Buka Excel, open file, pilih format all files, pilih file txt yang berisi data gempa dari USGS. Pilih delimited->next->centang comma (karena delimited data berupa koma), lalu finish.
Mencari b-value melalui hasil histogram: a. Hitung jumlah tiap gempa dari 3.0 10.0 SR
Page |2 b. Buat histogram dari Log jumlah gempa vs range magnitude dengan range 0.5, setelah histogram keluar klik kanan pada batang histogram->pilih add trendline-> pilih linier dan centang display equation on chart-> OK. c. Pada hasil equation akan memuat persamaan y=-bx+c dimana b adalah b-value. Syarat B-value ialah harus mendekati 1. Jika nilai tidak mendekati 1, kembali ke step b dengan mengubah range magnitudenya sampai hasil b-value mendekati 1. d. Setelah b-value diperoleh, jelaskan arti dari b-value tersebut pada presentasi. Untuk referensi silahkan cari di paper Kelud volcano surrounding earthquake dan Calculating Guttenberg B-value.
2. Membuat Base Map posisi gempa terjadi dan peta posisi kedalaman gempa 3D. Membuat Base Map posisi gempa a. Buka Surfer, Pilih new worksheet, Ambil 3 buah data pada data gempa yang kita dapatkan dari USGS berupa posisi latitude, longitude, dan Magnitude. Copy ke dalam worksheet dimana kolom x adalah longitude, y adalah latitude, dan z adalah magnitude. Save dalam format .dat. b. Klik menu map -> new -> new post map -> pilih file .dat tadi -> open. Klik pada postmap pada object manager di kiri, pada property manager pilih symbol dengan opsi column C.
Page |3 c. Hasil tersebut berupa posisi gempa pada peta diantara koordinat yang anda tentukan. Setelah itu, coba overlay dengan peta geografis daerah agar dapat mengetahui posisi gempa.
Membuat Peta posisi kedalaman gempa a. Buka Surfer, Pilih new worksheet, Ambil 3 buah data pada data gempa yang kita dapatkan dari USGS berupa posisi latitude, longitude, dan Kedalaman (ubah dulu nilainya ke dalam bentuk negatif). Copy ke dalam worksheet dimana kolom x adalah longitude, y adalah latitude, dan z adalah kedalaman. Save dalam format .dat. b. Setelah di save, pilih tab plot, klik pada menu grid -> data -> pilih file .dat -> pilih gridding method krigging -> ok. Akan dihasilkan file dalam format .grd c. Setelah itu Klik menu map -> new -> new 3D surface -> pilih file .grd tadi -> open.
Page |4
3. Membuat Timeseries data gempa Data yang digunakan pada pembuatan timeseries atau rututan gempa pada domain waktu adalah magnitude dan waktu terjadinya gempa dalam skala hari. Untuk mengubah waktu terjadinya gempa dalam skala hari perlu dilakukan konversi Julian date dengan t0 = 1 Januari 1973. Konversi Julian date menggunakan excel : a. Pertama buat sheet berisi data terjadinya gempa dalam kolom tahun, bulan, dan tanggal. Lalu masukkan juga t0 di atas data paling atas.
b. Lalu pada cell D1, masukkan rumus =DATE(A1,B1,C1). Setelah itu drag ke bawah sampai data gempa terakhir. c. Pada cell E2, masukkan rumus =D2-$D$1. Lalu drag ke bawah sampai data terakhir. Hasilnya kurang lebih seperti gambar dibawah. Data itulah waktu terjadinya gempa dalam bentuk days, bukan format tanggal lagi.
Page |5
Membuat Plot Mag vs Waktu dan Baseline Correction Plot Mag vs Waktu: a. Buat new sheet, Ambil data magnitude dan masukkan data pada kolom A, dan waktu Julian day tadi pada kolom B. Setelah itu save dengan type .txt (tab delimited) dengan nama data1.txt
b. Setelah itu copy data1.txt dan rename hasil copy tadi menjadi data2.txt.
c. Buka data2.txt menggunakan excel. Setelah itu hitung rata-rata magnitude data pada kolom C1 dengan rumus =AVERAGE(blok data magnitude pada kolom A). asisten metkom 2012
Page |6 d. Setelah itu pada kolom D1, kurangi magnitude pada kolom A dengan rata-rata magnitude. Gunakan =A1-$C$1. Lalu drag D1 sampai data terakhir. Lalu pindahkan kolom D ke kolom A dan hapus kolom C dan D dengan hasil kira-kira seperti gambar di bawah. Setelah itu save. Maka telah kita dapat kan 2 buah file dengan magnitude original dan hasil baseline correction.
e. Buka MATLAB, ketik tstool pada command window. Maka akan keluar tampilan seperti berikut.
Page |7
f.
Pilih import -> array data -> pilih text file -> pilih data1.txt -> next. Pada kolom data yang ditampilkan, pencet CTRL+A. Setelah itu ubah settingan sesuai pada kolom yang ditandai di bawah. Klik next.
