Anda di halaman 1dari 5

Pemisahan Golongan I VI Menurut Sistem H2S Untuk Pb,Bi,Cr,Co,Sr, dan Ion Sodium

ditujukan untuk melengkapi tugas bidang studi Kimia Analitik

Disusun oleh :

Dwi Hari Aditya ( Ridho Taufana (142008002) Taufik Hidayat (142010 Yuris Yurdiansah Munandar (142011070)

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2013

Pemisahan Pb menurut sistem H2S Sebuah sampel berupa larutan diidentifikasi sifat fisik maupun sifat kimia zat tersebut, sehingga dapat diperkirakan kandungan sampel tersebut. Setelah tahap ini, dapat dilakukannya identifikasi kation. Pada kasus ini kita akan menggunakan metode pemisahan Golongan Menurut Sistem H2S. HCl 6 M ditambahkan ke dalam larutan yang akan diidentifikasi dan diduga mengandung Pb, akan terdapat endapan putih dalam larutannya. Endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring, hingga memisahkan endapan yang tertampung di kertas saring dan filtrat I yang berada di dalam wadah penampung proses penyaringan. Endapan tadi merupakan golongan I dalam system H2S. Endapan yang terjadi : PbCl2, Hg2Cl2, AgCl, tambahkan 2 ml air suling yang panas (atau tambahkan air suling sebanyak 2 ml lalu panaskan diatas penangas air selama 5 menit. Sentrifuga. Akan tetapi sebaiknya pemisahan endapan dilakukan dengan cara penyaringan. LARUTAN Mengandung ion Pb++, kepada larutan ini tambahkan 1 tetes HAc 6 M, lalu setetes K2CrO4 1M. Pb 2++ CrO42-PbCrO4(putih) Endapan : PbCrO4 : Kuning

1.

Timbal (Pb++) a. Setetes larutan ditambahkan setetes H2SO4 6M dan Alkohol setetes akan terbentuk endapan putih PbSO4. b. Beberapa tetes larutan ditambahkan 2 tetes KI 0,5 N terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas dan apabila didingainkan akan terjadi kristal kuning emas yang mengkilap.

Reaksi yang terjadi pada identifikasi Pb2+ : Pb 2++ SO42- PbSO4 (Putih) Pb2+ + 2IPbI2 (Kuning)

Pemisahan Bi menurut sistem H2S Lakukan prosedur seperti awal sampai didapatkan endapan golongan I, lalu pada filtrat golongan I tersebut ditambahkan H2S pada suasana asam terhadap filtrat I, maka akan timbul endapan jingga dalam larutannya. Endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring, hingga memisahkan endapan yang tertampung di kertas saring dan filtrat II yang berada di dalam wadah penampung proses penyaringan. Endapan tadi merupakan golongan II dalam system H2S Untuk mengidentifikasi larutan yang mengandung ion Bi3+ a. Pada larutan diteteskan 1 tetes pereaksi Chinclonin NO3 dan setetes KI, Celupkan kawat tembaga pada larutan, setelah beberapa lama terbentuk

terbentuk endapan jingga. b.

amalgam yang tahan pemanasan. c. Pada kertas Rhodamin diteteskan larutan, terbentuk noda jingga. Reaksi yang terjadi dalam reaksi identifikasi Bi3+ Bi3+ + 3 I- BiI3
(jingga) +

I-

Pemisahan Cr pada sistem H2S Filtrat II tadi (hasil penyaringan pada pemisahan golongan II) harus dalam keadaan bebas dari H2S dengan cara dididihkan. Lalu filtrat tadi diberi dengan air Brom, NH4Cl, dan NH4OH secara berlebih, sehingga menimbulkan endapan coklat dalam larutannya. Endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring, hingga memisahkan endapan yang tertampung di kertas saring dan filtrat III yang berada di dalam wadah penampung proses penyaringan. Endapan tadi merupakan golongan III dalam system H2S. Untuk mengidentifikasi adanya unsur Cr di dalam cuplikan, dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut : a. Larutannya berwarna kuning, asamkan dengan penambahan HAc 6M, lalu

tambahkan PbAc terbentuk endapan kuning dari PbCrO.

b.

Pada larutan zat ditambahkan difenilkarbazon dalam CHCl3, terbentuk warna Pada larutan zat ditambahkan 2 tetes H2O2 3%, dan Metilisobutilketon,

ungu yang larut dalam CHCl3. c. terbentuk warna biru pada lapisan organik. Kobalt Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Kobalt melebur pada suhu 1490oC, dan logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer: Co + 2H+ Co2+ + H2 Pelarutan dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida: 3Co + 2HNO3 + 6H+ 3Co2+ + 2NO + 4H2O Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion kobalt(II), terkadang dalam kompleks-kompleks dijumpai ion kobalt(III). Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II), terdapat ion Co2+ yang berwarna merah. Senyawa-senyawa kobalt(II) yang tak terhidrat atau tak berdisosiasi yang berwarna biru. Ion kobalt(III) tidak stabil, tetapi kompleks-kompleksnya stabil, baik dalam larutan maupun dalam bentuk kering. Salah satureaksi ion kobalt(II) yaitu: Larutan ammonia: jika tak terdapat garam-garam ammonium, sedikit ammonia akan mengendapkan garam basa: Co2+ + NH3 + H2O + NO3Co(OH)NO3 + NH4+ Kelebihan reagensia melarutkan endapan, pada mana ion-ion heksa amina kobalt (II) terbentuk: Co(OH)NO3 + 6NH3 [Co(NH3)6]2+ + NO3 + OH Pengendapan garam basatak terjadi sama sekali jika ada serta ion ammonium dalam jumlah yang lebih banyak, melainkan kompleks tersebut akan tersebut dalam satu tangkap. Pada kondisi-kondisi demikian akan setimbang: Co2+ + 6NH4+ [Co(NH3)6]2+ + 6H+ Bergeser ke arah kanan karena pengikatan ion hydrogen oleh ammonia: H+ + NH3 NH4+

Stronsium (Sr) Stronsium adalah logam putih-perakyang dapat dditempad dan liat, stronsium dapat melebur pada suhu 7710C, sisfat-sifatnya Strontium lebih terdekomposisi dalam air secara cepat

Sr + H2O Sr2+ + H2 + 2OHReaksi-reaksi ion strontium yaitu 1. Larutan ammonia : tidak ada endapan 2. Larutan ammonium karbonat endapan putih strontium karbonat Sr2+ + SrCO3

Strontium karbonat agak kurang larut disbanding barium karbonat; lain dari pada ini, cirri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam ammonium terurai oleh asam) adalah serupa dengan cirri-ciri khas barium karbonat pekat SrSO4 + SrCO3 +

Strontium karbonat larut disbanding strontium sulfat Setelah menyaring larutan, endapan dapat dialrutkan dalam kondisi asam khlorida, jadi ion-ion strontium dapat dipindahkan ke dalam larutan itu Na+ 1. Setetes larutan Na+ dibubuhi 1 tetes larutan pereaksi ZnUO2- asetat terbentuk endapan kuning. Hablur dilihat dengan mikroskop. 2. Reaksi nyala.

IdentifikasiKationNatrium (Na+) Filtrat bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate ditambahkan sedikit uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin kuning menandakan Na ada. Na+ + Mg2+ + 3UO22+2 2+ + 9CH3COO - NaMg(UO2)3(CH3COO)9 Pengendapan yang paling baik untuk ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil magnesium atau zink asetat. Uji nyalanya akan menghasilkan warna kuning kuat yang bertahan lama (khas). Runutan natrium mungkin terbawa masuk dari reagensia selama analisis, maka sangat penting untuk memperhatikan warna kuning kuat yang muncul dan bertahan lama. Jika warnanya kuning lemah maka boleh diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai