Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.1 Partus adalah suatu proses kontraksi rahim yang teratur untuk mengeluarkan janin dari rongga rahim.2 Keberhasilan setiap kehamilan, dan kelangsungan hidup spesies pada akhirnya, bergantung pada lahirnya bayi yang sehat dan cukup matang untuk bertahan hidup. Pada kehamilan dan persalinan, uterus harus melakukan 2 fungsi yang sangat berbeda. Uterus harus tumbuh, tetapi dalam keadaan tenang selama kehamilan agar janin dapat berkembang dan kemudian, pada saat yang tepat, melakukan aktifitas yang kuat dan terkoordinasi yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang. Factor yang mengendalikan tradisi dari suatu keadaan ke keadaan lain masih belum dipahami dengan jelas, tetapi sangat penting untuk memahami, baik kemungkinan penyebab partus prematurus maupun bagaimana mengindusi persalinan tanpa mengakibatkan kegawatan pada janin.3 Sebagian besar bayi manusia dapat melewati masa persalinan, dan lahir cukup bulan (didefinisikan antara akhir minggu ke-37 dan ke 42 kehamilan). Lima persen bayi premature merupakan 85% dari semua kematian neonatus dini yang tidak berkaitan dengan deformetas letal (lopez bernal et al, 1993). Semakin singkat usia genetasi, semakin buruk prognosis. Walaupun bayi berat lahir rendah (yi., yang lahir dengan berat kurang dari 1000 gram) sekarang mungkin dapat bertahan hidup, umumnya bayi tersebut memiliki angka morbiditas yang tinggi dan menimbulkan distress berat bagi orang tuanya, serta memerlukan biaya yang sangat besar di unit perawatan intensif neotatus. Dapat dikatakan salah satu tujuan utama obsterti adalah mengurangi persalinan prematur. Angka Kelahiran Penduduk Indonesia Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia tahun 1990 179,4 Juta Jiwa Kelahiran, tahun 2000 205,1 Juta Jiwa Kelahiran dan tahun 2010 : 237,6 Juta Jiwa Kelahiran.
1

Dengan demikian makalah presentasi kasus ini diharapkan dapat membantu menerangkan faktor yang berperan dalam persalinan, fisiologi dalam persalinan serta bagaimana cara memimpin persalinan yang baik dan benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. FAKTOR FAKTOR PERSALINAN Pada tiap persalinan harus diperhatikan adalah jalan lahir, kekuatan kekuatan yang ada pada ibu, dan janin.1 a. Jalan lahir Jalan lahir dibagi atas bagian tulang dan bagian lunak. Tulang terdiri atas tulang tulang panggul beserta artikulasionya sedangkan bagian lunak terdiri atas otot otot, jaringan, dan ligamen.3 Tulang panggul terdiri dari os. coxae yang terdiri atas os. ilium, os. ischium dan os. pubis, os. sacrum dan os. coccygis.3

Tulang tulang ini saling berhubungan. Didepannya terdapat hubungan antara os. pubis kanan dan kiri yang disebut simfisis pubis. Di belakang terdapat artikulasio sacroiliaca yang menghubungkan os. sacrum dan os. ilium. Dibawah terdapat artikulasio sacrococcygea yang menghubungkan os. sacrum dan os. coccygis.3

Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian yang terletak diatas linea terminalis, sedangkan yang terletak dibawah linea terminalis adalah pelvis minor. Bagian terakhir ini merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam obstetri. 3 Bidang atas saluran ini disebut pintu atas panggul (pelvic inlet). Bidang dibawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang seperti pintu atas panggul, akan tetapi terdiri atas dua bidang, disebut pintu bawah panggul (pelvic outlet). Diantara kedua pintu panggul ini terdapat ruang panggul. Ruang panggul yang memiliki ukuran yang paling luas tepat dibawah pintu atas panggul, sedangkan ruang panggul yang mengalami penyempitan yaitu pada ruang tengah akibat adanya spina ischiadica.3 Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh

promontorium, linea inomminata (terminalis), dan pinggir atas simfisis pubis. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis pubis ke promontorium 11cm, disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul 12, 5 13 cm, disebut linea tranversal. Bila ditarik garis dari artikulasio sacroiliaca ke titik pertemuan antara konjugata vera dan diameter tranversal dan diteruskan ke linea innominata ditemukan diameter yang disebut diameter oblique 13 cm.3

Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar yang masing masing berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera ossis ischii dengan ujung os. sacrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua tubera ossis ischii dengan bagian bawah simfisis pubis.3

Bidang bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di manakah bagian terendah janin turun dalam panggul pada persalinan.3

Hodge I adalah bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis dan promontorium. Hodge II adalah bidang yang sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis. Hodge III adalah bidang yang sejajar dengan bidang bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina ischiadica kanan dan kiri. Hodge IV bidang yang sejajar dengan Hodge I, II dan III terletak setinggi os. coccygis.

