Anda di halaman 1dari 279

PEMERINTAH KOTA MEDAN

DINAS BINA MARGA


Jl. Pinang Baris No. 114-C Telp.(061) 8451766
M E D A N

























DOKUMEN PENGADAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
TAHUN ANGGARAN 2013

















Nomor : 66/PBJ/DBMKM/LPSE/I/2013

Tanggal : 18 Februari 2013

Pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl.
Chaidir Kec. Medan Deli.

Sumber Dana : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB I. UMUM


A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan
barang/jasa secara elektronik.

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

- Pekerjaan
Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;

- HPS : Harga Perkiraan Sendiri;

- HEA : Harga Evaluasi Akhir;

- Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi
(KSO) : kerja sama usaha antar penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

- LDP : Lembar Data Pemilihan;

- LDK : Lembar Data Kualifikasi;

- PA : Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang yang memegang kewenangan penggunaan anggaran;

- Panitia : Kelompok Kerja yang berfungsi untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa;

- KPA : Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah atas usul Pengguna Anggaran (PA) untuk menggunakan anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah;

- SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

- SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;

- TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri.

- PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over

- FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir/Final Hand
Over.

- LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja K/L/D/I yang
dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa
secara elektronik.

- Aplikasi SPSE: Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis
web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui website LPSE.

- Form Isian
Elektronik : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang
dapat diinput oleh pengguna aplikasi.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
- Form Isian Elektronik
Data
Kualifikasi : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan penyedia
barang/jasa untuk menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi.
- E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan tahapan
sesuai Perpres 54/2010 dan perubahannya serta petunjuk teknisnya yang
disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan secara elektronik
sebagaimana diatur dalam Perka 18/2012. Semua istilah pelelangan pada
dokumen ini merujuk pada pengertian e-lelang.


C. Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana
tercantum dalam LDP.

D. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan
usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.

E. Panitia mengumumkan pelaksanaan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi melalui
website Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI


PEMERINTAH KOTA MEDAN
DINAS BINA MARGA
Jalan Pinang Baris No. 114 Telepon (061) 8451766

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Nomor : 66/PBJ/DBMKM/LPSE/I/2013

Panitia Lelang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Bina Marga Kota Medan akan
melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi
sebagai berikut:

1. Paket Pekerjaan
Nama paket pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl. Chaidir
Kec. Medan Deli.
Nilai total HPS : Rp. 3,206,300,000.00,-
Sumber pendanaan : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun
Anggaran 2013.

2. Persyaratan Peserta
Paket pekerjaan ini terbuka untuk penyedia barang/ jasa yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Memiliki Ijin Usaha : Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan memiliki SBU yang
masih berlaku
Klasifikasi Usaha : Non Kecil
Bidang : Sipil

dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

3. Pelaksanaan Pengadaan
Tempat dan alamat : Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan
Jalan Pinang Baris No. 114 Medan

Website : Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan
mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi
SPSE) pada alamat website LPSE:
http://www.lpse.pemkomedan.go.id

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
Jadwal dapat dilihat pada website LPSE

5. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk softcopy dengan diunduh melalui website
http://www.lpse.pemkomedan.go.id dengan mengakses aplikasi sistem Pengadaan Secara
Elektronik (Aplikasi SPSE).

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Medan, 18 Februari 2013
dto
Panitia



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)


A. Umum

1. Lingkup
Pekerjaan
1.1 Panitia mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan
penawaran atas paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP,
berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu
sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam
LDP.

3. Peserta
[Pemilihan
Langsung]






3.1 Pemilihan Langsung penyedia pekerjaan konstruksi ini terbuka dan
dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha,
kemitraan/KSO atau peserta perorangan yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO,
baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta harus
memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Untuk nilai pekerjaan di bawah Rp.100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) maka kemitraan/KSO harus diwakili oleh perusahaan
nasional.

3.4 Peserta kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN) serta
Penipuan

4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban
untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut:
a. berusaha mempengaruhi anggota Panitia dalam bentuk dan cara
apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan
dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan perundang-
undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur
hasil Pemilihan Langsung, sehingga mengurangi / menghambat /
memperkecil / meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Panitia terbukti melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses Pemilihan
Langsung atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Panitia kepada PA/KPA.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan
5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
dilarang memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.

5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan
Usaha tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau
Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana
menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau menjadi konsultan
pengawas untuk pekerjaan fisik yang direncanakannya, kecuali
dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas menjadi
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan fisik yang diawasi,
kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key
contract) atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak
perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota
Panitia atau pejabat yang berwenang menetapkan pemenang
Pelelangan.

5.3 Afiliasi sebagaimana dimaksud pasal 5.1 adalah keterkaitan
hubungan, baik antar peserta, maupun antara peserta dengan KPA
dan/atau anggota Panitia yang antara lain meliputi:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
dengan derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. KPA dan/atau anggota Panitia, baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu
lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham
dan/atau salah satu pengurusnya sama.

5.4 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan K/L/D/I.

6. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri






















6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang
mengutamakan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia
oleh tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan
menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang
tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar
mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri
dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di dalam
negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat
mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di
dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh
di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin
terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)






f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang
dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3 [Atas penggunaan produksi dalam negeri, penawaran peserta
diberikan preferensi harga, untuk pekerjaan diatas
Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan TKDN diatas 25% (dua
puluh lima perseratus).]

7. Satu Penawaran
Tiap Peserta
7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO dilarang
menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan

8. Isi Dokumen
Pengadaan

8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan meliputi:
a. Umum
b. Pengumuman Pelelangan;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila diberikan
preferensi harga);
6) Jaminan Penawaran;
f. Bentuk Surat Perjanjian;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
i. Spesifikasi Teknis, dan/atau Gambar;
j. Daftar Kuantitas dan Harga;
k. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan.

8.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:
a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen
Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

8.5 Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis mengenai isi
Dokumen Pengadaan kepada Panitia sebelum batas akhir pemasukan
penawaran.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

8.6 Panitia wajib menanggapi setiap permintaan penjelasan yang
diajukan peserta secara tertulis.

9. Bahasa
Dokumen
Pengadaan
Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses
Pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.


10. Pemberian
Penjelasan
10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi SPSE
pada waktu sebagaimana tercantum dalam LDP kepada peserta yang
terdaftar.

10.2 Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan tidak
dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran.

10.3 Apabila dipandang perlu, Panitia melalui tim atau tenaga ahli
pemberi penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan.
Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta.

10.4 Catatan tentang Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari Panitia
Pengadaan/ Kelompok Kerja, dapat dilihat melalui aplikasi SPSE. Jika
dilaksanakan penjelasan lapangan dapat dibuat Berita Acara
Penjelasan Lanjutan (BAPL) yang diunggah dalam website LPSE dan
dapat dilihat melalui aplikasi SPSE.

10.5 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam
aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).

10.6 Apabila terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting
yang perlu ditampung, maka Panitia menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

10.7 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak
dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan
baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan
yang berlaku adalah Dokumen Pengadaan awal.

10.8 Peserta dapat mengunduh Adendum Dokumen Pengadaan yang
diunggah Panitia Pengadaan pada aplikasi SPSE.

11. Perubahan
Dokumen
Pengadaan
11.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu
pemasukan penawaran, Panitia dapat menetapkan Adendum
Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru yang
mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.

11.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.3 Panitia dapat mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan dengan
cara mengunggah (upload) file adendum dokumen Pemilihan
melalui aplikasi SPSE paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Apabila Panitia akan mengunggah (upload)
file Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum
batas akhir pemasukan penawaran, maka Panitia wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.

12. Perubahan
Waktu
Panitia dapat melakukan perubahan waktu pada setiap tahapan lelang dengan
menyertakan alasan perubahan.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

13. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran


13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
penyampaian penawaran.

13.2 Panitia tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa
Penawaran
14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa
Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran
dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan
dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran,
maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

15. Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran, meliputi:
a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) harga penawaran;
4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
5) tanda tangan:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik;
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama; atau
e) peserta perorangan.
b. hasil Pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli, dalam hal pencairan
jaminan memerlukan dokumen asli jaminan, maka jaminan penawaran
asli diserahkan pada saat pembuktian kualifikasi;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya
(apabila dikuasakan);
e. hasil Pemindaian (scan) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila ada);
f. dokumen penawaran teknis:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal waktu pelaksanaan kurva S;
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
4) spesifikasi teknis;
5) daftar personil inti;
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
g. data kualifikasi yang dikirimkan melalui aplikasi SPSE; dan
h. hasil pemindaian (scan) dokumen isian kualifikasi.

16. Harga
Penawaran

16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.

16.2 Untuk kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, peserta
mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika
harga satuan ditulis nol atau tidak dicantumkan maka pekerjaan
dalam mata pembayaran tersebut dianggap telah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,
dan pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi ini
diperhitungkan dalam total harga penawaran.

17. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran
17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
sebagaimana tercantum dalam LDP.

17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku
Penawaran dan
Jangka Waktu
Pelaksanaan
18.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.

18.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa
berlakunya penawaran, Panitia dapat meminta kepada seluruh
peserta secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu. Konfirmasi
perpanjangan dapat dilakukan secara elektronik, peserta pengadaan
dapat menyampaikan konfirmasi secara elektronik melalui e-mail.

18.3 Peserta dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran;
b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan diri
secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

18.4 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

19. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy berupa file yang
telah dienkripsi. Setiap dokumen yang memuat tanda tangan, materai, dan
gambar-gambar dipindai (scan) terlebih dahulu.

20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
dan akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme
(KKN) dalam pengadaan pekerjaan konstruksi.
20.2 Pakta Integritas harus disetujui oleh direktur utama/pimpinan
perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan
yang bekerjasama, atau peserta perorangan.
20.3 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket
pekerjaan dalam aplikasi SPSE, maka penyedia barang/jasa telah
memberikan persetujuannya pada Pakta Integritas.

21. Pengisian
Dokumen Isian
Kualifikasi
21.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi
form isian elektronik data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

21.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik;
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama; atau
e. peserta perorangan.

22. Jaminan
Penawaran
22.1 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang
penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

22.2 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
nominal sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f. nama Panitia yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan
nama Panitia yang mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi
dari Panitia diterima oleh Penerbit Jaminan;
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO.

22.3 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang akan dikembalikan
setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

22.4 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai
pemenang lelang akan dikembalikan setelah pengumuman
pemenang lelang.

22.5 Jaminan Penawaran akan disita apabila:
a. peserta terlibat KKN;
b. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak
bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah
dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
d. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

D. Penyampaian Dokumen Penawaran

23. Penyampaian
Dokumen
Penawaran








23.1 Penyampulan Dokumen Penawaran dengan menggunakan metode
1 (satu) file.
23.2 File disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO).
23.3 Peserta wajib mengetahui dan mengikuti ketentuan penggunaan
APENDO yang tersedia pada aplikasi APENDO.
23.4 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Panitia
Pengadaan:
a. Pertama-tama, mengirimkan data kualifikasi melalui aplikasi
SPSE;
b. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi
melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan.
23.5 Peserta hanya dapat menyampaikan Dokumen Penawaran kepada
Panitia Pengadaan melalui aplikasi SPSE.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
24. Pengiriman
Dokumen
Penawaran


25. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran
Peserta dapat mengirim data kualifikasi dan mengunggah file penawaran
secara berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
Data kualifikasi dan file penawaran terakhir akan menggantikan data dan file
yang telah terkirim sebelumnya.

Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada
Panitia paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP atau aplikasi
SPSE.

26. Penawaran
Terlambat

Setiap penawaran yang dikirim setelah batas akhir waktu pemasukan
penawaran akan ditolak oleh aplikasi SPSE.
E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

27. Pembukaan
Penawaran






















28. Evaluasi
Penawaran





















27.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Panitia Pengadaan mengunduh
(download) dan melakukan deskripsi file penawaran dengan
menggunakan APENDO pada waktu yang ditetapkan dalam LDP
atau aplikasi SPSE.

27.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi),
Panitia Pengadaan menyampaikan file penawaran tersebut kepada
LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan
tidak dapat dibuka. Selanjutnya Panitia Pengadaan menetapkan
penawaran tidak memenuhi syarat. Apabila dapat dibuka, maka
Panitia Pengadaan akan melanjutkan proses atas penawaran yang
bersangkutan.

27.3 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal.

27.4 Penawaran masuk yang dimaksud butir 27.3 adalah dokumen
penawaran yang berhasil dibuka, yang terdiri dari data kualifikasi
dan penawaran administrasi, teknis dan harga.

27.5 Panitia Pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada
waktu pembukaan penawaran kecuali untuk file penawaran yang
sudah dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan keterangan LPSE

28.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.

28.2 Sebelum evaluasi penawaran, untuk Kontrak Gabungan Lump Sum
dan Harga Satuan dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan
harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah; dan
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong.
d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol.

28.3 Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak gabungan lump
sym dan harga satuan dapat mengubah nilai penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
































































28.4 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.

28.5 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Panitia menyusun urutan dari
penawaran terendah.

28.6 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Panitia
untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat
yang dimulai dengan penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.

28.7 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga)
penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka proses lelang
tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.

28.8 Panitia melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.

28.9 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Panitia dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau
mengubah isi Dokumen Pengadaan ini;
b. Panitia dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang
sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan;
dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang
akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Panitia selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan
usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Panitia dan/atau KPA,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta
lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan
3) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada
angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.

28.10 Evaluasi Administrasi:
a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk peserta
yang tidak menyampaikan formulir TKDN, maka
penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN-nya
dianggap nol);
2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) ditandatangani oleh:


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)































































(1) direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;
(3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik;
(4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama; atau
(5) peserta perorangan.
b) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP; dan
d) bertanggal;
3) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan
atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
d) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam
angka dan huruf;
f) nama Panitia yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Panitia yang mengadakan pelelangan;
g) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Panitia diterima oleh
Penerbit Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan
(Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
j) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran
telah dikonfirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh
Panitia kepada penerbit jaminan;
c. Panitia dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan;
d. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan
dengan evaluasi teknis;
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi teknis;
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal.

28.11 Evaluasi Teknis:
a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan;
b. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan
ketentuan:
1) Panitia menilai persyaratan teknis minimal yang harus
dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)































































2) penilaian persyaratan teknis minimal dilakukan terhadap:
a) metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan;
b) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang disediakan sebagaimana tercantum dalam LDP;
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan ini;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP
serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan;
f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai
dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP;
3) Panitia dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk
bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
4) apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang
jelas atau meragukan, Panitia melakukan klarifikasi dengan
peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan
mengubah substansi penawaran. Hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran;

c. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke
tahap evaluasi harga;
d. apabila peserta yang lulus evaluasi teknis kurang dari 3 (tiga),
maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
e. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal.

28.12 Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok
atau penting, dengan ketentuan:
1) total harga penawaran atau penawaran terkoreksi
dibandingkan terhadap nilai total HPS:
a) apabila total harga penawaran atau penawaran terkoreksi
melebihi nilai total HPS, dinyatakan gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran atau penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan dinyatakan
gagal;
2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110%
(seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Harga satuan
penawaran tersebut dinyatakan timpang dan hanya berlaku
untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga;
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis
dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Panitia;
2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan
ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang,
harus bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan
menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

























penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita
untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi
dalam negeri dengan ketentuan:
1) rumus penghitungan sebagai berikut:
HP
KP
HEA
|
.
|

\
|
+
=
1
1

HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang memenuhi
persyaratan lelang dan telah dievaluasi).
2) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA
yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai
pemenang;
3) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga
Penawaran dan hanya digunakan oleh Panitia untuk
keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat
pemenang.
d. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat
terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan
dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
e. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama, maka Panitia memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat
dalam Berita Acara.
f. Panitia menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

29. Evaluasi
Kualifikasi
29.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta calon
pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada.

29.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur.

29.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum
pemasukan penawaran.

29.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kualifikasi.

29.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi,
maka lelang dinyatakan gagal.

30. Pembuktian
Kualifikasi
30.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi
persyaratan kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.

30.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian
dokumen dan meminta salinannya.

30.3 Panitia melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit
dokumen, apabila diperlukan.

30.4 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,
maka peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian
kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
F. Penetapan Pemenang

31. Pengumuman
Pemenang
Panitia mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada) melalui aplikasi SPSE dan di papan pengumuman resmi untuk
masyarakat yang memuat sekurang-kurangnya:

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
e. hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi.

32. Sanggahan 32.1 Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui
aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia dalam waktu
yang telah ditetapkan dengan disertai bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan kepada PA/KPA dan APIP
K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam LDP.

32.2 Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dengan peserta lain apabila terjadi
penyimpangan prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Panitia dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya.

32.3 Panitia wajib memberikan jawaban secara elektronik melalui
aplikasi SPSE atas semua sanggahan paling lambat 3 (tiga) hari kerja
setelah menerima surat sanggahan.

32.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Panitia menyatakan
pelelangan gagal.

32.5 Sanggahan yang disampaikan secara off line, bukan kepada Panitia
atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai
pengaduan dan akan ditindaklanjuti secara off line atau secara
elektronik diluar aplikasi SPSE.

33. Sanggahan
Banding
33.1 Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari
Panitia, dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi/Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding sebagaimana tercantum dalam LDP, paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada KPA, Panitia, dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum
dalam LDP.

33.2 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, wajib memberikan jawaban
secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima.

33.3 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus
memberikan Jaminan Sanggahan Banding sebesar sebagaimana
tercantum dalam LDP dengan masa berlaku 5 (lima) hari kerja sejak
tanggal pengajuan sanggahan banding.

33.4 Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Panitia.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

33.5 Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.

33.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP atau disampaikan di luar masa
sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan

34. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa
34.1 Panitia membuat dan mengunggah Berita Acara Hasil Pelelangan
(BAHP) ke dalam aplikasi SPSE sebagai dasar KPA untuk
menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

34.2 KPA menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada formulir
isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar;
atau
c. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.

34.3 KPA menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian
SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan
SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.

34.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,
dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima
secara obyektif oleh Panitia, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat
diterima secara obyektif oleh Panitia, maka Jaminan Penawaran
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar Hitam;
atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan Penawaran
yang bersangkutan tidak boleh dicairkan.

34.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka
penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat
penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

34.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka
pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan
dari KPA.

34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan.

34.8 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.

34.9 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

34.10 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
setelah diterbitkannya SPPBJ.

35. Kerahasiaan
Proses
35.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan
dilaksanakan oleh Panitia secara independen.
35.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi,
klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon pemenang tidak boleh
diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang tidak
berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.
35.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP) oleh Panitia bersifat rahasia sampai dengan saat
pengumuman pemenang.
35.4 Panitia menuangkan hal lain terkait proses pemilihan penyedia
barang/jasa yang tidak dapat diakomodir dalam aplikasi SPSE
dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).

H. Pelelangan Gagal

36. Pelelangan
Gagal
36.1 Panitia menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang
dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga
Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
lebih tinggi dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak
sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen
Pengadaan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah
dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau pembuktian kualifikasi.

36.2 PA/KPA pada Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP
menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. PA/KPA pada Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan KPA yang tidak bersedia menandatangani
SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan
Panitia dan/atau KPA ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari
Dokumen Pengadaan; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri.

36.3 Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP menyatakan
pelelangan gagal, apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan PA,
KPA, KPA dan/atau Panitia, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA
dan/atau KPA, ternyata benar.

36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Panitia memberitahukan
kepada seluruh peserta.

36.5 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka Panitia atau
Panitia lainnya yang ditugaskan meneliti dan menganalisis
penyebab terjadinya pelelangan gagal, menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan

37. Surat Jaminan
Pelaksanaan
37.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya
SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak

37.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:
a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah
dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

37.3 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank perkreditan
rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat
Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka
dan huruf;
f. nama KPA yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan
nama KPA yang menandatangan kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari KPA diterima oleh penerbit Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis
atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

37.4 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat
Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk
menandatangani Kontrak.

37.5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan
Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
J. Penandatanganan Kontrak

38. Penanda-
tanganan
Kontrak
38.1 Sebelum penandatanganan kontrak KPA wajib memeriksa apakah
pernyataan Dalam Dokumen Isian Kualifikasi masih berlaku.
Apabila salah satu pernyataan tersebut sudah tidak dipenuhi, maka
penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

38.2 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
penawaran atau penawaran terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS.

38.3 KPA dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi
Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan yang melewati
batas tahun anggaran.

38.4 Perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah
mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

38.5 KPA dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi
substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

38.6 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam
Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka
berlaku urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi;
g. gambar-gambar; dan
h. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

38.7 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk KPA dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh KPA;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.

38.8 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama
penyedia adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

38.9 Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud
pada pasal 38.9, dapat menandatangani kontrak, sepanjang
mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi
atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar
untuk menanda-tangani kontrak.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)


A. Lingkup
Pekerjaan

1.




2.



3.
Panitia:
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pada Dinas Bina Marga Kota Medan
Tahun Anggaran 2013

Alamat Panitia:
Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan
Jalan Pinang Baris No. 114 Medan

Website: http://www.lpse.pemkomedan.go.id


4. Nama paket pekerjaan: Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan
Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli.

5. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender.

B. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2013.
C. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan
1. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan pada:
Hari : tercantum dalam aplikasi SPSE
Tanggal : tercantum dalam aplikasi SPSE
Pukul : tercantum dalam aplikasi SPSE
Tempat : aplikasi SPSE di website
http://www.lpse.pemkomedan.go.id
D. Dokumen
Penawaran
1.






























2.
Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:

No. Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Pengalaman
Kerja
Posisi
1. Sarjana
Teknik Sipil

1 (satu) 3 (tiga)
Tahun

Site Manager/SKA Ahli
Muda Pelaksana Jalan


2. STM/SMK
Jurusan
Bangunan
1 (satu) 3 (tiga)
Tahun
Quality
Controller/Quantity
Controller/
SKT Pelaksana
Pekerjaan Jalan

3. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)
Tahun

Administrasi
4. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)
Tahun

Keuangan

Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan oleh penyedia jasa
harus memiliki Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), Sertifikat Keterampilan
(SKT), dan KTP yang masih berlaku (dengan melampirkan hasil
pemindaian (scan) pada bukti lampiran dokumen kualifikasi).






Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)












3.

4.

pekerjaan:
No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dump Truck
Pick Up
Asphalt Finisher
Asphalt Sprayer
Compressor
Water Tank
Roller 3 Wheel
Tandem Roller
Pneumatic Roller
3 7 m3
1,0 1,5 m3
6 ton
350 Lt
-
4.000 Lt
6 8 ton
6 10 ton
8 15 ton
2 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan: tidak ada

Uji mutu/teknis/fungsi (Standard Minimal) diperlukan untuk:
a. AC-WC jika ada pekerjaan hotmix didalam BOQ.
b. Alat tidak ada.

E. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran
1.

2.
Mata uang yang digunakan Rupiah.

Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termijn).
F. Masa
Berlakunya
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama 60 (Enam Puluh) hari kalender sejak
batas akhir waktu pemasukan penawaran.

G. Jaminan
Penawaran
1.


2.


3.
Besarnya Jaminan Penawaran adalah:
1% - 3% dari nilai total HPS

Masa berlakunya jaminan penawaran 28 (Dua Puluh Delapan) hari
kalender lebih lama dari masa berlaku penawaran.

Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

H. Upload/Pemasu
kan Dokumen
Penawaran
Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Tempat : Aplikasi SPSE di website
http://www.lpse.pemkomedan.go.id

I. Batas Akhir
Waktu Upload /
Penyampaian
Penawaran
Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


J. Pembukaan
Penawaran





K. Unsur Teknis
yang Dinilai











Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
Tempat : Aplikasi SPSE di website
http://www.lpse.pemkomedan.go.id

Unsur Teknis yang dinilai:
Evaluasi Teknis
No. Unsur yang dinilai
Memenuhi Tidak Memenuhi
1 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan
2 J adwal Pelaksanaan Pekerjaan
3 Daftar Peralatan
4 Spesifikasi teknis
5 Daftar Personil Inti
6 Analisa Harga Satuan & Daftar Harga
Upah dan Bahan




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
L. Sanggahan,
Sanggahan
Banding Dan
Pengaduan
1.



2.




3.


4.


Sanggahan ditujukan kepada:
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Bina Marga Kota
Medan Tahun Anggaran 2013

Tembusan sanggahan ditujukan kepada:
a. PA (Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan
b. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan
c. APIP/Inspektorat Kota Medan.

Sanggahan Banding ditujukan kepada:
Walikota Medan

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada:
a. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan
b. Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dinas Bina Marga Kota
Medan
c. APIP/Inspektorat Kota Medan.

M. Jaminan
Sanggahan
Banding
1.


2.


3.
Besarnya jaminan sanggahan banding:
sebesar 1% (satu persen) dari nilai total HPS.

Ditujukan kepada:
Walikota Medan

Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

N. Jaminan
Pelaksanaan
1.








2.



3.
Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total
HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari
Nilai Kontrak; atau
b. untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) dari nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.

Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan:
Dimulai dari tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah
terima pertama Pekerjaan Konstruksi (PHO)

Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)


A. Lingkup
Kualifikasi
Nama Panitia : Panitia Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
Pada Dinas Bina Marga Kota Medan
Tahun Anggaran 2013
Alamat Panitia : kantor Dinas Bina Marga Kota Medan
Jalan Pinang Baris No. 114 Medan
Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan
Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli.

B. Persyaratan
Kualifikasi
1. Data isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik;
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.

2. Peserta Kualifikasi harus memiliki surat izin usaha antara lain:
a) Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang dikeluarkan
oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku;
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi dan
kualifikasi yang sesuai dengan jenis paket dan nilai paket
pekerjaan;
c) Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku;
d) Memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku.

3. memiliki pengalaman pada subbidang sesuai dengan subbidang sejenis
yang dipersyaratkan dengan Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha
non-kecil sebesar 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir) atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai
total HPS;

4. memiliki Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian dan memiliki Tenaga
Teknis dengan kualifikasi kemampuan:
No. Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Pengalaman
Kerja
Posisi
1. Sarjana
Teknik Sipil

1 (satu) 3 (tiga)
Tahun

Site Manager/SKA
Ahli Muda Pelaksana
Jalan


2. STM/SMK
Jurusan
Bangunan
1 (satu) 3 (tiga)
Tahun
Quality
Controller/Quantity
Controller/
SKT Pelaksana
Pekerjaan Jalan

3. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)
Tahun

Administrasi
4. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)
Tahun

Keuangan



Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan oleh penyedia jasa


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
harus memiliki Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), Sertifikat Keterampilan
(SKT), dan KTP yang masih berlaku (dengan melampirkan hasil
pemindaian (scan) pada bukti lampiran dokumen kualifikasi).

5. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta sebesar paling kurang 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai total HPS;

6. memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas / peralatan /
perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:

No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dump Truck
Pick Up
Asphalt Finisher
Asphalt Sprayer
Compressor
Water Tank
Roller 3 Wheel
Tandem Roller
Pneumatic Roller
3 7 m3
1,0 1,5 m3
6 ton
350 Lt
-
4.000 Lt
6 8 ton
6 10 ton
8 15 ton
2 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN


A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]
Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :


Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pada Dinas Bina Marga Kota Medan
Tahun Anggaran 2013
di
Tempat

Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan]


Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan
nomor: _________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan seksama
Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan serta addendum Dokumen Pengadaan,
dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan _____________________ [nama
pekerjaan] sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama ____ (________________) hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender sejak batas akhir
waktu pemasukan penawaran.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan pemindaian
(scan):
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. Surat Kuasa, (apabila ada);
4. Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, (apabila ada);
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Kuva S;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis;
f. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, (apabila ada).
6. Dokumen isian kualifikasi;
7. Bukti Isian Data Kualifikasi.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) ____________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
J abatan





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)


B. BENTUK SURAT KUASA

CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ___________


Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : _____________________________
Alamat Perusahaan : _____________________________
Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]
_____________________________ [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Notaris No. ___ [No.
Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama
Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada :
Nama : __________________________*)
Alamat : __________________________
Jabatan : __________________________
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
5. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

__________, _______________ 20___

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa


________________ ________________
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

*) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ___________


Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : _____________________________
Alamat Perusahaan : _____________________________
Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Kepala
Cabang/wakil kemitraan (KSO)] ____________ [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta
Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris
______________ [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya atau Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ____ tanggal _________], yang selanjutnya disebut sebagai
Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada:
Nama : __________________________
Alamat : __________________________
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen,]
2. [menghadiri pemberian penjelasan,]
3. [menghadiri pembukaan penawaran,]
4. [______________, dst.]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

__________, _______________ 20___

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa


________________ ________________
(nama) (nama dan jabatan)



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)



Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan penawarannya
akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__, maka kami:
______________________________ [nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________ [nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).


Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:
1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ________________
b. Menunjuk ____________________________ [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama
kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:
_______________ [nama peserta 1] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 2] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 3] sebesar _____ % (___________ persen)
_________________________________ [dst]

3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.

4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk
hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga
kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada
_________________________ [nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur
utama/direktur pelaksana _________________________ [nama peserta 1] berdasarkan
persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di
_________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun
________________________


[Peserta 1] [Peserta 2]



(_______________) (________________)

[Peserta 3] [dst



(________________) (________________)]




Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas segel


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan

1. metoda pelaksanaan pekerjaan (diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan, dari
awal sampai dengan akhir dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis);
2. jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP);
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal (sebagaimana tercantum dalam LDP);
4. spesifikasi teknis;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan (sebagaimana
tercantum dalam LDP);
6. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan (sesuai dengan persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP); dan
7. Hal-hal lain yang dipersyaratkan.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN) (Apabila Ada)


FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN)
Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN
Total
Uraian Pekerjaan
DN LN
Ribu
Rp
%
KDN
Barang/
Jasa
Gabungan
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1G)
II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2G)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3G)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4G)
IV. Alat Kerja / Fasilitas
Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5G)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6G)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7G)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8G)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9G)

Formulasi perhitungan:

% TKDN (Gabungan
Barang dan Jasa)
=

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)


__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]

[nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

F. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


Contoh

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ____________________



Yang bertanda tangan dibawah ini: _______________________________ dalam jabatan selaku
_____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
_____________________________________________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ______________________ [Panitia]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan
Penawaran dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah
dinyatakan sebagai pemenang;
b. Yang Dijamin tidak:
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang;
2) menandatangani Kontrak; atau
3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________ .
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
G. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN


Contoh

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN


Nomor Jaminan: ____________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________
[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama
penerbit jaminan], _____________ [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ____________________ [nama
Panitia], _________________________________ [alamat] sebagai Pelaksana Pelelangan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
_____________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan untuk pelaksanaan
pelelangan pekerjaan ____________________________________________ yang
diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku apabila TERJAMIN:
a. menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah
dinyatakan sebagai pemenang;
b. tidak:
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang;
2) menandatangani Kontrak; atau
3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;
c. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

4. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah
menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________



Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

H. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : __________________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : ____________________________________
Bertindak
untuk
dan atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi _________________ [pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada indikasi
KKN dalam proses pengadaan ini;

3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara
perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.


__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia]



[tanda tangan],
[nama lengkap]






Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : __________________________
Bertindak
untuk dan
atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : __________________________
Bertindak
untuk dan
atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]


dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan melaporkan kepada APIP pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada
indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;

3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara
perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]


[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],
[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
I. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


J.1. FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA


FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]
Bertindak untuk
dan atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi ____________________________ [pilih yang
sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte Notaris
__________________________ [sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan
secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO
maka ditambah Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai K/L/D/I yang sedang
cuti diluar tanggungan K/L/D/I];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar
Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi

1. Nama (PT/CV/Firma/Koperasi) : _____________________
2. Status :

Alamat Kantor Pusat

:

_____________________
_____________________
No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
3.
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang

:

_____________________
_____________________
No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
4.
E-Mail : _____________________
Pusat Cabang


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
B. Izin Usaha

1. No. Surat Izin Usaha _________ : _____________ Tanggal ________
2. Masa berlaku izin usaha : _______________
3. Instansi pemberi izin usaha : _______________

C. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________
2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________

D. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/Koperasi
a. Nomor Akta : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

E. Pengurus

1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT)

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan Usaha




2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan Usaha





F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. KTP Persentase




2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir
: No. _______ Tanggal _______
c. Bukti Laporan Bulanan (tiga
bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 23
3) PPh Pasal 25/Pasal29
4) PPN


:
:
:
:


No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
d. Surat Keterangan Fiskal (sebagai
pengganti huruf b dan c)
:

No. _______ Tanggal _______



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

G. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

No Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Tingkat
Pendidikan
Jabatan
dalam
pekerjaan
Pengalaman Kerja
(tahun)
Profesi/
keahlian
Tahun
Sertifikat/
Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8




H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

No.
Jenis
Fasilitas/Peralatan/
Perlengkapan
Jumlah
Kapasitas
atau
output
pada
saat ini
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
(%)
Lokasi
Sekarang
Status
Kepemilikan/Dukungan
Sewa
1 2 3 4 5 6 7 8 9




I. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang
dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)

Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen
Kontrak
Tanggal Selesai
Menurut
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Sub Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai Kontrak
BA Serah
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10




J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terkahir (untuk perusahaan yang
telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak
wajib mengisi tabel ini)

Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen
Kontrak
Tanggal Selesai
Pekerjaan Berdasarkan
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Ringkasan
Lingkup
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai Kontrak
BA Serah
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10




K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen
Kontrak Progres Terakhir
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Sub Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
(rencana)
%
Prestasi
Kerja
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

L. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika
dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi
administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]


PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]



[rekatkan meterai Rp 6.000,-
dan tanda tangan]




(nama lengkap wakil sah badan usaha)
[jabatan pada badan usaha]



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI


VII. PENGISIAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA



A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email badan usaha peserta yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

D. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan
usaha, apabila ada.

E. Pengurus
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk Perseroan
Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan
(Tahun 2011).
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (Bulan Oktober, November,
Desember Tahun 2012):
1) PPH pasal 21;
2) PPH pasal 23 (apabila ada transaksi);
3) PPH pasal 25/pasal 29 (apabila Pengusaha Kena Pajak);
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT Tahunan
dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF)
yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.

G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian
sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan
sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis yang diperlukan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan
tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa (milik sendiri/sewa beli/sewa) dari masing-masing
fasilitas/peralatan/ perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat
ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
I. Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak,
dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10
(sepuluh) tahun terakhir.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir
Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan
tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau
lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.

K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan dan lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut kontrak, prestasi kerja
terakhir dan rencana tanggal kontrak berakhir.

L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan
serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.

M. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI


A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik;
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang
bekerja sama; atau
e. peserta perorangan.

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya atau peserta perorangan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan, atau peserta perorangan tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan tidak
masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi),
PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan
menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF);

6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi peserta Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha
non-kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari
nilai total HPS;

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk setiap
perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;

12. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
(present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang
Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah
terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum ada,
dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan
sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan;

13. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
a. SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua perusahaan
yang bermitra/KSO;

B. Panitia memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dalam hal:
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk
membubuhi materai senilai Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah).

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Panitia dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi
formulir isian kualifikasi.

E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat
dilengkapi.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB IX. BENTUK KONTRAK


SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
__________
Nomor: __________


[Jika Penyedia bukan berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai
berikut:
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak) dibuat dan
ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun
____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara __________ [nama Kuasa
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang], yang berkedudukan di __________ [alamat Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang], berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang
menandatangani SK penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang] (selanjutnya disebut KPA) dan __________ [nama
wakil Penyedia], __________ [jabatan wakil Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama
__________ [nama Penyedia], yang berkedudukan di __________ [alamat Penyedia], berdasarkan
Akta Notaris No. ___ [No. Akta notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] yang
dikeluarkan oleh Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] (selanjutnya disebut
Penyedia).]

[Jika Penyedia berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut:
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak) dibuat dan
ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun
____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara __________ [nama Kuasa
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang], yang berkedudukan di __________ [alamat Pejabat Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang], berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang
menandatangani SK penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang] (selanjutnya disebut KPA) dan kemitraan/KSO
yang beranggotakan sebagai berikut:
1. _________________ [nama Penyedia 1];
2. _________________ [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas
semua kewajiban terhadap KPA berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk __________ [nama
anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama
Kemitraan yang berkedudukan di __________ [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat
Perjanjian kemitraan/KSO No. ___________ tanggal ___________ (selanjutnya disebut
Penyedia).]


MENGINGAT BAHWA:

(a) KPA telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana diterangkan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut
Pekerjaan Konstruksi);

(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada KPA, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

(c) KPA dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

(d) KPA dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.


MAKA OLEH KARENA ITU, KPA dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai
berikut:

1. [untuk kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp________________ (_______________________
rupiah);]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:

a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis;
g. gambar-gambar; dan
h. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada
angka 3 di atas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik KPA dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:

a. KPA mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari KPA untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KPA ;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan
ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci
dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan KPA ;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.


DENGAN DEMIKIAN, KPA dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama __________
KPA



[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]



[nama lengkap]
[jabatan]
Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan (KSO)
__________



[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
satuan kerja KPA maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]


[nama lengkap]
[jabatan]



Untuk dan atas nama __________
Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran






[nama lengkap]
[jabatan]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
[kop surat K/L/D/I]

SATUAN KERJA:
SURAT PERINTAH KERJA
(SPK)

Halaman __ dari __
NOMOR DAN TANGGAL SPK:
PAKET PEKERJAAN: __________ [cantumkan dan lengkapi salah satu saja]
NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN: [jika pengadaan melalui
Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan dibebankan atas DIPA __________ Tahun Anggaran ____ untuk mata anggaran
kegaiatan __________

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp)
No.
Uraian
Pekerjaan
Kuantitas
Satuan
Ukuran Material Upah Material Upah
Total (Rp)














Jumlah
PPN 10%

NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini
dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar
1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK sebelum PPN setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam
SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat Umum SPK terlampir.

Untuk dan atas nama __________
Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang


[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk penyedia maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]


[nama lengkap]
[jabatan]
Untuk dan atas nama penyedia
__________


[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

STANDAR KETENTUAN DAN SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJ A (SPK)

1. LINGKUP PEKERJ AAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalamjangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi
teknis dan harga yang tercantumdalamSPK.

2. HUKUM YANG BERLAKU
Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukumRepublik Indonesia.

3. ITIKAD BAIK
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalamSPK.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

4. PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta pekerjaan yang dilakukan.

5. HARGA SPK
a. KPA membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalamSPK sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantumdalamdaftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan harga satuan dan lump sum).

6. HAK KEPEMILIKAN
a. KPA berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh
penyedia kepada KPA. J ika diminta oleh KPA maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan
tersebut kepada KPA sesuai dengan hukumyang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh KPA tetap pada KPA, dan semua peralatan tersebut harus
dikembalikan kepada KPA pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus
dikembalikan dalamkondisi yang sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.

7. CACAT MUTU
KPA akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. KPA
dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh KPA
mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.

8. PERPAJ AKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas
pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalamharga SPK.

9. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK
Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya
diperbolehkan dalamhal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi, pemisahan atau akibat lainnya.

10. J ADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalamSPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantumdalamSPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada KPA, maka KPA dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum
SPK.


11. ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalampenawaran dan termasuk dalamharga SPK.

12. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
KPA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan Personil;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan
oleh kesalahan atau kelalaian KPA.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan dalamsyarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

13. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalammaupun di luar tempat
kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.

14. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
KPA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan,


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
KPA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia.

15. PENGUJ IAN
J ika KPA atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantumdalamSpesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian
tersebut. J ika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

16. LAPORAN HASIL PEKERJ AAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalamlaporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat
dalambuku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macamtugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alamlainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil KPA.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalamperiode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalamperiode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekamkegiatan pelaksanaan proyek, KPA membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

17. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJ AAN
a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan programmutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalamSPMK.
b. J ika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
c. J ika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka KPA dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalamketentuan ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

18. PENERIMAAN BARANG/J ASA
KPA berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau menolak penerimaan barang yang tidak memenuhi spesifikasi dalam
SPK ini. Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti penerimaan barang tersebut.

19. SERAH TERIMA PEKERJ AAN
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan
pekerjaan.
b. Dalamrangka penilaian hasil pekerjaan, KPA menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah KPA.
d. KPA menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
e. Apabila PPHP belummenerima hasil pekerjaan, KPA memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki pekerjaan dan dikenakan denda sesuai
dengan ketentuan dalamSPK.
f. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari harga SPK dan penyedia harus
menyerahkan J aminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga SPK.
g. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
h. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan akhir pekerjaan.
i. KPA menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik.
KPA wajib melakukan pembayaran sisa harga SPK yang belumdibayar atau mengembalikan J aminan Pemeliharaan.
j. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka KPA berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan J aminan Pemeliharaan.

20. J AMINAN PEMELIHARAAN
a. J aminan Pemeliharaan diberikan kepada KPA setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
b. Pengembalian J aminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Masa berlakunya J aminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

21. PERUBAHAN SPK
a. SPK hanya dapat diubah melalui adendumSPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalamSPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalamSPK;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
c. perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul KPA.
22. PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalamhal sebagai berikut:
1) KPA mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) KPA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
4) penyedia belumbisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) KPA menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) KPA memerintahkan kepada pihak penyedia untuk penundaan pelaksanaan pekerjaan;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
7) KPA memerintahkan kepada pihak penyedia untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh
KPA;
8) ketentuan lain dalamSPK.
b. J ika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KPA berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KPA,
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada KPA dan dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalammengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

23. PERPANJ ANGAN WAKTU
a. J ika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan/Pejabat
Peneliti Pelaksanaan Kontrak memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus
dilakukan melalui adendumSPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK.
b. KPA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

24. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK
a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
b. Dalamhal SPK dihentikan, maka KPA wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia
kepada KPA, dan selanjutnya menjadi hak milik KPA;
b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi personil.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak KPA atau pihak penyedia.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalammelaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalamjangka waktu yang telah
ditetapkan;
2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;
3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantumdalamprogrammutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
4) penyedia berada dalamkeadaan pailit;
5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalamjangka waktu yang ditetapkan oleh KPA;
6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari harga SPK dan KPA
menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
8) KPA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantumdalamSPK;
9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
10) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
e. Dalamhal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalamDaftar Hitam.
f. Dalamhal pemutusan SPK dilakukan karena KPA terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat
dalampelaksanaan pengadaan, maka KPA dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

25. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh KPA, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem termin;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan.
c. KPA dalamkurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalamperhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KPA dapat meminta
penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.

26. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalamSPK ini. KPA mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KPA dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. J ika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan negeri dalamwilayah hukumRepublik
Indonesia.

28. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI
Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja KPA telah atau akan menerima komisi dalambentuk apapun (gratifikasi) atau
keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan
pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)


A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya.
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pengguna APBD.
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang diusulkan oleh PA dan ditetapkan oleh Kepala Daerah
untuk menggunakan APBD.
1.4 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.
1.5 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
Institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan
dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi.
1.6 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Pekerjaan Konstruksi.
1.7 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.8 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik
penyedia nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.9 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh penyedia
kepada KPA/Panitia untuk menjamin terpenuhinya kewajiban
penyedia.
1.10 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak
adalah perjanjian tertulis antara KPA dengan penyedia yang
mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan
bagian dari kontrak.
1.11 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.12 Hari adalah hari kalender.
1.13 Direksi teknis/PPTK adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh KPA untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.14 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.
1.15 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan
biaya pekerjaan yang disusun oleh KPA, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta
digunakan oleh Panitia untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya.
1.16 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
1.17 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu;



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
1.18 Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak,
realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar;
1.19 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan
kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan
dapat dilaksanakan.
1.20 Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.21 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan
bukan pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam LDP, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA.
1.22 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.23 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
diterbitkan oleh KPA.
1.24 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh KPA.
1.25 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan.
1.26 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam
kontrak baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan
pengguna atau penyedia.
1.27 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada KPA dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.

2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini
tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam
Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka
pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa
Inggris.

3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia,
kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan
hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di
negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara
Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah).

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN) serta
Penipuan
4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang
untuk:
a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan
dan pelaksanaan Kontrak ini.

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua
anggota Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub
penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian KPA terbukti melakukan larangan-
larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh
KPA sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan
d. pengenaan daftar hitam.

4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh KPA kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya.

4.5 KPA yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Asal Material/
Bahan
5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh,
antara lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6. Korespondensi

6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau
faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam
SSKK.

6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan
Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang
tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para
Pihak
Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh KPA atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk penyedia
perseorangan, Penyedia tidak boleh diwakilkan.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat
dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku. (jika ada).

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan
berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak
ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai
Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak
10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak
ini. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
maupun akibat lainnya.

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan sebagian/seluruh
pekerjaan utama dalam Kontrak ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan kepada
Penyedia spesialis setelah persetujuan tertulis dari KPA. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan.

10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan
Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak
menjadi pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian
hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia
Mandiri
Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap
personil dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut
dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap KPA berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, KPA jika dipandang
perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari
personil KPA atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu
bertindak untuk kepentingan KPA. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah KPA.

15. Persetujuan
Pengawas
Pekerjaan
15.1 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan
baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan
persetujuan Pengawas Pekerjaan.

15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu
adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan
Sementara tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Terlepas dari ada tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia
bertanggung jawab secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan
Sementara.

16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas
Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam
Kontrak ini.

17. Penemuan-
penemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada KPA dan kepada pihak yang
berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah
atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan
perundang-undangan dikuasai oleh negara .

18. Akses ke Lokasi
Kerja
Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses KPA, Wakil Sah KPA dan/atau
Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini
sedang atau akan dilaksanakan.





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak

19. Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
SSKK.

19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai
kerja yang tercantum dalam SPMK.

19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang
ditentukan dalam SSKK.

19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada KPA, maka KPA dapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan
adendum kontrak.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan

20. Penyerahan
Lokasi Kerja
20.1 KPA berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja
kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil
pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.

20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang
dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan
tersebut harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

20.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi
kerja maka KPA dapat dianggap telah menunda pelaksanaan
pekerjaan tertentu yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut,
dan kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)
21.1 KPA menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.

21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada
rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh KPA.

22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.

22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika
terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan
kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan
sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan KPA.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
22.6 Persetujuan KPA terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban
kontraktual penyedia.

23. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak
23.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, KPA bersama dengan penyedia,
unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.

24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.

24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya (jika ada);
dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.

24.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.

25. Pemeriksaan
Bersama
25.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, KPA
bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran.

25.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul KPA.

25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

25.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau
Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka
penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil
dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera
diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama.

B.2 Pengendalian Waktu

26. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan
26.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.

26.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan
atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
26.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka KPA dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.

26.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.


27. Perpanjangan
Waktu
27.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data
penunjang. KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa
Kontrak.

27.2 KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama,
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

28. Penundaan oleh
Pengawas
Pekerjaan
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus
segera ditembuskan kepada KPA.

29. Rapat
Pemantauan
29.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.

29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan
dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada KPA
dan pihak-pihak yang menghadiri rapat.

29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas
Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri
rapat.

30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin
Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.

30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas
Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau
kondisi tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak

31. Serah Terima
Pekerjaan


31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk
penyerahan pekerjaan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

31.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, KPA menugaskan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK.

31.3 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia.
Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas
perintah KPA.

31.4 KPA menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK.

31.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)
dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia
harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.

31.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.

31.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan akhir
pekerjaan.

31.8 KPA menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik. KPA wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

31.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka KPA berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.

31.10 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka umur konstruksi
bangunan ditetapkan dalam SSKK.

32. Pengambilalihan

KPA akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran
pekerjaan.

33. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan

33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada KPA tentang
pedoman pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK.

33.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan, KPA berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum

34. Perubahan
Kontrak

34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.

34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
d. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak;
e. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
perubahan pekerjaan;
f. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga.

34.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul KPA.

35. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan
35.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka KPA bersama penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

35.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran
dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.

35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh KPA secara tertulis kepada
penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak awal.

35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.

36. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan
36.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh KPA atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh KPA;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.

36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan
kahar atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
pada pasal 39.1.

36.3 KPA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak
setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.

36.4 KPA dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak
untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

36.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum kontrak.

B.5 Keadaan Kahar

37. Keadaan Kahar

37.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

37.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.

37.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan
kepada KPA paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar
dari pejabat yang berwenang.

37.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar.

37.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

37.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan,
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
Jika selama masa Keadaan Kahar KPA memerintahkan secara tertulis
kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin
maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana
ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu
adendum Kontrak.

B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak

38. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak


38.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai
atau terjadi Keadaan Kahar.

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka KPA wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai,
termasuk:
d. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk
pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada KPA, dan selanjutnya menjadi hak milik KPA;
e. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
f. biaya langsung demobilisasi Personil.

38.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak
KPA.

38.4 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis
dapat dilakukan apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya
dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan)
hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu
serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh KPA;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak dan KPA menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut
tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. KPA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi
yang berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan
pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

38.5 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan penyedia:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan;
c. penyedia membayar denda; dan/atau
d. penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

38.6 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena KPA terlibat
penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan
persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka KPA
dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

39. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau
kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh KPA tanpa
kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut
oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan KPA.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak

40. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh KPA dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi:

40.1 Hak dan kewajiban KPA:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.

40.2 Hak dan kewajiban penyedia:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari KPA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KPA;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat,
akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan,
dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan KPA;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan
dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat
kegiatan penyedia.

41. Penggunaan
Dokumen-
Dokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan
dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak
untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-
gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari KPA.

42. Hak Kekayaan
Intelektual
Penyedia wajib melindungi KPA dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh
penyedia.

43. Penanggungan
dan Risiko
43.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan
atau kelalaian berat KPA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
d. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
e. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
f. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga;

43.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau
kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian KPA.

43.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam Pasal ini.

43.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan
yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja
dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki
oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau
kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

44. Perlindungan
Tenaga Kerja
44.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

44.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan
Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada
waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.

44.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada
setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

44.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan
kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan
melaporkan kepada KPA mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kejadian.

45. Pemeliharaan
Lingkungan
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai
untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja
dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta
bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.

46. Asuransi

46.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

46.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.

47. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan KPA
atau Pengawas
Pekerjaan
47.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu
persetujuan tertulis KPA sebelum melakukan tindakan-tindakan
berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam
Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

47.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu
persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan
tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

48. Laporan Hasil
Pekerjaan
48.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

48.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

48.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

48.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa
oleh konsultan dan disetujui oleh wakil KPA.

48.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.

48.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta
hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

48.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Penyedia membuat
foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

49. Kepemilikan
Dokumen
Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia
berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik KPA. Penyedia
paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak
tersebut beserta daftar rinciannya kepada KPA. Penyedia dapat menyimpan 1
(satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas
di kemudian hari diatur dalam SSKK.

50. Kerjasama
Antara Penyedia
dan Sub Penyedia
50.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) wajib bekerja
sama dengan penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama.

50.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam
Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA.

50.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.

50.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada
Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

51. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

51.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan
bahwa pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia
yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada
pihak lain.

51.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.

51.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia
dikenakan sanksi yang diatur dalam SSKK.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
52. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak
lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, KPA
dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

53. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.

54. Pembayaran
Denda
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda
sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam Kontrak ini. KPA mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

55. Jaminan

55.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada KPA selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.

55.2 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

55.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak;

55.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada KPA dalam rangka
pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari
besarnya uang muka;

55.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;

55.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak
tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).

55.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada KPA setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).

55.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;

55.9 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

D. Personil dan/atau Peralatan Penyedia

56. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

56.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.

56.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis KPA.

56.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan
mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada KPA dengan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.

56.4 KPA dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian
personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.

56.5 Jika KPA menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh KPA.

56.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
56.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya.
Jika diperlukan oleh KPA, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

E. Kewajiban KPA

57. Fasilitas KPA dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.

58. Peristiwa
Kompensasi

58.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal
sebagai berikut:
a. KPA mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. KPA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. KPA menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian
ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. KPA memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. KPA memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh KPA;
h. ketentuan lain dalam SSKK.

58.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KPA
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.

58.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
KPA, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

58.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan
jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada KPA, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

58.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
F. Pembayaran kepada Penyedia

59. Harga Kontrak

59.1 KPA membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak.

59.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak
dan biaya overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya
keselamatan dan kesehatan kerja.

59.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga.

60. Pembayaran

60.1 Uang muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka
yang diterima;
c. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang
muka secara tertulis kepada KPA disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
d. KPA harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah Jaminan Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin
untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
f. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).

