Anda di halaman 1dari 11

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.

*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.


Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

Backround Salah satu alat yang umum digunakan dalam explorasi Panasbumi adalah chemistry of geothermal fluids sering disebut geochemistry. Selain untuk explorasi, geochemistry juga dipakai sebagai alat monitoring dalam kegiatan produksi termasuk dalam manajemen reservoir, mengantisipasi potensi problems seperti thermal break-through, injection breakthrough, scaling, cold water influx atau perubahan lain yang bisa menganggu atau menurunkan kemampuan performance field. Dengan kata lain, sifat kimia (air maupun gas) dari suatu getothermal field adalah informasi yang sangat penting tentang hydrology dan kondisi yang ada dalam reservoir itu sendiri. Dalam hand out ini hanya di bahas water chemistry, gas chemistry akan di bahas pada session berikutnya. Geothermal System Geothermal field didunia terdapat dalam bermacam-macam geological setting, dan sekarang banyak di kembangkan untuk sumber energy. Tiap perbedaan ini akan mempunyai karakteristik dimana akan di cerminkan dari sifat kimia geothermal fluidanya. Secara umum heat source geothermal system adalah pada kedalaman beberapa kilometer dibawah permukaan dan energy panas terdapat pada media air atau steam yang di transfer secara convective, Figure-1.
T h e r m a l a c tiv ity

N o t a lw a y s p re s e n t

C o n d e n s a tio n zone B o ilin g zone

S eco n d ary flu id s

w a te r g a s s te a m g a s w a te r

2 - 5km

C o n v e c tiv e u p flo w

w a te r g a s
o u tflo w L a te r a l p r e s e n t) ays (n o t a lw

X X X X X X X X X

m a g m a tic v o la tile s
X X X X X X X X

H o s t ro c k s: a n y th in g

a ch Re rg e

X X

In tru s iv e In tru s iv e

F ig u r e 1
T h e b a berhawa s i c h y d r o t h dingin e r m a l s y sseperti te m Di negara Eropa, umumnya resource geothermal digunakan (direct use) untuk pemanas ruang, green house heating, fish farming. Akan tetapi untuk geothermal system yang mempunyai panas tinggi (> 180 oC) banyak di kembangkan untuk

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

pembangkit listrik. Chemistry (kimia) dari geothermal fluid adalah sangat penting karena data tersebut telah dipakai mulai dari tahap eksplorasi, evaluasi dan tahap pengembangan suatu geothermal field. Memahami fluida dari geothermal system adalah sangat penting untuk pengembangan dari sebuah geothermal resource. Type Geothermal Secara umum, ada dua tipe geothermal fields yang dapat di exploitasi untuk power generation yaitu: 1.) Steam dominated dimana hanya atau dominan menghasilkan steam dan 2.) Hot-water domonated, menghasilkan campuran hot water (dominan) dan steam. Tapi bukan tidak mungkin suatu steam dominated field mempunyai water-dominated system dibawahnya yang bisa di exploitasi secara komersial. Reservoir equilibrium, heat transfer and renewable energy Dalam geothermal system, hot fluid ber-sirkulasi dalam reservoir and panas di transfer dengan media air atau steam. Dalam system yang disebut dinamik ekuilibrium, sirkulasi berlangsung secara berkesinambungan, dimana air masuk (recharge) kedalam reservoir kemudian air tersebut dipanaskan dan keluar (discharge) dari resevoir ke surface atau ke permeable zone di bawah permukaan, dalam hal ini energy panas di transfer dengan konfeksi (convective) dan sirkulasi dari fluida tsb. Sedangkan dalam system statik ekuilibrium atau disebut stagnant atau storage system dimana re-charge sangat terbatas atau samakali tidak ada ke reservoir dan heat transfernya adalah bersifat konduktif (conductive). Reservoir temperatur Temperetur atau enthalphy reservoir adalah juga faktor sangat penting, selain sifat chemistry dan potensi dari resource, seperti di sebut di atas. Temperatur dari resevoir dapat di bedakan: Low temperatur (< 150o C) High temperatur ( > 150oC) Istilah ini tidak lah begitu kaku dalam pemakaiannya, ada yang memakai istilah intermediate dengan temperatur berkisar antara 120 180 oC. Low temperatur sering digunakan secara direct use seperti untuk pemanasan ruangan, sedangkan yang high temperature dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Host rock Batuan induk adalah batuan dimana reservoir ditemukan atau berada dan bereaksi dengan gethermal fluid (equilibrium). Dengan reaksi tersebut akan mencerminkan komposisi kimia dari geothermal fluids dan gas. Pengtahuan tentang host rock adalah sangat penting dalam applikasi geothermometer dan untuk prediksi potensi scaling problems, bila field tersebut dikembangkan dikemudian hari. Jika pengetahuan geologi daerah tsb sangat minim, kemungkinan menafsirkan sub-surface geologinya dari data kimia reservoir adalah sangat mungkin.

