Anda di halaman 1dari 28

Skenario 1 Skenario Gypsum

Mahasiswa FKG UNEJ semester IX sedang menjalani praktikum pembuatan gigi tiruan cekat di bagian prostodonsia . pada hari pertama praktikum, staf bagian prostodonsia memberi pengarahan pada mahasiswanya mengenai tata tertib dan tahap tahap pembuatan gigi tiruan cekat. Beberapa tahapan yang harus di lakukan antara lain pembuatan model studi, die dan pembuatan model kerja yang semuanya itu menggunakan bahan dental gypsum dengan tipe yang berbeda. Di bidang kedokteran gigi, dental gipsum ini banyak tipenya sehingga pemilihan tipe dental gipsum sangat penting tergantung fungsi dan penggunaannya. Agar model studi,die dan model kerja yang di hasilkan tidak porous,setting time,dan setting expantion tepat maka manipulasi gipsum harus di lakukan dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Gypsum merupakan bahan pilihan untuk membuat model atau die dalam kedokteran gigi. Gypsum berasal dari alam dengan nama kimia kalsium sulfat dihidrat yang diolah dengan berbagai cara antara lain dengan dipanaskan pada ketel (tempat terbuka ) dengan suhu 110-120 C dengan menghasilkan calcined calcium sulphate hemihidrat (kadang-kadang disebut -hemihidrat) atau dikenal dengan plaster of paris. Cara lain dengan dipanaskan dengan suhu 120-130C dalam autoclave (tempat tertutup) yang menghasilakan autoclaved calcium sulphate hemihidrat (kadang-kadang disebul -hemihidrat) atau dikenal dengan dental stone. Gips kapur (Plaster of Paris) atau dari bahan gips keras yang dikenal sebagai dental stone merupakan bahan model dan die, bahan cetak, mounting,

packing dan bahan tanam yang sering dipakai di Kedokteran Gigi. Bahan model dan die hendaknya memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut : a. Sifat sifat mekanis; harus kuat, sehingga mengurangi kemungkinan rusak oleh karena kecerobohan, terutama bagian gigi dari model. Juga harus sekeras mungkin sehingga permukaannya tidak mudah rusak selama pengukiran desain lilin / malam. b. Sanggup mereproduksi detil halus dan batas batas yang tajam. c. Dimensional cukup akurat dan stabil; hendaknya menunjukkan perubahan dimensi yang sangat kecil sewaktu setting dan hendaknya tetap stabil. d. Kompatibel dengan bahan cetak; hendaknya tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan dan bahan model atau die. e. Memiliki perbedaan warna yang jelas dengan bahan lain yang dipergunakan, misalnya malam inlay dan porselen. f. Murah dan mudah dipergunakan. (E.C. Combe, 1992) Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan tersebut dapat diperlihatkan dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut. Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air, dituang ke dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan plaster yang mengeras tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa diperlukan kehadiran pasien. Selain itu kegunaan klinis yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat,
2

karbohidrat, sedikitSiO2 atau oksida lain.Intial setting dan final setting pada gipsum sangat bergantung dengan komposisi powder dan liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsum tersebut akan dapat mencapai tahapan initial setting yang lebih cepat.

1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana sifat dan komposisi dental gipsum? 2. Bagaimana pengelompokan jenis dental gipsum serta perbedaannya? 3. Bagaimana cara memanipulasi gipsum? 4. Bagaimana proses setting time dan faktor yang memepengaruhinya? 5. Bagaimana aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi?

1.3 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami sifat dan komposisi dental gipsum 2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pengelompokan jenis dental gipsum serta perbedaannya 3. Mahasiswa diharapkan mampu memahami cara memanipulasi dental gipsum 4. Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses setting time dan faktor yang mempengaruhinya 5. Mahasiswa diharapkan mampu memahami aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi 1.4 Manfaat 1. Mahasiswa mampu memahami sifat dan komposisi dental gipsum 2. Mahasiswa mampu memahami pengelompokan jenis dental gipsum serta perbedaannya 3. Mahasiswa mampu memahami cara memanipulasi dental gipsum
3

4. Mahasiswa mampu memahami proses setting time dan faktor yang mempengaruhinya 5. Mahasiswa mampu memahami aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Gipsum Gypsum merupakan mineral yang ditambang dari belahan dunia. Gypsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi gypsum yang ditujukan untuk kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4. 2H2O) murni. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155). Gips merupakan mineral yang di tambang dari berbagai belahan dunia yang juga merupakan salah satu materil yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Gips adalah suatu mineral yang ditemukan dan bisa digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756. (Hatrick dkk, 2003). Gips merupakan kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O). Untuk menghilangkan Kadar airnya dengan suhu cukup tinggi saat mengeras, Gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO 4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut; Gips Hemihidrat Anhidrat (Richard dkk, 2002). 2.2 Penggunaan Gipsum Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai
4

sampai 130o sampai 200o

CaSO4.2H2O (CaSO4)2.H2O CaSo4

piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silika, dikenal sebagai bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi dengan logam yang dicairkan. (Annusavice, Kenneth J. 2003 : 155). Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan tersebut dapat diperlihatkan dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut. Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air, dituang dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan plaster yang mengeras tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster. Pada model inilah gigi tiruan dibentuk tanpa diperlukan kehadiran pasien. (Annusavice, Kenneth J. 2003 : 155). Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara lain : 1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur) Kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips. Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk pencampuran plaster of paris. 2. Tensile strength (daya rentang) Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan dari bahan cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan

cenderung patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak baik dalam keadaan basah maupun kering. 3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan permukaan dan daya tahan abrasi). Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan hancur. daya tahan abrsai meningkat dan meningkatnya kekuatan tekan hancur. Daya tahan terhadap abrasi maksimal didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips keras merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi. Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya reaksi setting: a. Campuran air dan hemyhidrat dapat dituang dengan seketika (bila digunakan perbandingan yang benar antara air dengan puder). b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial set); pada tahap ini bahan dapat diukir tetapi sudah tidak dapat dibentuk/dicetak. c. Terjadi apa yang disebut final set dimana bahan menjadi keras dan kuat. Walaupun demikian pada tahap ini reaksi hydrasi tidak berarti sudah sempurna, juga tidak berarti bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah tercapai. d. Dihasilkan panas selama setting karena hydrasi hemyhidrat bersifat eksotermis Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut: Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25 adalah :

1. Impression plaster (tipe I) Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression

2. Model plaster (tipe II) Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya dengan dental stone. 3. Dental stone (tipe III) Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih 4. Dental stone, high strength (tipe IV) Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restorasi. 5. High strength, high expansion dental stone (tipe V) Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips.

Sifat-sifat gipsum adalah : a. Ketepatan 1. Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus. 2. Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil. 3. Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut. 4. Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada sedikit kontraksi karena pengeringan. 5. Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi. b. Sifat-sifat lainnya 1. Bahan cetak gips bersifat nontoksis. 2. Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang tepat. 3.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sifat, komposisi dan fungsi dental gipsum 3.1.1 Sifat dental gypsum a. Sifat Kimia (komposisi) gypsum Bahan dasar gipsum adalah mineral gypsum kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O). Apabila dipanaskan CaSO4.2H2O akan kehilanagan 1,5
8

grmmol H2O yang kemudian akan menjadi kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4). H2O yakni produk gypsum yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. b. Sifat fisik gypsum Gypsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster , satin spar dan selenit. Gypsum juga diklasifikasikan bedasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, dan terbentuk sekitar fumarol vulkanik .

c. Sifat Mekanis Gips keras mempunyai 2 sifat mekanis yaitu : Compressive strenght (kekuatan daya tekan hancur) Diketahui bahwa kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa jenis Tensile strength (daya rentang)
9

Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips di keluarkan dari bahan cetak. Karena gips tidak memiliki sifat lentur dan juga mudah patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak. Baik dalam keadaan basah maupun kering Surfface hardness and abrasive resistance ( kekerasan permukaan dan daya tahan abrasi) Gips yang keras memiliki daya tahan abrasi yang tinggi

d. Sifat rheologi Didapati perubahan dimensi saat waktu setting namun frekuensinya sangat kecil Di dapati perubahan dimensi selama penyimpanan namun frekuensinya sangat kecil

