJ/Nf adalah arus ekivalen reaksi jangkar. Pada analisa grafis generator arus searah shunt, penurunan tegangan karena efek demagnetisasi ini diperhitungkan sebagai pengurangan arus medan total sebesar If-RJ. Dapat dilihat pada grafik bahwa akibat reaksi jangkar yang tidak dieliminasi maka tegangan total generator lebh rendah dari bila reaksi jangkar dieliminasi.
10
KURVA V MOTOR SINKRON Gambar 5.149, memperlihatkan diagram vektor sebuah motor sinkron dengan faktor daya yang berbeda-beda pada keadaan beban tetap.
Gambar 5.149 Diagram Vektor dalam Keadaan Beban Tetap, dengan Faktor Daya Berbeda
Arus Ia yang disuplai dari jala-jala untuk motor sinkron nilainya akan besar saat faktor daya lagging (penguatan kurang), kemudian menurun pada saat faktor daya Unity dan naik kembali pada saat factor kita bisa menggambarkan hubungan arus suatu beban yang tetap, dan
11
perubahan ini dapat digambarkan dalam bentuk kurva V, seperti diperlihatkan pada gambar 5.150.
Pada saat motor sinkron dalam kondisi tidak berbeban diberi penguatan berlebih (over exicited) akan berfungsi sebagai kapasitor, sehingga mempunyai kemampuan untuk memperbaiki factor daya jaringan listrik dimana motor tersebut terhubung. Hal ini terjadi karena daya reaktif yang dihasilkan motor akan mengkompensasi kelebihan fluk pada jaringan listrik. Motor sinkron yang dimanfaatkan untuk memperbaiki faktor daya biasa disebut kondensor sinkron atau kapasitor sinkron.
12
Dari makalah yang sudah dipaparkan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih ialah polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu sama lainnya, tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama, nilai efektif tegangan harus sama, frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama, dan urutan fasa dari kedua generator harus sama. 2. Tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron tergantung dari keberadan fluks sisa (residual fluks) pada kutub-kutubnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://kurniawanpramana.wordpress.com/2011/09/25/generator-sinkron-1/ http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/prinsip-kerja-generator-sinkron.html
14