Anda di halaman 1dari 34

Determinan

Determinan adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan real dengan suatu
matriks bujursangkar.
Sebagai contoh, kita ambil matriks A
2x2

A = tentukan determinan A
untuk mencari determinan matrik A maka,
detA = ad - bc
Determinan dengan Ekspansi Kofaktor

Determinan dengan Minor dan kofaktor
A = tentukan determinan A
Pertama buat minor dari a
11

M
11
= = detM = a
22
a
33
x a
23
a
32

Kemudian kofaktor dari a
11
adalah
c
11
= (-1)
1+1
M
11
= (-1)
1+1
a
22
a
33
x a
23
a
32

kofaktor dan minor hanya berbeda tanda C
ij
=M
ij
untuk membedakan apakah kofaktor pada
ij
adalah
+ atau - maka kita bisa melihat matrik dibawah ini

Begitu juga dengan minor dari a
32

M
32
= = detM = a
11
a
23
x a
13
a
21

Maka kofaktor dari a
32
adalah
c
32
= (-1)
3+2
M
32
= (-1)
3+2
x a
11
a
23
x a
13
a
21

Secara keseluruhan, definisi determinan ordo 3x3 adalah
det(A) = a
11
C
11
+a
12
C
12
+a
13
C
13

Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Baris Pertama
Misalkan ada sebuah matriks A
3x3

A =
maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,
det(A) = a
11
- a
12
+ a
13

= a
11
(a
22
a
33
- a
23
a
32
) - a
12
(a
21
a
33
- a
23
a
31
) + a
13
(a
21
a
32
- a
22
a
31
)
= a
11
a
22
a
33
+ a
12
a
23
a
31
+ a
13
a
21
a
32
- a
13
a
22
a
31
- a
12
a
21
a
33
- a
11
a
23
a
32

Contoh Soal:
A = tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor baris pertama
Jawab:
det(A) = = 1 - 2 + 3 = 1(-3) - 2(-8) + 3(-7) = -8
Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Kolom Pertama
Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi baris seperti di atas. Tetapi ada satu
hal yang membedakan keduanya yaitu faktor pengali. Pada ekspansi baris, kita mengalikan minor
dengan komponen baris pertama. Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan
minor dengan kompone kolom pertama.
Misalkan ada sebuah matriks A
3x3

A =
maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,
det(A) = a
11
- a
21
+ a
31

= a
11
(a
22
a
33
- a
23
a
32
) - a
21
(a
21
a
33
- a
23
a
31
) + a
31
(a
21
a
32
- a
22
a
31
)
= a
11
a
22
a
33
+ a
21
a
23
a
31
+ a
31
a
21
a
32
- a
22
(a
31
)
2
- (a
21
)
2
a
33
- a
11
a
23
a
32

Contoh Soal:
A = tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor kolom
pertama
Jawab:
det(A) = = 1 - 4 + 3 = 1(-3) - 4(-8) + 3(-7) = 8
Adjoin Matriks 3 x 3
Bila ada sebuah matriks A
3x3

A =
Kofaktor dari matriks A adalah
C
11
= -12 C
12
= 6 C
13
= -8
C
21
= -4 C
22
= 2 C
23
= -8
C
31
= 12 C
32
= -10 C
33
= 8
maka matriks yang terbentuk dari kofaktor tersebut adalah

untuk mencari adjoint sebuah matriks, kita cukup mengganti kolom menjadi baris dan baris menjadi
kolom
adj(A) =
Determinan Matriks Segitiga Atas
Jika A adalah matriks segitiga
nxn
(segitiga atas, segitiga bawah atau segitiga diagonal) maka
adalah hasil kali diagonal matriks tersebut

Contoh
= (2)(-3)(6)(9)(4) = -1296
Metode Cramer
jika Ax = b adalah sebuah sistem linear n yang tidak di ketahui dan det(A) 0 maka persamaan
tersebut mempunyai penyelesaian yang unik

dimana A
j
adalah matrik yang didapat dengan mengganti kolom
j
dengan matrik b
Contoh soal:
Gunakan metode cramer untuk menyelesaikan persoalan di bawah ini
x
1
+ 2x
3
= 6
-3x
1
+ 4x
2
+ 6x
3
= 30
-x
1
- 2x
2
+ 3x
3
= 8

Jawab:
bentuk matrik A dan b
A = b =
kemudian ganti kolom
j
dengan matrik b
A
1
= A
2
= A
3
=
dengan metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan dari matrik-matrik di atas
maka,




R=E
r
...E
2
E
1
A
dan,
det(R)=det(E
r
)...det(E
2
)det(E
1
)det(E
A
)
Jika A dapat di-invers, maka sesuai dengan teorema equivalent statements , maka R = I, jadi det(R) =
1 0 dan det(A) 0. Sebaliknya, jika det(A) 0, maka det(R) 0, jadi R tidak memiliki baris yang nol.
Sesuai dengan teorema R = I, maka A adalah dapat di-invers. Tapi jika matrix bujur sangkar dengan 2
baris/kolom yang proposional adalah tidak dapat diinvers.
Contoh Soal :
A=
karena det(A) = 0. Maka A adalah dapat diinvers.
Mencari determinan dengan cara Sarrus
A = tentukan determinan A
untuk mencari determinan matrik A maka,
detA = (aei + bfg + cdh) - (bdi + afh + ceg)
Metode Sarrus hanya untuk matrix berdimensi 3x3
Menghitung Inverse dari Matrix 3 x 3
A =
kemudian hitung kofaktor dari matrix A
C
11
= 12 C
12
= 6 C
13
= -16
C
21
= 4 C
22
= 2 C
23
= 16
C
31
= 12 C
32
= -10 C
33
= 16
menjadi matrix kofaktor

cari adjoint dari matrix kofaktor tadi dengan mentranspose matrix kofaktor di atas, sehingga menjadi
adj(A) =

dengan metode Sarrus, kita dapat menghitung determinan dari matrix A


Sistem Linear Dalam Bentuk Ax = x
dalam sistem aljabar linear sering ditemukan
Ax = x ; dimana adalah skalar
sistem linear tersebut dapat juga ditulis dengan x-Ax=0, atau dengan memasukkan matrix identitas
menjadi
(I - A) x = 0

contoh:
diketahui persamaan linear
x
1
+ 3x
2
= x
1

4x
1
+ 2x
2
= x
2

dapat ditulis dalam bentuk
=
yang kemudian dapat diubah
A = dan x =
yang kemudian dapat ditulis ulang menjadi



sehingga didapat bentuk
I - A =
namun untuk menemukan besar dari perlu dilakukan operasi
det ( I - A) = 0 ; adalah eigenvalue dari A
dan dari contoh diperoleh
det ( I - A) = = 0
atau ^2 - 3 - 10 = 0
dan dari hasil faktorisasi di dapat
1
= -2 dan
2
= 5
dengan memasukkan nilai pada persamaan ( I - A) x = 0, maka eigenvector bisa didapat bila = -2
maka diperoleh

dengan mengasumsikan x
2
= t maka didapat x
1
= t
x =












VEKTOR
1. Pengertian vektor

Pada garis berarah dari titik A ke titik B di R 3 mempunyai panjang tertentu dinyatakan sebagai
vektor. Vektor dapat dinotasikan dengan :

Atau dapat juga dinyatakan sebagai :
Dimana adalah vektor satuan.

2. Panjang Vektor
Jika titik A (x
1
,y
1
,z
1
) dan B (x
2
,y2,z2) maka vektor AB adalah :












3. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah adalah vektor yang panjangnya satu satuan.
Jika vektor
maka vektor satuan dari a adalah:

4. Operasi Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Vektor dangan Skalar
a. Penjumlahan atau pengurangan vektor


Contoh :
Diketahui vektor Nilai




Jawab :






b. Perkalian Skalar dengan vektor

5. Rumus Perbandingan, Perkalian Skalar Proyeksi dan Perkalian Silang Vektor
a. Perkalian Skalar

b. Cross Product










d. Rumus Pembagian






Contoh :
Diketahui titik A (-4, 1, 3 ), B (6, -4, 3) dan C (4, 5, -1) Titik R membagi AB sehingga 2AR = 3RB, vektor
yang mewakili adalah :
Jawab :
























LOGIKA
l. PENGERTIAN LOGIKA
Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran
lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan
pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai
untuk membedakan cara berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat
membantu menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika hanya
mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran, dan penarikan
kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.

II. PERNYATAAN
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar saja atau salah saja
dan tidak kedua-duanya.
Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah kalimat matematika tertutup, kalimat tertutup, kalimat
deklaratif, statement atau proposisi.

III. PERNYATAAN TUNGGAL DAN MAJEMUK
Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat juga
dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan tunggal atau
pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai
bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan kalimat baru yang diperoleh dengan
cara menggabungkan beberapa pernyataan tunggal.
Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat baru yang
merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian dari pernyataan majemuk
disebut komponen-komponen pernyataan majemuk. Komponen-komponen dari pernyataan
majemuk itu tidak selamanya harus pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja pernyataan majemuk.
Namun yang terpenting adalah bagaimana menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi
pernyataan majemuk.
Untuk menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk dapat
dipakai kata gabung atau kata perangkai yang disebut operasi-operasi logika matematika.
Contoh:
1. Jakarta adalah ibukota negara RI
2. Merah putih adalah bendera negara RI
3. 2 adalah bilangan prima yang genap
4. Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan itu genap

IV. OPERASI LOGIKA

Adapun operasi-operasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk adalah
1. Negasi atau ingkaran, dengan kata perangkai tidaklah benar, simbol ~
2. Konjungsi, dengan kata perangkai dan, simbol .
3. Disjungsi, dengan kata perangkai atau, simbol v
4. Implikasi, dengan kata perangkai Jika , maka .., simbol
5. Biimplikasi, dengan kata perangkai .jika dan hanya jika ., simbol

Contoh pernyataan majemuk:
1. Bunga mawar berwarna merah dan bunga melati berwarna putih
2. Ani dan Ana anak kembar
3. Cuaca hari ini mendung atau cerah
4. Jika x = 0 maka x x
2
=
5. Suatu segitiga dikatakan segitiga sama sisi jika dan hanya jika ketiga sudutnya sama

V. TABEL KEBENARAN

1. Operasi Negasi
Operasi negasi atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada sebuah pernyataan.
Operasi negasi dilambangkan ~
Jika p adalah pernyataan tunggal, maka ~p adalah pernyataan majemuk.
Negasi dari suatu pernyataan yang bernilai benar adalah salah dan negasi dari suatu pernyataan
yang bernilai salah adalah benar.

Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:



Contoh:
p : Jakarta ibukota negara Republik Indonesia
~ p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia
2. Operasi Konjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi. Operasi konjungsi dilambangkan
dengan . .
Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai benar, dan bernilai
salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p q p . q

B B B
B S S
S B S
S S S

3. Operasi Disjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi disjungsi dilambangkan
dengan v
p ~ p
B S
S B
Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu komponennya bernilai
benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar jika paling sedikit komponennya bernilai benar
tetapi tidak kedua-duanya.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Disjungsi Inklusif: Disjungsi Eksklusif:
p q p v q
B B B
B S B
S B B
S S S


4. Operasi Implikasi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai Jika . maka .. disebut implikasi. Operasi implikasi
dilambangkan dengan
Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan konsekwennya
salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p q p q

B B B
B S S
S B B
S S B

5. Operasi Bi-implikasi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai jika dan hanya jika disebut biimplikasi. Operasi
biimplikasi dilambangkan dengan
Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi bernilai benar jika komponen-komponennya mempunyai
nilai kebenaran sama, dan jika komponen-komponennya mempunyai nilai kebenaran tidak sama
maka biimplikasi bernilai salah.
p q p v q
B B S
B S B
S B B
S S S
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p q p q

B B B
B S S
S B S
S S B

VI. BENTUK-BENTUK PERNYATAAN
Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dibedakan dalam:
1. Kontradiksi
2. Tautologi
3. Kontingensi
Kontradiksi adalah suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh substitusi yang salah,
atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran
dari komponen-komponennya.
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang benar dalam segala hal, tanpa memandang nilai
kebenaran dari komponen-komponennya.
Kontingensi adalah sebuah pernyataan majemuk yang bukan suatu tautologi maupun kontradiksi.
Contoh:
Selidiki pernyataan di bawah ini apakah suatu tautologi, kontradiksi atau kontingensi!
( ~p . q ) v ( q p )
p q ~ p ~ p . q q p ( ~p . q ) v ( q p )
B B S S B B
B S S S B B
S B B B S B
S S B S B B

Karena pada tabel kebenaran di atas benar semua, maka pernyataan di atas suatu TAUTOLOGI


VII. IMPLIKASI LOGIS DAN EKWIVALEN LOGIS
Suatu bentuk pernyataan implikasi yang merupakan tautologi disebut implikasi logis.
Contoh:
p q p q ( p q ) . p [ ( p q ) . p ] p
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Dua atau lebih pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama disebut ekwivalen
logis dengan notasi atau ~
Contoh:
p q p q p q q p ( p q ) . ( q p )
B B B B B B
B S S S B S
S B S B S S
S S B B B B
Karena p q mempunyai nilai kebenaran sama dengan ( p q ) . ( q p ), maka kedua
pernyataan majemuk di atas disebut ekwivalen logis.
Jadi, p q ~ ( p q ) . ( q p )
VIII. KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI
- Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi q p disebut konvers
- Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi ~ p ~ q disebut invers
- Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi ~ q ~ p disebut kontraposisi
Skema konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat sbb:
konvers
p q q p


invers kontraposisi invers
~p ~q ~q ~p
konvers

Contoh:
Carilah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:
Jika binatang itu bertubuh besar maka binatang itu disebut gajah
Konvers : Jika binatang itu disebut gajah maka binatang itu bertubuh besar
Invers : Jika binatanag itu tidak bertubuh besar maka binatang itu bukan gajah
Kontraposisi: Jika binatang itu bukan gajah maka binatang itu tidak bertubuh besar
IX. PENGERTIAN KUANTOR
Suatu Kuantor adalah suatu ucapan yang apabila dibubuhkan pada suatu kalimat terbuka akan
mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat tertutup atau pernyataan.
Kuantor dibedakan atas:
1. Kuantor Universal/ Umum ( Universal Quantifier ), notasinya :
2. Kuantor Khusus ( Kuantor ( Eksistensial Quantifier ), notasinya : -
Contoh:
Jika p(x) kalimat terbuka: x + 3 > 5
Apabila pada kalimat terbuka di atas dibubuhi kuantor, maka: x, x + 3 > 5 ( S ) atau
-x, x + 3 > 5 ( B )
Jika x e bilangan bulat, maka tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan di bawah ini!
1. ( x) ( -y ) ( x + 2y = 7 )
2. ( -x) ( -y) (x + 2y = x)
3. ( x) ( y) ( x > y )
4. ( -x) ( -y) ( x.y = 1 )

X. PERNYATAAN BERKUANTOR
Contoh pernyataan berkuantor:
1. Semua manusia fana
2. Semua mahasiswa mempunyai kartu mahasiswa
3. Ada bunga mawar yang berwarna merah
4. Tidak ada manusia yang tingginya 3 meter
Untuk memberikan notasi pada pernyataan berkuantor maka harus dibuat fungsi proposisinya
terlebih dahulu, misalnya untuk pernyataan Semua manusia fana maka kita buat fungsi proposisi
untuk manusia M(x) dan fana F(x), sehingga notasi dari semua manusia fana adalah x, M(x) F(x)
Buatlah notasi untuk pernyataan berkuantor di bawah ini!
1. Semua pedagang asongan adalah pejalan kaki ( A(x), K(x) )
2. Ada mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas ( M(x), T(x) )
3. Beberapa murid ikut lomba Porseni ( M(x), L(x) )
4. Semua guru diharuskan berpakaian seragam ( G(x), S(x) )

XI. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR
Negasi pernyataan berkuantor adalah lawan/ kebalikan dari pernyataan berkuantor tersebut.
Contoh: Negasi dari pernyataan: Semua mahasiswa tidak mengerjakan tugas adalah
Ada mahasiswa yang mengerjakan tugas
Jika diberikan notasi, maka pernyataan di atas menjadi:
x, M(x) T x ( ) , negasinya -x, M(x) . T(x)
XII. ARGUMEN
Argumen adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk dimana pernyataan-
pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan terakhir disebut konklusi/
kesimpulan dari argumen.
Contoh:
1. p q
2. p / q

1. ( p q ) . ( r s )
2. ~ q v ~ s / ~ p v ~ r

1. p
2. q / p . q

XIII. BUKTI KEABSAHAN ARGUMEN
Bukti keabsahan argumen dapat melalui:
1. Tabel Kebenaran
2. Aturan Penyimpulan
Untuk argumen sederhana atau argumen yang premis-premisnya hanya sedikit bukti keabsahan
argumen dapat menggunakan tabel kebenaran, namun untuk argumen yang premis-premisnya
kompleks harus menggunakan aturan-aturan yang ada pada logika diantaranya aturan penyimpulan.
Contoh:
Buktikan keabsahan argumen
1. 1. p q
2. ~ q / ~p

2. 1. a b
2. c d
3. ( ~b v ~d ) . ( ~a v ~b )/ ~a v ~c

Bukti:
Soal no. 1 menggunakan tabel kebenaran
P q ~p ~q p q [( p q) . ~q] [(p q) . ~q] ~p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B

Karena dari tabel kebenaran di atas menunjukkan tautologi, maka argumen SAH





XIV. ATURAN PENYIMPULAN
1. Modus Ponens (MP)
p q
p / q
2. Modus Tolens (MT)
p q
~q / ~p
3. Hypothetical Syllogisme (HS)
p q
q r / p r
4. Disjunctive Syllogisme (DS)
p v q
~ p / q
5. Constructive Dillema (CD)
( p q ) . ( r s )
p v r / q v s
6. Destructive Dillema (DD)
( p q ) . ( r s )
~ q v ~ s / ~p v ~r
7. Conjunction (Conj)
p
q / p . q
8. Simplification (Simpl)
p . q
p
9. Addition ( Add)
p
p v q



Fungsi
1. Pengertian
Komposisi fungsi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan
sebuah fungsi baru.
Misalkan: f : A B dan g : B C



f g


A B C

h = g o f

Fungsi baru h = (g o f) : A C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))

(gof) (x) = g( f(x)) ada hanya j i ka R
f
D
g


Ni l ai f ungsi komposi si (gof) (x) untuk x = a adal ah (gof)(a) = g(f (a))

Contoh 1:
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g) b) (g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)

a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)} b) (g o f) = {(0,1), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4 d) (g o f)(4)

Contoh 2:
f : R R ; f(x) = 2x +1, g : R R ; g(x) = x + 3
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = 2(x+3)+1 = 2(x + 6x + 9) + 1 = 2x+12x+19
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 2x + 1 + 3 = 2x + 4
(f o g)(1) = f(g(1)) = f(4) = 2. (4) +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1) = g(f(1)) = g(3) = 3 + 3 = 6

Contoh 3:
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A B dengan f(x) = -x + 1; g : B C dengan g(x) = x
2
dan h = g o f : A C.
Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
h(x) = (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)
2

h(x) = 64 (-x + 1)
2
= 64 -x + 1 = 8
-x + 1 = 8 x = -7 atau x + 1 = -8 x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.





x y=f(x) z=g(y
)
2. Sifat-sifat Komposisi Fungsi

Jika f : A B ; g : B C ; h : C D, maka berlaku:
i. (fog)(x) (g o f)(x) (tidak komutatif)
ii. ((fog)oh)(x) = ( fo(goh))(x) (sifat asosiatif)
iii. (foI )(x) = ( I of)(x) = f (x) (elemen identitas)

Contoh 1:
Diketahui f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 x, dan h(x) = x
2
+ 2, I(x) = x
(f o g)(x) = f(g(x) ) = f( 3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 2x + 1 = 7 2x
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 (2x+1) = 3 2x 1 = 2 2x
(g o h)(x) = g(h(x)) = g(x
2
+ 2) = 3 (x
2
+ 2) = 1 - x
2

Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) (g o f)(x)

((fog)oh)(x) = (fog)( h( x))= (fog)( x
2
+ 2)= 7 2(x
2
+ 2) = 3 - 2x
2

(fo(goh))(x)=f(( goh)(x) )= f( 1 - x
2
)= 2( 1 - x
2
) + 1 = 2 2 x
2
+ 1 = 3 2 x
2

Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo( goh))(x)

(foI )(x) = f (I (x)) = f(x) = 2x + 1
(I of)(x) = I (f(x)) = I (2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI )(x) = (I of)(x) = f(x)

3. Fungsi Invers
Definisi
Jika fungsi f : A B dinyatakan dengan pasangan terurut f: {(a, b)l aeA dan beB}, maka invers
dari fungsi f adalah f
-1
: B A ditentukan oleh: f
- 1
: {(b, a) l beB dan aeA} .

Jika f : A B, maka f mempunyai fungsi invers f
-1
: B A jika dan hanya jika f adalah fungsi
bijektif atau korespondensi 1-1.

Jika f : y = f(x) f
-1
: x = f(y)


(f o f
-1
)(x) = (f
-1
o f)(x) = I(x) (fungsi identitas)


Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers

i. f(x) = ax + b; a 0 f
-1
(x) =
a
b x
; a 0
ii. f(x) =
d cx
b ax
+
+
; x -
c
d
f
-1
(x) =
a cx
b dx

+
; x
c
a

iii. f(x) = a
cx
; a > 0 f
-1
(x) =
a
log x
1/c
=
c
1
a
log x ; c 0
iv. f(x) =
a
log cx ; a > 0; cx > 0 f
-1
(x) =
c
a
x
; c 0
v. f(x) = ax+bx+c; a0 f
-1
(x)=
2a
x) 4a(c b b
2



Catatan:
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai invers jika
domainnya dibatasi.

Contoh 1:
Diketahui f: R R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f
-1
(x)!
Cara 1:
y = 2x - 5 (yang berarti x = f
-1
(y))
2x = y + 5
x =
2
y 5 +

f
-1
(x) =
2
x 5 +

Cara 2:
f(x) = ax + b f
-1
(x) =
a
b x

f(x) = 2x 5 f
-1
(x) =
2
x 5 +


Contoh 3:
Diketahui Tentukan ) x ( f
1
!
Cara 1:

y(x - 4) = 2x + 1
yx 4y = 2x + 1
yx 2x = 4y + 1
x(y 2) = 4y + 1
x =
2 - y
1 4y +

f
-1
(x) =

( ) 4 x , R x ,
4 x
1 x 2
x f = e

+
=
4 x
1 x 2
y

+
=
2 - x
1 4x +
Cara 2:
f(x) =
d cx
b ax
+
+
f
-1
(x) =
a cx
b dx

+

( )
4 x
1 x 2
x f

+
= f
-1
(x) =
2 - x
1 4x +


Contoh 3:
Jika ( )
3
4
x , R x ,
4 x 3
x 2
x f = e

= dan 1 ) k ( f
1
=

. Tentukan nilai k!
Cara 1:

y(3x - 4) = 2x
3xy 4y = 2x
3xy 2x = 4y
x(3y 2) = 4y
x =
2 - 3y
4y

f
-1
(x) =
2 - 3x
4x

f
-1
(k) =
2 - 3k
4k

1 =
2 - 3k
4k

3k 2 = 4k
k = -2
Cara 2:
f
-1
(k) = a k = f(a)