Bagian lunak jalan lahir adalah segmen bawah uterus, serviks uteri, dan vagina. Disamping uterus dan vagina , otot, jaringan ikat, dan ligamen ligamen yang berfungsi menyokong alat alat urogenitalis perlu diketahui. Otot yang menahan dasar panggul seperti m. sfingter ani eksterna, m. bulbokavernosus dan perinei tranversus superfisialis. Otot yang melingkari vegina bagian tengah dan anus adalah m. iliokoksigeus, m. iskiokoksigeus, m. perinei tranversus profundus dan m. koksigeus. M. levator ani yang disebut sebagai diafragma pelvis, berfungsi menahan dasar panggul.3

b. Kekuatan ibu (his) Uterus terdiri dari 3 lapisan otot polos, lapisan luar longitudinal, lapisan dalam sirkular dan diantaranya terdapat otot beranyam.4

Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pace maker dari mana gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dank e bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri dan puncak kontraksi terjadi stimultan di seluruh bagian uterus.4

Pada seluruh kehamilan dapat dicatat adanya kontraksi ringan dengan amplitude 5 mmHg tiap menit yang tidak teratur. His sesudah 30 minggu makin terasa lebih kuat dan lebih sering. Sesudah 36 minggu aktivitas uterus lebih meningkat lagi hingga persalinan dimulai. Amplitude uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala I dan frekuensi his menjadi 2 4 kontraksi tiap 10 menit. Juga lamanya his meningkat dari 20 detik menjadi 60 90 detik. His yang sempurna dan efektif adalah bila ada koordinasi dari gelombang kontraksi, amplitudo 40 60 mmHg, berlangsung 60 90 detik, dengan jangka waktu antara kontraksi 2 4 menit. Bila frekuensi dan amplitude his lebih tinggi maka dapat mengurangi pertukaran O2 sehingga dapat terjadi hipoksia janin dan timbul gawat janin.4 His yang sempurna, akan membuat dinding korpus uteri yang terdiri atas otot otot menjadi lebih tebal dan lebih pendek sedangkan bagian bawah uterus dan serviks yang hanya mengandung sedikit otot dan banyak mengandung jaringan kolagen akan tertarik sehingga menjadi tipis dan membuka.4 Pada kala II, ibu mulai mengedan sehingga ibu menambah kekuatan uterus yang sudah optimum dengan mengadakan kontraksi diafragma dan otot otot dinding abdomen. Kekuatan yang ada pada ibu ini akan lebih efisien jika badan ibu dalam keadaan fleksi. Dagu ibu di dadanya, badan dalam keadaan fleksi dan kedua tangan menarik kedua pahanya dekat dengan lutut. 4 Kala III atau kala uri yang berlangsung 2 6 menit. Setelah plasenta lahir, amplitudo masih tinggi namun frekuensinya berkurang.4

c. Janin Tentukan letak, presentasi, posisi dan sikap badan janin. Letak janin duntuk mengemukakan sumbu janin terhadap sumbu ibu, misalnya letak janin memanjang, letak lintang, letak miring atau oblik.sikap badan (attitude) janin menunjukan hubungan bagian bagian janin terhadap sumbunya, umumnya kepala, tulang punggung dan kaki janin dalam keadaan fleksi (sikap fleksi). Presentasi dipakai untuk menentukan pada pemeriksaan dalam bagian janin yang ada di bagian bawah uterus (presentasi kepala, bokong, bahu dsb). Posisi dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus di sebelah kiri, kanan, sebelah belakang atau sebelah depan terhadap sumbu ibu (ubun ubun kecil kiri depan).5

B. PERSALINAN NORMAL a. Definisi Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.1
9

Partus adalah suatu proses kontraksi rahim yang teratur untuk mengeluarkan janin dari rongga rahim.2 Partus aterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 37 42 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Partus immaturus adalah partus yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu dan lebih dari 20 minggu dengan berat bayi 100 500 gram. Partus prematurus adalah partus pada usia kehamilan 28 minggu hingga 36 minggu atau dengan berat janin antara 1000 2500 gram. Partus postmaturus (serotinus) adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang diperkirakan. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Primi gravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viable untuk pertama kali. Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable, berat janin dibawah 500 gram, atau tua kehamilan di bawah 20 minggu. In partu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.1

b. Berlangsungnya Persalinan Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kali I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10cm. kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengejan janin didorong ke luar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu diamat-amati, apakah tidak terjadi perdarahan postpartum. Kala I Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase.
10

Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase aktif : dibagi lagi dalam 3 fase, yakni : Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primi gravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap. Tidak jarang kemudian ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila pembukaan servisk uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. 1

Kala II Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dala vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala
11

janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam. 1

Kala III Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit sete;ah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. 1

Kala IV Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk mengamat-amati apakah ada perdarahan postpartum.

C. MEKANISME PERSALINAN NORMAL Proses persalinan ditandai dengan perubahan yang nyata posisi janin atau gerakan utama persalinan melalui jalan lahir. Engage adalah bila bagian terbesar kepala (diameter biparietal) telah melewati PAP. Atau ubun ubun kecil (UUK) sudah terletak dibawah spina ischiadica (Hodge III). Mekanisme penurunan kepala terjadi secara bertahap selama proses persalinan. Karena diameter tranversalis PAP lebih besar dari diameter anteroposterior, dan diameter terbesar kepala janin yang tidak fleksi adalah diameter anteroposterior, maka pada kebanyakan janin masuk ke dalam rongga panggul dengan posisi UUK melintang. 2 Fleksi kepala janin menyebabkan berkurangnya diameter antroposterior kepala. Hal ini terjadi saat kepala mengenai pita muskulus levator ani, sehingga terjadi pengurangan diameter sekitar 1,5 2,5 cm.2 Putar paksi dalam terjadi di bidang tengah panggul. Bentuk panggul bagian tengah berubah sehingga diameter AP lebih besar dari diameter transversalis. Janin
12

mengadakan penyesuaian dengan jalan lahir dengan cara memutar kepala dari posisi melintang (UUK melintang) menjadi AP ( UUK di depan). Ekstensi kepala memungkinkan kepala keluar melalui introitus vagina dengan posisi UUK di depan. Sedikit tahanan terjadi saat kepala akan keluar sehingga terjadi perubahan posisi kepala dari fleksi menjadi ekstensi. Muka tampak di atas korpus perineum, simfisis pubis menjadi titik tumpu (hipomoklion). Putar paksi luar terjadi setelah kepala janin berputar kembali ke arah posisi awal yaitu melintang. Selanjutnya terjadi pengeluaran bahu depan melalui simfisis dan bahu belakang melalui dinding posterior vagina.2

13

D. PIMPINAN PERSALINAN posisi ibu melahirkan pada kamar bersalin dengan posisi litotomi dorsal miring ke kiri (agar uterus tidak menekan pembuluh darah besar). Namun pasien juga dapat memilih posisi melahirkan yang diinginkan seperti miring ke satu sisi, duduk jongkok, merangkak, atau knee chest position.5 a. Kala I Dalam kala I dilakukan pengawasan berkala pada wanita inpartu dan memastikan apakan semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Bila ketuban belum pecah, dianjurkan wanita tersebut untuk duduk atau berjalan jalan disekitar kamar bersalin.bila berbaring sebaiknya ke sisi punggung janin berada.
14

Pemeriksaan luar dilakukan untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala janin, hal ini untuk menilai kemajuan partus. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan dalam (pervaginam) untuk menilai :6 Apakah ada penyempitan pada dinding vagina Pembukaan serviks Kapasitas panggul Ada atau tidaknya penghalang jalan lahir (tumor) Sifat fluor albus dan apakah ada sakit seperti bartolinitis, uretritis, sistitis, dsb Pecah tidaknya ketuban Presentasi kepala janin Turunnya kepala janin Penilaian besarnya kepala terhadap panggul Apakah partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah berlangsung

b. Kala II Kala II dimulai bila pembukaan serviks telah lengkap, umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul dan ketuban telah pecah dengan sendirinya. kemudian dilakukan pimpinan untuk meneran saat ada his. Diluar his, denyut jantung janin harus sering diawasi. Ada 2 cara mengedan : Wanita tersebut dalam posisi berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat, sehingga dagu mendekati dada dan dapat melihat perutnya. Sikap seperti sikap 1, tetapi badan dalam posisi miring ke salah satu sisi sesuai letak punggung janin. Hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berada diatas. Bila kepala janin telah sampai ke dasar panggul, vulva mulai membuka, rambut kepala janin mulai tampak, perineum anus mulai teregang. Perineum ditahan dengan menggunakan tangan kanan dan sebaiknya dengan kasa steril. Kepala janin akan mengadakan ekstensi dengan suboksiput berada di bawah simfisis sebagai

15

hipomoklion, sebaiknya tangan kiri menahan bagian kepala dengan maksud agar gerakan ekstensi tidak terlalu cepat sehingga ruptur perineum dapat dihindari.

Bila kepala telah lahir, perhatikan apakah ada lilitan tali plasenta, bila ada lilitan dibebaskan atau bila sulit dapat potong diantara 2 klem. Setelah kepala lahir, kepala akan mengalami putar paksi luar. Usaha selanjutnya adalah melahirkan bahu janin. Mula mula bahu depan, dengan kedua telapak tangan pada kanan dan kiri kepala janin, kepala janin ditarik perlahan ke arah bawah hingga bahu atas lahir. Kemudian kepala janin diangkat ke atas ke arah simfisis untuk melahirkan bahu bawah.

Setelah bahu lahir, usaha selanjutnya adalah melahirkan badan janin. Dengan kedua tangan dibawah ketiak janin dan sebagian dipunggung atas.

16

Setelah janin lahir, bayi sehat dan normal umumnya segera menarik napas dan menangis, lendir jalan napas dibersihkan, dan tali pusat digunting 5 10 cm dari umbilikus.6 c. Kala III Disebut juga kala uri, dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Terdapat 2 tahap :6 Melepasnya plasenta dari implantasinya pada dinding uterus Pengeluaran plasenta dari dalam kavum uterus

Pada keadaan normal, menurut plasenta akan lahir spontan dalam waktu 6 menit setelah anak lahir lengkap. Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai beberapa perasat, antara lain : Perasat Kustner dengan meregang atau menarik tali pusat menggunakan tangan kanan dan tangan kiri menekan di area simfisis.

17

Perasat Strassmann dengan meregang atau menarik tali pusat menggunakan tangan kanan, tangan kiri mengetok fundus uteri. Perasat Klein dengan meminta wanita tersebut mengedan dan tali pusat akan tampak turun ke bawah.

Selanjutnya harus dilakukan pemeriksaan kotiledon dan bagian plasenta, apakah lengkap atau tidak. Kemudian dilakukan masase ringan pada korpus uterus untuk memperbaiki kontraksi uterus.6

d. Kala IV Kala IV adalah masa 1 jam setelah plasenta lahir lengkap. Yang harus di perhatikan dalam kala IV adalah :6 Kontraksi uterus harus baik
18

Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genital lainnya Plasenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap Vesika urinaria kosong Luka perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma Bayi dalam keadaan baik Ibu dalam keadaan baik

19

BAB III ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat No. RM : Ny. Z : 35 tahun : Islam : SLTA : Ibu Rumah Tangga : Jl. Nusa Indah Duren Sawit : 001391153

B. ANAMNESIS Keluhan Utama : Mules mules sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengaku hamil 9 bulan. HPHT 5 mei 2012, Taksiran Persalinan 13 Februari 2013. Sesuai kehamilan 39 minggu. Selama ini periksa kehamilan di bidan, bayi dikatakan dalam kondisi normal. USG 1x tanggal 5 Februari 2013. Hipertensi selama kehamilan (-), Riwayat keputihan (-). ANC rutin ke bidan, USG 1x, pasien tidak membawa hasil USG. USG terakhir tanggal 12 September 2012, dikatakan janin sehat, letak kepala di atas. Gerak janin (+) aktif. Pasien mengeluh mules mules sejak 12 jam SMRS. Keluar lendir darah dan air air. Riwayat Penyakit Dahulu :

HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Peny. Jantung (-), Peny. Paru (-). Riwayat Penyakit Keluarga : HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Peny. Jantung (-), Peny. Paru (-). Riwayat Menstruasi :

Menarche 12 tahun, siklus 28 hari, teratur, lama haid 7 hari, keluhan saat haid (-), ganti pembalut 3x.

20

Riwayat Obstetri

: G4

Anak 1 laki laki, 14 tahun, 2900, spontan, di bidan Anak 2 laki laki, 5 tahun, 2500, spontan, di bidan Anak 3 perempuan, 4 tahun, 2800, spontan, di bidan Anak 4 kehamilan ini

Riwayat Pernikahan Menikah 1X, tahun 1997

Riwayat Sosial Suami : Swasta Istri : IRT

C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Tanda-Tanda Vital : Baik, kesadaran CM : TD : 120/80 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 18x/mnt, S : 36,7C Status Generalisata Kepala Mata THT Leher Dada Jantung Paru Abdomen Ekstremitas :

: normocephal : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/: NCH -/-, otorhea -/-, rinorhea -/: thyroid tidak teraba besar, KGB (N) : simetris statis-dinamis, retraksi (-) : BJ I&II (N) reguler, murmur (-), gallop (-) : vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/: buncit sesuai kehamilan, BU (+) N : akral hangat, CRT <2, oedema (-), varises (-)

Status Obstetri Abdomen Inspeksi

: Membuncit sesuai usia kehamilan aterm


21

Linea Mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+) Sikatrik (-) Palpasi Leopold I : FUT teraba 4 jari bawah processus xipoideus Teraba masa besar, lunak, noduler Leopold II : Tahanan terbesar di kanan Bagian-bagian kecil di kiri Leopold III : Teraba masa bulat, keras, melenting Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP TFU : 32 cm TBJ : 2607 gr His : 1 2x /10 menit selama 20 detik Auskultasi Bising usus (+) Normal, DJJ : 140 dpm

Genitalia I : v/u tenang Io : porsio livide, oue terbuka, fl (-), fls (-), valsava (+) LEA (-) VT : portio lunak, aksial, 4 cm, kepala H I-II

Ukuran panggul dalam :

Promontorium sukar dinilai Linea inominata sukar dinilai Os sakrum cekung Dinding samping panggul lurus Spina ischiadika tidak menonjol Os koksigeus mudah digerakkan Arkus pubis > 90

Ukuran panggul luar : Kesan :

Distansia inter tuberum dapat dilalui 1 tinju dewasa (10,5 cm) panggul luas

22

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium DPL : 9,8/12,1/30/271.000 UL : protein (-), eritrosit 0-1/lpb, leukosit 1-3/lpb, bakteri (-) GDS : 98 g/dl

CTG Kesan : reassuring

USG JPKTH BPD : 91 mm TBJ 2800 gr HC : 32,33mm AC : 30.06 mm FL : 6,84 cm Plasenta di depan

E. DIAGNOSIS Inersia PK I aktif pada G4 P3 Hamil aterm JPKTH

F. PENATALAKSANAAN R dx/ Obs. TTV, His, DJJ, observasi R th/ jika CTG reassuring : augmentasi dengan oksitosin pada RL mulai 8 tpm hingga his adekuat. Jika CTG non reassuring SC cito

23

BAB IV KESIMPULAN

Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus adalah suatu proses kontraksi rahim yang teratur untuk mengeluarkan janin dari rongga rahim.

Persalinan terdiri dari 4 kala. Kala I dimulai dari awal terjadinya persalinan hingga serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala II dimulai dari pembukaan lengkap hingga bayi lahir. Kala III dimulai sejak lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta. Kala IV adalah 1 jam setelah plasenta lahir lengkap, dilakukan pemantauan terhadap keadaan wanita post partum.

Pimpinan persalinan terutama pada kala II dimaksudkan agar tenaga ibu, selain his, digunakan semaksimal mungkin agar dapat membantu dorongan his saat persalinan terjadi.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 2. Wollcot H, Balley K. Manual Of Obstetrics. 7th edition. 2007 3. Wiknjosastro H. Anatomi Jalan Lahir Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 4. Wiknjosastro H. His dan Tenaga Lain dalam Persalinan. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 5. Wiknjosastro H. Janin dalam Akhir Kehamilan. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 6. Wiknjosastro H. Pimpinan Persalinan. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007.

25

Anda mungkin juga menyukai