Anda di halaman 1dari 10

Sampah Organik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari Gaya penulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia.
Silakan lihat halaman pembicaraan. Lihat juga panduan menulis artikel yang lebih baik.

Sampah yang mengganggu kehidupan kita Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.[1] Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.[2] Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).[3] Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.[4] Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.[5] Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.[5]

Daftar isi
[sembunyikan] 1 Jenis-Jenis Sampah Organik 2 Prinsip Pengolahan Sampah

3 Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos o 3.1 Pengomposan Menggunakan Drum Plastik 3.1.1 Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan 3.1.2 Cara Membuat [rujukan?] o 3.2 Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam) 3.2.1 Bahan 3.2.2 Cara Membuat 4 Macam-Macam Kompos[rujukan?] 5 Kelebihan Mengolah Sampah Organik 6 Kekurangan Mengolah Sampah Organik[rujukan?] 7 Referensi

[sunting] Jenis-Jenis Sampah Organik


Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.[6] Sampah organik sendiri dibagi menjadi :[6] Sampah organik basah. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sampah organik kering. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

[sunting] Prinsip Pengolahan Sampah


Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.[7] Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:[7] Mengurangi (bahasa Inggris: reduce) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse) Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable). Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle) Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Mengganti (bahasa Inggris: replace) Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru

[sunting] Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos


Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya.[8] Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan.[8] Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.[3]

[sunting] Pengomposan Menggunakan Drum Plastik


Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. [sunting] Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan 1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg. 2. Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob). 3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi). [sunting] Cara Membuat 1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm. 2. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata. 3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik. 4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya. 5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.

[sunting] Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)[rujukan?]


[sunting] Bahan 1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian). 2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian). 3. Dedak 1 bagian. 4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan). 5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter). [sunting] Cara Membuat 1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi. 2. Larutkan Dectro ke dalam air. 3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%. 4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni. 5. Pertahankan temperatur 40-600 C. 6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

[sunting] Macam-Macam Kompos[rujukan?]


1. 2. 3. 4. 5. 6. Kompos Praktis I.[9] Kompos Praktis II. Kompos Praktis III. Kompos Sampah Rumah Tangga. Kompos Tinja. Kompos BIPIK.

Tempatkanlah sampah pada tempatnya

[sunting] Kelebihan Mengolah Sampah Organik


Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.[10] Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.

[sunting] Kekurangan Mengolah Sampah Organik[rujukan?]


Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.[11] Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.[11] Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasilhasil pertanian diperlukan pupuk buatan.[11]

http://indonetwork.co.id/kencana_makassar/255038/mesin-pengolah-sampah-organik-rke-1000l.htm
Mesin Pengolah Sampah Organik ( RKE 1000 L)

(Gambar) Rotary Klin Elektrik Biophosko RKE-1000L berdimensi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, motor listrik 3 HP dan peralatan aerasi lainnya. Alat Mesin Rotary Klin RKE-1000L ini merupakan solusi tepat untuk penanganan sampah organik seperti sampah rumah tangga, restoran, hotel, serta sampah domestik dari komplek perumahan/ estate. Kategori sampah organik atau yang bisa terdegradasi meliputi: sisa makanan, kertas, sisa ikan dan duri ikan, kulit buah-buahan, potongan sayuran, kain bahan katun, lumpur, dll. Bahan organik dapat juga diartikan semua material yang berasal dari makhluk hidup meliputi hewan, manusia dan tumbuhan. Merubah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos, akan berguna dalam memelihara kesuburan tanah, menambah lapisan humus tanah, mengikat tanah berderai dan sebagai pasokan hara atau nutrisi bagi tanaman di sekitar lingkungan sendiri

seperti taman di perumahan, hotel, restoran, dan lingkungan RW. Kompos dapat juga dijual ke petani, atau konsinyasi ke pedagang tanaman hias sepanjang jalan di perkotaan, pemilik taman, kalangan hobies tanaman dan bunga serta pengusaha perkebunan. Sederhana dan mudah dalam pengaplikasiannya, tinggal siapkan sampah organik sebanyak 3 m atau setara dengan berat 1 ton. Sampah harus dibuat ukuran kecil-kecil ( sekitar 10-15 mm) dengan cara dirajang atau di choper menjadi seukuran dengan sampah dapur ( rumah tangga, hotel dan restoran) yang memang pada umumnya sudah berukuran kecil. Masukan bahan kompos -sampah organik- ke dalam wadah pencampuran seperti container atau bak tembok persegi empat atau langsung kedalam tabung reaktor Komposter ( Rotary Klin) . Di tempat lain, siapkan larutan mikroba Green Phoskko ( bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) sebanyak 1 kg atau 4 Pack @ 250 gram ( 1 permil dari bahan sampah 1 ton) , juga tambahkan Molases ( tetes tebu) atau gula pasir sekitar 9 sendok makan dan larutkan dalam air sebanyak 50-100 liter. Aduk hingga merata dan simpan 2-4 jam agar organic decomposer green phoskko ini terlarut secara merata. Setelah diperkirakan terlarut, siramkan larutan Green Phoskko decomposer - Activator Kompos- keatas tumpukan sampah organik dalam komposter. Kemudian campurkan penggembur ( bulking agent) Green Phoskko sebanyak 30 kg ( 3 persen % dari bahan sampah) dan aduk hingga merata dengan cara menghidupkan ( On/ Off) mesin penggerak ( engine) rotary - yang menggerakkan gear memutar Rotary, mengaduk isi adonan bahan kompos, selama 15 menit/ sekali. Lakukan pembalikan adonan bahan kompos sebanyak 5 kali sehari dengan cara sama menghidupkan penggerak ( engine) . Fungsi pembalikan agar terjadi pencampuran secara merata dan menaikan homogenitas aneka bahan serta meningkatnya aerasi yakni bertambahnya oksigen kedalam rongga bahan kompos. Setelah 1 - 2 hari kemudian akan terjadi reaksi panas, jika diukur dengan menggunakan thermometer akan berada pada kisaran temperatur 30 sampai 50 derajat celcius. Jika suhu diatas 55 derajat Celcius, lakukan penggembosan udara ( oksigen) dengan cara menggunakan tangan untuk memutar exhaust fan -yang ada disisi alat mesin ini agar suhu terjaga pada temperatur 30 sampai maksimal 50 derajat celcius suatu kondisi suhu mesofilik - yang baik bagi bekerjanya konsorsium mikroba ( bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) . Hingga hari ke 3 sampai ke 5, reaksi dekomposisi tersebut umumnya akan terjadi kenaikan suhu dengan tanda-tanda Bio Komposter panas ( hingga 70 derajat Celcius) serta keluarnya sedikit uap, dan lakukan lagi penggembosan udara dengan cara memutar aerator ( exhaust fan) setiap kali sebelum suhu udara melewati 55 derajat celcius. Pada hari ke 5 sampai ke 7 jika diukur suhunya sudah dibawah 30 derajat C atau dianggap sudah dingin dan suhu normal, keluarkan bahan adonan kompos dari dalam komposter dan simpan di tempat teduh serta tutup dengan karung kemasan ( PE) hitam untuk diangin-anginkan, dapat juga dimasukan dalam karung PE atau Goni dan ditumpuk di tempat yang teduh. Sekitar 7 hari kemudian, bahan kompos akan kering dan gembur. Ayak hingga terpisahkan antara butir lolos mess 10 mm dengan bahan ukuran besar. Gundukan butiran kecil masukan kedalam kemasan sesuai yang direncanakan. Kini anda memiliki kompos buatan anda sendiri untuk siap dipasarkan atau dijual maupun langsung digunakan bagi tanaman pekarangan anda. Komposter Rotary Klin Elektrik RKE-1000L dioperasikan secara komersil sebagai Instalasi Pengolahan Kompos Kota ( IPKK) pada Tempat Pembuangan Sampah Sementara ( TPS) , pasar induk, lingkungan perumahan, kelurahan dan bisa juga dipindah sesuai keperluan ( mobile) . IPKK dengan alat mesin Komposter Rotary Klin bermotor engine ini akan memberi pendapatan bagi siapapun yang ingin memanfaatkan sampah kota di sekitar tempat tinggalnya seperti pensiunan, perusahaan, hotel, restaurant, koperasi karyawan, koperasi pasar, pengusaha UKM dan siapapun yang berminat melakukan usaha kompos dengan memanfaatkan sampah kota khususnya. Beberapa contoh penggunaan skala besar menggunakan

beberapa unit alat Komposter ini antara lain yayasan Itikurih Kab Bandung, PU Kab Manokwari Papua, Dinas Lingkungan Hidup Majalengka, Dinas Lingkungan Hidup Bekasi, Bapedalda Donggala Sulawesi Tengah, Dinas Kebersihan Prov Maluku, Papua dan pengusahaan secara komersial di Kutai Barat, Perusahaan perkebunan di Balikpapan, Perusahaan PMA Korea di Papua, Mc Dermott di Batam, PT Gudang Garam Tbk, Medco Kaji Sumsel, PT Aneka Tambang ( Pesero) di Halmahera Selatan, Pertamina RU Cilacap, Pertamina RU Bunyu Tarakan, Panasonic KIIC, dll

Negara Asal: Harga: Cara Pembayaran: Jumlah: Kemas & Pengiriman:

Indonesia Rp 19.500.000- ( Loco Pabrik Bandung) Transfer Bank (T/T), Tunai Kapasitas Olah 3 m3/ batch 5 Hari Wood Pallete, Knock Down (CKD)

Teknologi Pengolahan Sampah


July 17, 2009 by Boy Macklin Filed under: Kompos, Lingkungan, Tek. Pengelolaan Limbah, Umum

Sampah itu sumber uang. Tetapi caranya bagaimana? Tentu saja, tidak sulit melakukannya. Pada posting ini akan menjelaskan bagai sebuah daerah sebut saja Cilandak mengelola sampahnya dan bisa menghasilkan uang. Warga Cilandak sudah membuktikan hal itu, meskipun dengan teknologi yang sederhana. Sebut saja seorang warganya bernama Mardian (50), warga RT 03/RW 08 Kecamatan Cilandak Timur, Jakarta Selatan misalnya, telah membuktikan betapa bermanfaatnya sampah yang umumnya dianggap sebagai barang tak berharga itu. Mardian bersama warga lainnya tidak membuang sampah produksi dari rumah mereka masing-masing.

Kecuali sampah plastik dan besi, sampah yang biasanya dibakar, dibuang ke sungai atau ke tempat penampungan sampah, kini dikumpulkan. Sisa potongan sayur atau daun pohon pelindung yang jatuh berserakan di halaman rumah, tidak lagi dibuang. Mardian menuturkan, tiap hari warga setempat secara sukarela mengumpulkan sampah rumah tangga, lalu ditampung di sebuah tong pengolahan sampah. Tong sampah tersebut terbuat dari drum bekas yang dilubangi dan bisa dibuka atau ditutup sesuai keperluan. Tong sampah yang kapasitasnya satu meter kubik itu dipasang melintang di antara dua tiang paralel setinggi satu meter, serta dilengkapi alat pemutar. Setelah tong itu penuh sampah, kemudian disiram effective microorganism (EM) 4, sejenis bakteri pengurai. Bahan tersebut dengan mudah didapat di apotek atau toko obat. EM dicampur dengan sedikit air lalu dimasukkan ke dalam tumpukan sampah di tong. Supaya campurannya bisa rata, tong sampah tersebut diputar seperlunya, lalu didiamkan. Tong sampah dalam keadaan tertutup didiamkan selama 12 hari sampai 14 hari agar bisa terurai menjadi sampah organik. Setelah itu, tong sampah dibuka dan sampah yang tadinya berupa daun-daunan atau kertas, sudah berubah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. Kalau mau langsung digunakan untuk tanaman di rumah, pupuk organik tersebut bisa langsung digunakan. Tetapi, jika jumlahnya cukup banyak dan bisa dijual, dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik atau karung. Untuk sementara, kami baru menggunakan pupuk hasil pengolahan sampah ini untuk tanaman di pot-pot bunga di rumah masing-masing. Rencananya, kalau produksinya sudah banyak, akan kami jual ke masyarakat sekitar, tutur Mardian. Dia mengakui, teknologi tepat guna pengolahan sampah tersebut adalah hasil pembinaan dari PT Elnusa Group bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Trisakti. Untuk tahap awal, ada empat tong ajaib pengolah sampah. Masing-masing satu buah tong ditempatkan di RT 02 dan RT 04, dua lainnya di RT 03. Kesadaran Lingkungan Vice President Corporate Secretary PT Elnusa Group, Haris Syahrudin, yang ikut menyaksikan cara kerja tong ajaib pengolah sampah tersebut belum lama ini menjelaskan, teknologi tepat guna pengolahan sampah itu adalah bagian dari program pengembangan kemandirian masyarakat (P2KM). Program ini merupakan implementasi dari community development (CD). Selain membina warga kurang mampu di sekitar PT Elnusa dari segi ekonomi dan sosial, kita juga melakukan pembinaan untuk kelestarian lingkungan. Penerapan tekonologi pengolahan sampah yang bekerja sama dengan Universitas Trisakti ini adalah upaya membina kesadaran lingkungan warga, tuturnya.

P2KM dari PT Elnusa kata dia, memang tidak berdiri sendiri. Selain diharapkan bisa mandiri secara ekonomi melalui pemberian dana bergulir untuk kegiatan usaha, P2KM juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan, bahkan diharapkan pula di antara peserta P2KM tumbuh rasa kesetiakawanan sosial. Ditambahkan, meskipun program pengolahan sampah itu menyangkut aspek lingkungan, tetapi diharapkan pula ada efek ekonominya. Misalnya, jika program pengolahan sampah itu berjalan lancar, warga bisa menghasilkan uang dari hasil penjualan pupuk organik dari sampah rumah tangga tersebut. Rencananya, pupuk organik hasil pengolahan sampah warga ini akan dibeli koperasi PT Elnusa dan selanjutnya dijual untuk keperluan pupuk di taman perusahaan. Bahkan, pupuk produksi warga itu dapat dijual kepada karyawan PT Elnusa untuk keperluan di rumah masing-masing. Teknologi pengolahan sampah ala warga Cilandak di sekitar PT Elnusa tersebut, memang sederhana, tetapi manfaatnya sangat besar. Dengan tong ajaib itu, warga bisa merawat lingkungannya dari kepungan sampah, sekaligus bisa menghasilkan uang. Walaupun sederhana, teknologi tepat guna tersebut patut dipertimbangkan warga lainnya, khususnya di daerah perkotaan atau kompleks perumahan, yang pusing mengurus sampah. Bahkan, pemerintah daerah atau kota bisa memikirkan pola penanganan sampah ala Cilandak tersebut. Siapa mau mencoba? [Pembaruan/Marselius Sumber : Pembaruan Rombe Baan]

http://onlinebuku.com/2009/07/17/teknologi-pengolahan-sampah/

Anda mungkin juga menyukai