Anda di halaman 1dari 17

1

KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


1. PENDAHULUAN Lingkungan kerja yang manusiawi dan lestari akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Lingkungan kerja yang melebihi produktivitas kemampuan manusia tidak saja merugikan produktivitas kerjanya, tetapi juga menjadi sebab terjadinya penyakit atau kecelakaan kerja. Hanya lingkungan kerja yang aman, selamat dan nyaman merupakan prasyarat penting untuk terciptanya kondisi kesehatan prima. Untuk menjamin ke arah itu diperlukan pemantauan lingkungan Pemantauan lingkungan kerja tidak hanya dilakukan dengan pengukuran secara kualitatif, tetapi harus dilakukan melalui pengukuran serta kuantitatif dengan menggunakan peralatan lapangan atau analisis laboratorium agar diperoleh data obyektif. Meskipun belum ada norma dan kajian yang baku, seyogyanya pemantauan lingkungan kerja dilakukan sekerap mungkin untuk mendapatkan data dan akurasi yang tepat. Agar didapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam melakukan pemantauan lingkungan kerja harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dilakukan oleh personel yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang K3, mampu melakukan pengumpulan data dan menganalisisnya. 2. Menggunakan peralatan yang akurat dan terkalibrasi. 3. Menggunakan metode yang telah disepakati baik secara nasional maupun internasional. 4. Diikuti dengan langkah membandingkan hasil pemantauannya terhadap standar (nilai) dan ketentuan yang ada, sekaligus menemukan awal penyebabnya. Selanjutnya diupayakan untuk melakukan saran tidak lanjutnya (pengendalian). Populasi pekerja di Indonesia pun meningkat terus, menurut data Biro Pusat Statistik, jumlah tenaga kerja di Indonesia yang pada tahun 1997 masih

sekitar 89 juta, pada tahun 2005 sudah mencapai lebih dari 120 juta orang, diantaranya hampir 50% bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, yang menurut ILO merupakan sektor pekerjaan yang paling berisiko terhadap kesehatan keselamatan pekerja, selain sektor penambangan. Selain itu 70-80% dari angkatan kerja yang ada bergerak di sektor informal, yang umumnya bekerja dalam lingkungan kerja yang kurang baik, belum terorganisir dan tingkat kesejahteraannya rendah. Saat ini Indonesia belum memiliki data mengenai kejadian penyakit akibat kerja maupun yang berhubungan dengan pekerjaan, namun dari informasi di atas dapat diperkirakan bahwa masalah kesehatan populasi pekerja di Indonesia cukup besar dan sudah saatnya untuk mendapatkan perhatian yang serius, baik dari pihak pembuat kebijakan maupun dari pihak pemberi pelayanan kesehatan. Data ILO tahun 2003, penyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebagai berikut

Gambar di atas menunjukkan bahwa kanker akibat kerja merupakan penyebab kematian utama, sedangkan dalam kelompok penyebab lain antara lain termasuk Penumoconiosis, penyakit neurologis, dan penyakit ginjal. Selain penyakit akibat hubungan pekerjaan yang menyebabkan kematian di atas, masalah kesehatan lain

terutama adalah ketulian, gangguan muskuloskeletal, gangguan reproduksi, penyakit jiwa, dan sistem syaraf. II. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Perkembangan industri dengan proses produksinya, sistem kerja, peralatan kerja dan bahan (kimia) yang digunakan dapat menyebabkan risiko bahaya, dan menganggu kesehatan tenaga kerja. Perubahan lingkungan kerja sebagai akibat perubahan dunia kerja harus tetap mendukung keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan bagi karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan efisien dan produktif. Salah satu upayanya adalah melakukan pemantauan lingkungan kerja yang diikuti dengan pemantauan terhadap kesehatan tenaga kerja, yang dilakukan saecara periodik oleh unit kerja di luar atau oleh (rumah sakit) itu sendiri. Sesuai dengan kemampuan, teknologi dan sarana yang dimiliki faktor bahaya di lingkungan kerja dapat ditekan serendah mungkin (nol), selanjutnya kondisi kesehatan karyawan dapat dipertahankan dan ditingkatkan untuk membantu visi dan misi suatu rumah sakit yang pada gilirannya akan membantu program pemerintah terutama menuju Indonesia Sehat 2010. Di samping itu, tuntutan masyarakat konsumen terhadap mutu barang dan jasa akan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan tuntutan hak asasi manusia dan perlindungan tenaga kerja. Maka keamanan proses produksi dan jasa juga menjadi salah satu persyaratan. Oleh karena itu ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga mengalami perkembangan sehingga juga dapat diartikan sebagai berikut : a. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan. b. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya.

c. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. d. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat tidak diinginkan. Kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja. Pasal 23 ayat (2) : Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Pasal 23 ayat (3) : Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Pasal 23 ayat (4) : Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 84 ayat (3): Barang siapa menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (3) : dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). . Tujuan kesehatan Lingkungan pada prinsipnya antara lain: 1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur masalah lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia 3. Melakukan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah dan non pemerintah untuk menghadapi bencana alam dan penyebaran penyakit menular 4. Menguasahakan pengendalian lingkungan yang bebas dari pencemaran udara seperti polusi udara akibat bahan bakar minyak, pembakaran hutan dan lainlain. 5. Mengusahakan pengendalian lingkungan akibat pembungan limbah industri ke laut yang dapat merusak ekosistem. 6. survei sanitasi untuk pencemaran dan pemantauan evaluasi program kesehatan lingkungan. Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar hal itu disebabkan antara lain 1. Urbanisasi penduduk 2. Tempat pembuangan sampah 3. penyediaan air bersih 4. penyemaran udara pembungan limbah industri dan rumah tangga 5. Bencana alam dan pengungsian 6. perencanaan tata kota akibat kebijakan pemerintah yang sebraut. Bahaya bagi tenaga kerja yang timbul dari lingkungan dapat bersumber dari faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi. Beberapa bentuk pendekatan preventif dari aspek K3 dan lingkungan, antara lain : 1. Analisis dampak lingkungan dan kesehatan kerja pada saat desain dan pemasangan mesin atau alat produksi yang baru di tempat kerja. 2. Pemilihan teknologi yang lebih aman, dengan tingkat bahaya dan polusi yang minimal. 3. Pemilihan lokasi industri yang layak dari aspek lingkungan.

4. Pemilihan desain, layout, limbah industri.

teknologi pengendali lingkungan kerja termasuk

penanganan bahan yang lebih aman dari sisa-sisa dan limbah dan penanganan 5. Penegakan pelaksanaan pedoman, standar dan peraturan perundang-undangan. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun di masa datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan, sehingga dapat mendorong efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan semua pihak, baik bagi penguasa maupun pekerja. Dengan demikian pemantauan dan pelaksanaan norma-norma kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja merupakan usaha meningkatkan kesejahteraan pekerja, keamanan aset produksi dan menjaga kelangsungan bekerja dan berusaha dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Isu pemanasan global, efek rumah kaca, jebolnya lapisan ozon, menjadi isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Apa yang terjadi saat ini adalah akumulasi yang dilakukan oleh generasi di masa lalu. Sebab semua kejadian di masa lalu dengan pengembangan industri yang mengeksploitasi sumber daya alam besarbesaran, menggunakan energi dalam proses produksinya yang mengakibatkan polusi, pertumbuhan demografi yang luar biasa, kesemuanya itu menekan bumi. Bumi dieksploitasi untuk kebutuhan manusia. Kerusakan alam, hilangnya habitat bahwa hewan dan tanaman yang bermuara kepada adalah hasil yang harus kita panen saat ini. Untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, pencermaran udara lebih disebabkan oleh sektor transportasi, sektor industri. Indonesia termasuk paling lambat dalam menyikapi polusi udara. Padahal untuk ukuran negara berkembang, Indonesia termasuk maju di Asia. Tetapi dalam penanganan kasus pencemaran udara, Indonesia termasuk paling belakang jika dibandingkan dengan negara lainnya di Asia. Ada dua hal yang membuat penanganan pencemaran udara lambat. Pertama, kemauan dari pemerintah dalam mengatasinya. Kita ambil contoh, untuk mengganti punahnya hewan dan tanaman. Timbulnya puluhan penyakit baru dalam jangka waktu seperempat abad terakhir

bensin tanpa timbal saja susah sekali. Padahal negara-negara semacam Filipina, Singapura, Malaysia, semuanya sudah menggunakan bensin tanpa timbal. Di Indonesia, baru Jakarta saja. Kemudian yang kedua, kewaspadaan masyarakat masih kurang. Masyarakat Indonesia itu kalau sudah ada kasus yang parah, baru waspada. Kalau tidak santai-santai saja. Seperti setelah terjadi kebakaran hutan tahun 1997, baru penanganan pencemaran udara menjadi penting. Karena akibat pencemaran udara itu dapat mengakibatkan dampak yang fatal, seperti pesawat tidak bisa mendarat, komunikasi terputus, jarak pandang sudah pendek. Masyarakat itu ditingkatkan kewaspadaannya dahulu, kalau masyarakat sudah ditingkatkan kewaspadaannya secara politis, pemerintah juga harus melakukan tindakan, jadi harus dilakukan dua sisi. Pengaruh kadar timbal dalam darha yang tinggi itu sangat banyak terutama pada anak-anak, bisa menghambat pertumbuhan otak dan akhirnya terimbas pada kecerdasan yang menurunkan IQ-nya alias terjadi kebodohan pada anak. Kemudian juga, konsentrasi timbal yang terlalu tinggi bisa menimbulkan kematian. Selain itu, bagi pria dan wanita mengakibatkan terganggunya alat reproduksi. Kandungan timbal dalam darha ada batas-batasnya. Untuk anak 10 mikrogram/desiliter. Jadi kalau anak 12 tahun kadar timbalnya lebih dari itu artinya sudahb harus diwaspadai. Apalagi kalau kadar timbal dalam darah anak sudah mencapai 20 mikrogram/desiliter, artinya si anak harus segera di bawa ke rumah sakit untuk diuji darahnya. Sementara itu untuk orang dewasa, toleransi kadar timbal bisa sampai 22 mikrogram/desiliter. Lain, Jakarta, lain halnya kota New York. Kota metro dunia ini yakin menghasilkan polusi udara yang sama bahkan mungkin lebih banyak dari Jakarta. Tetapi, selain memiliki paru-paru kota berupa taman umum Central Park yang luasnya sekitar 3,4 juta m2, ini, banyak usaha lainnya yang telah dilakukan untuk mengurangi polusi udara di kota New York. Diantaranya larangan merokok di dalam berbagai tempat umum seperti restoran, pub, gedung-gedung perkantoran, hotel, dan sebagainya. Keadaan cuaca dan letak geografis sebuah kota juga sangat menentukan. Kota New York yang karena letak geografisnya mengalami empat musim, memiliki

musim dingin di mana udara dingin ketika musim gugur dan musim salju tiba menghalau kabut tebal polusi ini ke atas. Sedangkan di Jakata yang tropis, asap polusi ini mengambang dan terus menumpuk di udara tidak jauh dari tanah, pemandangan yang dilihat dari pesawat ketika akan mendarat. Sadar akan bahaya polusi udara yang tinggi, pemerintah AS juga telah mengeluarkan Undang-Undang Udara Bersih (Clean Air Act) pada tahun 1990. UU yang tebalnya 800 halaman ini sebenarnya telah dikeluarkan sejak tahun 1970, tetapi banyak amandemen baru yang dimasukkan di UU tahun 1990. Hujan asam dapat meningkatkan tingkat keasamaan sungai dan danau yang mengakibatkan matinya ikan-ikan dan penghuni habitat kedua tempat tersebut. Hujan asam juga dapat merusak bangunan dan properti lainnya, menodainya menjadi hitam. Hal ini kentara jika kita melihat gedung-gedung di Jakarta yang bagian atasnya kehitam-hitaman. Hujan asam juga terbukti memberikan efek buruk kepada kesehatan. Udara yang terkena siraman hujan asam telah dibubungkan dengan problema pernapasan dan paru-paru anak-anak dan orang-orang yang menderita asma. III. PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM MENGATASI PENCEMARAN