Page |8
g. Pilih nama time seriesnya, klik finish. Jika ada peringatan, pilih select the last. Setelah itu klik display, maka tampilan timeseries akan sebagai berikut.
h. Untuk plot hasil baseline correction ulangi langkah f tapi dengan menggunakan file data2.txt. hasilnya kira-kira akan melewati x=0. Dari sini diketahui perubahan kekuatan gempa terhadap waktu.
Page |9 4. Mencari Periodisitas gempa dari data gempa Tujuan tahapan ini adalah untuk mencari apakah dari data gempa di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, terdapat pola tertentu akan terjadinya serangkaian gempa bumi. Dengan kata lain, apakah terdapat pola perulangan kejadian gempa yang teratur. Hal ini berguna untuk memperkirakan pola kejadian dari gempa-gempa magnitude besar yang merusak. Cara pertama yang paling mudah adalah dengan menggunakan timeseries tool di Matlab : a. Setelah membuat timeseries dari tahapan diatas, kemudian kembali ke window Time Series Tools.
b. Pada bagian Plot time series, Pilih Create New . Ganti Type dengan Spectral Plot. Kemudian klik Display.
P a g e | 10 c. Maka akan tampil Periodogram dari data timeseries. Contohnya sebagai berikut:
Periodogram (Grafik power vs frequency) adalah salah satu grafik untuk menampilkan data hasil FFT (Fast Fourier Transform), yaitu data dalam domain frekuensi. Perhatikan bahwa sumbu-x dari grafik diatas adalah frekuensi, dengan satuan siklus/detik (dalam fisika, siklus/detik disebut juga Hertz). Perhatikan bahwa data gempa diatas memiliki nilai sumbu-y terbesar pada frekuensi sekitar 0.55 x 10-6 siklus/detik. Frekuensi ini disebut frekuensi dominan.
Cara kedua adalah dengan mengembangkan script Matlab untuk FFT : Berikut adalah contoh m-file untuk FFT, yang masih bisa diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut. d. Contoh berikut menggunakan data gempa timeseries dengan nama
GALAPAGOSCORR.txt, yang berisi data dua kolom. Kolom pertama adalah waktu
P a g e | 11 kejadian gempa yang dikonversi ke julian month, kolom kedua adalah nilai magnitudo yang telah dikoreksi baseline:
e. Jika m-file diatas di-run maka akan tampil periodogram sebagai berikut:
P a g e | 12 Diketahui frekuensi dominan dari data gempa adalah 0.022 siklus/bulan f. Grafik diatas menampilkan hasil FFT dengan sumbu-x adalah frekuensi. Berikut ini adalah contoh m-file untuk menampilkan hasil FFT dengan sumbu-x adalah periode. Berdasarkan hubungan
g. Jika m-file diatas di-run maka akan tampil plot seperti gambar di bawah. Dari plot diperoleh bahwa terdapat pola perulangan rangkaian kejadian gempa (dengan asumsi gempa memang akan kembali terulang) dengan periode 45.5 bulan/siklus. Yang berarti, rangkaian gempa akan terjadi lagi setiap 45.5 bulan.
P a g e | 13
5. Konversi Magnitudo Gempa ke Energi Gempa Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui besar energi gempa yang dihasilkan oleh gempa dengan magnitudo tertentu. Data gempa dari NEIC-USGS menggunakan berbagai macam jenis magnitude, beberapa diantaranya adalah: a. Ms = Surface-wave magnitude (Bath, 1966) b. mb = Body-wave magnitude (Gutenberg and Richter, 1956) c. ML = Local magnitude (Richter, 1958) d. Mw = Moment magnitude (Hanks and Kanamori, 1979) e. Me = Energy Magnitude (Choy and Boatwright , 1995) Berikut adalah beberapa persamaan hubungan berbagai jenis Magnitude dengan Seismic Energy (Es), yang memiliki satuan Joule.
Richter formula untuk surface-wave magnitude untuk moment magnitude Hubungan Me dengan Es
mb (ISC) adalah nilai yang dihitung oleh ISC. Perbedaan mb yang dihitung oleh ISC dan NEIC (data USGS menggunakan mb versi NEIC), menurut hasil dari Scordilis, 2006 adalah:
Menghitung energi gempabumi juga dapat dilakukan menggunakan converter online yang tersedia di internet. Berikut adalah beberapa contoh situs yang menyediakan converter online: a. Earthquake Power Calculator http://www.convertalot.com/earthquake_power__calculator.html
Kalkulator ini menggunakan magnitude dalam Skala Richter. Outputnya adalah nilai energi dalam joule, dan kesetaraan energinya dalam ton TNT. Terdapat juga penjelasan singkat tentang skala Richter dan persamaan hubungan skala Richter dengan energi. b. Earthquake Seismometer Equations and Formulas Calculator http://www.ajdesigner.com/phpseismograph/earthquake_seismometer_seismic_energy _magnitude.php
P a g e | 15
Kalkulator ini dapat mengkonversi magnitude ke energi dengan dua metode, yaitu metode Richter & Gutenberg dan metode Kanamori. Selain itu, kalkulator ini juga dapat menghitung persamaan seismik lainnya:
Kalkulator ini menghitung moment magnitude. Outputnya adalah nilai energi dan kesetaraan energinya dengan TNT dalam beberapa macan satuan.