A. Lada Lada merupakan salah satu jenis rempah yang dimanfaatkan sebagai bumbu dalam berbagai masakan. Buah lada berbentuk bulat saat muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna merah. Hasil pengolahan lada ada 3 jenis yaitu lada hitam, putih dan hijau, dari 3 jenis olahan yang dikenal hanya lada hitam dan putih. Lada mengandung beberapa komponen antara lain : air, pati, protein, selulosa, abu, minyak volatil, serta mineral (Nanang, 2010). Piperine (C7H19O3N) adalah unsur utama yang terdapat pada lada hitam ( Piper nigrum L). Piperine bermanfaat dalam menyembuhkan beberapa penyakit seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, dan penyakit kulit. Konsentrasi piperine sekitar 6%9% di dalam Piper nigrum L, 4% di dalam Piper longum dan 4.5% di dalam Piper retrofractum.). Piperine mempunyai titik didih 130 oC dan memberikan rasa yang pedas (Nanang, 2010). Sifat-sifat lada diantaranya sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Mempunyai rasa pedas. Lada dapat melonggarkan saluran pernapasan danmelancarkan aliran darah di sekitar kepala. Bersifat minyak yang menguap dengan pemanasan dan komponen-komponen yang tidak menguap dengan pemanasan (non steam volatile constiuents). Termasuk genus Piper, family Piperaceaae, ordo Piperales, sub klas Dycotyledonae, dan klas Angiospermae. Merupakan peralihan antara tumbuhan Dycotyledonae dan Monocotyledonae dimana jaringan pengangkut terletak dalam dua lingkaran lebih. (Nanang, 2010). B. Garam Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti telah mengenal garam, yang digunakan sebagai bumbu dapur. Garam tersebut merupakan salah satu contoh dari garam. Garam terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa asam dengan senyawa basa. Reaksi
asam dan basa ini kemudian disebut reaksi penggaraman. Garam bersifat netral sehingga mempunyai pH=7 (Anonim, 2012b). Sifat-sifat garam diantaranya sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mempunyai rasa asin. Dapat menghantarkan arus listrik. Tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru. Memiliki pH netral sekitar 7. Terbentuk dari sisa asam dengan sisa basa. Senyawa yang terdiri dari unsur logam dan non logam, misalnya NaCI dimana natrium (Na) termasuk logam dan clorida (CI) termasuk unsur non logam. Berat jenis garam adalah 1300 kg/ m3. Titik didih air garam 801 oC. Dari uraian diatas terlihat bahwa titik didih masing-masing larutan berebeda, maka dari itu campuran garam dan lada dapat dipisahkan melalui beberapa tahapan yaitu: Pencampuran Filtrasi Evaporasi Pengeringan
(Anonim, 2012b)
Pencampuran Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu viskositas dan densitas (Kurniawan, 2011). Prosedur pencampuran yaitu garam dan lada dicampur terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut. Jenis pelarut yang digunakan ialah air. Air merupakan jenis pelarut yang bersifat netral yang memiliki pH = 7 (Kurniawan, 2011).
Gambar 1. Proses Pencampuran garam dan lada didalam air (Kurniawan, 2011) Tujuan pencampuran ini untuk memperoleh suatu campuran yang bersifat larutan, agar dapat diproses pada tahap berikutnya. Filtrasi Filtrasi adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan. Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ; gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal (Anonim, 2012c).
Dengan dilakukannya pelarutan dengan air maka menyebabkan garam akan larut dengan air dan lada berpisah dikarenakan lada yang tidak larut dalam air karena lada memiliki densitas yang sangat rendah sehingga membuat lada masih dalam bentuk padatan. lalu dilakukanlah proses filtrasi untuk memisahkan padatan dan cairan, sehingga diperoleh larutan garam (Anonim, 2012c). Evaporasi Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah menguap). Pelarut yang terdapat dalam filtrat harus diuapkan dengan metode evaporasi untuk mendapat lada. Penguapan pelarut lada dilakukan dalam keadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap (Pangestu, 2011). Pengeringan Bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pakta proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya (Hasibuan, 2009). Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen
dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya (Hasibuan, 2009). Setelah hasil evaporasi diperoleh larutan garam yang pekat, maka larutan tersebut dilanjutkan dengan proses pengeringan.
II.
Kontinu Pultrusion
(10) Memodifikasi pultrusion-stamping (11) Memodifikasi pultrusion-pemotongan dengan pisau (12) Memodifikasi pembentukan laser (16) Mengembangkan proses pultrusion (22) Memodifikasi pultrusion-metode foating head pultrusion-bor atau
III.
Cara Pencetakan (4) Membuat produk polimer dengan tangan (5) Mencetak produk polimer dengan mesin Manual (14) Membuat potongan sederhana dan menggabungkannya dengan cara lain (15) Menggabungkan potongan plastik dengan perekat (17) Mengukir plastik kebentuk yang diinginkan (18) Menggabungkan potongan plastik dengan las Mesin (13) Roll coating
IV.
Arah Baru (2) Mengubah proses produksi batch ke kontinu (19) Menambah peralatan produksi (20) Menambah pekerja
MENYARING IDE 1. Pemprosesan yang mudah 2. Kekuatan yang tinggi 3. Ramah lingkungan 4. Efisiensinyang tinggi 5. Harga murah Mengembangkan proses menyaring ide ialah sebagai berikut :
I.
Bahan Baku Polimer (3) Menggunakan polimer daur ulang Serat/partikel (7) Gunakan logam sebagai pengganti
II.
III.
Cara Pencetakan (5) Mencetak produk polimer dengan mesin Mesin (13) Roll coating
IV.
I.
Bahan Baku Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur secara makroskopis menjadi suatu bahan yang berguna karena bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Andri, 2012). Bahan komposit secara umum terdiri dari penguat dan matrik. Penguat komposit pada umumnya mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih kaku serta lebih kuat. Fungsi utama dari penguat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari penguat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh matrik akan diteruskan kepada penguat, sehingga penguat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu penguat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun komposit.(its)
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar (dominan). Matrik, umumnya lebih ulet tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih rendah(Andri, 2012). Polimer yang digunakan daur ulang, karena ramah lingkungan. Jumlah kandungan serat dalam komposit, merupakan hal yang menjadi perhatian khusus pada komposit berpenguat serat. Untuk memperoleh komposit berkekuatan tinggi, distribusi serat dengan matrik harus merata pada proses pencampuran agar mengurangi timbulnya void (Andri, 2012). Serat yang digunakan besi karena memperoleh efisiensi tinggi. II. Proses Pultrusion adalah proses yang memungkinkan produksi terus menerus dari profil komposit dengan penampang konstan dan sifat material disesuaikan dengan tujuan tertentu (Anonim, 2010).
Gambar 5. Pultrusion (Anonim, 2010) Pultrusion terjadi dengan bahan diperkuat terus-menerus ditarik melalui panduan dimana serat ditempatkan tepat dalam kaitannya dengan penampang profil. Serat tersebut kemudian dipimpin melalui peralatan pengolahan di mana mereka diresapi dengan bahan matriks. Campuran gabungan serat dan matriks ditarik pada melalui peralatan dipanaskan di mana profil sembuh dalam geometri akhir. Profil sepenuhnya sembuh kemudian ditarik ke depan untuk gergaji terbang yang memotong profil menjadi panjang didefinisikan.