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

Heat source Sumber panas dari sebuah geothermal system adalah sebuah fungsi dari geologi atau tectonic setting, jika sumber panas berasal dari magma ( biasanya intrusi yang berkompasisi rhyolite to andesite) maka system geothermalnya disebut volcanogenic dan umumnya high temperatur system. Ada juga heat source berasal dari kegiatan tectonic misalnya tectonic uplifting dari basement rock yang panas, atau air dapat dipanaskan oleh deep circulation yang dihasilkan oleh deep faulting dan jenis ini disebut non-volcanogenic system, type ini ada yang low maupun high temperatur. Origin dari geothermal fluid Asal dari geothermal fluid bisa dari bermacam sumber, yang utama adalah berasal dari surface water (meteoric water) yang masuk melalui fractures atau lapisan permeable. Atau berasal dari air yang telah lama terperangkap misalnya pada formasi sediment yang disebut air formasi (connate water). Yang lain adalah air yang terperangkap pada batuan meta morfosa (methamorphic water) dan air yang berasal dari magma disebut junvenile water. Tidak ada ke raguan bahwa geothermal fluids secara dominan berasal dari meteoric water, walaupun tidak bisa disangkal bahwa peran magmatic adalah sangat significant walapun secara kuantitas kecil. Reservoir fluid dan terbentuknya surface thermal features Geothermal fluids dalam dynamic, liquid-dominated system, bisa di jelaskan bahwa meteoric water masuk ke dalam kerak bumi melalui permeable zone, sirkulasi, dan dipanaskan oleh heat source, bisa berupa magma body dan ber-reaksi dengan host rock, secara konfective pada kedalam sekitar 5 7 km dalam perut bumi. Larutan yang terbentuk tersebut adalah merupakan komponen utama dari geothermal fluid yang disebut sebagai chloride fluid. Dalam reservoir, larutan ini mengandung Cl, berkisar antara 1000-10,000 ppm pada temperature 350 oC. Soluble elemen seperti Cl, B, As didalam hostrock akan terlarut pertama oleh water reservoir dan kemudian di ikuti oleh elemen lain yang di kontrol oleh temperature. Reaksi ini mengubah mineral-mineral pada batuan reservoir (host rock)

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

Geothermal fluids Spesies utama yang terdapat dalam geothermal fluid adalah : Kation Anions None Elektrolit Minor komponen Komponen gas (NCG) dalam diskusi ini.) Isotope Na +, K +, Mg +, Ca +2 Cl -, HCO3 -, CO3 2, SO4 -2 SiO2 NH4 +, Li +, Fe +2, Mn +2, Al +3, F -, B -, I -, H3BO3. Rb, Cs CO2, H2S, NH3, CH4, H2, Ar, He, N2. (belum dibahas
2

H, 3H, 17O, 18O, 33S, 34S, 13C, 14C, 3He, 4He, 38Ar. Principal anion
Trace HCO3 Cl, minor HCO3 Cl, HCO3 SO4 -2, HCO3 --, trace ClSO4 2, trace Cl Cl, So 2 HCO3 Cl, minor HCO3 -

Water type didalam geothermal system Jenis pH range


Ground water Chloride water Cholride-bicarbonate Steam heated water Acid-sulphate Acid-sulphate-Chloride Bicarbonate Dilute choloride 6 7.5 49 7-8.5 4.5 7 1-3 1-5 57 6.5 7.5

Chloride (Cl) Larutan ini juga biasa di istilahkan alkali chloride atau neutral chloride adalah typical deep geothermal fluid yang biasanya high temperature system. Adanya Cl-hot spring di suatu field dengan kosentrasi tinggi (high flow rate) suatu indikasi adanya hubungan langsung dengan reservoir dan permeable zone. Cl adalah dominan anion dalam geothermal system, biasanya mempunyai konsentrasi dari ribuan sampai 10.000 ppm. Ada field mempunyai Cl-level melebihi 100.000 ppm (Salton Sea), dalam kasus ini di duga Cl dalam reservoir berasal dari campuran sea water dan original Cl- water. Elemen lain yang umum ditemukan adalah Na dan K. Di lokasi chloride spring, biasanya di endapakan silica sinter, suatu petunjuk adanya kemungkinan geothermal system dengan temperature > 200 oC. Field dengan high gas dan bicarbonate akan mengendapkan travertine dan sinter (Sipoholon dan Simasom, Sarulla area). Alterasi yang umum ditemukan adalah Argillic-propylitic dengan mineral yang sering ditemukan al: silika, albite-adularia, illite, chloride, epidote, zeolite, calcite, pyrite, pyrrhotite dan base metal sulphide. Cl-spring dengan flow rate yang bagus merupakan petunjuk adanya permeable zone dan yang paling terpercaya untuk applikasi geothermometry. Sulphate Juga disebut acid sulphate water, sebagai hasil kondensasi dari gas geothermal di dekat permukaan bercampur dengan oxyginated ground water.. Gas dan steam dan volatiles lain, yang asalnya terlarut dalam deep reservoir fluid dan dalam perjalanannya ke permukaan

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

terpisah mengikuti boiling prosess pada kedalaman. Dilapangan biasanya spring atau pool ini kelihatan keruh berupa boiling mud pool dan steaming ground. H2S(g) + 2O2(aq) = 2H+ (aq) + SO4 -2(aq) Larutan ini menghasilkan pH rendah about 2-2.8, biasanya bicarbonate akan hilang dari larutan sebagai CO2 (reaksi kembali, over equilibrium). Alterasi yang biasa ditemukan adalah advance argillic, dengan kaolinite, halloysite, cristobalite dan alunite sebagai diagnostik mineral. Silica residu umum ditemukan sebagai hasil dari acid fluid activity (leach) dan ini beda dengan silika sinter yang dihasilkan sebagai proses pengendapan bukan sebagai proses alterasi. Mineral yang umum ditemukan adalah native sulphur, pyrite, anhydrate, hematite. Larutan ini tidak bagus digunakan sebagai geothermometry karena konsentrasi cation anion dalam larutan tidak berhubungan langsung dengan mineral-fluid equilibrium dalam reservoir. Gambar-2.

O x y g e n a te d

G rou n dw a te r
Gr o un

dw

a te

H 2O + H 2S + O

H +SO

H 2O +CO

rt ab
-

le

H ++ H C O

C o n d e n s a t io n a n d s o lu t io n

S te a m a n d g a s

B o ilin g le v e l

Gambar-2

U p flo w in g p r im a r y f l u id w it h d is s o lv e d C o 2 a n d H 2S

F o rm a tio n o f s e c o n d a ry f lu id s in a h y d ro th e rm a l s y s te m Bicarbonate Larutan ini biasa disebut CO2-rich fluids atau neutral-bicarbonate-sulphate water dan di hasilkan dari gas dan steam condensation kedalam poorly oxygenated ground water. Biasanya ditemukan pada margin dari suatu geothermal field, dilapangan (permukaan), bisa ditemukan sebagai warm to hotspring dan cool-soda springs. Alterasi umumnya