1 ) k ( f
1
=

k = f(1) = 2
1
2
4 1 . 3
1 . 2
=




4 x 3
x 2
y

=
Contoh 4:
Diketahui f(x) = 5
2x
, tentukan f
1
(x)!
Cara 1:
y = 5
2x
(ingat rumus logaritma: a
n
= b n = b log
a
)
2x = y log
5

x = y log
2
1
5

f
1
(x) = x log
2
1
5

Cara 2:
f(x) = a
cx
f
-1
(x) =
c
1
a
log x
f(x) = 5
2x
f
1
(x) = x log
2
1
5

Contoh 5:
Diketahui f(x) = x
2
6x + 4, tentukan f
1
(x)!
Cara 1:
y = x
2
6x + 4
y 4 = x
2
6x
y 4 = (x 3)
2
9
y + 5 = (x 3)
2

x 3 = 5 y +
x = 3 5 y +
f
1
(x) = 3 5 x +
Cara 2:
f(x) = ax+bx+c f
-1
(x) =
2a
x) 4a(c b b
2

f(x) = x
2
6x + 4 f
-1
(x) =
x
x
+ =
+
=

5 3
4
4 16 36
3
6
2
x) 4(4 36

Contoh 6:
Diketahui 2 1 ) (
5 3
+ = x x f , tentukan f
1
(x)!
Cara 1:
2 1
5 3
+ = x y
y 2 =
5 3
1 x
(y 2)
5
= 1 x
3

x
3
= 1 - (y 2)
5

x =
3
5
) 2 ( 1 y
f
1
(x) =
3
5
) 2 ( 1 x
Cara 2:
c bx a x f
n m
+ + = ) ( f
1
(x) =
b
c x a
m
n

) (

2 1 ) (
5 3
+ = x x f f
1
(x) =
3
5
3
5
) 2 ( 1
) 1 (
) 2 ( 1
=


x
x


Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui,
maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x)
diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi f(x).
Contoh 1:
Diketahui g(x) = 3 2x dan (g o f)(x) = 2x
2
+ 2x 12, tentukan rumus fungsi f(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) = 2x
2
+ 2x 12
g(f(x)) = 2x
2
+ 2x 12
3 2f(x) = 2x
2
+ 2x 12
-2f(x) = 2x
2
+ 2x 15
f(x) = -x
2
x + 7,5

Cara 2:
g(x) = 3 2x g
-1
(x) =
2
3 x


f(x) = [g
-1
o (g o f)](x)
f(x) = 5 , 7
2
15 2 2
2
) 12 2 2 ( 3
2
2 2
+ =
+
=
+
x x
x x x x


Contoh 2:
Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o f)(x) =
6 12
5 2

x
x
, tentukan rumus fungsi g(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
6 x 12
5 x 2


g(2x-1) =
Misalkan: 2x 1 = a x =
2
1 + a

g(a) =
6
2
1
12
5
2
1
2
|
.
|

\
| +
|
.
|

\
| +
a
a

g(a) =
6 ) 1 ( 6
5 1
+
+
a
a
=
a
a
6
4

g(x) =
x
x
6
4

Cara 2:
6 x 12
5 x 2

6 x 12
5 x 2

(g o f)(x) =
6 x 12
5 x 2


g(f(x)) =
6 x 12
5 x 2


g(2x-1) =
6 x 12
5 x 2


g(2x-1) =
) 1 2 ( 6
4 ) 1 2 (


x
x

g(x) =
x
x
6
4

Cara 3:
f(x) = 2x -1 f
-1
(x) =
2
1 + x


g(x) = [(g o f) o f
-1
](x) = (g o f)( f
-1
(x))
g(x) =
x
x
x
x
x
x
6
4
6 ) 1 ( 6
5 1
6
2
1
12
5
2
1
2

=
+
+
=
|
.
|

\
| +
|
.
|

\
| +



4. Invers Dari Fungsi Komposisi
Misalkan fungsi f dan fungsi g nasing-masing merupakan fungsi bijektif sehingga mempunyai fungsi
invers f
-1
dan g
-1
. Fungsi komposisi (g o f) , pemetaan pertama ditentukan oleh f dan pemetaan
kedua ditentukan oleh g. Mula-mula x oleh fungsi f dipetakan ke y, kemudian y oleh fungsi g
dipetakan ke z, seperti tampak pada diagram berikut.



