Anda di halaman 1dari 18

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
Bantuan Teknis Penyusunan RP4D sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku

BAB

PENDAHULUAN

pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga dapat menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan penghidupan bagi penghuninya. 1.2 Maksud dan Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah memfasilitasi

1.1

Latar Belakang

Berdasarkan Pedoman Penyusunan RP4D (Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman, No. 09/KPTS/M/IX/1999), RP4D merupakan acuan/payung bagi seluruh pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di daerah, baik di

tingkat kabupaten/kota, propinsi, maupun tingkat nasional. Namun selama ini penyusunan RP4D belum terekam dengan baik, sehingga RP4D di kegiatan beberapa untuk penyempurnaannya dirasakan masih belum dapat dirumuskan secara pasti. Selain itu, penyelenggaraan penyusunan daerah memerlukan penyempurnaan proses maupun kualitas RP4D, sehingga pada akhirnya, penggunaan RP4D sebagai acuan pembangunan juga memerlukan penguatan. Berpijak pada kondisi tersebut, di masa mendatang, peranan RP4D dalam pembangunan daerah perlu untuk terus dipacu dan diperkuat. Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan

Maksud

peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan RP4D dan mewujudkan keterpaduan prasarana dan sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk melakukan penyempurnaan proses penyusunan RP4D, substansi serta penggunaan RP4D termasuk identifikasi penataan keterpaduan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen yang mengikat pihak-pihak terkait.
1

PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
3. Skenario kerja sama dalam penyusunan pedoman penataan keterpaduan prasarana pada dan antar kawasan perumahan dan permukiman. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak terkait dalam proses penyusunan, penggunaan, dan pemantauan Skenario kerja sama dalam penyusunan RP4D RP4D, serta persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman di daerah. 2. Tersusunnya analisis masalah yang memerlukan penguatan agar praktek penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman dapat mencapai hasil yang optimal. 3. permasalahan dan kendala dalam Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan

1.3

Keluaran dan Sasaran

Keluaran yang diharapkan adalah laporan akhir kegiatan yang mencakup : Komponen A: 1. RP4D 2. 3. 4. berdasarkan fungsi dan peran masing-masing pelaku Usulan model kerja dalam penyusunan RP4D Pernyataan kemauan/ komitmen pemerintah kabupaten/ kota untuk menindaklanjuti penyusunan RP4D menjadi produk hukum (Perda) Komponen B: 1. Identifikasi penataan keterpaduan prasarana pada dan antar kawasan perumahan dan permukiman dengan sistem jaringan primer dan sekunder; 2. Usulan model kerja dalam penataan keterpaduan sistem jaringan prasarana pada dan antar kawasan perumahan dan permukiman. 1.4 Identifikasi permasalahan dan kendala penyusunan

rekomendasi dan masukan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang pengembangan kawasan perumahan dan permukiman. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan meliputi:

2
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
Menyusun persiapan kajian pelaksanaan pemberian 2. Membuat alur pikir kajian yang akan digunakan dalam menganalisis permasalahan proses penyusunan RP4D dan dengan pihak propinsi pengumpulan data di dan 3. 4. keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman; Melakukan perumusan masalah strategis atas permasalahan yang dihadapi; Menyiapkan metoda survey dan pengumpulan data;

1. 2. 3. 4. 5.

bantuan teknis. Melakukan sosialisasi Melakukan survey wilayah Indonesia Bagian Barat, Tengah, dan Timur. dan informasi yang relevan. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi serta analisis teknis pemberian bantuan teknis. Analisis atas rencana pelaksananaan pemberian bantuan teknis penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman di daerah. 6. 7. Melakukan diskusi/ seminar atas hasil analisis dan konsep rekomendasi Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bantuan teknis penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman. 1.5 1. peluang Pendekatan dan Metodologi Mengidentifikasi isu, permasalahan, tantangan dan yang terkait dengan penyusunan RP4D dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman;

Gambar 1.1 Lingkup Kegiatan dan Kerangka Pendekatan

Langkah-langkah pendekatan yang digunakan meliputi :

