Anda di halaman 1dari 16

Wisata Pantai Depok Jogja Posted on September 29, 2012

Jika Anda dan keluarga menginginkan tempat wisata sekaligus ingin menyantap nikmatnya ikan laut, Anda akan merasa beruntung bila memilih Pantai Depok Jogja sebagai lokasi berlibur Anda. Di pantai ini tersedia banyak sekali warung yang mengolah hasil laut hasil tangkapan para nelayan, ikan yang diolah adalah ikan hasil tangkapan para nelayan pada hari itu. Anda bisa melihat bukti penangkapan hasil laut tersebut jika Anda mengamati banyaknya perahu motor cadik yang merapat setelah semalam melaut mencari ikan. Coba Anda dekati salah satu cadik tersebut maka Anda akan menemukan setumpuk ikan di dalam perahu. Jika Anda menginginkan ikan segar, cobalah melakukan transaksi disitu langsung, memang biasanya para nelayan juga langsung membuka transaksi bagi siapa saja para wisatawan yang ingin membeli, tangkapan laut berupa ikan segar tersebut bermacam-macan jenisnya, dan tentu saja harga yang ditawarkan juga lebih bisa bersaing dengan harga ikan di pasar.

Rute Perjalanan Wisata pantai Depok Jogja 1. Jika Anda berangkat dari kota, Anda bisa melewati Jl. Parangtritis untuk menuju ke arah selatan, sesampainya di pertigaan sebelum tempat retribusi Pantai Parangtritis, Anda ambil jalan ke kanan atau ke barat (posisi retribusi pas di selatan pertigaan itu). Anda terus menuju ke barat melewati jalan aspal dalam perkampungan, turut jalan tersebut kemudian sampailah pada tempat retribusi untuk Pantai Depok. 2. Saat setelah masuk ke retribusi pantai Parangtritis, Anda akan bertemu dengan pertigaan kecil Hotel Gandung, ambil arah ke barat (kanan), Anda akan disuguhi bukit-bukit pasir di sepanjang jalan aspal menuju ke Pantai Depok. Setelah jalan habis, Anda sudah sampai di Pantai Depok dan siap memarkir mobil atau motor Anda. (sudah tidak ada retribusi lagi) Tarif Masuk Tempat Wisata Pantai Depok Jogja Motor: Rp 4.000,00 untuk dua orang dan satu motor. Mobil: Rp 5.000,00 plus biaya perorangan. Fasilitas Wisata Pantai Depok Jogja 1. Transaksi langsung pembelian ikan bawal, udang, kakap laut, kerapu hasil tangkapan nelayan 2. Warung makan sea food berjajar sangat banyak dengan menu ikan goreng, ikan bakar, nasi anget + sambel lalap 3. Warung seafood tersebut mau menggorengkan atau membakarkan ikan sesuai dengan permintaan kita dengan tarif yang murah. 4. Tempat parkir motor dan mobil 5. Sewa ATV 6. Sewa tikar 7. Masjid (luas) 8. Kamar mandi

Harga Ikan Wisata Pantai Depok Jogja Ikan cakalang, seharga Rp 8.000,00 per kilogram, setara dengan 5 6 ekor ikan. Kakap putih dan kakap merah, kisaran harga Rp 17.000,00 Rp 25.000,00 per kg Bawal, seharga Rp 27.000,00 Rp 60.000 per kg Kepiting Udang Cumi-cumi -

Pasar Ikan di Pantai Depok Jogja Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan wadah pelelangan ikan di Pantai Depok yang selama ini telah berkembang dan berjalan dengan baik sehingga keberadaan TPI Depok berpengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Pada awalnyaTPI Mina Bahari 45 ini berdiri karena adanya krisis ekonomi akhir tahun 1997 sampai dengan 1998. Makna nama TPI Mina Bahari 45 tersebut sebagai berikut : TPI adalah Tempat Pelelangan Ikan, Mina adalah Ikan, dan Bahari adalah Laut, 45 mempunyai dua arti, yaitu (1) 4 adalah nomor urut padukuhan Bungkus di Desa Parangtritis, sedangkan 5 adalah nomor urut Desa Parangtritis di Kec. Kretek Kab. Dati II Bantul dan (2) 45 untuk mengenang perjuangan para pahlawan pada tahun 1945 yang telah mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. TPI Mina Bahari 45 bergerak dalam beberapa sektor : 1. Penangkapan ikan laut 2. Jasa perdagangan ikan 3. Jasa pengolahan hasil laut Di Pantai Depok juga terdapat pasar ikan yang menyediakan berbagai macam ikan diantaranya lele laut, teri, samangati, layur, surung, kembung, tongkol, dan bawal putih. Jenis ikan yang didatangkan dari luar Pantai Depok adalah sarden, tuna, udang, kepiting, dan cumi-cumi dan biasanya didatangkan dari Pantai Sadeng, Ngrenehan, Trisik, Congot, Cilacap, Semarang, Pacitan, dan Kalimantan. Harga yang ditawarkan pun berkisar antara Rp 10.000,00 Rp 50.000,00 per kilogram. Pantai Depok Bantul, Jogjakarta