60.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh KPA, dengan ketentuan:

1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin
atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang
ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda
(apabila ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.

b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan;
c. KPA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak
akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KPA dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.

60.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
KPA karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang
belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi.
Sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh KPA atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam
adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh KPA,
apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan
dan data-data.

61. Hari Kerja

61.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh KPA.

61.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.

62. Perhitungan
Akhir
62.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan
awal berdasarkan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak.

62.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. KPA
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

63. Penangguhan

63.1 KPA dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil
Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

63.2 KPA secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

63.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi
kegagalan atau kelalaian penyedia.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
63.4 Jika dipandang perlu oleh KPA, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengenaan denda kepada penyedia.

64. Penyesuaian
Harga

64.1 Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.

64.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
pekerjaan.

64.3 Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.

64.4 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak.

64.5 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
64.6 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat
adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani.

64.7 Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan
Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga
terendah antara jadwal awal dengan jadwal realisasi pekerjaan.

64.8 Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,
alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah penandatanganan
kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.

64.9 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

64.10 Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.

64.11 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.

64.12 Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
64.13 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh KPA, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-
data;

64.14 Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya
setiap 6 (enam) bulan.

G. Pengawasan Mutu

65. Pengawasan dan
Pemeriksaan

KPA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, KPA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia.

66. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
KPA

66.1 KPA dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

66.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan
kemajuan fisik pekerjaan.

67. Cacat Mutu KPA atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. KPA atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh KPA atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

68. Pengujian Jika KPA atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut.
Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap
sebagai Peristiwa Kompensasi.

69. Perbaikan Cacat
Mutu
69.1 KPA atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

69.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia
berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan dalam pemberitahuan.

69.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan maka KPA, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh KPA melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima klaim KPA secara tertulis berkewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. KPA dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan
penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau
pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka
biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia
kepada KPA yang telah jatuh tempo.

69.4 KPA dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap
keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan
penyedia.





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
70. Kegagalan
Bangunan
70.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa
bangunan maka KPA dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab
atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing
selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

70.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan
atau kelalaian KPA) sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga yang timbul dari kegagalan bangunan.

70.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.

70.4 Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan

71. Penyelesaian
Perselisihan

71.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.

71.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam
Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi,
konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

72. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama
kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan
tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)


A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Proyek/Satuan Kerja KPA: Dinas Bina Marga Kota Medan
Alamat : Jalan Pinang Baris No. 114 Medan
Website : http://www.lpse.pemkomedan.go.id
Faksimili : (061) 8451766

Penyedia : (sesuai kontrak)
Nama : (sesuai kontrak)
Alamat : (sesuai kontrak)
Email : (sesuai kontrak)
Faksimili : (sesuai kontrak)

B. Wakil Sah Para
Pihak
Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:

Untuk KPA : __________

Untuk Penyedia : __________

C. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku : (_________)
D. Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender.
E. Umur Konstruksi

Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 3 (tiga) tahun sejak
tanggal penanda-tanganan Berita Acara penyerahan akhir.

F. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian dan perawatan harus
diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

G. Pembayaran
Tagihan
Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh KPA untuk
pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh KPA.

H. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

I. Jaminan
Pelaksanaan








J. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan KPA
atau Pengawas
Pekerjaan

1. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari KPA paling lambat 14
(empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank.
2. Bank akan membayar kepada KPA sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
setelah menerima tuntutan pencairan dari KPA berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari KPA mengenai pengenaan sanksi akibat Penyedia
Barang/Jasa cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan KPA adalah:
perubahan lokasi

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) / Pengawas Pekerjaan adalah: perubahan spesifikasi
teknis
K. Kepemilikan
Dokumen
Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan piranti lunak
yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut:
1. Tidak boleh diperjualbelikan;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
2. Tidak boleh dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak lain; dan
3. Tidak boleh dipublikasikan.

L. Fasilitas KPA akan memberikan fasilitas berupa : tidak ada

M. Sumber
Pembiayaan

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2013.
N. Pembayaran
Uang Muka

Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka: sebesar 20% (dua
puluh persen) dari nilai kontrak.
O. Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan
Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: (Termin).

Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, besarnya tagihan
yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari jumlah nilai tagihan.

P. Penyesuaian
Harga
Untuk Penyesuaian Harga digunakan indeks yang dikeluarkan oleh BPS
untuk perdagangan besar barang-barang konstruksi

Q. Denda dan Lain-
lain
Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari [harga kontrak/harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan].

R. Penyelesaian
Perselisihan
Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak dapat
diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga
penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa:

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan diputus
oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-
peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI,
yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai
keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju bahwa jumlah
arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing Pihak harus menunjuk
seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan
memilih arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


SPESIFIKASI TEKNIS
BAB 1 PERSYARATAN UMUM


BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini:
(1) Perbaikan jalan dan penambahan ditempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang
diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa
perlu.

(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua
pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan
lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan
pada gambar-gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.

(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah
serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan
dokumen kontrak.

(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa
lapisan, dan gotong-royong.

(6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur
jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi
Teknik di lapangan.

BAB 1.2 MOBILISASI

1.2.1 Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang
diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga
akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.

(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur)
tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan
tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang
digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.
Kontraktor harus betanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut
sampai mendapat persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.

1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi

(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penanda-tanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam
item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah
untuk item ini.

1.2.3 Penyiapan Lapangan

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.

(2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut :
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-peraturan Propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan Kantor
Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant)
konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah selesai
kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi,, serta semua
bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan didalam bab ini harus
dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item
ini.

BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN

1.3.1 Umum

(1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja untuk
pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi
Teknik.

(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau Propinsi yang
sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium pusat harus
juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi
Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar didalam spesifikasi. Bilamana hasil
pengujian tidak memuaskan,. Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan
peningkatannya jika diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi
pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian Pengendalian Mutu yang
ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan kedalam item pembayaran yang bersangkutan dan
tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4.1 Umum

(1) Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor harus
menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan
Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan
lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan
kecakapan kerja, mengendalikan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara
catatan-catatan serta dokumentasi proyek.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Pemeriksaan Lapangan
Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting cut). Kontraktor harus mempelajari
gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan
daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan,
alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gotong-royong,
serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan.
Perubahan tempat/volume dari pemeiksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings.
Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah
Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.

(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan
dijadikan acuan.

(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan peralatan dan/atau lapis permukaan
harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang
melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan
melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.

1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan kecakapan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi
Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang dibuat
pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana
Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian
dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian
Pengendalian Mutu, dalam Prakonstruksi.

(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak
dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan
atau di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang
tercantum dalam Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu atas
permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan
tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

(3) Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai
dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek
terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarah- kan dan mengatur
pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan kontraktor serta
bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan kontrak.
Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman paling sedikit selama 10 tahun pada
pekerjaan proyek dan harus tenaga ahli bidang sipil yang mampu.
Untuk perbaikan-prbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak
diharuskan dan tergantng kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan
berpengalaman untuk emngendalikan peekrjaan lapangan dalam kontrak, termasuk
pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4.4 Pengendalian Lingkungan

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta persyaratan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
spesifikasi yang berhubungan dnegan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan
air disekitarnya akan ditaati.

(2) Kontraktor tdiak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara sangat
keras (gaduh), dan didalam daerah permukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta
dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah
pengendalian Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik
dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti
dekat Rumah Sakit.

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering. Kontraktor harus melakukan penyiraman
secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk
angkutan dengan terpal.

1.4.5 Pematokan dan pemasangan pekerjaan di lapangan

(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan
sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak
ada patok kilometer ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi
akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat
dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk
memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang
harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan
gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.
Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin
diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,
penampang melintang harus diambil apda setiap jarak 25 meer, atau satu jarak lain yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan
volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada
profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta garis-garis dan
permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta
copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda
tangan, serta untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan
oleh Direksi Teknik dan dua copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan pengaturan
penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar
dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas dasar
penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang
diperlukan dibawah pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kntraktor harus menyediakan semua instrument
yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk epmeriksaan pematokan di
lapangan atau pkerjaan lapangan yang relevan.

1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang
bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-
bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan- pekerjaan yang
dimasukkan dalam bab ini.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN

1.5.1 Uraian Umum

(1) Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan
beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-
persyaratan.

(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang
diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar
yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi
Teknik.

1.5.2 Jaminan Kualitas

(1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang
diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau
melebihi persyaratan yang telah ditentukan.

(2) Selama Pelaksanaan
Direksi teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang dan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi
Kontraktor.

(3) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan-
bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam
standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh
Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar-standar
Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar yang
dicantumkan di bawah :
- Buku-buku petunjuk pelaksanaan bina marga
- Standar industri Indonesia (SII)
- Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
- Peraturan beton bertulang Indonesia (NI-2-1971)
- Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia (PPBBI-1982)
- AASHTO = American Associate Of State Higway And Transportation Official (Bagian 1 dan 2)
- ASTM = American Society For Testing And Materials
- BS = British Standards Institution
- MPBJ = Manual Pemeriksaan Bahan Jalan

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

1.6.1 Umum

(1) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.

b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar
rencana atau sepsifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari
suatu sumber yang disetujui.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Penyerahan

a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu
bahan. Kontraktir harus emnyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi
sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi.

b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-
bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi
Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh
Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan
ini berisi semuainformasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa
semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu structural serta bahan-bahan buatan
pabrik lainnya, seritifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi
Teknik. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.

1.6.2 Sumber bahan-bahan

(1) Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam Dokumen-
dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah
tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua
sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah
yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk
memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau
menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang
ditentukan dalam kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau longsoran
tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain berpengaruh negatif dengan daerah
sekelilingnya.

(2) Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan persetujuan
untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain
daripada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui
Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.

1.6.3 Penyimpanan Bahan

(1) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak
rusak atau kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan
dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.
Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis
oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau
perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan
atas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan
sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

(2) Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada
segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima
meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan
partisi kayu.

c. Penemuan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang memadai serta tidak
boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan emmbendung lintasan air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah
lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering.

(3) Penyimpangan Bahan-bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari
tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :
i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah
ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk
mencegah terkumpulnya air diatas tutup drum.

ii. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus ditumpuk di atas
sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai
kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung di atas sisinya tetapi bila disimpan
untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan secara
teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak
menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap ai, dengan penumpukan
yang rapih dan secara sistematis menurut jatuh tempo-nya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen
dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.
Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh dari 3 bulan.
Direksi teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan
mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-Bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan

Direksi Teknik akan memberikan petujuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-
bahan di pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang
baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-
bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu tanah
tersebut diratakan dengan grader.
Agregat dan kerikil harus ditumpuk scara rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang
tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.
Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) diatas dan dibentuk
kedalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).

1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royalty (Keuntungan)
Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa, royality
(pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang
bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Pekerjaan-Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti pembongkaran
tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian
diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi
pekerjaan ini.

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7.1 Umum

(1) Uraian

Perubahan-perubahan peekrjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau oleh Direksi Teknik jika
dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor,
dan akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Jika
dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam
Struktur Harga Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam besarnya kontrak. Perintah
Perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut :

a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh Kontraktor,
menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan
persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan
perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan, dalam satu formulir
standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan
menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya
yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda
Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan
dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam
susunan. Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya
kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan.
Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-
perubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau besarnya kontrak.

(3) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa untuk
menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan
karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahan- perubahan tersebut.
b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk
mengadinistrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga
Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup untuk
memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

1.7.2 Prosedur Awal

(1) Pimpinan Proyek dapat mengawali Perintah Perubahan (change order) dengan
menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek
tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi- spesifikasi yang dirubah yang merinci
perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga
Satuan Item pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum tambahan
yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak merupakan
satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, atau untuk
menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan
tertulis kepada Direksi Teknik, berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan.
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh ada pada pekerjaan- pekerjaan Sub Kontraktor yang terpisah, jika
ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga Satuan tambahan atau
Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

1.7.3 Pelaksanaan Perintah Perubahan (Change Order)

(1) Isi masalah dalam Perintah Perubahan berdasarkan pada :
a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui bersama, atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pimpinan Proyek.
(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Perintah Perubahan tersebut dan menyediakan satu
nomor Perintah Perubahan.

(3) Perintah Perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan,
penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan
untuk menetapkan perincian perubahan.

(4) Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan
setiap tambahan Harga Satuan ataupun Jumlah yang telah dirundingkan diantara Pimpinan
Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.

(5) Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal Perintah Perubahan
sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.

(6) Kontraktor akan menanda tangani dan membuat tanggal Perintah Perubahan untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

1.7.4 Pelaksanaan Addenda

(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.

(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik
maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan maupun penghapusan beserta revisi
Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau
penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau
penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.

(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1.8.1 Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan rekaman
semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya, pekerjaan proyek.

(2) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman
proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal lain
menurut perintah Pimpinan Proyek.
Persetujuan Direksi terhadap dokumen ini diperlukan untuk persetujuan pembayaran.


b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuannya
Dokumen Rekaman Proyek akhir (Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat
Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut : Tanggal :
- Nomor dan jadwal proyek
- Nama dan alamat Kontraktor
- Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman
- Sertifikat bahwa masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat.
- Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.

1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek

(1) Perangkat Dokumen Proyek
Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua
Dokumen dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya,yang berkaitan dengan Kontrak.
Dokumen tersebut akan meliputi :
- Persyaratan Umum Kontrak
- Gambar Rencana Kontrak
- Spesifikasi
- Addenda
- Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)
- Catatan Pengujian Lapangan

(2) Penyimpanan Dokumen
Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan
Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai,
serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Proyek Akhir (final).
Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dari
dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi Teknik.

BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN

1.9.1 Umum

(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu
atau tidak disediakan pada daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas
diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian poyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik
dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah Pekerjaan Harian dapat termasuk segala sesuatu
yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi, pengujian
(testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau
pekerjaan-pekerjaan lainnya.

(2) Penyerahan
Sebelum memesan material untuk Pekerjaan harian Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
material, Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi
pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar.
Pada akhir dari setiap hari kerja, kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai
banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan
atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik pada laporan
ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item pembayaran dan
kuantitas yang diajukan.
Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 dibawah ini.

1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan

(1) Bahan-Bahan
Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan
keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang
tidak ditetapkan secara terinci dimanapun pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti
yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui untuk digunakan oleh
Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian
a. Pekerjaan Harian dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan oleh
Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik
mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.
b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan dengan
lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian
pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya
kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak, jika ada.
c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi pekerjaan harian
sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian
Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Bab-bab yang
terkait pada Spesifikasi ini yang menentukan peenmpatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-
pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan
yang tidak memuaskan.
Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak
ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana
diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian
a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta
data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar swakelola,
bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik
ditambah keterangan tambahan seperti:
i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut.
ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan.
iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja pada
Pekerjaan Harian.
iv. Rinkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada
Pekerjaan Harian.
v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untu k setiap material, produk atau jasa-
jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan Perintah Perubahan.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagihan Pekerjaan Harian dari Kontraktor
sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dengan Artikel-
artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan
Pembayaran.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan harian

(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-bahan

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya
dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan (invoice) dari leveransir
dan laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.
b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga
netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana
yang diperkuat dengan surat tagihan dari leveransir yang mana harganya ditambah 15%.
Pembayaran semacam itu harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan
material, termasuk harga-harga berikut ini :
i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan
ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, perlindungan dan
penanganan secara umum.
iii. Yang terbuang

iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang
berhubungan.
v. Keuntungan

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan harian harus dibuat dari jumlah
sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran Material untuk Pekerjaan Harian yang
tercatat pada Daftar Penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja

a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah Pekerjaan Harian harus dibuat
berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori
tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya harus
merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini.
i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas kesejahteraan,
biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadihaknya dan semua biaya-biaya lainnya
yang ditetapkan pada Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman untuk Investor
Asing (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro
Hukum Departemen Tenaga Kerja.
ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual.
iii. Biaya transportasi ked an dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk
mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk
mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.
v. Keuntungan

(3) Pengukuran

a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang disewa
atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari
peralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan
pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh
untuk biaya-biaya berikut ini:
i. Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan di atas
untuk tenaga kerja.
ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan- kebutuhan lainnya.
iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian.
iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan.
v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor lapangan
dan semua biaya overhead lainnya.
vi. Biaya pengagkutan ked an dari lapangan
vii. Keuntungan.






Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
CONTOH

KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : _______________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL
ITEM
PEMBAYARAN
URAIAN SATUAN VOLUME
HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA Rp.
1.9.1





(1)
(2)
(3)
(4)
Material untuk pekerjaan
harian (yang terdaftar pada
daftar Penawaran)

..
..
..
..

SUB TOTAL





Tambahan 15% atas biaya
(Bab 1.9.4 (1))
Total tagihan untuk
material



Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam
Pekerjaan Harian

Ditanda tangani, Disahkan,




Kontraktor Direksi Teknik


Catatan : tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir.





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
CONTOH

KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : _______________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA
ITEM
PEMBAYARAN
URAIAN NO. J A M
BIAYA/
JAM
TOTAL
HARGA Rp.
1.9.2




(1)
(2)
(3)
(4)
Daftar Tenaga Kerja Kontraktor
yang dipekerjakan berdasarkan
Kontrak)


Mandor
Tenaga Kerja Trampil
Tenaga Kerja Tidak Trampil
Tukang




Saya menerangkan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar Pekerjaan
Harian.


Ditanda tangani, Disahkan,



Kontraktor Direksi Teknik











Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
CONTOH


KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : _______________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN
ITEM
PEMBAYARAN
URAIAN SATUAN VOL.
HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA
Rp.

1.9.3


(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

(10)

(11)
(12)


(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
Dipindahkan ke depan
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
HARIAN

Dump truck 3-4 m3
Flat bed truck 3-4 ton
Water tanker 3,000 4,500 I
Motor grader min 100 HP
Wheel Loader 75-100 HP
Track Loader 75-100 HP
Excavator 80-140 HP
Crane capacity 10-15 ton
Steel wheel roller 6-9 ton
(unballasted)
Vibratory roller 5-8 ton (tanpa
pembebaban)
Vibrator compactor 1.5-3.0 HP
Compressor 4,00-6,00/min
Termasuk pipa-pipa dan perkakas
manual untuk semprot udara
Sand-blasting equipment
Pressure-grouting equipment
Internal concrete vibrator
External concrete vibrator
Concrete mixer 0.3 0.6 m3
Water pump 70-100 mm




Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam

Jam

Jam
Jam


Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam

TOTAL HARGA UNTUK
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PADA PEKERJAAN HARIAN


Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh Kontraktor untuk digunakan
dibawah Pekerjaan Harian.



Ditanda tangani, Disahkan,



Kontraktor Direksi Teknik




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

BAB 2 BAHU JALAN


BAB 2.1. REHABILITASI BAHU JALAN

2.1.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada,
termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan
terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi
yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 macam di
atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5 % dimana perkerasan diberi lapis
lindung dan 6 % dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan Gambar
Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1
% terhadap kemiringan melintang rencana.

(3) Pemeriksaan di Lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,
kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan.

2.1.2. Bahan-bahan

(1) Sumber Bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi,
kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.
b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan
urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang
memenuhi persyaratan Spesifikasi, tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan
dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10 %, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.
c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada
ketentuan-ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi. Teknik, bahu jalan dapat dibangun dengan
menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel
maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung lumpur plastisitas rendah, yang
mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang
stabil.

(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan

Contoh contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai
memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

2.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan lapangan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semak-
semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau
motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan
daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut
sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi
Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain.
Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau traktor yang dipasangi dengan
satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan
pembuangan bahan-bahan lebihan.

(3) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas
roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan
harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah
dasar, sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk
memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.

2.1.4. Cara Pengukuran

(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena
pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan.
Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik. Penghitungan
total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang
100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima
dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar
dibawah persyaratan spesifikasi tersebut. Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau
dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi
Direksi Teknik.

(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk
rehabilitasi bahu jalan.

2.1.5. Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran
untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, perataan, pemadatan dan
penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Pembayaran URAIAN Satuan Pengukuran

2.1.1.


Rehabilitasi Bahu Jalan

Meter persegi


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 2.2. BAHU JALAN BARU

2.2.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan
butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau
permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di
atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5 % dimana perkerasan diberi
lapis pelindung, dan 6 % dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu
jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih
tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan.

(3) Contoh-Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi
untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan
tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan
contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di
atas.

(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu
lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu
waktu.

b. Bahan bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan
jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perlu dipasang atau
belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat karena
penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi
atau gambar rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas
beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

2.2.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan
pondasi bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi bawah kelas A atau kelas
B sesuai dengan spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam
daftar penawaran untuk kontrak tertentu.

(2) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1. Persyaratan Gradasi
untuk pondasi bahwah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

(3) Syarat-syarat Kualitas
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang
ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2. (3) spesifikasi ini.


2.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada
dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada
gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan pekerjaan
yang ditentukan Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.
c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh
Kontraktor.
d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus
dibangun satu sisi hulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak
menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

(2) Penghamparan dan Pemadatan bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk
penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor harus membuat
lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum
pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran maksimum lebih besar
dari 37,5 mm.


2.2.4. Pengendalian Mutu

Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan pondasi
bawah Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

2.2.5. Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab ini.
Galian bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan
formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan
dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item pembayaran yang
dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 3 LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS


BAB 3.1. LAPIS PONDASI BAWAH

3.1.1. Umum

(1) Umum

Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas
kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah
dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan

Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan,
membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan
Gambar-Gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24 %
atau lebih.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang
yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidakteraturan
dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang
dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan setujui oleh Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan
contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari
persetujuan di atas.

(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat
pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan
dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau
belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan. Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik

3.1.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB)
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B),


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan
dicantumkan dalam Daftar Penawaran.
1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi
dan semuanya lolos saringan 3 atau 75.00 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. di bawah ini.
2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil,
pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5 atau 62.5 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. di
bawah ini.
3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang
lolos saringan 1.5 atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-
bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah
ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber
atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi
Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi
persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C diberikan dalam
Tabel 3.1.1. di bawah ini.

TABEL 3.1.1. PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH
% LOLOS ATAS BERAT UKURAN
SARINGAN
mm
KELAS A
(<75 mm)
KELAS B
(<62,5 mm)
KELAS C
75.0
62.5
37.5
25.0
19.0
9.5
4.75
2.36
1.18
0.60
0.425
0.075
100
-
60-90
46-78
40-70
24-56
13-45
6-36
-
2-22
2-18
0-10
-
100
67-100
-
40-100
25-80
16-66
10-55
6-45
-
3-33
0-20


maks. 100




maks.80



maks 15

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut
yang diberikan pada Tabel 3.1.2.

TABLE 3.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
URAIAN BATAS TEST
Batas cair
Indeks plastisitas
Ekivalensi Pasir (bahan halus plastis)
CBR terendam
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)
Maksimum 35 %
4 %-12 %
Minimum 25
Minimum 30 %
Maksimum 40 %





Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
3.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan lapis Tanah Dasar

a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan
yang ditetapkan untuk Pekerjaan Tanah. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah
permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB 011 76. (aashto t99, Standard Proctor)
b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu
lintas serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan,
terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader.
Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan
lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan
harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi
Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti
dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

(3) Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhirnya LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang
diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15 % untuk
pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan
pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis
pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda
ban pneumatik atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak
secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan
sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi,
kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari
bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau
bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan
dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut
mencapai bentuk dan ketinggian yang benar.
Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan
mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.
c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3 % kurang
dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air
atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk
menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai
100 % kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB
0111)

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di
atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut
bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus
dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena
lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
3.1.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan
(lihat Sub Bab 3.1.1. (3) Spesifikasi ini)

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-
bahan yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang menurut batas ukuran test
laboratorium yang diberikan pada Tabel 3.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang
diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 3.1.1. TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
RUJUKAN
TEST
AASHTO BINA MARGA
TIPE
Analisa saringan
Agregat Halus Dan
Kasar
T 27 PB 0201 76 Menentukan distribusi
ukuran partikel agregat
halus dan kasar
Penentuan Batas Cair
dan Batas Plastis
T 89
T 90
PB 0109 76
PB 0110 76
Test Plastisitas untuk batas
cair dan indeks plastisitas
Hubungan kepadatan
kadar air
T 99 PB 0111 76 Test Standar Proctor
menggunakan pemukul
2,5 kg
CBR T 193 PB 0113 76 Menentukan nilai daya
dukung lapis pondasi
bawah
Ketahanan terhadap
Abrasi, Agregat kasar
T 96 PB 0206 76 Test agregat kasa < 37,5
mm dengan menggunakan
mesin Los Angeles.

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan
dengan sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis
pondasi bawah




b. Test kepadatan di tempat, Lapis
Pondasi Bawah (test kerucut pasir)
AASHTO T 191, PB 0103 76




c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah
dasar
Pemeriksaan visual dan pengukuran
ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk
setiap 200 m. dilakukan untuk setiap 200
m. Panjang lapisan pondasi bawah jalan
yang dipasang.

Harus dilakukan untuk setiap 200 m
panjang lapis pondasi bawah jalan untuk
menentukan tingkat kepadatan dengan
membandingkan terhadap test kepadatan
laboratorium untuk kepadatan kering
maksimum.

Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan
minimum setiap 1000 m panjang jalan.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
3.1.5. Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi
lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan
pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan
dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang
dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus
atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh Perintah Perubahan (change
order)(, dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam
bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang
ditentukan di bawah Sub Bab 3.1.1. (2).


3.1.6. Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada harga
yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah.
Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana
diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran URAIAN Suatu Pengukuran
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Lapis Pondasi Bawah Kelas A
Lapis Pondasi Bawah Kelas B
Lapis Pondasi Bawah Kelas C
Meter kubik
Meter kubik
Meter kubik


BAB 3.2. LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

3.2.1. Umum

(1) Uraian

Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah (atau di atas
lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas
terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan
pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi
bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20 cm
atau ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain
seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan
kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana, tidak boleh ada
ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan
disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh
melebihi 1,5 cm.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan
bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang
diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai
penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta
persetujuan seperti di atas.
c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan test
tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas
pada pekerjaan di lapangan.


(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat
pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan
dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.