3
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
Melakukan pengayaan wawasan atas substansi yang ini dipandu oleh seorang fasilitator dan seorang notulen dengan peserta perwakilan dari stake-holder perumahan dan permukiman yang sebelumnya terlibat dalam penyusunan RP4D di masing-masing kota/ kabupaten. Wawancara Semi Terstruktur. Dalam wawancara semi terstruktur ini beberapa orang informan yang akan diwawancara dipilih berdasarkan pengenalan dari proses FGD di masingmasing kota/ kabupaten. Dari pengamatan terhadap proses FGD akan dapat dikenali oleh fasilitator orang-orang yang memiliki data dan informasi penting yang perlu digali melalui metode wawancara. Future Mapping oleh Stakeholder di Daerah. Future Mapping merupakan upaya memetakan gambaran yang dimiliki setiap stake-holder tentang masa depan kondisi perumahan dan permukiman di kota/kabupaten nya. Future Mapping yang telah disepakati bersama ini selanjutnya dapat dijadikan dasar dan memberikan orientasi yang kuat bagi penyusunan rencanarencana aksi bersama (collective action) di bidang perumahan dan permukiman. Future Mapping ini akan dilaksanakan sebagai satu rangkaian kegiatan dengan FGD.

5.

sedang di analisis melalui diskusi dan wawancara dengan nara sumber yang terkait dan relevan; 6. Melakukan analisis kebijakan dalam rangka analisis penyusunan bantuan teknis dan rekomendasi pelaksanaan kebijakan yang dimaksud. Secara diagramatis lingkup kegiatan dan kerangka pendekatan dalam bantek RP4D dapat dilihat pada Gambar 1.1. Pendekatan tersebut diterapkan dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion). Metode Diskusi Kelompok Terarah (FGD) merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menggali data dan informasi mengenai kendala dan permasalahan penerapan RP4D. Data yang dihasilkan akurat dan mempunyai validitas tinggi, artinya, informasi yang diberikan peserta diskusi bisa dipercaya, sebab semua informasi tersebut merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta diskusi kelompok, setelah mempertimbangkan berbagai perbedaan yang ada meninjaunya secara mendalam dalam diskusi. Topik FGD yang diusulkan adalah: Refleksi terhadap Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Bidang Perumahan dan Permukiman. Kegiatan

4
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)

Diskusi dan Wawancara dengan Nara Sumber Untuk dapat memperkaya wawasan atas substansi perbaikan bantuan teknis RP4D, dilakukan diskusi dengan beberapa Nara Sumber yang terkait dengan konsep RP4D, kelembagaan pemerintah di daerah, peran-serta masyarakat, penataan ruang wilayah, dan sebagainya.

1.6

Lokasi Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di Jakarta, dengan lokasi bantuan teknis pada beberapa daerah yang mewakili Wilayah Barat, Tengah, dan Timur Indonesia, antara lain: Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

5
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
b. Rendahnya Rasa Memiliki RP4D Pada beberapa propinsi yang telah memiliki RP4D di beberapa kota atau kabupatennya, umumnya tidak terinformasikan dengan baik tentang keberadaannya. Rendahnya kepedulian terhadap RP4D yang telah disusun dalam dan tahap propinsi pembangunan dalam database maupun naskah akedemik. Rendahnya pelibatan stakeholder kota/kabupaten

EVALUASI TERHADAP TEMUAN DAN PENDAMPINGAN BANTEK


2.1 Permasalahan Proses Pendampingan Bantuan Teknis kepada Propinsi a. Rendahnya pengetahuan tentang RP4D Sebagian besar pelaku daerah yang seharusnya terkait dengan penyelenggaraan perkim, tidak atau belum mengetahui keberadaan RP4D. Pada beberapa daerah yang telah mengetahui keberadaan RP4D umumnya memiliki pemahaman dan persepsi yang rendah bahkan cenderung salah. Pelaksanaan kegiatan BanTek mengalamai hambatan dikarenakan seluruh propinsi yang dilakukan BanTek belum pernah melakukan penyusunan RP4D propinsi.

BAB

penyusunan

RP4D

mengakibatkan

rendahnya kepedulian pihak daerah untuk menindaklanjuti tahapan penyusunan RP4D hingga tuntas. 2.2 Permasalahan Kegiatan Penyusunan RP4D Propinsi Rendahnya sosialisasi terhadap propinsi tentang muatan subtansi maupun kedalaman RP4D dan kedudukan RP4D dalam kerangka perencanaan tata ruang dan sektor pekim di daerah. Penyusunan RP4D yang telah dilakukan dan dibantu pengadaannya oleh pemerintah pusat lebih ditujukan untuk Kota dan Kabupaten. Belum kuatnya kapasitas pelaku propinsi dalam penyusunan RP4D propinsi karena rendahnya kegiatan BanTek kepada pelaku daerah khususnya pemerintah propinsi.
6

a. Kelemahan Bantuan Teknis

PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
seharusnya pemerintah propinsi lebih dahulu memiliki RP4D RP4D di propinsi yang menjadi payung bagi kota/kabupaten. Namun kenyataannya propinsi belum memiliki RP4D sebagaimana yg telah dilakukan oleh beberapa kota/kab. di bawahnya. Pemberian Bantuan Teknis dalam bentuk penyusunan RP4D oleh pemerintah pusat secara langsung kepada pihak pemerintah Kota/kab. telah dengan sendirinya melemahkan atau meniadakan fungsi pemberdayaan pemerintah propinsi untuk mampu menjadi fasilitator bagi pihak kota/kabupatennya. tingkat 2.3.2 Kebutuhan propinsi untuk meningkatkan kapasitas Pemberian Pembinaan Teknis (BinTek) dalam tujuan menyamakan pemahaman dan meningkatkan kemampuan daerah terhadap penyelenggaraan RP4D, baik melalui kegiatan sosialisasi maupun pelatihan. pemerintah Propinsi dalam Diberikannya kesempatan untuk menjalankan fungsi dan peran fasilitatif kepada propinsi dalam menyusun RP4D kota/kab. Pengadaan Bantuan Teknis (BanTek) dari pihak Pemerintah Pusat kepada Propinsi dalam menyusun RP4D propinsi. kebutuhan terhadap

b. Kelemahan Substansi / Muatan RP4D Rendahnya disebabkan persepsi yang timbul tentang tumpangtindihnya (overlapping) antara materi dan lingkup yang dibahas dalam RP4D dengan materi pengembangan perkim di dalam RTRW Propinsi. Tidak fokusnya pembatasan bagi lingkup materi perumahan permukiman yang dikendalikan dalam RP4D Propinsi yang seharusnya menjadi tanggung jawab dan peran propinsi. Kesalahan persepsi (misperception) terhadap kedalaman RP4D sehingga timbul pemahaman bahwa kurang dirasakan manfaat dari keberadaannya. 2.3 Permasalahan Penyelenggaraan Bantuan Teknis dari Propinsi 2.3.1 kepada Kota dan Kabupaten dalam penyusunan RP4D Permasalah dalam pemberian BanTek Kelemahan kapasitas

mendampingi Kota/Kab. untuk menyusun RP4D, karena belum dilakukannya BanTek kepada propinsi baik melalui sosialisasi, pelatihan, maupun melakukan penerapan penyusunan RP4D. Secara hirarki dan fungsi arahan penataan ruang maupun pemanfaatan lahan pada kota/kabupaten di bawahnya, maka

7
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
Idealnya, munculnya kebutuhan akan RP4D muncul dari kebutuhan di daerah. Tetapi yang terjadi seringkali inisiatif penyusunan RP4D

2.4 2.4.1

Permasalahan Penyelenggaraan RP4D di Kota dan Kabupaten Substansi RP4D dan Pemahamannya Kurangnya pemahaman terhadap pedoman penyusunan RP4D mengakibatkan munculnya kerancuan pada semua pihak yang terkait terhadap konsep RP4D ini khususnya dikaitkan dengan produk perencanaan tata ruang. Pemerintah kabupaten/kota tidak sepenuhnya memahami konsep RP4D ini, karena lemahnya kegiatan sosialisasi dan fasilitasi yang selama ini dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah propinsi. Selanjutnya tidak banyak pemerintah propinsi yang mensosialisasikan program ini kepada pemerintah kabupaten/kota. Melihat permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pergeseran, dan propinsi. dimana konsentrasi sosialisasi perlu lebih dilakukan secara seimbang pada pemerintah kabupaten/kota