Pantai Depok, pantai yang lokasinya tidak jauh dari pantai Parang Tritis ini mulai banyak digemari wisatawan. Lokasinya yang berada di sebelah barat pantai Parang Tritis, bisa dijangkau dengan kendaraan sepeda motor maupun bus pariwisata. Pantai Depok menwarkan bentuk lain dari obyek wisata pantai. Ya.. Pantai Depok menawarkan sajian kuliner laut yang cukup beragam karena pantai depok merupakan pusat tempat pelelangan ikan (TPI). Anda bisa berbelanja berbagai macam jenis hasil laut seperti : ikan kakap, ikan baracuda, kepiting, cumi-cumi, kerang, lobster laut, dan masih banyak lagi. Setelah berbelanja, Anda bisa membawa hasil belanja Anda ke warung-warung makan di sekitarnya untuk dimasak, tentunya dengan biaya jasa masak yang sangat terjangkau. Untuk hasil laut ditawarkan dengan tarif sekitar kurang dari Rp 10.000 untuk tiap kliogram nya, dan harga minuman yang berfariasi antara Rp 2.000 sampai Rp 10.000. Cukup murah dan terjangkau bukan.. :) Itulah keunikan dari pantai Depok Jogjakarta. Anda bisa belanja sepuasnya dan bisa makan sepuasnya. Dijamin liburan Anda akan sangat berkesan :) Untuk Anda yang hobi berbelanja di pasar tradisional, jangan kuatir, semua hasil laut yang ditawarkan di pasar ikan di pantai Depok bisa ditawar, pasti itu akan menjadikan hasrat Anda untuk menawar ikan dan jenis hasil laut lainnya akan terpenuhi, terutama untuk para kaum hawa yang hobi menawar hehehehe.. Untuk sampai pada lokasi pantai Depok, Anda bisa menggunakan jalur menuju pantai Parang Tritis dan sebelum sampai pada Parang Tritis belok ke kanan menelusuri pantai. Atau dengan jalur lain yaitu sebelum Anda memasuki portal pembayaran akomodasi panta Parang Tritis, Anda belok ke kanan dan mengikuti jalan aspal langsung menuju pantai Depok. Jika Anda tidak melewati portal pantai Parang Tritis, bukan berarti Anda tidak dikenakan biaya akomodasi, tetapi nanti jika sampai di pantai Depok Anda tetap harus membayar akomodasi pantai. Tapi tentunya itu semua juga untuk menjaga kelestarian dan kebersihan pantai Depok :)

Keramaian Pantai Depok dimulai sekitar 14 tahun yang lalu, beberapa nelayan dari Cilacap menemukan tempat pendaratan yang memadai di Pantai Depok. Nelayan tersebut membawa hasil yang banyak sehingga mampu menggugah warga Pantai Depok beralih profesi dari petani lahan pasir menjadi nelayan ikan. Bermodal perahu motor yang dilengkapi dengan cadik warga setempat melaut sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari tertentu seperti Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon yang masih dianggap keramat. Bulan Juni-September menjadi hari paceklik ikan. Jarak yang tidak begitu jauh dari Pantai Parangtritis (1,5 kilometer) kawasan Pantai Depok mengalami peningkatan pengunjung, maka dibukalah warung makan sea food dengan nuansa tradisional dengan dirancang lesehan menggunakan tikar dan meja-meja kecil. Meski sederhana, warung makan tampak bersih dan nyaman. Berbagai hidangan sea food siap menyambut kedatangan wisatawan, hidangan ikan cakalang menjadi yang populer dikarenakan harga yang terjangkau Rp. 8.000,- per kilogram. Untuk jenis kakap putih dan merah berkisar dengan harga Rp. 17.000,- per kilogram Rp. 25.000,- per kilogram. Jenis ikan yang cukup mahal adalah bawal, seharga Rp. 27.000,- sd Rp. 60.000,-. Hidangan sea food biasanya dimasak dengan dibakar atau digoreng. Jika ingin memesannya, anda bisa menuju tempat pelelangan ikan untuk memesan ikan atau tangkapan laut yang lain. Setelah itu, anda biasanya akan diantar menuju salah satu warung makan yang ada di pantai itu oleh salah seorang warga. Tak perlu khawatir akan harga mahal, setengah kilo ikan cakalang plus minuman hanya dijual Rp 22.000,00 termasuk jasa memasak.

Keindahan kawasan Pantai Depok tidak hanya terletak pada sajian hidangan sea food saja. Di kawasan tersebut kita bisa melihat hamparan gumuk pasir yang terbentang luas sampai ke kawasan Parangkusumo dan Parangtritis. Gumuk pasir yang ada di pantai ini adalah satu-satunya di kawasan Asia Tenggara dan merupakan suatu fenomena yang jarang dijumpai di wilayah tropis. Di sini, anda bisa menikmati hamparan gumuk pasir yuang luas. Gumuk Pasir di kawasan Pantai Depok ini terbentuk melalui proses yang unik selama ribuan tahun yang lalu. Ada beberapa tipe yang terbentuk, yaitu parabolic dune, longitudinal dune, comb dune dan barchan dune. Angin laut dan bukit terjal di sebelah timur menerbangkan pasir hasil aktivitas Merapi yang terendap di dekat sungai menuju daratan, membentuk bukit pasir atau gumuk. Untuk menikmati hidangan laut sekaligus pemandangan gumuk pasir ini, anda bisa melalui rute yang sama dengan Parangtritis dari Yogyakarta. Setelah sampai di dekat pos retribusi Parangtritis, anda bisa berbelok ke kanan menuju Pantai Depok. Biaya masuk menuju Pantai Depok hanya Rp 4.000,00 untuk dua orang dan satu motor. Bila membawa mobil, anda dikenai biaya Rp 5.000,00 plus biaya perorangan. Pantai Depok, Menikmati Hidangan Ikan Laut Segar Di antara pantai-pantai lain di wilayah Bantul, Pantai Depok-lah yang tampak paling dirancang menjadi pusat wisata kuliner menikmati sea food. Di pantai ini, tersedia sejumlah warung makan tradisional yang menjajakan sea food, berderet tak jauh dari bibir pantai. Beberapa warung makan bahkan sengaja dirancang menghadap ke selatan, jadi sambil menikmati hidangan laut, anda bisa melihat pemandangan laut lepas dengan ombaknya yang besar. Nuansa khas warung makan pesisir dan aktivitas nelayan Pantai Depok telah berkembang sejak 10 tahun lalu. Menurut cerita, sekitar tahun 1997, beberapa nelayan yang berasal dari Cilacap menemukan tempat pendaratan yang memadai di Pantai Depok. Para nelayan itu membawa hasil tangkapan yang cukup banyak sehingga menggugah warga Pantai Depok yang umumnya berprofesi sebagai petani lahan pasir untuk ikut menangkap ikan. Sejumlah warga pantai pun mulai menjadi "tekong", istilah lokal untuk menyebut pencari ikan. Para tekong melaut dengan bermodal perahu bermotor yang dilengkapi cadik. Kegiatan menangkap ikan dilakukan hampir sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat, yaitu Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Di luar musim paceklik ikan yang berlangsung antara bulan Juni - September, jumlah hasil tangkapan cukup lumayan. Karena jumlah tangkapan yang cukup besar, maka warga setempat pun membuka Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang kemudian dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) bernama Mina Bahari 45. Tempat pelelangan ikan di pantai ini bahkan menerima setoran ikan yang ditangkap oleh nelayan di pantai-pantai lain. Saat YogYES berkunjung, tempat pelelangan ini tengah ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Seiring makin banyaknya pengunjung pantai yang berjarak 1,5 kilometer dari Parangtritis ini, maka dibukalah warung makan-warung makan sea food. Umumnya, warung makan yang berdiri di pantai ini menawarkan nuansa tradisional. Bangunan warung makan tampak sederhana dengan atap limasan, sementara tempat duduk dirancang lesehan menggunakan tikar dan meja-meja kecil. Meski sederhana, warung makan tampak bersih dan nyaman. Beragam hidangan sea food bisa dicicipi. Hidangan ikan yang paling populer dan murah adalah

ikan cakalang, seharga Rp 8.000,00 per kilogram, setara dengan 5 - 6 ekor ikan. Jenis ikan lain yang bisa dinikmati adalah kakap putih dan kakap merah dengan kisaran harga Rp 17.000,00 - Rp 25.000,00 per kilogram. Jenis ikan yang harganya cukup mahal adalah bawal, seharga Rp 27.000,00 - Rp 60.000 per kilogram. Selain ikan, ada juga kepiting, udang dan cumi-cumi. Hidangan sea food biasanya dimasak dengan dibakar atau digoreng. Jika ingin memesannya, anda bisa menuju tempat pelelangan ikan untuk memesan ikan atau tangkapan laut yang lain. Setelah itu, anda biasanya akan diantar menuju salah satu warung makan yang ada di pantai itu oleh salah seorang warga. Tak perlu khawatir akan harga mahal, setengah kilo ikan cakalang plus minuman seperti yang YogYES cicipi, hanya dijual Rp 22.000,00 termasuk jasa memasak. Puas menikmati hidangan sea food, anda bisa keluar pantai dan berbelok ke kanan menuju arah Parangkusumo dan Parangtritis. Di sana, anda akan menjumpai pemandangan alam yang langka dan menakjubkan, yaitu gumuk pasir. Gumuk pasir yang ada di pantai ini adalah satu-satunya di kawasan Asia Tenggara dan merupakan suatu fenomena yang jarang dijumpai di wilayah tropis. Di sini, anda bisa menikmati hamparan pasir luas, bagai di sebuah gurun. Gumuk pasir yang terdapat di dekat Pantai Depok terbentuk selama ribuan tahun lewat proses yang cukup unik. Dahulu, ada beragam tipe yang terbentuk, yaitu barchan dune, comb dune, parabolic dune dan longitudinal dune. Saat ini hanya beberapa saja yang tedapat, yaitu barchan dan longitudinal. Angin laut dan bukit terjal di sebelah timur menerbangkan pasir hasil aktivitas Merapi yang terendap di dekat sungai menuju daratan, membentuk bukit pasir atau gumuk. Untuk menikmati hidangan laut sekaligus pemandangan gumuk pasir ini, anda bisa melalui rute yang sama dengan Parangtritis dari Yogyakarta. Setelah sampai di dekat pos retribusi Parangtritis, anda bisa berbelok ke kanan menuju Pantai Depok. Biaya masuk menuju Pantai Depok hanya Rp 4.000,00 untuk dua orang dan satu motor. Bila membawa mobil, anda dikenai biaya Rp 5.000,00 plus biaya perorangan. Naskah: Yunanto Photo & Artistik: Copyright 2007 YogYES.COM Agung Wiji Sulistiono Utomo Mabruron

