Anda di halaman 1dari 9

I.

Pendahuluan

A. Latar belakang Kacang tanah adalah salah satu komiditi penting diantara tanaman kacangkacangan lain. Karena dapat dipergunakan untuk menambah pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan industry. Produktivitas kacang tanah pada saat ini termasuk rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan produktifitas hasil adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman. Usaha ekstensifikasi akan sia-sia jika tidak didukung dengan intensifikasi dalam memproduksi kacang tanah. Banyak cara yang ditempuh untuk peningkatan hasil kacang tanah, diantaranya penataan dan pengolahan lahan berdayaguna, pengaturan pola dan jarak tanam, pemupukan, pemilihan benih atau varietas dan juga jumlah benih yang digunakan. Pupuk sebagai salah satu sarana produksi dalam usaha bercocok tanam dalam aplikasinya perlu mendapat perhatian serius agar member hasil maksimum. Penggunaan pupuk perlu memperhatikan dosis, cara penggunaan, waktu pemberian dan jenis pupuk yang diberikan. Pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman banyak jenisnya, secara umum pupuk terbagi dalam dua bagian utama yaitu pupuk organic (alami) dan pupuk buatan. Selain pupuk an-organik, peranan pupuk organic tidak dapat diabaikan. Contoh pupuk organic yang sangat potensial adalah kompos, kotoran hewan seperti sapi, lembu, ayam, kuda, merpati, dan jiga kotoran-kotoran burung (guano). Penggunaan benih bermutu merupakan syarat utama dalam pengembangan setiap komoditi yang diusahakan. Dari segi benih, jumlah benih per lubang juga harus diperhatikan dalam budidaya tanaman kacang tanah. Jumlah benih yang terlalu berlebihan per lubang tidak akan memberikan hasil yang optimal. B. Tujuan percobaan

Untuk mengetahui jumlah benih per lubang dan aplikasi pupuk yang tepat pada budidaya tanaman kacang tanah. Mahasiswa dapat merekomendasikan perlakuan terbaik yang didapat dari percobaan yang dilakukan. II. III. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu Percobaan Tempat percobaan Percobaan ini dilakukan di Lahan Belakang Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Waktu percobaan Percobaan I yang berjudul PENGARUH JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM DAN APLIKASI PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogeal L.) dilakukan pada Kamis, tanggal 23 Februari 2012, jam 14.30 sampai 18.00 WIB. B. Bahan dan Alat Percobaan 1. Bahan Benih kacang tanah, pupuk kandang urea, TSP, KCl, Furadan 3G, Dithane-45 2. Alat Cangkul, gembor tali rafia, alat penyiangan, alat penyemprot, timbangan, papan nama, alat tulis. C. Metode kerja 1. Tanah diolah pada lapisan top soil, bersihkan rumput dan kotoran lainnya dari areal pertanaman. Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 2 meter. Jarak antar bedengan 0,5 meter sekaligus sebagi saluran drainase, tinggi bedengan 40 cm. 2. Perlakuan jumlah benih per lubang B1 = 2 butir benih per lubang tanam B2 = 3 butir per lubang tanam

B3 = 4 butir benih per lubang tanam 3. Perlakuan pupuk atau aplikasi pupuk Pupuk diberikan dengan cara larikan (dalam alur) untuk pupuk buatan dan disebar untuk pupuk kandang. Alur pupuk pada salah satu sisi alur benih berjarak sekitar 8 cm dengan kedalaman 7,5 cm. Adapun perlakuan pupuk atau aplikasi pupuk sebagai berikut: P1 = tanpa diberikan pupuk P2 = pemberian pupuk kandang 2 ton/ha P3 = pemberian pupuk urea 100 kg/ha (1/2 dosis saat tanam dan sisanya 2 minggu setelah tanam), TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha (pada saat tanam) Bedengan harus diberi label sesuai perlakuan. Susunan bedengan (bagan percobaan) sebagai berikut: Kombinasi perlakuan dibuat dengan 3 ulangan dan data diolah secara statistic menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial. Bedengan harus diberi label/nama sesuai perlakuan. Susunan bedengan (bagan percobaan) sebagai berikut: Blok I B2P2 B3P3 B3P1 B1P1 B1P3 B1P2 B2P1 Blok II B1P3 B2P1 B3P2 B2P2 B1P1 B3P1 B3P3 Blok III B3P2 B1P2 B1P1 B3P2 B2P3 B3P3 B2P1

B2P3 B3P2

B2P3 B1P2

B1P3 B2P2

4. Penanaman benih Benih ditanam dengan kedalaman 5 cm, jarak tanam yang dicoba 25x25 cm. 5. Proteksi tanaman Proteksi tanaman dari serangan hama digunakan Furadan 3 G sebanyak 30 kg/ha (5 -10 butir perlubang tanam) dan insektisida cair dengan konsentrasi 2 ml/liter. Pengendalian penyakit terutama Cercospora dengan penyemprotan Dithane M-45 sebanyak 2 g/liter air. Biasanya dilakukan 2 minggu sekali dengan melihat keadaan tanaman dan tingkat serangan hama. 6. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari, kecuali hari hujan. Praktikan harus membuat absen khusus untuk penyiraman. 7. Penyulaman Seminggu setelah tanam hitung tanaman yang muncul sesuai perlakuan, tanaman yang tidak tumbuh disulam (disusul tanam). 8. Penyiangan dan pembumbunan Setiap minggu pada umur lebih dari satu bulan, pada saat penyingan dilakukan terus pembumbunan. 9. Panen Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 100-120 hari dengan cirri daun telah menguning dan sebagian mulai berguguran, batang mulai kering dan polong keras dan telah berisi penuh.

