Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari
Lactobacillus bulgaricus, salah satu bakteri yang tergolong bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram-positif yang tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat.[1] Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL. Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella.[1] Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya.[2] Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampa positif bagi kesehatan manusia.
Karakteristik
Sebagian besar BAL dapat tumbuh sama baiknya di lingkungan yang memiliki dan tidak memiliki O2 (tidak sensitif terhadap O2), sehingga termasuk anaerob aerotoleran.[3] Bakteri yang tergolong dalam BAL memiliki beberapa karakteristik tertentu yang meliputi: tidak memiliki porfirin dan sitokrom, katalase negatif, tidak melakukan fosforilasi transpor elektron, dan hanya mendapatkan energi dari fosforilasi substrat.[3][1] Hampir semua BAL hanya memperoleh energi dari metabolisme gula sehingga habitat pertumbuhannya hanya terbatas pada lingkungan yang menyediakan cukup gula atau bisa disebut dengan lingkungan yang kaya nutrisi.[3] Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) juga terbatas dan kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, vitamin, purin, dan pirimidin.[3] Berdasarkan studi genetika, beberapa sifat BAL yang berhubungan dengan fermentasi cenderung disandikan oleh gen-gen di [[plasmid]] (DNA ekstrakromosomal).[4] Sifat-sifat yang dimaksud meliputi produksi proteinase, metabolisme karbohidrat, transpor sitrat, produksi eksopolisakarida, produksi bakteriosin, dan resistensi terhadap bakteriofag.[4] DNA plasmid dapat ditransfer antarbakteri dengan beberapa mekanisme, seperti konjugasi yang umum terjadi pada Lactococcus sehingga sifat-sifat tersebut dapat menyebar.[4]
Keju Mentega Yogurt Kimchi Krim asam Bir sorgum Kecap Sosis Wine Kefir (susu fermentasi dari daerah Kaukasus) Kumiss (hasil fermentasi susu kuda) Acar Sauerkraut (hasil fermentasi kubis dengan BAL yang berasal dari Jerman) Tarhana (makanan kering hasil fermentasi gandum atau padi-padian dengan susu fermentasi) Fermentasi buah dan daun, seperti mangga, daun mustar (buah sawi), daun pechay[5] dan lain-lain.
Diagaram homofermentatif.
Diagaram heterofermentatif.
Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua jenis, yaitu homofermentatif (sebagian besar hasil akhir merupakan asam laktat) dan heterofermentatif (hasil akhir berupa asam laktat, asam asetat, etanol dan CO2).[2] Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+.[6]. Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur metabolisme glikolisis. Pada heterofermentatif, tidak ada aldolase dan heksosa isomerase tetapi menggunakan enzim fosfoketolase dan menghasilkan CO2.[5] Metabolisme heterofermentatif dengan menggunakan heksosa (golongan karbohidrat yang terdiri dari 6 atom karbon) akan melalui jalur heksosa monofosfat atau pentosa fosfat.[5] Sedangkan homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan CO2.[5]. Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas. Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri homofermentatif adalah Streptococcus, Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus, dan Lactobacillus; sedangkan contoh bakteri heterofermentatif adalah Leuconostoc dan Lactobacillus.[3]
[sunting] Manfaat
Sebagian bakteri asam laktat berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah.[7] Sebagian keuntungan tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan makanan, sedangkan sebagian lainnya hasil dari pertumbhan beberapa BAL di dalam saluran usus saat mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri.[7] Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin yang dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp. lactis.[4] Nisin dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Listeria.[4] Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih terjamin.[4] Selain bakteriosin, senyawa antimikroba (penghambat bakteri lain) yang dapat diproduksi oleh BAL adalah hidrogen peroksida, asam lemah, reuterin, dan diasetil.[8] Senyawa-senyawa tersebut juga berfungsi untuk memperlama masa simpan dan meningkatkan keamanan produk pangan. BAL menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) untuk melindungi selnya terhadap keracunan oksigen.[8] Namun, H2O2 dapat bereaksi dengan senyawa lain (contohnya tiosianat endogen dalam susu mentah) hingga menghasilkan senyawa penghambat mikroorganisme lain.[8] Mekanisme ini disebut sebagai sistem antimikroba laktoperoksidase.[8] Asam laktat dan asam lemah lain yang dihasilkan BAL dapat memberikan efek bakterisidal untuk bakteri lain karena pH lingkungan dapat turun menjadi 3-4,5.[9] Pada pH tersebut, BAL tetap dapat hidup sedangkan bakteri lain, termasuk bakteri pembusuk makanan yang merugikan akan mati.[9] Reuterin adalah senyawa antimikrobial efektif untuk melawan berbagai jenis bakteri (bersifat spektrum luas), yang diproduksi oleh Lactobacillus reuteri selama pertumbuhan anaerobik terjadi dengan keberadaan gliserol.[8] Diaseteil adalah senyawa yang menentukan rasa dan aroma mentega, serta aktif melawan bakteri gram negatif, khamir, kapang.[8]
Sebagian BAL dapat mengurangi jumlah bakteri patogen secara efektif pada hewan ternak, contohnya bakteri jahat E. coli O157 dan Salmonella.[8] Di samping itu, BAL juga dikonsumsi manusia dan hewan sebagai bakteri probiotik, yaitu bakteri bakteri yang dimakan untuk meningkatkan kesehatan atau nutrisi tubuh.[8] Beberapa spesies BAL merupakan probiotik yang baik karena dapat bertahan melewati pH lambung yang rendah dan menempel atau melakukan kolonisasi usus.[8] Akibatnya, bakteri jahat di usus akan berkurang karena kalah bersaing dengan BAL.[8]
Bifidobacterium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Bifidobacterium
Bifidobacterium adolescentis
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Bacteria Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Actinobacteria Actinobacteria Bifidobacteriales Bifidobacteriaceae Bifidobacterium
Orla-Jensen 1924
Upakelas: Actinobacteridae
B. animalis B. asteroides B. bifidum B. boum B. breve B. catenulatum B. choerinum B. coryneforme B. cuniculi B. denticolens B. dentium B. gallicum B. gallinarum B. indicum B. infantis B. inopinatum (Untuk B. lactis lihat B. animalis) B. longum B. magnum B. merycicum B. minimum B. pseudocatenulatum B. pseudolongum B. pullorum B. ruminantium B. saeculare B. subtile B. suis B. thermacidophilum B. thermophilum Bifidobacterium adalah salah satu genus bakteri asam laktat yang hidup di dalam usus besar manusia dan hewan.[1] Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah gram-positif, anaerobik, non-motil (tidak bergerak), tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan memiliki persen G+C (guanosin-sitosin) yang tinggi (55-67%).[2] Sel umumnya terlihat berpasangan membentuk huruf V atau Y.[2] Suhu optimal untuk pertumbuhan Bifidobacterium adalah 37-41 C dan pH optimum antara 6,5-7.[2] Dari 30 spesies Bifidobacterium yang ditemukan, beberapa di antaranya
digunakan sebagai probiotik, yaitu B. infantis, B. lactis, B. adolescentis, B. bifidum, B. breve, B. longum, B. animalis, dan B. thermophilum.[1] Bakteri ini telah digunakan secara komersial sebagai probiotik dalam pembuatan yogurt dan produk olah susu lainnya.[2]
Sejarah
Bifidobacterium pertama kali diisolasi pada tahun 1899-1890 oleh Tissier dari feses (kotoran) bayi yang disusui ibunya.[3] Dia mendeskripsikan bakteri tersebut sebagai mikroorganisme berbentuk batang, tidak memproduksi gas, morfologi bifid, dan kemudian disebut sebagai Bacillus bifidus.[3] Penamaan Bifidobacterium telah beberapa kali mengalami perubahan sejak pertama kali diisolasi. Bakteri ini pernah dimasukkan ke dalam genus Bacillus, Bacteroides, Nocardia, Lactobacillus, dan Corynebacterium, hingga akhirnya pada tahun 1974, bakteri tersebut dipisahkan menjadi genus baru.[3]
Bifidobacterium breve
B. breve ditemukan pada saluran intestinal bagian bawah (meliputi sebagian besar usus kecil dan seluruh usus besar) pada bayi serta vagina orang dewasa.[4] Spesies ini telah diteliti dapat menghalangi pertumbuhan E. coli sehingga dapat bermanfaat bagi penderita diare akibat infeksi E. coli.[4]
Bifidobacterium bifidum
B. bifidum dominan terdapat pada membran mukus di sekitar usus besar dan saluran vagina.[4] Spesies ini dimanfaatkan sebagai probiotik yang mampu meningkatkan asimilasi mineral yang penting untuk kesehatan tulang, contohnya besi, kalsium, magnesium, dan seng.[4]
Bifidobacterium infantis
B. infantis merupakan probiotik yang penting dan sering ditemukan pada saluran intestinal bagian bawah manusia.[4] Spesies ini memengaruhi sistem imun karena mampu menstimulasi agen imunomodulasi seperti sitokinin dan memiliki efek antibakteri terhadap patogen seperti Clostridium, Shigella, dan Salmonella.[4]
Bifidobacterium lactis
B. lactis ditemukan dalam jumlah besar di usus besar manusia. Spesies ini bermanfaat bagi penderita eksim, serta dapat meningkatkan imunitas tubuh dengan meningkatkan sel limfosit-T dan sel pembuluh alami (natural kill cell, NK).[4] Bakteri ini sangat potensial sebagai probiotik karena tahan asam lambung dan garam empedu sehingga dapat sampai ke saluran pencernaan setelah dikonsumsi.[4]
Bifidobacterium longum
B. longum memiliki aktivitas antimikroba yang efektif untuk mengobati diare dan penyakit mewabah lainnya.[4] Selain itu, spesies ini juga dapat menstimulasi sistem imun dan mencegah beberapa jenis kanker.[4]
[sunting] Manfaat
Apabila tubuh memiliki Bifidobacterium dalam jumlah yang cukup, maka bakteri tersebut dapat menempel pada usus dan berkompetisi mendapatkan makanan dan tempat untuk hidup dengan organisme patogen lain, seperti Candida albicans.[5] Patogen yang tidak dapat bertahan akan keluar dari dalam tubuh melalui saluran pencernaan.[5] Bifidobacterium juga dapat hidup di lokasi tanpa oksigen dan di lingkungan asam karena menghasilkan asam asetat dan asam laktat.[5] Tubuh akan terlindungi dari bakteri lain yang memerlukan oksigen atau lingkungan basa untuk hidup. Selain itu, bakteri ini juga memiliki beberapa manfaat positif bagi kesehatan manusia, seperti mampu menghasilkan beberapa vitamin B-kompleks yang bermanfaat bagi tubuh, membantu pengaturan diet bagi sebagian manusia yang menderita kondisi liver tertentu, dan mencegah bakteri yang mengubah nitrat (pada air dan makanan) menjadi nitrit, yang merupakan penyebab kanker.[5]
dalam jumlah besar di feses bayi 2 sampai 3 hari pasca lahir, dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar di bayi yang diberi ASI. Biasanya dapat ditemukan di usus besar. Beberapa spesies dari genus ini telah diisolasi dari feses manusia dan hewan, yaitu Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium longum, Bifidobacterium brevis, Bifidobacterium infantis, dan Biidobacterium adolescentis. Beberapa spesies lebih prevalen pada bayi daripada dewasa. Beberapa spesies telah digunakan untuk tambahan pada produk susu untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan usus manusia. 2.Tipe Respirasi Bifidobacteria merupakan mikroba anaerobic. Namun demikian derajat toleransi terhadap oksigen tergantung spesies dan media biakan. Tiga tipe respon bila lingkungan diubah dari anaerobic menjadi aerobic: Pertumbuhan aerobic tanpa akumulasi H2O2: strain B. bifidum yang relative aerotoleran, membentuk sedikit H2O2 dengan oksidasi NADH. Tumbuh terbatas dengan akumulasi H2O2, akumulasi H2O2 dianggap bersifat toksik terhadap enzim utama pada metabolism gula oleh Bifidobacterium: fructose-6-phosphate phosphoketolase (F6PPK). Tidak ada pertumbuhan tanpa akumulasi H2O2: strain yang diuji membutuhkan potensial redox rendah untuk pertumbuhan dan fermentasi. Pada kehadiran CO2, sensitivitas terhadap oxygen beragam tergantung strain. Di antara strain ada yang mampu untuk berkembang pada kehadiran oksigen, beberapa tetap katalase negatif, yang lainnya menjadi katalase positif. Dissimilasi oksigen oleh Bifidobakter sebagai berikut: 3.Kemampuan dan Aktifitas Enzimatik Hoghes dan Hoover (1995) mengevaluasi kemampuan dan aktifitas galactosidase dan galactosidase terhadap Bifdobacterium breve NCFB 2258, Bifidobacterium bifidum NCFB 27 15, Bipdobacterium longum ATCC 15707, Bifdobacterium angulatum ATCC 27535, and Lactobacillus acidophilus N2 pada kondisi refrigerasi. Bifidobacterium angulatum 27535 menunjukkan aktifitas enzimatik lebih besar dibandingkan strain lainnya. Semua strain menunjukkan stabilitas biakan dan enzim pada penyimpanan suhu refrigerasi pada media NDM yang difermentasi maupun tak difermentasi. Bifidobacteria kurang toleran terhadap suhu rendah dibandingkan L. acidophilus N2. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa bifidobacteria menunjukkan respon yang cukup beragam terhadap parameter tertentu. Sehingga seleksi yang benar dalam pengembangan strain bifidobacteria untuk penggunaan komersial sangat penting dilakukan. 4.Fermentasi Heksosa Genus Bifidobacterium sejak lama digolongkan dalam kelompok bakteri asam laktat. Pada Bergeys Manual 1957 bifidobacteria dinamakan Lb. bifidum. Walaupun Bifidobacterium cocok dengan deskripsi umum genus tersebut, secara filogenetik lebih dekat dengan kelompok bakteri gram positif Actinomycetaceae. Kelompok ini memiliki pathway khusus dalam fermentasi gula sehingga keunikan ini menjadi dasar dikelompokkan sendiri.