(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau
belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan
penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidakteraturan atau
kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi
persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

3.2.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat,
terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu
dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.
i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi yang
merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
ii. Lapis Pondasi Atas Kelas B Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah yang
berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan
agregat halus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi serta semuanya lolos
saringan 9.5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai
dengan Gambar Kontrak dan spesifikasi yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet
dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan bebas dari batu-
batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai, kotor,
mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai
bila secara alternatif dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2) Makadam Ikat Basah
Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :
a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak
kurang dari 50 % terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit
satu bidang pecah.
b. Agregat halus lolos saringan, 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau
debu cruster.
c. Prosentase berat agregat tipis / pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1 : 5)
maksimum 5 %


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas
Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam
Tabel 3.2.1. dan Tabel 3.2.2 berikut :

TABEL 3.2.1 GRADASI AGREGAT TABEL 3.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS
LAPIS PONDASI ATAS PONDASI KELAS B-
KELAS A MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN
SARINGAN
MM
LOLOS ATAS BERAT %
UKURAN SARINGAN
MM
LOLOS ATAS
BERAT
37.5
19.0
9.5
4.75
2.35
1.18
0.60
0.425
0.075
100
64-81
42-60
27-45
18-33
11-25
-
6-16
0-8
Aggr.kasar/pokok
75.0
62.5
50.0
37.5
25.0
19.0

100
95-100
35-70
0-15
0-5
-
Aggr. halus/pengisi
9.5
4.75
2.36
1.18
0.425
0.15
0.075

100
70-95
45-65
33-60
22-45
-
10-28

(4) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat
kualitas pada Tabel 3.2.3.

TABEL 3.2.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN
KELAS B
JENIS PENGUJIAN
KELAS A
Agregat Kasar
Agregat
Halus
Batas cair
Indeks Plastisitas
Ekivalensi Pasir
California Bearing Ratio (direndam)
Penyerapan Air
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)
Mak. 25 %
Mak. 8 %
Min. 35 %
Min. 60 %
Tidak perlu
Mak. 40 %
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Min. 55 %
Tidak perlu
Mak. 40 %
Mak. 35 %
4-12 %
Min. 30 %
Min. 55 %
Tidak perlu
Tidak perlu
Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk
menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.

3.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi
bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab
3.1. dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran kotoran dan setiap bahan lain yang
merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta
drainase dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A Kelas A
i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah disiapkan dalam
volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan
yang diperlukan.
ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum,
sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi.
iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam
satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Makadam Ikat Basah Kelas B
i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam
harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi
ii. Sebelum menghampar batu kasar / pokok, buatlah bangunan penunjang samping
pinggir (lebar + 30 cm), misalkan dengan material timbunan bahu jalan, agar
pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.
iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran, maksimumnya adalah A cm,
ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan untuk
memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah pemadatan.
iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk
permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan.
Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering kali
diperiksa selama penghamparan agregat-agregat. Jika diperlukan bahan harus
ditambah atau dikurangi.

(3) Penghamparan dan Pemadatan

a. Agregat LPA Kelas A
i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,
harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10 % untuk
pemadatan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan
L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai
meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar.
ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual (sedikit
demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian
atas.
Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk,
menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan
sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang
tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper).
iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3 % lebih rendah dari
kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman
air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai
menghasilkan kepadatan 100 % maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

b. Makadam Ikat Basah Kelas B
i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melunasi
permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih
mudah dan lebih baik waktu penggilasan.
ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus penggilasan
harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan ke arah tengah menurut suatu


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pad bagian superelevasi, tikungan dan
tanjakan yang tajam, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar dengan as jalan
menuju bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama
sebelumnya. Setiap gilasan harus menutup sebagian dari pada yang sebelumnya kira-
kira 20 cm. Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permulaan
pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan.
Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara
butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus
dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin
gilas.
iii. Bahan pengisi / halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok
langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan halus
mengisi rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di
atas bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam
rongga di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan
dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang
melalui alur-alur atau selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan
pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3 km/jam.
Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-
agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai
isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan
Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm. Sandcone untuk test kepadatan
tidak dapat dilaksanakan, Tabel 5.2.4. akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan
dengan mesin gilas.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di
atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut
bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar jalan
tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABEL 3.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS
AGREGAT GRADASI BAIK
ALAT PEMADAM KATEGORI
Tebal
maksimum
lapisan yang
dipadatkan
(cm)
Minimum
Jumlah
Lintasan
Mesin gilas beroda rata Ton/m. lebar
2.25 - 2.70
2.71 - 5.50
Lebih dari 5.50

12.5
12.5
12.0

10
8
8
Mesin gilas dengan ban
pneumatic
Beban roda (ton)
2.01 -150
2.51 - 4.00
4.01 - 6.00
6.01 - 8.00
8.01 - 12.00
Lebih dari 12.00

12.5
12.5
12.5
15.0
15.0
17.5

12
10
10
8
8
6
Mesin gilas bergetar Beban statik (ton/m)
0.27 - 0.45
0.46 - 0.70
0.71 - 1.25.
1.26 - 1.80
1.81 - 2.30
2.31 - 2.90
2.91 - 3.60
3.61 - 4.30
4.31 5.00

7.5
7.5
12.5
15.0
15.0
17.5
20.0
22.5
25.0

16
12
12
8
4
4
4
4
4

5.2.4 Pengendalian Mutu
(1) Persyaratan Pengujian
Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab 3.2.1
(3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut - Pengujian Laboratorium. Sebuah
program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan 4 yang diberikan di dalam Tabel
3.2.5
(2) Pengujian Laboratorium
Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik bahan yang
dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan batas perbedaan
pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan pada Sub Bab 3.2.2
Spesifikasi ini.
TABEL 3.2.5 TESTLABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS
RUJUKAN
TEST
AASHTO
BINA
MARGA
TIPE
Arialisa saringan Agregat Halus
dan Kasar
T 27 P8 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran
partikel agregat halus dan kasar
Penentuan Batas Cair dan Bates
Plastis
T 89
T 90
PB 0109 76
PB 0110 - 76
Pengujian pastisitas untuk betas
cair dan Indeks Plastisitas
Bagian halus yang plastis di
dalam agregat bergradasi dan
tanah
T 176 - Pengujian Ekivalensi pasir untuk
menunjukkan parbandingan bagian
halus dan lembung.
Hubungan kelembaban -
Kepadatan
T 99 PB 0111 - 76 Ujian Stander Proctor
menggunakan pemukul 2.5
kilogram


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

California Bearing Ratio
(direndam)
T 193 P8 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah
dan agregat
Berat jenis dan Penyerapan
Agregat Kasar
T 85 P8 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh
agregat kasar kelas B saja
Ketahanan agregat kasar
terhadap abrasi
T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat < 37.5
mm, menggunakan mesin Los
Angeles (500 putaran)

(3) Pengendalian Lapangan
Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi.
Membuat Iubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan
baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasam Direksi Teknik.
TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis
pondasi atas.


b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas
(dengan cara kerucut pasir) A4SHTO
T 191 PB 0403 - 76



ii . Test pemadatan dengan penggilasan
percobaan (dimana test kepadatan
kerucut pasir tidak dapat dilakukan) .
Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran
ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m
panjang lapis pondasi yang terpasang.

Test kepadatan di tempat, untuk menentukan
tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test
laboratorium untuk hubungan kelembaban -
kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m
panjang jalan.

Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian
dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis
pondasi atas yang terpasang (menggunakan
mesin gilas berat).

5.2.5 Gara Pengukuran Pekerjaan
(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan kompensasi
lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan untuk Agregat Lapis
Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari
setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar
Penawaran.
(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis. Pondasi Atas yang
terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi
yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh
perintah perubahan (change order), dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan
disetujui oleh Direksi Teknik.
Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi toleransi
ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 3.2.1 (2).
5.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi alas yang
diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Nomor Item
Pembayaran
URAIAN Satuan Pengukuran
3.2.1
3.2.2
Agregat lapis pondasi atas kelas A
Lapis pondasi atas makadam ikat basah kelas B
Meter kubik
Meter kubik

BAB 3.3 LAPIS PONDAS ATAS, STABILISASI TANAH SEMEN
3.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen
dipasang di atas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis
pondasi bawah), menggunakan tanah pilihan yang diperoleh dari daerah setempat, dicampur di
tempat secara merata dengan perbandingan air dan semen yang ditentukan. Pekerjaan tersebut akan
meliputi penghamparan, pembentukan, pemadatan penyelesaian dan pemeliharaan, mencapai garis
ketinggian, ketebalan dan penampang tipikal yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang
diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Bila lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen dipasang di atas lapis tanah
dasar, lapis tanah dasar harus disiapkan dan dibuat selesai memenuhi toIeransi toleransi yang
ditetapkan dalam Spesifikasi ini.
b. Apabila lapis pondasi yang dimantapkan harus dipasang di atas lapis pondasi bawah yang telah
disiapkan lapis pondasi bawah tersebut harus telah disetujui mengenai bentuk, ketinggian dan
penyelesaian akhir umumnya serta diuji, digilas untuk memeriksa pemadatan yang memuaskan
dengan CBR minimum yang diperoleh sebesar 25%.
c. Pada setiap penampang melintang ketebalah rata-rata lapis pondasi atas tanah semen yang
selesai harus berada dalam perbedaan 10% tebal perencanaan atau ketebalan yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
d. Permukaan akhir harus memenuhi derajat, permukaan dan penampang melintang yang
ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, dan tidak boleh ada bagan permukaan yang
menyimpang dari permukaan akhir ni melebihi 2 cm, bilamana diukur dengan satu mistar
lurus panjang 3 meter diletakkan di atas permukaan yang sejajar dengan atau searah dengan
garis sumbu jalan.
e. Kontraktor harus menyadari bahwa bentuk penyelesaian akhir permukaan Lapis Pondasi Tanah
Semen yang jelek akan berakibat bertambahnya jumlah aspal yang diperlukan dalam pelapisan
ulang untuk memenuhi toleransi kehalusan permukaan aspal yang telah ditentukan. OIeh
karena campuran Aspal Panas akan dibayar berdasarkan dimensi yang telah ditetapkan dalam
disain (dan bukan berdasarkan berat yang dihampar), maka tambahan penggunaan aspal
dalam pelapisan ulang akan merupakan kerugian di pihak Kontraktor. Penyelesian permukaan
akhir yang sehalus mungkin bagi lapis Pondasi Tanah Semen, akan merupakan hasil yang
paling baik bagi kontraktor, dan juga menghasilkan jalan yang paling baik.
(3) Penyerahan-Penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik:
a. Contoh semua bahan yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta dengan data-data uji
yang menyatakan sifat-sifat dan kualitas bahan seperti yang diminta oleh Spesifikasi ini, harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan pada waktu paling sedikit
14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pengiriman Semen ke Lapangan.
Catatan yang menyatakan jumlah semen yang dikirim ke lapangan dan tempat
penyimpanannya dari setiap kiriman yang disimpan di tempat penyimpanan milik Kontraktor
di lapangan, harus diserahkan ke Direksi setiap hari setiap ada pengiriman, bersama dengan
surat yang menyatakan pabrik pembuatannya dan hasil-hasil ujinya yang disyaratkan pada
Standar di Indonesia untuk Industri SII-13-1977.
c. Perhitungan Pemakaian Semen


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Catatan harian dari jumlah semen yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan akan disimpan,
seperti yang ditentukan di Pasal 5.3.2 (1), dan harus diserahkan ke Direksi setiap hari setelah
jam kerja selesai. Direksi tidak akan menerima catatan yang dari hari sebelumnya ataupun
memasukkannya dalam perhitungan jumlah semen yang harus dibayar.
d. Pengujian Pengendalian
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengujian pengendalian dari pekerjaan pekerjaan
seperti yang dijelaskan dalam Pasal 5.3.6 dan dia harus melengkapi hasil-hasil ujian
pengendalian tarsebut ke Direksi pada hari yang sama, atau di hari yang berikutnya yang mana
pengujian ini harus diselesaikan kalau dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan di prosedur
standar pengujian.
e. Pengujian (Test) Scala Dynamic Cone Penetrometer
Pengujian Dynamic Cone Penetrometer harus dicatat distandar fomulir, gambar-gambar
catatan hitungan pukulan harus ditanda tangani oleh Kontraktor dan Direksi di lapangan
segera setelah setiap pengujian dan lampirannya diberikan kepada Direksi segera setelah
ditandatangani. Gambaran grafik dan data penetrometer harus diserahkan kepada Direksi
selambat-lambatnya pada akhir jam kerja di hari kerja berikutnya.
4. Catatan Benda Uji
Semua benda uji yang diambil harus diberi tanda dengan jelas yang menyatakan tempat
darimana benda uji tersebut diambil dan harus diserahkan kepada Direksi bersama dengan
catatan tertulis mengenai tinggi rata-ratanya dan lokasi dan setiap benda uji itu. Semua benda
uji harus ditinggalkan untuk Direksi sebagai referensi (di tempat penyimpanan yang tidak
dapat masuk air dan bisa dikunci yang mana ini akan disediakan oleh Kontraktor) untuk
selama masa Kontrak.
(4) Pembatasan Cuaca
a. Pekerjaan stabilisasi tanah-semen tidak boleh dilaksanakan selama hujan, dan tanah tersebut
tidak boleh digiling atau dikerjakan apabila kandungan air terlalu tinggi atau diluar batas-
batas yang ditetapkan (lihat Sub Bab 3.13 (3)).
b. Semen harus ditempatkan dan disebarkan hanya apabila permukaan kering dan tanah yang
sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Dalam terjadinya hujan yang mendadak
selama operasi penyebaran semen, penyebaran harus dihentikan dan semen yang sudah
disebarkan dicampurkan ke dalam tanah, dan campuran tanah-semen dipadatkan. Jika
disetujui oleh Direksi Teknik pencampuran dan pembentukan akhir harus segera diselesaikan,
secepatnya kondisi cuaca mengizinkan. Akan tetapi apabiIa kualitas pekerjaan
dipertimbangkan terpengaruh oleh kondisi tersebut, Direksi Teknik akan memerintahkan
mengadakan perbaikan pekerjaan, sesuai dengan titik (6) dibawah.
(5) Penjadwalan Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor akan mengatur pelaksanaan pekerjaan pondasi tanah-semen yang baru selesai
dengan perawatan mengeras yang baik dan tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat di
atas permukaan yang dimantapkan tersebut selama paling sedikit 7 hari setelah pelaksanaan.
b. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang
diijinkan melewati pondasi tanah semen yang baru dilaksanakan dan ia akan mengatur
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan pelaksanaan setengah lebar, kecuali disediakan satu
pengalihan (alternatif lalu lintas yang setujui).
c. Tergantung kepada ketentuan khusus kontrak, adalah suatu persyaratan yang umum bahwa
permukaan tersebut dirawat dengan suatu lapisan penutup permukaan dari aspal atau lapis
ulang (overlay) tidak kurang dari 14 hari setelah pemasangan pondasi tanah-semen, dan
Kontraktor akan membuat pengaturan yang memadai yang sesuai dengan perintah yang
diberikan Direksi Teknik.
(6) Perbaikan Lapis Pondasi Atas Tanah-Semen yang tidak memuaskan
Pondasi Semen-Tanah yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang diminta di bawah Spesifikasi
ini, akan diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan perintah Direksi Teknik Perbaikan-perbaikan
tersebut dapat meliputi :


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
i. Perubahan dalam perbandingan campuran
ii. Penggilingan kembali bagian pondasi semen-tanah yang ditemukan tidak sempurna,
mencampur kembali dengan menambah semen dan membentuk kembali, pemadatan dan
penyelesaian akhir.
iii. Melapis ulang bagian yang tidak sempurna dengan satu lapisan tambahan pondasi semen-
tanah, ketebalannya harus ditentukan oleh Direksi Teknik.
iv. Perlindungan terhadap penyusutan, retak-retak yang menjadi luas dan berrongga lebar. Cara
menanggulangi penyusutan retak-retak harus didiskusikan dan disetujui oleh Direksi Teknik,
dan akan mencakup pilihan-pilihan berikut :
- Penambahan penggilasan
- Pengurangan semen dalam campuran
- Pengurangan ratio air-semen
- Siar pasir semen untuk retak-retak lebar
Bila perlu, harus dibuatkan campuran percobaan untuk pengujian lebih lanjut.
3.3.2 Bahan-Bahan
(1) Portland Cement (P.C.)
a. Semert yang harus digunakan untuk pondasi semen-tanah akan berupa semen portland (P.C)
mematuhi persyaratan-persyaratan Standar Industri Indonesia SII-0013-81 semen Portland
tipe 1, dan harus diperoleh dan pabrik pembuat yang disetujui oleh Departemen Perindustrian.
b. Semen tersebut harus dipasok ke lapangan dalam kantong 40 kg dan harus disertai dengan
sertifikat pengujian dari pabrik. Direksi Teknik dapat meminta pengujian mutu yang harus
dilaksanakan untuk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan multi senyatanya semen
yang diserahkan ke lapangan.
c. Semua semen yang digunakan untuk pondasi tanah semen harus disimpan di lapangan sesuai
dengan persyaratan Bab 1.6 Spesifikasi ini.
(2) Air
a. Air yang akan digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan zat-zat lain
yang dapat membahayakan pembuatan pondasi tanah-semen.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penyediaan air untuk pekerjaan-pekerjaan dan
menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan mutu.
(3) Tanah
a. Secara umum hanyalah tanah-tanah berbutir yang terdiri dari pasir, kerikil, lempung dan
bebas dari zat-zat organis yang akan dipilih. Tanah yang tidak cocok untuk pemantapan
(stabiiisasi) tanah-semen meliputi lempung, empung expansif (mudah berkembang), dan
tanah-tanah yang berisikan garam yang harus dibuang (misalnya sulfat).
b. Bila peru dan untuk dapat memenuhi persyaratan kecocokan; pencampuran tanah akan dapat
diterima, yang tergantung kepada pengujian-pengujian dan persetujuan yang memuaskan dari
Direksi Teknik. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan syarat-syarat mutu
diberikan di bawah pada Tabel 3.3.1;


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABEL 3.3.1 KECOCOKAN DAN SYARAT MUTU TANAH
BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS PENGUJIAN MUTU UNTUK PEMILIHAN
TANAH
SEBELUM DIGILING (disaring basah)
(i) Maks. ukuran partikel batu = 75 mm
(ii) Lolos saringan 4,75 mm = > 50%
(iii) Lolos saringan 0,425 mm = > 15%
(iv) Lolos saringan 0.075 mm = < 50%


SESUDAH DIGILING (Tidak termasuk
partikel- partikel batu)
(v) Lolos saringan 4.75 mm = >70%


(i) Batas cair = < 40
(ii) Indeks Plastisitas maks = 18
(iii)Koefisien keseragaman D60
gradasi ukuran partikel ---------> 5
D10
(iv)Ekivalensi Pasir = 20% - 45%
(v) Nilai pH (setetah 1 jam)
untuk reaktivitas tanah = >12
(vi)Kandungan organis = >12

3.3.3 CAMPURAN-CAMPURAN
(1) Komposisi Umum untuk Campuran
Campuran Lapis Pondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen dan kandungan
air. Kadar semen akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan pengujian dan data laboratonium dan
Preliminary Field Trials, tetapi harus diantara 3% sampai 12% dan berat tanah dalam keadaan kering
oven seperti asalnya (yaitu, sebelum diaduk dengan semen).
(2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS)
Untuk setiap daerah tempat pengambilan tanah baru yang akan digunakan, dan dari waktu ke
waktu yang seperti diminta/diperintahkan oleb Direksi selama penggunaan suatu daerah tempat
pengambilan tanah, kontraktor harus melakukan percobaan campuran-campuran di laboratorium
di bawah pengawasan Direksi untuk menentukan:
(a) Apakah bisa atau tidak membuat Lapis Pondasi Tanah Semen yang memuaskan dalam hal
kekuatan dan sifat perubahan isi dari tanah yang bersangkutan;
(b) Kandungan semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan campuran yang ditargetkan
(target mix strength);
(c). Kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan di lapangan.
Prosedur untuk rancangan campuran (mix design) dijelaskan disini dan ini mencakup langkah-
langkah berikut ini:
(a) Tentukan hubungan antara kandungan air dan kepadatan untuk tanah yang bersangkutan
dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen (AASHTO T134-76) dan
gambar hasil dari pengujian ini di Grafik I pada formulir standar. Puncak dari setiap garis
lengkung grafik dari kandungan air-kepadatan menyatakan Maksimum Kepadatan Kering
(Maximum Dry Density (MDC)) dan Optimum Kadar Air (Optimum Moisture Content (OMC))
untuk kandungan semen yang digunakan.
(b) Gambar nilai-nilai dari MDD dan OMC untuk setiap macam kandungan semen di Grafik II dan
hubungkan titik-titik pengujian dengan garis Iengkung grafik untuk mendapatkan variasi dari
MDC dan OMC dengan bermacam-macam kandungan semen untuk tanah yang bersangkutan.
(c) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen, buatlah serangkaian
benda uji untuk diuji kekuatan tekannya (Unconfined Compression Strength (UCS)) dimana
benda uji ini dipadatkan sampai MCD dan OMC yang ditentukan (a) di atas. Setelah
pengerasan selama 7 hari, uji benda-benda uji ini dengan mengikuti prosedur yang diberiikan
di ASTM D 163-33 dan gambar angka-angka kekuatannya yang didapat dari Grafik Ill.
Gambar garis Iengkung grafik melalui titik-titik pengujian dan pilih kandungan semen
campuran yang memberikan kekuatan saperti yang ditentukan yaitu 24 kg/cm2.
(d) Masukkan angka dari kandungan semen campuran yang dipilih itu ke Grafik II, sudah
digambar di (b) di atas, dan baca/tentukan angka MDD dan OMC untuk campuran Semen
Tanah (Soil Cement) dari kandungan semen yang dipilih. Gunakan nilai-niiai MDD dan OMC
ini untuk menentukan angka kepadatan dan batas kandungan air untuk pengendalian
pemadatan di Iapangan, dan gambar batas-batas tersebut di Grafik IV.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(e) Tentukan sifat-sifat pengembangan dan penyusutan dan campuran semen-tanah dengan
mengadakan pengujian yang diberikan di AASHTO T 135-76 dan bandingkan dengan batas-
batas yang diberikan di Tabel 3.3.2.
(3) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara CBR)
(a) Semua langkah-langkah yang diberikan di Pasal 3.3.2 (2) di atas harus diikuti kecuali
pengujian California Bearing Ratio (CBR) yang dapat digunakan sebagai pilihan dari pengujian
UCS di Iangkah (c). Akan tetapi, dalam hal ini, sejak hasil untuk kekuatan campuran dari
pengujian CBR pada umumnya tidak setepat dari pengujian UCS, Direksi akan menganjurkan
Kontraktor untuk mengadakan pengujian UCS dan CBR setiap saat dimana jenis tanah yang
baru ditemukan, dan dalam dasar pembandingan hasilnya dia boleh, kalau dia rasa perlu,
merubah spesifikasi untuk CSR yang diberikan pada Tabel 3.3.2 supaya untuk tanah tersebut
spesifikasi untuk UCS akan berhubungan lebih dekat (yang mana dalam segala hal akan tetap
seperti yang diberikan pada Tabel 3.3.2).
b. Kalau pengujian CBR digunakan, prosedur yang diberikan di AASHTO T 193-72 harus dilkuti
(2,5 kg penumbuk) kecuali setetah pembentukan bahan untuk diuji ini harus dikeraskan
dengan cara menutupnya rapat-rapat di dalam kantong plastik yang besar, bersama dengan
(tetapi tidak berhubungan langsung) sebuah panci yang terbuka yang diisi dengan air/
kantong tersebut harus diletakkan pada posisi yang tidak terkena matahari secara Iangsung.
Setelah 3 hari, benda uji tersebut harus dikeluarkan dari kantong plastiknya dan direndam
dalam bak air selama 4 hari, yang setelah itu pengujian kekuatannya harus dilakukan.
(c) Langkah-Iangkah lainnya dalam prosedur rancangan campuran diberikan di atas pada Pasal
3.3.2 (2).
(4) Sifat-Sitat Campuran yang diperlukan
Lapis Pondasi Tanah Semen harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan pada Tabel 3.3.2.
SYARAT-SYARAT BATAS
(SESUDAH PENGERASAN 7
HARI) TEST
Minimu
m
Target Maximu
m
METODE TEST
Kekuatan tekan tak terbatas USC) kg/cm
California Bearing Ratio (CBR) %
Rata-rata tahanan penetrai
Scala diatas pusat sepertiga lapisan yang
diuji (SPR) pukulan/cm.
Tahanan penetrasi Scala yang
menentukan
betas terendah dari tebal lapisan yang
efektif (SPR) pukulan/cm
Test pembasahan dan pengeringan
(i) % Hilang berat
(ii) % Perubahan isi

20
100*
1.0*
(1.0+)

0.8*
(1.3+)



-
-
24
120*
1.3*
(0.8+)


-



-
-
35
200*
2.5*
(0.4+)


-



7
2
ASTM D 1633-63
AASHTO T 193-72
Lampiran 5.4.A
dalam Buku 3,
Spesifikasi
Lampiran 5.4.A
dalam Buku 3,
Spesifikasi


AASHTO T 135-78

* Angka-angka ini dapat diatun/diubah oleh Direksi untuk disesuaikan dengan angka-angka
yang ditentukan untuk UCS, mengikuti pengujian-pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanab
baru.
+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm/pukulan.