Sumber lain juga menjelaskan beberapa sifat gipsum yang tidak jauh beda. Beberapa di antaranya Kekuatan kompresi, kekuatan kompresi ini digunakan untuk mengukur kekuatan gipsum yang baik. Biasanya bekisar (12Mpa38Mpa) Memiliki kekuatan tarik yang baik, jika gips digunakan untuk restorasi harus memiliki kekuatan yang jauh lebih baik di banding gips yang digunakan untuk model study Ketahanan abrasi dan kekuatan

10

Produk detail permukaan, gips dapat digunakan untuk prosuk dan akan menghasilkan detail yang tajam

3.1.2 Komposisi Gypsum a. b. c. Kalsium sulfat hemihidarat merupakan konstitusi utama dari gypsum yang digunakan dalam kedokteran gigi. Adanya hexagonal kalsium sulfat , bila ada akan menyebabkan hydrasi dengan cepat. Orthorhombic calcium sulphate yang dapat dihasilakn dari gypsum yang terlalu banyak overheating sewaktu pembuatan, bereaksi sangat lambat dengan air. d. Adanya imputity lain, baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang terjadi selama proses pembuatan.

3.1.3 Fungsi gypsum dalam kedokteran gigi a. b. c. Digunakan sebagai pembuatan model studi agar

memperoleh cetakan yang akurat. Impression Plaster, digunakan dalam pengambilan cetakan untuk rahang yang edontulus (tidak ada gigi). Plaster of Paris Mounting atau pemasangan model pada artikulator atau okludator. Sebagai bahan study model. Sebagai bahan tanam pada proses flasking.

d.

Dental stone Sebagai pembuatan model dan die.

11

3.2 Macam-macam gypsum dan perbedaannya Berdasarkan metode pengapurannya, bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut sebagai -hemihidrat dan -hemihidrat. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan kandungan mineral di dalamnya. Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan hasil dalam ukuran kristal, daerah permukaan, dan derajat kesempurnaan kisi-kisi. Selain itu dapat dipengaruhi oleh faktor yang diatur oleh pabrik pembuat dan bergantung pada jenis proses yang digunakan, temperatur dehidrasi, ukuran partikel gipsum yang dikapurkan, lamanya proses pengapuran, waktu penggilingan prosuk akhir, serta penambahan campuran pengaktif permukaan pada produk akhir. Berikut perbedaan -hemihidrat dan -hemihidrat : -HEMIHIDRAT -HEMIHIDRAT Autoclave Ketel (tempat terbuka) 22-35 ml dalam 100 gr 5060 ml dalam 100 gr bubuk Kecil, tidak bubuk porous, Besar, porous, iregular

Cara pembuatan Rasio Bentuk partikel Sifat mekanis

reguler Compressive strength (38 Compressive strength (12 Mpa) Ketahanan abrasi tinggi Setting ekspansi rendah Daya serap terhadap air tinggi Mpa) Ketahanan abrasi rendah Setting ekspansi tinggi Daya serap terhadap air tinggi Model studi, packing

Penggunaan

Model kerja, die

Alasan utama pada perbedaan -hemihidrat dengan -hemihidrat adalah bahwa bubuk -hemihidrat memerlukan lebih sedikit air bila dicampur bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan -hemihidrat. hemihidrat memerlukan lebih banyak air untuk mengembangkan partikel
12

bubuknya sehingga dapat diaduk, karena kristal-kristalnya lebih teratur bentuknya dan bersifat porus. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

3.2.1 Jenis gypsum dalam kedokteran gigi Ada 5 jenis produk gypsum yang terdaftar oleh spesifikasi ADA No.25, dan sifat-sifatnya, sbb:

a. Plaster cetak ( type I ) Dinamakan plaster of paris. Merupakan jenis bahan bangunan berdasarkan kalsium sulfat hemihidrat. Digunakan dari bahan bangunan mirip adukan semen dan didapat dari pemanasan 150C. Setelah pengeringan, plaster tetap sangat lembut dan mudah dimanipulasi dengan alat logam maupun ampelas. Cocok sebagai finishing, bukan bahan materi. Karena waktu setting cepat, dibutuhkan retardans untuk memperlambat. Gipsum tipe I saat ini jarang digunakan dalam kedokteran gigi, lebih banyak diganti dengan alginate atau bahan elastomer. Gipsum tipe I biasa nya digunakan untuk mencetak rahang tak bergigi dan memiliki kekuatan kompresi 580 + 290 psi. Plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