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

argillic (kaoline, montmorillonite) dan mordinite, minor calcite dan silisifikasi. Endapan mineral yang sering ditemukan adalah travertine (banyak ditemukan di Simasom, Sarulla area) dan dapat di tafsirkan, sub-surface temperatur adalah < 150 oC. Tidak bagus dipakai sebagai geothermometry karena komponent kation dan anion terbentuk tidak berhubungan langsung dengan deep reservoir fluids rock equilibrium. Sulphate-chloride Dapat terjadi dari beberapa process : 1. 2. 3. 4. Mixing chloride dan sulphate water pada kedalam Near surface discharge dan oksidasi dari H2S dalam chloride water. Near surface condensation dari volcanic gas ke meteorik water dll

Dilapangan biasa ditemukan sebagai warm to hot spring dengan pH rendah sekitar 2 - 5, Alterasi yang umum ditemukan adalah propylitic, advance argillic, kaoline, silica residu. Sebagai larutan yang bercampur dengan deep reservoir fluids, geothermometry, mungkin bisa dipercaya, tapi harus lebih hati-hati dalam interpretasi, karena banyak komponent dalam larutan adalah sebagai hasil dari acid fluid (leach) yang tidak ada hubungan dengan, rock-reservoir fluids equilibrium. Dilute chloride Larutan ini adalah sebagai hasil dari dilution chloride fluids dengan ground water atau bicarbonate water (lateral flow), sekitar margin dari upflow zone dan outflow struktur dari high temperature system. Dilapangan sering berupa warm to hotspring, nearneutral pH dengan Cl sebagai anion utama minor bicarbonate. Endapan mineral yang sering ditemukan berupa, amorphous silica minor travertine. Jika fluid hanya bercampur dengan ground water, geothermometry masih bisa dipercaya hasilnya, akan tetapi bila bercampur dengan bicarbonate bisa problem (unreliable). Faktor/proses yang mempengaruhi water composition Beberapa proses kimia dan fisik yang mempengaruhi komposisi kimia dari geothermal fluids ketika travelling dari reservoir ke surface. Proses kimia biasanya berpusat pada mineral fluid reaction, dissolution, deposition, sementara Proses fisik adalah boiling konduktif, cooling dan mixing process. Mineral fluid-equilibria. Ada dua group komponen larutan yang umum terdapat dalam chloride-reservoir fluids (berdasarkan solubilitas) Soluble group : Cl, B, Br, As, Cs, cepat bereaksi dengan larutan dalam reservoir dan ini bisa terjadi ketika proses alteration belum terjadi, dan cenderung stay dalam larutan, terutama Cl dan bisa di bilang unreaktif, sementara yang lainnya mungkin masih bisa bereaksi (sub-surface) dengan mineral-mineral clay. Rock forming mineral : SiO2, Na, K, Ca, Mg etc, solubilitasnya di control oleh temperatur dan mineral fluids equilibria dan masuk kelarutan sesudah terjadi alterasi

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

Contoh water chemistry dari beberapa geothermal field di dunia


Field
Chloride water Wairakei (NZ) (Champagne pool) Tongonan (Philippines), spring Sulphate water Waiotapo, NZ (spring) Tongonan (Philippines), Kepakuhan spring Seawater mixing Efate(Vanuatu) E.Takara spring Bicarbonate water Kamojang(Ind), South spring Well-9 (320-m) Belulang (Bali) Sulphate-chloride Vanua Levu, Fiji (spring) Volcanic gas condensation White Is, NZ (pool) Biliran Is, Spring (Philippines) Dilute Cl-bicarbonate Mokai, NZ, North spring Rotokawa, NZ Note: unit in ppm (mg/kg) 85.0 6.3 7.4 245.0 270.0 13.0 22.0 1.2 1.4 9.4 23.0 3.0 11.4 130.0 144.0 8.0 72.0 155.0 226.0 274.0 309.0 99.0 65.0 2.2 2.9 32.0 17.0 6.6 10.4 0.8 5.3 4.0 102.0 2.0 0.1 308.0 130.0 338.0 582.0 <1 <1 6.0 4.0