3.3.4 PERCOBAAN Dl LAPANGAN (FIELD TRIALS)
(1) Percobaan-Percobaan Awal di Lapangan (Preliminary Field Trials) untuk Campuran Campuran
Pilihan
(a) Untuk setiap jenis tanah baru yang diajukan untuk digunakan, rancangan campuran semen-
tanah yang mengikuti prosedur-prosedur laboratorium yang dijelaskan dalam Pasal 3.3.3 di


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
atas harus disesuaikan dengan membangun jalur percobaan dan material untuk Lapis Pondasi
Tanah Semen yang diajukan, yang panjangnya 200 meter yang diletakkan secara berlapisan,
untuk rencana membangunnya, pembangunannya dan prosedur untuk pengendalian kwalitas
yang diajukan untuk pekerjaan-pekerjaan ini.
(b) Jalur percobaan ini harus diletakkan di luar lapangan atau jika diminta oleh Kontraktor dan
disetujui oleh Direksi dengan dasar dari hasil-hasil pengujian di laboratorium untuk sifat-sifat
tanah yang diajukan, di jalanan yang merupakan bagian dari Proyek tersebut. Akan tetapi
dalam hal yang terkahir ini, jika bagian percobaan ini tidak memuaskan, atau jika Lapis
Pondasi. Tanah Semen, yang diletakkan ini tidak memenuhi (dalam segala hal) persyaratan-
persyaratan di Spesifikasi, maka jalur percobaan ini semuanya, harus dipindahkan dari jalanan
tersebut dan tanah dasarnya harus disiapkan lagi setelah percobaannya selesai dilakukan. Jika
Direksi menyetujui untuk menerima jalur percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan-
pekerjaan, material Lapis Pondasi Tanah Semen ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan. Untuk jalur percobaan yang dibangun di luar Iapangan tidak akan ada
pembayaran.
(c) Semua tahap dari pembangunan, masa pengerasan dan pengujian dan jalur percobaan ini akan
diawasi dan dekat dah Direksi yang mana dia boleh meminta variasi dari prosedur-
prosedurnya atau dan kwantitas dan jenis dari pengujiannya yang dalam pendapatnya
diperlukan untuk mendapatkan keterangan/hasil yang berguna yang paling banyak dan
percobaan ini. Pemeriksaan selama percobaan harus termasuk, tetapi tidak berarti menjadi
batas, penentuan yang berikut ini:
(i) kecocokan pada umumnya, keefisienannya dan kefektifannya dari cara dan alat-alat yang
diajukan oleh kontraktor ditentukan dalam hal kecepatan dan keseluruhannya dari
kebiasaan dan keberhasilan dalam menjalani percobaan ini;
(ii) derajat kehalusan yang didapati dari tanah ini, ditentukan dengan dasar penglihatan dan
dengan dasar jumlah lintasan tanah ini dihalusi dengan mesin penghalus untuk
mendapatkan kehalusan yang diminta di Pasal 3.3.5 (3) (c) dalam spesifikasi ini;
(iii) kandungan air optimum untuk penghalusan tanah ini, ditentukan/didapati dari
penghalusan dengan macam-macam kandungan air pada bagian-bagian yang berbeda
dari jalur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan yang didapati dari
pengujian-pengujian di laboratorium dengan benda ujinya diambil selama jalannya
penghalusan;
(iv) keseragaman dari campuran yang diperoeh dengan cara penyebaran dan cara
pengadukan yang digunakan, ditentukan dengan dasar penglihatan selama penghalusan
dan dengan membandingkan variasi kekuatannya dari satu titik ke titik Iainnya dari
pengujian-pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan setelah 7 hari dengan frekwensi
seperti yang ditentukan pada Pasal 3.3.6(5);
(v) keefektifan dari penggilingan dan pemadatan, ditentukan dari pengujian-pengujian Scala
Penetrometer segera setelah dilalui sekali atau beberapa kali oleh mesin/ alat pemadat
untuk menciptakan hubungan (kira-kira/secara kasar) antara berapa banyaknya lintasan
dan kepadatan yang didapati, dan diperiksa dengan melakukan pengujian-pengujian
kepadatan lapangan dengan alat Sano Cone dari pekerjaan yang sudah selesai dengan
frekwensi seperti yang ditentukan di Pasal 3.36 (4) (b);
(vi) bulking ratio antara tanah lepas yang sudah dihaluskan dengan campuran yang sudah
dipadatkan, untuk menentukan ketebalan material lepas yang diperlukan untuk
menghasilkan ketebalan lapisan campuran yang ditentukan setelah dipadati;
(vii) kecukupan dan rancangan campuran semen-tanah, ditentukan dengan mengadakan
pengujian-pengujian CBR dan/atau UCS yang benda ujinya diambil dari campuran
(sebelum digiling) yang dibentuk dan dikeraskan selama 7 hari dengan frekwensi yang
ditentukan pada Pasal 3.3.6 (4) (a) dalam Addendum ini, dan disesuaikan jika dikira
perlu oleh Direksi dengan pengujian-pengujian UCS dari benda uji yang diambi dari
percobaan jalur yang sudah selesai.
(viii) batas-batas kerapatan dan kandungan air yang praktis untuk pengendalian pemadatan
didapat dari rancangan campuran laboratorium, ditentukan dengan melakukan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
pengujian-pengujian dari kerapatan dan kandungan air di lapangan dari campuran yang
baru dipadati dan membandingkan hasilnya dengan batas-batas yang dianjurkan.
(ix) hubungan antara CBR dan UCS percobaan campuran semen-tanah (dalam keadaan
dimana pengujian CBR disetujui atau diperintahkan oleh Direksi untuk monitoring
pengendalian kekuatan), dijelaskan di Iangkah (vii) di atas dengan menyiapkan dan
menguji contoh-contoh tersebut dengan kedua cara dan bandingkan kekuatan rata-
ratanya dari setiap cara tersebut pada waktu pengerasan 1, 7 dan 28 hari.
(x) hubungan antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (CBR dan/atau UCS)
untuk pencobaan campuran semen-tanah, ditentukan dengan mengadakan pengujian
penetrometer segera setelah dipadatkan (langkah (v) di atas), 7 hari setelah dipadatkan
(langkah (iv) di atas) dan 28 hari setelah dipadatkan, dan membandingkan hasil rata-
rata dari SPR yang dipadatkan dan setiap rangkaian dan hasil-hasil dari pengujian UCS
dan CBR yang dilakukan seperti di langkah (ix) di atas.
(xi) keperluan dan cara yang paling tepat untuk menambal retak dan pengendalian dengan
penggilasan, ditentukan dengan mengawasi jalur percobaan selama masa pengerasan
dan, jika banyak retak dan penyusutan terjadi, dengan pengendalian penggunaan
bermacam-macam model dan berat dari penggilingan.
(xii) modei dan lapisan tipis yang paling tepat dan cara pengerasan/ pengeringan dari Lapis
Pondasi Tanah Semen ditentukan dengan dasar penglihatan dari permukaannya dan
kecepatan dari hilangnya air seperti yang ditentukan oeh pengujian kandungan air.
(xiii) batas dan Scala Penetration Resistance (SPR) yang harus digunakan untuk penentuan
Tebal Efektif dari Lapis Pondasi Tanah Semen, yang didapatkan dari catatan penetrasi
dari Iangkah (x) di atas untuk lokasi yang mana kedalaman dari material yang
memuaskan diketahui secara tepat (dan benda uji yang diambil sebelumnya pada titik
yang sama yang digunakan untuk pengujan penetrometer dan dari pengujian kekuatan
yang dilakukan pada contoh campuran tanah-semen sebelumnya, sebelum didapatkan,
dari titik lokasi yang diuji); pada umumnya, batas SPR untuk penentuan tebal efektif.
(xiv) banyak jumah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan Lapis Pondasi Tanah Semen
yang memuaskan untuk kedalaman rancangan, ditentukan dengan merubah-rubah
banyaknya lapisan yang digunakan dalam bagian-bagian percobaan yang berbeda;
dimana hanya satu lapisan yang disarankan, penggunaan dua atau lebih dari lapisan yang
Iebih tipis juga harus dicoba dan dievaluasi.
(d) Berdasarkan dari data yang diambil dari jalur percobaan dan tidak lebih cepat dari pada 14
hari setelah jalur percobaan diletakkan, Direksi boleh memberi Kontraktor persetujuan untuk
meneruskan seperti yang direncanakan, atau memberikan persetujuan untuk meneruskan
dengan modifikasi - modifikasi (apa saja) ke rancangan campuran atau prosedur
pembangunannya yang dia rasa perlu, atau dia boleh menolak untuk penerusannya akan tetapi
memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan percobaan-percobaan lagi dengan material
yang akan digunakan; atau menganjurkan tanah lainnya atau menukar atau menambahkan
kapasitas dari mesin dan alat-alatnya.
3.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Persiapan Tanah Dasar
(a) Kecuali dalam hal pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan persiapan tanah dasar harus
dilakukan menurut persyaratan-persyaratan dari Spesifikasi ayat ini dan ketinggian, jalur serta
ukuran-ukurannya seperti di Gambar atau yang diperintahkan/ diminta oleh Direksi.
(b) Arti dari Tanah Dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan yang mana pekerjaan
selanjutnya dari pembangunan jalan akan dilakukan. Kecuali kalau ketinggian dan
perkerasannya harus dinaikkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar, permukaan tanah
dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan yang ada, kecuali kalau diperintahkan oleh
Direksi.
(c) Permukaan jalan yang ada harus dibersihkan dari material yang tidak diinginkan dan
kemudian di proof-roll. Setiap ketidaksamaan atau cekungan yang ada/terjadi di permukaan
tanah dasar selagi pemadatan harus dibetulkan dengan menebar tanah di permukaan daerah
tersebut dan menambah, membuang; atau menukar material itu, mengatur kandungan air jika
diperlukan, dan memadatkannya kembai agar supaya permukaannya halus dan rata.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(d) 20 cm tanah yang di bawah tanah dasar harus dipadatkan sampai kerapatannya seperti yang
ditentukan oleh AASHTO T 191, tidak boleh kurang dari 95% maksimum kepadatan kering
(maximum dry density) yang dipadatkan di AASHTO 7 99.
(e) Selain kalau disetujui oleh Direksi, angka/ hasil CBR dari tanah yang disiapkan untuk tanah
dasar ketika diuji mengikuti AASHTO T 193, harus paling sedikit 6% (enam persen) setelah
direndam selama empat hari waktu dipadatkan ke 100% dari maksimum kerapatan kering
seperti yang ditentukan di AASHTO T 99. Bilamana kondisi kekuatan ini tidak bisa didapati,
Direksi boleh memerintahkan Kontraktor untuk melakukan perbaikan tanah dasar yang
melibatkan pemindahan dan penggantian material yang tidak memuaskan atau menutupinya
dengan material pengurug yang memenuhi persyaratan di Spesifikasi ini, atau mengaduknya
dengan material berbutir kasar unfuk memenuhi persyaratan-persyaratan di Spesifikasi ini.
(f) Setelah selesai pemadatan dan sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya, permukaan tanah
dasar harus memenuhi toleransi permukaan yang ditentukan di Spesifikasi.
(g) Setiap daerah tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas yang disebabkan dari
keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya peletakan dari Lapis Pondasi Tanah Semen
harus diperbaiki sampai sesuai dengan Spesifikasi ini dengan biaya yang ditanggung oleh
Kontraktor.
(h) Sebelum peletakkan dari setiap bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen, tanah dasar padat yang
sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan material lainnya yang merusak dengan
penyemprot udara atau cara Lain yang disetujui, dan kalau perlu harus dibasahi, seperti yang
diperintahkan oleh Direksi.
(2) Pilihan Cara untuk Pengadukan dan Peletakan
Pengadukan dari tanah-semen-air harus dilakukan dengan cara pengadukan di tempat (mix-
inplace) atau pengadukan mesin di pusat (Central-plant-mix).
Pengadukan secara mesin biasanya dibatasi untuk tanah yang daya kekenyalannya rendah (low
plasticity). Suatu tanda batas plasisitas untuk tanah yang bisa digunakan di mesin pusat boleh
didapat dengan melipatkan index plastisitas (plasticity index) dari tanah itu dengan persentasi tanah
yang lebih halus dari pada ayakan #40. Kalau angkanya ini kurang dari 500 cara pengadukan
mesin dapat digunakan.
Bermacam-macam alat-alat yang dapat digunakan untuk pengadukan di tempat dapat dibagi dalam
empat kelompok.
(a) Piringan penggaru untuk pertanian, piringan luku untuk pertanian dan motor graders;
(b) Pencampur ringan yang mesinnya kurang dari 100 pk;
(c) Pencampur untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 pk (sering disebut
Pulvimixers);
(d) Single-pass soil stabilization machines (biasanya mesinnya lebih dari 100 pk);
Batas atas dari plastisitas tanah yang bisa didapati dengan berbagai mesin pengaduk di atas,
dicantumkan di Tabel 3.3.5.
TABEL 3.3.5 PETUNJUK UNTUK ALAT-ALAT PILIHAN YANG COCOK*
PETUNJUK UNTUK JENIS ALAT INDEK PLASTISITAS DARI TANAH
YANG DILIPATKAN DENGAN
PERSENTASI TANAH YANG LEBIH
HALUS DARI AYAKAN # 40
PERKIRAKAN TEBAL MAX.
YANG DAPAT DIPROSES
DALAM SATU PROSES
(cm)
Plant campur pusat < 500 Tanpa batas
Garu dan luku pertanian, dan
motor grader
< 1000 12 15
Rotavator ringan (< 100 hp) < 2000 15
Rotator beban berat (< 100 hp) < 3500 20 to 30
Tergantung pada jenis
tanah dan daya yang
diperoleh
Stabilizer lintasan tunggal < 2000 to 3000
Tergantung kepada daya kuda
20


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

* Catatan: Alat-alat tidak akan diterima atau ditolak dengan dasar dari tabel ini, yang mana
diberikan sebagai petunjuk umum untuk membantu Kontraktor.
(3) Peletakan dan Pengadukan dengan menggunakan cara pengadukan di tempat (Mix-in place)
(a) Tanah dari daerah pengambilan tanah yang telah disetujui harus diletakkan dan disebarkan
dengan rata di atas tanah dasar yang sudah disiapkan dan kadar airnya diatur untuk
mendapatkan hasil penghalusan yang tinggi. Kalau pengeringan diperlukan, kecepatan dan
pengeringan tersebut dimaksimumkan dengan mengaduk tanah yang terus menerus dengan
menggunakan agricultural harrows, atau alat yang sejenis, dan/atau menggunakan pulvimixer
untuk permulaannya sampai tanah itu cukup kering (untuk kemungkinannya dalam praktek).
(b) Kadar air Optimum tanah untuk penghalusan akan dibawah kadar air untuk Maximum dry
density, seperti yang ditetapkan AASHTO T 99, dan akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
Preliminary Field Trials yang diterangkan pada Artikel 3.3.4 dan Spesiikasi. Kalau disetujui oleh
Direksi, pekerjaan panghalusan harus dilakukan selagi kadar air di tanah tersebut sekitar 2%
(dengan berat tanah kering) dan angka yang ditentukan.
(c) Sebelum setiap semen ditambahkan tanah itu harus dihaluskan, kecuali untuk batu atau butir-
butir kasar; harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini waktu diayak kering:
Lewat ayakan 25 mm : 100%
Lewat ayakan #4 : 75%
(d) Tanah yang sudah dihaluskan disebarkan pada ketebalan yang setelah dipadatkan menjadi
ketebalan lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang diberikan pada Pasal 5.3.1 (3) (b).
Tebalnya lapisan material yang lepas (belum dipadatkan) yang akan diletakkan, akan seperti
yang ditentukan di percobaan-percobaan di lapangan (Field Trials) (Pasal 5.3.4 di atas). Banyak
jumlah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan ketebalan yang dirancangkan untuk Lapis
Pondasi Tanah Semen harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan harus berdasarkan
keseragaman dan kepadatan yang dapat dicapai oleh Kontraktor. Perintah dari Direksi untuk
menambah banyaknya lapisan harus tidak dijadikan dasar untuk penambahan waktu
konstruksi.
(e) Setelah tanah dihaluskan secara memuaskan, mengikuti parsyaratan yang diberikan pada. Pasal
3.3.5 (3) (c) di atas, semen harus disebarkan secara merata di atas tanah, baik dengan tangan
atau dengan mesin penyebar, pada kecepatan (rate) yang dihitung untuk menghasilkan kadar
semen seperti yang dirancang oleh Direksi dengan dasar dari rancangan campuran
laboratorium dari Preliminary Field Trials. Dalam hal penyebaran dengan tangan, petunjuk dan
jarak yang diperlukan untuk penyebaran ukuran standar semen per kantongnya (40 kg) yang
diberikan.
(f) Setelah semen disebarkan secara merata, mesin pengaduk harus mengaduk tanah dan
semennya untuk beberapa kali sampai campurannya merata keseluruhannya, yang dapat
dilihat dari warna adukannya yang merata. Direksi akan menentukan (paling sedikit berapa
kali mesin pengaduk harus bekerja, dan ini akan bardasarkan Preliminary Field Trial (Pasal
3.3.4 (1) di atas) dan berdasarkan persamaan jenis dari campuran yang didapat untuk
pekerjaan ini, seperti yang ditunjukkan di pengujian pengendalian Scala Penetrometer.
(g) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi pekerjaan peletakan tanah penghalusan tanah
dan pengadukan semen tanah harus selalu dilakukan dari bawah (di ketinggian manapun) ke
atas (yaitu seperti arah tanjakan).
(h) Kalau semen dan tanah ingin dicampur secara merata, kadar airnya harus ditambahkan karena
diperlukan untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan oleh prosedur rancangan
campuran aboratorium yang dijelaskan di Pasal 3.3.3 (2) pada Spesfikaii ini atau seperti yang
dirancang oleh Direksi berdasarkan Preliminary Field Trials atau cara lain.
Pada umumnya, batas bawah dari kadar air akan ditentukan dari Optimum Moisture Content
(OMC) di Iaboratorium untuk campuran semen-tanah dan batas atasnya akan 2% (dari
beratnya campuran semen-tanah) lebih tinggi dari pada OMC, seperti yang dijelaskan pada
Pasal 3.3.3 dari Spesifikasi ini. Air yang ditambah harus diaduk secara merata pada semen-
tanah dengan menambahkan beberapa kali pelewatan mesin pengaduk dan pemadatan harus
dilakukan secepat mungkin setelah itu.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(4) Pengadukan dan Peletakan dengan menggunakan Cara Pengolahan Terpusat (Central Plant)
(a) Mesin-mesin pengaduk yang tetap (tidak berpindah) mungkin menggunakan cara takaran
berat (weight-batching) atau cara pemasukan bahan campuran yang terus menerus
(continuous-feed) dan mungkin disertai dengan paddle mixers atau pan mixers.
(b) Kalau cara takaran berat digunakan ukuran dari jumlah material dan semen yang tepat
pertama-tama harus diletakkan seperti yang ditentukan untuk pemadatan di lapangan.
Perhatian harus diberikan ke jenis paddle mixer untuk memastikan bahwa semennya disebar di
loading skip secara merata di sepanjang daerah panempatan campuran. Dengan menggunakan
kedua paddle dan pan mixer, semennya harus dibagi secara tepat dengan timbangan yang
terpisah atau alat pembagi yang setelah itu digunakan untuk material yang sedang distabilisasi.
Materialnya harus dicampur sedemikian rupa sampai semennya merata keseluruhan.
(c) Kalau cara penakaran continuous-feed digunakan, mixing paddles, baffels dan kecepatan
pemasukan material harus disesuaikan agar materialnya bercampuran dengan rata. Semprotan
yang digunakan untuk penambahan air ke dalam adukan harus disesuaikan supaya kadar
airnya merata di keseluruhan campuran.
(d) Banyaknya dan besarnya kapasitas kendaraan untuk pengangkutan material adukan harus
disesuaikan dengan banyaknya adukan yang dihasilkan dan kecepatan pembangunan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang dirancang untuk lamanya
konstruksi.
(e) Campuran harus diletakkan di atas tanah dasar yang sudah dibasahkan, di lapisan yang
seragam dan harus disebarkan dengan paving machine atau spreader box yang mempunyai
kemampuan untuk meratakan material pada kedalaman/ ketebalan yang setelah dipadatkan
menjadi ketebalan yang dirancang, dalam toleransi yang ditentukan pada Pasa 3.3.1 (3) (b).
(5) Pemadatan
(a) Pemadatan untuk campuran semen-tanah harus dimulai secepat mungkin setelah pengadukan
dan operasi lainnya, termasuk pambentukan dan finishing, harus diselesaikan dalam waktu 60
menit sejak semen yang pertama menyentuh tanah. Semua operasi peletakan, pengadukan, dan
pemadatan dari lapis pondasi tanah semen harus dilakukan di bagian-bagian pendek dan
material dari setiap bagian harus dipadatkan sampai selesai dan dibentuk sebelum pengadukan
untuk bagian yang berikutnya bisa dimulai.
(b) Panjang maksimum yang diizinkan akan dirancang oleh Direksi berdasarkan kemampuan
kapasitas produksi Kontraktor, yang akan diperIihatkan selama Preliminary Field rials (Pasal
3.3.4) atau dari yang sesudahnya, tetapi dalam keadaan apapun tidak boleh lebih besar dari
200 meter. Dalam hal dimana Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan, pembatasan
ini dapat dibatalkan kalau Kontraktor dapat membuktikan sampai Direksi puas bahwa dia telah
menambah besarnya / jumlah produksi sampai cukup, tetapi tidak dalam hal manapun
Kontraktor bisa meminta pertambahanbahan waktu untuk penyelesaian pekerjaan karena
Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan.
(c) Pemadatan permulaan harus dengan sheepsfoot, pneumatic-tyred atau smooth-wheeled-
rollers, yang tidak dibolehkan secara langsung menyentuh/melindas material semen-tanah
yang sebelumnya diletakkan baik yang sudah mengeras maupun yang sebagian sudah
mengeras.
(d) Setelah penggilingan permulaan, pembentukan dengan menggunakan perata (grader)
mungkin diperlukan sebelum penggilingan terakhir. Pemadatan harus diselesaikan dengan
menggunakan pheumatic-tyred atau smooth-wheeled roller bersamaan dengan grader untuk
membuat bentuk dari Lapis Pondasi Tanah Semen seperti yang dirancangkan. Pada umumnya,
pada penggilingan terakhir, air (sedikit saja) juga disiramkan untuk membasahi permukaan
yang kering yang disebabkan oleh operasi pemadatan. Derajat dari kepadatan yang didapati di
seluruh Lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih dari 97% dan laboratory maksimum
dry density atau lebih dari batas kerapatan lainnya yang tinggi yang mungkin ditentukan oleh
Direksi dari hasil- hasil pengujian rancangan campuran laboratorium, dan Field Trials, atau
dari pengujian pengendalian kwalitas yang sedang berjalan.
(e) Perhatian khusus harus dihentikan untuk memperoleh pemadatan yang penuh di sekitar
sambungan yang memanjang dan yang melintang. Sebelum setiap material disambung dengan
material yang baru saja dipadatkan, pinggiran dari material yang sudah dipadatkan harus


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
dipotong untuk mendapatkan permukaan sampingnya yang tegak lurus padat dan tingginya
lapisan seperti yang disyaratkan. Material di sambungan yang melintang antara bagian
pinggiran akhir dari pekerjaan yang baru selesai dengan bagian pinggiran permulaan yang
baru harus dipadatkan dengan digiling secara melintang, sehingga seluruh tekanan dari
penggiling dapat digunakan sampai sambungan tersebut tanpa menyentuh secara langsung
material yang baru diletakkan. Ditambah lagi, Direksi mungkin menginginkan/
memerintahkan untuk penambahan pemadatan dengan penggunaan alat (tamping compactor
yang dipegang dengan tangan untuk memastikan pemadatan di sambungan-sambungan.
(f) Permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditutup dengan rapat, bebas
dari gerakan mesin pemadat dan tanpa tarahan pemadatan, gundukan-gundukan, retak-retak
atau material yang lepas. Semua yang lepas, terpisah (segregated) atau daerah yang cacat/jelek
harus diperbaiki sesuai dengan Pasal 3.3.1 (7) dalam Addendum ini.
(g) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi Tanah Semen,
butir-butiran batu yang memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini ditebar secara merata di
atas permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen dan ditanam ke dalam permukaan dengan
penggilasan. Butiran batu harus berukuran minimal 3 mm dengan takaran kira-kira 12
kg/m2.
(6) Rawatan Pengerasan
(a) Secepatnya setelah pemadatan dan pembentukan dari Lapis Pondasi tanah Semen dan
penanaman butiran batu, harus diletakkan penutup yang tipis untuk selama pengerasan
(curing membrane) di atas pekerjaan dan dibiarkan tertutup sampai paling sedikit 24 jam, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Curing membrane ini mungkin:
(i) lembaran plastik yang telah dibuktikan/ disetujui tidak dapat meresap, dikaitkan
secukupnya supaya tidak bisa terbang ditiup angin dan dengan sambungan yang
bertumpuk sepanjang paling sedikit 300 mm dipasang untuk mencegah kehilangan air,
atau
(ii) bahan dari/seperti karung yang harus selalu basah selama masa pengerasan; atau
(iii) material lainnya yang telah dibuktikan keefektifannya selama Preliminary Field Trial dan
disetujui oleh Direksi:
(b) Curing membrane tidak boleh dipindahkan setelah 7 hari setelah pencampuran dan
pemasangan Lapis Pondasi Tanah Semen, atau sebagaimana ditentukan Direksi Teknik atas
dasar percobaan di lapangan. Perawatan mengeras (Curing) harus dilanjutkan sampai aspal
dapat dipasang di atas Lapis Pondasi Tanah Semen. Pada sast itu Curing membrane harus
dibongkar dan Lapis Resap Pengikat disemprotkan sesuai dengan ketentuan dan Spesifikasi.
Bagaimanapun selama waktu 24 jam dari periece Curing, tidak boleh dipakai Lapis Resap
Pengikat.
(c) Kendaraan atau alat-alat konstruksi lainnya tidak diperbolehkan berjalan di atas permukaan
jalan selama 7 hari setelah pengadukan dan perletakkan dari Lapis Pondasi Tanah Semen, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi dengan dasar Field Trial. Selama masa ini Kontraktor
harus menjaga kelancaran lalu lintas yang melalui daerah pekerjaan dengan menyediakan
jalan simpang, sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam Sesifikasi ini.
(d) Pengendalian penggilasan lapis pondasi tanah semen akan diawasi oleh Direksi selama masa
permulaan dan pengerasan untuk mengurangi ukuran dan jarak dari retak-retak penyusutan.
Lamanya penggilasan ini akan ditentukan dari Preliminary Trial, seperti yang dijelaskan dalam
Pasal 3.3.4 (1) (c) dari Spesifikasi ini.
(e) Kalau Lapis Pondasi Tanah Semen akan dibuat dengan dua atau lebih lapisan, setiap Iapisan
yang sudah diletakkan harus dikeraskan sesuai dengan spesifikasi ini untuk paling cepat 7 hari
sebelum lapisan yang berikutnya dapat diletakkan.
3.3.6 PENGENDALIAN MUTU
(1) Pengendalian Persiapan Lapisan Dasar
(a) Banyaknya (frekwensi) pengujian pengendalian pemadatan lapisan dasar akan seperti yang
ditentukan oleh Direksi atas dasar keadaan lapangan. Paling sedikit, pengujian-pengujian sand
cone density akan diperlukan dalam jarak-jarak tertentu di sepanjang proyek yang tidak


