Anda di halaman 1dari 6

Penentuan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang melalui perubahan konsentrasi

yang terrjadi pada batas dua fasa, dimana konsentrasi zat terlarut berada pada temperatur tertentu. Beberapa perlakuan yang diberikan yaitu pemanasan, penimbangan, pengocokkan, penyaringan serta titrasi yang menunjukan proses adsorpsi beserta jumlah zat teradsorpsi.. Dalam menentukan adsorpsi isoterm, arang aktif dimasukkan kedalam erlenmeyer dan diberikan larutan asam yang berkosentrasi berbeda. Kemudian didiamkan sambil dikocok setiap 10 menit sekali. Larutan tadi disaring dengan ketas saring, filtratnya dititrasi dengan NaOH dan ditambahkan indikator pp.
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Fenomena ini melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Ada dua macam adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang lemah (bersifat reversible, dengan cara menurunkan tekana gas atau konsentrasi zat terlarut). Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi sebagai hasil penggunaan elektron bersama-sama adsorben dan adsorbat(Osick,1983; Sukardjo,1990). Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain. yang memiliki ukuran partikel seragam, kepolarannya sama dengan zat yang akan diserap dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yang teradsorpsi zat lain. Fakttor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi antara lain, luas permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan temperatur(Castellan,1982). Adsorpsi isoterm adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu.Ada

tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya adalah : x/m = k C 1/n dimana: x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg) m = massa adsorben (mg) C = konsentrasi adsorben yang sama k,n = konstanta adsorben Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982). Karbon aktif umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan kimia,aktivitas ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup(Kateren,1987). Percobaan yang dilakukan pada bab adsorpsi isoterm arang aktif adalah dengan menggunakan larutan organik yaitu asam asetat dengan variasi 5 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara

dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Dimana penggerusan pada arang adalah cara memperluas permukaan adsorbennya. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang biasa digunakan sebagai adsorben adalah silika gel, zeolit dan penyaring molekul. Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorban tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi fisika karena adanya gay van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan. dibuat kondisi adsorben jenuh sehingga tidak menyerap adsorbat lagi karena karbon aktif juga mempunyai kapasitas daya serap tertentu.selama jam , larutan dikock selama 1 menit secara teratur dengan jarak 10 menit. Setelah itu disaring menggunakan kertas saring, ditujukan untuk memisahkan adsorben dan adsorbatnya.hingga terdapat residu dan filtrat, filtranya di titrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan indikator fenolftalein. Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah teradsorpsi. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa, sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3-10,0. Volume NaOH yang dipakai pada setiap kegiatan titrasi dicatat untuk menghitung konsentrasi larutan asam yang teradsorpsi. Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi konsentrasi yaitu, 0,5 M; 0,25 M; 0,125 M; 0,0625M; dan 0,0313 M diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,1M, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan pada percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 50 ml. langkah pertama, memasukkan 1 gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi yang ada sebanyak 10 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Dilakukan pengocokan agar adanya interaksi/kontak antar adsorben dan adsorbat. Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,1M sebagai titran. Dalam percobaan ini diambil 10 ml dari konsentrasi asam asetat tertinggi, selanjutnya dua konsentrasi diambil 8 ml konsentrasi terendah diambil 5 ml. Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,1 M yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah

konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi. Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis. Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar (terlampir). Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut: Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah y = -0,339x + 0,101, sehingga didapat nilai Log k =-0,101 dan 1/n = 1. Maka nilai k adalah 0,79 dan nilai n adalah -2,95. Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 5 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi. Setelah praktikum dapat disimpulkan bahwa percobaan ini adalah adsorpsi fisika, dimana molekul-molekul zat terikat pada permukaan oleh gaya-gaya fisis, gaya van der waals. Serta diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak pula zat teradsorpsi dan sebaliknya.
. DAFTAR PUSTAKA Castellan,1982. Physical Chemestry. Edisi ketiga.Addison-Wesley Publishing Company. Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.

Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI . Jakarta Khopkar, S.M, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. AB: A. Saptorahardjo. UI- Press.Jakarta.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.

Isotherm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isoterm adsorbsi. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persamaan Freundlich dan mempraktekkan konsep mol dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip percobaan isotherm freundlich yaitu berdasarkan pada prinsip maserasi yaitu memurnikan suatu bahan dengan cara merendam sampel dengan suatu pelarut tertentu berdasarkan kepolarannya,dan berdasarkan jenis suatu zat yang akan di absorbs atau diabsorben.

Pada percobaan ini pertama-tama disiapkan 6 buah beaker glass,lalu ditimbang 5 gram norit sebanyak 6 kali, lalu norit digerus sampai halus,kemudian di masukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya di tambahkan larutan H 2C2O4 sebanyak 25 mL ke dalam masing-masing beaker glass, dengan masing-masing konsentrasinya 0,3M, 0,2M, 0,1M, 0,05M,0,01M,dan 0,005M.Lalu ditutup dengan plastik hitam dan diikat dengan karet gelang, dan di diamkan selama 2 hari untuk proses maserasi. Setelah proses maserasi, masing-masing larutan di saring dengan menggunakan kertas saring sebanyak 10 mL, lalu di titrasi dengan NaOH 0,1M,dan larutannya warnanya hitam tidak jernih. Pada konsentrasi H2C2O4 0,3M di dapatkan volume NaOH sebanyak 3,6 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebesar 0,018M, dan pada konsentrasi H2C2O4 0,2M di dapatkan volume NaOH sebanyak 1,8 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebanyak 0,009M, pada konsentrasi H2C2O4 0,1M di dapatkan volume NaOH sebanyak 1,8 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebanyak 0,009M, pada konsentrasi H2C2O4 0,05M di dapatkan volume NaOH sebanyak 3,1 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebanyak 0,0155M, pada konsentrasi H2C2O4 0,01M di dapatkan volume NaOH sebanyak 2,9 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebanyak 0,0145M, pada konsentrasi H2C2O4 0,005M di dapatkan volume NaOH sebanyak 0,8 mL dan konsentrasi akhir H2C2O4 sebanyak 0,004M. Isoterm adsorbsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isoterm adsorbsi. Isoterm Freundlich Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm adsorpsi dapat digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan oleh Freundlich. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling banyak digunakan saat ini. Persamaannya adalah : x/m = k C 1/n dimana: x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg) m = massa adsorben (mg) C = konsentrasi adsorben yang sama k,n = konstanta adsorben Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini diantaranya yaitu: Kurang teliti dalam penimbangan,sehingga tidak tepat gram nya Kurang hati-hati pada waktu menyaring, sehingga larutannya tergoyang dan tercampur dengan endapannya. Kurang teliti dalam melihat perubahan warna Atkins, P. W. 1999. Kimia fisika edisi ke-2. Jakrta: erlangga.

Khopkar, S. M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:Ui-press. Mulyono, HAM. 2005. Kamus Kimia Cetakan ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum isoterm adsorbsi ini adalah melakukan pemanasan arang terlebih dahulu. Pemanasan dihentikan pada saat timbul asap, bukan pada saat arang menjadi berwarna merah (membara). Ketika arang dipanaskan, pori-pori pada permukaan arang akan membuka sehingga nantinya arang menjadi aktif dan dapat digunakan untuk mengabsorbsi asam asetat secara maksimal. Apabila pemanasan arang terlalu lama, akibatnya arang akan berubah menjadi abu dan tidak lagi dapat digunakan sebagai absorben lagi. Larutan asam asetat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki beberapa variasi konsentrasi, yakni 0,5 N ; 0,25 N ; 0,125 N ; 0,0625 N ; 0,0313 N ; 0,0156 N. Selain adanya variasi konsentrasi, ke-enam macam larutan asam asetat tersebut juga mendapatkan dua perlakuan yang berbeda, yakni : (1) tidak mendapat perlakuan apa-apa dan (2) ditambah dengan arang aktif, ditutup rapat, dikocok

setiap jangka waktu 10 menit dalam 30 menit pertama, dan kemudian disaring. Selanjutnya, semua larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N untuk mendapatkan konsentrasi awal (larutan asam asetat murni) dan konsentrasi akhir (larutan asam asetat + arang). Penentuan konsentrasi awal dak akhir larutan asam asetat disini menggunakan rumus pengenceran, yakni V1.M1 = V2.M2 Konsentrasi awal dan akhir yang didapat berdasarkan hasil praktikum kemudian dikurangkan untuk mengetahui harga C larutan asam asetat. Selain itu, data konsentrasi tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung harga X (gram) dengan rumus X = massa x Mr x 100/1000. Akhirnya, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dihasilkan 2 grafik yang berbentuk linier, yakni grafik C vs X/m dan grafik log X/m vs log C. Terbentuknya grafik linier dalam praktikum ini menunjukkan bahwa isotherm adsorbsi yang berlangsung disini memang benar merupakan isotherm adsorbsi Freundlich. Berdasarkan persamaan grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich (log x/m vs log c) jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut. Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah y = 1,000x 0,776 Jadi, didapat nilai Log k = -0,776 dan 1/n = 1,000. Maka nilai k adalah 0,1675 dan nilai n adalah 1. Mengenai gambar grafik log x/m vs log C yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori isotherm adsorpsi Freundlich yaitu grafik berupa garis linear sedangkan grafik C vs x/m belum sesuai dengan teori isotherm adsobsi Langmuir karena seharusnya grafik seperti setengah trapezium mengalami kenaikan dan selanjutnya terjadi kekonstanan. Namun dari hasil percobaan ini grafik mengalami terus mengalami kenaikan. Hal ini mungkin terjadi karena kekurang cermatan praktikan dalam mengencerkan larutan asam asetat yang akan digunakan, atau ketidaktepatan praktikan dalam memanaskan arang sehingga arang yang digunakan bukan merupakan absorben yang baik (bisa bekerja secara maksimal). Harfi.2003.Senyawa-Senyawa Organik.Jakarta : Bumi Aksara. Kustanto.2000.Karbon Aktif dalam Kehidupan Sehari-hari.Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada Murdiyanto.2005.Senyawa Karbon.Malang : Universitas Brawijaya. Sudarman.2001.Manfaat Arang Aktif.Makassar : Universitas Hassanudin. Tim Dosen Kimia Fisik.2012.Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik.Semarang : Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai