Anda di halaman 1dari 22

Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dan struktur dalam yang teratur,

yang terjadi secara alamiah atau tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Sedangkan kristal atau hablur suatu benda padat homogen berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi bangun atau struktur dalamnya. Mineral a. Terbentuk oleh proses alam. b. Tidak selalu membentuk kristal. Kristal a. Dapat dibentuk oleh manusia di Lab. b. Tidak selalu membentuk mineral. Mineral mempunyai sifat-sifat fisik. Sifat-sifat fisik mineral yaitu : 1. Kilap Di timbulkan oleh cahaya yang di pantulkan oleh permukaan mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan dan jumlah cahaya yang di pantulkan. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis: a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam: Gelena Pirit Magnetit Kalkopirit Grafit Hematit

b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:


1

Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

2. Warna Pada umumnya warna mineral di timbulkan karena penyerapan bebrapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang di kurangi oleh bebrapa panjang gelombang yang terserap. Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Warna idiokhromatik : apabila warna mineral selalu tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral yang tidak dapat ditembus cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh : magnetite, galena, pyrolusite, dan lain lain.Warna allokhromatik : apabila warna mineral tidak tetap tergantung pada material pengotornya, pada umumnya dijumpai pada mineral yang tidak tembus cahaya ( trasparant/translucent ) atau berkilap non logam. Contoh: kuarsa, gypsum, kalsit, dan lain-lain. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti: Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2) Kuning Emas Hijau Biru Merah Coklat : Belerang (S) : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au) : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2) : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18)) : Jasper, Hematit (Fe2O3) : Garnet, Limonite (Fe2O3)
2

Gypsum (CaSO4.H2O), Milky

Abu-abu Hitam

: Galena (PbS) : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3. Kekerasan Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras . Skala Kekerasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mineral Talc Gypsum Calcite Fluorite Apatite Orthoklase Quartz Topaz Corundum Diamond Rumus Kimia H2Mg3 (SiO3)4 CaSO4. 2H2O CaCO3 CaF2 CaF2Ca3 (PO4)2 K Al Si3 O8 SiO2 Al2SiO3O8 Al2O3 C

Penentuan kekerasan relatif mineral juga dapat dengan menggunakan alat-alat sederhana, misalnya:

Alat Penguji Kuku manusia

Derajat Mohs 2,5

Kekerasan

Kawat Tembaga Paku Pecahan Kaca Pisau Baja Kikir Baja Kuarsa

3 5,5 5,5 6 5,5 6 6,5 7 7

4. Cerat Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya : Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam. Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan. Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan Biotite : Ceratnya tidak berwarna Orthoklase : Ceratnya putih Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006). 5. Belahan Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi
4

terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994). Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya: a. Belahan satu arah, contoh : muscovite. b. Belahan dua arah, contoh : feldspar. c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

6. Pecahan Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994). Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu: Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa. Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994). Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya: a. Bangun kubus b. Bangun pimatik c. Bangun doecahedon d. Mineral amorf misalnya : galena, pirit. : piroksen, ampibole. : garnet : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut: Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal. Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarringjaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
6

Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individuindividu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.

Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

8. Berat Jenis Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

9. Sifat Dalam Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit. Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga. Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

10. Kemagnetan Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineralmineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical. 11. Kelistrikan Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu. 12. Daya lebur mineral Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan. 13. Perawakan (Crystal Habit) Bentuk khas mineral yang ditentukan oleh bidang-bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Artinya ; bentuk bangunan suatu
8

mineral yang benar-benar terlihat, bukan bentuk sempurna atau bukan bentuk sistim kristal utama. Perawakan kristal bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuknya sangat dipengaruhi dengan keadaan lingkungan sewaktu pembentukkannya, sedang keadaan itu sangat berubah-ubah. Untuk mineral tertentu sering menunjukkan perawakan kristal tertentu, seperti mineral Mika memperlihatkan perawakan mendaun (foliated), mineral Amphibole perawakan meniang/tiang (columnar).

14. Sifat permukaan Sifat permukaan daripada mineral yang dianggap mempunyai arti penting dalam bidang teknik ialah: WETTABILIT (Kemampuan basah) suatu sifat kebasahan relatif daripada permukaan sebuah mineral. Menurut sifat ini mineral dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: Mineral-mineral Lyophile Mineral-mineral yang dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral dengan ikatan ion (ionic boinding) bersifat Lyophile. Mineral-mineral Lyophobe Mineral-mineral yang tidak dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral Metallic atau covalent bonding bersifat Lyophobe. Kegunaan yang utama dari perbedaan sifat permukaan mineral adalah dalam teknik ore dressing yang dikenal sebagai Flotasi. Flotasi terutama dipakai untuk : Memisahkan mineral-mineral Sulfida dan mineral-mineral Gangue. Memisahkan mineral-mineral Sulfida dari campurannya. Memisahkan intan dari mineral-mineral berat lainnya (seperti garnet).

15. Radioaktifitas Radioaktifitas suatu mineral dihubungkan dengan adanya unsur Uranium dan Thorium di dalam mineral tersebut dapat sangat berguna dalam penentuan umur
9

geologi spesimen itu. Atom-atom Uranium dan Thorium terurai (disintergate) dengan kecepatan yang tetap tanpa dipengaruhi oleh suhu, tekanan maupun sifat persenyawaan yang mengelilinginya; ternyata gejala disintregasi ini disertai oleh tiga jenis radiasi sinar alfa yang terdiri dari : Inti Atom Helium bermuatan positif (alfa-particles). Radiasi Sinar Beta yang terdiri dari elektron bermuatan negatif. Radiasi Sinar Gamma yang berbentuk sinar-X.

Radioaktifitas dapat dengan mudah diketahui dengan memperhatikan radiasi yang dipancarkan baik dengan melihatnya pada sebuah film (effect on photographic film) maupun dengan Geigercounter atau Scintillometer. Timah hitam (Lead) merupakan hasil disintegrasi Uranium dan Thorium, seperti dapat dilihat di bawah ini : U238 Pb206 + 8 He4 U235 Pb207 + 7 He4 U233 Pb208 + 6 He4 Kecepatan reaksi-reaksi di atas telah kita ketahui sehingga umur radioaktif mineral dapat kita perhitungkan apabila jumlah Uranium, Thorium dan Timah Hitam telah diketahui dan selain itu harus diperhatikan bahwa mineral yang kita periksa sebelumnya tidak mengandung Timah Hitam (Primary Lead) juga tidak pernah mengalami alterasi maupun leaching, maka spesimen segar yang mengandung mineralmineral radioaktif dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu.

10

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari tiga bagian yaitu:. 1. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik. 2. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal. 3. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. 1.1 1.1.1 Logam Aurum (Au)

Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui konversi kertas instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total uang yang dikeluarkan diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga berfungsi sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang paling umum digunakan sebagai perhiasan 1.1.2 Cuprum (Cu)

Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan peralatan listrik (kabel) dan bahan campuran logam (kuningan, perunggu). Bahkan oleh manusia purba digunakan sebagai perabotan dan senjata, serta perlengkapan ritual kepercayaan. 1.1.3 Platinum (Pt)

11

Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan industri lainnya serta stabilizer mata uang. Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan istilah emas putih karena kilaunya lebih indah dari emas, selain itu juga digunakan sebagai bahan instrumen mekanik dan listrik dengan presisi tinggi, serta sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia analisis. 1.2 1.2.1 Semi-logam Bismuth (Bi)

Sebuah bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya yang rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam. Selain itu, juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik. 1.2.2 Arsenik (As)

Sampai saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan racun, termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.

1.3 1.3.1

Non-logam Intan (C)

Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena kenampakkannya yang indah dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga sering digunakan sebagai batu mulia dan perhiasan. Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi, sehingga digunakan dalam industri sebagai alat pemotong atau mata bor.

1.3.2

Sulfur

Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur, vulkanisasi karet sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan pupuk.

12

KELOMPOK SULFIDA

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt. 2.1.1 Pirit (FeS2)

Dalam industri, Pirit diolah menjadi asam sulfur dengan metode bilik timbal. Serbuk Pirit juga digunakan dalam pengmurnian besi, emas, tembaga, kobalt, dan nikel. 2.2 Kalkosit (Cu2S)

Dengan keberadaannya yang cukup langka, Kalkosit yang mengandung banyak unsur tembaga (Cuprum) menjadi sumber tambang yang penting.

13

2.2.1

Galena (PbS)

Karena terdapat banyak di alam, Galena menjadi bijih timbal yang utama dalam pertambangan. 2.2.2 Sphalerite [(Zn, Fe) S]

Dengan keberadaannya yang sangat melimpah di alam, Sphalerite menjadi mineral bijih seng yang utama dalam pertambangan. Terkadang juga menghasilkan produk sampingan berupa Kadmium, Galium, dan Indium. 2.2.3 Kalkopirit (CuFeS2)

Dengan keberadaan yang sangat melimpah di alam, Kalkopirit menjadi sumber utama dalam memperoleh tembaga dengan persentase 80% dari ekstraksi tembaga di dunia. Kalkopirit juga menghasilkan produk sampingan, yaitu emas dan perak. 3 KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-). OKSIDA Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2). OKSIDA 3.1 Jenis X2O

Kuprit (Cu2O) Kuprit memiliki sistem kristal isometrik adalah salah satu mineral bijih yang penting untuk memperoleh tembaga. Selain itu, kristal Kuprit yang transparan dipotong dan dibentuk sebagai batu mulia.
14