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
melebihi 200 m, dan sedikitnya sebuah pemeriksaan kepadatan kering maksimum
Laboratorium harus dilakukan untuk setiap 10 pengujian kepadatan di lapangan.
(b) Frekwensi pengambilan/ pembuatan contoh dan pangujian tanah dasar untuk CBR akan
seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar macam-macam jenis tanah yang ditemui. Paling
sedikit satu pengujian CBR akan diperlukan untuk setiap jenis tanah untuk tanah dasar yang
didapati di sepanjang proyek.
(2) Pengendalian Penghalusan Tanah
(a) Contoh tanah yang telah dihaluskan akan diambil dan diuji di lapangan untuk menyesuaikan
ukuran partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 3.3.5 (3) (c), pada jumlah lima contoh
untuk setiap bagian pekerjaan (dan 200 meter atau kurang).
(b) Kalau ada pengujian yang gagal, penghalusan harus diteruskar untuk seluruh bagian pekerjaan
itu.
(3) Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Mix-In-Place (Pencampuran di tempat)
(a) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pengambilan contoh dan pengujian untuk
pengendalian kadar air selama penempatan dan pangadukan akan dilakukan pada jarak-jarak
yang tidak Iebih dari 100 meter di sepanjang proyek, dan pada setiap lokasi pengambilan
contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian contoh-contoh sebagai berikut:
(i) Contoh tanah sewaktu baru disebarkan di atas jalan (untuk penentuan pengeringan atau
pembasahan yang diperlukan sebelum penghalusan);
(ii) Sebuah contoh setelah pengadukan semen dengan tanah (untuk penentuan jumlah air
yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kadar air yang ditentukan untuk
pemadatan);
(iii) Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air ke dalam campuran semen-
tanah (untuk memeriksa bahwa kadar air yang ditentukan untuk pamadatan sudah
dipenuhi).
(b) Nilai pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan kedalam campuran setelah
setiap bagian dan pekerjaan dipadatkan; akan tetapi, hasil-hasil dan pengujian setiap hari kerja
harus diperhitungkan untuk mendapatkan optimasi di hari kerja berikutnya.
(4) Pengendalian Pemadatan untuk Lapis Pondasi Tanah Semen
(a) Secepatnya sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh dan campuran semen-tahah yang
lepas kenggang harus diambil dari lokasi yang ditentukan oleh Direksi dan berjarak tidakk
lebih dari 500 meter dengan yang lainnya di sepanjang proyek. Lokasi-lokasi yang dipilih
untuk pengambilan contoh/ benda uji harus di cross-section yang sama dengan yang di
monitor dengan penelitian tinggi permukaan dan Scala Dynamic Cone Penetrometer (lihat
Pasal 3.3.6 (6) dalam Spesifikasi ini). Pengambilan contoh harus dilakukan secepat mungkin,
untuk mengurangi hambatan dari mulainya penggilasan. Contoh-contoh yang diambil harus
secepatnya ditutup rapat di dalam kantong- kantong plastik yang tidak bisa tembus air atau
tempat-tempat penyimpanan untuk dibawa ke laboratonium di lapangan dimana contoh-
contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air) digunakan untuk
pembuatan benda-benda uji untuk pengujian-pengujian maximum dry density dan pengujian-
pengujian kekuatan (UCS atau CBR, sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi). Kecuali kalau
diperintahkan lain oleh Direksi, dua benda uji harus disiapkan untuk penentuan maximum dry
densty (menggunakan AASHTO T 99 pemadatan) den empat benda uji harus disiapkan untuk
pengujian kekuatan (menggunakan AASHTO T 193 untuk pangujian CBR atau per ASTM
D1632 untuk pengujian UCS).
(b) Secepatnya setelah pemadatan setiap lapisan selesai, pengujian-pengujian kerapatan di
lapangan (AASHTO T 191) harus dilakukan, di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi dan
berjarak yang tidak boleh Iebih dari 100 meter antara satu dan lainnya di sepanjang jalan.
Setiap lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan suatu lokasi pengambilan contoh-
contch semen-tanah yang lepas sebelum penggilasan. Hasil-hasil perbandingan dan kerapatan
dan kadar air pengujian sand cone harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari maximum
dry density dan optimum moisture content yang diukur dari dua benda uji yang dibuat, seperti
yarg diterangkan pada (a) di atas, untuk menentukan presentasi dari pemadatan yang didapat
di lapangan dan menentukan apakah kontrol air di lapangan memadai.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(5) Pengendalian Kekuatan dan Keseragaman dari Lapis Pondasi Tanah Semen
(a) Setelah pembuatan, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan yang diterangkan pada Pasal
3.3.6 (4) di atas harus dirawat mengeras (cured) di dalam kantong plastik yang ditutup rapat-
rapat dan udara di dalamnya Iembab, menggunakan cara yang diterangkan pada Pasal 3.3.3
(3) (b) dalam Spesifikasi ini kecuali dua benda uji tersebut harus dirawat mengeras di dalam
kantong sampai waktu pengujian dimana yang dua lagi harus dikeluarkan dari kantong plastik
setelah pengerasan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air selama 4 hari sebelum benda-
benda uji ini dapat diuji. Semua empat benda uji harus diuji untuk test kekuatan pada umur 7
hari dan pada hari yang sama pengujian-pengujian Scala Penetrometer dilakukan di lapangan
di cross section dimana semen-tanah benda-benda uji itu diambil. Angka kekuatan rata-rata
dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda yang direndam di dalam bak air yang didapat
harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium dari semen tanah untuk bagian pekerjaan yang
mana benda-benda uji tersebut diambil, dan harus dibandingkan dengan target strength
yang dicantumkan pada Tabel 3.3.3 atau yang ditentukan oleh Direksi. Dari angka kekuatan
laboratorium ini, kekuatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen di lapangan dapat diperkirakan
dengan memberikan perkiraan dari derajat pemadatan di lapangan, dan angkanya
dibandingkan dengan angka minimum yang ditentukan atau angka yang diberikan.
(b) Angka kekuatan rata-rata dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda uji yang tidak
direndam di dalam bak air yang didapat harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari
banyaknya pukulan di lokasi dimana benda-benda uji ini diambil, dan perbandingan ini akan
digunakan oleh Direksi untuk cek dan, kalau dia pikir perlu, mengatur kalibrasi antara Scala
Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (UCS atsu CBR).
(c) Hasil pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan untuk pengawasan ketebalan lapisan,
seperti yang ditentukan pada Pasal 3.4.6 (6) dalam Spesifikasi ini, juga akan digunakan untuk
memeriksa kekuatan keseluruhan rata-rata dan keseragaman dan material semen-tanah yang
dibangun dengan menggunakan kalibrasi-kalibrasi yang sudah ditunjukan, angka kekuatan
rata-rata dari tengah-tengah sepertiga bagian (middle ode-third portion) dari keseluruhan
lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen akan ditentukan dari setiap catatan penetrasi. Rata-rata
dari perkiraan angka-angka kekuatan ini untuk setiap 200 meter (atau kurang) bagian dari
Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih besar dari target strength yang ditentukan dalam Tabel
3.3.2, dan tidak satupun angkanya yang boleh kurang dari minimum strength yang ditentukan
dalam Tabel 3.3.2.
(d) Apabila terjadi perselisihan mengenai kekuatan yang sebenarnya di tempat (in-place) pada
Lapis Pondasi Tanah Semen yang sudah selesai, Direksi akan menganjurkan Kontraktor untuk
mengambil dan menguji material yang bentuk dari benda ujinya adalah silinder. Setiap benda
uji yang seperti itu harus dipotong supaya tingginya tepat dua kali garis tengahnya, dan ujung-
ujungnya harus dihaluskan dan diratakan (square to axis of the core). Waktu diuji dengan care
unconfened compression, kekuatan dari benda-benda uji tersebut harus melebihi batas
minimum yang diberikan pada Tebel 3.3.2.
(6) Monitoring Ketebalan Lapis Pondasi Tenah Semen
(a) Keteban Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dimonitor oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi, pada selang jarak 50 meter di sepanjang jalan dengan cara
pengukuran-pengukuran tinggi permukaan dan pengujian-pangujian Scala Penetrometer. Dua
macam ketebalan yang harus diukur :
(i) ketebalan di tempat (placed thickness); den
(ii) ketebalan yang efektif (Effective thickness).
(b) Ketebalan di tempat dari Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditetapkan dan
dimonitor sebagai kalkulasi/ perhitungan perbedaan tinggi permukaan sebelum dan sesudah
penempatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen, pada titik-titik monitoring yang telah ditandai di
penampang melintang (cross-sections) yang telah diteliti sepanjang proyek setiap 50 meter.
(c) Ketebalan yang efektif harus ditetapkan dan dimonitor sebagai ketebalan dari material Lapis
Pondasi Tanah Semen yang telah selesai memiliki kekuatan melebihi batas minimum yang
disyaratkan pada Tabel 3.3.2, sebagaimana diukur oleh Scala Penetrometer pada penampang
(cross-section) yang sama dengan yang dicatat pada pengukuran tinggi. Untuk pengukuran ini,
hitungan pukulan penetrometer harus di kalibrasi untuk kekuatan dengan cara yang
diterangkan pada Pasal 3.3.6 (5) dari Spesifikasi ini dan batas bawah dari ketebalan yang


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
efektif harus diambil dari titik di grafik kurva hitungan pukulan, setelah panghalusan untuk
menghilangkan variasi-variasi dari kekeliruan pembacaan dalam percobaan batas bawah dari
Scala Penetration Resistance yang disyaratkan dalam Tabel 3.4.3 atau seperti yang ditentukan
oleh Direksi berdasarkan percobaan di lapangan. Untuk menghindari ketidaksamaan,
pengujian penetrometer harus selalu dilakukan dengan cara standar yang sama seperti yang
dikemukakan di dalam Petunjuk Penggunaan DCP dan kurva hitungan pukuIan harus
digambarkan dengan menganggap bahwa angka hitungan pukulan yang diperoIeh dari setiap
pukulan yang diterapkan pada kedalaman yang diukur setelah pukulan tersebut diberikan.
(d) Pada setiap penampang melintang (cross-section) yang akan dimonitor urtuk ketebalannya
titik-titik yang akan diukur tingginya atau diuji oleh penetrometer harus diberi jarak yang
sama satu dengan Iainnya dan harus termasuk satu titik garis tengah jalan, satu titik pada tepi
luar dari bahu keras (hard shoulder) di kedua sisi jalan dan titik-titik diantaranya sebagaimana
diperlukan. Kecuali kalau ditunjuk oleh Direksi Teknik, jumlah total titik monitoring tiap
potongan melintang harus lima.
(e) Titik monitoring yang sama harus digunakan untuk pengukuran tinggi permukaan dan
pengujian penetrometer. Pada umumnya pengujian-pengujian penetrometer hanya harus
dilakukan setelah penempatan dari lapisan terakhir (paling atas) dari Lapis Pondasi Tanah
Semen, tetapi, apabila pengujian-pengujian dilakukan pada lapisan-lapisan antara tanah
semen, juga titik-titik monitoring harus berangsur-angsur digeser ke samping 20 cm di
sepanjang jalan untuk setiap lapisan baru, untuk menghindari kemungkinan dari ujung
kerucut melewati material yang sudah terganggu oleh pengujian-pengujian sebelumnya di
lapisan bawahnya.
(f) Setiap pengujian penetrometer untuk monitor ketebalan efektif tidak boleh digunakan sebagai
dasar pengukuran untuk pembayaran kecuali baik Kontraktor maupun Direksi, atau wakil-
wakil resminya sudah menyaksikan pengujiannya dan menandatangani catatan hitungan-
hitungan pukulan pada saat pengujian tersebut.
(g) Apabila terjadi perselisihan mengenai penggambaran grafik dari data hitungan pukulan, atau
dan interpretasi ketebalan yang efektif yang didapati dari grafik tersebut, keputusan Direksi
harus yang menjadi keputusan final dan harus dituruti, kecuali dimana dalam kasus
sedemikian Kontraktor memilih, atau ditunjuk oleh Direksi, untuk mengambil benda uji
(coring) untuk memastikan kedalaman material yang sudah disemen dengan baik pada titik
monitor atau titik-titik yang diperselisihkan.
(7) Kandungan Semen
Dalam hal dimana Lapis Pondasi Tanah Semennya tidak memuaskan yang keburukannya
diperkirakan karena kurang kandungan semen, Direksi boleh menunjuk Kontraktor untuk
melaksanakan pengujian-pengujian sesuai dengan AASHTO T 144 untuk menentukan dengan cara
analitis kandungan semen yang sebenarnya dan contoh-contoh campuran semen-tanah yang
diambil dari pekerjaan yang tidak sempurna tersebut.
3.3.7 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Bilamana lapis tanah dasar harus dipersiapkan untuk pemasangan pondasi tanah-semen,
volume lapis tanah dasar yang harus diukur untuk pembayaran adalah merupakan jumlah
meter persegi lapis tanah dasar yang sudah diselesaikan yang sesuai dengan persyaratan Bab
3.3 Spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian panjang dan lebar lapis tanah dasar yang
sudah dibuat sebagaimana diperlihatkan pada gambar rencana atau diukur di lapangan dan
disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Volume lapis pondasi atas stabilisasi tanah-semen yang harus diukur untuk pembayaran adalah
merupakan jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang sudah selesai sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ini, dan dihitung sebagai hasil perkalian dan total panjang yang diukur
sepanjang garis sumbu pondasi tanah-semen dengan rata-rata lebar yang dapat diterima dan
ketebalan yang dapat diterima pula.
(3) Lebar yang dapat diterima akan berupa lebar rencana pondasi tanah semen seperti ditunjukkan
dalam Gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik
di lapangan. Ketebalan yang dapat diterima akan berupa tebal rencana pondasi tanah-semen
seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau tebal terpasang yang ditentukan di


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
lapangan dengan pengukuran penampang melintang yang diambil setiap 50 meter panjang,
yang manapun ketebalan yang lebih kecil.
(4) Apabila perbaikan lapis pondasi atas tanah-semen yang tidak memuaskan diminta oleh Direksi
Teknik sesuai dengan Bab 3.3.1 (6) Spesiflkasi ini, tidak ada pembayaran tambahan yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yaqg dipedulikan.
(5) Volume semen yang harus diukur untuk pembayaran akan berupa berat semen sebenarnya
dalam ton yang dipasang dan dicampurkan ke dalam tanah untuk bagian pekerjaan yang
sedang diukur yang sesuai dengan perintah dan disetujui oleh Direksi Teknik Berat total semen
yang digunakan untuk bagian yang diberikan tersebut, harus diukur seperti yang dicatat oleh
pernyataan pemakaian semen setiap hari yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(6) Tidak ada pembayaran akan dibuat untuk semen yang hilang atau dibuang, atau untuk semen
yang digunakan di dalam daerah dimana pondasi tanah-semen danggap tidak dapat diterima
dan harus diganti.
(7) Volume aspal yang digunakan untuk menyelesaikan permukaan pondasi tanah-semen sebagai
lapis resap pelekat harus diukur sebagai jumlah dalam liter aspal yang disemprotkan sesuai
dengan persyaratan Bab 6.2 Spesiflkasi ini dan diterima dengan memuaskan oleh Direksi
Teknik.
3.3.8 Dasar Pembayaran
Volume lapis pondasi atas stabilisasi semen dan volume semen sebagaimana diberikan di atas akan
dibayar pada harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di
bawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup untuk semua
bahan-bahan, tenaga, peralatan, alat-alat bantu, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan bagi
penyelesaian pembuatan Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen yang memuaskan.
Nomor Item
Pembayaran
URAIAN Satuan Pengukuran
3.3.1
3.3.2
Lapis pondasi atas stabilisasi semen
Semen untuk Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen
Meter kubik
Ton




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 4 PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN


BAB 4.1. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK
COAT)

4.1.1. Umum

(1) Uraian

a. Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu
bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan
atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapan, untuk menutup
permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis
permukaan beraspal seperti Penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston HRS)
atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
b. Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan
sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal
sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

(2) Contoh Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum
dimulainya perkerjaan, rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk
digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabri pembuat dan data pengujian yang
menunjukkan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi
ini.
b. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan
bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

(3) Pembatasan Cuaca

Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit
lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakan hanya pada permukaan yang benar-benar kering.
Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada
angin kuat atau hujan deras, atau jika hujan mungkin turun.

(4) Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu-Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuan ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.
b. Permukaan-permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar permukaan jalan yang
sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan,
alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan juga peralatan dan saranan
untuk pertolongan pertama.
d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas, pekerjaan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan
pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik. Kontraktor
harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini
diizinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan
harus melindungi permukaan tersebut sebagaimana diminta di bawah Sub Bab 4.2.3.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memiliki penampilan
yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/kurang aspal atau alur daerah kaya
dimana kelebihan terkumpul.
b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resap pelekat yang tidak memuaskan
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian
pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan
bahan-bahan penyerap aspal.




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
4.1.2. Bahan-bahan

(1) Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat

a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi
kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226- Tabel 2), diencerkan dengan kerosin
(minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal
semen, atau seperi diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan
yang dilaksanakan dan/atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap
pelekat.
- Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80\100)
- Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70)
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair sedang).
b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya
bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lampung, lanau atau zat-zat organic. Persyaratan
gradasi untuk agregat penutup adalah :
- Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm.
- Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm.
Catatan : Agregat penutup akan juga digunakan sebagai bahan Penyerap Aspal.

(2) Bahan-bahan untuk Lapis Aspal Pengikat

a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis aspal berikut, sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
- Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal harus
diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.
- Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40%-60%, sesuai
dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan ssuai permintaan Direksi Teknik, Aspal Emulsi
harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.

4.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang diberikan Direksi
Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Intalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak
tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.
i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot.
ii. Peralatan untuk memanaskan aspal.
iii. Mesin gilas ban pneumatic.
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual.
b. Distributor aspal harus memenuhi standar rencana internasional yang disetujui dengan roda
pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat
menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang
ditentukan. Peralatan termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki,
thermometer untuk pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alat-alat untuk pengukuran
kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah.

(2) Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat

a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk
menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.

Batas tingkat pemakaian harus di dalam batas-batas berikut dan tingkat pemakaian harus
seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan.

Lapis Aspal Resap Pengikat : (Aspal keras Kekentalan Rendah-lihat Sub Bab 4.2.2).
- Untuk pondasi agregat, antara 0,6 1,6 l/m2
- Untuk pondasi tanah-semen, antara 0,3 1,0 l/m2



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Lapis Aspal Pelekat : (Aspal Keras atau Emulsi)
Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 4.2.1.
disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan.

TABEL 4.2.1. TINGKAT PEMAKAIAN LAPIS ASPAL PELEKAT
TINGKAT
PENYEMPROTAN
TINGKAT
PENYEMPROTAN
(Permukaan baru/kaya) (Permukaan Porous/lama)
JENIS BAWAH PENGIKAT
Liter / m2 Liter / m2
Aspal Keras (Cut back) (25: 100) 0,15 0,20 - 0,50
Aspal Emulsi 0,25 0,25 - 0,60
Aspal Emulsi (diencerkan 1 : 1) 0,50 0,50 - 1,20

b. Suatu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 4.2.2. untuk
berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.
Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan Bina
Marga untuk Tindakan Keamanan harus dipatuhi dengan sangat.

TABEL 4.2.2. SUHU PENYEMPROTAN
JENIS BAHAN PENGIKAT BATAS PERBEDAAN SUHU SEMPROT
Cut back 25 bagian Kerosin 110
0
10
0
C
Cut back 50 bagian Kerosin 70
0
10
0
C
Cut back 75 bagian Kerosin 45
0
10
0
C
Cut back 100 bagian Kerosin 30
0
10
0
C
Aspal Emulsi 200
0
- 10
0
C
Catatan : Tindakan pencegahan untuk keamanan penuh harus dilakukan jika memanaskan aspal
cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga Rd 0.3.6 (Vol. 1). Lampiran E
Langkah-Langkah Pengamanan dalam Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan
Aspal


(3) Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi Aspal

a. Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran
yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai
disetujui Direksi Teknik. Cacat cacat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan
setempat lapis pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.
b. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus
disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan dan pencucian kalau
perlu.
c. Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi dengan lapis aspal aspal resap pengikat Direksi
Teknik dapat meminta agar permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan, disiram dan
digilas segera, sebelum pemberian lapis aspal resap pengikat.

(4) Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat

a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus diukur dan
ditandai di atas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis aspal resap pengikat yang
diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi pengecekan
kemudian.
b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan alam masing-masing penyemprotan harus ditentukan
dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing
pemakaian. Tingkat pemakaian rata-rata harus berada di dalam batas 5 % tingkat
penyemprotan yang direncanakan.
c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksanakan dalam
operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengering lambat menjadi masalah,
volume pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis
pertama dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.
d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan
penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm 20 cm sepanjang pinggir yang
berdampingan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprot,
dan tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus selalu disebar ke
seluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.
g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan di
bawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

(5) Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat

a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, lalu lintas tidak boleh
diizinkan di atas permukaan yang sudah dilapis aspal resap pengikat sampai aspal tersebut
telah masuk ke dalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan
terkelupas di bawah lalu lintas. Jika harus mengizinkan lalu lintas sebelum waktunya, (tetapi
tanpa alasan apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat),
bahan peresap aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan
lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus
ditaburkan dari truk dalam satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal
basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi
yang menyambung dengan jalur yang belum dilapisi, satu garis selebar paling sedikit 20 cm
sepanjang pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.
b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang sudah dilapisi untuk waktu minimum dua hari
sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang
lebih cepat disetujui oleh direksi teknik. Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal
resap pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap ataupun aspal
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebelum pemberian

4.1.4. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume bahan aspal yang diperuntukkan sebagai lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal
pengikat yang diukur untuk pembakaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan
terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta
persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah
setiap lewatan semprotan.
(2) Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan
diperhitungkan sebagia kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh
lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur
atau dibayar secara terpisah.
(3) Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, di atas mana lapis aspal resap
pengikat harus dipasang, tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam
pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi.
(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal pengikat,
termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak
boleh diukur dan tidak boleh dibayar di bawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang
sesuai dengan item pembayaran yang relevan pada Spesifikasi ini.
(5) Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan
dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 4.2.1 (5), tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

4.1.5. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan di atas, akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk
item-item pembayaran tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan
kompensasi penuh untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak termasuk penyediaan dan pemasangan
lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat, agregat penutup, semua tenaga, peralatan dan
alat serta setiap pekerjaan kelengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian dan pemeliharaan
pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
Pembayaran
URAIAN Satuan Pengukuran
4.2.1.
4.2.2.
Prime Coat (Lapis Aspal Resap Pelekat)
Tack Coat (Lapis Aspal Pelekat)
Liter
Liter


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

BAB 4.2. LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON-HRS)

4.2.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa
campuran aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON-HRS), terdiri dari agregat,
filler (bahan halus sebagai pengisi) dan aspal semen dalam jumlah tertentu yang dihasilkan dalam
satu unit pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini sampai satu ketebalan 3 cm
sebagaimana ditentukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan
diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana.
Tidak boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana.
Akan tetapi tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan
Direksi Teknik serta diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis.
b. Perbedaan permukaan HRS yang sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan
sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang di dapat dari laboratorium Instalasi
Campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas
Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca

LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan perkerasan kering.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat
umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang
memadai harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.
b. Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang
sesuai, yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan
Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian. Kontraktor
harus bertanggung jawab semua akibat lalu lintas yang diizinkan, sementara pekerjaan jalan
sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

Lapis permukaan HRS jadi, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak memenuhi persyaratan ini
dan yang dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan cara
menyingkirkan atau mengganti, menambah satu lapis tambahan dan/atau cara lain yang dianggap
perlu oleh Direksi Teknik.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
4.2.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari P.U. Propinsi,
Departemen P.U. (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat Instalasi Campur
Pusat (CMP), kecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian
laboratorium yang berhubungandengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu
produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P (Instalasi
Campur Pusat).
c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum Spesifikasi dari Spesifikasi Umum Bina
Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3).

(2) Agregat

a. Agregat Kasar
Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah
dengan kerikil alam bersih yang sesuai.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 4.2.1 berikut :

TABEL 4.2.1 PESYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
19.0
12.5
9.5
4.75
0.075
100
30-100
0-55
0-10
0-1

b. Agregat Halus
Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok, dan
harus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan Tabel 4.2.2 berikut.

TABEL 4.2.2 PESYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
9.5
4.75
2.36
0.60
0.075
100
90-100
80-100
25-100
3-11

c. Filler (bahan halus sebagai pengisi)
Bahan filler akan terdiri dari debu batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda yang
harus dibuang, ia akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos 0,60 mm dan tidak kurang dari 75%
berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kualitas yang
diberikan pada Tabel 4.2.3 di bawah.
TABLE 4.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena Abrasi
(500 putaran)
Bahan aspal setelah pelapisan dan
pengelupasan
Maksimum 40%

Minimum 95%


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(3) Bahan Aspal
a. Bahan aspak harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen
80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 Tabel 2.
b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan
aspal, bila diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP (Instalasi Campuran Pusat) Bahan Additif (tambahan) harus dari satu jenis yang
disetujui oleh Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.

4.2.3 Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana
campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 4.2.4.
TABLE 4.2.4 KOMPOSISI CAMPURAN
FRAKSI RENCANA CAMPURAN
PERSENTASI LOLOS ATAS
BERAT TOTAL CAMPURAN
ASPAL
Fraksi Agregat Kasar (>2.36 mm)
Fraksi Agregat Halus (2.36 mm 0.075 mm)
Fraksi Filler
20-40
47-67
5-9
KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)
Kandungan aspal effektif
Kandungan Aspal yang diserap
Kandungan Aspal Total sebenarnya
Ketebalan film aspal
- Minimum 6.8
- Maximum 1.7
- Minimum 7.3
- Minimum 8 micron

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana
yang sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi ini pada Sub bab 4.2.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat (CMP) diberikan pada Tabel
4.2.5.

