Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIS

1. URAIAN UMUM Kontraktor melakukan layanan Jasa Konstruksi yang meliputi dari memperkerjakan tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan yang dibutuhkan, menyediakan kebutuhan material dan peralatan yang dibutuhkan. Untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek, bill of quantity dan spesifikasi teknis.

2. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan Unit Sekolah Baru SMP 5 Bandar Baru kabupaten Pidie Jaya sesuai dengan Bill of Quantity dan Gambar Bestek, adapun lingkup tersebut meliputi : a. b. c. d. e. f. Pembangunan Kantor / Administrasi Pembangunan 6 Ruang Kelas Belajar Pembangunan Pustaka Pembangunan Laboratorium IPA Pembangunan Kama Mandi/WC Murid Jembatan Masuk + Timbunan

3. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini (termasuk segala perubahan dan tambahannya) juga berlaku dan mengikat : 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13. 3.14. 3.15. 3.16. 3.17. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KTPS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI1.2.53.1987). Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI 10. Peraturan Plumbing Indonesia. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.

Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
1

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor wajib megikuti ketentuan peraturanperaturan yang disebutkan diatas.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN 4.1. Lingkup pekerjaan

Meliputi pekerjaan : 4.1.1. 4.1.2. 4.1.3. 4.1.4. 4.1.5. 4.1.6. 4.1.7. 4.2. 4.2.1. 4.2.2. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan Pembuatan Pondok Kerja. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan. Pembuatan papan nama proyek Pemasangan bouwplank Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan Keselamatan Pekerja. Persyaratan bahan Untuk pondok kerja , digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng. Untuk Konsultan Pengawas Keet ; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan dicat dengan cat tembok, atap seng gelombang BJLS 020, dan lantai papan. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T15-1919-03. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran 2/20 cm. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat. Pedoman Pelaksanaan Pembersihan Lokasi Sekeliling Bangunan Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Pembuatan Pondok Kerja Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Pengadaan Air Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan air untuk pelaksanaan perjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini
2

4.2.3.

4.2.4. 4.2.5. 4.2.6.

4.3. 4.3.1.

4.3.2.

4.3.3.

harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harusmemenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. 4.3.4. Pembuatan Papan Nama Proyek Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan memuat - Nama Kegiatan - Pemilik Kegiatan - Lokasi Kegiatan - Jumlah biaya (kontrak) - Nama Pelaksana (Kontraktor) - Pekerjaan dimulai tanggal, bulan, tahun Pemasangan Bouwplank Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

4.3.5.

5. PEKERJAAN TANAH/URUGAN 5.1. Lingkup pekerjaan

Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dan lain-lain : 5.1.1 5.1.2. 5.1.3. 5.1.4. 5.1.5 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling bangunan). Timbunan kembali galian tanah pondasi Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk peadatannya. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut and fill) bila ada, Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan (bila ada) Persyaratan Bahan

5.2.

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

5.3. 5.3.1. 5.3.2.

Pedoman Pelaksanaan Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau kepada instansi yang
3

berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. 5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian-galian untuk Septic-tank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam Site Plan. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug. Pengurugan bekas galian pondasi, galian Septic-tank, galian saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisanlapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

5.3.4

5.3.5

5.3.6

5.3.7

5.3.8

5.3.9

6. PEKERJAAN PONDASI 6.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari : 6.1.1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah/cyclopean beton. 6.1.2. Pondasi batu bata. 6.2. Persyaratan Bahan

6.2.1. Untuk pekerjaan cyclopean beton, batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran maksimum 10 cm 15 cm, berwarna abu abu hitam dan tidak berpori.
4

6.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas baik.

6.3.

Pedoman Pelaksanaan

6.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran pengukuran untuk as as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian. 6.3.2. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir, dipasang aanstamping terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi. 6.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm, dibawah pondasi pasang cerucuk kayu gelam/kelukup/bakau yang ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah keras. 6.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan ; Pondasi beton cyclopean dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang diisi 30 % batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

7. PEKERJAAN BETON BERTULANG 7.1. Lingkup Pekerjaan Beton bertulang dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan bill of quantity.

7.2. 7.2.1.

Bahan Semen Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
5

semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

7.2.2.

Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

7.2.3.

7.2.4.

Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

7.2.5.

Besi beton. Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (Tegangan Leleh Karakteristik minimum 2400 kg/cm2). Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Konsultan Pengawas Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yg dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

7.2.6.

Cetakan dan Acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.. Mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
6

7.2.7.

7.3. 7.3.1.

Pedoman Pelaksanaan : Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-191903. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. Adukan beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SKSNI-T-15-1919-03.

7.3.2. 7.3.3.

7.3.4. Perawatan beton Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko kontraktor.

8. PEKERJAAN DINDING 8.1. 8.1.1. Lingkup Pekerjaan Bata Pemasangan dinding bata merah setebal bata dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan sebelah luar, septictank, dan pagar, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail dan bill quantity.

8.2. 8.2.1.

Persyaratan Bahan Bata Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. Pasir Harus terdiri dari butir butir yang tajam dank eras, butir butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat. Semen dan air Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

8.2.2.

8.2.3.

8.3. 8.3.1.

Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu : 8.3.1.1 Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS) 8.3.1.1 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai. 8.3.1.1 Pasangan dinding saluran keliling bangunan. 8.3.1.1 Pasangan dinding KM dan WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai. 8.3.1.1 Pasangan dinding Septictank 8.3.1.1 Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air tersebut. Persyaratan adukan dukan pasangan harus dibuat secara hati hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
8

8.3.2.

8.3.3.

Pengukuran (Uit Zet) harus dilakukan Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,dengan syarat : 8.3.3.1 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

8.3.3.1

8.3.4.

Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. Lubang untuk alat alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibut pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum dipleseter). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup sesuai (plastik). Dinding yang telah dipasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

8.3.5.

8.3.6.

9. PEKERJAAN PLESTERAN 9.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh permukaan pasangan bata. 9.2. Persyaratan Bahan Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan. 9.3. 9.3.1. Pedoman Pelaksanaan Sebelum plesteran dilakukan, maka : Dinding dibersihkan dari semua kotoran sampai benar-benar siap menerima plester PC. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan. Dinding dibasahi dengan air. Dinding jangan dipasang plester sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap. Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk meberikan pegangan pada plesteran. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
9

dapat merekat dengan baik. Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanent) serta untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar / rata kontur dan profil-profil yang akurat. 9.3.2. Letakkan dan/atau tempelkan campuran plesteran dengan masa tunggu selama 2,5 jam (maksimum) setelah proses pencampuran, kecuali udara panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan yang bersifat sementara dari plester, jangan menambah air lagi untuk membasahi plester yang sudah kaku itu. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki oleh Kontraktor. Untuk bidang yang kedap air / pasangan dinding bata yang dekat dengan tanah (diatas sloof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps dengan ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya (dapur, pantry). Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran. Untuk plesteran permukaan datar, harus mempunyai toleransi lengkungan / 2 cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap 2 m jika melebihi, Kontraktor harus memperbaikinya. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

9.3.3.

9.3.4.

9.3.5.

9.3.6.

9.3.7.

9.3.8.

9.3.9.

10. PEKERJAAN LANTAI 10.1. Lingkup Pekerjaan Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, Selasar depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari : 10.1.1. Lantai beton tumbuk atau rabat beton pada emperan samping kiri dan kanan dan belakang 10.1.2 Keramik 40 x 40 cm permukaan licin pada dalam ruangan
10

10.1.3

Keramik 40 x 40 cm (anti slip) permukaan kasar pada selasar depan

10.2.

Bahan yang digunakan 10.2.1. Keramik produksi nasional yang berkualitas baik merk KIA atau sekualitas dengan nya. 10.2.2. Beton tumbuk untuk abat beton dari beton dengan campuran 1Pc : 3Ps : 6 Kr.

10.3.

Pedoman Pelaksanaan 10.3.1. Dasar lantai Untuk semua lantai dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan. Khusus untuk lantai keramik diatas pasir tersebut harus dilapisi dengan beton cor campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr setebal 5 cm dan ditumbuk hingga padat. 10.3.2. Pemeriksaan Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa pipa, saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai. 10.3.3. Adukan Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps. Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis. 10.3.4. Pemasangan Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester setebal 1 cm. adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps. Lantai keramik dipasang diatas dasar lantai beton tumbuk tebal 5 cm dengan campuran tersebut diatas. Diatas dasar lantai beton tersebut diletakkan perekat untuk keramik dengan campuran seperti tersebut pada analisa untuk lantai keramik. Kemudian keramik diletakkan diatas bahan diatas dan diratakan dengan mengetuk keramik dengan kayu hingga merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan selesai keramik harus dibersihkan dengan kain lap basah. Adukan perekat untuk lantai harus betul betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.

11.

PEKERJAAN KAYU 11.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat - alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian
11

Pekerjaannya adalah : 11.1.1 Kosen pintu dan jendela 11.1.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi 11.1.3. Lisplank dan papan talang 11.2. Persyaratan Bahan 11.2.1. Untuk kayu kusen pintu/jendela dan lisplank digunakan jenis kayu semantok atau dammar laut 11.2.2. Untuk daun pintu dan jendela digunakan kayu meurante 11.3. Pedoman Pelaksanaan Kosen dan daun pintu panil disyaratkan agar Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko. Tidak dibenarkan Kontraktor membuat sendiri dilapangan pekerjaan. Apabila menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak rapi, maka Kontraktor diharuskan memperbaiki pintu pekerjaan tersebut. Jendela dibuat model panel, disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut.

12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ( PLAFOND ) 12.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada semua ruangan dan emperan keliling bangunan. 12.2. Persyaratan Bahan 12.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu meurante ukuran 5/7 cm kualitas baik. Rangka pembagi digunakan meurante kulitas baik ukuran 5/5 cm Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan selasar digunakan Triplek dengan ketebalan 4 mm. Untuk langit-langit bagian tritisan digunakan Asbes super quality ukuran 1 x 1 m.

12.2.2. 12.2.3.

12

12.3 12.3.1

Pedoman Pelaksanaan Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan pada kaki kuda-kuda baja ringan. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari papan kualitas terbaik ke kaki kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk uk. 5/7 cm terpasang, dilanjutkan pemasangan rangka pembagi dari kayu kelas II ukuran 5/5 cm Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini. Langit-langit dari bahan triplex tebal 4 mm/asbes dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan paku triplex. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada triplex yang cacat, pecah harus diganti dengan triplex baru. Pada tepi bidang dipasang list profil sesuai dengan bill of quantity

12.3.2 12.3.3.

12.3.4.

13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP 13.1 Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan. 13.2 Bahan yang digunakan 13.2.1. Untuk atap digunakan bahan genteng metal tebal 0,30 13.2.2 Untuk rabung digunakan bahan rabung genteng metal tebal 0,35 13.3. Pedoman Pelaksanaan 13.3.1. 13.3.2. Pemasangan atap dipakukan langsung pada rangka atap/ langsung pada gording dengan menggunakan paku khusus tahan karat. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.

13.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik 13.3.4. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah emasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

13

14. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG 14.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin. 14.2. Persyaratan Bahan 14.2.1. Engsel - engsel dari kuningan sekualitas merek RCH SES ukuran 4 x 3 atau yang setaraf. 14.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek SES 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setaraf. 14.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik. 14.2.4. Pacok pintu/jendela berkualitas baik.

14.3.

Pedoman Pelaksanaan 14.3.1.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag merek Yale, yang berkualitas baik. 14.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang. 14.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini. Pacok Pintu dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu)

14.3.4.

14.3.5.

14.3.6.

15 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan dan penyambungan arus dari sumber yang telah ada sehingga arus listrik dapat difungsikan. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
14

16. PEKERJAAN PENGECATAN 16.1 Lingkup pekerjaan 16.1.1. 16.1.2. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, dan tempattempat lain bila diperlukan. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu panel dan ventilasi kayu, lisplank, serta dinding papan yang dapat dibuka dan plafond Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond triplex.

16.1.3.

16.2.

Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti : 16.2.1. 16.2.2. 16.2.3. 16.2.4. 16.2.5. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit. Cat kayu sekualitas sekualitas Avian, Kuda Terbang, Platone atau Ftalit Cat tembok sekualitas Vinilek, Avitex, Polymix, Platone Politur sekualitas Platone, Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, dan Platone

16.3.

Pedoman pelaksanaan 16.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. 16.3.2. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut : 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu Penghalusan dengan amplas Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali 16.3.3 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut : Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata minimal 2(dua) kali. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas 16.3.4 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut Membersihkan bidang plafond yang akan dicat. Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang
15

atau noda-noda mengelupas. Warna yang digunakan ditentukan oleh Direksi Lapangan .

17.

PEKERJAAN RANGKA ATAP MULTI TRUSS 17.1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini mencakup semua konstruksi rangka kuda-kuda untuk menunjang pekerjaan pemasangan atap Genteng Metal 17.2 Bahan yang digunakan Multi Truss yang mengandung bahan dasar Zincalume terdiri dari perpaduan antara lain 43,5% Seng, 55% Alumunium dan 1,5 % Silikon.

17.3

Cara pelaksanaan Pabrikasi/pembuatan (1) Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong harus menyerahkan 2 (dua) set Gambar Kerja (Shop Drawing) hasil dari perhitungan untuk diteliti oleh Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika ada refisi, satau set akan dikembalikan untuk diperbaiki. Setelah koreksi akhir, Pemborong harus menyerahkan kembali 2 set gambar lengkap dengan material bill yang mencakup semua perubahan yang ada. (2) Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai berikut : (a) Semua dimensi Lay out dalam system matrik. (b) Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat per unit. (c) Tipe dan lokasi sambungan-sambungan. (d) Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail kontruksi. Semua penggantian dan perubahan detailhanya boleh dilakukan Dengan seizin pengawas.

17.4 Pemasangan a. Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan gambar rencana dan bukan petunjuk pemasangan. b. Jika terjadi kerusakan, seperti bengkok, bagian yang diatas putus, dan kesalahan teknis, maka pemborong harus segera memperbaiki sesuai dengan gambar.

16

18. PEKERJAAN LAIN-LAIN 18.1. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan dan kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi. Administrasi/dokumentasi dimaksudkan kegitan Kontraktor untuk mebuat segala administrasi proyek, yaitu membuat buku harian, mingguan, bulanan dan, built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pekeraan. As-built drawing adalah gambar- gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan dan harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali dalam format kertas kalkir. Obat-obatan/P3K minimum disediakan dilapangan untuk keperluan 20 orang pekerja. Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai 100 % yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas terlihat sisi tersebut dari permulan pekerjaan sampai akhir pekerjaan. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan Kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tesebut harus diaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis dari Pemberi Pekerjaan. Biaya biaya administrasi dan finishing (pembersihan akhir) sudah termasuk (larut) di dalam Bill of Quantity

18.2.

18.3

18.4

18.5

18.6

17

18.7

Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan Pengawas Pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Konsultan Perencana CV. ARISBIH ENGINEERING CONSULTANT

ISMAIDI, ST
Direktur

18

Anda mungkin juga menyukai