f g


A B C

g o f

x y=f(x) z=g(y
)
Fungsi (g o f)
-1
memetakan z ke x. Mula-mula z dipetakan ke y oleh fungsi g
-1
, kemudian y dipetakan
x oleh fungsi f
-1
. Sehingga (g o f)
-1
dapat dinyatakan sebagai komposisi dari (f
-1
0 g
-1
). Seperti tampak
pada diagram berikut.



f
-1
g
-1



A B C

(g o f)
-1

Jadi diperoleh hubungan:

(g o f)
-1
(x) = (f
-1
o g
-1
)(x)


Contoh 1:
Diketahui fungsi f(x) = 2x 3 dan g(x) =
3
1
x ,
1 x 3
1
=
+
. Tentukan (f o g)
- 1
(x)!
Cara 1:
(f o g)(x) = 2(
1 x 3
1
+
) 3 =
1 x 3
1 x 9
1 x 3
) 1 x 3 ( 3 2
+

=
+
+

Misalkan y = (f o g)(x)
y =
1 x 3
1 x 9
+


y(3x+1) = -9x 1
3xy + y = -9x 1
3xy + 9x = -y 1
x (3y + 9) = -(y + 1)
x =
9 y 3
) 1 y (
+
+

(f o g)
- 1
(x) =
9 x 3
1 x
+
+

Cara 2:
(f o g)(x) = 2(
1 x 3
1
+
) 3 =
1 x 3
1 x 9
1 x 3
) 1 x 3 ( 3 2
+

=
+
+

(f o g)
- 1
(x) =
9 x 3
1 x
9 x 3
1 x
+
+
=
+


x y=f(x) z=g(y
)

Contoh 2:
Diketahui f
- 1
(x) =
2
1
x - 2, g
- 1
(x) =
2 x
5 x 4

+
dan h(x)=(g o f)(x). tentukan h
- 1
(x)!
Cara 1:
f
- 1
(x) =
2
1
x 2
(f
1
o f)(x) =I(x) f
- 1
(f(x)) = x
2
1
f(x) 2 = x
2
1
f(x) = x + 2
f(x) = 2x + 4

g
- 1
(x) =
2 x
5 x 4

+

(g
1
o g)(x) =I(x) g
- 1
(g(x)) = x
2 ) x ( g
5 ) x ( g 4

+
= x
4g(x) + 5 = x.g(x)- 2x
4g(x) x.g(x) = -2x 5
g(x)(4 - x) = -2x 5
g(x) =
x 4
5 x 2
x 4
5 x 2

+
=



h(x) = (g o f)(x)
h(x) = -
x 2
13 x 4
) 4 x 2 ( 4
5 ) 4 x 2 ( 2 +
=
+
+ +

h
- 1
(x) =
4 x 2
13


Cara 2:
h(x) = (g o f)(x) h
- 1
(x) = (g o f)
- 1
(x) = (f
-1
o g
-1
)(x) = f
-1
( g
-1
(x))
h
- 1
(x) =
2
1
.
2 x
5 x 4

+
- 2 =
4 x 2
13
4 x 2
8 x 4 5 x 4
4 x 2
) 4 x 2 ( 2 5 x 4
2
4 x 2
5 x 4

+ +
=

+
=

+


Contoh 3:
Ditentukan f(x) = 2x 1, dan g(x) = 3 x dan h(x) = 0 x ,
x
4
= , carilah nilai x sehingga (h o g o f)
1
(x)
= 1!
Cara 1:
(go f)(x) = 3 (2x 1) = 4 2x
(h o (g o f))(x) =
x 2 4
4


Misalkan (h o g o f)

(x) = y, maka:
y =
x 2 4
4


4y 2xy = 4
-2xy = 4 4y
x =
y
y
y
y 2 2
2
4 4
=


(h o g o f)
1
(x) =
x
x 2 2

x
x 2 2
= 1
2x 2 = x
x = 2
Cara 2:
(go f)(x) = 3 (2x 1) = 4 2x
(h o (g o f))(x) =
x 2 4
4



(h o g o f)
1
(x) = a x = (h o g o f)

(a)
(h o g o f)
1
(x) = 1 x = (h o g o f)

(1) = 2
2
4
1 . 2 4
4
= =

Anda mungkin juga menyukai