TABEL 4.2.5. PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
Kandungan rongga
udara campuran padat
Tebal Film Aspal
Kuosien Marshall
Stabilitas Marshall
Stabilitas Marshall
sesudah direndam 24
jam
% atas volume total
campuran

Mincron
KN/mm
Kg
% stabilitas asli
4 % - 6 %

Minimum 8
1.0-4.0
450-850
Minimum 75 %

4.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Alat Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Alat dan Unit Produksi yang
disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.
Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan
campuran aspal. Akan tetapi, dimana alat paver (perata) tidak dapat diperoleh dan
tergantung kepada perintah Direksi Teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus
dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan gerakan, sekop dan kereta dorong.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal,
yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi
dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.
ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat kemiringan dari
penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan mengenai volume
dan kualitas penanganan.
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas roda atau mesin gilas roda tandem dengan
total berat 6 ton 10 ton).
Sebuah mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2 (120
lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg 2500 kg beban per roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat.
Sebuah distributor / penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas
i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil yang
diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya
sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan. Pondasi
tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas atau yang harus dibuang.
ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan lapis
Aspal Resap Pengikat pada suatu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat pemakaian yang
lain menurut petunjuk Direksi Teknik (Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada
i. Bilamana pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada, setiap
kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang, bagian-bagian
ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan diperbaiki
sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
ii. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih dari
semua batu lepas serta bahan-bahan yang harus dibuang dan disemprot dengan Lapis Aspal
Pengikat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/2 kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Pengharapan

a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang di pinggir perkerasan/ bahu
jalan mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan mesin
i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, screed pada paver harus dipanaskan, dan
campuran aspal harus dituangkan ke dalam paver pada satu temperature di dalam batas-
batas 140
0
C-110
0
C.
ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat
ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan atau sebagian lebar perkerasan yang praktis.
iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak
permukaan, robek-robek atau suatu ke-tidak teraturan lainnya pada permukaan. Tingkat
penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal
rencana.
iv. Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut harus
dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan
dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah (segregasi), harus
dikoreksi dengan penyebaran fines (bagian halus) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi,


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-partikel kasar tidak boleh
disebarkan di atas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper atau
dimana saja dalam paver.
vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada separuh
lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pelapisan separuh lebar yang
kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut dibongkar
muatannya dan campuran aspal panas tersebut harus dihampar dengan minimum
penundaan. Bilamana digunakan truk bak rata untuk pengiriman, campuran tersebut harus
dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas lintasan jalan demikian sehingga sangat
sedikit segregasi. Tidak boleh ada usaha menebarkan campuran secara langsung dari truk.
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan untuk
merapikan permukaan. Mistar lengkung di tengah atau batang lurus harus digunakan untuk
mengatur permukaan di antara papan screed.
iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat
punggung jalan di tengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar bekerja dari
papan pinggir ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang. Penghamparan
harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang seragam tanpa segregasi. Bila
terjadi segregasi, partikel-partikel kasar harus disingkirkan dari permukaan sebelum
pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba dengan tangan.

(4) Pemadatan Permukaan LATASTON (HRS)

a. Pengendalian Temperatur
i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa
dan ketidak rataan dibetulkan.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai bilamana
suhu campuran turun di bawah 110
0
C serta diselesaikan suhu turun di bawah 65
0
C
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara berturut-turut
dengan urutan sebagai berikut :
Waktu sesudah
dihampar
Suhu
penggilasan
1. Tahap awal penggilasan
2. Penggilasan antara atau kedua
3. Penggilasan akhir
0 10 menit
10 20 menit
20 45 menit
110
0
C 100
0
C
110
0
C 80
0
C
80
0
C 65
0
C

b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda
baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin gilas ban.
Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin untuk
menghindari pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang mungkin mengakibatkan
penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di belakang
penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih dalam
temperature yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan
dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan untuk
menghapus / membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas.
iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan
berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali pada
penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak menuju ke
sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus berlapis tindih pada
paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh berhenti pada titik titik di
tempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.
v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke jalur
yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi
berjalan di atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas tersebut akan
melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit melintang sambungan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
dengan lintasan berikutnya, sehingga sambungan yang rapih terpadatkan secara
menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan
pemadatan yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut dalam kondisi dapat
dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan lainnya
dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut
harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat.
b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung
jalan yang ditetapkan dan tingkat kemiringannya berada dalam toleransi yang telah
ditentukan. Setiap campuran yang lepas dan pecah-pecah, bercampur dengan kotoran, atau
yang tidak sempurna, harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap
luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal, atas perintah
Direksi Teknik harus disingkirkan dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-
sambungan tinggi, bagian ambles dan berongga harus diperbaiki menurut permintaan
Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor akan
merapihkan pinggiran-pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak
setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan
a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegak.
Suatu laburan tipis lapisan aspal digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan, yang
dilakukan, akan diterapkan tepat sebelum tambahan campuran dipasang pada bahan yang
telah digilas sebelumnya.

4.2.5 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

a. Test laboratorium akan dilaksanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP (Instalasi
Campuran Pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan
memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 4.2.5.
Data pengujian akan diberikan kepada Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, serta
pengujian selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan demikian oleh Direksi Teknik.
b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus memperoleh dan
menyediakan catatan-catatan ujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan,
pengendalian suhu, kepadatan / stabilitas / aliran Marshall, dan penyerapan aspal oleh
agregat. Ujian ini dicatat dibawah dalam Tabel 4.2.6.

TABEL 4.2.6. UJIAN LABORATORIUM UNTUK LATASTON (HRS)
REFERENSI TEST
TEST
AASHTO BINA MARGA
TIPE
Ketahanan terhadap Abrasi
Agregat kasar ukuran kecil
menggunakan mesin Los
Angeles
T 96 PB 0206 76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm
Pelapisan dan pengelupasan
campuran agregat aspal
T 182 PB 0205 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan
pengelupasan
Ketahanan terhadap kelelehan
plastic campuran aspal
menggunakan instrument
Marshall
T 245 PC 0201 76 Test Marshall untuk pemilihan gradasi
optimum dan kandungan bahan
pengikat, termasuk :
- Stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum
campuran perkerasan aspal
T 209 - Untuk menentukan rongga udara
dalam campuran dan penyerapan aspal
oleh agregat.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Berat jenis menyeluruh
campuran aspal dipadatkan
T 166 - Menentukan kerapatan pemadatan HRS
terhadap persentasi kepadatan
Marshall.
Pengaruh panah dan udara
terhadap bahan aspal (Test
Film Oven ini)
T 179 - Menentukan pengaruh minimum
ketebalan film

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke
keadaan semula dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor
di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 4.2.7. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk
kesesuaian dengan punggung jalan,
kemiringan melintang dan ketinggian
yang ditetapkan.

ii. Pengujian kepadatan inti HRS terpasang
dan dipadatkan.





iii. Ketebalan lapis permukaan






iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal
dan batang lurus panjang 3 m sesudah
pemadatan awal dan pemadatan akhir.


Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Kepadatan campuran yang sudah disatukan
yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95 %
specimen (contoh bahan) dipadatkan di
laboratorium.

Ketebalan HRS terpasang yang harus dipantau
dengan inti perkerasan atau dengan cara lain
yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut
harus diambil oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji
sebagaimana diperintahkan.

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan,
untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan
pemadatan.

4.2.6 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton
campuran aspal HRS yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik.
Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan
disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat padat HRS
akan diambil sebagai 2,20 ton/m3, kecuali dinyatakan lain.

(2) Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai
jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai
panjang bagian perkerasan diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang
diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan
sebagaimana ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Volume
untuk pembayaran adalah luas diukur dikalikan dengan tebal HRS terpasang. Dalam kejadian
bahwa tebal HRS terpasang padat adalah kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibuat
dengan menggunakan suatu volume yang diperbaiki yang sama dengan :
Luas diukur sebenarnya x
rencana tebal
sebenarnya rata rata diukur tebal

Tidak ada penyesuaian volume akan dibuat untuk tebal yang melebihi tebal rencana kecuali
tambahan ketebalan tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(4) Bila satu lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat dipasang sesuai dengan kontrak
tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut
akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 4.2.1 dan 4.2.2 Spesifikasi
ini.

(5) Bilamana HRS dipasang di atas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan
pemeliharaan lapis pondasi atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan
dimasukkan dalam pekerjaan yang perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai
dengan persyaratan spesifikasi.

(6) Bilamana HRS dipasang di atas perkerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk
membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang runtuh dan
bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang
relevan di bawah spesifikasi ini.

(7) Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah dimintakan yang sesuai
dengan Sub Bab 4.2.1. (6) Spesifikasi, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk
pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran bagi LATASTON (HRS)

4.2.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
semua pekerjaan-pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis permukaan
LATASTON sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
Pembayaran
U R A I A N Satuan Pengukuran
4.2.1.
4.2.2.
Produksi LATASTON (HRS)
Memasang LATASTON (HRS)
Ton
Meter Persegi


BAB 4.3. ASPAL BETON (A.C)

4.3.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari
campuran aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah agregat
tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instansi campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai
dengan Spesifikasi spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm 5 cm atau seperti yang diminta
demikian dalam daftar penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis
permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai lapisan ulang
diatas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana.
Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90% tebal
rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atas
keputusan Direksi Teknik serta diberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor.
b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak
boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus
panjang 3,0 m.

(3) Contoh Bahan



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari laboratorium
Instalasi Campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu
Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca

Aspal beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat
umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan
pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan
pekerjaan.
b. Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar
perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif) jalan yang sesuai sehingga
disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan aspal beton di padatkan sepenuhnya hingga memuaskan Direksi
Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi sampai 15
km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara
pekerjaan jalan berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan/atau cara
lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

4.3.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke CMP
(Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan test
laboratorium yang diperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan
pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan
bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur Pusat)
c. Kualtias aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum, Spesifikasi Umum Bina
Marga bulan Maret 1989 (Buku 3 Bab 6.3)

(2) Agregat

a. Agregat Kasar
agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah dengan
kerikil alami yang bersih.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 4.3.1 berikut :



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABEL 4.3.1 PESYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
19.0
12.5
9.5
4.75
0.075
100
30-100
0-55
0-10
0-1

b. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.
Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 4.3.2 berikut :

TABEL 4.3.2 PESYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
9.5
4.75
2.36
0.60
0.075
100
90-100
80-100
25-100
3-11

c. Filler
Bahan filler akan terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda yang
harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari
75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang diberikan
pada Tabel 4.3.3 di bawah.

TABLE 4.3.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena Abrasi
(500 putaran)
Penahanan aspal sesudah
pelapisan dan pengelupasan
Maksimum 40%

Minimum 95%

(3) Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen
80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 Tabel 2).
b. Suatu bahan adhesiv (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan
aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada
CMP (Instalasi Campuran Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui
Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan dicampur
sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

4.3.3. Persyaratan Campuran
(1) Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 4.3.4.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABLE 4.3.4 KOMPOSISI CAMPURAN
FRAKSI RENCANA CAMPURAN
PERSENTASI LOLOS ATAS
BERAT TOTAL CAMPURAN
ASPAL
Fraksi Agregat Kasar (>2.36 mm)
Fraksi Agregat Halus (2.36 mm 0.075 mm)
Fraksi Filler
30-50
39-59
4.5-7.5
KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)
Kandungan aspal effektif
Kandungan Aspal yang diserap
Total kandungan Aspal sebenarnya
Tebal Film aspal
- Minimum 6.2
- Maximum 1.7
- Minimum 6.7
- Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana
sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi pada Sub bab 6.8.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP (Instalasi Campuran Pusat) diberikan pada Tabel
4.3.5.

TABEL 4.3.5. PERSYARATAN SIFAT - SIFAT CAMPURAN
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
Kandungan rongga
udara campuran padat
Tebal Film Aspal
Kuosien Marshall
Stabilitas Marshall
Stabilitas Marshall
tertahan (rendaman 24
jam)
% atas volume total
campuran
Mincron
KN/mm
Kg
% stabilitas asli
4 % - 6 %

Minimum 8
1.8-5.0
550-1250
Minimum 75 %


4.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Alat Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.

Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus
paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata
campuran aspal beton. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan
tergantung kepada Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat
dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

b. Jenis peralatan berikut akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal,
yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut harus
dilengkapi dengan dasar bak logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi
minyak bakar.
ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi, peralatan
untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga mesin sendiri
yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang melintang yang
diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan persyaratan terhadap kinerja volume dan
kinerja kualitas
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut :
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton 10 ton total
berat).


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2
(120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg 2500 kg muatan per
roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat .
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk
pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan
a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas
i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama benar
dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya
sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan di
bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas dan harus
dibuang.
ii. Sebelum meletakkan aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan lapis Aspal
Resap Pengikat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya menurut perintah
Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini)

c. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada
i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang diatas satu permukaan aspal yang
ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk lubang-lubang,
bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan dari
semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemport dengan Lapis
Aspal Pengikat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/2 kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Pengharapan
a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan / bahu
jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan Mesin
i. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed pada paver harus dipanaskan, dan campuran
aspal harus dituangkan ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-batas 140
0
C-
110
0
C.
ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai ke tingkat
ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan yang mungkin.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-retak
pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam permukaan.
Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi
persyaratan tebal rencana.
iv. Jika terjadi suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan, paver tersebut harus
dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki.
Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan
menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan harus
dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang
discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau
dimana saja pada paver.
vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan separuh lebar
yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh lebar jalan
yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan dibongkar
muatannya serta campuran aspal panas tersebut harus dihampar dengan penundaan
minuman. Bilamana truk - truk bak datar digunakan untuk pengiriman, campuran tersebut
harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara tegak di atas lintasan jalan
sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit mungkin. Tidak boleh ada coba-coba
dilakukan untuk menyebar campuran tersebut secara langsung dari truk.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu yang digunakan untuk
merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk
mengatur permukaan diantara papan screed.
iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan papang
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihamparkan, bekerja dari papan
pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang. Penghamparan
harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam tanpa segregasi.
Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari permukaan sebelum
pemadatan dan dibuang. Jangan dicoba untuk mencampur kembali dengan tangan.

(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton
a. Pengendalian Suhu
i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus
diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika suhu
campuran tersebut turun di bawah 110
0
C dan harus diselesaikan sebelum suhu turun di
bawah 65
0
C.
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut
dengan urutan penggilasan sebagai berikut :

Waktu Sesudah
PENGHAMPARAN
Suhu
PENGGILASAN
0
C
i. Tahap awal penggilasan
ii. Penggilasan kedua/antara
iii. Penggilasan akhir
0 10 menit
10 20 menit
20 45 menit
110 100
110 80
80 65

b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan mesin gilas
roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah mesin
gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu cukup lambat untuk menghindari
pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah
penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang mungkin menimbulkan penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat mungkin di belakang
penggilasan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran tersebut masih pada satu
temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan
dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan
untuk membuang semua tanda bekas roda mesin gilas.
iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah luar
yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah perkerasan,
kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang
bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada
titik titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan lintasan sebelumnya.
v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus bergerak di
atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari 15 cm roda
kemudi jalan / lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus
terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang
dipadatkan rapih secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut dalam
kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak
teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas,
roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan
yang ditetapkan didalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-
lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di sekitarnya dan
setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi,
bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh
Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan
a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya
kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai
tepat sebelum tambahan campuran dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

4.3.5. Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung
jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum
dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel dibawah ini.
Data uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu dan pengujian
lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Persyaratan Sifat-Sifat campuran
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
- Kandungan rongga udara campuran padat
- Koefisien Marshall
- Stabilitas Marshall
- Stabilitas Marshall direndam 24 jam
% atas volume total campuran
KN/mm
Kg
% stabilitas asli

4% - 8%

1.8 5.0
450
Min. 75%

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan
menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan / stabilitas / aliran Marshall dan penyerapan aspal
oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel dibawah ini.

TABEL 4.3.5. TEST LABORATORIUM ASPAL BETON
REFERENSI TEST
TEST
AASHTO BINA MARGA
TIPE
Ketahanan terhadap Abrasi
Agregat kasar ukuran kecil
menggunakan mesin Los Angeles
T 96 PB 0206 76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm
Pelapisan dan pengelupasan
campuran agregat aspal
T 182 PB 0205 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan
dan pengelupasan
Ketahanan terhadap kelelehan
plastic campuran aspal
menggunakan instrument
Marshall
T 245 PC 0201 76 Test Marshall untuk pemilihan
gradasi optimum dan kandungan
aspal meliputi :
- Nilai Stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran
perkerasan aspal
T 209 - Untuk menentukan rongga udara
dalam campuran dan penyerapan
aspal oleh agregat.
Berat jenis menyeluruh
campuran aspal dipadatkan
T 166 - Menentukan berat padat Lapis
Aspal Beton Pondasi Atas dengan
persentasi berat Marshall.
Pengaruh panas dan udara pada
bahan aspal
T 179 - Menentukan tebal film effektif
minimum




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(4) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan
semula dengan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 4.3.7. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk
kesesuaian dengan punggung jalan,
ketinggian dan kemiringan
melintang.

ii. Pengujian berat / kepadatan inti
aspal beton terpasang dan
dipadatkan (AASHTO T 166)





iii. Ketebalan lapis permukaan







iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari
dengan mal dan punggung dan batang
lurus panjang 3 m sesudah pemadatan
awal dan pemadatan akhir.

Contoh inti harus diambil setiap 200 m,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik. Kepadatan campuran yang
sudah disatukan yang telah diuji, tidak
boleh kurang dari 95 % specimen
(contoh bahan) dipadatkan di
laboratorium.

Tebal lapis beton terpasang yang harus
dipantau dengan inti perkerasan atau
dengan cara lain yang diminta oleh
Direksi Teknik. Inti tersebut harus
diambil oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik pada suatu
titik yang diperintahkan demikian.

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan
terselesaikan, untuk pengendalian mutu,
keseragaman dan pemadatan.

4.3.6. Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur
dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung,
dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis padat
ATB akan diambil sebagai 2,25 ton/m3, terkecuali dinyatakan lain.

(2) Volume Aspal Beton yang dihampar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai
jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai
panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata
yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang
telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan
dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :
Luas diukur sebenarnya x
rencana tebal
sebenarnya rata rata diukur tebal

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat
diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

(4) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran Spesifikasi
ini.

(5) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis produksi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi ini.

(6) Bilamana Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item yang relevan di Spesifikasi ini.

(7) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab 4.3.1.
(6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau
volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

4.3.7. Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal
Beton sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji inti (core) perkerasan yang
diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan
benda uji inti harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit
harus diambil dua buah dalam arah melintang dari masing-masing penampang lajur yang diperiksa.
Jarak memanjang dari penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 200 m dan harus
sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil dalam setiap ruas yang diukur
pembayaran tidak kurang dari 6 (enam).

Nomor Item
Pembayaran
U R A I A N Satuan Pengukuran
4.3.1.
4.3.2.
Produksi Aspal Beton
Memasang Aspal Beton
Ton
Meter Persegi



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB V - PEKERJAAN BETON

1.3.1 Umum

(1) Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta/
diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang
memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila
dicampu dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar serta
memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan
kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk
memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan
kecuali diminta demikian didalam persyaratan Kontrak khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang IndonesiaPBI Tahun 1971 atau perbaikan yang
terakhir harus sepenuhnya ditetapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara
lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut
dalam PBI 1971.

(3) Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 1.3.1.

TABEL 1.3.1. KELAS-KELAS BETON
Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian
I Bo Non Struktural Beton kurus untuk alat pondasi dan perataan pondasi.
K 125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar, penutup
pipa-pipa
K 175 Struktural Beton dengan penulangan ringan di gunakan untuk
pondasi pelat, dinding-dinding Kaison, Kereb, dan jalan
setepak. II
K 225 Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar,
kolom-kolom lantai/ pelat lantai/ dinding penahan,
gorong-gorong pipa, gorong-gorong kotak
persegi.
K 275
Sampai K 350
Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan, dan
bagian-bagian konstruksi utama lainnya.

III
K 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton
pratekan dan tiang-tiang beton pracetak
Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton didalam air

(4) Toleransi
a. Toleransi dimensi
- Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter + 5 mm
- Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter + 15 mm
- Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol
- Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

b. Toleransi posisi (dari titik acuan) + 10 mm
c. Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding- dinding + 10 mm
d. Tolerans ketinggian permukaan + 10 mm
e. Tolerans untuk selimut beton di atas baja tulangan
- Sampai 5 cm atau lebih 0 dan + 5 mm
- Selimut dari 5 cm sampai 10 cm + 10 mm

(5) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk
pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan
dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus menyerahkan gambar-
gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.

c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran
atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan-bahan
a. Agregat harus disimpan secara berpisah sesuai dengan ukuran- ukuran untuk mencegah
terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu
penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu
lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpanan semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari
3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam pekerjaan- pekerjaan
konstruksi.
b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga
semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus
dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan- bahan (PBI 1971, pasal
3.9).
(7) Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada keadaan
cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi teknik
harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda
sampai membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh/ dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak karena
hujan.

(8) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan
a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi
(kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki
menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :
- Perubahan dalam perbandingan campuran
- Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak
memuaskan oleh Direksi Teknik.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
- Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian- pengujian betonnya ternyata tidak
memuaskan.
b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu
pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi,
untuk dapat membuat penilaian mutu yang benar.
1.3.2 Bahan

(1) Semen

a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis P.C.
(Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85 :
Tipe I : Pemakaian umum tanpa-tanpa sifat- sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat (sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi.
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah.
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi terhadap sulfat yang tinggi).

b. Kendali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus
diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi
Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber
yang dipertimbangkan mulutnya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T26).

(3) Agregat

a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan
pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 1.3.2
dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 1.3.3.
iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas
minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan
(acuan).
iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
v. Semua Agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic
menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test
warna, harus ditolak.
vi. Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 1.3.2 berikut ini,
namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila
kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat
dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABEL 1.3.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT
UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
STANDAR
(mm)
IMPERIAL
(inches)
AGREGAT
HALUS
PILIHAN AGREGAT KASAR
50 2 100
37 1 1/2 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 3/4 35 - 70 - 90 - 100 100
13 1/2 - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
4,75 # 4 95 - 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 - 15
2,36 # 8 - - 0 - 5 0 - 5 0 - 5
1,18 # 16 45 - 80 - - -
0,3 # 50 10 - 30
0,15 # 100 2 - 10

c. Syarat- Syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang diberikan pada
Tabel 1.3.3 di bawah

TABEL 1.3.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT
URAIAN BATAS PENGUJIAN
AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40% -
Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5
putaran
12% 10%
Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 1% 3%
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm (# 200) 1% 3%

(4) Filter (bahan pengisi) sambungan

a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan
AASHTO M 172 jenis Elastis dituangkan panas.
b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan- sambungan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M 153. Filter bentuk karety spons (bunga karang) dan Filter Gabus
sambungan Muai.

1.3.3. Perencanaan Campuran Beton

(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan berat)

Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan- perbandingan
bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam
PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada table 1.3.4 Gradiasi dan ukuran
maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar diberikan pada Tabel 1.3.2.

TABEL 1.3.4 PERBANDINGAN (PROPINSI) DISAIN CAMPURAN BETON (BERDASARKAN BERAT)
UKURAN AGREGAT MAX.
YANG DISARANKAN (mm)
PERBANDINGAN AIR/SEMEN
OPTIMUM
KELAS
BETON
BERAT
SEMEN
TOTAL
Kg/m3
KELAS A KELAS B PERBANDING
AN (RATION)
DNG.BERAT
Kg/m2
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.35 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B I/O 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225 (didalam air) 400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh persyaratan
kekuatan yang ditetapkan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)

Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi teknik secara tertulis,
bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan
volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :
a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong
b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang
direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak
tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata
diatas.
c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang
mengembang karena kadar air.
i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan
untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir amat basah 100 130 Kg/m
3
Pasir basah sedang 60 65 Kg/m
3
Pasir lembab 30 35 Kg/m
3
ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menentukan besarnya pengembangan.
d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tepat yang sesuai.
e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut, yang
diberikan pada table 1.3.5.
TABEL 1.3.5. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN KECIL
(BERDASARKAN VOLUME)

VOLUME UNTUK 200 KG BETON
PASIR (M3)

AGREGA
T KASAR
(m3)
AIR (LITER)


KELAS
PEKERJAAN
CAMPURAN
NOMINAL
(DENGAN
VOLUME
BAHAN-
KERING)
SEMEN
(40 KG)
KANTONG
LEMBAB KERING PASIR PASIR
LEMBAB KERING

1:23:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 Gelagar, pelat
lantai
Kolom-beton
bertulang
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 Pelat-lantai
beton ber-
tulang dan
beton tanpa
tulang
1:2, 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 Beton massa,
dinding
Penahan dan
Pekerjaan
Umum
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton
masa
Catatan : Semen 40 kg bervolume 0,035 KM3

(3) Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan
membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh direksi Teknik,
menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan
dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 1.3.6.

(4) Persyaratan Sifat-Sifat Campuran

a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 1.3.6 dibawah atau yang disetujui
Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan
pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
TABEL 1.3.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON
KEKUATAN TEKAN MINIMUM
Kg/cm2
SLUMP YANG
DIIZINKAN (mm)
KUBUS 15 CM
SILINDER
15 CM x 30 CM
KELAS BETON
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
DIGETAR
TANPA
DIGETAR
K 400 40 60
-
K 350 225 350 190 290 40 60
-
K 275 175 275 145 230 40 60
-
K 225 145 225 120 185 40 60
-
K 175 110 175 90 145 40 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 - 40 - 100

K 225
(dlm air)
145 225 120 185 - 75 - 175
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari
kekuatan kubus.

b. Beton untuk pekerjaan- pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel
1.3.5. harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikan pada
Tabel 1.3.7.
TABEL 1.3.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL
KEKUATAN TEKAN MINIMUM
Kg/cm2
KUBUS 15 CM SILINDER
15 CM x 30 CM
CAMPURAN
NOMINAL
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
SLUMP YANG
DIIZINKAN (mm)
(TANPA GETAR )
1 : 2 : 3 175 260 145 215 -
1 : 2 : 4 150 210 125 175 60 100
1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 100
1 : 3 : 6

- - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah
standard an tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui
penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
ditentukan.kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah emngambil langkah-
langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan
spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel
1.3.6 dan 1.3.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 1.3.1. (8).
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan
pengambilan contoh bahan, perbedaan- perbedaan dalam statistic, persiapan contoh uji yang
buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum
mengambil putusan akhir.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(5) Penyesuaian Campuran

a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan
kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut
aslinya. Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan- perubahan dalam berat atau
volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang ditunjukan
menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan
dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara
lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan
dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti
dinyatakan di abwah.
b. Penyesuaian Kekuatan
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,
kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Tidak ada perubaha sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis
Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi
Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan
perbandingan- perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
c. Bahan Campuran Tambahan (additive)
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik secara
tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu beton,
pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran tambahan tersebut
harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat.

ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebur harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

1.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pencampuran Beton di Lapangan

a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin
serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukruan-ukuran yang akan menjamin suatu
campuran yang merata/homogeny.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik pencampur
tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran
untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai
kapasitas m
3
. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah
15 detik untuk setiap penambahan m
3
campuran beton.
iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat yang sudah
ditakar besertasemen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah
air.
iv. Sebelum mencampur satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut harus
dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampuran dengan Tangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah
pencampur mesin (mixer). Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara manual
sesuai dengan prosedur berikut ini :
i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (atas) yang keras
bersih dan kedap air.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
ii. Urutan pencampuran haruslah :
- Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan alat takaran
kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.
- Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.
- Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-bahan tersebut
bercampur menyeluruh.
- Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung
semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.
(2) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang
diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan
ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.
b. Semua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian- galian harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.
c. Semen acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

(3) Acuan/ Cetakan

Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut :
i. Acuan/cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari
acuan/ cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum
penggunaan dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti
karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose).
iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm
dipasang disudut.
iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klem atau sarana lain yang akan
digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran
beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan beton jadi (selesai).
v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat digunakan
yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan didukung oleh
galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan dengan tangan sampai
ukuran yang diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuannya
untuk mencegah suatu penggeseran.
Catatan : Untuk fibrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan mengacu
kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan.

(4) Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-
bahan (air, semen, atau agregat).


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus disetujui
Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara
pelaksanaan.
c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan
lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta
disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi
Teknik paling sedikit 24 jam sebelumnya.
d. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60 menit atau dalam
waktu yang lebi pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang
digunakan.
e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat, dan tidak ada
beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter.
f. Pengecoran beton harus dilaksanakansebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian
sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang sudah disiapkan
sebelumnya.
g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-
dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal tidak
lebih dari 15 cm.

(5) Pengecoran Beton Dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian untuk
keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikutharus diterapkan :
a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air
sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
- Pengecoran beton dengan pemompaan
- Pengecoran beton dengan alat tremie
- Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah.

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan
dan bilamana diminta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan
(memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.
c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak
tercampur dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap
kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(6) Sambungan Konstruksi

a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya,
dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai
pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :
i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-bagian struktural,
kecuali ditentukan lain sebelumnya.
ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan ditempatkan
pada titik-titik dengan geseran minimum.
iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, barang-barang tulangan harus ditempatkan memotong
sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.
iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan konstruksi dalam
dinding, pelat lantai,danantara kaki-kaki dan dinding-dinding.
v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.
vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan
pemasokan beton. Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan bahan-bahan yang
diperlukan untukmembuat sambungan konstruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(7) Pemadatan Beton

a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila diperlukan
dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.
Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan terdiri
dari pemadatan tumbuk (cerucuk0 di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat,
bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.
b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuasakan tanpa menyebabkan segregasi
bahan-bahan.
c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam beton
cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan kedalam campuran
beton sejajar dengan sumbu emmanjang, dan digetar salaam 30 detik pada setiap lokasi berjarak
masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).
d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang dicor setiap
jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.

(8) Penyelesaiandan Perawatan Beton

a. Pembongkaran cetakan
i. Tidak ada acuan/ cetakan yangboleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung) sendiri.
Harus diperoleh izin dan Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung. Namun hal
ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.
ii. Jangka waktu minuman yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran acuan
diberikan pada Tabel 1.3.8.

TABEL 1.3.8. WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN
LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU
MINIMUM
PERSYARATAN KEKUATAN
Pinggir dinding, kolom, balok, kereb

Dasar lantai (Slab)

Dukungan dibawah gelegar bawah,
balok, rangka atau lengkungan
2 hari

12-14 hari

14 hari
Acuan yang dicukung oleh
penyokong atau perancah lain,
tidak boleh dibongkar sampai
beton tersebut telah meraih
paling sedikit 60% kekuatan
rencana.

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/ cetakan yang digunakan pada pekerjaan hiasa,
tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.
b. Permukaan Jadi (Selesai)
i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah
pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-
lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.
ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi
Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar Nampak keluar, beton harus disumbingkan
kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan asir dan dilapisi dengan lapisan
adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir
harus dilapisakan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.
c. Perawatan Beton
i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas
matahari, atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser beton tersebut.
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menurutp dengan
pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu
jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4
hari berikutnya.
iii. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, asalkan semua
cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan
telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari gambar rancangan spesifikasi-spesifikasi dan/
atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus
diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan
tanggung jawab Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya
ditanggung oleh Kontraktor.

1.3.5 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian-pengujian Laboratorium
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian
dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Tknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
spesifikasi ini.

TABEL 1.3.9. PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON
REFERENSI
PENGUJIAN
PENGUJIAN
AASHT
O
BINA
MARGA
TIPE
Analisa saringan Agregat halus
dan Agregat kasar
T 27 PB 0201
76
Untuk memenuhi persyaratan gradasi.
Menentukan ukuran dan distribusi
partikel agregat kasar dan agregat
halus.
Kekeruhan organik dalam pasir
untuk beton
T 21 PB 0207
76
Menentukan kekeruhan organic
dengan menggunakan larutan Sodium
Hydroxida dan mengacu kepada
penyelesaian (solusi) warna standar.
Jumlah bahan-bahan yang lebih
halus dari saringan 0,075 dalam
agregat
T 11 PB 0208
76
Menentukan total volume bahan-
bahan yang lebih halus dari 0.075
mm. catatan : Mungkin diperlukan
penerapan prosedur basah dan
prosedur kering dibawah T 27.
Mutu air yang harus digunakan
dalam beton
T 26 PB 0301
76
Penentuan keasaman atau alkalinitas,
total zat padat dan inorganic
Gumpalan lempung dan partikel
pecahan dalam agregat
T 112 - Menentukan dengan % gumpalan
lempung dan partikel-partikel
pecahan dasar agregat halus (setelah
pengujian T11)
Kekerasan agregat oleh
penggunaan Sodium Sulfat atau
Magnesium Sulfat
T 104 - Menentukan kekerasan agregat
terhadap keasuhan cuaca.
Ketahanan terhadap abrasi,
agregat kasar ukuran kecil
dengan menggunakan mesin Los
Angeles
T 96 PB 0206
76
Test abrasi untuk pengujian agregat
kasar < 37,5 mm.
Kekuatan tekan contoh uji beton
silinder
T 22 - Pengujian kekuatan tekan contoh
bahan beton pada 7 hari dan 28 hari,
memenuhi persyaratn spesifikasi (table
referensi)

(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan spsifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan
oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
TABEL 1.3.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Mengecor dan merawat Beton Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan
termasuk galian, cetakan, penulangan, dan untuk
pemadatan, penyelesaian, serta perawatan.

b. Pembongkaran Cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal kerja
Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan untuk
pembongkaran.

c. Test untuk Pengembangan Agregat
Halus
Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan
jika diminta oleh Direksi teknik untuk menentukan
kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran.

d. Test Slump untuk kekentalan dan
kemudian dikerjakan, campuran
Beton basah
AASHTO T 119
PC 0101 7

Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil
beton, dan seperti serta jika diminta oleh Direksi Teknik.
e. Test Kekuatan Tekan AASHTO T 22 Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji)
yang harus dilakukan untuk setiap 60 m3 belon
campuran yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit
satu test untuk setiap bagian struktur yang terpisah.
Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan
uji inti harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik.

f. Test agregat halus untuk gumpalan
lempung dan partikel-partikel
pecahan
AASHTO T 112
Test harus dilakukan seperti dan jika diperintahkan oleh
Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat halus
atau pasir yang digunakan di lapangan.

1.3.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter kubik beton
yang digunakan dan diterima di dalam peekrjaan yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang
ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa ataubarang lain yang ditanam
seperti penulangan, penghentian air (water slops), lubang-lubang drainase, dan pipa-pipa
bediameter 20 cm atau kurang.
(2) Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti :
a. Beton struktural bertulang kelas K 175, K 225, K 275; K 350; dan K 400 (kelas yang
sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).
b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan Bo.
(3) Tidak ada tambahan kelongaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan
persiapan lainnya, bagi acuan atau/cetakanperancah untuk balok-balok dan siab (lantai)
dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan), pemompaan,
penyelesaian, perawatan mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap
struktur beton yang berusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
denganpenyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk dalam
harga penawaran untuk pekerjaan beton.
(4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan cetakan
yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuaidengan item pembayaran
bersangkutan dan dimasukkan dalam Spesifikasi Umum. Jembatan Kabupaten
(5) Voume baja tulangan, bahan filter dan item pembayaran lain yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan
dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan ditempat
lain dalam spesifikasi ini.
(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan
demikian yang sesuai dengan Sub Bab 1.3.1 (8) Spesifikasi ini, tidak ada pembayaran


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi
perbaikan-perbaikan tersebut.

1.3.7 Dasar Pembayaran
Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk pengukuran per
satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang
diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan Beton seperti diuraikan
sebelumnya dalam Bab ini.

B E T O N
NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN PEMBAYARAN
1.3.1 Beton struktur bertulang Meter kubik
1.3.2 Beton tidak bertulang Meter kubik


BAB 1.4 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

1.4.1 URAIAN

(1) Umum

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja
tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi
dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi

a. Fabrikasi
Pembengkakan batang baja dan fabrikasan harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan
persyaratan FBI 1971 (N.1-2).
b. Kelonggaran penempatan
i. Jarak antara penulangan yangsejajar tidak boleh kuran dari diameter batang atau ukuran
maksimum agregat kasar 1 cm, dengan minimum 3,0 cm, yang mana lebih besar.
ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas
diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas.jarak vertical minimum
2,5 cm.
c. Selimut Beton (terhadap tulangan)
i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beron minimum
menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada table untuk beberapa macam kondisi
yang didapat.
Ukuran batang tulangan yang
harus ditutup
Permukaan beton
yang dapat dilihat
Permukaan beton
tidak terbuka
(didalam)
Permukaan beton
terbuka dibawah
permukaan air
Batang dia 16 mm dan lebih kecil 3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
Batang diatas dia 16 mm 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
Ukuran toleransi penutup tulangan harus + 5 mm.

ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton yang
akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup
minuman haus ditambah menjadi 7,5 cm.
(3) Penyerahan- Penyerahan

a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk
penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti
petunjuk Direksi Teknik.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu batang-
batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan
baja yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.
(4) Penyimpangan dan Penanganan

a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan, diikat dan masing-
masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang,
ukuran dan informasi lainnya yang diperluka untuk identifikasi yang baik.
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik
untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.
(5) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang tidak memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan diagram
pengekokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja
tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi,
harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.
b. Baja Tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan
i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikan yang diuraikan
dalam PBI 1971 (NI 2)
ii. Baja Tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkoklkan atau daftar batang kecuali
dimodifikasi atas permintaan Direksi Tekik.
iii. Baja tulangan keratin atau rusak dan ditolak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang-
batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulanganyang ditolak oleh Direksi
Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan
fabrikasi, batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa
persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengn lain cara yang akan merusak atau
melemahkan baja.
Pembengkokan ulang, batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan
batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

1.4.2 Bahan- Bahan

(1) Batang Baja Penulangan

a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI (1971 (N1
2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U
24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm
2
.
Catatan : Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khsus
dalam Daftar Penawaran.
b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan
sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi
Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk, atau
karat.

(2) Penulangan Anyaman Baja

Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai
dengan AASHTO M 55 harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan
oleh Direksi Teknik.

(3) Penopang (ganjal) Penulangan

Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya, harus terbuat dari
batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3 x 3 cm) dibuat dari adukan
semen (1 : 2).
Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan Direksi Teknik.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(4) Kawat Pengikat Penulangan

Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja, harus kawat
baja sesuai dengan PBI 1971 (N1 2) dan disetujui Direksi Teknik.

1.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pabrikasi Baja Tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-
hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.
Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan harus
dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan sampai kepada
pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling rendah.
Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam gambar rencana,
ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali
diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus
dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (N.1 2).

(2) Penempatan dan Pengikatan

a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan
yang baik.
b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi Teknik
dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Spesifikasi. Dalam keadaan apapun, penulangan
dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.
c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan
tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau begel
kepada baja tegangan utama, tidak diizinkan.
d. Penyembungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (N1 2) dan
diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
i. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan
dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar,
tidak akan diizinkan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan
diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik.. setiap penyambungan demikian yang disetujui
harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik tegangan tarik minimum.
ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan
secara tertulis oleh Direksi Teknik.
e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.
f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang dapat
dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman
harus dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus dihentikan pada
sambungan- sambungan antara slab (lantai).

1.4.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan sebagai
jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik jumlah kilogram batang
baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam
meter terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang
batang.
b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah
yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam
kilogram tiap meter persegi anyaman baja.
c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang
disediakan oleh pabrik pembuat baja.
(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan
pemasangan baja penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus
dibayar.
(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada suatu
konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran tidak
boleh diukur untuk pembayaran di dalam Bab ini.


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

1.4.5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah,
yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian,
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan.

NOMOR ITEM
PEMBAYARAN
U R A I A N SATUAN
PENGUKURAN
1.4.1 Baja Tulangan (U 24) Kilogram
1.4.2 Anyaman baja dengan las (mutu anyaman harus ditentukan Kilogram


BAB 1.5 SIAR (ADONAN) SEMEN

1.5.1 Umum

(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam
pasangan batu, pekerjaan- pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang
diperlukan dalam Spesifikasi ini.

(2) Syarat-Syarat Pemakaian
Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan
yang tepat terhadap bagian- bagian yang pokok dari Spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan
a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-hasil data uji yang sesuai
dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam spesifikasi ini,
atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat tanpa
persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan
contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut
seperti di atas.

1.5.2 Bahan-Bahan dan Campuran

(1) Bahan-Bahan

a. Semen
i. Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai dengan persyaratan
AASHTO M85 Type I. Semen Prtland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar
Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.
b. Agregat Halus untuk Adonan
i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan), bagian
halus dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi batas-batas gradasi pada Tabel 1.5.1
berikut.

TABEL 1.5.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS
PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT
UKURAN MAKSIMUM
NOMINAL
CATATAN UKURAN
SARINGAN
mm
9.5 mm 4.75 mm
9.5 100 -
4.75 95-100 100
2.36 - 95 100
1.18 45 80 -
0.30 10 30 -
0 15 2 10 Maximum 25
0.075 - Maximum 10
Gradasi yang lebih kasar akan
di gunakan untuk adonan
pengisi rongga yang besar dan
untuk sambungan lebih tebal
dari 13 mm



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
ii. Syarat- syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 1.5.2. Direksi akan
menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi
pekerjaan.

TABEL 1.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS
URAIAN TEST
AASHTO
BATAS TEST
Kekeruhan organis dalam pasir
(Test Sodium Hydroxide
T 21 Melewati harga standar
warna (kuning gading)
Kekerasan agregat (Test Sodium
Sulphate)
T 104 Kehilangan tidak lebih dari
10% atas berat
Persen gumpalan lempung dan
Partikel Serpih
T 112 Maksimum 1% atas berat

c. Kapur Hidrasi
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi
persyaratan standar konstruksi PBI N.1-7 (Syarat-Syarat untuk Kapur Bahan Bangunan)
ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur hidrasi dengan pasir
(1:3) akan memberikan kekuatan hancur5 kg/cm2 sesudah 7 hari.
d. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari benda organis
atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran.

(2) Campuran

Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat- cacat dalam
pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di
bawah bagian yang relevan dari Spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur
dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume.
Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran
tersebut dengan satu ratio maksimum air/semen sekitar 0,65 dan adonan tersebut akan
melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasangan batu,
akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur
hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen.
Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat
ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50
kg/cm2 pada 28 hari.

1.5.3 Pencampuran dan Pengecoran

(1) Pencampuran

a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampur) beton, atau
dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya
merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan
pencampuran berlanjut selama 5 10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan
yang diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan
dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta
demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan
yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(2) Penempatan (Pemasangan)

a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau
benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan
tersebut dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang diatas
permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan
pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan
rata.

1.5.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontraktor
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana
ditentukan di bawah Spesifikasi ini.

(2) Pengendalian Lapangan

Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan suatu test pelaksanaan di lapangan
yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.

1.5.5 Pengukuran dan dasar Pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan dianggap
berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini,
dan biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item pembayaran
yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang lain.

BAB 1.6 PASANGAN BATU

1.6.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan menggunakan batu muka pilihan yang
disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan
penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi tembok penahan
tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong- gorong dan dinding sayap.

(2) Toleransi Ukuran

a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profil
permukaan rata-rata lebih dari 3 mm.
b. i. Ukuran minimum batu adalah :
* Tebal minimum = 15 cm
* Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)
* Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan memperhitungkan jenis,
struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling
mengunci.

(3) Contoh Bahan

a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk pasangan
batu, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai.
b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan yang sesuai dengan Spesifikasi ini.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(4) Kondisi Lapangan Pekerjaan

a. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-
saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut off dan bendungan
sementara (codderdam) b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat
pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah
penggalian dan penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar
berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.
b. Pengggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk member kondisi yang baik dan
kering pada waktu penggunaan pasangan batu.
c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian sehingga
jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan
pengalihan (alternatif) disediakan.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab 7.4.1 (2)
harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan struktur
paangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam pendapat Direksi
menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian pihak Kontraktor.
Akan ettapi Kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena
bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak
tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh Direksi.

1.6.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki
satu daya tahan (awet).
b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan
memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada
Spesifikasi ini.

(2) Adonan

Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen
terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab
Adonan Semen.

(3) Drainase Porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter,
lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada Spesifikasi ini
untuk Drainase Porous.

(4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau antai penutup sampai struktur pasangan batu harus
disediakan yang sesuai dengan Spesifikasi ini.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
1.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk Pasangan Batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Galian.
b. Pematokan untuk garis, ketinmggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui
Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam Gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga
terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau
(untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga.
d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimutfilter atau kantong filter harus
disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

(2) Pelaksanaan Pasangan Batu

a. Bilamana ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik, dasar penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu sampai
ketinggian dan ukuran yang diperlukan.
b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.
c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 5
cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua
rongga di antara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang
telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu pilihan
yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut. Harus diperhatikan dan
dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.
e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang
terlibat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun.
f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindari penggeseran atau gerakan batu
yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk
menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau
memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak dizinkan.
g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus
dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas
adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan
diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras
dan dipasang kembali dengan adonan segar.

(3) Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Mual

a. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi Lubang
pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis dinding penahan Lubang pelepasan
(weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara horizontal maupun
vertical berjarak 2 meter pusat ke pusat.
b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan mual dengan
interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar
3 cm serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih
sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.
c. Untuk kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang sambungan
muai dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

(4) Penyelesaian Pasangan Batu

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hamper rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.
b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan
diselesaikan dengam tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai
permukaan rata dengan emiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
hujan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan didalam ukuran
khusus dari struktur.
c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar, permukaan yang
nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.
d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan beton
dalam Spesifikasi ini.
e. BIla pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian
pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau
sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi yang relevan pada Bab
3.2.
f. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin
satu perpaduan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut yang akan memungkinkan
drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung-ujung bangunan.

1.6.4 Pengukuran Lapangan

Pengendalian lapangan dan peemriksanaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan. Spesifikasi dengan perhatian
khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

1.6.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan diukur pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal pekerjaan
terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume theoritis yang ditentukan oleh garis
dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah ditetapkan.
b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau
dibayar.
c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan diukur
untuk pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.
d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau dalam
kantong- kantong filter akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, sebagaimana diatur
dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat
untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk
suatu cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.
e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau suatu pekerjaan yang dapat
diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah Bab ini, akan tetapi akan dimasukkan
dalam harga satuan dan item pelaksanaanyang diperlukan di bawah item pembayaran untuk
beton pada Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak persatuan
pengukuranuntuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Penawaran yang maan harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan pondasi yang
diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut,
untuk urugan kembali dan penyelesaianserta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang
diperlukan atau yang biasanya penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam
Spesifikasi ini.

NOMOR ITEM
PEMBAYARAN
U R A I A N SATUAN PENGUKURAN
1.6.1 Pasangan Batu Meter kubik




Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB 1.7 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

1.7.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan struktur
yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan, ataupun perbaikan
struktur baru yang sejenis.
b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang aa, gorong-gorong, dinding
kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya
yang menganggu etrhadap pekerjaan- pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai
lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk pebongkaran, penanganan, pengangkutan dari
lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dapat
digunakan lagi.

(2) Kewajiban Kontraktor mengenai Pembongkaran

a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang tersebut
pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang- barang yang
diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara
khusus disebutkan dalam Daftar Penawaran, dan Kontraktor akan membuang atau menyimpan
barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan- persyaratan kontrak atau sebagaimana
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.
b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya
untuk sebuah jembatan, gelagar, dinding kepala atau komponen struktural lainnya,
pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan- kerusakan yang
tidak perlu terhadap bagian- bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam
kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian
Kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari Kontraktor, harus
dibetulkan atas biaya Kontraktor.
c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan
tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi
pembuangan barang-barang buangan dan untuk penyimpanan sementara barang-barang yang
harus diselamatkan.

(3) Pengendalian Lalu Lintas

a. Jembatan- jembatan, gorong- gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak
boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk
menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternatif) sementara atau pembagian jalan
yang dapat disetujui oleh Direksi.

1.7.2 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Pembongkaran Struktur

a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar
secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk identifikasi.
b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar
sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan
atau halangan terhadap struktur jembatan baru.
c. Bangunan- bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar
sampai paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana
diperlukan untuk menghindari halangan- halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang
sedang dibangun.
(2) Operasi Peledakan
a. Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan yang ada, harus dilaksanakan dengan
sangat mematuhi kepada peraturan- peraturan bahan peledak yang berlaku dan sebelum
pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
(3) Pembuangan Barang-Barang hasil Pembongkaran
Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan Kontraktor harus
menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan menyimpannya
sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

1.7.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah pembongkaran struktur
akan ditentukan sebagai berikut :
i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi dari
luas lantai.
ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti, tidak boleh
diukur secara terpisah, tetapi aakn dimasukkan dalam item pembayaran untuk penggantian
lantai jembatan.
iii. Jumlah bongkaran struktur penahan pasangan batu atau beton dari masing-masing jenis,
harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik struktur tersebut sebagai
yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor sebelum pembongkaran.
iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi, termasuk
semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran, atas jumlah
meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur utama.
b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item pembayaran untuk satu
jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap
telah dimasukkan didalam item pembayaran untuk peekrjaan pelaksanaan yang diperlukan.

1.7.4 Dasar Pembayaran
a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan kontrak
per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan
pembayaran tersebut akan merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan) dan
penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan.

NOMOR ITEM
PEMBAYARAN
U R A I A N SATUAN PENGUKURAN
1.7.1 Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton Meter kubik
1.7.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Meter persegi luas lantai
1.7.3 Pembongkaran bangunan Meter persegi (luas lantai
dasar)

XIII-1
Dokumen Pengadaan
(dengan Pascakualifikasi)
BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA



Keterangan:

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP),
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi
Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual
yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (KPA), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan
semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka
biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Panitia akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan
sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.



HARGA JUMLAH
No. URAIAN - PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
I PEKERJ AAN PENDAHULUAN.
1 Pembersihan lokasi pekerjaan. - Taksir
2 Sewa gudang untuk bahan dan peralatan. - Taksir
3 Pengadaan rambu-rambu pengaman lalu lintas. - Taksir
4 Photo dokumentasi. - Taksir
SUB JUMLAH I
II PEKERJ AAN KONSTRUKSI J ALAN
1 Membentuk bahu jalan keras dengan menggunakan alat - m3 K.411
2 Menghampar dengan konstruksi lapis pondasi bawah - m3 K.517
( LPB ) klas B dan dipadatkan menggunakan alat.
3 Menghampar konstruksi lapis pondasi atas (LPA) - m3 K.520
klas A dan dipadatkan dengan menggunakan alat.
4 Perancah (bekisting) untuk pembetonan jalan 628.92 m2 1/2K.710
5 Penulangan beton (memotong, membengkok dan 79,629.31 Kg K.715
memasang besi tulangan) untuk pembetonan jalan
6 Beton cor struktur Klas K.225 untuk pembetonan jalan 836.74 m3 K.722
SUB JUMLAH II

R E K A P I T U L A S I :
I . PEKERJ AAN PENDAHULUAN ...................................................................................... Rp.
I I . PEKERJ AAN KONSTRUKSI J ALAN .............................................................................. Rp.
J U M L A H ..................................... Rp.
PPn 10% ......................................... Rp.
J U M L A H ..................................... Rp.
DI BULATKAN .................................... Rp.
Terbilang: (...),-
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
Diketahui/disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
NamaPerusahaan NamaPerusahaan

Nama Pimpinan Nama Tenaga Ahli
J abatan Tenaga Ahli
66
BILL OF QUANTITY (BQ)
REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN - PEMBETONAN JALAN DI JL. CHAIDIR KEC. MEDAN DELI


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN


A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]


Nomor : __________ __________, __ __________ 20__
Lampiran : __________


Kepada Yth.
__________
di __________


Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________
_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal __________
perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp_____________
(____________________) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan
ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja __________
Kuasa Pengguna Anggaran

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA]
2. ____________ [PPTK]
3. ____________ [Panitia]
......... dst


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________



Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran]
_______________ [jabatan Kuasa Pengguna Anggaran]
_______________ [alamat satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran]

selanjutnya disebut sebagai Kuasa Pengguna Anggaran;


berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini
memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;


untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;


2. Tanggal mulai kerja: __________;


3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;


4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan harus
sudah selesai pada tanggal __________


5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan Penyedia akan
dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian
tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________
Kuasa Pengguna Anggaran

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________



Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]
A. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku
____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ________________________ [Panitia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan
Sanggahan Banding dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding
tidak benar dari Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang
diajukan Yang Dijamin tidak benar.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku
____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ________________________ [nama KPA]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan
Pelaksanaan dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]
Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN


Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________


1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama
penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama
KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas
dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
_______________ tanggal _____________________

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________





Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku
____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ________________________ [nama KPA]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan
Uang Muka dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang
sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen
Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan
sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA


Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________



1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama
penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama
KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas
dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
_______________ tanggal _____________________

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA
JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________




Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku
____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ________________________ [nama KPA]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan
Pemeliharaan dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama
penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama
KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas
dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
_______________ tanggal _____________________
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Anda mungkin juga menyukai