Kombinasi sebenarnya penguat dalam profil, dengan kata lain, jenis dan jumlah serat terus menerus, serta jenis dan dimensi yang kompleks dan tenun tikar disusun dengan cara yang memfasilitasi pemeriksaan visual ketika serat dan tikar ditempatkan di profil. Posisi yang tepat dari serat dan tikar dalam kaitannya dengan penampang profil sangat penting terhadap sifat dan kualitas dari produk jadi. Ketika penguatan ditarik ke dalam peralatan pengolahan, matriks tersebut akan ditambahkan melalui suntikan. Pultrusion melalui suntikan adalah menguntungkan dalam mengendalikan dan memeriksa penguatan, melainkan kecepatan berubah dari satu profil ke yang lain, dan memudahkan perubahan matriks selama proses. Tingkat penyerapan serat merupakan faktor penentu bagi sifat dari produk jadi, dan metode injeksi yang digunakan oleh Komposit Fiberline A / S selalu memastikan impregnasi terbaik. Metode injeksi adalah proses tertutup sepenuhnya yang menjaga penguapan pelarut minimal. Hal ini memastikan lingkungan kerja yang baik dibandingkan dengan pultrusion tradisional, di mana penguatan dipimpin melalui tong terbuka yang berisi matriks. Setelah serat yang diresapi dengan matriks disuntikkan, seluruh produk bergerak maju ke zona berikutnya dalam proses di mana pemanasan terjadi dan di mana menyembuhkan dari profil dipercepat. Menyembuhkan akhir terjadi di bagian terakhir dari peralatan pengolahan. Sebuah profil demikian sepenuhnya sembuh dan stabil dalam bentuk ketika meninggalkan peralatan pengolahan. Kekuatan menarik yang mengatasi gesekan pada peralatan pengolahan dan dengan demikian kekuatan pendorong dalam proses - disediakan oleh penarik ditempatkan di luar peralatan pengolahan. Menarik dapat dilakukan dengan baik sabuk atau penarik timbal balik. Selama fase terakhir dari proses, profil yang disingkat dengan gergaji (saw) dipasang untuk bergerak pada kecepatan yang sama seperti profil ditarik keluar dari peralatan. Hal ini memastikan proses yang berkelanjutan. (Anonim, 2010). III. Pencetakan Pelapis dari bahan polimer dapat diterapkan pada berbagai substrat menggunakan sejumlah teknik yang berbeda seperti ekstrusi coating, dispersi dan
aplikasi solusi. Ini mengubah teknik, yang pada umumnya off-line proses, memberikan kemungkinan besar untuk membentuk dilapisi, struktur multilayer dan dilaminasi. Akhir penggunaan daerah termasuk kemasan cair, kemasan fleksibel, kemasan papan dan membungkus berbeda dan karung dengan komposit struktur berbasis misalnya: kertas, papan, film plastik dan foil logam dalam rangka memberikan materi paket diperlukan sifat pelindung dan penampilan (Putkisto, dkk, 2012). Secara umum, paket harus melindungi terhadap dampak mekanis, kimia serangan dan UV-cahaya, memiliki fleksibilitas yang memadai atau kekakuan, transparansi atau opaciti, dan printabiliti sealabiliti. Hal ini mengharuskan antara lain bahwa adhesi dari bahan yang dihadapi, sifat mekanik setiap materi dan gesekan permukaan produk merupakan faktor disesuaikan. Bersamaan, kinerja mengkonversi produk harus memenuhi persyaratan biaya-efektivitas selama pembuatan dan digunakan, dan lebih sering, juga selama daur ulang dan pembuangan. Oleh karena itu, sering merupakan kompromi antara biaya dan diinginkan (Putkisto, dkk, 2012). Oleh karena itu kami menggunakan roll coating.
DAFTAR PUSTAKA
Andri, Porwanto dan Johar, lizda. 2011. Karakterisasi Komposit Berpenguat Serat Bambu Dan Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku Industri. Jurusan Teknik Fisika. FTI ITS Surabaya Anonim. 2010. Pultrusion. http://www.fiberline.com/komposit/ pultrusion/pultrusion ______ . 2012a. Evaporator. http://encyclopedia.evaporator.com ______ . 2012b. Evaporator. http://encyclopedia.garam.com. ______ . 2012c. Filtrasi. Bab 4 satuan operasi ______ . 2012d. Satuan Operasi. 2012. Filtrasi. filter_cepat.pdf ______ . 2012e. Roll Coating. http://www.google.co.id/imgres?imgurl Hasibuan, Rosdaneli. 2009. Proses Pengeringan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Kurniawan, Rahmat. 2011. Teori Dasar Teknik Kimia dan Teori Ilmu Teknik Kimia . http://2.bp.blogspot.com/ynHFryCpJ4/TkNwVbdxeYI/AAAAAAAAAME/4 wntAFdtUOA/s1600/Tangki+pengaduk-01.JPG. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 Nanang, Surahman dkk. 2010. Teknologi Pengolahan Lada Putih Bubuk. Lada_Putih.pdf Pangestu, Ayu. 2011. Rotary Evaporator Dan Ultraviolet Lamp. Direktorat Program Diploma. Institut Pertanian Bogor Putkisto, Kaisa dkk. Polymer Coating Of Paper Using Dry Surface Treatment Coating Structure And Performance.Tampere University of Technology. Institute of Automation and Control. Paper Machine Automation. Tampere, Finland. 2012