ini

muncul

dari

Pemerintah

Propinsi

tanpa

pemerintah

Kabupaten/kota memahami konsep ini secara jelas. Kondisi ini seringkali diperparah lagi dengan pembentukan tim pokjanis yang kurang efektif, sehingga produk yang dihasilkan cenderung tidak bermanfaat karena tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten/kota. b. Pendekatan Stakeholders dan Perencanaan Partisipatif Pendekatan proyek dan tidak digunakannya pendekatan fasilitatif dalam melakukan perencanaan partisipatif maupun dalam melibatkan pelaku di daerah telah menjadi faktor utama dari tidak akomodatif dan representatifnya suatu perencanaan RP4D yang disusun. Hal ini yang menyebabkan RP4D tidak dirasakan sebagai suatu produk daerah, dan pada waktunya tidak mendapat dukungan untuk ditindaklanjuti kepada tahap yang lebih lanjut (legalisasi maupun implementasinya) c. Tahapan dan Waktu Penyusunan

2.4.2

Proses Penyusunan

Pedoman RP4D telah mengarahkan adanya tiga tahap dalam proses penyusunan RP4D. Permasalahan timbul ketika dengan pendekatan proyek, setiap tahap dilakukan dengan sangat terbatas
8

a. Hubungan Propinsi - Kota/Kab. dan Orientasi Kebutuhan

PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
sehingga cenderung tidak memberikan manfaat apa-apa kepada pemerintah daerah. 2.4.4 Pemfungsian RP4D Dalam pemfungsian RP4D, terlihat kondisi belum tercapainya keseimbangan dan kesamaan agihan dari ketiga indikator; ketrampilan, a. pemerintah kemauan dan pemahaman. Kondisi tersebut tergambarkan sebagai berikut : Kelemahan dalam ketrampilan mengarahkan pada kondisi kurang atau belum memadainya kapasitas baik propinsi maupun kota/kabupaten dalam manajemen aksi untuk membangun dan mengoperasikan sistem perkim yang diinginkan maupun sistem penunjang lainnya seperti keterpaduan prasarana kawasan. b. pelaku di Rendahnya kemuan dan komitmen dari para daerah mengarahkan pada kondisi dimana keberadaan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian

waktunya. Waktu pelaksanaan setiap tahap lebih berorientasi pada waktu proyek daripada waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian kegiatan dalam setiap tahapnya yang sangat bervariasi untuk setiap kebutuhan dan kasus daerah. Dalam Tahap pertama, seringkali RP4D didukung oleh data yang sangat miskin dan tidak terstruktur, sehingga pada akhirnya terdapat perencanaan perkim yang belum/tidak cukup dapat dijadikan acuan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Tahap penyusunan naskah akademik sebagai kegiatan tahap berikutnya seringkali dilakukan dengan tanpa didukung penyelesaian tahap pertama (basis data) dengan baik. Hal ini menyebabkan kondisi dimana secara administratif naskah RP4D tersebut telah tersedia tapi tidak / belum meiliki substansi yang memadai. 2.4.3 Perangkat Pendukung

pembangunan bidang perkim belum menjadi kebutuhan formal untuk kota/kabupaten yang menyelenggarakan RP4D. c. Kerancuan dan rendahnya pemahaman yang diindikasikan dengan pola sikap dan pola tindak dari pelaku daerah dalam menghadapi cepatnya dinamika pembangunan mengarahkan pada kondisi masih digunakannya mind-set yang

Berkaitan dengan perangkat pendukung, kondisi yang sering terjadi adalah pemerintah kabupaten/kota tidak terlibat dalam proses penyusunan RP4D sehingga muncul kebingungan pada saat dituntut untuk menindaklanjutinya dengan penyusunan peraturan daerah. Masalah tersebut mengakibatkan seringnya produk RP4D yang telah dihasilkan tidak ditindaklanjuti sebagaimana mestinya

9
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
2.5.1 Peran KPK Dalam Mendukung Penyelenggaraan RP4D Dalam konteks kebijakan RP4D ini aspek Keterpaduan Prasarana Kawasan memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu : Fungsi pelayanan; yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan dengan mengarahkan pembangunan prasarana kegiatan bantuan teknis untuk melayani kawasan-kawasan yang sudah berkembang atau kawasan-kawasan yang sudah ditetapkan untuk dikembangkan Fungsi mengarahkan pembangunan; yang menekankan pada upaya untuk mengarahkan pengembangan pada kawasan tertentu. belum Dalam penyusunan dan baik RP4D, konteks keterpaduan Prasarana dalam Kawasan tingkat pembangunan yang pengembangan sehingga dapat

kurang tepat oleh pemerintah kota/kabupaten terhadap masalah perkim.

2.4.5

Pemberdayaan RP4D Bahwa

maupun penyusunan RP4D itu sendiri masih belum berorientasi pada peningkatan kapasitas pelaku di daerah. Sebagian besar kegiatan didudukkan untuk sekedar menyelesaikan proses penyusunan daripada menggunakannya Penyusunan sebagai RP4D sarana pemberdayaan kapasitas aparat atau pelaku di daerah. berorientasi pada kebutuhan daerah. Hal ini ditunjukkan dengan seringkalinya kegiatan penyusunan RP4D merupakan kegiatan yang ditentukan waktu dan lokasinya oleh pihak pusat atau di luar daerah itu sendiri, sehingga telah mengabaikan peran daerah dalam menentukan kebutuhannya sendiri dan menghilangkan kesempatan memberdayakan daerah dalam menemukenali permasalahannya dalam proses pengambilan keputusan. 2.5 Permasalahan Keterpaduan Prasarana Kawasan (KPK) dalam Kerangka Penyelenggaraan RP4D

dimaksudkan untuk dapat menciptakan suatu sistem prasarana terintegrasi memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat serta menciptakan pola penataan kawasan yang baik. Secara umum ada dua keterpaduan yang ingin dibentuk. keterpaduan eksternal, yaitu keterpaduan prasarana yang menghubungkan lainnya. antara satu kawasan dengan kawasan

10
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
Pemicu lemahnya koordinasi adalah faktor kemauan, yaitu sulitnya menumbuhkan kemauan pihak yang terlibat untuk saling berkoordinasi karena seringkali pihak-pihak tersebut memiliki orientasi kegiatan yang berbedabeda.

keterpaduan internal, yaitu keterpaduan prasarana kawasan di dalam setiap kawasan yang dikembangkan itu sendiri.

Masalah keterpaduan prasarana menjadi sangat penting karena pengembangan prasarana yang berkembang sendiri-sendiri akan cenderung menimbulkan berbagai persoalan inefisiensi khususnya dalam pemanfaatan sumber daya, penciptaan biaya dampak serta potensi penurunan kualitas lingkungan. 2.5.2 Pemfungsian KPK

2.5.2.2 Kebutuhan Dukungan untuk Pemaduan KPK Dalam Penyelenggaraan RP4D Beberapa aspek yang harus disediakan dan disepakati dalam menciptakan adalah : RP4D harus disepakati sebagai suatu kebijakan arahan pembangunan yang mengikat untuk Proses penyusunan RP4D dalam setiap tahapnya harus melibatkan semua stakeholders yang ada, diarahkan dapat menggali semua aspirasi dan kebijakan pengembangan sektoral serta untuk mencapai kesepakatan beberapa hal penting. 2.5.3 Permasalahan Bantuan Teknis Dan Kebutuhannya keterpaduan pembangunan prasarana kawasan

2.5.2.1 Permasalahan Pemfungsian KPK Masalah penciptaan keterpaduan ini seringkali menjadi sesuatu yang sulit untuk diwujudkan. Pada pelaksanaannya, dari tahap perencanaan sampai dengan implementasi Keterpaduan Prasarana Kawasan akan melibatkan cukup banyak instansi yang seringkali menjalankan tugasnya dengan acuan yang tidak sama. Persoalan dipicu oleh interpretasi yang berbeda dari semua pihak terhadap RTRW yang ada. Kondisi ini bisa muncul karena semua pihak menganggap bahwa RTRW yang ada kurang memberikan detail. arahan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan sektor prasarana dengan cukup lengkap dan

Faktor keterpaduan prasarana kawasan merupakan aspek yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan kawasan baik
11
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
untuk membuat kesepakatan operasional keterpaduan prasarana kawasan di antara para stakeholders pembangun prasarana di masing-masing kawasan permukiman. Kegiatan review tahunan belum terbiasa (pernah) dilakukan dalam praktik penyelenggaraan RP4D oleh kota/kabupaten. keterpaduan Padahal untuk memastikan tercapainya keterpaduan prasarana kawasan, kebutuhan akan dilaksanakannya review tahunan merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Belum terdapat pedoman tentang bagaimana para pelaku di daerah sebaiknya melaksanakan proses-proses pemastian tercapainya keterpaduan prasarana kawasan pada setiap tahapan pengembangan kawasan (perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian/ pemeliharaan, maupun review tahunan). Masalah Dukungan KPK terhadap

dalam lingkup lokal maupun lingkup yang lebih luas/lingkup regional. Oleh karena itu kebutuhan banteknya meliputi : bagaimana menyusun rencana pengembangan sektoral yang akan diakomodasikan dalam kebijakan yang akan menjadi acuan bagi pembangunan semua sektor. bagaimana menciptakan perencanaan berbagai sector prasarana yang keterpaduan dalam rencana, keterpaduan dalam pelaksanaan, keterpaduan dalam pengelolaan dan keterpaduan dalam pembiayaan menjaring kawasan 2.5.4 Rumusan permasalahan bagaimana melaksanaan FGD yang efektif untuk berbagai dalam permasalahan penciptaan yang ada termasuk prasarana keterpaduan

Penyelenggaraan RP4D Pedoman, bantuan teknis, dan praktik penyusunan RP4D yang ada belum mencakup proses-proses yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan di antara para stakeholders pengembang kawasan tentang standar mutu layanan yang ingin dicapai. Pedoman, bantuan teknis, dan praktik penyusunan RP4D yang ada belum mencakup proses-proses yang diperlukan
12
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

B
3

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
3.1.1 Strategi Bantuan Teknis bagi Propinsi Proses bantuan teknis akan lebih dititik beratkan pada peningkatan

BAB

REKOMENDASI

kapasitas pelaku pembangunan (khususnya bidang permukiman) melalui media penyusunan RP4D. Dalam penerapan strategi bantuan teknis propinsi ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1. 2. 3. memiliki RTRW Propinsi (telah memiliki legalitas hukum/SK. Gubernur) memiliki basis data permukiman Sebaiknya memiliki institusi (badan koordinasi) Penyelenggara dan Pengendalian Perumahan dan Permukiman, atau mengoptimalkan institusi sejenis ( badan koordinasi penataan ruang, dan lain-lain) Bantuan teknis di tingkat propinsi ini diberikan kepada Tim Koordinasi Perumahan dan Permukiman (Pokjanis , BKP4P, atau sejenisnya) melalui suatu kegiatan nyata sehingga gambaran tugas, pokok dan fungsi Propinsi di sektor perumahan dan permukiman dapat langsung dioperasionalkan. Dalam hal ini posisi propinsi menjadi sangat strategis dalam mengarahkan kebijakan perumahan dan permukiman bagi setiap Kota dan Kabupaten di wilayahnya, terutama dalam hal penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman yang lintas regional. Propinsi dapat
13

3.1

Strategi Bantuan Teknis dalam Penyelenggaraan RP4D teknis penyelenggaraan RP4D dilakukan secara

Bantuan

berjenjang, yaitu pendistribusian peran Bantek penyusunan RP4D mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah. Adalah menjadi tugas Kanmenpera untuk memberikan bantuan teknis RP4D ke tingkat Propinsi dan tugas Propinsi untuk memberikan bantuan teknis ke tingkat Kota/Kab. Adapun mekanisme berjenjang dalam penyelenggaraan RP4D dapat dijelaskan dalam gambar berikut.

PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
tingkat Kota/Kab. Di tingkat Kota/Kab. penyusunan RP4D bisa saja dilakukan berdasarkan inisiatif dan pendanaan Kota/Kab. yang bersangkutan, sehingga dalam prosesnya tidak memerlukan bantuan teknis dari propinsi atau pusat. Dalam penerapan strategi bantuan teknis tersebut ada beberapa kondisi prasayarat yang harus dipahami, yaitu Prioritas penyusunan RP4D di Kota/Kab. ditetapkan oleh propinsi berdasarkan kajian yang tertuang dalam RP4D Propinsi. Harus dipastikan bahwa produk RP4D Kota/Kab. secara proses diketahui dan melibatkan pelaku di daerah, dan menempatkan produk RP4D sebagai salah satu produk perencanaan yang diakui dan dijadikan landasan dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman. Produk-produk penunjang seperti RTRW Kota/kab, RDTR Kawasan, Data Pokok permukiman, menjadi suatu prasyarat yang harus dipunyai oleh Kota/Kab. yang akan mendapatkan bantek dari propinsi. Pada dasarnya bantuan teknis penyusunan RP4D di Kota/Kab. sedapat mungkin dilakukan kepada (1) Bappeda Kota/Kab. atau Dinas Perumahan (atau apapun namanya), (2) POKJANIS selanjutnya dibentuk untuk diserahi tugas sebagai pendukung dalam menyusun dan mempersiapkan RP4D, dan (3) Aspirasi
14
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

mengidentifikasi Kota/Kab. mana yang harus sudah memiliki RP4D dan Kota/Kab. mana yang tidak atau belum perlu RP4D. Kebutuhan penyelenggaraan Bantek di tingkat Propinsi sangat tergantung pada (1) Keberadaan Tim Koordinasi (BKP4P, TKPRP, atau sejenis) sebagai kelompok sasaran/target bantek, (2) Keberadaan data dasar perkim sebagai acuan penyusunan RP4D, dan (3) Keterlibatan Kota/Kab. pada momentum-momentum khusus untuk memberikan input input lokal strategis di tingkat propinsi. Adapun mekanisme penyelenggaraan bantek RP4D di tingkat propinsi adalah dapat digambarkan pada skema berikut :

3.1.2

Strategi Bantuan Teknis bagi Kota dan Kabupaten

Bantuan teknis penyusunan RP4D di tingkat Kota/Kab. yang dimaksud adalah bantek yang dilakukan oleh pihak propinsi ke

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
pendampingan atau fasilitasi penyusunan RP4D Kota/Kabupaten. Pentahapan ini dilakukan mengingat untuk mampu memberikan fasilitasi yang baik dan benar kepada Kota/Kab, Propinsi harus lebih dahulu mampu menyusun RP4D nya sendiri. 3.2 3.2.1 Strategi Bantuan Teknis Keterpaduan Prasarana

masyarakat (perorangan maupun kelompok) yang dapat disalurkan melalui berbagai cara: dari surat yang dilayangkan kepada Dinas Perumahan, ke forum khusus seperti TP4D/BP4D, atau bahkan ke Pemerintah Daerah. Adapun mekanisme bantuan teknis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Kawasan dalam Mendukung RP4D Strategi Bantuan Teknis KPK dalam Mendukung RP4D kawasan adalah tanggung pusat daerah dalam jawab pemerintah memfasilitasi Pada dasarnya sebagian besar bidang tugas pembangunan prasarana terwujudnya 3.1.3 Pilot Project Bantuan Teknis RP4D bagi Propinsi kabupaten/kota. Pemerintan bertugas

kemandirian

penyelenggaraan

pembangunan prasarana kawasan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, produktif, dan berkelanjutan, serta saling memperkuat dalam mendukung pengembangan wilayah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pengaturan, koordinasi, sinkronisasi dan integrasi, serta kesepakatan dalam mewujudkan keterpaduan prasarana kawasan permukiman. Proses bantuan teknis dapat dilakukan secara berjenjang sejalan dengan proses bantuan teknis RP4D. Di tingkat propinsi proses Desain Pilot Project terbagi menjadi dua tahapan, yaitu: (1) tahap penyusunan RP4D Propinsi, dan dilanjutkan dengan, (2) tahap bantek lebih dititik beratkan pada proses identifikasi kawasankawasan yang diprioritaskan untuk dikembangkan dan perumusan
15
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

Pilot Project (Percontohan) Bantuan Teknis RP4D bagi Propinsi perlu dilakukan mengingat hingga saat ini belum ada model maupun best-practice bagi kedua peran Propinsi berkaitan dengan RP4D. Adanya Pilot Project ini menyediakan contoh bagi Propinsi tentang bagaimana sebaiknya menjalankan kedua perannya berkaitan dengan RP4D tersebut.

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
prasarana dan sarana dan membuka akses kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat; Kawasan perkotaan dan perdesaan yang terkena dampak bencana alam termasuk kekeringan dan kerusuhan sosial untuk mengurangi beban kesulitan dan memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Adapun mekanisme pemberian bantek dapat dilihat pada gambar berikut :

action plan pengembangan prasarana kawasan secara terpadu. Sedangkan di tingkat Kota/Kab, prioritas kawasan yang telah ditetapkan, ditindak lanjuti melalui proses bantek untuk mengidentifikasi kebutuhan prasarana yang akan dikembangkan (perencanaan) dan membangun komitmen-komitmen pelaksanaan dan pendanaan. Dalam kerangka RP4D, bantek keterpaduan parasarana kawasan dilakukan pada kondisi dan prasyarat sebagai berikut : Kota dan kawasan strategis (cepat tumbuh) termasuk desa-desa pusat pertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan/pemulihan ekonomi; Kawasan permukiman dan padat penduduk tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar; Kawasan potensial dikembangkan (revitalisasi kawasan) untuk direvitalisasi dan dikembangkan agar terjadi peningkatan aktivitas ekonomi kota; Kawasan kota dan desa rawan air dan miskin pelayanan prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan; Kawasan desa miskin, tertinggal, terpencil, dan perbatasan untuk memenuhi kebutuhan dasar pelayanan

16
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
3.3.2 Proses Penyusunan RP4D

3.2.2

Pilot Project Keterpaduan Prasarana Kawasan Tahapan penyusunan RP4D yang selama ini dilakukan melalui tahapan yang cukup panjang ( 3 tahap, minimal 2 tahun ), sebaiknya dipersingkat menjadi 1 tahapanperencanaan ( 1 tahun) yang hasil akhirnya siap untuk dilegalkan, dengan mekanisme yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pembangunan Baru Peningkatan Kualitas Kawasan X X X

Pilot Project Keterpaduan Prasarana Kawasan perlu dilakukan mengingat penanganan masalah ini melalui perangkat NSPM masih tergolong baru. Pilot Project Keterpaduan Prasarana Kawasan ini sebaiknya dilakukan pada beberapa kasus yang mewakili kombinasi variabel dalam matriks berikut:

Kawasan Besar Kawasan Khusus Area Perumahan

X X X

Adapun fokus dari Pilot Project ini adalah menemukan model tentang: (1) keterpaduan rancangan prasarana kawasan, dan (2) manajemen proses pengadaan prasarana kawasan. 3.3 3.3.1 Rekomendasi Pembenahan RP4D Muatan RP4D Propinsi dan Kota/Kabupaten Sedangkan metoda dan mekanisme bantek penyusunan RP4D yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Untuk tingkat propinsi dapat menggunakan jasa pihak ke-3 sebagai fasilitator sekaligus perumus produk RP4D. Sebagai akibat pelibatan pelaku pembangunan bidang perumahan dan
17
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

Di tingkat Propinsi muatan RP4D yang tertuang dalam pedoman penyusunan masih dapat dipakai sebagai acuan. Begitu pula untuk tingkat Kota/kab., muatan utama RP4D masih bisa juga mengacu pada pedoman yang ada

EXECUTIVE SUMMARY

antuan Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (RP4D)
pedukung tim tersebut melalui mekanisme

permukiman di tingkat propinsi, maka perlu dialokasikan pendanaan pendanaan yang sesuai. Demikian juga untuk tingkat kota/kab. dapat menggunakan jasa pihak ke-3 sebagai fasilitator sekaligus perumus produk RP4D dengan dukungan pendanaan operasional tim pokjanis.

18
PT.STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

Anda mungkin juga menyukai