T(C)

pH

Na

Mg

Ca

SiO2

SO4

HCO3

Cl

99.0 98.0

8.0 8.3

1070.0 1990.0

102.0 211.0

0.4 0.4

26.0 86.0

22.0 35.0

294.0 278.0

26.0 74.0

76.0 7.0

1770.0 3397.0

66.0

7.0

4740.0

20.0

38.0

2560.0

215.0

170.0

10700.0

48.0 96.0

7.0 7.1 8.9 6.5

47.0 217.0 217.0 200.0

16.0 45.0 67.0 4.0

27.0 29.0 203.0 0.0

73.0 24.0 1.8 156.0

1.4 1.6 4.1 -

200.0 190.0 142.0 73.0

74.0 42.0 133.0 550.0

836.0 606.0 1240.0 26.0

5.0 6.0 99.0 147.0

80.0

2.0 1.4

7670.0 475.0

1000.0 163.0

7310.0 24.0

2560.0 44.0

6.0 90.0

180.0 -

10500.0 9616.0

<1 -

61840.0 7651.0

Ternary plot Cl, SO4 and HCO3. Gambar-3, di bawah ini (ternary plot) menunjukkan relative proporsi Cl, SO4 dan HCO3 yang mencerminkan asal larutan atau fluid tsb. Unsur atau komponen terlarut dari suatu surface thermal water di refleksikan oleh relative konsentrasi dari anion-anion Cl, SO4 dan HCO3, yang berasal dari magmatic volotiles seperti HCl, H2S, SO2 dan CO2. Secara simple dapat dilakukan analisa fluid origin dengan menggunakan kertas millimeter dan analisa data spring (dari laboratorium) sebagai berikut: 1. Jumlahkan, konsentrasi chloride, Sulphate dan bicarbonate Cl + SO4 + HCO3 = 2.Hitung relative proporsi dari tiap-tiap komponent dalam (%) % Cl = (Cl/ ) 100 % SO4 = (SO4/ ) 100

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

%HCO3

= (HCO3/ ) 100

CL
W a ir a k e i

R o to k a w a

R uapehu B ilir a n

O haaki

W a k e te

SO

O h a a k i ( g ro u n d w a te r)

HCO

F lu id o r ig in in d ic a te d b y r e la tiv e C l, S O

and H C O

c o n c e n tr a tio n s

Gambar-3. Sifat kimia beberapa species yang umum di geothermal Sifat atau perilaku dari species disini adalah sangat general, perlu disadari, di alam sifat kimia ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat berbeda dari suatu field ke field lain. Neutral species Silica (SiO2) Dalam geothermal fluid konsentrasi Silica biasanya dibawah 700 ppm, umum berkisar 100-300 ppm. Konsenterasi dari Silca ini adalah di kontrol oleh solubilitas dari mineral silika seperti: quartz, chalcedony, crystobalite atau opal dan mempunyai solubility yang

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

berbeda. Sifat solubility ini adalah fungsi dari salinity, reservoir pressure, dan enthalpy (temperatur). Boron (B) Boron sangat penting sebagai diagnostik species dalam study geothermal. Pada geothermal fluid biasanya mengandung 10-50 ppm, dan konsentrasi tinggi (800-1000 ppm) ditemukan pada fluid yang berhubungan dengan high organic sedimentary environment. Biasanya field dengan andesitic host-rock mengandung B lebih tinggi dari volcanic-host lain. Kation Na +, K + Konsentrasi dari komponen ini adalah di kontrol oleh temperature mineral-fliud equilibria. Na dalam geothermal fluid 200-2000 ppm dan K biasanya lebih rendah dari Sodium atau kira-kira 1/10 dari Na. Na/K rasio adalah petunjuk yang bagus dalam interpretasi data, low ratio artinya high temperatur geothermal system. Low Na/K (< 15) bisa di tapsirkan berhubungan dengan high permeability zone seperti upflow. High ratio sebagai indikasi lateral flow, near surface reaction. Li + Konsentrasi biasanya lebih kecil dari 20 ppm, elemen ini adalah termasuk soluble dan sering di gunakan bersama Cl, dan B dalam mengidentifikasi water resource. Li biasanya bergabung dengan Cl, B dan juga dengan clay near surface. Hal ini mengakibatkan B/Li ratio naik dengan lateral travelling dari fluid. Li konsentrasi dalam rhyolite, andesite dan sediment bisa antara 1 10 ppm dan untuk basaltic host rock sangat rendah < 0.1 ppm (Ellis, 1979) Ca + Kalsium konsentrasion di kontrol oleh retrograde solubility ( CaCO3 calcite CaSO4 anhydrite ) dan juga faktor PCO2. Dalam boiling proses, Ca akan ter endapakan dengan lepasnya CO2 dari fluid fasa. Secara umum bila konsentrasi Ca rendah menunjukkan high temperature fluid. Na/Ca ratio bisa di gunakan seperti NA/K ration, high permebility upflow zone. Mg + Dalam high temperature fluid Mg konsentrasi sangat rendah (0.01 0.1 ppm). High kosentrasi bisa ditafsirkan berhubungan dengan near-surface reaction. Anion Chloride (Cl) Cl ini adalah komponent sangat penting dalam geothermal fluids karena sifatnya unreactive atau conservative dalam larutan. Dalam explorasi maupun reservoir monitoring sering digunakan, ratio beberapa komponen tehadap Cl untuk menafsirkan water migration, mixing dan effecting process. Seperti di jelaskan pada sebelumnya, high Cl dalam hot spring indikasi langsung dari deep reservoir. Sebegai elemen yang sangat

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY 10 UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

koservatif banyak di gunakan untuk interpretasi boiling effec atau dilution , sebagai contoh: Cl/B ratio , jika hasilnya kecil menunjukkan steam heated waters, kalau rationya besar menunjukkan upflow zone, dengan asumsi komponent B diserap oleh clay ketika fluid travelling. Cl/Mg ratio biasanya tinggi pada geothermal high Temp. karena Mg biasanya rendah dalam reservoir fluid. Kalau ratio kecil, menunjukkan adanya kontaminasi surface water atau acid water. Cl/SO4 ratio rendah untuk steam heated acid water, tinggi untuk high temperatur geothermal brine. HCO3 Lihat keterangan pada section bicarbonate fluid. Ratio HCO3/SO4 ratio banyak digunakan dalam interpretasi flow direction., dimana high ratio menunjukkan dekat ke upflow dan sebaliknya. SO4 2Konsentrasi dalam deep geothermal fluids adalah rendah < 50 ppm. High konsentrasi di mungkinkan oleh steam condensation near surface water (ground water). Lihat keterangan pada section sulphate water. Rock type. High B, I, NH3, CO2, petunjuk untuk organic-rich sedimentary environment. High Li, Cs, Rb untuk rhyolite dan andesite host rock, high F untuk granitoid, fumice, obsidian dan fumice, high B untuk andesite, high in Li, Cs untuk basaltic. Boiling point Depth-relationship Pada kondisi hydrostatic, kenaikan salinitas dan gas konten dalam larutan akan mempunyai efek yang berlawanan terhadap boiling point-depth profile. Suatu larutan pada temperatur tertentu kenaikan salinitas larutan akan menghalangi fluid boiling pada kedalaman dan boiling akan tercapai pada kedalaman yang lebih dangkal. Kontras dengan kenaikan kandungan gas mengakibatkan larutan mencapai boiling pada kedalaman yang lebih dalam. Gambar-4.

GEOCHEMISTRY PART-1, UNTUK MAHASISWA TINGKAT AKHIR DEPARTMENT GEOLOGY 11 UNPAD, BANDUNG. Oleh, *Birean D. Sagala, Ir, MK3.
*Advance geologist, Unocal Indonesia, Geothermal Division.
Note: Material dalam hand-out ini untuk internal Mhs tingkat akhir Dept. Geology UNPAD, Bandung. Tidak perkenankan untuk di perbanyak tanpa izin penulis dan Geology Unpad.

TEM PER ATU R E


100 200 300
O

400

10% N aC l (1 -7 m )

D E P T H (m e te rs )

800

1200

1600

4 .4 % C O (1 .0 m )

B o ilin g p o in t w it h d e p t h p r o file s

Gambar-4.

Anda mungkin juga menyukai