3.2

Jenis AX

Zincite (ZnO) Karena keberadaannya yang sangat langka, Zincite lebih populer menjadi mineral koleksi daripada sebagai mineral bijih untuk seng 3.3 3.3.1 Jenis XO2 Rutil (TiO2)

Sebagai mineral yang cukup jarang, Rutil sangat penting dalam hal komersial karena menjadi mineral bijih untuk logam Titanium. 3.3.2 Pirolusit (MnO2)

Pirolusit umumnya ditambang untuk komersial karena menjadi sumber untuk logam Mangan. 3.4 3.4.1 Jenis X2O3 Hematit (Fe2O3)

Dengan kelimpahannya di alam, menjadikan mineral ini sangat penting dalam pertambangan untuk memperoleh besi. Selain itu, mineral Hematit yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna dan semir. 3.4.2 Korundum (AL2O3)

Varietas Korundum yang tidak transparan dan menarik biasanya digunakan sebagai alat penggosok karena kekerasannya yang terkenal tinggi. Sedangkan varietas yang lain menjadi batu mulia, misalnya Safir (biru) dan Rubi (merah).

3.5 3.5.1

Jenis XY2O4 Spinel (MgAl2O4)

Spinel yang berwarna merah atau disebut sebagai Rubi Spinel dikenal sebagai batu mulia karena kenampakannya yang seperti Rubi.
15

3.5.2

Magnetite (Fe3O4)

Dengan kelimpahannya di alam, Magnetit adalah mineral bijih yang paling penting dan kaya akan unsur besi. HIDROKSIDA Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O). HIDROKSIDA 2.1 Manganite MnO(OH), Merupakan mineral yang dijadikan sebagai bijih mineral mangan dan spesimen mineral 2.2 Bauksit [FeO(OH)] Sudah dikenal luas bahwa Bauksit adalah mineral bijih alumunium yang utama, apalagi dengan jumlahnya yang berlimpah di alam. Ekstraksinya dengan cara elektrolisis dalam bak Cryolite. Selain itu, Bauksit juga digunakan dalam produksi Korundum sintetis dan refraktori alumunium. 3.6 Limonit [Fe3O4 . 2H2O]

Limonit adalah hasil hidrasi dari Hematit (Fe3O4) yang juga berlimpah di alam. Namun demikian, tidak seperti Hematit, Limonit bukan sumber unsur besi untuk industri besibaja yang berarti karena biasanya tercemari oleh unsur sekunder, yaitu fosfor. Varietas yang berwarna dan berkilap tanah, digunakan sebagai bahan pewarna serta kerajinan tanah liat. 4 KELOMPOK HALIDA

16

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6)

4.1

Halit (NaCl)

Halit atau dikenal sebagai garam dapur biasa digunakan sebagai bumbu masak karena sifat khasnya yang terasa asin dan menguatkan rasa. Selain itu, Halit juga digunakan dalam industri kimia untuk preparasi soda, asam hidroklorat, dan di samping itu, Halit juga digunakan dalam penelitian ilmiah sebagai bagian dari alat optik. 4.2 Fluorit (CaF2)

Fluorit digunakan dalam produksi asam hidrofluorit yang sangat penting dalam kerajinan gerabah, industri optik sebagai bahan pembuatan lensa, dan industri plastik. Di samping itu, sangat penting dalam metalurgi bauksit dan fluks untuk industri logam. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, biasa digunakan sebagai lensa apokromatik dan prisma spektrografis. 4.3 Sylvite (KCl)

Mineral ini sangat bermanfaat dalam pertanian sebagai pupuk karena kandungan Kalium dan Klorinnya. 4.4 Cryolite (Na3AlF)

Mineral ini sangat langka dan dulu digunakan sebagai fluks dalam pemurnian bauksit tetapi sekarang fungsinya digantikan oleh Fluorit. Oleh karena itu, kini hanya digunakan sebagai bahan pengkilap gerabah dan bahan utama bagi beberapa jenis kaca. 5 KELOMPOK KARBONAT

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

17

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3). Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O). 5.1 Dolomite (CaMg(CO3)2

Berperan dalam beberapa semen, sebagai sumber magnesium dan sebagai spesimen mineral. 5.2 Kalsit (CaCO3)

Berperan Pada produksi semen dan mortar, produksi kapur, batu kapur yang digunakan dalam industri baja, industri kaca, kimia hias, batu dan menggunakan optik dan sebagai spesimen mineral. 5.2.1 Magnesit (MgCO3)

Suatu bijih dari magnesium. Karena kandungannya serta keberadaanya yang cukup melimpah di alam, Magnesit adalah sumber penting untuk memperoleh Magnesium dan garam Magnesium. Dalam bentuk perekat dan serbuk, digunakan dalam industri kertas, karet, serta farmasi. 6 KELOMPOK SULFAT

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.

18

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate. 6.1.1 Barit (BaSO4)

Mineral yang cukup melimpah di alam ini, merupakan mineral bijih yang paling utama bagai Barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bumi. Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih 6.1.2 Celestite (SrSO4)

Mineral ini adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan sebagai bahan campuran karet, cat, serta elemen baterai. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang berkilau). 6.1.3 Anhidrit (CaSO4)

Mineral ini, terutama diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya yang indah. 6.1.4 Anglesit (PbSO4)

Dengan kandungan timbalnya, mineral bijih ini diekstraksi untuk mendapatkan logam timbal dan menjadi bahan studi untuk mempelajari deposit mineral bijih secara umum. 6.1.5 Gipsum (Ca SO4. 2H2O)

Gipsum biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk eternit.
19

KELOMPOK PHOSPHAT

Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu: 7.1 Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH)

Mineral ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk fosfat dan pembuatan asam fosfat. Sementara kristal yang transparan dan berwarna indah dipotong dan dibentuk menjadi batu mulia walaupun cukup lunak (kekerasan 5). 7.2 Vanadine Pb5Cl(PO4)3

Mineral ini adalah mineral bijih untuk memperoleh Vanadium, bahan campuran logam, dan bahan pewarna pakaian karena warnanya yang merah sampai kuning kecoklatan. 7.3 Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O

Mineral ini terutama biasa digunakan sebagai batu hiasan yang bernilai tinggi. 8 KELOMPOK SILIKAT

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan nonferromagnesium. Quartz (SiO2) Feldspar Alkali (KAlSi3O8) Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8) Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)

20

Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2) Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)) Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6) Olivin ((Mg,Fe)2SiO4) Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium. 8.1 8.1.1 Mineral Ferromagnesium Opal (SiO2 .nH2O)

Hasil hidrasi dari Silikon dioksida (Kuarsa) ini biasa dibentuk menjadi batu mulia dan batu hias yang bernilai tinggi. Selain itu, serbuknya yang sudah disaring dapat digunakan sebagai insulator dan bahan pembuatan keramik (porselen). 8.1.2 Kuarsa (SiO2)

Mineral yang sangat melimpah di alam ini begitu penting dalam industri, misalnya karena sifatnya yang piezoelektrik dapat digunakan sebagai pengukur tekanan, osilator, resonator, dan penstabil gelombang. Kemampuannya untuk memutar bidang polarisasi cahaya menjadikannya sebagai bahan polarimeter. Transparansinya terhadap sinar UV menasbihkannya sebagai bahan lampu sinar-panas, prisma dan lensa spektrografis. Selain itu, Kuarsa juga diolah secara besar-besaran menjadi kaca, cat, alat penggosok, refraktori, dan peralatan presisi. Kristal Kuarsa yang transparan maupun translucent dengan berbagai warna biasa dibentuk menjadi batu mulia maupun batu hias. 8.1.3 Ortoklas

Ortoklas biasanya menjadi bahan dasar pembuatan porselen berkualitas tinggi, berkilau, indah, dan tahan panas, baik ortoklas murni maupun setelah dicampur dengan Kuarsa dan Kaolin. Selain itu, leburan Ortoklas murni juga dapat digunakan sebagai bahan insulator listrik tekanan tinggi maupun bahan dasar gigi palsu. Dalam bentuk serbuk yang dicampur detergen, dapat menjadi bubuk penggerus. Sementara, kristal Ortoklas yang transparan dengan berbagai warna dikenal sebagai batu mulia.

21

8.1.4

Plagioklas (Oligoklas, Labradorit, dan Anorthit = (Na,Ca)AlSi3O8)

Ketiga mineral dari seri Plagioklas ini memiliki kemiripan dengan kegunaanya yang hampir sama, yaitu sebagai salah satu bahan baku keramik dan kaca. Selain itusebagai refraktor dasar. Secara individu, Labradorite berfungsi sebagai batu bahan bangunan, batu mulia dan perhiasan. 8.1.5 Muskovit (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4

Mineral yang sangat berlimpah di alam ini biasa digunakan sebagai insulator listrik dan panas. Selain itu, serbuknya digunakan sebagai bahan perekat dalam pembuatan kertas, semen, dan plastik, serta salah satu bahan baku karet juga cat tahan api. Muskovit terkadang juga digunakan sebagai material dasar untuk membuat porselen dan pelumas kering 8.1.6 Hornblende

Walaupun mineral ini adalah mineral yang sangat populer, dan berlimpah di alam, tetapi sampai kini masih belum diketahui manfaatnya, dan masih menjadi sebagai mineral koleksi dan penelitian.

22

Anda mungkin juga menyukai