LINGKUNGAN Jika teknologi didefenisikan sebagai pengetahuan terbaru dari keahlian, pengetahuan, dan praktik dalam produksi konsumsi dan distribusi dari produk dan layanan dalam proses pembangunan, maka teknologi dapat digambarkan seperti di bawah ini

Production
Food Energy Materials

Knowledge
Tecnolog y

Skills Practice
-

Distribution & Ciosumption


Transportation Communication

Economi c Growth

Services
Trading Banking

Teknologi berkembang dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang didasarkan kepada budaya/sosial, sumber daya alam, lingkungan, serta penelitian dan pengembangan. Artinya, dalam setiap perkembangan teknologi selalu disertai dengan tanggung jawab dan konsekuensi dari segala akibatnya. Pertumbuhan teknologi tidak hanya terpacub pada peningkatan kesejahteraan semata atau penumpukanb emas dan keuntungan. Tetapi pertumbuhan teknologi yang bertanggung jawab disertai dengan tanggung jawab kepada keberlangsungan hidup masa depan manusia, tidak hanya pemenuhan kebutuhan tetapi juga mendorong kesejahteraan ummat manusia. Budaya/Sosial Sumber Daya Alam Lingkungan
Tecnolog y

Knowledge Skills Practice

RESEARCH & DEVELOPMENT

10

Parameter budaya / sosial, sumber daya alam, lingkungan, dan science saling berhubungan dalam pengembangan teknologi. Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : BUDAYA & SOSIAL

SUMBER DAYA ALAM

Teknolo gi SCIENCE

LINGKUNGANN

Selain parameter-parameter di atas, untuk mencapai tujuan kesejahteraan, atau perkembangan ekonomi, terdapat lima faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan teknologi, antara lain : Negara Politik Pertahanan Nasional Peraturan Pendidikan Dengan penerapan teknologi yang tepat, mampu dibuktikan dengan adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara, pasti akan menarik perhatian internasional untuk mengadopsi teknologi yang dimiliki. Melanjutkan penjelasan pada subbab di atas, perhatian internasional berhubungan dengan faktor-faktor berikut ini : Hak asasi manusia Hak intelektual Pasar juga

11

Sumber daya alam Lingkungan Buruh Adanya permintaan negara bagian California US untuk memberlakukan aturan

standar yang lebih ketat bagi penggunaan perangkat kendali pencemaran untuk mobil dan truk di tahun, para pembuat katalis mulai memperbaiki mutu produk me-reka dengan pengembangan sarana untuk memanaskan katalis sehingga mesin kendaraan dapat hidup lebih cepat dan pencemaran berkurang. Persyaratan California itu juga membangkitkan arus inovasi dalam industri kendaraan. Walaupun mobil listrik merupakan salah satu kendaraan pertama di abad ini, teknologi ini tak berkembang sampai California menetapkan penjualan kendaraan tanpa emisi (zero-emitting vehicles/ ZEV), mulai model tahun 1998. Sejak saat itu, boleh dikatakan semua pembuat mobil terkemuka di dunia, mulai BMW sampai General Motors, telah mengembangkan kendaraan bertenaga baterai, demikian pula sebagian pembangkit tenaga. Untuk membantu para pembuat mobil AS, pemerintah memberikan 8 juta dollar AS kepada US Advanced Battery Consortium untuk mengembangkan baterai yang ringan dan bertenaga tinggi. Pemerintah Selandia Baru merupakan satu komponen dari berbagai aturan standar pipa knalpot yang lebih ketat dan rumit yang disyaratkan oleh California dalam usahanya untuk secara tajam menurunkan pencemaran dan mobil, truk, dan bus. Per-aturan negara bagian ini juga mensyaratkan penjualan kendaraan beremisi ultra-rendah [ultra-low emitting vehicles/'ULEV) dan kendaraan transisi beremisi rendah [transitional low emitting vehicles/TLEV) yang semuanya diperhitungkan untuk memasukkan tidak hanya mobil-mobil yang lebih bersih, tetapi juga bahan bakar yang lebih bersih ke pasar-an. Sejauh ini, program California telah berhasil. Di Brasil yang mengiklankan dirinya sebagai ibu kota lingkungan yang indah Sebuah metropolis dengan 2,3 juta jiwa, Curitiba berhasil menyediakan pelayanan medis, gigi dan anak-anak secara cuma-cuma, menciptakan laju daur ulang yang

12

termasuk tertinggi di dunia, dan menurunkan tingkat penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, semuanya berjalan kendati inflasi membubung dan kemiskinan melanda kewasan sekelilingnya. Tetapi, inti dari prestasi ini adalah sistem angkutan bus. Sekalipun tingkat pemilikan mobil per kepala lebih tinggi daripada kota lain kecuali tiga kota utama Brasil, pemakaian bahan bakar angkutan dan demikian juga polusi udara 25 sampai 30 persen lebih rendah. Alasannya: bus berjalan lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman daripada mobil. Bus mengangkut orang sama efisiennya dengan kereta bawah tanah modern, tetapi dengan biaya hanya 3 persennya. Dan, bus mengangkut lebih dari 900.000 penumpang sehari. Banyaknya orang yang dapat diangkut menjadikannya salah satu sistem angkutan umum terbaik didunia. Di Curitiba mulai membangun sistem angkutan busnya pada tahun 1970-an di bawah pimpinan Wali Kota Jainie Lemer, seorang arsitek dan perencana kota. la menciptakan gabungan antara jalan arteri cepat, bus sambungan lokal, dengan rute khusus pusat kota. Apartemen tinggi hanya boleh dibangun di dekat jalan arteri utama, dan setiap gedung harus menyediakan dua lantai dasarnya untuk pertokoan. Banyaknya toko itu meminimalkan perlunya penghuni bepergian, dan gedung tinggi memberi banyak pe-numpang akses cepat ke angkutan bus. Dalam tiga tahun terakhir, Curitiba menambahkan satu gagasan asli yang makin mempercepat jalannya bus: tabung pemberangkatan. Didirikan di pinggir jalan, silinder kaca dan baja ini panjangnya 10 meter dan lebarnya hampir tiga meter. Penumpang tidak perlu naik tangga ke bus dan membayar ongkos di atas, tetapi memasukkan koin untuk naik, lalu cukup menunggu di dalam tabung yang dirancang khusus untuk pemberhentian bus itu. Setelah menunggu sebentar biasanya sekitar lima menit lonceng berbunyi, lalu sebuah bus volvo yang dirancang khusus merapat ke tabung itu dengan bantuan lensa fotoelektrik. Pintu selebar 1,3 meter terbuka ke samping, sebuah lempengan baja diturunkan, dan, dalam beberapa detik para penumpang sudah naik ke bus yang dilengkapi dengan kursi pahat dan kaca lebar dan berbagai hiasan baja tidak berkarat

13

menyerupai sistem kereta bawah tanah paling modem. Bus itu tiga kali lebih panjang dari bus biasa, dapat mengangkut 270 penumpang, lalu bergerak cepat dan dalam 20 menit penumpang sudah menempuh jarak 12 kilometer ke pusat kota. Kota Meksiko, Sebuah metropolis berpenduduk 20 juta orang, Kota Meksiko biasanya dijuluki kota berpolusi udara paling buruk. Upaya penanggulangannya mem-butuhkan apa yang bisa disebut upaya yang mahaberat. Ini mencakup suatu larangan mengemudi sekali seminggu pada 1989 dengan kampanye besar-besaran dan denda $ 150 untuk pelanggaran. Upaya ini telah berhasil mengurangi polusi sebesar sekitar 10%. Kendati penduduk kota mula-mula mengeluhkan program ini, 80 persen di antaranya sekarang meminta program itu diteruskan. Keberhasilan larangan mengemudi Kota Meksiko telah mendorong dua kota besar lainnya, Monterrey dan Guadalejara, untuk memulai program mereka sendiri. Kota Singapura membanggakan program yang paling diterima di dunia guna mengurangi polusi dengan rnengendalikan lalu lintas. Bennobil ke Distrik Pusat Bisnis (CBD) memerlukan izin khusus, yang dapat dibeli untuk harian atau bulan-an. Larangan lalu lintas di CBD berlaku dari pukul 7.30 pagi sampai 6.30 sore setiap hari kecuali hari Minggu dan hari libur. PoEsi ditempatkan di pos di CBD untuk mengawasi pelanggaran, dan denda dipungut langsung. Pengawasan keras ini melebar ke taksi yang dilengkapi dengan meteran dan ruang duduk penumpang yang akan otomatis berbunyi jika kecepatan melebihi 80 kilometer per jam. Semua kendaraan bermotor harus men-jalani pemenksaan setiap tahun untuk menjamin kelayakan jalannya dan memenuhi standar emisi. Jaringan angkutan umum yang luar biasa ini mencakup bus, taksi, dan suatu sistem Mass Rapid Transit, serta kereta bawah tanah. Bejing, Cina, kota terbesar keenam di dunia. Beijing menyusun serangan terhadap polusi udara dengan berbagai program untuk melindungi batas air kota, memugar daerah kumuh, mendorong penggunaan sepeda (90 persen perjalanan di kota dilakukan dengan sepeda), dan menghapus pembakaran batu bara di kota. Untuk

14

mencegah pemakaian batu bara besar-besaran, kota itu sudah membangun dua pabrik besar untuk membuat gas batu bara yang disalurkan dengan pipa ke sekitar satu juta rumah dan 600 industri. Kemajuan yang amat cepat dan luar biasa juga telah terjadi dalam pengembangan mesin gas alam superbersih. Walaupun mobil dan truk berbahan bakar gas alam berjumlah ratusan ribu, terutama paling banyak di Italia, Selandia Baru, dan negaranegara bekas Uni Soviet, tidak satu pun dan kendaraan-kendaraan itu telah dioptimasikan untuk mengurangi pencemaran udara dari knalpot. Tetapi dengan masuknya program LEV/ZEV California, para pembuat mobil dan pemasok gas alam mulai bekerja sama dalam mengembangkan kendaraan yang dirancang dari dasar untuk menggunakan gas alam dengan hasil yang menakjubkan: setelah 80.000 kilometer, kendaraan tidak saja memenuhi standar ULF-V, tetapi juga 96 persen di bawahnya. Polusi udara itu berbentuk briket gypsum sekeras karang dan ukuran serta warnanya sama dengan telur yang tergeletak bertumpuk-tumpuk di musim salju yang menggigit. Briket itu merupakan produk samping dari "penggosok" cerobong asap, suatu alat yang menyemprotkan udara bermuatan polutan dengan campuran air dan batu kapur sehingga menyebabkan endapan yang di banyak negara cuma dibuang ke galian. D Jerman, pabrik pembangkit tenaga harus mengembangkan alternatif bagi penggosok atau mencari cara untuk memanfaatkan endapan itu. Industri Jerman melakukan kedua hal itu; yang pertama menghasilkan inovasi dengan tujuan mengembangkan pengawasan polusi terhadap penggosok dan lainnya menyempurnakan penggunaan endapan penggosok. Salah satu hasilnya adalah proses "rumah dari polusi" Knauf. Dengan datangnya musim semi dan pembangunan, tumpukan briket itu pun menyusut karena briket lalu dijadikan pasta dan dicampur dengan air untuk dipres dengan kertas bungkus dan dikeringkan agar menjadi berbagi produk seperti "papan dinding", "lapisan kerang", dan papan gypsum. Dikirim ke berbagai lokasi pembangunan di seluruh negeri, papan polusi itu menjadi dinding dan

15

langit-langit perkantoran dan rumah-rumah. Produk itu begitu sukses, memang, sehingga pada 1990 Knauf Gypsum membuka pabrik baru di Sittingborne-onThames di lnggris. Lebih jauh, karena alasan praktis, mobil bertenaga baterai sekali dipasarkan akan mencapai dan mempertahankan pasaran kendaraan ringan yang semakin besar. Meng-ikuti inisiatif California, 11 negara bagjan AS, yang sebagian besar di bagian Timur Laut, memberlakukan pula standar ZEY/LEV. Jika pemberlakuan ini terus berlanjut, akan ada sekitar 2 juta ZEV di jalan-jalan AS pada tahun 2003. Jika diasumsikan lebih jauh bahwa tiap mobil dikemudikan sejauh rata-rata di AS saat ini, yaitu 48 km tiap hari, menggunakan 0,5 kilowatt jam per 1,5 kn vaitu konsumsi mobil bertenaga baterai TEVAN dari Chrysler, yang merupakan mobil listrik paling boros sampai sekarang), maka tiap mobil akan mengonsumsi 15 kilowatt sehari semalam, dengan waktu isi ulang [recharge] delapan jam. Konsumsi keselurihsr. zzri semua kendaraan ini berjumlah kurang lebih 4 juta kilowatt, atau satu persen kenaikan pada permintaan puncak. Untuk mengubah semua jenis kendaraan itu menjadi kendaraan bertenaga baterai diperlukan peningkatan kebutuhan listrik sekitar 25 persen tetapi juga penurunan emisi karbon dioksida dalam jumlah yang sama, asalkan konsumsi listrik sama dengan saat ini. Dengan demikian, mobil bertenaga baterai akan membawa dua berita baik: pencemaran lokal seperti asap kabut dan karbon monoksida akan sangat terkurangi karena penghapusan pipa knalpot, pencemaran pemanasan global seperti karbon dioksida akan terkendali dengan digantinya mesin berpembakaran di dalam (internal combusfion engine) oleh pembangkit tenaga sentral yang lebih efisien. Jika semua mobil dapat diubah menjadi mobil bertenaga baterai yang lebih efisien daripada TEVAN, maka keuntungan akan lebih besar lagi.

16

IV. KESIMPULAN Menurut World Health Organization (WHO), dalam laporannya tahun 2007, masing-masing sekitar 5-10% pekerja di negara berkembang dan 20-50% data mengenai penyakit akibat pekerja di negara maju telah mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan kerja yang memadai. Dari jumlah tersebut kecelakaan pekerja hanya merupakan bagian dari suatu puncak gunung es. Artinya pengawasan langsung di perusahaan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja tidak dilakukan secara reguler baik dinegara maju maupun di negara berkembang. Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat ini bekerja pada kondisi yang tidak aman dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Menurut International Labor Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena diakibatkan oleh hubungan pekerjaan, sekitar 160 juta penyakit akibat dampak dari pekerjaan baru setiap tahunnya.

17

Daftar Pustaka Budiman Chandra,ed. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2005 Candra Yoga Aditama,, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: UI Press. 2002 H.J. Mukono. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan. Jakarta Airkangga university Press, 2006. John Ridley. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.. Ihtisar. Jakarta: Erlangga. 2002 Munir, M.I.T. Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV. Alfabeta bekerjasama dengan UPI Bandung. 2008 Suwarno Tahid. Konsep Teknologi dalam Perkembangan Produk Industri. Jakarta Predana Media Group. 2007 Daniel, A.O. Waste water Collection and Disposal Healt and Preventive medicine Maxcy Resenau Last 13 Edition New Jersey. Dekes RI. Pedoman sanitasi Rumah sakit Indonesia bakti Husada Jakarta 1992. Ketehum. PA. Microbiologi Introduction for Health Frofessional. John Wiley and Sons Inc. New york 1984.

Anda mungkin juga menyukai