Secara umum monosakarida difermentasi oleh mikroorganisme anaerob dan fakultatif dengan 5 pathway utama. Bifidobacterium spp menggunakan pathway Hexose Phosphoketolase atau disebut juga pathway Bifidus, yaitu: 2 Glucose phosphate Acetyl phosphate + 2 Xylulose phosphate 3 Acetate + 2 Pyruvate 3 Acetate + 2 Lactate Untuk setiap dua molekul hexosa dihasilkan dua molekul laktat dan tiga molekul asetat tanpa menghasilkan CO2. 5.Starter (Fermentasi Terkendali) Biasanya Lab delbrueckii ssp. bulgaricus dan Str. thermophilus digunakan sebagai starter. Beberapa produsen menggabungkannya dengan Bifidobacterium spp., Pada umumnya Bifidobacterium tidak berkompetisi baik dengan starter yogurt. Oleh karenanya bakteri tersebut ditambahkan dalam jumlah besar setelah fermentasi sebelum dikemas. Bakteri tersebut tidak dapat hidup di yogurt dengan menggunakan biakan starter yang regular. Untuk produk yang baik dua spesies starter harus ditambahkan yaitu Streptococcus: Lactobacillus dengan rasio sel pada produk akhir 1:1, rasio tersebut tidak boleh melebihi 3:2. Akan tetapi sel Lactobacillus lebih peka terhadap proses kering beku. 6.Produksi Vitamin Semua Bifidobacterium mampu mensintesis vitamin asal manusia yaitu: thiamine (B1), pyridoxine (B6), folic acid (B9), cyanocobalamine (B12), and nicotinic acid (PP). B. infantis dan B. bifidum merupakan penghasil yang baik untuk thiamine, folic acid, and nicotinic acid, sedangkan B. breve dan B. longum melepas dalam jumlah kecil, bahkan B. adolescentis tidak mensintesis vitamin tersebut. 7.Manfaat Sebagai Probiotik Dalam 40 tahun terakhir banyak kajian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat khusus mengkonsumsi sel hidup bakteri bermanfaat. Sel hidup telah dikonsumsi dari tiga sumber utama: (1) sebagai susu fermentasi seperti yogurt, yang mengandung sel hidup Lab. delbrueckii ssp. bulgaricus dan Str. Thermophilus dan diberi suplemen Lab. acidophilus dan lainnya, serta susu pasturisasi yang mengandung Lab. acidophilus; (2) sebagai suplemen pada makanan dan minuman dengan sel hidup satu, dua atau tiga jenis bakteri bermanfaat seperti spesies Lab. acidophilus, Lab. reuteri, Lab. casei, dan Bifidobacterium ; dan (3) sebagai produk farmasetik sel hidup dalam bentuk tablet, kapsul, dan granul. Manfaat mengkonsumsi sel hidup tersebut disebabkan kemampuan melindungi dari pathogen usus, supply enzymes untuk membantu metabolism beberapa zat gizi (seperti lactase untuk menghydrolisa laktosa) dan detoksifikasi beberapa komponen makanan dan metabolit di usus, merangsang system kebal dan memperbaiki aktifitas pristaltik.
7.1.Mengurangi Kanker Kolon Reddy dan Rivenson (1993) melaporkan dampak menghambat karsinogenesis pada kolon oleh Bifidobacterium longum. Beberapa bakteri yang tak diharapkan di kolon memiliki enzim yang dapat mengaktivasi prokarsinogen yang terdapat di pangan atau metabolism bakteri yang tak diharapkan. Aktifasi karsinogen tersebut dapat menyebabkan kanker kolon. Bakteri yang bermanfaat yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium dengan kemampuannya mengendalikan pertumbuhan bakteri yang tak diharapkan di kolon, dapat mengurangi produksi enzim tersebut. Bakteri yang bermanfaat juga meningkatkan aktifitas pristaltik usus sehingga memperlancar pengeluaran feses secara teratur. Rendahnya konsentrasi enzime dan karsinog di kolon dapat mengurangi kejadian kanker usus. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi secara oral sel hidup bakteri bermanfaat mengurangi konsentrasi enzim b-glucuronidase, azoreductase, dan nitroreductase di feses yang dihasilkan oleh bakteri yang tak diharapkan di kolon. Akan tetapi hubungan antara reduksi enzim tersebut dengan reduksi kanker kolon dengan mengkonsumsi bakteri intestinal yang bermanfaat belum diketahui dengan jelas sehingga kontribusi bakteri tersebut dalam pengendalian kanker kolon belum jelas benar. Penelitian pada hewan menunjukkan formasi lubang abnormal yang dianggap lesi pra-kanker berkurang dengan mengkonsumsi sel hidup saluran gastrointestinal terutama bifodobacteria. 7.2.Menurunkan Kolesterol Darah Penelitian yang dilakukan oleh Xiao et al (2003) menunjukkan bahwa dibandingkan dengan yogurt tradisional yang difermentasi dengan bakteri asam laktat biasa, yogurt bifidobacterium yang difermentasi dengan strain probiotic Bifidobacterium longum BL1 dan meminum yogurt yang difermentasi dengan strain BL1 ditambah bakteri asam laktat biasa efektif memperbaiki profil lipid serum pada tikus dan manusia dengan tingkat kolesterol serum inisial lebih dari 240 mg/dl. B. longum strain BL1 mempunyai toleransi yang tinggi terhadap gastric juice dan asam empedu dan menunjukkan aktifitas hidrolisis kuat terhadap garam empedu, sehingga diasumsikan dapat bertahan melewati saluran gastrointestinal dan berfungsi dalam menurunkan kolesterol. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa produk fermentasi Bifidobacterium memiliki potensi efek probiotic dalam penurunan kolesterol darah. 8.Prebiotik Manfaat bakteri probiotik tergantung pada jumlahnya yang besar di saluran gastro intestinal. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi sejumlah besar sel hidup bakteri probiotik atau dengan merangsang pertumbuhan bakteri yang diharapkan dengan menambahkan nutrisi yang sesuai. Diantara bakteri gastrointestinal tersebut Lactobacillus predominan di usus halus sedangkan spesies Bifidobacterium predominan di usus besar (kolon). Suatu pendekatan untuk merangsang pertumbuhan Bifidobacterium di kolon dengan member satu atau lebih karbon selektif dan sumber energy yang tidak dimetabolisme oleh bakteri di usus halus dan bakteri di kolon. Hal ini memberi Bifidobacterium pertumbuhan selektif dan member kesempatan mencapai jumlah yang banyak. Nutrisi tersebut disebut dengan istilah prebiotics dan diartikan sebagai ingredient pangan yang tak tercerna yang member manfaat kepada hospes dengan merangsang secara selektif pertumbuhan atau aktifitasnya atau keduanya dari satu atau dalam jumlah terbatas bakteri di kolon dapat meningkatkan
kesehatan hospes. Beberapa zat gizi yang berperan sebagai prebiotik adalah lactulose, lactitol, fructooligosaccharides, galactooligosaccharides, lactosucrose, dan a-inulin. Efektifitas prebiotik tersebut masih dalam proses penelitian yang berkelanjutan. Probiotik yang Digunakan Pada Ikan Kerapu. Bakteri yang diisolasi dari usus dan lambung ikan kerapu macan dapat tumbuh dan berkembang pada media kultur TSA dengan pH 2, yang merupakan indikator utama bakteri probiotik. Koloni bakteri yang tumbuh pada media terdapat dalam berbagai macam bentuk, warna, tepian, ukuran, dan permukaan koloni (elevasi) yang berbeda. genus Lactococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bundar atau bulat besar, sel berbentuk bola yang berukuran 0,5-1,2 x 0,5-1,5 m, berpasangan dan membentuk rantai pendek dalam media cair, endospora tidak terbentuk, Gram +, tidak motil. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri genus ini adalah 30-37oC dan dan tumbuh baik pada 1-3% NaCl. bakteri ini tergolong bakteri Gram +, fakultatif anaerob, tidak motil, tanpa kapsul, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase negatif, tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini memanfaatkan senyawa kimia dengan menguraikannya secara fermentasi. Salah satunya adalah memfermentasikan karbohidrat dengan produk yang dihasilkan sebagian besar adalah L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini memerlukan syarat-syarat gizi yang lengkap. Biasanya banyak terdapat di pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan zat kimia dengan penguraian secara fermentative, salah satunya karbohidrat yaitu memfermentasi dengan memproduksi sebagian besar L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Sifat lainnya adalah katalase negatif dan oksidase negatif. Bakteri ini tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, dan tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini biasanya banyak terdapat pada pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan. genus Carnobacterium Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian berlekuk, sel lurus, batang ramping, berukuran 0,5-0,7 x 1,02,0 m, berbentuk tunggal atau dalam bentuk pasangan dan kadang-kadang dalam bentuk rantai yang pendek, Gram + dan dapat bergerak atau motil. Carnobacteria adalah katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 300C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. Bakteri ini Gram +, dapat atau tidak dapat bergerak dan tidak berspora, produksi kimia dengan heterofermentatif, memproduksi sebagian besar L (+) laktat dari glukosa. Mereka tumbuh pada 100C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C dan optimum pada suhu 300C. Bakteri ini adalah katalase negatif dan oksidase positif dan tidak menghasilkan nitrat. Sel terdapat dalam produk daging dan ikan. Salah satu spesiesnya, yaitu C. piscicola, adalah patogen pada ikan salmon (Zulkifli 2001). genus Staphylococcus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian timbul, sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 m, terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalam kelompok tidak teratur, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kemoorganotrofik, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim. Biasanya tumbuh dengan 10% NaCl. Sebagian besar terdapat pada kulit dan mukosa membran dari vertebrata berdarah panas. Akan tetapi sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan. genus Lactobacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian seperti wol. Sel berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0 m. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi
kadang-kadang hampir bulat, biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram +, tidak motil, oksidase positif, katalase negatif, metil red positif, optimum pada suhu 300-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Menurut Holt et al, (1994), bakteri Lactobacillus sp. ini termasuk Gram +, tidak berspora, tidak motil oleh flagel peritrichous, fakultatif anaerob, kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi. Pada umumnya bakteri ini tumbuh baik sekali pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire, buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif dan saccharoclastic. Sedikit dari separoh produk akhir karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan oksidase positif, terutama C18 : 1 rantai lurus asam lemak oleh cis-vaccenic. Tumbuh optimum pada suhu 30-400C. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayursayuran. Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia. Mereka tidak bersifat patogen. Yang menggunakan Lactobacillus rhamnosus terhadap ikan rainbow trout dapat menurunkan mortalitas dan saat uji tantang dengan Aeromonas salmonicida. Waspodo (2001) mengatakan bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri probiotik karena telah lolos dari uji klinis, enzimnya mampu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. genus Bacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian keriput. Sel adalah bentuk batang dan lurus, berukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 m, dan sering tersusun dalam bentuk sepasang atau rantai, dengan ujung bundar atau empat persegi. Pewarnaan sel Gram +, motil, katalase dan oksidase positif, metil red negatif, optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%. Menurut Holt et al, (1994), Bacillus sp. Gram + dan biasanya motil oleh flagel peritrichous. Endospora oval, kadang-kadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Mereka tidak lebih dari satu spora per sel dan sporulasi tidak tahan pada udara terbuka. Bakteri ini bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik. Kemampuan fisiologi beragam; sangat peka terhadap panas, pH dan salinitas; kemoorganotrof dengan metabolisme fermentasi atau pernapasan. Biasanya katalase dan oksidase positif. Tersebar luas pada bermacammacam habitat; sedikit spesies adalah patogen terhadap vertebrata atau invertebrata. Pada bakteri Bacillus toyoi mampu menekan bakteri yang merugikan pada ternak komersial. genus Eubacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni tidak beraturan dan menyebar, Gram +, bentuk sel batang, katalase negatif, oksidase positif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. bakteri Eubacterium sp. biasanya bersel batang, Gram + dan ukuran tidak menentu, beragam sekali antara spesies (0,2-2,0 x 0,3-10 m) dan bukan bentuk filamen. Spesies berubah bentuk dari bulat ke bentuk batang yang panjang. Sel biasanya tidak menentu, sering gembung atau ujungnya lonjong dan kadang-kadang membengkok. Mereka biasanya tersusun satu-satu, berpasangan atau dalam rantai, Gram + dalam kultur muda, motilitas berubah-ubah (tidak tetap), tidak ada spora, anaerob sempurna, membutuhkan teknik anaerobik untuk pertumbuhan dan membutuhkan media yang kaya akan nutrisi, koloni biasanya agak cembung atau flat, kemoorganotrofik, metabolisme fermentatatif; beberapa memecahkan karbohidrat. Produk dari metabolisme adalah glukosa atau pepton. Biasanya campuran dari asam masuk dalam jumlah besar dari butirat, asetik atau formik dengan kelihatan gas H2, indole dan katalase negatif, dan oksidase positif. Mungkin menghasilkan nitrat dan gelatin mungkin cair. Terdapat dalam rongga perut dari hewan, feses, produk tumbuhan dan hewan, dan tanah. Beberapa spesies sering patogen pada vertebrata. genus Bifidobacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik ikan Kerapu Macan seperti wol. Sel batang bentuknya sangat bervariasi, berukuran 0,5-1,3 x 1,5-8 m, biasanya agak bengkok, bergerombol dan sering bercabang, Gram +, tidak motil, katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3 bakteri Bifidobacterium sp. ini Gram +, tersusun satu-satu, bentuk pasangan,
tersusundalam bentuk V, kadang-kadang bentuk rantai, bentuk pagar sel paralel. Kadang-kadang melihatkan bentuk bulat besar (gembung), stain sering tidak tetap, tidak motil, tidak berspora, bukan asam lemak, anaerob. Sebagian kecil spesies dapat tumbuh di udara dengan CO2 10%, tidak tumbuh di bawah pH 4,5 atau di atas pH 8,5, kemoorganotrof, aktif memfermentasi karbohidrat, dengan memproduksi sebagian besar asetik dan asam laktik dengan perbandingan 3:2; tidak memproduksi CO2, butirik dan asam propionik, katalase negatif (bukan positif ketika tumbuh atau berkembang di udara dengan penambahan CO2), dan oksidase positif. Biasanya membutuhkan macammacam vitamin. Tumbuh optimum pada suhu 37-410C. Tumbuh dan berkembang dalam mulut dan saluran usus vertebrata darah panas, dan insekta, dalam sewage, dan biasanya tidak patogen. bakteri Bifidobacterium sangat efektif untuk melawan bakteri yang merugikan atau patogen yang masuk dari luar maupun bakteri yang merugikan dalam saluran pencernaan seperti Shigella dysenteria, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, E. coli, dan bakteri lainnya. Karena bakteri ini memproduksi zat-zat yang bersifat asam lemak rantai pendek terutama asam asetat dan laktat, dan bisa juga menghasilkan zat bersifat antibiotik. genus Micrococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni kuning, bentuk koloni bulat tepian timbul. Sel bentuk bola, diameter 0,5-2,0 m, dalam bentuk sepasang, empat pasang, atau kelompok tidak tetap, tidak bentuk rantai, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Micrococcus sp. Gram + dan biasanya jarang motil, tidak berspora, aerobik, biasanya koloni bercorak dari kuning atau merah, kemoorganotrof, dengan metabolisme pernapasan, sering memproduksi sedikit atau tidak ada asam dari karbohidrat. Biasanya tumbuh pada media yang sederhana. Katalase positif dan kadang oksidase positif, meskipun sangat jarang. Biasanya halotoleran, tumbuh pada 5% NaCl berisi sitokrom dan tahan terhadap lisostafin. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 25-370C, terjadi terutama pada kulit mamalia dan dalam tanah, tetapi biasanya diisolasi dari produk makanan dan udara. genus Pseudomonas. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu: warna koloni agak kekuningan, termasuk bersifat Gram -, dan dalam kelompok sel berbentuk batang dan lurus dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 m. Banyak spesies dapat menguraikan poli -hidroksibutirat sambil menyerap karbon yang ada dalam material, bersifat fakultatif, uji katalase positif dan oksidase negatif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Bakteri Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat menguntungkan bagi organisme lain. bakteri dari genus Pseudomonas sp dari spesies Pseudomonas bromoutilis ini memproduksi antibiotik 2, 3, 4 tribromo-5 (I, hidroksi-2, 4,dibromophenil)pyrole. Zat ini bersifat menghambat perkembangan bakteri patogen seperti: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis. Penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens AH2 dapat menekan kematian akibat vibriosis pada ikan rainbow trout dan secara in vitro bersifat antagonistik terhadap A. salmonicida. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Pada ikan kerapu macan memiliki 9 spesies bakteri yang berpotensi sebagai probiotik, yaitu Lactococcus sp., Carnoacterium sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp. Kesembilan bakteri ini berpotensi sebagai probiotik karena memilik ketahanan pada pH 2 yang merupakan indikator utama sebagai bakteri probiotik. Bakteri pada genus Bacillus, Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus, dan Micrococcus telah terbukti sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora normal pada organisme baik di dalam maupun di luar tubuh, sedangkan bakteri dari lainnya masih diduga sebagai bakteri probiotik yang menguntungkan.
Komposisi mikroba di dalam saluran pencernaan dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu secara prebiotik dan probiotik. a. Prebiotik Prebiotik adalah pengendalian mikroba usus dengan cara menambahkan makanan yang mengandung nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba menguntungkan. b. Probiotik probiotik adalah menambahkan sejumlah mikroba menguntungkan untuk merubah komposisi mikroba di dalam usus, dimana mikroba menguntungkan menjadi dominan. Persyaratan mikroorganisme digunakan sebai probiotik adalah: 1. Tidak bersifat patogen atau mengganggu, mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia oleh saluran pencernaan ikan. Di sisi lain, dan hewan lainnya), 2. Tidak mengganggu mikroorganisme lain sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem setempat, 3. Mikroba menguntungkan ini harus mudah dipelihara. 4. Hubungan simbiosis berkembang biak di dalam usus ikan, 5. Dapat dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk diintroduksikan ke dalam usus ikan, 6. Dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan.
Gejala-gejala penyakit
Bakteri ini dapat menimbulkan gejala-gejala klinis yang mirip dengan keracunan karena infeksi staphylococcus. Gejala-gejalanya adalah diare, kram perut, mual, muntah, demam, merasa kedinginan, dan kepala pusing dalam waktu 2-36 jam setelah mengkonsumsi makanan yang diduga terkontaminasi. Dosis infektif mungkin cukup tinggi (lebih dari 10 7 organisme).
Diagnosis
Diagnosis dilakukan melalui pembiakan dari sampel kotoran, darah, dan makanan yang diduga terkontaminasi.
Makanan terkait
Makanan yang sering menjadi sumber infeksi antara lain sosis, susu yang diproses dengan evaporasi, keju, kroket daging, pie daging, puding, susu mentah, dan susu yang melalui proses pasteurisasi. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam rantai makanan karena pemrosesan makanan yang kurang benar dan/atau cara penyiapan makanan yang kurang memperhatikan sanitasi.
Pencegahan
Sumber utama infeksi mikroorganisme ini adalah kurangnya kebersihan, makanan dengan pemrosesan yang kurang dari cukup, dan kontaminasi silang, yakni apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong). Pemasakan makanan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksi Enterococcus.
Populasi rentan
Semua orang rentan. Tidak ada usia atau ras tertentu yang lebih rentan.
Sumber:
The bad bug book : http://www.cfsan.fda.gov/~mow/intro.html
Pediococcus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
Pediococcus
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Bacteria Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Firmicutes Bacilli Lactobacillales Lactobacillaceae Pediococcus
Claussen 1903
Spesies[1]
P. acidilactici P. damnosus P. dextrinicus P. halophilus P. inopinatus P. parvulus P. pentosaceus P. urinaeequi Pediococcus adalah genus bakteri yang termasuk bakteri asam laktat (BAL) dengan ciri non-motil (tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis.[2] Sel bakteri ini terbagi ke dalam dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (terususun empat), atau gumpalan sel sferis yang lebih besar.[2] Genus Pediococcus termasuk golongan fakultatif anaerob dan untuk hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi serta mengandung faktor pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi.[2] Bakteri ini termasuk homofermentatif (hanya menghasilkan asam laktat) dan tidak dapat menggunakan pentosa (karbohidrat beratom C5).[2]
Suhu optimum untuk pertumbuhan Pediococcus adalah 25-30 C dan pH optimum 6.[2] Spesies dan galur dari genus ini berbeda dalam toleransi atau ketahanannya terhadap oksigen, pH, suhu, resistensi antibiotik, dan NaCl.[1] Beberapa galur dari Pediococcus telah diketahui memiliki satu atau lebih plasmid dalam berbagai ukuran, yang sebagian di antaranya mengkodekan gen untuk fermentasi karbohidrat dan produksi bakteriosin.[1]
Daging dan produk olahan daging merupakan habitat yang disukai oleh beberapa galur Pediococcus, contohnya sosis dan ham.[3] Saat tumbuh pada daging, Pediococcus dapat menghasilkan diasetil yang berperan sebagai antimikroba, namun juga dapat menghilangkan rasa makanan meskipun dalam jumlah kecil. Genus Pediococcus banyak terlibat dalam fermentasi bagian tanaman, di antaranya adalah P. acidilactici, P. dextrinicus, P. inopinatus, P. parvulus, dan P. pentosaceus.[3] Contoh produk fermentasi sayuran tersebut adalah sauerkraut, bubur serealia, mentimun, zaitun, dan kacang fermentasi.[3] Selain itu, Pediococcus juga banyak terlibat dalam fermentasi berbagai makanan tradisional di dunia, seperti ragi untuk tapai (Indonesia), hussuwa - hasil fermentasi sorgum (Sudan), Togwa (Tanzania), dan lain-lain.[3] Sejak tahun 1985, telah diteliti bahwa kemampuan Pediococcus spp. untuk membunuh mikroorganisme pembusuk dan patogen dalam fermentasi daging dikarenakan kemampuannya menghasilkan asam organik.[1] Selain itu, fermentasi dengan bakteri ini juga meningkatkan kestabilan makanan dalam masa penyimpanan dan menghasilkan produk yang lebih banyak mengandung protein.[1] P. pentosaceus diketahui berperan dalam fermentasi dan pematangan keju.[3] Selain berdampak positif, bakteri ini juga dapat merusak makanan, contohnya P. damnosus yang berperan dalam kerusakan bir.[3] Spesies bakteri tersebut dapat menyebabkan timbulnya kekeruhan pada bir dan beberapa perubahan lain, seperti kehilangan rasa atau perubahan rasa akibat pembentukan diasetil.[3]
Streptococcus pyogenes
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Taxobox memiliki warna tidak sesuai ? Streptococcus pyogenes
style="text-align:center; border: 1px solid red; backgroundcolor:transparent;" Taxobox memiliki warna tidak sesuai Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Bacteria Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Firmicutes Bacilli Lactobacillales Streptococcaceae Streptococcus
Spesies: S. pyogenes Streptococcus pyogenes ialah bakteri Gram-positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai panjang[1] dan merupakan penyebab infeksi Streptococcus Grup A. Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Streptococcus pyogenes khas memproduksi zona beta-hemolisis yang besar, gangguan eritrosit sempurna dan pelepasan hemoglobin, sehingga kemudian disebut Streptococcus Grup A (beta-hemolisis). Streptococcus bersifat katalase-negatif.