b. Plaster model ( type II ) Dinamakan Plaster of model. Tipe ini umumnya digunakan di laboratorium sebagai model studi pembangunan mengartikulasikan batu gips. Pada dasarnya bahan gypsum tipe II sama dengan tipe I namun lebih kuat. Setting time 3 menit dan mudah dimanipulasi. Gipsum tipe II memliki harga paling murah diantara 13ypsum yang lain. Biasanya berwarna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna dan memiliki kekuatan kompresi 1300 psi. Plaster
13

model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, sesuai batasan yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang umumnya berwarna.

c.

Dental stone ( type III ) Dinamakan Dental stone. Gypsum tipe III memiliki kandungan

utama kalsium sulfat hemihidrat dan merupakan hasil pengapuran gypsum. Gipsum tipe III lebih kuat dari tipe II karena memerlukan air lebih sedikit serta ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain. Secara tradisional, gypsum tipe III berwarana kuning atau putih dan memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi). Stone Gigi (Tipe III) Stone tipe III ini memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 MPa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang dipreparasi dimana protesa dibuat pada atau di dalam model tersebut.

d.

Dental stone, high strength low expansion (type IV) Dinamakan Dental stone high strength low expansion. Persyaratan

utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Digunakan sebagai die stone untuk pembuatan model restorasi. Gipsum tipe IV memiliki kekuatan kompresi 5000psi atau 14amper 2x lebih kuat dari tipe III. Stone Gigi Kekuatan Tinggi (Tipe IV)
14

Stone tipe IV ini digunakan untuk pembuatan die. Persyaratan utama stone tipe IV untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan hemihidrat dari jenis Densite. Partikel-partikelnya berbentuk kuboidal dengan daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan.

e.

Dental Stone, high strength high expansion (tipe V) Dinamakan Dental stone high strength high expansion. Gipsum

tipe V merupakan produk gipsum yang paling tinggi daya kompresi dan kekuatannya. Biasanya digunakan sebagai casting atau pembentukan positif logam, juga digunakan untuk crown, brides, dies, maupun cetak parsial. Gipsum ini berwarna biru atau hijau serta paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips. Ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir akhir ini dan memiliki kekuatan kolpresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi type IV, kekuatan kompresi type V ini sekisatar 7000psi. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. Ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10% - 0,30%. Hal ini karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur. Stone tipe V ini digunakan untuk pembuatan die juga. Produk gypsum yang dibuat akhir-akhir ini, memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV.

15

3.2.3 Perbedaan tipe-tipe gypsum

3.3 Tahap-Tahap Manipulasi Gypsum Tahap Manipulasi Gypsum Terdiri Dari Beberapa Langkah, Antara Lain :

16

Pemilihan Pada proses pemilihan ini, dilakukan pemilihan gypsum sesuai dengan aplikasi yang akan di buat. Misalnya untuk membuat model studi, maka di pilih gypsum plaster of paris.Sedangkan untuk pembuatan model kerja, maka dipilih dental stone.

Pencampuran Pada proses pencampuran ini, perbandingan dari air dan bubuk gypsum harus di perhatikan karena dapat berpengaruh pada setting time. Jika kandungan air terlalu banyak, maka proses setting time akan semakin lama. Air dan bubuk harus diukur dengan menggunakan silinder

pengukur volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk. Bubuk tidak boleh diukur dari volume air, karena tidak di mampat kan seragam.Sendok penakar tersebut mungkin bervariasi dari produk yang satu dengan yang lain, serta bubuk bisa menjadi lebih keras begitu kemasan bersisaf tidak digunakan. W:P ratio merupakan perbandingan sejumlah air dalam 100 gram bubuk hemihidrat. W:P ratio ini sangatlah penting, karena akan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia dari hasil akhir gypsum. W:P ratio yang lebih besar akan memperpanjang waktu pengerasan dan hasil akhir gypsum akan lebih lemah. W:P ratio dari tiap jenis gypsum berbeda beda, yaitu Impression plaster 0,50 0,75 , Model plaster 0,45 0,50 , Dental stone 0,28 0,30 , Dental stone high strength 0,22 0,24 dan Dental stone high exp 0,18 0,22. Sebaga icontoh, pada Impression plaster dengan W:P ratio sebesar 0,50 0,75 ini berart iuntuk mencampur 100 gram bubuk hemihidrat diperlukan air sebanyak 50 75 ml. Pencampuran
17

Pada proses pencampuran ini harus dilakukan sampai campuran menjadi homogeny dan biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 menit. terdapat 2 cara : 1. Manual, Pengadukan dengan cepat dan diputar (round over) secara periodik, menyapu spatula sampai kedalam bowl untuk menjamin pembahasan semua bubuk serta memecah endapan atau gumpalan sampai halus dan homogen. Semakin lama waktu pengadukan, maka semakin mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model. 2. Vacuum mixer, Dalam pencampuran, dituangkan air terlebih dahulu dan ditambahkan bubuk gips kemudian. Hal ini dilakukan agar tidak adanya udara yang terjebak dalam pencampuran, dan agar tidak porous. Selain itu, jika dituang kan bubuk gips terlebih dahulu, kemudian air, dapat menyebabkan kontak permukaan partikel bubuk gips dengan air tidak sama, kemudian reaksi kristalisasi tidak seimbang, dan menyebabkan pula thermal expantion tidak sama. Penyimpanan Pada proses penyimpanan ini harus dilakukan pada tempat kering dan tertutup. Hal ini disebabkan karena gypsum dapat menyerap air dari lingkungan, sehingga apabila di simpan pada tempat lembab maka akan mempengaruhi setting time.

3.3.1 Hal-Hal Gypsum, antaralain :

yang

Harus Diperhatikan pada Saat Manipulasi

18

1. Vibrator Sewaktu menuang kedalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk mengalirnya adonaan kedalam cetakan dan mempermudah terlepasny agelembung udara. Penggunaanaan vibrator otomatis dengan frekuensi dan amplitude yang tinggi membantu dalam proses manipulasi gypsum, salah satunya adalah mengurangi porous atau udara yang terjebak. Namun, bila vibrasi dilakukan secara berlebihan akan menyebabkan distorsi bahan cetak.

2. Perbandingan air dan gypsum Perbandingan air dan gypsum harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi setting time.Apabila kandungan air lebih banyak, maka akan menyebabkan setting time menjadi lebih lama.

3. Temperatur Temperatur suhu air yang ideal adalah suhu ruangan 250C.Jika suhu air kurang dari 100F, maka akan mempercepat setting time. Sedangkan, bila suhu air lebih dari 100 F, maka akan memperlambat setting time. Namun, jika suhu air mencapai 212 F, maka akan menybabkan gips tidak dapat mencapai setting time. 4. Pemberianbahan separator Sebelum dilakukannya pencetakan dalam gips sebaiknya pola diberi bahan separi seperti Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting, maka akan mudah dilepas. Namun bila penggunaannya berlebihan akan membuat permukaan menjadi lebih lunak

19

5. Hindariterjebaknyaudara Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan prositas pada hasil akhir gips. Hal tersebut dapat dihindari dengan menuangkan air terlebih dahulu kedalam wadah setelah itu diikuti dengan memasukkan powder. 6. Penyimpanan Gypsum harus disimpan pada tempat yang kering dan tertutup karena gypsum dapat menyerap air yang ada di lingkungan.Sehingga apabila gypsum disimpan pada tempat yang lembab, maka akan menyebabkan setting time menjadi lebih lama. 7. Kebersiahan alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk manipulasi gypsum harus terjaga kebersihannya, karena dapat menyebabkan kontaminasi pada gypsum.

3.4 Setting Time Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Setting Time 3.4.1 Reaksi Setting Time (Ca SO4) 2 H2O + 3H2O 2CaSO4 2H2O + panas Setting time waktu yang diperlukan bahan untuk setting sampai menjadi rigid 3.4.2 Proses setting time 1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk Kalsium sulfat dihidrat .

20

2.

Terjadi presipitasi kristal kalsium sulfat dihidrat bahan menjadi kaku tetapi tidak keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi thermis dan panas masih berlangsung INITIAL SETTING

3.