Wisata Pantai Depok GUMUK PASIR/ SAND DUNE Gumuk Pasir merupakan sebuah warisan dunia (world heritage), sebagai bentukan endapan pantai yang mencapai ketinggian 20 mpl. Di dunia hanya ada di 4 negara, salah satunya di Indonesia. Selain sebagai laboratorium alam berbagai cabang ilmu kebumian fenomena alam gumuk pasir membentuk ekosistem yang khas. Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean ( eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternyata ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini. Gumuk Pasir di daerah tropis sangat banyak macamnya dan yang paling unik adalah ditemukannya jenis barchan yang di Indonesia hanya terdapat di kawasan wisata Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan gumuk pasir dengan tipe barchan di Parangtritis sangat unik dan menarik untuk diteliti, dipahami, dan dilestarikan. Gumuk Pasir

ini merupakan fenomena yang menarik dipandang sebagai obyek wisata. Diposkan oleh Pantai Depok di 01.17 Tidak ada komentar: Label: pantai depok, Wisata Tradisi Dan Kebudayaan LARANGAN Walaupun pantai Depok termasuk dalam wilayah pantai Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan mitos Ratu Nyai Roro Kidul, namun dalam kenyataannya masyarakat pantai Depok tidak memiliki larangan tertentu bagi para pengunjung yang ingin bermain di kawasan ini. SEDEKAH LAUT Sebagai salah satu kawasan objek wisata di Yogyakarta, pantai Depok memiliki tradisi dan kebudayaan yang amat sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah ritual Sedekah Laut. Sedekah Laut diadakan dalam rangka memohon keselamatan kepada Tuhan , agar saat masyarakat nelayan mencari ikan di laut terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan . arena masyarakat Ngentak mata pencahariannya sebagai nelayan maka sedekah itu dimaksudkan sebagai rasa syukur nelayan atas diberi keselamatan dan penghasilan berupa ikan dan ditujukan kepada Sang Penguasa Laut, dengan harapan supaya para nelayan ini selalu diberi hasil yang banyak dan selalu diberi keselamatan. Mengenai waktunya mulai upacara adalah pukul 10.00 WIB dan kadang-kadang berakhir sampai pukul 14.00 siang. Dalam hal ini tergantung dari banyak sedikitnya acara. Selanjutnya untuk tempatnya, karena untuk memohon keselamatan kepada Sang Ratu Laut Kidul, maka harus berada di pantai, yaitu di Pantai Pandan Simo dan menghadap ke Selatan dimana Sang Ratu Kidul berada. Sebagai penutupan upacara ini dipentaskan berbagai macam kesenian antara lain jatilan dan salawatan. Diposkan oleh Pantai Depok di 01.11 Tidak ada komentar: Label: Tradisi Turun Temurun di Pantai Depok Latar Belakang Dari semua pantai yang ada di wilayah Bantul, Pantai Depok yang ada di RT 1 Padukuhan Depok tampak paling dirancang menjadi pusat wisata kuliner. Banyak rumah makan berjajar di Pantai Depok yang menyajikan hidangan sea food. Hasil tangkapan nelayan di Pantai Depok biasanya dilelang di TPI. Jenis ikan yang berasal dari Pantai Depok antara lain lele laut, teri, samangati, layur, surung, kembung, tongkol, dan bawal putih. Jenis ikan yang didatangkan dari luar Pantai Depok adalah sarden, tuna, udang, kepiting, dan cumi-cumi. Biasanya didatangkan dari Pantai Sadeng, Ngrenehan, Trisik, Congot, Cilacap, Semarang, Pacitan, dan Kalimantan. Selain itu, di Pantai Depok juga banyak terdapat pedagang asongan, seperti pedagang jagung bakar, pedagang layang-layang, pedagang peyek, pedagang ronde, dan pedagang siomay. Dalam 10 tahun terakhir, Pantai Depok begitu berkembang pesat dengan konsep wisata kulinernya. Pada tahun 1998, beberapa nelayan yang berasal dari Cilacap menemukan tempat pendaratan yang memadai di Pantai Depok. Para nelayan tersebut membawa hasil tangkapan yang cukup banyak sehingga menggugah warga sekitar Pantai Depok yang umumnya berprofesi sebagai petani lahan pasir untuk ikut menangkap ikan. Sejumlah warga mulai melaut dengan hanya bermodal perahu bermotor yang dilengkapi cadik. Kegiatan menangkap ikan dilakukan hampir sepanjang tahun,

kecuali pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat, yaitu Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, serta musim paceklik ikan bulan Juni September (musim angin timur). Karena jumlah tangkapan ikan cukup besar, maka warga sekitar membuka Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang bernama Koperasi Mina Bahari 45. Seiring banyaknya pengunjung Pantai Depok, maka dibukalah warung makan-warung makan sea food.

Diposkan oleh Pantai Depok di 01.06 Tidak ada komentar: Label: Latar Belakang TPI di Pantai Depok Sejarah Pantai Depok Berdasarkan dari cerita orang setempat yang bernama Bapak Joyowijono, nama Depok bermula dari pecahnya kerajaan Majapahit, yang menjadikan prajurit melarikan diri ke sebuah tempat dan di tempat tersebut para prajurit mendirikan padepokan, sehingga daerah tersebut diberi nama Depok, yang berasal dari kata padepokan. Depok diprakarsai oleh Tunggul Wulung, yang pada saat itu mempunyai anak angkat yang bernama Aris Baya yang berperan untuk mengelola dusun Depok. Pada suatu hari Tunggul Wulung meninggal yang mengakibatkan wilayah depok menjadi rebutan Grogol. Yang akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu 24 ruah nyadran Depok dan 25 ruah nyadran grogol. Pada tahun 1947 kelurahan Sono dan kelurahan Grogol bergabung menjadi kelurahan Tirtoarjo dikarenakan adanya otonomi daerah, yang kemudian kelurahan Tirtoarjo berubah menjadi kelurahan Parangtritis. Diposkan oleh Pantai Depok di 00.59 Tidak ada komentar: Label: pantai depok, sejarah

Sejarah Pantai Depok Berdasarkan dari cerita orang setempat yang bernama Bapak Joyowijono, nama Depok bermula dari pecahnya kerajaan Majapahit, yang menjadikan prajurit melarikan diri ke sebuah tempat dan di tempat tersebut para prajurit mendirikan padepokan, sehingga daerah tersebut diberi nama Depok, yang berasal dari kata padepokan. Depok diprakarsai oleh Tunggul Wulung, yang pada saat itu mempunyai anak angkat yang bernama Aris Baya yang berperan untuk mengelola dusun Depok. Pada suatu hari Tunggul Wulung meninggal yang mengakibatkan wilayah depok menjadi rebutan Grogol. Yang akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu 24 ruah nyadran Depok dan 25 ruah nyadran grogol. Pada tahun 1947 kelurahan Sono dan kelurahan Grogol bergabung menjadi kelurahan Tirtoarjo dikarenakan adanya otonomi daerah, yang kemudian kelurahan Tirtoarjo berubah menjadi kelurahan Parangtritis.

Diposkan oleh Pantai Depok di 00.59 Label: pantai depok, sejarah

Pantai Depok di Bantul, Jogja Selain dikenal sebagai kota budaya,jogja juga memiliki pantai yang indah dan sayang untuk dilewatkan atau tidak dikunjungi. Banyak pantai yang elok dan menawan yang terdiri dari berbagai nama, mulai dari ujung barat hingga ujung timur. terdiri dari pantai di Kab. Kulonprogo hingga pantai di Kab. Gunung Kidul, semua menawarkan keindahan dan keunikan alam yang berbeda-beda dan menakjubkan. Kali ini kita bahas salah satu pantai yang ada di jogja yaitu pantai Depok. Pantai Depok yang letaknya berada di kabupaten Bantul yang bersebelahan dengan pantai parangtritis ini tepatnya berada di sebelah barat pantai parangtritis. Pantai ini merupakan pantai yang tepat untuk menikmati wisata kuliner laut,karena terdapat pasar ikan dan sekitar 40 warung makan. Wisatawan dapat membeli ikan segar di Pasar Ikan. Pasar Ikan ini menjual berbagai hasil tangkapan laut seperti Udang, Kepiting, kerang kecil, kerang besar,udang, cumi-cumi, cakalang, Ikan Baraccuda, ikan Pari, Ikan Tongkol dan masih banyak lagi yang lainnya. Hasil tangkapan laut yang sudah kita beli selanjutnya dapat dimasak oleh warung makan yang berada di sepanjang panati atau juga bisa anda bawa pulang kerumah. Bagi anda yang doyan dengan kuliner laut (seafood) tempat ini menjadi rekomendasi tempat yang cocok untuk menikmati kuliner laut segar.

Karena Ombaknya sedikit tinggi dengan pantai yang landai. Tidak diperkenankan untuk berenang di pantai Depok. Namun anda bisa menikmati hal lainnya yang menyenangkan seperti mengendarai ATV, bermain menara pasir atau berbelanja ikan langsung dari kapal nelayan yang baru berlabuh mencari ikan. Selain itu di Pantai depok ini juga dapat dijadikan sebagai pantai untuk paralayang dan kegiatan Aerodinamika karena anginnya yang kuat dan bagus. Rincian tiket masuk Pantai depok yogyakarta : Retribusi masuk : Rp 5000/orang Parkir motor : Rp 2000/motor Parkir mobil : Rp 5000/mobil

Pantai ini mungkin merupakan tempat pertama kali yang menerapkan wisata kuliner sekaligus wisata alam. Pantai ini terletak tidak jauh dari Pantai Parangtritis kurang lebih 1,5 km kearah barat secara administrative masih sama dengan Pantai Parangtritis yakni di Kecamatan Kretek,

Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Pantai ini merupakan surganya pecinta sea food, karena ikan yang dimasak masih merupakan ikan segar, didukung juga oleh warung warung yang menghadap kelaut sehingga dalam menikmati segal hidangan para pengunjung bisa langsung sekaligus menikmati keindahan deburan ombak pantai. Pantai ini mulai berkembang setelah beberapa nelayan dari cilacap melihat adanya tempat berlabuh yang memadai dipantai dan hasil yang didapat nelayan cilacap ini cukup banyak, sehingga warga sekitar pantai ini tergiur dengan keberhasilan Nelayan Cilacap. Mulai saat itulah para warga sekitar pantai Depok menekuni profesi sebagai nelayan untuk menangkap ikan dan dari waktu ke waktu penghasilan Nelayan di tempat ini semakin baik dan berkembang, dan untuk menyalurkan hasil tangkapan ikan yang makin banyak maka didirikan Pangkalan Pendaratan Ikan dan dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan yang diberi nama Mina Bahari 45. Lokasi pantai depok Pantai Depok merupakan Objek wisata pantai yang masih berada di dalam kawasan Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta atau yang lebih tepatnya berada di sebelah barat dari pantai Parangtritis Dan Pantai Parangkusumo,dengan jarak 3-4 Km. Pantai Depok berada di wilayah Kretek, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di pantai ini tersedia wisata kuliner sea food yang sudah sangat populer di wilayah Bantul Yogyakarta. Di pantai ini banyak berjajar restaurant-restaurant sea food yang menghadap ke pantai selatan yang menawarkan makanan khas laut dengan ikan segar sebagai hidangannya. Sembari memandang keindahan pemandangan pantai selatan kita bisa menikmati segarnya dan lezatnya hidangan sea food yang disajikan di sini. Secara khusus kawasan Pantai Depok menjadi sebuah perkampungan nelayan. Letaknya kurang lebih sekitar 27 kilometer arah selatan dari pusat Kota Jogja, atau tepat di sebelah timur muara Sungai Opak. Untuk bisa mencapai Kawasan dari Pantai Depok Pengunjung bisa menggunakan Kendaraan roda empat maupun roda dua, bisa juga menggunakan kendaraan umum berupa bis, tapi biasanya cuma arah Pantai Parangtritis, untuk bisa ke pantai Depok dari Pantai Parangtritis bisa menggunakan Andong yang banyak di jumpai di Area Pantai Parangtritis dengan rute dari kota yogyakarta, keselatan dengan melewati jalan Parangtritis, sebelum sampai di pintu masuk pantai parangtritis belok kekanan, ikuti jalan terus, melewati perkampungan maka akan sampai ke tempat wisata Pantai Depok. Mulanya kita akan melihat banyak bangunan los yang memanjang. Itu adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau pasar ikan bagi masyarakat nelayan di sana. Selain TPI, akan tampak pula tanah lapang yang masih sedikit ditumbuhi tetumbuhan bakau. Itu adalah tempat yang disediakan sebagai area parkir untuk kendaraan para pelancong. Dari area parkir hingga melewati bangunan-bangunan los di TPI, laut atau pun pantainya memang belum terlihat, meski sebenarnya deburan ombaknya sudah mulai terdengar. Jika ingin segera menikmati kawasan pantainya, kita masih harus berjalan beberapa puluh meter lagi. Di sini Para pengunjung juga bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari kehidupan para nelayan sekaligus membeli ikan yang masih segar segar langsung dari Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) dan Pasar Ikan Pantai Depok yang beroperasi tiap hari serta langsung bisa memasaknya, banyak warung-warung makan yang siap membantu pengunjung untuk mengolah ikan-ikan yang baru anda beli di Tempat Pelelangan Ikan Pantai Depok.

Sejarah Pantai Depok Nama Depok bermula dari pecahnya kerajaan Majapahit, yang menjadikan prajurit melarikan diri ke sebuah tempat dan di tempat tersebut para prajurit mendirikan padepokan, sehingga daerah tersebut diberi nama Depok, yang berasal dari kata padepokan. Depok diprakarsai oleh Tunggul Wulung, yang pada saat itu mempunyai anak angkat yang bernama Aris Baya yang berperan untuk mengelola dusun Depok. Pada suatu hari Tunggul Wulung meninggal yang mengakibatkan wilayah depok menjadi rebutan Grogol. Yang akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu 24 ruah nyadran Depok dan 25 ruah nyadran grogol. Pada tahun 1947 kelurahan Sono dan kelurahan Grogol bergabung menjadi kelurahan Tirtoarjo dikarenakan adanya otonomi daerah, yang kemudian kelurahan Tirtoarjo berubah menjadi kelurahan Parangtritis.

Perkembangan Pantai Depok Pantai Depok adalah sebuah pantai di wilayah Kabupaten Bantul yang kepopulerannya lebih kemudian setelah Pantai Parangtritis. Keduanya masih berada dalam satu deret garis pantai di wilayah paling selatan dari Kabupaten Bantul. Kedua pantai itu masih berada dalam wilayah administratif Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek. Lokasi Pantai Depok dapat dijangkau dengan mengikuti jalan raya Parangtritis. Kalau kita berangkat dari arah Yogyakarta (utara), setelah sampai di depan gerbang loket wisata Parangtritis, ambil jalan ke arah barat atau arah ke kanan. Pantai Depok di Bantul ini mulai dikenal dan kemudian berkembang menjadi kawasan wisata sekaligus tempat pendaratan dan pelelangan ikan sejak sekitar tahun 2006. Ceritanya, pada waktu itu ada beberapa nelayan dari Cilacap yang merasa menemukan tempat pendaratan yang cocok bagi perahu-perahu ikannya di Pantai Depok. Masyarakat sekitar pantai yang mengetahui hal itu kemudian tergugah hatinya untuk ikut-ikutan menjadi nelayan seperti para nelayan dari Cilacap tersebut. Hal ini tentu saja dipicu oleh pendapatan para nelayan dari Cilacap di kala itu yang terbilang cukup menggiurkan. Pada akhirnya di Pantai Depok ini berdiri sebuah tempat pelelangan ikan (TPI) yang bernama Mina Bahtera pada sekitar tahun 2007. Di TPI inilah kemudian hasil-hasil tangkapan nelayan dari Pantai Depok ini dilelang. Bersamaan dengan itu bertumbuhanlah warung atau kios-kios yang menjual ikan hasil tangkapan dari para nelayan tersebut. Berkaitan dengan hal itu

bertumbuhan pulalah warung-warung makan atau restoran dengan andalan makanan yang berbahan baku utama ikan laut (sea food).

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Depok ini mereka dapat memperoleh banyak keuntungan. Di samping mereka dapat menikmati pemandangan pantai/laut yang indah, mereka juga dapat menyaksikan bagaimana terampilnya para nelayan pantai Laut Selatan ini mendaratkan perahunya di hamparan pasir pantai. Sekaligus juga mereka dapat menikmati makanan yang berbahan dasar ikan laut. Mereka bisa langsung memilih ikan segar sesuai selera masing-masing. Sambil menikmati hidangan ikan laut mereka juga bisa langsung menikmati keindahan pantainya.

Pada hakikatnya cara pendaratan perahu di pantai Laut Selatan berbeda dengan Pantai Utara. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi fisik atau alam keduanya memang berbeda. Pantai Laut Utara dapat dikatakan tidak bergelombang sedangkan pantai di Laut Selatan gelombangnya dikenal besar dan tinggi. Jika pendaratan kapal atau perahu di Laut Utara nyaris tanpa hambatan, pendaratan di Laut Selatan ada hambatannya. Salah satu hambatan besar yang terdapat di Laut Selatan adalah adanya gelombang yang besar. Jika nelayan tidak terampil dan tidak bisa membaca arah gerak air gelombang, maka perahu yang dibawanya untuk mendarat dapat dengan mudah dijungkirbalikkan oleh gelombang besar ini. Untuk itu tidak aneh jika para nelayan di Laut Selatan, khususnya di Pantai Depok ini, memperlengkapi dirinya dengan rompi pelampung. Di samping itu, semua perahu yang digunakannya diperlengkapi pula dengan cadik dan mesin tempel. Rompi pelampung berguna untuk mengantisipasi jika orang/nelayan yang bersangkutan terlempar ke laut. Sedangkan cadik berguna untuk mempertahankan stabilitas perahu dari hantaman atau goyangan gelombang laut. Ada sisi lain yang menarik dari proses pendaratan perahu tersebut. Untuk dapat membaca gerak atau arah gelombang besar, nelayan yang berada di atas perahu akan dipandu oleh teman-teman mereka sesama nelayan yang telah berada di daratan (pantai). Cara memandu arah perahu ini persis cara tukang parkir dalam memandu sopir yang akan memarkirkan mobil. Jadi, di samping dengan memperhatikan lalu lintas gelombang yang berbahaya, nelayan di atas perahu juga akan memperhatikan gerak atau aba-aba temannya yang telah berada di daratan. Kerja sama itu bukan hanya berhenti di situ. Setelah perahu berhasil mendarat, teman-teman nelayan yang berada di darat kemudian akan datang bersama-sama untuk mendorong perahu agar menepi, jauh dari jangkauan air laut. Di hamparan pasir nan luas inilah perahu tersebut kemudian bersandar. Dulu hasil tangkapan mereka itu lantas dilelang di TPI. Akan tetapi sekarang hal itu tidak dilakukan lagi. Kini para

nelayan tersebut langsung melelang hasil tangkapannya di atas perahu mereka. Tindakan ini dilakukan karena menurut mereka hal itu lebih menguntungkan. Mereka menjadi memiliki posisi tawar yang menguntungkan. Jika hasil tangkapan mereka ini tidak ada yang melelangnya di tempat, barulah mereka menawarkan ikannya ke TPI atau kepada para bakul ikan yang berjajar di kios-kios ikan mereka di Pantai Depok

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ekowisata pantai Dipilihnya peruntukan Pantai Depok sebagai ekowisata karena di pantai sepanjang 4,5 kilometer itu terdapat ekosistem khas gumuk pasir. Ekosistem ini berasosiasi dengan terumbu karang dan padang lamun di laut, serta vegetasi di darat. TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT Banyaknya tempat wisata pantai di Indonesia yang tidak diketahui oleh banyak orang menunjukan bahwa masih rendahnya tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata pantai. Hal ini tentu saja menyebabkan potensi ekowisata tersebut tidak berkembang, padahal kesadaran masyarakat akan pengembangan ekowisata tersebut jelas membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar lingkungan ekowisata. Pada dasarnya pengetahuan tentang alam, budaya serta kawasan daya tarik wisata juga dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu kesadaran akan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata pantai ini menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan. Dalam pengembangan ekowisata itu sendiri terdapat peluang dan tantangan, baik berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Secara ekonomi, pengembangan ekowisata memberi keuntungan bagi masyarakat lokal di sekitar lokasi tujuan ekowisata, seperti menyediakan kesempatan kerja dan mendorong perkembangan usaha-usaha baru. Dengan pengelolaan yang terpadu, ekowisata juga berpotensi menggerakkan ekonomi nasional dan mensejahterakan masyarakat di sekitar kawasan ekowisata. Potensi daerah, pengetahuan operator ekowisata tentang pelestarian lingkungan, partisipasi penduduk lokal, kesadaran wisatawan akan kelestarian lingkungan serta regulasi pengelolaan kawasan ekowisata baik di tingkat daerah, nasional dan internasional adalah faktor yang menentukan keberhasilan ekowisata. Satu hal yang tidak boleh diabaikan berkaitan dengan ekowisata adalah pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat. MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT Guna mewujudkan kesadaran masyarakat sekitar dalam pengembangan ekowisata pantai, diperlukan adanya suatu upaya yang dilakukan agar kesadaran masyarakat akan pengembangan

ekowisata meningkat. Upaya tersebut dimulai dari pelibatan masyarakat setempat. Pelibatan masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik lingkungan sekitar menjadi suatu yang harus dilakukan, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan. Selanjutnya mengarahkan masyarakat sekitar mengenai dampak positif yang akan diperoleh dari suatu pengembangan ekowisata pantai ini, yaitu dengan memperlihatkan potensi yang ada pada kawasan ekowisata yang dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah kepada pengunjung dan masyarakat setempat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman. Nilai tambah mempengaruhi perubahan perilaku dari pengunjung, masyarakat dan pengembang ekowisata agar sadar dan lebih menghargai alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. Selain itu masyarakat setempat juga diberi suatu informasi mengenai manfaat dalam bidang ekonomi dari suatu pengembangan ekowisata, dimana salah satu manfaat tersebut, yaitu ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan, dimana ekowisata tersebut memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidahkaidah pariwisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Dimana ekonomi berkelanjutan ini merupakan salah upaya dalam memasuki bisnis rekreasi berbasis masyarakat dan ekologi. Ekowisata telah berkembang sebagai salah satu industri pariwisata yang potensial untuk meningkatkan penerimaan devisa negara, terutama pada dasawarsa terakhir ini. Hampir 10% jumlah pekerja di dunia, bekerja di sektor pariwisata dan tidak kurang dari 11% Gross Domestic Product (GDP) seluruh dunia berasal dari sektor ini. Di Indonesia, ekowisata telah menyumbangkan devisa sebesar Rp. 80 triliun pada tahun 2008 dengan jumlah wisatawan mancanegara (Siaran Pers 2009). MENATA SEBUAH KAWASAN Dalam menata sebuah kawasan menjadi suatu wadah rekreasi, dibutuhkan inovasi baik itu infrastruktur bangunan seperti transportasi, hotel juga keamanan dan kenyaman para wisatawan. Miskin inovasi akan terasa sulit untuk memasuki bisnis rekreasi berbasis ekologi dan lingkungan. Bukan hanya bom inovasi, artinya bukan hanya sekali dibuat tapi berlaku untuk seterusnya (berkelanjutan/Sustainable). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menata sebuah kawasan, meliputi lingkungan alam, buatan dan sosial, tahapan, pembiayaan, pengelolaan pembangunan, serta pembinaan dan kelembagaan. Perencanaan penataan dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana penataan. Penataan ditinjau kembali dan atau

disempurnakan secara berkala mengikuti kriteria dan tata cara yang ditetapkan peraturan pemerintah. Perlu diketahui juga mengenai sifat dan karakter suatu kawasan untuk menatanya menjadi sebuah wadah rekreasi. Sifat dan karakter tersebut berupa In-Situ yaitu obyek dan daya tarik wisata alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan obyek ke Ex-situ akan menyebabkan terjadinya perubahan dari obyek dan daya tarik atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya. Lalu Perishable, yaitu suatu gejala atau proses alam yang hanya terjadi pada kurun waktu tertentu. Kadang siklusnya beberapa tahun, bahkan ada yang puluhan atau ratusan tahun. Obyek dan daya tarik ekowisata yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan. Selanjutnya yaitu Non Recoverable, dimana suatu ekosistem alam yang mempunyai sifat dan perilaku pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor alam (Genotype) dan faktor luar (Fenotype). Pada umumnya pemulihan secara alami terjadi dalam waktu yang panjang. Penataan sebuah kawasan menjadi sebuah wadah ekowisata juga harus memperhatikan aspek-aspek dalam strategi pengembangan objek dan daya tarik wisata alam. Aspek tersebut, meliputi perencanaan pembangunan, kelembagaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pengusahaan, pemasaran, peran serta masyarakat, dan aspek penelitian dan pengembangan. Aspek perencanaan pembangunan objek dan daya tarik wisata alam, mencakup sistem perencanaan kawasan, penataan ruang (tata ruang wilayah), standarisasi, identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi objek dan daya tarik wisata alam. Aspek kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara operasional merupakan organisasi dengan sumberdaya manusia dan peraturan pemerintah yang sesuai dan memiliki efisiensi tinggi. Aspek sarana dan prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu alat memenuhi kebutuhan pariwisata alam dan sebagai pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana. Aspek pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam yang siap mendukung kegiatan pariwisata alam dan mampu memanfaatkan potensi obkek dan daya tarik wisata alam secara lestari. Aspek pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan Objek dan daya tarik wisata alam untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada pihak ketiga dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Aspek pemasaran dengan menggunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri. Aspek peran serta masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan terakhir aspek penelitian dan pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial ekonomi dari objek dan daya tarik wisata alam.

Anda mungkin juga menyukai