Patogenesis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Infeksi Streptococcus Grup A
Streptococcus pyogenes adalah penyebab banyak penyakit penting pada manusia yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit. Infeksi ringan Streptococcus pyogenes termasuk faringitis ("radang kerongkongan") dan infeksi kulit setempat ("impetigo"). Erisipelas dan selulitis dicirikan oleh perbiakan dan penyebaran samping Streptococcus pyogenes di lapisan dalam kulit. Serangan dan perbiakan Streptococcus pyogenes di fasia dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah. Infeksi akibat strain tertentu Streptococcus pyogenes bisa dikaitkan dengan pelepasan toksin bakteri. Infeksi kerongkongan yang dihubungkan dengan pelepasan toksin tertentu bisa menimbulkan penyakit jengkering (scarlet fever). Infeksi toksigen Streptococcus pyogenes lainnya bisa menimbulkan sindrom syok toksik streptococcus, yang bisa mengancam hidup. Streptococcus pyogenes juga bisa menyebabkan penyakit dalam bentuk sindrom "non-pyogenik" (tak dihubungkan dengan perbiakan bakteri dan pembentukan nanah setempat) pascainfeksi. Komplikasi yang diperantarai autoimun itu mengikuti sejumlah kecil persentase infensi dan termasuk penyakit rematik dan glomerulonefritis pasca-streptococcus akut. Kedua keadaan itu muncul beberapa minggu menyusul infeksi awal streptococcus. Penyakit rematik dicirikan dengan peradangan sendi dan/atau jantung menyusul sejumlah faringitis streptococcus. Glomerulonefritis akut, peradangan glomerulus ginjal, bisa mengikuti faringitis streptococcus atau infeksi kulit. Bakteri ini benar-benar sensitif terhadap penisilin. Kegagalan penanganan dengan penisilin umumnya dikaitkan dengan organisme komensal lain yang memproduksi -laktamase atau kegagalan mencapai tingkat jaringan yang cukup di tenggorokan. Strain tertentu sudah kebal akan makrolid, tetrasiklin dan klindamisin.
M, asam lipoteikoat, dan protein F (SfbI) memfasilitasi perkatan ke sejumlah sel inang.[6] Protein M juga menghambat opsonisasi oleh jalur kompemen alternatif dengan berikatan pada regulator komplemen inang. Protein M yang ditemukan di beberapa serotipe juga bisa mencegah opsonisasi dengan berikatan pada fibrinogen. Namun, protein M juga titik terlemah dalam pertahanan patogen ini karena antibodi yang diproduksi oleh sistem imun terhadap protein M sasarannya adalah bakteri untuk ditelan fagosit. Protein M juga unik bagi tiap strain, dan identifikasi bisa digunakan secara klinik untuk menegaskan strain yang menyebabkan infeksi. Streptococcus pyogenes melepaskan sejumlah protein, termasuk beberapa faktor virulensi, kepada inangnya:
Streptolisin O dan S adalah toksin yang merupakan dasar sifat beta-hemolisis organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang berpotensi memengaruhi banyak tipe sel termasuk neutrofil, platelet, dan organella subsel. Menyebabkan respon imun dan penemuan antibodinya; antistreptolisin O (ASO) bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan infeksi yang baru saja. Streptolisin O bersifat meracuni jantung (kardiotoksik). Eksotoksin Streptococcus pyogenes A dan C Keduanya adalah superantigen yang disekresi oleh sejumlah strain Streptococcus pyogenes. Eksotoksin pyogenes itu bertanggung jawab untuk ruam penyakit jengkering dan sejumlah gejala sindrom syok toksik streptococcus. Streptokinase Secara enzimatis mengaktifkan plasminogen, enzim proteolitik, menjadi plasmin yang akhirnya mencerna fibrin dan protein lain. Hialuronidase Banyak dianggap memfasilitasi penyebaran bakteri melalui jaringan dengan memecah asam hialuronat, komponen penting jaringan konektif. Namun, sedikit isolasi Streptococcus pyogenes yang bisa mensekresi hialuronidase aktif akibat mutasi pada gen yang mengkodekan enzim. Apalagi, isolasi yang sedikit yang bisa mensekresi hialuronidase tak nampak memerlukannya untuk menyebar melalui jaringan atau menyebabkan lesi kulit.[7] Sehingga, jika ada, peran hialuronidase yang sesungguhnya dalam patogenesis tetap tak diketahui. Streptodornase Kebanyakan strain Streptococcus pyogenes mensekresikan lebih dari 4 DNase yang berbeda, yang kadang-kadang disebut streptodornase. DNase melindungi bakteri dari terjaring di perangkap ekstraseluler neutrofil (NET) dengan mencerna jala NET di DNA, yang diikat pula serin protease neutrofil yang bisa membunuh bakteri.[8] C5a peptidase
C5a peptidase membelah kemotaksin neutrofil kuat yang disebut C5a, yang diproduksi oleh sistem komplemen.[9] C5a peptidase diperlukan untuk meminimalisasi aliran neutrofil di awal infeksi karena bakteri berusaha mengkolonisasi jaringan inang.[10] Kemokin protease streptococcus Jaringan pasien yang terkena dengan kasus fasitis nekrosis parah sama sekali tidak ada neutrofil.[11] Serin protease ScpC, yang dilepas oleh Streptococcus pyogenes, bertanggung jawab mencegah migrasi neutrofil ke infeksi yang meluas.[12] ScpC mendegradasi kemokina IL-8, yang sebaliknya menarik neutrofil ke tempat infeksi. C5a peptidase, meskipun diperlukan untuk mendegradasi kemotaksin neutrofil C5a di tahap awal infeksi, tak diperlukan untuk Streptococcus pyogenes mencegah aliran neutrofil karena bakteri menyebar melalui fasia.[10][12]
[sunting] Diagnosis
Biasanya, usap tenggorokan dibawa ke laboratorium untuk diuji. Pewarnaan Gram diperlukan untuk memperlihatkan Gram-positif, coccus, dalam bentuk rantai. Kemudian, organisme di agar darah dikultur dengan tambahan cakram antibiotik basitrasin untuk memperlihatkan koloni betahemolisis dan sensitivitas (zona inhibisi sekitar cakram) antibiotik. Lalu dilakukan uji katalase, yang harus menunjukkan reaksi negatif untuk semua Streptococcus. Streptococcus pyogenes bersifat negatif untuk uji cAMP dan hipurat. Identifikasi serologi atas organisme itu melibatkan uji untuk adanya polisakarida spesifik grup A dalam dinding sel bakteri menggunakan tes Phadebact. Karena uji tindak pencegahan juga dilakukan untuk memeriksa penyakit penyakit seperti, namun tak terbatas pada, sifilis, dan nekrosis avaskular, dan kaki pekuk.