Bahan keras,kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir FINAL SETTING

3.4.3 Faktor faktor yang mempengaruhi proses setting time 1. Komposisi gips atau stone, sebagaimana yang telah disediakan oleh pabrik: a. Hexagonal calcium sulphate Bila terdapat hexagonal calcium sulphate akan mengalami hydrasi dengan cepat. b. Orthorombic calcium sulphate Orthorombic calcium sulphate, yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu banyak overheating sewaktu pembuatan, bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal dengan gips gosong atau dead burnt plaster). c. Adanya impurity lain Adanya impurity lain, baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang terjadi selama proses pembuatan. d. Bahan akselerator dan retardus Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan, yaitu: i. Bahan akselerator
21

Contoh: 1. Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrat. 2. Gypsum mempersiapkan inti bagi pertumbuhan Kristal dihydrate yang terbentuk lebih lanjut.

ii. Bahan retardus Contoh: Natrium citrate dan borax, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrate dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti dan menyebabkannya tidak efektif.

2. Bentuk fisis dari gips atau stone Bentuk fisis dari gips atau stone, sewaktu pembuatan sering dilakukan penumbukan setelah proses dehydrasi. Ini mempercepat waktu setting. Karena sebagian dari kristal yang ditumbuk dapat menjadi inti pertumbuhan kristal sewaktu setting. Dilakukannya penumbukan menambah luas permukaan hemihydrate yang terbuka ke air sehingga mempercepat laju pelarutan hemihydrate. 3. Suhu dan konsentrasi Suhu pencampuran, suhu sampai 50oC mempunyai pengaruh sangat kecil, misalnya seperti pada hasil pengujian satu batch dental stone. Ini berbeda dengan kebanyakan reaksi kimia yang umumnya dipercepat oleh adanya kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa laju reaksi tergantung pada kecepatan difusi
22

random ion Ca2+

dan SO42- ke Kristal-kristal dehydrate yang

terbentuk. Kecepatan difusi ion-ion dalam larutan tergantung tidak hanya pada bentuk ion tetapi juga pada suhu dan konsentrasi ion. i. Suhu Suhu, dapat diperlihatkan bahwa kecepatan diffusi ion-ion Ca 2+ dan SO4 2- pada suhu 50oC adalah kira-kira dua kali lipat kecepatan diffuse pada suhu 5oC.

ii. Konsentrasi Kecepatan diffusi ion-ion berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kelarutan hemihydrate pada suhu 5oC adalah 0,8% sedangkan pada suhu 50oC menjadi sebesar 0,4%. Jadi pada suhu yang lebih tinggi kecepatan diffusi semakin lambat disebabkan oleh karena menurunnya konsentrasi. Faktor (i) dan (ii) diatas berlawanan satu dengan lainnya kira-kira serupa sehingga antara suhu 5oC sampai 50oC. Faktor suhu hanya member pengaruh yang relative kecil terhadap kecepatan reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi terjadi retardasi hydrasi, dan pada suhu 100oC sama sekali tidak terjadi dehydrasi, pada suhu sekitar ini hemihydrate dan dihydrate mempunyai daya larut yang sama. 4. Perbandingan air/powder Perbandingan air/pwoder ini mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap laju hydrasi hemihydrate, meskipun peningkatan jumlah air dalam adonan menghasilkan waktu setting lebih lambat sebagaimana hasil pengujian dengan jarum Vicat dan Gillmore. Hal ini disebabkan karena pada bahan dengan perbandingan
23

air/pwoder yang lebih tinggi terdapat lebih sedikit pertumbuhan kristal dehydrate per satuan volume adonan. Jadi pada adonan yang lebih encer perlu terjadi lebih banyak pertumbuhan kristal sampai terdapat cukup banyak kristal yang berkontak sehingga bahan menjadi cukup kaku untuk sanggup menahan penetrasi jarum pengukur pada waktu setting. 5. Waktu pengadonan Peningkatan waktu pengadonan dapat mempercepat terjadinya set. Pengadonan dapat merusak sebagian Kristal dihydrate yang telah terbentuk sehingga menghasilkan lebih banyak inti kristalisasi. 6. Kelarutan Perlu diperhatikan untuk mengatur jumlah nukleus kristalisasi. Dimana, semakin besar jumlah nukleus kristalsasi, semakin cepat terbentuknya kristal gipsum, dan semakin cepat pula pergeseran massa yang terjadi karena terbentuknya jalinan ikatan kristalin. Hal ini pun menyebabkan setting time semakin cepat.

3.5 Aplikasi gypsum dalam Kedokteran Gigi Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Material gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial, die, articulating cast, mould, refractory investment dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial
24

dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkanpembuatan protesa gigi. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi dengan logam yang dicairkan. Penambahan silica pada bahan tanam tersebut bertujuan untuk mengurangi penyusutan pada gips karena panas yang dihasilkan dari pengecoran logam dan juga mengurangi resiko patahnya gips saat dilakukan pengecoran. Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam rongga mulut. Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran pasien. Terdapat dua jenis aplikasi dari gipsum, yaitu model kerja dan model studi. Model kerja menggunakan gipsum jenis -hemihidrat karena dibutuhkan kekerasan yang lebih dalam penggunaanya. Sedangkan untuk model studi menggunakan gipsum jenis -hemihidrat yang digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga tidak memerlukkan kekerasan yang lebih. Untuk model kerja sendiri berupa gipsum biru, sedangkan contoh untuk model studi yaitu alat protesa, bentuk gigi, pembuatan rahang tanpa menghadirkan pasien, cetakan pembuatan lempeng gigit, dan sebagai bahan tanam.
25

Model studi juga digunakan untuk bahan cetak yang memerlukkan bahan cetak non elastis. Selain itu digunakan untuk mounting, packing, dan investment materials (bahan tanam). Mounting adalah memasang model gips pada artikulator. Sedangkan packing yaitu pengisian mould yang terbuang dari gips yang terdapat dalam kuvet logam dengan bahan plastis, kemudian diproses untuk membuat protesa. Tipe bahan tanam: a. Kalsium sulfat (gipsum) bonded investment, Bahan untuk casting aloy dan pemanasan tidak boleh lebih dari 700C b. Phosphate bounded investment c. Silica bounded investment, Merupakan bahan alternative dan digunakan untuk cast tingkat tinggi

BAB IV KESIMPULAN
1. Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O) murni. Kalsium sulfat dihidrat apabila terkena suhu tinggi, seperti pemanasan, akan berkurang kadar airnya dan berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat. 2. Gipsum berdasarkan cara pengapurannya dapat dibedakan menjadi hemihidrat dan -hemihidrat. -hemihidrat dibuat pada autoclave, memiliki bentuk partikel yang kecil, tidak berporous, regular, dan memiliki daya kompresi yang lebih besar. -hemihidrat dibuat pada ketel, memiliki bentuk
26

partikel yang besar, berporous, irregular, dan memiliki daya kompresi yang lebih kecil. Produk gipsum juga dibedakan oleh ADA menjadi 5 tipe. Tipe I, Tipe II, Tipe III, Tipe IV, dan Tipe V. 3. Pada manipulasi, hal hal yang perlu diperhatikan yaitu penakaran (rasio W:P), bahan separasi, waktu pengadukan dan proses pengadukan, kontaminasi, dan penyimpanan. Selain itu, perlu diperhatikan setting time, yaitu waktu yang diperlukan gypsum dari mulai pengadukan sampai menjadi rigid (keras) 4. Setting time merupakan periode waktu untuk bahan gypsum mulai dari pengadukan sampai setting. Hal yang mempengaruhi setting time yaitu Kemurnian, Suhu, Kehalusan semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan mengeras, Rasio W:P semakin banyak air yang digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume, Perlambatan dan percepatan metode yang paling efektif dan praktis untuk mengendalikan waktu pengerasan adalah penambahan bahan kimia tertentu pada adukan plaster atau stone gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC. Combe,EC.1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamet Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka Harty, F.J dan R. Ongston. 1995. Kamus Kedokteran gigi. Jakarta: EGC Robert , G and John M. Power. 2002. Restorative Dental Materials : 11th Edition . United State of America : Mosby
27

28

Anda mungkin juga menyukai