D. Pengamatan Pilih tanaman secara acak (5 tanaman sampel), kemudian beri tanda dengan ajir. Tanaman yang dipilih tidak boleh digaris pinggir dan bukan tanaman diujung baris, kemudian 5 tanaman tersebut dijadikan sampel diukur setiap minggu pertumbuhannya. Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif 1. Ukur tinggi tanaman setiap minggu hingga selesai fase vegetative. Ukur mulai dari permukaan tanah yang sudah diberi tanda sampai ke titik tumbuh tertinggi dari setiap sampel. 2. Hitung jumlah daun (bukan anak daun), jumlah cabang tiap rumpun. 3. Hitung jumlah bunga, catat saat bunga mulai muncul dan waktu saat 75% tanaman telah berbunga. Hitung jumlah ginofor (1 minggu setelah 75% berbunga). 4. Hitung jumlah polong bernas, polong kosong, dan timbang bobot masingmasing polong dari tanaman contoh. Berapa persen yang bernas dan berapa persen yang cipo (kosong)? 5. Timbang berangkasan segar tanaman contoh! 6. Timbang hasil tanaman tiap petak (dikurangi tanaman pinggir dan ujung baris). Hitung berapa jumlah polong tiap kilogram, berapa hasil petak bersih. IV. Hasil Percobaan A. Tabel Pengamatan Pra-Panen Tabel 1. Potensi tumbuh benih (diamati satu minggu setelah tanam) Perlakuan B1P1 B2P2 B3P1 Blok I 84,821 70,833 88,392 Blok II Blok II Jumlah Rata-rata HASIL DAN PEMBAHASAN

B3P2

78,571

Tabel 2. Tinggi tanaman (minggu ke 3 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 8,4 6,5 13,1 14,1 T2 6,2 7,5 10,6 12,9 T3 7,8 10,1 9,5 12,5 T4 9,2 7,4 13,1 11,5 T5 8,5 11 13 9,8 Jlh 40,1 42,5 59,3 60,8 Rata2 8,02 8,5 11,86 12,16

Keterangan: T1, T2, . T10 = Tanaman Sampel 1 sampai 10 (I), (II), (III) = ulangan Tabel 2.1 jumlah daun (minggu ke 3 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 12 10 13 13 T2 10 11 13 14 T3 13 13 11 11 T4 10 8 13 13 T5 7 8 13 14 Jlh 52 50 63 65 Rata2 10,4 10 12,6 13

Tabel 3. Tinggi tanaman (minggu ke 4 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 21 16 29 19 T2 20 22 29 16 T3 20 21 18 20 T4 24 19 20 16 T5 18 23 20 14 Jlh 103 101 116 85 Rata2 20,6 20,2 23,2 17

Keterangan: T1, T2, . T10 = Tanaman Sampel 1 sampai 10 (I), (II), (III) = ulangan

Tabel 4. Tinggi tanaman (minggu ke 5 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 18 17 20 21 T2 21 20 22 22 T3 20 21 19 24 T4 24 19 23 22 T5 18 22 21 23 Jlh 101 99 105 112 Rata2 20,2 19,8 21 22,4

Keterangan: T1, T2, . T10 = Tanaman Sampel 1 sampai 10 (I), (II), (III) = ulangan Tabel 4.1. jumlah daun (minggu ke 5 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 6 6 5 6 T2 5 5 5 5 T3 6 7 6 5 T4 5 5 6 6 T5 5 5 7 5 Jlh 27 28 29 27 Rata2 5,4 5,6 5,8 5,4

Tabel 5. Jumlah cabang tiap rumpun (minggu ke 8 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 14 10 19 19 T2 10 14 16 13 T3 10 15 19 20 T4 9 15 20 15 T5 9 18 20 20 Jlh 52 72 94 87 Rata2 10,4 14,4 18,8 17,4

Tabel 5.1. panjang dan lebar daun (minggu ke 8 setelah tanam) Perlk. B1P1 (I) B2P2 (II) B3P1 (III) B3P2 (IV) T1 147,9 96,83 147,9 88,03 T2 197,2 160,21 147,9 147,9 T3 197,2 126,8 126,8 160,21 T4 147,9 105,63 123,24 172,54 T5 105,63 105,63 158,45 147,9 Jlh 795,83 595,1 704,29 716,58 Rata2 159,166 119,02 140,858 143,316

B. Pengamatan saat panen (kacang tanah) Tabel 6. Jumlah polong bernas Perlakuan B1P1 B2P2 B3P1 B3P2 Blok I 110 85 110 130 Blok II 100 115 115 120 Blok III 110 100 100 110 Blok IV 110 110 110 110 Blok V 95 120 105 225 Jumlah 525 440 540 695 Rata2 105 88 108 139

Tabel 7. Jumlah polong kosong Perlakuan B1P1 B2P2 B3P1 B3P2 Blok I 20 18 20 20 Blok II 20 20 20 15 Blok III 20 20 20 20 Blok IV 19 15 20 20 Blok V 19 20 20 20 Jumlah 98 93 100 67 Rata2 19,6 18,6 20 13,4

Tabel 8. Bobot berangkasan segar tanaman sampel Perlakuan B1P1 B2P2 B3P1 B3P2 Blok I 290 250 320 440 Blok II 335 390 370 290 Blok III 410 420 380 360 Blok IV 340 300 380 295 Blok V 300 410 320 460 Jumlah 1675 1770 1770 1845 Rata2 335 354 354 369

Pembahasan Percobaan

Anda mungkin juga menyukai