[sunting] Penanganan
Terapi pilihan adalah penisilin, namun, bila tidak siap tersedia penisilin, sayatan kecil pada daerah yang terinfeksi akan menghilangkan dan bengkak dan rasa tak nyaman hingga bantuan medis yang cocok dapat dicari. Tidak ada kejadian resistensi penisilin yang dilaporkan hingga hari ini, meski sejak tahun 1985 sudah banyak laporan toleransi penisilin.[13] Makrolid, kloramfenikol, dan tetrasiklin bisa digunakan jika strain yang diisolasi nampak sensitif, namun lebih umum terjadi resistensi. Bakteri Streptococcus Mutans Jawetz (1986) menyebutkan bahwa Streptococccus adalah mikroorganisme bulat, tersusun secara khas dalam rantai dan tersebar luas dalam alam. Beberapa diantaranya adalah anggota flora normal manusia, lainnya dihubungkan dengan penyakit-penyakit penting pada manusia yang bertalian sebagai infeksi dengan Streptococccus, sebagian karena sensitisasi terhadapnya. Kuman ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan enzim-enzim. Kemampuannya untuk menghemolisis sel-sel darah merah sampai berbagai tingkat adalah salah satu dasar penting untuk klasifikasi.
Streptococcus adalah pathogen penting karena banyak infeksi hebat yang disebabkannya dan karena komplikasi yang mungkin terjadi setelah sembuh dari infeksi akut itu. Komplikasi yang terjadi setelah infeksi Streptococccus meliputi demam reumatik dan glomeruloneritis akut. Bakteri yang diklasifikasikan dalam marga Streptococccus terbagi menurut ciri-ciri morfologi dan biokimia tertentu. Sifat organisme ini sangat khas ialah penampilannya. Organisme ini lebih kurang berbentuk bulat yang tumbuh sebagai rantai. Organisme ini membelah hanya dengan satu arah, tetapi belahan itu bukannya menjadi masing-masing kokus melainkan masih mempunyai kecenderungan untuk tetap bersama dan membentuk rantai kokus. Panjangnya rantai yang mungkin dapat dilihat ketika mewarnai organisme sampai batas tertentu ini bergantung kepada apakah organisme itu ditumbuhkan pada media padat atau cair dan bagaimana kira-kira organisme itu ditangani dalam proses pembuatan olesan. Rantai terpanjang pada preparat basah biakan cair. Streptococccus adalah semua gram-positif (Volk dan Wheeler, 1990). c. Karakteristik Streptococccus mutans Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180-400 Celcius. Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka menjadi bakteri yang paling kondusif menyebabkan karies untuk email gigi (Nugraha, 2008). Klasifikasi Streptococccus mutans menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah: Kingdom : Monera Division : Firmicutes Class : Bacilli Order : Lactobacilalles Famili : Streptococcaceae Genus : Streptococcus Species : Streptococcus mutans Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang mendapat perhatian khusus, karena kemampuannya dalam proses pembentukan plak dan karies gigi. Bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang memiliki kecenderungan berbentuk coccus dengan formasi rantai panjang apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti Brain Heart Infusion (BHI) Bort, sedangkan bila ditanam di media agar memperlihatkan rantai pendek dengan bentuk sel tidak beraturan.
Mc Ghee (1982) dalam Pratama (2005) menyatakan bahwa media selektif untuk pertumbuhan Streptococcus mutans adalah agar Mitis Salivarius, yang menghambat kebanyakan bakteri mulut lainnya kecuali Streptococcus. Penghambat pertumbuhan bakteri lainnya pada agar Mitis Silivarius disebabkan karena kadar biru trypan. Di samping itu, media ini juga mengandung kristal violet, telurit, dan sukrosa berkadar tinggi. Streptococcus mutans yang tumbuh pada agar Mitis Silivarius memperlihatkan bentuk koloni halus berdiameter 0,5-1,5 mm, cembung, berwarna biru tua, dan pada pinggiran koloni kasar serta berair membentuk genangan disekitarnya. Streptococcus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glikosiltransferase dan fruktosiltransferase. Enzim ini bersifat spesifik untuk subtsrat sukrosa yang digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan. Pada metabolisme karbohidrat, enzim glikosiltransferase menggunakan sukrosa untuk mensitesa molekul glukosa dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3) (Mc Ghee, 1982) dalam Pratama (2005). Ikatan glukosa alfa (1-3) bersifat sangat pekat seperti lumpur, lengket, dan tidak larut dalam air. Kelarutan glukosa alfa (1-3) dalam air sangat berpengaruh terhadap pembentukan koloni Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Ikatan glukosa ikatan (1-3) berfungsi pada perlekatan dan peningkatan koloni bakteri ini dapat kaitannya dengan pembentukan plak dan terjadinya karies (Roeslan, 1988) dalam Pratama (2005). Streptococcus mutans ternyata adalah satu dari sedikit mikroorganisme yang pada waktu pendek atau lebih lama dapat sangat bertambah atau berkurang secara presentual setempat. Kemampuan ini dianggap turut bertanggungjawab bagi peran Streptococcus mutans pada terjadinya karies gigi (Dirks,dkk, 1993). Streptococcus mutans dan laktobasilus marupakan kuman kariogenik, mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat poliskarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini yang terutama terdiri dari polimer glukosa menyebabkan matriks plak gigi, mempunyai konsistensi seperti gelatin. Akibatnya, bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak makin tebal, maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak (Kidd dan Bechal, 1991). Sumber : Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 1986, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta Volk, W.A., dan Wheeler, M.F., 1990, Mikrobiologi Dasar jilid 2, Erlangga, Jakarta Nugraha, A.W., 2008, Si Plak Dimana-mana, Fakultas Farmasi USD Yogyakarta mikrobia.files.wordpress.com Capuccino, 1998, Microbiologi Bakteri Streptococccus mutans, queenofsheeba.wordpress.com Pratama, M.R., 2005, Pengaruh Ekstrak Serbuk Kayu Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococccus mutans Dan Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Agar, Progam Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Dirks, B.O., Helderman, W.H.P., Veld, J.H.J., 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, UGM, Yogyakarta Kidd, E.A.M., dan, Bechal, S.J., 1991, Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya, EGC, Jakarta Posted by Prasko, S.Si.T, M.H at Senin, Agustus 08, 2011 Labels: Bakteri Streptococcus Mutans, Ciri Streptococcus Mutans, Kesehatan Gigi, Klasifikasi Streptococcus Mutans Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda